LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA BIOFARMASETIKA
PENETAPAN WAKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN, PEMILIHAN DOSIS DALAM FARMAKOKINETIKA FARMAKOKINETIKA DAN ASUMSI MODEL KOMPARTEMEN
Disusun oleh: NONAME :
LABORATORIUM FARMAKOKINETIKA FAKULTAS FARMASI UNI!ERSITAS SANATA DHARMA "OG"AKARTA
PERCOBAAN II
PENETAPAN WAKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN, PEMILIHAN DOSIS DALAM FARMAKOKINETIKA DAN ASUMSI MODEL KOMPARTEMEN
I# Tu$u%n
1. Maha Mahasi siswa swa mamp mampu u memp memper erki kira raka kan n mode modell komp kompar artem temen en berd berdasa asark rkan an kurva semiloaritmik kadar obat dalam plasma! darah lawan waktu. ". Maha Mahasi siswa swa mamp mampu u mene meneta tapk pkan an #adw #adwal al dan dan #uml #umlah ah pen$ pen$up upli lika kan n untu untuk k penukuran parameter %armakokinetika berdasarkan model kompartemen suatu obat. &. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menh menhitun itun besaran dosis sesuai ob'ek ob'ek u#i. (. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menakomo menakomodasik dasikan an dosis 'an 'an tepat untuk untuk sub#ek sub#ek u#i. u#i.
II# D%s%& Teo&i
Obat Obat berada berada dalam dalam suatu suatu keadaa keadaan n dinami dinamik k dalam dalam tubuh. tubuh. )alam suatu suatu sistem sistem biolo bioloik ik peristi peristiwa*p wa*peri eristiw stiwaa 'an 'an dialam dialamii obat obat serin serin ter#adi ter#adi se$ara se$ara serentak dalam menambarkan sistem bioloik 'an kompleks tersebut+ dibuat asumsi sederhana menenai pererakan obat tersebut. Berbaai model matematik dapat diran$an diran$an untuk meniru proses la#u absorpsi+ absorpsi+ distribusi+ dan eliminasi eliminasi obat ,-harel+ 1/0. 2urv 2urvaa
kada kadarr
dala dalam m
plas plasm ma*wa a*wakt ktu u
diha dihasi silk lkan an
den denan an
men menuk ukur ur
konsentrasi konsentrasi obat dalam $uplikan $uplikan plasma plasma 'an diambil diambil pada berbaai #arak waktu setel setelah ah pemb pember erian ian obat obat.. -elam -elamaa obat obat men$ men$ap apai ai sirk sirkul ulas asii umum umum ,siste ,sistemi mik k++ konsen konsentras trasii obat obat dalam dalam plasma plasma akan akan naik naik sampai sampai maksim maksimum. um. Pada Pada umumn umumn'a 'a absorpsi suatu obat ter#adi lebih $epat daripada eliminasi. -elama obat diabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik+ obat didistribusikan ke semua #arinan dalam tubuh dan #ua #ua serenta serentak k dielim dielimina inasi. si. )alam )alam mena menamba mbarka rkan n sistem sistem biolo bioloii 'an 'an kompleks tersebut dibuat pen'ederhanaan anapan menenai pererakan obat itu. Berbaai model matematik dapat diran$an untuk meniru proses absorpsi+
PERCOBAAN II
PENETAPAN WAKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN, PEMILIHAN DOSIS DALAM FARMAKOKINETIKA DAN ASUMSI MODEL KOMPARTEMEN
I# Tu$u%n
1. Maha Mahasi siswa swa mamp mampu u memp memper erki kira raka kan n mode modell komp kompar artem temen en berd berdasa asark rkan an kurva semiloaritmik kadar obat dalam plasma! darah lawan waktu. ". Maha Mahasi siswa swa mamp mampu u mene meneta tapk pkan an #adw #adwal al dan dan #uml #umlah ah pen$ pen$up upli lika kan n untu untuk k penukuran parameter %armakokinetika berdasarkan model kompartemen suatu obat. &. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menh menhitun itun besaran dosis sesuai ob'ek ob'ek u#i. (. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menakomo menakomodasik dasikan an dosis 'an 'an tepat untuk untuk sub#ek sub#ek u#i. u#i.
II# D%s%& Teo&i
Obat Obat berada berada dalam dalam suatu suatu keadaa keadaan n dinami dinamik k dalam dalam tubuh. tubuh. )alam suatu suatu sistem sistem biolo bioloik ik peristi peristiwa*p wa*peri eristiw stiwaa 'an 'an dialam dialamii obat obat serin serin ter#adi ter#adi se$ara se$ara serentak dalam menambarkan sistem bioloik 'an kompleks tersebut+ dibuat asumsi sederhana menenai pererakan obat tersebut. Berbaai model matematik dapat diran$an diran$an untuk meniru proses la#u absorpsi+ absorpsi+ distribusi+ dan eliminasi eliminasi obat ,-harel+ 1/0. 2urv 2urvaa
kada kadarr
dala dalam m
plas plasm ma*wa a*wakt ktu u
diha dihasi silk lkan an
den denan an
men menuk ukur ur
konsentrasi konsentrasi obat dalam $uplikan $uplikan plasma plasma 'an diambil diambil pada berbaai #arak waktu setel setelah ah pemb pember erian ian obat obat.. -elam -elamaa obat obat men$ men$ap apai ai sirk sirkul ulas asii umum umum ,siste ,sistemi mik k++ konsen konsentras trasii obat obat dalam dalam plasma plasma akan akan naik naik sampai sampai maksim maksimum. um. Pada Pada umumn umumn'a 'a absorpsi suatu obat ter#adi lebih $epat daripada eliminasi. -elama obat diabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik+ obat didistribusikan ke semua #arinan dalam tubuh dan #ua #ua serenta serentak k dielim dielimina inasi. si. )alam )alam mena menamba mbarka rkan n sistem sistem biolo bioloii 'an 'an kompleks tersebut dibuat pen'ederhanaan anapan menenai pererakan obat itu. Berbaai model matematik dapat diran$an untuk meniru proses absorpsi+
distribusi+ dan eliminasi obat. Model matematik inimemunkinkan perkembanan persamaan untuk menambarkan konsentrasi obat dalam tubuh sebaai %unsi waktu ,-harel+ 1/0. Model Model %armako %armakokin kinetik etik dapat dapat memberi memberikan kan pena%si pena%siran ran 'an 'an lebih lebih teliti teliti tentan hubunan kadar obat dalam plasma dan respon %armakoloik. 3anpa data %arm %armak akok okin inet etik ik++ kada kadarr obat obat dala dalam m plas plasma ma hamp hampir ir tida tidak k ber berun unaa untu untuk k pen'esuaian dosis. 4ntuk menunakan data %armakokinetik se$ara tepat+ pentin untuk diketahui waktu $uplikan darah diambil+ besarn'a dosis 'an diberikan dan rute rute
pembe emberi rian ann' n'a. a.
