LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
KATA PENGANTAR Pertama kani panjatkan puja dan puji s yukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan dan rahmatnya rahmatnya kami dapat menyelesaikan menyelesaikan laporan praktikum ini dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari
dalam
menyelesaikan
laporan
praktikumini
tidak
mungkin
dapatmenyelesaikannya sendiri, tanpa dorongan, dukungan, bimbingan dan saran dari Bapak/Ibu Dosen serta para Asisten Dosen. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan praktikum ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami yakin bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari yang diinginkan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Jakarta, 17 Juni 2016
Penulis
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
i
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
............................................ .................................................................. ............................................ .......................... ....
i
Daftar Isi
............................................ .................................................................. ............................................ .......................... ....
ii
BAB I PENETRASI BAHAN
.......................................... ................................................................ .......................... ....
BAB II TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
............................................ ............................................
1 6
BAB III TITIK LEMBEK ASPAL
.......................................... ................................................................ .......................... ....
12
BAB IV DAKTILITAS BAHAN
.......................................... ................................................................ .......................... ....
18
BAB V BERAT JENIS
........................................... ................................................................. ...................................... ................ 23
BAB VI KELEKATAN ASPAL BAB VII MIX DESAIN
.......................................... ................................................................ ........................... ..... 28
........................................... ................................................................. ...................................... ................ 32
BAB VIII CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
..................... ..................... 37
ii
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
............................................ .................................................................. ............................................ .......................... ....
i
Daftar Isi
............................................ .................................................................. ............................................ .......................... ....
ii
BAB I PENETRASI BAHAN
.......................................... ................................................................ .......................... ....
BAB II TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
............................................ ............................................
1 6
BAB III TITIK LEMBEK ASPAL
.......................................... ................................................................ .......................... ....
12
BAB IV DAKTILITAS BAHAN
.......................................... ................................................................ .......................... ....
18
BAB V BERAT JENIS
........................................... ................................................................. ...................................... ................ 23
BAB VI KELEKATAN ASPAL BAB VII MIX DESAIN
.......................................... ................................................................ ........................... ..... 28
........................................... ................................................................. ...................................... ................ 32
BAB VIII CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
..................... ..................... 37
ii
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
Pemeriksaan (A – 1)
PENETRASI BAHAN – BAHAN BITUMEN (SNI – 06 – 2456 – 1991) (AASTHO T – 49 – 68) (ASTM D – 5 – 71) I.
Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam btumen dalam suhu tertentu.
II.
Peralatan
1. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0.1 mm.
2. Pemegang jarum seberat (47.5 ± 0.05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.
3. Pemberat dari (0.5 ± 0.05) gram dan (100 ± 0.05) masing-masing mas ing-masing dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
1
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
4. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 400C, atau HRC 54 sampai 60 dengan ukuran dan bentuk ujng jarum harus berbe ntuk kerucut terpancung.
5. Cawan contoh terbuat dari baja atau gelas berbentuk silinder dengan dasar ratarata berukuran seperti berikut.
Penetrasi
Diameter
Dalam
Dibawah 200
55 mm
35 mm
200 sampai 300
70 mm
45 mm
6. Bak Perendam (waterbath) 7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat tersebut mempunyai volume ≥ 350 ml, dan tinggi yang cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak. 8. Pengukur waktu (stopwatch)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
2
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
9. Termometer
III.
Benda Uji
Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup air untuk dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60°C di atas titik lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90°C di atas titik lembek.
Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh. Setelah contoh cair merata, tuangkan ke dalam tempat contoh dan diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. buatlah benda uji dua buah. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 11.5 jam untuk benda uji kecil, dan 1.5-2 jam untuk benda uji besar. IV.
Cara melakukan
1. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air tersebut dalam bak perendam yang telah berada dalam suhu yang telah ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1-1.5 jam untuk benda uji kecil dan 0.5-2 jam untuk yang besar.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
3
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan jarum penetrasi dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram di atas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100 ± 0.1) gram. 4. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi. 5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arlogi penetrometer, sehingga jarum penunjuk berhimpit dengannya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu (5 ± 0.1) detik. 7. Putarlah arlogi penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berhimpit dengan jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0.1 mm t erdekat.
