LAPORAN
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
DI PUSKESMAS IV KOTO KABUPATEN AGAM
26 MARET – 20 APRIL 2018
OLEH :
FEBRIYENNI
WISMAI ROSYANI
YULVIKAR RIDHA
RAHMAT YUSRA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2018
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Laporan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam Tahun 2018
Anggota Kelompok Puskesmas IV Koto :
1. FEBRIYENNI
2. WISMAI ROSYANI
3. YULVIKAR RIDHA
4. RAHMAT YUSRA
Laporan PKL ini telah diperiksa, disetujui untuk diseminarkan dan
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi Ilmu Kesehatan
Msyarakat STIKes Fort De Kock Bukittinggi tanggal, April 2018
Bukittinggi, April 2018
"Pembimbing I "Pembimbing II "
" " "
" " "
"Welly Famelia, SKM, MKM "Mila Sari, S.ST, M.Si "
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil Praktek Kerja Lapangan Manajemen Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam Tahun 2018 ini telah diperiksa, disetujui
dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort
De Kock Bukittinggi pada tanggal April 2018 dan dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diterima.
Bukittinggi, April 2018
Menyetui,
Moderator
_________________
Penguji I
__________________
Penguji II
______________________
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan
Praktek Kerja lapangan (PKL) manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas IV
Koto Kabupaten Agam dari tanggal 26 Maret – 20 April 2018.
Laporan hasil ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan hasil
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada yang
terhormat
1. Ibu Hj. Ns, Evi Hasnita, S.pd, M.Kes.
2. Bapak Harisnal, SKM, M.Epid ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat STIKes Fort De Kock Bukitttinggi.
3. Ibu Welly Famelia, SKM, MKM selaku Pembimbing Akademik
4. Ibu Drg.Yuliaty selaku Kepala Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam
5. Ibu. Fitriani, SKM selaku Pembimbing di Puskesmas IV Koto
6. Bapak, Ibu Staf Puskesmas IV Koto
7. Bapak, Ibu, Saudara/i yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
yang telah membantu terlaksananya praktek kerja lapangan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dari penulisan
laporan hasil ini.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan hasil pelaksanaan praktek kerja
lapangan manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca serta tim
penulis sendiri.
Koto Tuo, April 2018
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya
pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam kaitan ini
pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga
kesehatan yang bermutu dan mampu mengemban tugas untuk mewujudkan
perubahan, pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu institusi pendidikan yang melahirkan tenaga kesehatan
profesional adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock
Bukittinggi, merupakan salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang
berada di kota wisata Bukittinggi. Sebagai sekolah pendidikan kesehatan,
STIKes Ford De Kock telah menghasilkan lulusan-lulusan terbaik tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan dan kapasitas dan keterampilan
profesional dibidang kesehatan yang saat ini sudah bekerja diberbagai
penjuru negeri.
Secara alamiah, institusi selalu berusaha mencapai tujuan, memenuhi visi
dan misinya melalui program jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang ditengah arus perubahan lingkungan yang sangat dinamis.
Sehubungan dengan dinamika perubahan lingkungan tersebut, institusi
harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Adaptasi
memastikan institusi tetap dalam koridor pencapaian visi dan misinya dan
terlebih lagi untuk mempertahankan eksistensinya. Pembangunan kapasitas
(capacity building) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghadapi perubahan sesuai dengan tuntutan zaman.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat STIKes Ford De Kock Bukittinggi selalu diarahkan pada
keterampilan profesional melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
pada Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) untuk menimba ilmu dan
pengetahuan serta sebagai ajang aplikasi dan penerapan Pengetahuan,
Sikap dan Tindakan yang sebelumnya telah diperoleh dibangku perkuliahan.
Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa di sebut dengan PKL adalah
kegiatan ekstra kurikuler terstruktur dan merupakan salah satu bentuk
implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. Dalam hal ini PKL berupa kegiatan mengabdi di
Puskesmas yang bertujuan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, sikap
dan tindakan manajerial di tingkat Puskesmas.
Oleh karena itu, untuk mengaplikasikan dan menerapkan teori-teori yang
dipelajari dari berbagai mata kuliah dibangku kuliah dapat secara
langsung dipraktekkan di tingkat pelayanan Puskesmas yang berada di
Kabupaten/Kota diwilayah Provinsi Sumatera Barat. Agar dapat diketahui
bahwa teori yang dipelajari selama ini sama dengan yang ditemui didalam
prakteknya, sehingga teori tersebut dapat dilaksanakan dan diterapkan
dengan baik.