5ik 5ika
data ata
tela telah h
didap idapat at++
pen enun unaa aan n
pers persam amaa aan n
%armakokin %armakokinetik etik dan modeln'a modeln'a dapat menamba menambarkan rkan kurva kadar obat dalam plasma vs waktu se$ara teliti. )enan demikian pemantauan konsentrasi obat dalam plasma memunkinkan untuk pen'esuaian dosis obat se$ara individual dan untuk menoptomasi terapi ,-harel+ 1/0. Model %armakokinetik beruna untuk6 1. Menhitun Menhitun penatu penaturan ran dosis optimum optimum untuk untuk tiap penderi penderita ta se$ara individu individual al ". Memperkirak Memperkirakan an kemunk kemunkinan inan obat obat dan dan atau metabolit*me metabolit*metaboli tabolitt &. Men Menhu hubu bun nka kan n kons konsen entr tras asii obat obat den denan an akti aktivi vita tass %arm %armak akol olo oik ik atau atau toksikoloik (. Menilai Menilai perbedaan perbedaan la#u atau atau tinkat tinkat avaibilitas avaibilitas antar antar %ormulas %ormulasii 0. Mena Menamba mbarka rkan n peruba perubahan han %aal atau pen'a pen'akit kit 'an 'an mempen mempenar aruhi uhiabs absorp orpsi+ si+ distribusi+ dan eliminasi 7. Men#ela Men#elaska skan n interak interaksi si obat ,-har ,-harel el++ 1/0. 1/0.
Ma$am*ma$am model kompartemen6 1. Mode Modell Mam Mammi mill llar ar' 'a Model Model terdir terdirii atas suatu suatu atau lebih kompart komparteme emen n peri%er peri%er 'an 'an dihu dihubu bun nka kan n ke suat suatu u komp kompart artem emen en sentra sentral. l. 2omp 2ompar artem temen en sentr sentral al mewaki mewakili li plasma plasma dan #arina #arinan*#a n*#arin rinan an 'an 'an per%un per%unsi sin' n'aa tini tini dan se$ara se$ara $epat $epat berkes berkesetim etimban banan an denan denan obat. obat. Model Model mammil mammillar' lar' dapat dapat dian dianap ap sebaa sebaaii suatu suatu sistem sistem 'an 'an berhu berhubun bunan an se$ara se$ara erat+ erat+ karena karena #umlah obat dalam setiap kompartemen tertentu ,-harel+ 1/0.
3etapan la#u dari %armakokinetika din'atakan denan huru% 2. 2ompartemen satu mewakili plasma atau kompartemen sentral+ sedankan kompartemen dua mewakili kompartemen #arinan. Penambaran model ini mempun'ai & keunaan+ 'aitu6 a. Memunkinkan
ahli
%armakokinetika
merumuskan
persamaan
di%erensial untuk menambarkan perubahan konsentrasi obat dalam masin*masin kompartemen. b. Memberikan suatu ambaran n'ata dari la#u proses. $. Menun#ukkan berapa ban'ak tetapan %armakokinetik 'an diperlukan untuk menambarkan proses se$ara memadai ,-harel+ 1/0. ". Model Caternar' Model $aternar' terdiri atas kompartemen*kompartemen 'an berabun satu denan 'an lain men#adi satu deretan kompartemen. Oleh karena model $artenar' tidak dapat dipakai pada sebaian oran 'an %unsional dalam tubuh 'an se$ara lansun berhubunan denan plasma+ model ini diunakan tidak seirin model mammillar' ,-harel+ 1/0. &. Model 8isioloik ,Model Aliran Model aliran darah atau per%usi merupakan model %armakokinetik 'an didasarkan atas data anatomik dan %isioloik 'an diketahui. Perbedaan utama antara model per%usi dan model kompartemen 'an la9im adalah sebaai berikut6
-
Pertama tidak dibutuhkan data 'an tepat dalam model per%usi. 2onsentrasi obat dalam berbaai #arinan diperkirakan melalui ukuran #arinan oran+ aliran darah dan melalui per$obaan ditentukan perbandinan obat dalam #arinan darah ,'akni partisi obat antara #arinan dan darah.
-
2edua+ aliran darah+ ukuran #arinan dan perbandinan obat dalam #arinan
darah
dapat
berbeda
sehubunan
denan
kondisi
pato%isioloik tertentu. Oleh karena itu+ dalam model %isioloik penaruh perubahan*perubahan ini terhadap distribusi obat harus dipertimbankan.
-
2etia dan 'an terpentin dari semuan'a+ model %armakokinetik denan dasar %isioloik dapat diterapkan pada beberapa spesies+ dan denan beberapa data obat pada manusia dapat diekstrapolasikan ,-harel+ 1/7.