8. Lepaskan jarum dan pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan berikutnya. 9. Lakukan Pekerjaan 1 sampai 7 di atas tidak kurang 3 kali untuk benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sa ma lain dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm. FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
4
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
10. Praktikum yang kami lakukan dilakukan sebanyak 5 kali. 11. Praktikum selesai, bersihkan peralatan dan letakkan peralatan ketempatnya masing-masing.
V.
Perhitungan
Hasil penetrasi rata-rata dari benda uji adalah: Hasil penetrasi rata-rata dari benda uji adalah: 1. Benda uji
= = =
A1 + A2 + A3 + A4 + A5 5 70+ 29 + 68 + 73+ 77 5 317 5
= 63.4 VI.
Penanggung Jawab
1. Dosen
: Muhammad Isradi,ST,MT
2. Instruktur
: Bapak Ponimin
3. Asisten
: Kak Triaz Saputra Kak Aida Latifa
VII.
Kesimpulan
Dari percobaan penetrasi bahan-bahan bitumen diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa penetrasi rata-rata dari aspal tersebut adalah 63,4 Diketahui bahwa : Jenis Standar Minimal Maksimal Satuan Pemeriksaan Pemerilsaan Penetrasi SNI-06-2456-1991 60 79 0.1 Dari table tersebut, SNI menyebutkan bahwa penetrasi 60-79, merupakan aspal yang baik.
Jadi, pada uji penetrasi aspal yang kami lakukan yaitu aspal yang diuji merupakan aspal yang masih baik, karena penetrasi rata-rata dari aspal tersebut adalah 63,4.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
5
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
Pemeriksaan (A – 2)
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVELAND OPEN CUP (SNI – 06 – 2433 – 1991) (AASTHO T – 48 – 74*) (ASTM D – 92 – 52) I.
Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79°C. 1. Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suhu di atas permukaan aspal. 2. Titik Bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suhu titik di atas permukaan aspal.
II.
Peralatan
1. Termometer
2. Cleveland open cup adalah cawan kuningan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
6
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
3. Plat pemanas, terdiri dari logam untuk melekatkan Cleveland. Dan bagian atas dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0.6 cm.
4. Sumber pemanasan, Pembakaran gas atau tungku listrik atau pembakar alkohol yang tidak menimbulkan asap atau nyala disekitar bagian cawan.
5. Penahan Angin, alat untuk menahan angin apabila dipergunakan nyala sebagai alat pemanasan.
6. Nyala api, yang dapat diatur dengan memberikan nyala dengan dengan panjang tabung 7.5 cm (sumber api).
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
7
ø 3.2 – 4.8 mm
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
III.
Benda Uji
1. Panaskan contoh aspal antara 148.9°C - 176°C, sampai cukup cair.
2. Kemudian isilah cawan Cleveland sampai garis dan hilangkan gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
IV.
Cara melakukan
12. Letakkan cawan di atas plat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga terletak di bawah titik tengah cawan.
13. Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7.5 cm dan titik tengah cawan. 14. Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6.4 mm di atas dasar cawan, dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji. Kemudian aturlah sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
8
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
15. Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
16. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu menjadi (15 ± 1)°C per menit sampai benda uji mencapai suhu 56°C di bawah titik nyala perkiraan.
17. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5°C sampai 6°C per menit pada suhu antara 56°C dan 28°C di bawah titik nyala perkiraan. 18. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi 3.2 – 4.8 cm. 19. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan) dalam waktu satu detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan 2°C.
20. Lanjutkan pekerjaan 6 dan 8 sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada termometer dan catat. 21. Lanjutjan pekerjaan 9 sampai terlihat nyala yang agak lama sekurangkurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada termometer dan catatlah.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
9
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
V.
Pengolahan Data Menit
Suhu (0C)
Menit
Suhu (0C)
1
20
22
102
2
25
23
112
3
25
24
120
4
25
25
130
5
25
26
135
6
25
27
139
7
25
28
147
8
25
28.45
150
9
30
30
160
10
31
31
162
11
32
32
170
12
33
33
172
13
34
34
180
14
35
35
181
15
36
36
188
16
37
37
188
17
39
38
190
18
52
39
196
19
62
40
198
20
80
40.20
200
21
93
45
210
Keterangan : Pada suhu 210°C benda uji sudah mengeluarkan percikan api.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
10
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
VI.
