Digunakan 6 macam karbohidrat yaitu: glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, amilum dan selulosa. 1 ml larutan karbohidrat dimasukan kedalam 6 tabung reaksi yang berbeda
Masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch, lalu dikocok perlahan
Kemudian diamati reaksi yang terjadi
Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi yang dalam keadaan miring
Digunakan 3 macam karbohidrat yaitu fruktosa, glukosa dan laktosa. . 1ml masing-masing larutan karbohidrat dimasukan dalam 3 tabung reaksi yang berisi 1 ml reagen Barfoed
Lalu disimpan dalam penangas air selama 1 menit atau lebih
Kemudian dibiarkan hingga dingin pada air mengalir selama 2 menit
Lalu diamati perubahan yang terjadi
Ditambahkan 3 tetes fruktosa kedalam 3 ml pereaksi Seliwanoff
Disimpan dalam penangas air selama 1 menit
Diamati perubahan yang terjadi
Digunakan 2 macam karbohidrat yaitu galaktosa dan fruktosa. 3 tetes masing-masing larutan karbohidrat dimasukan dalam 2 tabung reaksi yang berisi 2 ml reagen Benedict
Kemudian disimpan dalam penangas air selama 3 menit, lalu didinginkan
Setelah dingin lalu diamati perubahan warna dan endapan
Dimasukan 3 ml larutan pati 1% kedalam 3 tabung reaksi
Kedalam tabung reakdi pertama ditambahkan 2 tetes air
Kedalam tabung reaksi kedua ditambahkan 2 tetes HCl pekat
Kedalam tabung reaksi ketiga ditambahkan 2 tetes NAOH 2,5 N
Kemudian kedalam setiap tabung ditambahkan 1 tetes larutan iodium 0,01 M
Tabung dipanaskan, kemudian diamati perubahan yang terjadi
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN KE I
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Disusun Oleh:
Nama dan NPM
:
Ambar Puspita Madyaningratri
10060313055
:
Irma Astri Pebriliani
10060313056
:
Tri Marleni
10060313057
:
Ramli Maulana Latief
10060313058
Shift
:
C
Kelompok
:
1
Nama Asisten
:
Lisnawati, S.Farm.
Tgl. Praktikum
:
Selasa, 24 Februari 2015
Tgl. pengumpulan Laporan
:
Selasa, 03 Maret 2015
LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami metode identifikasi karbohidrat dan dapat mengidentifikasi karbohidrat golongan apa saja yang dapat ditentukan oleh berbagai uji pada praktikum ini.
Teori Dasar
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton aatu senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris, yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon "hidrat", dan memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh, rumus D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris (CH2O)n, yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain lagi juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur. (Lehninger, 1982)
Berdasarkan strukturnya karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida,oligosakarida, atau polisakarida. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis. Monosakarida (kadang disebut gula sederhana) ialah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi. Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida, ratusan bahkan ribuan. Oligosakarida mengandung sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida yang bertautan (Hart Harold et al, 2003)
Karbohidrat yang ada di dalam suatu sampel dapat dideteksi dengan berbagai uji diantaranya uji Molisch, uji Bennedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji pati-iodium, uji osazon, uji moore, uji fermentasi, dan lain-lain. Namun pada praktikum ini hanya dilakukan 5 uji, yaitu uji Molisch, uji Bennedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji pati-iodium.
Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Uji ini ditandai dengan warna ungu kemerah-merahan untuk reaksi positif, sedangkan warna hijau untuk negatif. (Sumardjo, 2006)
Dengan reaksi sebagai berikut:
H
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4
Heksosa
O
H2 C—H +
OH OH
5-hidroksimetil furfural α-naftol
Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:
O
__SO3H
H2C C OH
(Cincin ungu senyawa kompleks)
Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata. Uji Barfoed memiliki prinsip berupa mekanisme Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida (biru) dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. (Sumardjo 2006)
Dengan reaksi sebagai berikut:
O O
R—C—H + Cu2+ 2OH- R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata
Uji Seliwanoff adalah uji kimia yang dilakukan untuk membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan ketosa lebih cepat terdehidrasi dari pada aldosa.
Dengan reaksi sebagai berikut:
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:
Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana.