Ahli %armakokinetik dapat #ua menambarkan kurva kadar plasma* waktu dalam istilah %armakokinetik seperti kadar pun$ak dalam plasma dan area dibawah kurva atau A4C. :aktu kadar pun$ak dalam plasma adalah waktu 'an diperlukan untuk men$apai konsentrasi obat maksimum dalam plasma 'an se$ara kasar sebandin denan la#u absorbsi obat rata*rata. 2adar pun$ak dalam plasma atau konsentrasi maksimum obat biasan'a dikaitkan denan dosis dan tetapan la#u absorpsi dan eliminasi obat. -edankan A4C dikaitkan denan #umlah obat 'an terabsorpsi se$ara sistemik ,-harel+ 1/7. Para$etamolum!asetamino%en mempun'ai sinonim N*asetil*(*amino%enol+ denan rumus molekul C /; NO". Parasetamol memiliki BM 101+17. Parasetamol menandun tidak kuran dari /+<= dan tidak lebih dari 1<1+<= C /; NO" dihitun terhadap sen'awa anhidrat. Pemerian 6 -erbuk hablur+ putih+ tidak berbau+ rasa sedikit pahit. Parasetamol larut dalam air mendidih dan dalam NaO; 1 N+ mudah larut dalam etanol ,Anonim+ 10.
,Anonim+ 10.
I# ALAT '%n BAHAN Al%(:
− Pipet volume
− 3abun reaksi
− -topwat$h
− Pipet ukur
− 3abun sentri%ue
− Mikropipet
− Pipet tetes
− -pektro%otometer
− ?orte@
− >abu takar − Beaker lass
visibel
− -$alpel − -entriue
− 2ertas semiloaritmik
B%h%n:
*
Asam trikloroasetat ,3CA 1<=
*
Natrium nitrit 1<=
*
Asam sul%amat 10=
*
NaO; 1<=
*
;Cl 7 N
*
>arutan parasetamol dalam @ = dalam CMC 1=
*
)arah kelin$i
II#
CARA KER)A
Pe*+u%(%n L%&u(%n S(o P%&%se(%*ol
3imban seksama "+0 ram parasetamol >arutkan dalam CMC 1= dalam labu ukur ad 0< ml
Pene(%%n K%'%& P%&%se(%*ol Den-%n Me(o'e Ch%.es(
3imban kelin$i+ masukkan holder+ bersihkan bulu telina di sekitar vena marinalis Ambil darah dan tampun denan avendor% , untuk blanko Masukkan larutan parasetamol se$ara per oral denan dosis6 2elin$i 1 10< m!ml 2elin$i " &<< m!ml 2elin$i & 6 7<< m!ml Ambil darah kelin$i pada menit ke 0+ 1<+ 10+ "<+ &<+ (0+ 7<+ <+ 1"<+ 10<+ dan 1/< )arah ditambah heparin & tetes dan sentri%uasi &<<< rpm selama 10 menit Ambil <+0 ml plasma darah+ tambahkan <+0 ml 3CA 1<=+ sentri%uasi selama 10 menit denan ke$epatan &<<< rpm Ambil <+0 ml supernatan+ tambahkan 1 ml ;Cl 7N dan " ml NaNO " 1<= $ampur+ diamkan selama 10 menit. 3ambahkan asam sul%amat denan hati*hati melalui dindin tabun dan tambahkan NaO;. )eassin selama 0 menit Ba$alah intensitas warna pada ma@ , O3 denan spektro%otometri visibel
Buatlah plot kadar parasetamol vs waktu pada kertas millimeter dan ln kadar parasetamol vs waktu pada kertas semiloaritma Berdasarkan kurva tersebut tentukan model komparetemen %armakokinetik parasetamol+ dan tetapkan parameter*parameter %armakokinetik Bandinkan hasil per$obaan untuk per$obaan ketia #enis dosis parasetamol 'an diberikan.
)A3A )AN ANA>I-I- )A3A 1.
Penimbanan dan Perhitunan 2onsentrasi Parasetamol
a. Parasetamol dosis &<<
BB
Berat kertas
D
<+(11< ram
Berat kertas9at
D
"+1( ram
Berat kertas9atsisa
D
<+(11& ram
Berat 9at
D
"+01 ram , "0+1 m
CD
D 1<<+&"(
b. Parasetamol dosis 7<< Berat kertas
D
<+&( ram
Berat kertas9at
D
"+/F< ram
Berat kertas9atsisa
D
<+&7" ram
Berat 9at
D
"+0< ram , "0<<+/ m
CD
".
BB
D 1<<+<&"
Perhitunan )osis 2elin$i 2elin$i A BB
6 1<7&+F ram D 1+<7&F k
)osis 6 &<<
BB
C
6 1<<+&"(
) @
BB
D
&<<
@
1+<7&F D
?
D
C
@
?
1<<+&"(@
&+1/ ml , &+1/ ml
?
2elin$i B BB
6 11/+7 ram D 1+1/7 k
)osis 6 7<<
&.
BB
C
6 1<<+<&"
) @
BB
D
7<<
@
1+1/7 D
?
D
C
@
?
1<<+<&"@
?
F+17/F ml , F+1F ml
2urva Baku t
Absorbansi
< 0 1< 10 "< "0 O3
* <+ 1&( <+17F <+"10 <+1&/ <+171 10 menit
D
maks
(&0 nm
Persamaan kurva baku ' D 1+11.1<& @ * <+ r D <+& t
)osis &<<
,menit Blanko 0 1< 10 "< &< (0 7< < 1"< 10< 1/<
Absorbansi < *<+101 *<+" *<+1&/ *<+1 *<+<71 *<+<70 *<+<7F *<+<77 *<+&7 *<+<01 *<+11/
BB Ct , * *7&+(( *1+F/ *01+/&1 *<+/& 17+F 1&+(<( 11+71F 1"+011 &+&" "0+10 *&&+0/
)osis 7<<
Absorbansi < *<+1(1 *<+<7& *<+<7 *<+<11 <+<10 <+<"& <+<&" *<+<<1 *<+<<7 <+<<1 *<+<"1
BB Ct , * *0(+01" 10+1" 1F+/F& 71+77" /(+/F "+<(7 1<<+ F<+0/ 77+1& F"+&/7 0"+F"0
a.