Penanggung Jawab
1. Dosen
: Muhammad Isradi,ST,MT
2. Instruktur
: Bapak Ponimin
3. Asisten
: Kak siti Kak Aida Latifa
VII.
Kesimpulan
Dari percobaan titik nyala dan titik bakar dengan Cleveland open cup di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada suhu 210°C aspal sudah meneluarkan percikan api.
Diketahui bahwa : Jenis Standar Minimal Maksimal Satuan Pemeriksaan Pemerilsaan Titik Nyala SNI-06-2433-1991 200 °C Dari table tersebut, SNI menyebutkan bahwa titik nyala dan titik bakar diatas suhu 200°C, merupakan aspal yang baik.
Jadi, pada uji titik nyala dan titik bakar aspal yang kami lakukan yaitu aspal yang diuji merupakan aspal yang masih baik, karena titik nyala dan titik bakar dari aspal tersebut 210°C.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
11
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
Pemeriksaan
TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER PA – 0302 – 76 (AASTHO T – 53 – 74*) (ASTM D – 36 – 70) I.
Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal dan ter yang berkisar antara 30°C sampai 200°C. Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal atau ter tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cicin pada tanggal tertentu, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.
II.
Peralatan
1. Termometer
2. Cincin kuningan
3. Bola baja, diameter 9,53 mm berat 3,45 sampai 3,55 gram
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
12
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
4. Alat pengarah bola
5. Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak dengan diameter 8.5 cm dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm
6. Dudukan benda uji 7. Penjepit
III.
Benda Uji
1. Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus-menerus hingga cair merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembunggelembung udara tidak masuk.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
13
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
2. Setelah cair merata tuanglah contoh ke dalam dua buah cincin. Suhu pemanasan ter tidak melebihi 56°C di atas titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 111°C di atas titik lembeknya.
3. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh dan letakkan kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk dan sabun.
4. Tuangkan contoh ke dalam 2 buah cincin. Diamkan pada suhu sekurangkurangnya 8°C di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya selama 30 menit. 5. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam dengan pisau yang telah dipanaskan.
IV.
Cara Melakukan
1. Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas dudukannya dan letakkan pengarah bola di atasnya. Kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas.
Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1)°C sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. Letakkan termometer
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
14
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
yang sesuai untuk pekerjaan ini di antara kedua benda uji (kurang lebih 12.7 mm) dari tiap cincin.
Periksa dan catatlah jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji sehingga menjadi 25,4 mm.
2. Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5°C di atas dan di tengah permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5°C menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.
3. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5°C per menit. Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit yang pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0.5°C
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
15
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
V.
Perhitungan o
Menit Ke Suhu ( C) 1
25,5
2
26
3
26,8
4
27
5
28
6
29,9
7
30,8
8
32
9
33,5
10
35,5
11
37
12
39
13
40,9
14
42,5
15
44,8
16
46
17
48
18
49
Keterangan : 1. Bola baja sebelah kanan jatuh pada waktu 17 menit 00 detik dan pada suhu 48 0C 2. Bola baja sebelah kiri jatuh pada waktu 17 menit 30 detik dan pada suhu 49 0C
VI.
Pelaporan
Laporkan suhu pada saat setiap bola menyentuh pelat dasar. Laporkan suhu titik lembek bahan besangkutan dari hasil pengamatan rata-rata dan bulatkan sampai 0.5°C terdekat untuk tiap percobaan ganda (duplo).
VII.
Catatan
1. Apabila kecepatan pemanasan melebihi ketentuan dalam instruksi ke-3 maka pekerjaan diulangi. 2. Apabila dari suatu pekerjaan duplo perbedaan suhu dalam 6 melebihi 1°C maka pekerjaan diulangi.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
16
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
VIII. Penanggung Jawab
IX.
1. Dosen
: M. Isradi, ST, MT
2. Instruktur
: Bapak Ponimin
3. Asisten
: Kak Aida Latifa
Kesimpulan
Dari percobaan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Bola baja sebelah kanan jatuh pada waktu 17 menit 00 detik dan pada suhu 48°C. 2. Bola baja sebelah kiri jatuh pada waktu 17 menit 30 detik dan pada suhu 49°C. Diketahui bahwa : Jenis Standar Minimal Maksimal Satuan Pemeriksaan Pemerilsaan o Titik Lembek SNI 06-2434-1991 48 53 C Dari table tersebut, SNI menyebutkan bahwa suhu 48 – 53 derajat Celsius, merupakan aspal yang baik.