Ketosa yang terdehidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa. (Anonim, 2013)
Uji pati-iodium berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan iodium mengahasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membantuk warna merah coklat. (Sumardjo, 2006)
Dengan reaksi sebagai berikut:
Alat Dan Bahan
Alat
Bahan
Tabung reaksi
Penangas air
Batang pengaduk
Pipet tetes
Gelas ukur
Penjepit tabung
Rak tabung
Α-Naftanol
95% Etil alkohol
Sukrosa
Glukosa
Arabinosa
Maltosa
Natrium Sitrat
Na2CO3 anhidrat
Air
Tembaga Sulfat
Galaktosa
Fruktosa
Kristal Tembaga Asetat
Laktosa
Resorsinol
HCl encer
Toluen
KI
NaOH
Pereaksi Molisch
Asam Sulfat Pekat
Larutan amilum 1%
Selulosa (Kapas)
Reagen Benedict
Reagen Barfoed
Pereaksi Seliwanoff
Prosedur Kerja
Uji Molisch
Uji Benedict
Uji Barfoed
Uji Seliwanoff
Uji Pati-Iodium
Data Pengamatan dan Perhitungan
Uji Molisch
Pada awal pengamatan: Glukosa, Amilum, Maltosa, Sukrosa, Arabinosa, Selulosa berbentuk larutan tak berwarna, sedangkan pereaksi molisch berbentuk larutan orange tua.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Molisch
Karbohidrat
Pereaksi
Hasil Pengamatan Setelah Ditambahkan Pereaksi H2SO4
Reaksi Positif
Glukosa
Reagen Molisch
Ungu muda
+
Maltosa
Reagen Molisch
Ungu hampir pekat
+
Sukrosa
Reagen Molisch
Ungu
+
Arabinosa
Reagen Molisch
Ungu agak pekat
+
Amilum
Reagen Molisch
Ungu pekat
+
Selulosa
Reagen Molisch
Ungu sangat pekat
+
Keterangan : (+) menghasilkan lapisan cincin berwarna ungu
Gambar sebelum ditambahkan pereaksi H2SO4
Glukosa
Maltosa
Sukrosa
Arabinosa
Amilum
Selulosa
Gambar sesudah ditambahkan pereaksi H2SO4
Glukosa
Maltosa
Sukrosa
Arabinosa
Amilum
Selulosa
Uji Benedict
Tabel Hasil Pengamatan Uji Benedict
Karbohidrat
Pereaksi
Perubahan Warna Saat Dipanaskan
Setelah Dingin Menghasilkan Endapan
Reaksi Positif
Galaktosa
Reagen Benedict
biru hijau biru kecoklatan
Merah bata
+
Fruktosa
Reagen Benedict
biru kuning orange merah bata
Merah bata
+
Keterangan : (+) menghasilkan endapan berwarna merah
Gambar Sebelum dipanaskan
Galaktosa
Fruktosa
Gambar sesudah dipanaskan
Galaktosa
Fruktosa
Uji Barfoed
Pada awal pengamatan : Fruktosa, Laktosa dan glukosa berbentuk larutan tak berwarna, sedangkan pereaksi barfoed berbentuk larutan biru tua.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Barfoed
Karbohidrat
Pereaksi
Perubahan Warna Saat di Campurkan
Perubahan Warna Saat Dipanaskan
Setelah Didinginkan
Reaksi Positif
Fruktosa
Reagen Barfoed
Biru muda
Biru muda biru tua
ada endapan berwarna merah
+
Laktosa
Glukosa
Reagen Barfoed
Reagen Barfoed
Biru muda
Biru muda
Biru muda biru muda
Biru muda biru muda
Ada endapan berwarna merah
Ada endapan berwarna merah
+
+
Keterangan : (+) menghasilkan endapan berwarna merah
(-) tidak menghasilkan endapan berwarna merah
Gambar saat sebelum dipanaskan
Fruktosa
Laktosa
Glukosa
Gambar sesudah dipanaskan
Fruktosa
Laktosa
Glukosa
Uji Seliwanoff :
Tabel Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff
Karbohidrat
Pereaksi
Perubahan Warna Saat di Campurkan
Perubahan Warna Saat Dipanaskan
Reaksi Positif
Fruktosa
Reagen Seliwanoff
Bening agak kekuningan
bening agak kekuningan merah tipis orange merah bata
+
Keterangan : (+) Berubah warna menjadi warna merah
Gambar Uji Seliwanoff
Larutan ebelum dipanaskan
Larutan sesudah dipanaskan
Uji Pati - Iodium
Pada awal pengamatan : Iodium berwarna kuning keorangean, sedangkan HCl pekat, NaOH 2,5 N, Aquadest, dan Pati tidak berwarna.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Pati - Iodium
Karbohidrat
Pereaksi
Perubahan Warna Saat di Campurkan
Ditambahkan Iodium
Perubahan Warna Saat Dipanaskan
Reaksi Positif
Pati
Air
Tidak ada reaksi
Timbul warna biru diantara pati
bening
-
Pati
NaOH 2,5N
Tidak ada reaksi
Timbul warna biru diantara pati
bening
-
Pati
HCl pekat
Tidak ada reaksi
Timbul warna biru diantara pati
bening
-
Gambar sebelum dipanaskan
Air
NaOH 2,5 N
HCl Pekat
Gambar sesudah dipanaskan
Air
NaOH 2,5 N
HCl Pekat
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dalukakan identifikasi karbohidrat dengan berbagai macam uji. Pengujian pertama adalah uji Molisch, setelahnya adalah uji Benedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, dan yang terakhir adalah uji pati-iodium.
Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji yang didasarkan pada prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam pekat menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi hidroksi-metilfurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (Sumardjo, 2006)
Pertama-tama yang dilakukan adalah menyiapkan semua tabung untuk diisi dengan berbagai macam larutan, yaitu larutan glukosa 0,1 M, sukrosa, maltose, arabinosa, amilum 1%, dan selulosa (kapas) yang disuspensikan dalam air, semuanya komponen ini diambil 1 mL saja. Setelah itu ditetesi oleh pereaksi Molisch sebanyak 3 tetes, dimana tabung yang berisi glukosa, sukrosa dan maltosa menghasilkan warna yang sama yaitu bening keruh, sedangkan tabung yang berisi arabinosa menghasilkan warna kuning keruh, tabung yang berisi amilum 1% berwarna putih keruh dan tabung yang berisi selulosa berwarna bening + kapas. Selanjutnya pada masing-masing tabung ditetesi larutan H2SO4. Semua tabung yang ditetesi menghasilkan warna ungu serta terdapat cincin kemerahan pada batas diantara pereaksi dengan larutan uji. Cincin kemerahan itu terbentuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat (asam organik pekat). Di sini H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen Molisch, α-naphtol membentuk cincin yang berwarna ungu kemerah-merahan. (Rahayu Anny et al, 2005). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa semua larutan uji mengandung kerbohidrat karena menghasilkan warna ungu seperti teori yang disampaikan oleh Sumardjo (2006).
Uji Benedict
Pada Uji Benedict ini dilakukan pada larutan galaktosa dan fruktosa 0,1 M. Larutan Benedict yang berwarna biru sebanyak 2 mL dicampurkan dengan 3 tetes larutan galaktosa pada tabung reaksi yang pertama dan pada tabung reaksi yang satunya lagi diisi dengan perekasi Benedict dan fruktosa dengan volume yang sama seperti pada tabung reaksi pertama. Setelah itu kedua tabung dipanaskan di penangas air selama 3 menit yang bertujuan untuk melepaskan O2 sehingga pada kedua larutan tersebut terbentuk tembaga oksida (Cu2O) yang berupa endapan berwarna merah sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Winarno (1984)
Uji Barfoed
Uji ini memiliki prinsip yang sama seperti uji Benedict, yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehida dan keton bebas. Pada uji ini larutan yang akan diuji yaitu laktosa, glukosa, dan fruktosa. Disediakan 3 tabung reaksi, pada masing-masing tabung tersebut dimasukkan reagen Barfoed sebanyak 1 mL. Kemudian dimasukkan larutan laktosa pada tabung 1, glukosa pada tabung 2, dan fruktosa pada tabung 3, semua larutan ini dimasukkan sebanyak 1 mL. Lalu ketiga tabung tersebut disimpan di dalam penangas air hingga ketiga larutan tersebut berubah warna. Setelah beberapa lama terbentuk endapan berwarna merah pada ketiga larutan tersebut. Warna merah membuktikan bahwa adanya karbohidrat yang terkandung di dalam ketiga larutan tersebut seperti teori yang dikemukakan Winarno (1984)
Uji Seliwanoff
Uji ini didasarkan atas dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksi metilfurfural dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawwa kompleks berwarna merah jingga. (Sumardjo, 2006)
Pada uji ini dilakukan terhadap larutan fruktosa. Pereaksi Seliwanoff yang berwarna kuning dimasukkan ke dalam tabung terlebih dahulu sebanyak 3 mL. lalu dimasukkan 3 tetes larutan fruktosa, kemudian disimpan di dalam penangas air hingga warnanya berubah. Hasil yang didapatkan praktikan yaitu terdapat endapan berwarna merah, di mana warna ini menunjukkan reaksi positif adanya karbohidrat di dalam larutan tersebut (Winarno, 1984)
Uji pati-iodium
Pembentukan senyawa kompleks pati-iodium menjadi dasar dari prinsip uji ini, seperti teori yang disampaikan oleh Sumardjo (2006).