Perhitunan 2onsentrasi pada dosis &<<
Menit ke*< ,' D < '
D 1+11.1<& @ * <+
<
D 1+11.1<& @ * <+
@
D<
BB kelin$i '
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<71 D 1+11.1<& @ * <+ @
D 17+F
Menit ke*(0 ,' D *<+<70 Menit ke*0 ,' D *<+101 '
D 1+11.1<& @ * <+
*<+101 D 1+11.1<& @ * <+ @
'
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<70 D 1+11.1<& @ * <+ @
D 1&+(<(
D *7&+(( Menit ke*7< ,' D *<+<7F
Menit ke*1< ,' D *<+" '
D 1+11.1<& @ * <+
*<+" D 1+11.1<& @ * <+ @
D *1+F/
'
*<+<7F D 1+11.1<& @ * <+ @
D 11+71F
Menit ke*< ,' D *<+<77 '
Menit ke*10 ,' D *<+1&/ '
D 1+11.1<& @ * <+
D 1+11.1<& @ * <+
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<77 D 1+11.1<& @ * <+ @
D 1"+011
&
*<+1&/ D 1+11.1< @ * <+ @
D *01+/&1
Menit ke*"< ,' D *<+1 '
D 1+11.1<& @ * <+
*<+1 D 1+11.1<& @ * <+ @
D *<+/&
Menit ke*1"< ,' D *<+&7 '
*<+&7 D 1+11.1< & @ * <+ @
D &+&"<
Menit ke*10< ,' D *<+<01 '
Menit ke*&< ,' D *<+<71
D 1+11.1<& @ * <+
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<01 D 1+11.1<& @ * <+
@
'
D"0+10
D 1+11.1<& @ * <+
*<+11/ D 1+11.1<& @ * <+ @
Menit ke*1/< ,' D *<+11/
D*&&+0/
PENEN34AN OR)E REA2-I Orde reaksi dianap menikuti orde satu. PER;I34NGAN PARAME3ER 8ARMA2O2INE3I2A Absorpsi 6 & titik distribusi 6 & titik eliminasi 6 0 titik
8ase Absorpsi A
D *07+F//
B
D *<+<"(
r
D *<+1/1
2a
D <+<"(
8raksi absorbsi obat ,8a AIC
D 11(+
A4C ,<*3n
D "<7(.&"
D1
A4C ,<*in% D 07<.0/ A4C ,3n*in% is 7&."< = o% A4C ,<*in%
C ma@
D &F+7<
3 ma@
D 1/1 menit
8ase )istribusi A
D 1F+&F
B
D *<+<01
R
D *<+7(
?d
D (F<7+0// ml
:aktu tinal ,>a 3ime
D 1< menit
8ase Eliminasi A
D F+7&&
B
D <+<1<
r
D <+/<(
H
D*<+<1
A4C ,<*3n
D "<7(.&"
A4C ,<*in% D 07<.0/ A4C ,3n*in% is 7&."< = o% A4C ,<*in%
2liren total ,Cl3 t1!" eliminasi ,t1!"H D
D 0&+(F< D
D *7+& menit
:aktu Penambilan Cuplikan & sampai 0 kali t 1!"H
D & @ *7+& menit
D *"
D 0 @ *7+& menit
D *&(7+0 menit
-ehina waktu penambilan $uplikan pada menit ke *"
Perhitunan 2onsentrasi pada dosis 7<<
BB kelin$i
Menit ke*< ,' D < '
D 1+11.1< @ * <+
<
D 1+11.1<& @ * <+
@
D<
&
D *0(+01"
D 10+1"
&
D 77+1&
Menit ke*10< ,' D *<+<<1 '
D 1F+/F&
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<<1 D 1+11.1<& @ * <+ @
D F"+&/7
&
D 1+11.1< @ * <+ Menit ke*1/< ,' D *<+<"1 '
D 71+77"
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<"1 D 1+11.1<& @ * <+
&
D 1+11.1< @ * <+
D /(+/F
Menit ke*(0 ,' D <+<"& '
@
D 1+11.1< @ * <+
<+<10 D 1+11.1<& @ * <+ @
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<<7 D 1+11.1<& @ * <+
Menit ke*&< ,' D <+<10 '
Menit ke*1"< ,' D *<+<<7 '
*<+<11 D 1+11.1<& @ * <+ @
D F<+0/
D 1+11.1< @ * <+
Menit ke*"< ,' D *<+<11 '
@
&
*<+<7 D 1+11.1< & @ * <+ @
D 1+11.1<& @ * <+
*<+<<1 D 1+11.1<& @ * <+
Menit ke*10 ,' D *<+<7 '
D 1<<+<
Menit ke*< ,' D *<+<<1 '
*<+<7& D 1+11.1<& @ * <+ @
@
D 1+11.1< @ * <+
Menit ke*1< ,' D *<+<7& '
D 1+11.1<& @ * <+
<+<&" D 1+11.1<& @ * <+
*<+1(1 D 1+11.1<& @ * <+ @
D "+<(7
Menit ke*7< ,' D <+<&" '
Menit ke*0 ,' D *<+1(1 '
@
&
D 1+11.1<& @ * <+
<+<"& D 1+11.1<& @ * <+
@
D 0"+F&0
PENEN34AN OR)E REA2-I Orde reaksi dianap menikuti orde satu. PER;I34NGAN PARAME3ER 8ARMA2O2INE3I2A Absorpsi 6 / titik Eliminasi 6 & titik 8A-E AB-ORP-I A
D *<+F(
B
D *<+<&/
r
D *<+F"
2a
D <+<&/
8raksi absorbsi obat ,8a AIC
D 11<+&
A4C ,<*3n
D =1""(.F1
A4C ,<*in%
D ="7"1(.0/
D1
A4C ,3n*in% is 0&."F = o% A4C ,<*in%
C ma@
D F+"
3 ma@
D 7& menit
?d
D 7(10+/"< ml
8A-E E>IMINA-I A
D 111+&&/
B
D *<+<<(
r
D *<+7(
H
D <+<<(! menit
2liren total ,Cl3 t1!" eliminasi ,t1!"H D
D ""+///<& D
D 1F&+"0 menit
:aktu Penambilan Cuplikan & sampai 0 kali t1!"H
D & @ 1F&+"0 menit
D 01+F0 menit
D 0 @ 1F&+"0 menit
D /77+"0 menit
-ehina waktu penambilan $uplikan pada menit ke 01+F0 sampai /77+"0.
