LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN
REPTIL
DisusunOleh:
Nama
: Fitri Anggraeni
NIM
: 1137020021
Kelas
: Biologi 3A
Kelompok
:1
Dosen
: Trisno Haryanto, M.Si.
Tanggal Praktikum
: 12/11/2014
Tanggal Pengumpulan
: 19/11/2014
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu biologi, hewan merupakan salah satu kajian yang dipelajari. Mengetahui aneka jenis hewan merupakan hal yang wajib disini. Pengetahuannya tak hanya berbatas pada nama – namanya saja, tetapi juga pada struktur dan biosistematiknya. Biosistematik hewan merupakan cara terkini untuk meneliti system kekerabatan antar hewan, perbedaannya, klasifikasinya, dan evolusinya. Salah satu yang dipelajari dalam biosistematik hewan adalah Reptil . Reptile (hewan melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptile adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) yang menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membrane amniotic. Reptile terdiri dari 4 ordo, yaitu Crocodylia (Buaya,Aligator) yang terdiri dari 23 spesies. Ordo Testudines (Kura – kura, penyu) yang terdiri dari sekitar 300 spesies. Ordo squamata (Ular, Kadal) yang terdiri dari sekitar 7900 spesies dan ordo Sphenodentia (Tuatara) yang terdiri dari 2 spesies . Setiap ordo ini mempunyai karakteristik morfologi yang berbeda – beda antara satu dengan yang lainnya. Dalam biosistematik hewan mengetahui perbedaan – perbedaan tersebut adalah wajib. Karena mahasiswa harus benar – benar mengetahui perbedaan setiap ordonya, maka praktikum dengan menggunakan spesies asli sangatlah diperlukan. Sesudah praktikum, kita harus melihat sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap apa yang telah dipraktikumkan. Dan untuk mengukur hal tersebut, Laporan Praktikum diperlukan untuk menjadi acuan penilaian terhadap penguasaan materi yang telah dipraktekkan. Karena itulah laporan praktikum ini di buat, sebagai evaluasi terhadap praktikum sebelumnya dan sebagai syarat untuk praktikum selanjutnya. 1.2. Tujuan
Mengenal karakter – karakter morfologi reptile.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Reptil adalah binatang yang bersisik, ada yang hidup didarat dan hidup di air (Frandon dan Kirkwood, 2001). Reptile seperti kadal dan ular kadang disebut hewan berdarah dingin, karena mereka tidak menggunakan metabolism tubuhnya secara ekstensif untuk mengendalikan suhu tubuh. Akan tetapi reptile – reptile itu mengendalikan suhu tubuh dengan menggunakan berbagai adaptasi prilaku. Misalanya banyak kadal yang berjemur dibawah sinar matahari ketika suhu dingin dan berteduh di bawah pohon ketika suhu panas. Deskripsi yang lebih akurat untuk reptile adalah dengan mengatakan bahwa mereka adalah ektotermik yang berarti bahwa mereka menyerap panas eksternal sebagai sumber utama panas tubuh (Campbell, 2012). Reptile adalah hewan vertebrata yang terdiri dari ular, kadal cacing, kadal, kura - kura, buaya dan turata. Ada sekitar 7.900 spesies reptile hidu sampai saat ini yang mendiami tempat beriklim sedang dan tropis termasuk padang pasir, hutan bakau, hutan terbuka dan lahan basah air tawar (Putranto,et.all., 2013). Reptile adalah salah satu fauna yang banyak terdapat diIndonesia, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai Negara dengan reptile terbanyak di Dunia. Lebih dari 6.000 jenis reptile terdapat di Indonesia (Mustafa, 2014).