Jadi, pada uji titik lembek aspal yang kami lakukan yaitu aspal yang diuji merupakan aspal yang masih baik, karena suhu kedua bola baja saat jatuh masih berada pada suhu 48°C dan 49°C.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
17
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
DAKTILITAS BAHAN – BAHAN BITUMEN (SNI – 06 – 2432 – 1991) (AASTHO T – 51 – 74) (ASTM D – 113 – 71) I.
Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik tertentu. II.
Peralatan
1. Termometer
2. Cetakan daktilitas kuningan
3. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian dengan ketelitian 0.1°C, dan benda uji dapat direndam sekurang-kurangnya 10 cm di bawah permukaan air. Bak tersebut dilengkapi dengan plat dasar yang berlubang diletakkan 5 cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
18
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
4. Mesin uji dengaan ketentuan sebagai berikut
a. Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap. b. Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran selama pemeriksaan. 5. Methyl alkohol teknik dan sodium klorida teknik. III.
Benda Uji
1. Lapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas plat dasar dengan campuran glycerin dan dextrin atau glycerin dan talc atau glycerin dan kaolin, atau amalgam. Kemudian pasanglah cetakan daktilitas di atas plat dasar. 2. Panaskan contoh aspal kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat dituang. Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukam dengan hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80°C - 100°C di atas titik lembek. Kemudian contoh disaring dengan saringan No. 50 dan setelah diaduk, dituang dalam cetakan.
3. Pada waktu mengsi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
19
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
4. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 – 40 menit, lalu pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit. Kemudian ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas se hingga cetakan terisi penuh dan rata.
IV.
Cara melakukan
1. Benda uji didiamkan pada suhu 25°C dalam bak perendam selama 85-95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi cetaknya.
2. Pasanglah benda uji pada alat mesin uji, dan tariklah teratur, dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan lebih kurang 5% masih diizinkan. Bacalah jarak antara pemegang cetakan pada saat benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan berlangsung, benda uji harus selalu terendam sekurang-kurangnya 2.5 cm dari air, dan suhu harus dipertahankan (25 ± 0.5°C).
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
20
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
V.
Perhitungan Waktu
Panjang (cm)
Perubahan Panjang (cm)
(menit)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
1
2.8
2.8
2
7.4
4.6
3
12.0
4.6
4
16.8
4.8
5
21.5
4.7
6
26.3
4.8
7
31.2
4.9
8
36.2
5
9
41.0
4.8
10
45.8
4.8
11
50.5
4.7
12
55.5
5
13
60.5
5
14
65.5
5
15
71.0
5.5
16
75.8
4.8
17
81.0
5.2
18
85.5
4.5
19
90.3
4.8
20
95.5
5.2
21
104.0
8.5
21
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
22
105.6
1.6
22:50
110.0
4.4
Keterangan : Panjang Aspal mencapai 110 cm pada waktu 22 menit 50 detik. VI.
VII.
Penanggung Jawab
1.
Dosen
: Bp. Muhammad Isradi, ST, MT
2.
Instruktur
: Bapak Ponimin
3.
Asisten
: Kak Aida Latifa
Kesimpulan
Dari percobaan daktilitas bahan-bahan bitumen 2 sampel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa aspal berkualitas bagus karena tidak terputus saat ditarik hingga 110cm dalam waktu 22 menit 50 detik.
Diketahui bahwa : Jenis Standar Minimal Maksimal Satuan Pemeriksaan Pemerilsaan Daktilitas SNI-06-2432-1991 100 cm Dari table tersebut, SNI menyebutkan bahwa daktilitas diatas suhu 100cm, merupakan aspal yang baik.
Jadi, pada uji Daktilitas aspal yang kami lakukan yaitu aspal yang diuji merupakan aspal yang masih baik, karena aspal tidak terputus saat ditarik hingga 110cm.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
22
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
Pemeriksaan (A-4)
BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER (SNI – 06 – 244 – 1991) (AASTHO T – 228 – 68*) (ASTM D – 70 – 72) I.