!I#
PEMBAHASAN
Per$obaan ini bertu#uan untuk memperkirakan model kompartemen dan pemilihan dosis 'an tepat untuk hewan u#i+ sehina dapat menentukan #adwal dan #umlah pen$uplikan. Obat 'an diunakan adalah parasetamol sedankan hewan per$obaan 'an diunakan adalah kelin$i. Penu#ian pada praktikum ini dilakukan se$ara in vitro karena sampel darah diambil dari telina kelin$i di sekitar pembuluh vena marinalis. Bulu telina kelin$i di sekitar pembuluh darah vena marinalis dikerok sebelum penambilan darah. ;al ini bertu#uan aar aliran darah tidak teranu dan darah tidak kotor.+ >uka atau bekas tusukan diusap denan para%in $air atau di hair dr'er #ika aliran darah tidak lan$ar sehina aliran darah kembali keluar denan lan$ar. 5ika aliran darah dari telina kelin$i tersebut terus menalir maka telina harus ditekuk sehina darah 'an menalir akan berhenti. )arah ditampun melewati dindin tabun evendro%. )arah 'an ditampun tersebut tidak boleh lansun diteteskan ke baian tenah tabun. ;al ini bertu#un untuk men$eah ter#adi lisis. Penambilan $uplikan darah dilakukan seban'ak 11 kali dalam rentan waktu 1/< menit , pada menit ke*<+ 0+ 1<+ 10+ "<+ &<+ (0+ 7<+ <+ 1"<+ 10<+ 1/< dihitun se#ak pemberian obat se$ara per oral. )iunakan tia dosis parasetamol 'an berbeda untuk masin*masin hewan u#i 'aitu 10< m!k BB + &<< m!k BB+ dan 7<< m!k BB dan diberikan se$ara per oral. Penambahan antikoaulan heparin pada darah beruna aar men$eah ter#adin'a penumpalan darah. -entri%uasi darah 'an telah ditambahkan antikoaulan dan ambil plasma darah. )arah utuh tidak dapat diunakan karena ban'ak komponen 'an dapat menanu penukuran seperti protein+ trombosit+ dan eritrosit. Penambahan 3CA 1<= ,3ri Cloroa$eti$ A$id bertu#uan aar protein tidak berikatan denan parasetamol 'an dapat menanu hasil penukuran kadar parasetamol dalam plasma sehina dapat ter#adi denaturasi protein dalam plasma. -elain itu+ 3CA #ua dapat menendapkan sen'awa lain 'an menanu penukuran absorbansi. Reaksi antara protein denan 3CA 1<= 'aitu6
H
R
H
C
COOH
R
C
NH2
COOH
E
Cl
NH3
C
R
COOH
C
COOH
NH3
Cl
3CA
ion 9witter
protein
H
Cl
-etelah itu+ $ampuran divorte@ untuk menhomoenkan $ampuran ,3CA denan Plasma kemudian disentri%uasi selama 10 menit denan ke$epatan &<<< rpm untuk memisahkan plasma darah dari protein 'an terdenaturasi. -etelah sentri%uasi+ terbentuk supernatan+ 'aitu parasetamol berikatan denan plasma tanpa adan'a protein. -upernatan 'an diambil seban'ak <+0 ml kemudian dilakukan penambahan 1 ml ;Cl 7N dan " ml NaNO" 1<= untuk membentuk ;NO". -elain itu #ua+ penambahan ;Cl pada supernatant bertu#uan untuk memberikan suasana asam pada reaksi 'an ter#adi. )idiamkan selama 10 menit aar reaksi 'an ter#adi ber#alan denan optimal. ;NO" tidak dapat diberikan se$ara lansun karena sanat mudah terurai!tidak stabil. Oleh karena itu+ ditambahkan denan asam nitrit. Asam nitrit diberikan se$ara berlebihan aar parasetamol akan bereaksi seluruhn'a membentuk nitro parasetamol. -elain itu+ kelebihan asam nitrit tersebut akan men'ebabkan ;NO" men#adi ion nitrosonium. Reaksi 'an ter#adi adalah6 ;Cl ;NO"
NaNO"
;
;NO"
NaCl
NO
;"O
Ion nitrosonium
Ion nitrosonium 'an terbentuk men'ebabkan reaksi substitusi aromatik elektro%ilik pada posisi orto dari uus hidroksil parasetamol. Reaksi tersebut dapat ter#adi karena struktur parasetamol 'an mempun'ai uus hidroksil lebih kuat sebaai penarah orto ,karena ban'ak memiliki elektron bebas daripada uus asetamida. Reaksi antara ion nitrosonium denan parasetamol akan membentuk sen'awa "*nitroso*(*asetamido%enol 'an selan#utn'a akan teroksidasi oleh udara men#adi sen'awa "*nitro*(*asetamido%enol 'an berwarna kunin muda.