Indonesia memiliki keanekaragaman reptile yang
melimpah, berdasarkan koleksi herpetofauna dari berbagai daerah di Indonesia, tersimpan di museum Zoologi Bogor dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki 1.500 jenis reptile (Tjakrawidjaja,2010). Kelas reptilian termasuk kedalah filum Chordata, dan terbagi menjadi 4 ordo, yaitu Squamata, Testudines, Chrocodylia dan Rhynococephala (Kinasih,2012). A. Squamata Ordo squamata terdiri dari 3 subordo, yaitu Lacertilia (bangsa kadal), Amphisbaenia (bangsa kadal cacing) dan Serpentes (bangsa ular). Lacertilia merupakan subordo yang paling prtimitif diantara ketiganya dan paling berbeda, karena mamiliki tungkai yang berkembang baik, namun demikian ada juga kadal yang tungkainya
mengalami penyusutan ukuran, atau bahkan hilang sama sekali, sehingga bentuk penampilannya mirip dengan ular (Simanulang, 2013). Salah satu contoh Squamata adalah ular, ular adalah salah satu reptile yang sukses berkembang dari mulai darata, sampai lautan. Mulai dari gurun, gunung, hutan, dataran rendah, lahan pertanian, pemukiman, samapi kelaut dapat ditemukan ular. Sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ualr semakin jarang ditemukan ditempat - tempat yang berdarah dingin. Banyak jenis ular yang sepanjang hidupnya bergelantungan dipepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis lain yang hidup dipermukaan tanah dan menyusup dibawah serasah atau tumpukan bebatuan, ada juga yang akuatik dan semiakuatik (Aufa,2013). Contoh lainnya adalah kadal, identifikasi terhadap kadal darat dilakukan dengan mengamati sisik, permukaannya (apakah berlunas, licin, halus atau berbintil), jari an kuku, pengukuran tubuh yang dimulai dari moncong sampai anal, dan panjang anal sampai ekor. Pengamatan susunan sisik pada bagian kepala dan sisi ventral bagian ekor (Fauziah dan Masjudi,2010). B. Testudines Salah satu spesies dari ordo ini adalah kura – kura dan penyu. Ordo ini mempunyai cirri khas berupa batok yang serupa kotak yang terbuat dari perisai atas dan bawah menyatu pada vertebra, katikula (tulang leher dan rusuk) (Campbekk, 2012). Kura – kura merupakan reptile yang memiliki bentuk tubuh dan badan unik yang tertutupi tulang hasil modifikasi dari tulang rusuk yang dilapisi oleh zat tanduk. Tulang penutup badan itu terdiri dari dua bagian, yaitu karapaks dari bagian dorsal dan plastron dari bagian ventral. Kura – kura tidak memiliki gigi, tetapi rahangnya yang dilapisi zat tanduk (Turadji,1989). Sedangkan penyu menurut Mikrodo (2007) adalah kura – kura laut yang termasuk kedalam reptile besar berdarah dingin. Perbedaannya dengan kura – kura adalah :
Penyu tidak dapat memasukkan kepalanya kedalam tempurung, sedangkan kura – kura bias.
Penyu bergerak dengan menggunakan sirip, sedangkan kura – kura
bergerak dengan kaki dan cakarnya. Penyu menghabiiskan hidupnya di air, sedangkan kura – kura lebih
banyak di darat. C. Crocodylia Sebanyak 23 spesies krokodilia yang telah diketahui dan yang masih ada hingg saat ini hidup terbatas di wilayah - wilayah hangat. Contohnya adalah algator dan bauaya (Campbell, 2012). D. Rynchocephalia Dikenal juga dengan Spehenodontia, contohnya adalah turata (Sphendon punitatus) (Campbell,2012).
BAB III METODE KERJA 3.1.
Alat dan Bahan
NO
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
1.
Ember
1 buah
Formalin 4%
Secukupnya
2.
Jangka sorong
1 buah
Kadal
1 buah
3.
Mistar
1 buah
Cicak
1 buah
4.
Kaca pembesar
1 buah
Kura – kura
1 buah
3.2.
Prosedur Kerja Alat dan bahan
Disiapkan
Specimen reptile
Diukur morfometri dan diteliti morfologinya Di gambar Spesimen digambar dan diberi keterangan
Diidentifikasi dan dicocokan dengan litelatur
Hasil
BAB IV HASIL PENGAMATAN Specimen 1 kura – kura (Cyclems dentata) Foto Pribadi
Litelatur
Sumber : Pribadi (2014)
Sumber : Kame (2011) Gambar Tangan
Specimen 2 Kadal ( Eutropis mutifasciata) Foto Pribadi
Litelatur
Sumber : Pribadi (2014)
Sumber : Budi (2014) Gambar Tangan
Specimen 3 Cicak (Cosymbotus platyurus) Foto Pribadi
Litelatur
Sumber : Pribadi (2014)
Sumber : Budi (2014) Gambar Tangan
Klasifikasi
Specimen 1 kura – kura (Cyclems
Specimen
2
dentata)
mutifasciata)
Kadal
( Eutropis
Kingdom
: Animalia
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Filum
: Chordata
Kelas
: Reptilia
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Testudines
Ordo
: Squamata
Family
: Geoemydidae
Family
: Sciricidae
Genus
: Cyclems
Genus
: Eurotropis
Spesies
: Cyclems dentata
Spesies
: Eutropis mutifasciata
Specimen 3 Cicak (Cosymbotus platyurus) Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Gekkoridae
Genus
: Cosymbotus
Spesies
: Cosymbotus platyurus