Maksud
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis bitumen keras dan ter dengan piknometer. Berat jenis bitumen dan ter adalah perbandingan antara berat bitumen atau ter dan air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
II.
Peralatan
1.
Piknometer
2.
Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 ± 0.1)°C.
3.
Termometer
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
23
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
4.
Air Suling 1000 cm 3
5.
Bejana gelas
III.
Benda Uji
1.
Panaskan contoh bitumen keras dan ter 50 gr, sampai menjadi cair, dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat. Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56°C di atas titik lembek.
2.
Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian
IV.
Cara Melakukan
1. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang tidak terendam 40 mm. kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut dalam bak perendam sehingga terendam sekurang-kurangnya 100 mm. Aturlah suhu bak perendam pada suhu 25°C.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
24
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
2. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg (A)
3. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling, kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
4. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat, kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam. Diamkan bejana tersebut di dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit, kemudian angkatlah piknometer dan keringkan dengan lap. Timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg (B). 5. Tuanglah benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian. 6. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit, dan timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C). 7. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan, biarkan gelembung-gelembung udara keluar.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
25
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
8. Angkatlah bejana dari bak perendam. Dan letakkan piknometer di dalamnya dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan dan diamkan bejana ke dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit. Angkat dan keringkan, serta timbanglah piknometer (D).
V.
Perhitungan
1. Data laboratorium : a. Berat piknometer (A)
= 80 gr
b. Berat piknometer + air (B)
= 428 gr
c. Berat piknometer + aspal (C)
= 115 gr
d. Berat piknometer + aspal + air (D)
= 458 gr
e. Suhu ruangan
= 33°C
f.
= 100°C
Suhu oven selama 24 jam
2. Perhitungan : Berat Jenis Aspal
=
=
=
(C A) (B A) (D C) (115 80) (428 80) (458 115) 35 348 343
= 7 gram/ml VI.
Penanggung Jawab
1. Dosen
: H.M. Isradi,ST, MT.
2. Instruktur
: Bapak Ponimin
3. Asisten
: Kak Atika
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
26
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
VII.
Kesimpulan
Dari percobaan praktikum yang kami lakukan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa berat jenis bitumen keras dan ter a dalah 7 gram/ml.
Diketahui bahwa : Jenis Standar Minimal Maksimal Satuan Pemeriksaan Pemerilsaan Berat Jenis SNI-06-2488-1991 1 Gr/ml Dari table tersebut, SNI menyebutkan bahwa berat jenis diatas 1gr/ml merupakan aspal yang baik.
Jadi, pada uji berat jenis aspal yang kami lakukan yaitu aspal yang diuji merupakan aspal yang masih baik, karena berat jenisnya adal ah 7 gr/ml.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
27
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
Pemeriksaan (A-5)
KELEKATAN ASPAL PADA BATUAN (SNI – 03 – 2439 – 1991) (AASTHO V – 19) I.
Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan kelekatan aspal pada batuan tertentu.
II.
Peralatan
1. Batu-batu putih atau silicate dengan ukuran tertahan saringan 19 mm dan lewat saringan 32 mm. 2. Air suling
3. Botol bermulut besar dengan isi 1000 cm 3. 4. Oven
5. Timbangan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
28
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
6. Penjepit
III.
Benda Uji
1. Batuan kira-kira 1000 gram dicuci dengan air suling, kemudian dikeringkan pada suhu 120°C selama 5 jam dan didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang, kemudian batu-batu tersebut diisimpan dalam tempat tertutup. Ambillah 500 gram batuan tersebut dan panaskan sampai 40°C. 2. Batu-batu tersebut dicampur selama 5 menit atau lebih dengan 25 gram aspal cair atau 30 gram ter pada suhu 70°C. 3. Selain cara di atas, sampel batuan dapat didapatkan dari batuan agregat yang kering.
IV.
Cara Melakukan
1. Timbang kertas untuk batu yang akan diuji sebagai alas batu.
2. Timbang agregat menggunakan timbangan. FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
29
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
3. Celupkan batu agregat ke dalam aspal yang sudah dipanaskan dengan uji titik nyala dan titik bakar dengan menggunakan alat penjepit.
4. Letakkan batu-batu tersebut ke masing-masing kertas.
5. Timbang batu tersebut yang sudah dicelupkan ke dalam aspal panas menggunakan timbangan.
V.