OH
OH
O
N
O
JOK E NO
;
E O
O
;N
NH
C;&
H3C
Parasetamol
ion nitrosonium
"*nitro*(*asetamido%enol :arna kunin
Adapun mekanisme reaksi 'an ter#adi adalah6 O
O
C
C
H CH3
HN
CH3
N
;NO" sisa
E NO
E ;
NO
OH
OH
O
O
C
C
H3C
NH
H3C
O
C H3C
NH
NH
E
NO
E ; N NO
O H OH
OH
OH
O O
O
C
C
C H3C
NH
H3C
H3 C
NH
NH
O; O O N
OH
O
O
N
N
OH
O
O
O
3imbuln'a warna kunin muda dari "*nitro*(*asetamido%enol karena adan'a perpan#anan uus kromo%or dan uus auksokrom dari parasetamol sehina
dibutuhkan eneri aar transisi elektron ke tinkat eksitasi lebih ke$il. Padahal eneri berbandin terbalik denan pan#an elomban. ;al ini akibatn'a pan#an elomban sen'awa tersebut men#adi lebih pan#an dan intensitas warna meninkat dan terlihat warna kunin dari hasiln'a tersebut. Penambahan asam sul%amat ,;" N-O&; 10= diunakan untuk menhilankan asam nitrit 'an berlebih karena dapat menanu kestabilan serapan "*nitro*(* asetamido%enol. Penambahan asam sul%amat harus dilakukan denan hati*hati lewat dindin tabun dan perlahan karena reaksi bersi%at eksotermis ,melepas panas. -elain itu+ #ika penambahan asam sul%amat 'an dilakukan terlalu $epat dapat men'ebabkan tumpah larutan akibat doronan as nitroen 'an dihasilkan. Reaksi 'an ter#adi adalah6 ;NO"
;-O& N;"
Asam nitrit
N"L
;"-O(
;"O
asam sul%amat
-elan#utn'a dilakukan penambahan NaO; 1<= aar memberikan suasana basa dan #ua dapat ter#adi reaksi penkoplinan 'an membentuk ion kompleks berwarna kunin. ;al ini dilakukan denan memperpan#an ikatan rankap terkon#uasi. -uasana basa ini diperlukan untuk menetralkan sisa asam 'an ada dari pereaksi sebelumn'a dan untuk membentuk ion %enolat. O;* OH
O
N
;
;"O OH
O
O
E
N
O
O;
E
;"O
O O NH
;N C;&
H3C
"*nitro*(*asetamido%enol
ion "*nitro*(*asetamido%enolat
warna kunin
warna orane
3erbentukn'a ion %enolat akan menambah pasanan elektron bebas pada auksokrom sen'awa "*nitro*(*asetamido%enol. Akibatn'a transisi elektron ke tinkat eksitasi pada ion "*nitro*(*asetamido%enolat han'a membutuhkan eneri 'an ke$il. 2eadaan tersebut men'ebabkan serapan maksimum
"*nitro*(*asetamido%enolat berada
pada pan#an elomban 'an lebih pan#an dari sen'awa "*nitro*(*asetamido%enol+ sehina intensitas warna meninkat dari kunin muda men#adi #ina. 2emudian
dilakukan degassing untuk menhilankan elembun. 5ika terdapat elembun dalam penukuran+ dapat men'ebabkan teranun'a sinar 'an melewatin'a di mana tidak semua sinar 'an masuk akan diteruskan+ melainkan dibiaskan dan dipantulkan. Akibatn'a+ serapan 'an terba$a oleh detektor pada spektro%otometer 'an lebih besar. Penukuran kadar parasetamol dalam plasma menunakan metode Cha%et9# P&insi '%&i *e(o'e Ch%/e(0 %'%l%h olo&i*e(&i# Me(o'e (e&se+u( 'en-%n 1%&% en-uu&%n 1%h%2% 2%n- 'i%+so&si oleh 0%( +e&3%&n%, +%i 2%n- (e&+en(u '%&i %s%l *%uun '%&i %i+%( &e%si 'en-%n 0%( l%in# Sen2%3% +e&3%&n% ini e*u'i%n 'iuu& 'en-%n *en--un%%n se(&o/o(o*e(&i .isi+le un(u 'il%u%n ene(%%n %'%& su%(u sen2%3%# P%'% e&1o+%%n 'il%u%n en-uu&%n %'%& %&%se(%*ol '%l%* l%s*% *en--un%%n se(&o/o(o*e(e& .isi+el %'% operating time,
, '%n e&s%*%%n
*%4
u&.% +%u '%&i e&1o+%%n 5# Oe&%(in- (i*e 2%n- 'i-un%%n %'%l%h 56 *eni( '%n *%4
786 n*# Pe&s%*%%n u&.% +%u 2%n- 'i-un%%n %'%l%h 29 5,55#5; 8 4 < ;,;=#
-etelah mendapatkan data kadar obat utuh dalam plasma+ maka ditentukan model kompartemen sebelum menhitun parameter %aramakokinetika. 2etepatan perhitunan parameter %armakokinetika terantun pada ketepatan analisis kompartemen badan. Analisis model kompartemen denan membuat plot semiloaritma antara kadar obat lawan waktu dan atau dihitun se$ara matematika. )alam per$obaan dibuat plot kadar obat lawan waktu sehina dapat disimpulkan menikuti proses orde 1. ;al ini karena dari plot semiloaritma kadar obat vs waktu diperoleh linearitas 'an lebih baik dibandin plot kadar obat vs waktu. Ciri orde 1+ 'aitu plot ln kadar obat terhadap waktu merupakan aris lurus. )ilihat dari kurvan'a tidak dapat ditentukan model kompartemenn'a+ karena adan'a kesalahan selama praktikum+ seperti per$obaan dilakukan oleh beberapa oran sehina hasil penukuran kadar obat dapat bervariasi+ selain itu plasma 'an diunakan kemunkinan sudah lisis+ sehina kurva tidak beraturan. Namun denan menunakan proram -3RIPE+ diperoleh parasetamol 'an diberikan pada kelin$i han'a menalami absorpsi dan eliminasi. ;al ini berarti asumsi model kompartemenn'a adalah model 1 kompartemen terbuka+ di mana proses distribusi berlansun sanat $epat sehina tidak dapat diamati. Asumsi model kompartemen dari pemberian parasetamol se$ara per oral telah ditetapkan+ selan#utn'a menhitun parameter %aramakokinetika parasetamol.