Untuk memperoleh pengalaman dan perbandingan antara teori dan praktek,
maka mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Fort De
Kock Bukittinggi Program Khusus tahun ajaran 2017/2018 diharuskan
menjalani praktek kerja lapangan di Fasilitas Kesehatan tingkat dasar
(Puskesmas) sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum
menyelesaikan program studinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan ini, diharapkan mahasiswa/i
yang mengikuti kegiatan PKL mampu menganalisis manajemen pelayanan
kesehatan masyarakat di Puskesmas dengan menerapkan ilmu yang telah
diperoleh sebelumnya serta mampu membandingkan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat di tingkat dasar (pratama).
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan atau kompetensi khusus yang harus dicapai mahasiswa/i
dalam PKL kali ini adalah :
a) Melaksanakan analisa situasi puskesmas
b) Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas
c) Merumuskan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
d) Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
e) Mendapatkan solusi pemecahan maslah pelayanan Puskesmas
f) Menyusun rencana operasional
g) Melaksanakan implementasi pemecahan masalah
h) Melaksanakan evaluasi dan monitoring implementasi pemecahan masalah
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa/i
a) Mengetahui dan memahami informasi tentang gambaran masalah-masalah
kesehatan masyarakat ditingkat Puskesmas tempat pelaksanaan PKL.
b) Mengetahui dan memahami program pokok dan program manajemen
kesehatan di Puskesmas
c) Mendapatkan pengalaman dan ilmu terkait perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi dalam kegiatan-kegiatan manajemen pelayanan
kesehatan masyarakat di Puskesmas.
d) Mengetahui dan memahami Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS).
e) Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan secara
langsung dilapangan.
2. Bagi Puskesmas
a) Dapat menambah masukan ilmu pelayanan kesehatan
b) Dapat menerapkan manajemen pelayanan kesehatan sesuai standar dan
peraturan perundangan terbaru.
3. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
a) Terjalinnya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara
lembaga pendidikan dengan Puskesmas sebagai lintas sektoral.
b) Sebagai tempat praktek bagi mahasiswa dalam bidang Kesehatan
Masyarakat.
c) Terbukanya peluang kerja bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja.
d) Bahan masukan dan evaluasi bagi institusi terkait hasil PKL
mahasiswa.
e) Sebagai salah satu upya mempromosikan program studi ilmu kesehatan
masyarakat STIKes Fort De Kock Bukittinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah
unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes,
2011).
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional, yang diberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota, untuk
melaksanakan tugas operasional kesehatan di wilayah kecamatan,
serta pusat pengembangan kesehatan yang membina peran serta
masyarakat, disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat, diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok (Alamsyah, 2011).
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan
Puskesmas umumnya berada di bawah dinas kesehatan Kabupaten/Kota.
B. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah (Kep.Menkes No : 128/Menkes/SK/I/2014) :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan
unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di
tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti
posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat adalah sebagai pembina.
5. Sebagai Pembinaan pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat.
C. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
a) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
b) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara:
a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c) Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.
D. Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru ada beberapa usaha
pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itupun sangat
tergantung kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang
tersedia.
Pelaksanaan kegiatan pokok diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Oleh karena itu kegiatan pokok puskesmas ditujukan
untuk kepentingan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah
kerjanya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas dan kegiatan
pokok di atas adalah :
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta
bayi, anak balita dan anak prasekolah
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila
ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya
d) Immunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X,
polio 3X, dan campak 1X pada bayi
e) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
f) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu berisiko tinggi
g) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan
h) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang
kesehatan, dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai
mengunjungi puskesmas dan meminta agar mereka datang ke puskesmas
lagi.
i) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun
bayi
2. Upaya Keluarga Berencana
a) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan caton ibu
yang mengunjungi KIA
b) Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c) Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang keluarga berencana kapan
saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan
kunjungan rumah
d) Memasang IUD, cara-cara penggunaan pit, kondom dan cara-cara lain
dengan memberi sarananya
e) Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan
kehamilan.