Pengolahan Data
1. Data Laboratorium : a. Kertas
= 0.5 gram
b. Batu Agregat
= 22 gram
c. Batu Agregat + Kertas
= 22.5 gram
d. Batu Agregat + Kertas + Aspal
= 26 gram
e. Aspal yang melekat
= 3.5 gram
2. Perhitungan : Kelekatan
=
=
Berat aspal (melekat) Berat agregat + Aspal (melekat)
3.5 22
x 100 %
= 15.9 % FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
30
x 100 %
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
VI.
Penanggung Jawab
1.
Dosen
2.
Instruktur : Bapak Ponimin
3.
Asisten
VII.
: Bp. Muhammad Isradi, ST, MT.
: Kak Aida Latifa
Kesimpulan
Dari data dan perhitungan praktikum yang kami lakukan di at as, maka dapat diambil kesimpulan bahwa presentase kelekatan aspal pada batuan adalah 15.9 %.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
31
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
Pemeriksaan
MIX DESAIN Kadar aspal 7% I.
Maksud
Praktikum ini dimaksudkan untuk mempersiapkan sampel untuk kegiatan praktikum selanjutnya yaitu campuran aspal dengan alat marshall. Dengan mencampurkan semua agregat dan aspal yang disediakan menurut presentase kadar aspal masing – masing.
II.
Peralatan
1. Wajan dan sodet untuk mengaduk aspal dan agregat Spatula.
2. 1 buah cetakan uji yang berdiameter 10 cm (4”) dan tinggi 7,5 cm (3”) lengkap dengan plat alas dan leher sambungan Penumbuk.
3. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder dengan berat 4537 kg (10 pound)dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm (18”).
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
32
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
4. Termometer
5. Kertas cetakan 6. Penjepit
7. Bak perendam setelah dikluarkan dari cetakan 8. Timbangan
9. Oven
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
33
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
III.
Benda Uji
Agregat yang telah dipisah-pisahkan sesuai saringan.
IV.
Cara Melakukan
1. Timbang agregat dengan berat sesuai dengan kadar yang dibutuhkan untuk campuran dengan aspal.
2. Pisahkan masing-masing jenis agregat berdasarkan ukurannya menggunakan plastik. 3. Agregat yang dipisahkan, kemudian dicampur dan dimasukkan seluruh a gregat ke dalam wajan. Siapkan aspal di sebuah wadah. Letakkan wadah yang berisi aspal tersebut diatas agregat. Panaskan agregat dan aspal sampai suhu 1500°C.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
34
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
4. Setelah aspal telah meleleh, campurkan dengan agregat. Aduk hingga rata menggunakan sodet.
5. Angkat agregat yang sudah tercampur rata oleh aspal. Masukkan ke dalam sebuah mold (cetakan).
6. Tumbuk agregat dan aspal tersebut hingga tumbukan sebanyak 75 kali menggunakan Hummer
7. Setelah ditumbuk, masukkan mold tersebut ke dalam oven. Keringkan selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam, buka cetakan dan timbang aspal dengan agregat yang telah dipadatkan tersebut. Lalu catat datanya 9. Bersihkan Peralatan dan kembalikan peralatan pada tempatnya masingmasing. FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
35
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
V.
Perhitungan
Parameter Presentase dan jumlah agregat untuk campuran dengan aspal : Kadar Aspal 7 % Saringan Nomor
Presentase Tertahan (%)
Jumlah Agregat (gram)
¾
0
0
½
7.5
69.75
3
/8
16
148.8
4
21.5
199.95
8
11
102.3
30
16.5
153.45
50
6.5
60.45
100
7
65.1
200
6.5
60.45
pan
7.5
69.75
Jumlah
100
930
Agregat + aspal
= 1000 gram
Berat Agregat
= 1000 – (1000 x kadar aspal) = 1000 – (1000 x 7 %) = 1000 – 70 = 930 gram
VI.
VII.