•
Eli*in%si
)ari hasil per$obaan untuk tiap dosis obat d iperoleh 6 K el > ?+ men'atakan tetapan la#u eliminasi dari obat ,parasetamol. -e$ara teori besarn'a 2 el salah satun'a dipenaruhi oleh metabolisme obat dalam tubuh. 3etapan la#u eliminasi parasetamol pada dosis &<< m!k BB sebesar *<+<1
>3%(u %&oh eli*in%si? + menambarkan waktu 'an diperlukan tubuh
>el?
untuk meneliminasi setenah kadar obat dari dalam tubuh. -emakin ke$il nilain'a maka waktu eliminasi obat akan diperpan#an. :aktu paroh eliminasi pada proses orde 1 selalu tetap dan tidak terantun pada kadar awal. Pada umumn'a waktu paruh eliminasi parasetamol pada kelin$i adalah <*1<< menit. Pada per$obaan didapatkan data t1!" eliminasi untuk dosis &<< m!k BBD *7+& menit dan 7<< m!kBB D 1F&+"0 menit. )osis 7<< m!k BB 'an lebih baik karena hasil 'an didapat tidak neative. ;asil neative pada dosis &<< m!k BB dimunkinkan karena adan'a kesalahan pada saat praktikum. 4ntuk per$obaan selan#utn'a akan diunakan para$etamol dosis 7<< m!k BB. 2arena nilai neative pada dosis &<< m!k BB tidak dapat diunakan. Dis(&i+usi
*
?d , volume distribusi merupakan parameter %aramakokinetika primer. Besarn'a volume distribusi suatu obat terantun pada penikatan obat oleh material ha'ati seperti protein atau lemak baik dalam darah atau #arinan+ ke$epatan aliran darah
dalam #arinan+ dan koe%isien partisi suatu obat. -emakin besar dosis maka semakin besar pula ?d*n'a karena ?d berbandin lurus denan dosis awal. *
)ari per$obaan 'an dilakukan didapatkan nilai ?d untuk dosis para$etamol &<< m!kBB adalah (F<7+0// ml dan dosis 7<< m!kBB adalah 7(10+/"< ml
•
A+so&si
2a ,ke$epatan absorpsi men'atakan la#u absorpsi obat. Besar ka berbandin lurus denan besar dosis. )ari data per$obaan didapatkan nilai ka untuk parasetamol &<< m!k BB adalah <+<"(! menit dan 7<< m!k BB adalah <+<&/!menit. A4C ,Area under $urve ! daerah dibawah kurva men'atakan #umlah obat 'an terukur berada didalam sirkulasi sistemik. A4C dapat dihitun denan " $ara 'aitu trape9oidal rule dan denan menunakan persamaan dari data darah A4C D
M
β
L +
α
N −
Ka
)ari nilai A4C dapat diperkirakan bioavaiblitas suatu obat. Nilai A4C pada dosis 7<< m!k BB adalah A4C ,<*3n D =1""(.F1 dan A4C ,<*in% D ="7"1(.0/ pada dosis &<< m!k BB+ A4C ,<*3n D
="<7(.&" dan A4C ,<*in% D
=07<.0/. A4C pada obat berbandin lurus denan dosis awal pemberian.
•
:aktu samplin :aktu samplin merupakan rentan waktu 'an dapat diunakan untuk menetahui kadar obat dalam darah pada waktu tertentu dalam ranka pemilihan dosis dan asumsi model kompartemen. 3u#uann'a adalah untuk menambarkan pro%il %armakokinetika parasetamol 'aitu absorpsi+ distribusi dan eliminasi. 2arena sampel 'an diunakan adalah darah+ maka waktu samplin 'an baik dan sesuai adalah &*0 @ t1!" eliminasi. )ari perhitunan data+ didapat rentan waktu samplin pada dosis 7<< m!k BB antara 01+F0 * /77+"0 menit dan untuk dosis &<< m!k BB antara *"
)ari semua per$obaan dan dua perinkat dosis 'an diunakan+ maka disimpulkan bahwa dosis 7<< m!k BB adalah dosis 'an palin baik untuk diunakan dalam per$obaan penentuan parameter %armakokinetik parasetamol ,per$obaan selan#utn'a+ karena mempun'ai data 'an palin baik ,representati% dan kurva 'an relati% menun#ukkan pro%il %armakokinetika $ukup baik. 5adi t 1!" ,el parasetamol adalah 1F&+"0 menit sehina waktu samplin 'an dian#urkan adalah selama 01+F0 * /77+"0 menit. -edankan data t1!",el + 2 el ,β dan waktu samplin parasetamol &<< m!k BB hasiln'a neative sehina tidak dapat diunakan.
III#
KESIMPULAN
1.
2inetika obat parasetamol dari data per$obaan didapatkan menikuti proses orde 1 dan model 1 kompartemen terbuka.
".
&.
)ari hasil per$obaan+ didapatkan waktu samplin obat parasetamol untuk6 )osis &<< m!k BB
6 *"
)osis 7<< m!k BB
6 01+F0 * /77+"0 menit
)ari dua perinkat dosis 'an diunakan+ dosis 'an palin baik untuk diunakan dalam per$obaan penentuan parameter %armakokinetik parasetamol adalah 7<< m!k BB.
)A83AR P4-3A2A
Anonim+ 10+ Farmakope Indonesia+ edisi I?+ 70<+ )epkes RI+ 5akarta -harel+ 1/0+ Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, 8(h e'i(ion+ &F*&/+ (0*0(+ &"&+ the M$ Graw*;ill Companies In$.+ -inapore -harel+ 1/7+ Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics+ 6(h e'i(ion+ 85<8 + the M$ Graw*;ill Companies In$.+ -inapore
o'akarta+ 7 April "<11 33)+
,Anindita R.
,Oktin -.
,Meir'na ;.
,)ess' 5.
,Natalia E.4
,5ohana 3.G
PERTAN"AAN DISKUSI
1.