BAB V PEMBAHASAN Specimen 1 kura – kura (Cyclems dentata) Tubuhnya dilindungi oleh tempurung dengan tubuh berada diantara karapaks pada bagian atas (dorsal) dan plastron pada bagian bawah (ventral), kepala yang oval dengan leher yang memiliki lipatan kulit, ekor dan kaki semuanya menonol ke luar antara karapaks dan plastron. Dalam keadaan merasa terancam anggota tubuhnya ini dapat bersembunyi kedalam tempurungnya kura – kura memiliki dua lubang hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membran niktitans. Tidak ada telinga luar. Membran timpani tertutup denag selapis kulit. Pinggiran mulut terbentuk dari rahang berzat-bertanduk, tidak ada gigi, melainkan rahangnya yang kuat yang dapat mencabik – cabik mangsanya seperti ikan kecil. Kakinya memiliki 5 dengan jari, yang dilengkapi dengan cakar. Lubang kloaka ventral pada dasar ekor. Kulitnya berwarna hijau dan tebal dengan garis – garis berwarna merah, kuning dan hijau. Menurut Yusuf dan Sudarwati (1992) Tempurung pada bagan dorsalnya yaitu karapaks terbagi menjadi 3 macam plat – plat tanduk, yaitu : 1. Plat – pat marginal yang menjadi perisai, yang mengelilingi bagian tengah dari sisik tanduk atau temput-rungnya. 2. Suatu seri dari plat – plat tanduk yang letaknya di tengah – tengah. Dari depan kebelakang berturut – turut adalah ukhal, neural dan pigal. 3. Plat – plat kosal yang terletak diantara neural dan marginal yang bersatu dengan rusuk. Sedangkan bagian ventrannya yaitu plastron dibangun oleh lima macam plat – plat tanduk yang bertutut – turut dari depan kebelakang, yaitu : 1. Gular 2. Humeral 3. Pectoral 4. Abdominal
5. Femoral 6. Anal Pengukuran pada tubuh juga dilakukan, dan kura – kura yang diamati memiliki karapks dengan tinggi 17 cm dan lebar 16 cm, plastronnya memiliki tinggi 16 cm dan lebar 15 cm. sedangkan kakinya memiliki panjang pada kaki depan 5 cm, kaki belakang 4 cm. Ekornya memiliki panjang 4 cm dan kepala 3 cm.
Specimen 2 Kadal ( Eutropis mutifasciata) Tubuh kadal terdiri dari beberapa bagian, yaitu kepala, leher, badan dan ekor. Bagian kepala memiliki panjang 2 cm terdapat hidung, mata, mulut, pada mulut terdapat choana priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring rima glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengaranya berupa membran timfani. Bentuk kepala kadal pipih dan meruncing ke bagian ujungnya, di bagian kepala terdapat organ-organ seperti sepasang mata, sepasang lubang hidung di ujung moncongnya, dan telinga yang kecil. kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadaktil yaitu anggota depan dan anggota belakang. Membrana tymphani tidak cembung dan celah auris externa jelas dapat dilihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan, juga membrana niktitans. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering tanpa lendir dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya dan memiliki panjang 10 cm. Pada alat geraknya kadal mempunyai kaki empat dimana pada bagian depan memiliki panjang 3 cm dan terdiri dari branchium di bagian paling atas, ante branchium dibawah branchium, manus adalah telapak tangan dan digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian belakang memiliki panjang 3 cm dan terdiri dari femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan dan belakang berbeda dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada kadal mempunyai panjang dua kali panjang tubuhnya, yaitu 20 cm. Sisik pada kadal bersifat halus dan mengkilat pada bagian belakng terdapat sisik sosmoid. warna ini sesuai dengan umur dan juga pengaruh lingkungan hidupnya. berkulit mengkilap dan mempunyai warna kehijauan sampai coklat.
Specimen 3 Cicak (Cosymbotus platyurus) Tubuh cicak secara bentuk mirip dengan kadal, yaitu terdiri dari kepala, kaki, tubuh dan ekor. Tubuh cicak yang diamti yaitu cicak dinding secara keseluruhan berwarna coklat muda dengan sisik yang halus, lebih halus dari kadal di sepanjang tubuhnya, hanya saja pada bagian bawah kepala terdapat sisik yang lebih besar dan jelas dan ada 2 bagian, yaitu mental dan posmental. Pada bagian bawah kepalanya juga terdapat submaxilaris. Pada bagian atas kepalanya terdapat 2 mata, 2 lubang hidung dan mulut. Kepalanya terdiri dari rostal, supranasal, frontnasal dan prefrontal yang beurutan dari depan ke belakang dan pada bagian samping ada nuchal. Panjang kepala cicak ini adalah 1,5 cm. Bagian tubuhnya memiliki panjang 4 cm dan bagian ekor 6 cm. Pada bagian bawah ekor dan yang berbatasan dengan tubuh terdapar perekat yang juga terdapat pada kakinya. Dengan perekat inilah kaki cecak dapat menempel di dinding. Cicak tidak akan kehilangan perekatnya tersebut karena cicak dapat mengatur banyaknya perekat yang dikeluarkan. Dengan demikian, cecak dapat tetap bergerak merayap tanpa terjatuh. Cecak dapat mendaki pohon, dinding, atau atap bangunan dengan mudah. Kaki cicak yang diamati memiliki panjang kaki depan 1 cm dan kaki belakang 1,5 cm.