Pada uji kali ini disediakan 3 tabung reaksi, ke dalam tiga tabung tersebut dimasukkan masing-masing 3 mL larutan amilum 1%. Pada tabung 1 ditambahkan 2 tetes air, tabung 2 ditambahkan 2 tetes HCl pekat, dan pada tabung 3 ditambahkan 2 tetes NaOH 2,5 N. Setelah itu pada masing-masing tabung diteteskan larutan iodium 0.01 M. Tabung 1 keruh, tabung 2 bening, dan tabung 3 keruh. Seharusnya pada tabung 2 terbentuk warna biru karena terjadi reaksi antara pati-iodium seperti teori Sumardjo (2006). Kemungkinan tidak timbulnya warna biru karena amilum terhidrolisis, sehingga yang terbentuk bukan senyawa kompleks adsopsi pati-iodium melainkan senyawa lain yang terbentuk dengan hasil hidrolisis amilum tersebut.
Kesimpulan
Dalam uji Molisch terhadap sampel glukosa,sukrosa, amilum, arabinosa, selulosa, maltosa terjadi reaksi positif warna ungu.
Dalam uji Benedict, fruktosa dan galaktosa menunjukkan reaksi positif tetapi fruktosa menghasilkan endapan merah sedangkan galaktosa menghasilkan endapan merah bata .
Dalam uji Barfoed, fruktosa, glukosa , dan laktosa menghasilkan reaksi positif menghasilkan endapan merah.
Dalam uji seliwanoff fruktosa menghasilkan reaksi positif warna merah.
Dalam uji pati-iodium tidak memberikan hasil yang piositif karena warna larutan tidak berubah warna menjadi biru.
DAFTAR PUSTAKA
Hart Harold et al .2003.Kimia Organik .Penerjemah: Suminar Setiati Achmadi.Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry
Lehninger, Albert L..1984.Dasar-dasar Biokimia Jilid 1.Penerjemah: Maggy Thenawijaya.Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry
Rahayu Anny et al . 2005. "Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) terfermentasi Asepergillus oryzae". Bioteknologi. 2 (1): 14-20
Sumardjo.2006.Pengantar Kimia.Jakarta: EGC.
Winarno F.G..1984.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta (ID): Gramedia
Anonim.2013.Uji Seliwanoff.id.m.wikipedia.org/wiki/Uji_Seliwanoff
Diakses pada 28 Februari 2015
Pukul 5:19
Digunakan 2 macam karbohidrat yaitu galaktosa dan fruktosa. 3 tetes masing-masing larutan karbohidrat dimasukan dalam 2 tabung reaksi yang berisi 2 ml reagen Benedict
Kemudian disimpan dalam penangas air selama 3 menit, lalu didinginkan
Setelah dingin lalu diamati perubahan warna dan endapan
Dimasukan 3 ml larutan pati 1% kedalam 3 tabung reaksi
Kedalam tabung reakdi pertama ditambahkan 2 tetes air
Kedalam tabung reaksi kedua ditambahkan 2 tetes HCl pekat
Kedalam tabung reaksi ketiga ditambahkan 2 tetes NAOH 2,5 N
Kemudian kedalam setiap tabung ditambahkan 1 tetes larutan iodium 0,01 M
Tabung dipanaskan, kemudian diamati perubahan yang terjadi
Digunakan 6 macam karbohidrat yaitu: glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, amilum dan selulosa. 1 ml larutan karbohidrat dimasukan kedalam 6 tabung reaksi yang berbeda
Masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch, lalu dikocok perlahan
Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi yang dalam keadaan miring
Kemudian diamati reaksi yang terjadi
Ditambahkan 3 tetes fruktosa kedalam 3 ml pereaksi Seliwanoff
Disimpan dalam penangas air selama 1 menit
Diamati perubahan yang terjadi
Digunakan 3 macam karbohidrat yaitu fruktosa, glukosa dan laktosa. . 1ml masing-masing larutan karbohidrat dimasukan dalam 3 tabung reaksi yang berisi 1 ml reagen Barfoed
Lalu disimpan dalam penangas air selama 1 menit atau lebih
Kemudian dibiarkan hingga dingin pada air mengalir selama 2 menit
Lalu diamati perubahan yang terjadi