A&(i u&.% %'%& '%l%* l%s*%<3%(u menambarkan perubahan kadar obat
dalam plasma seirin denan bertambahn'a waktu. )ari kurva ini maka kita dapat menetahui pro%il absorbsi ,bila diberikan peroral+ distribusi+ dan eliminasi dari suatu obat. )ari kurva ni dapat diperkirakan model kompartemen dari suatu obat sehina dapat menetapkan #adwal dan #umlah pen$uplikan untuk penukuran parameter %armakokinetik berdasrkan model kompartemenn'a. Hu+un-%n u&.% %'%& '%l%* l%s*%<3%(u 'en-%n %(i.i(%s /%&*%olo-i su%(u o+%( 'aitu denan melihat kurva kadar plasma*waktu suatu obat maka kita
dapat menetahui onset dan durasi suatu obat sehina dari data ini #ua dapat menetahui kapan obat tersebut menimbulkan e%ek dan laman'a obat tersebut memberikan e%ek. -elain dapat menetahui onset dan durasi+ denan melihat kurva kadar dalam plasma*waktu kita #ua dapat menetahui kadar maksimal 'an dapat diberikan oleh suatu obat sehina dapat men#adi data pembandin denan obat lain 'an mempun'ai mekanisme 'an sama. )ari kurva kadar dalam plasma*waktu+ kita dapat melihat peninkatan aktivitas %armakoloik suatu obat seirin waktu dan dapat pula melihat penurunan aktivitas suatu obat pada waktu tertentu.
".
3u#uan dari model %armakokinetik antara lain6 *
4ntuk memprediksi kadar obat dalam plasma+ #arinan dan urin pada setiap aturan dosis
*
4ntuk menhitun aturan dosis optimum bai setiap individu pasien
*
4ntuk menestimasi kemunkinan ter#adin'a akumulasi obat dan atau metabolitn'a
*
Menkaitkan
antara
kadar
obat
dan
aktivitas
%armakoloik
atau
toksikoloin'a *
4ntuk menevaluasi perbedaan la#u dan #umlah obat 'an diabsorpsi #ika obat diberikan dalam berbaai %ormulasi
*
)apat menambarkan penaruh perubahan %isoloi atau pen'akit terhadap absorpsi+ distribusi+ dan eliminasi obat
*
&.
)apat menunkap interaksi obat
Perlun'a memperhatikan lama waktu penambilan $uplikan terkait denan waktu 'an diperlukan obat untuk dapat dieliminasi dari tubuh. Bila waktu samplin tidak tepat maka dimunkinkan tidak semua pro%il %armakokinetik dapat teramati. Misaln'a waktu samplin 'an terlalu sinkat dapat menakibatkan pro%il eliminasi suatu obat tidak teramati. Bila menunakan sampel darah+ maka waktu pen$uplikan 'an baik adalah & sampai 0@ t1!" waktu paruh suatu obat sedankan bila sampeln'a urin maka waktu pen$uplikan 'an baik adalah F sampai 1< @ t1!" waktu paruh suatu obat. Alasann'a 'aitu pada kondisi tersebut+ +" + = obat telah diekskresikan.
(.
Cara menentukan dosis 'an akan diunakan dalam per$obaan 'aitu tinkatan dosis 'an diunakan sekitar 0 sampai 1<= nilai >)0< parasetamol se$ara intravena. Besarn'a nilai >)0< parasetamol se$ara intravena 'aitu & !k BB sehina diunakan tinkatan dosis &<< m!k BB. 4ntuk tinkatan dosis 'an lain ditentukan denan menkalikan dan membai dua dosis &<< m!k BB sehina didapatkan dosis 10< dan 7<< m!k BB ,dosis 'an diunakan merupakan deret ukur.
>AMPIRAN
1. )osis Parasetamol &<< 3ime
BB kelin$i
Con$entration
Cal$ulated
= )i%%eren$e
0.<<
*7&.(0
*&(.&1
(0."F
1<.<<
*1.F/
*&1.F7
10.<<
*01./&
*"/.//
"<.<<
*<./
*"0./&
&<.<<
17./
*1.70
"10.F0(
(0.<<
1&.(<
*1<./
1/1.(1
7<.<<
11.7"
*&.0<
1&<.</
<.<<
1".01
/.&"
&&.(7"
1"<.<<
&.&"
1F./0
0(.0&
10<.<<
"0."
"F.1
*(."<
1/<.<<
*&&.7
&F."
"11.77&
=*17/(.1(1 ((."F =*"F&.<"(
**********************************************************
A,1 D *07.F//
B,1 D *<.<"(
A," D 1F.&F
B," D *<.<01
A,& D
F.7&&
B,& D
N,1 D
&
r,1 D *<.1/1
N," D
&
r," D *<.7(
<.<1<
N,& D
0
r,& D
AIC D 11(.
<./<(
-- D =1
>a 3ime D 1<.<<
Absorption hal% li%e D *".<"& ;al% li%e ,"
D 1&.7F
Elimination hal% li%e D *F".&77
A4C ,<*3n
D "<7(.&"
A4C ,<*in% D 07<.0/ A4C ,3n*in% is 7&."< = o% A4C ,<*in% A4MC
D =(&7/<./(
MR3
D
//.<1
?d ,ss
D (F<7.0//
3otal $learan$e D 0&.(F<
Assumed %ra$tion absorbed D 1.<<< Cal$ulated Cma@ D &F.7< 3ma@
D 1/1.<<
1. )osis Parasetamol 7<< 3ime
Con$entration
BB kelin$i
Cal$ulated
= )i%%eren$e
0.<<
*0(.01
&(.
17".(/
1<.<<
10.1
((."
*10.7F&
10.<<
1F./F
0&.7<
*1./F<
"<.<<
71.77
7<.(/
1.1
&<.<<
/(.<
F<.<7
1F.(F0
(0.<<
".<0
FF."0
17.
7<.<<
1<<.<
F."F
"<.F7
<.<<
F<.7<
F7.1
*F."(
1"<.<<
77.1&
7.F/
*0.0""
10<.<<
F".&
7"./F
1&.1(<
1/<.<<
0".F"
07.&"
*7./"F
**********************************************************
A,1 D *<.F(
B,1 D *<.<&/
A," D 111.&&/
B," D *<.<<(
N,1 D
/
r,1 D *<.F"
N," D
&
r," D *<.7(
AIC D 11<.&
-- D =11<"/.171
3here is no la time
Absorption hal% li%e D *1/.("( ;al% li%e
D 1/&.0/
A4C ,<*3n
D =1""(.F1
A4C ,<*in% D ="7"1(.0/ A4C ,3n*in% is 0&."F = o% A4C ,<*in% A4MC MR3
D =F&(/"/.<< D "/<.&1