Penanggung Jawab
1. Dosen
: Bp. Muhammad Isradi, ST, MT
2. Instruktur
: Bapak Ponimin
3. Asisten
: Kak Aida Latifa
Kesimpulan
Data yang kami peroleh dari praktikum bahwa pada hasil mix desain agregat dan aspal dengan kadar 7 % yang kami buat yaitu : 1. Berat aregat + aspal
= 1000 gram
2. Berat Agregat
= 930 gram
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
36
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
Pemeriksaan (PC-02)
CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL (AASTHO T – 245 – 74) (ASTM D – 1559 – 62T) A. MAKSUD Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap
kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal . Ketahanan adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram (kg) atau pound. Kelelehan plastis adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam millimeter (mm) atau 0.01’’.
B.
PERALATAN
1. Ember dan keranjang untuk menghitung berat aspal dalam air
2. Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan suhu minimum 20°C
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
37
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
3. Alat Uji Marshall
4. Timbangan
A. BENDA UJI
Contoh Aspal yang telah dicetak saat praktikum mix desain dan di r endam selama 24 jam. Aspal ini sudah melewati proses di oven, di timbang, dan di oven selama 24 jam.
B.
PELAKSANAAN
1. Timbang keranjang dalam air.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
38
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
2. Masukkan cetakan aspal+agregat kedalam keranjang yang ada di dalam air. Timbang aspal dalam air.
3. Periksa suhu air dalam water bath pada suhu 21°C - 38°C.
4. Rendam cetakan aspal + agregat ke dalam water bath selama 30 menit.
5. Angkat cetakan aspal + agregat tersebut lalu letakkan dibawah mesin uji. Catat besar tekanan dan lelehnya.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
39
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
C. PERHITUNGAN
No.
A
B
C
D
E
F
G
H
I
1
5%
69,5
970
1002
580
422
2,30
2,53
11,49
2
6%
67,5
934
966
520,5
445,5
2,10
2,49
12,58
3
7%
74
960
992
572
420
2,29
2,45
16,00
4
8%
71
970
1002
575
427
2,27
2,41
18,17
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
80,43
8,08
19,57
58,72
9,17
0,86
1010,46
1010,46
4,20
240,59
72,59
14,83
27,41
45,89
15,82
0,88
1033,96
1033,96
4,00
258,49
79,14
4,86
20,86
76,69
6,76
0,95
1116,20
1116,20
3,80
293,74
77,81
4,01
22,19
81,91
5,89
0,97
1139,70
1139,70
3,70
308,03
Dimana: A = % Aspal terhadap campuran B = Tinggi benda uji ( mm ) C = Berat kering ( gram ) D = Berat dalam keadaan jenuh ( gram ) E = Berat dalam air ( gram ) F = Isi ( ml ) D*E G = Berat isi benda uji C/F H = Berat Jenis Teoritas
Berat Jenis Berat Jenis Berat Jenis Berat Jenis
Aspal ( Lab ) Agregat Kasar Agregat Halus Semen
=1 = 2.77 = 2.66 = 3.13
Aspal ( % )
Filler semen ( % )
Agregat Halus ( % )
Agregat Kasar ( % )
5
7.125
34.675
53.2
6
7.05
34.31
52.64
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
40
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
7
6.975
33.945
52.08
8
6.9
33.58
51.52
I = A*B / Bj.aspal J = (100*A)*G / Bj.agregat K = Jumlah kandungan rongga ( % ) 100 – I – J L = Prosen rongga terhadap agregat 100- J (VMA) M = Prosen rongga terisi aspal 100*I/L (VFB) N = Prosen rongga terhadap campuran 100-(100*G/H) (VIM) O = Pembacaan arloji stabilitas P = Stabilitas O*kalibrasi alat (25.88)*0.454*100 ( konversi ke kg ) Q = Stabilitas P*Koleransi tinggi R = Kelelehan S = Stabilitas / kelelehan Q/R (kg/mm)
No
Karakteristik Campuran
5%
Hasil Analisis 6%
Persyaratan 7%
8%
Min
Max
1
VMA (%)
19,57
27,41
20,86
22,19
14
-
2
VIM (%)
9,17
15,82
6,76
5,89
3
5
3
VFB (%)
58,72
45,89
76,69
81,91
60
-
4
Stabilitas (Kg)
1010,46
1033,96
1116,20
1139,70
55
-
5
Kelelehan (mm)
4,20
4,00
3,80
3,70
2
4
6
Kekakuan (Kg/mm)
240,59
258,49
293,74
308,03
200
300
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
41
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
42
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 3
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA
43