BAB VI PENUTUP Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa karakter morfologi dari 3 reptil yang diamati adalah pada kura – kura memiliki tempurung yang terbuat dari sisik tanduk yang menjadi cirri khasnya. Sisik tanduk ini ada 2, yaitu pada bagian dorsal ada karapaks yang terdiri dari plat – pat marginal yang menjadi perisai, yang mengelilingi bagian tengah dari sisik tanduk atau temput-rungnya, suatu seri dari plat – plat tanduk yang letaknya di tengah – tengah. Dari depan kebelakang berturut – turut adalah ukhal, neural dan pigal dan plat – plat kosal yang terletak diantara neural dan marginal yang bersatu dengan rusuk. Karakter morfologi yang menjadi cirri khas dari kadal dan cicak hampir sama, yaitu tubuh yang terdiri dari kepala, badan, ekor dan kaki hanya saja pada kadal seluruh tubuhnya ditutupi oleh sisik mengkilap berwarna abu kehitaman, sedangkan cicak berwarna coklat dan lebih halus. Selain itu pada bagian bawah tabun cicak, yaitu kaki dan ekor terdapat perekat yang berfungsi merekatkan cicak di dinding atau pepohonan tempat ia hidup.
DAFTAR PUSTAKA Aufa, Abudullah. 2013. Kajian Anatomi Perbadinngan Organ Pernafasan Ular Semiakuaik Dan Ular Darat . Skripsi. Jurusan Biologi FST UIN SUNAN KALIjaga..
Budi.2014. Macam-macam Jenis Struktur Bentuk Morfologi Tubuh Chordata. (http://budisma.web.id/macam-macam-jenis-struktur-bentuk-morfologi-chordata/ ). [17
11-2-14].
Campbell,N,Janee B.R,Lisa A.U,Michael,L.C,Steven,A.W,Peter,V.M,Robert,B.J.2003. Biologi Edisi LIMA Jilid 2. Jakarta : Erlangga Fauziah, fury., Masjhudi.2012. Identifikasi Jenis-Jenis Reptilia Dari Awetan Basah Koleksi Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang . 1(1) : 1 – 7).
Frandon, Jhon., jon Kirkwood. 2001. Enslikopedia Mini Hewan. Jakarta : Erlangga. Kame. 2011. Ciri-Ciri Fisik Kura-Kura dan Menentukan Jenis Kelamin. (http://bokunosekai.wordpress.com/2010/11/22/ciri-ciri-fisik-kura-kura-dan-menentukan
jenis-kelamin/ ). [17-11-2-14].
Kinasih, Ida.2012. Penuntun Praktikum Biosistematikhewan. Bandung : UIN SGD. Mikrodo, G., Saleh, M., Eko, S. (2007). IPA SD: Jilid 6 untuk Sekolah Dasar Kelas VI . Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mustofa,Hanip.2014. Struktur Anatomi Skeleton Aksial Kura – Kura Brazil Dan Labi – Labi Betina. Skripsi. Jurusan Biologi FST UIN SUNAN KALI JGA.
Putranto,Dicky Indra., Pramana Yuda., Felicia Zahida.2013. Keanekaragaman Reptil Impor Di Yogyakarta. 2 (1) : 1 – 5.
Simanulang, Sucipto. 2013. Struktur Makro Dan Mikro Anatomi Vertebrata Caudalis Bunglon . Skripsi. Jurusan Biologi FST UIN Sunan Kalijaga.
Tjakrawidjaja, A. H. 2010. Studi Fauna Eksotik Ikan Air Tawar, Reptilia dan Amphibia Asli Indonesia. LIPI. Bogor.
Turadji, Burhaan. 1998. Prilaku Perkembangan Kura – Kura Coura Amboinensis Dalam Kandang. Skripsi. Yogyakarta : UGM.
Yusuf, Ayda Tresnawaty., Sri Sudarwati. 1992. Penuntun Praktikum Hewan. Bandung : ITB.
Struktur