3. Upaya Perbaikan Gizi
a) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara perseorangan
kepada mereka yang membutuhkan, terutama dalam rangka program KIA
d) Melaksanakan program-program:
1) Program perbaikan gizi keluarga (suatu program menyeluruh yang
mencakup pembangunan masyarakat) melalui kelompok-kelompok
penimbangan pos pelayanan terpadu
2) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
yang cukup kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun dan kepada ibu
yang menyusui
3) Memberikan vitamin A kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan Iingkungan yang dilakukan staf
puskesmas adalah :
a) Penyehatan air bersih
b) Penyehatan pembuangan kotoran
c) Penyehatan lingkungan perumahan
d) Penyehatan air buangan/limbah
e) Pengawasan sanitasi tempat umum
f) Penyehatan makanan dan minuman
g) Pelaksanaan peraturan perundangan
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a) Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b) Melaporkan kasus penyakit menular
c) Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan
yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahuyi
sumber penularan
d) Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e) Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f) Pemberian immunisasi
g) Pemberantasan vektor
h) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya Pengobatan
a) Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
1) Mendapatkan riwayat penyakit
2) Mengadaan pemeriksaan fisik
3) Mengadaan pemeriksaan laboratorium
4) Membuat diagnosa
b) Melaksanakan tindakan pengobatan
c) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
1) Rujukan diagnostik
2) Rujukan pengobatan/rehabilitasi
3) Rujukan lain
7. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan
kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di
klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
b) Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi
di tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan. Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam
mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puskesmas.
8. Upaya Kesehatan Sekolah
a) Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan
gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan
b) Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif
dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d) Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e) Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II sampai
VI dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana
f) Immunisasi peserta didik kelas I dan VI
g) Pengawasan terhadap keadaan air
h) Pengobatan ringan pertolongan pertama
i) Rujukan medik
j) Penanganan kasus anemia gizi
k) Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l) Pencatatan dan pelaporan.
9. Upaya Kesehatan Olahraga :
a) Permeriksaan kesehatan berkala
b) Penentuan takaran latihan
c) Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d) Pengobatan akibat cedera latihan
e) Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
a) Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis
kelamin
b) Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat (keluarga binaan)
c) Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil,
anak balita, usia lanjut dan sebagainya
d) Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja
a) Identifikasi. masalah, meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja
2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke
puskesmas Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat
kerja
3) Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan
gizi pekerja, Iingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan
kesejahteraan
4) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
a) Penyuluhan kesehatan
b) Kegiatan ergonomoik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian
antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap
pekerja
c) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
d) Pemakaian alat pelindung
b) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
c) Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
d) Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
a) Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b) Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
1) Anak sekolah
2) Kelompok ibu hamil, menyusui dan anak pra sekolah
c) Pelayanan medik gigi dasar, meliputi :
1) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang
Iebih mampu
3) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
4) Memelihara kebersihan (higiene klinik)
5) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d) Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya Kesehatan Jiwa
a) Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b) Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c) Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta
masyarakat
d) Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan
peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan jiwa
e) Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya Kesehatan Mata
a) Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
kegiatan pokok Iainnya
b) Upaya kesehatan mata;
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola
mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi, dan
pemeriksaan laboratorium
3) Pengobatan dan pemberiaan kacamata
15. Upaya Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui :
a) Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, limas
sektoral dan berbagai organisasi kesehatan. yang dilaksanakan
melalui dialog. seminar dan lokakarya , dalam rangka komunikasi,
informasi, dan motivasi dengan memanfaatkan media massa dan sistem
informasi kesehatan
b) Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi atau
sarasehan kepemimpinan di bidang kesehatan
c) Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang
dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
1) Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2) Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah
kesehatannya
3) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui
kader yang telah dilatih
e) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
16. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
a) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk
pengobatan tradisional
b) Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
A. Data Keadaan Geografi, Demografi dan Topografi
Puskesmas IV Koto didirikan pada tahun 1975 dalam bentuk Puskesmas,
terletak di Jorong Guguak Randah Kanagarian Guguak Tabek Sarojo dalam
Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam.
Gambar. 3.1
Peta wilayah kerja Puskesmas IV koto
Visi Puskesmas IV Koto adalah : IV Koto sehat menuju terwujudnya Agam
Sehat.
Misi dari Puskesmas IV Koto adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan dikecamatan IV Koto
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
diwilayah Kecamatan IV Koto.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat.
5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat secara alami.
Sementara Motto dari pelayanan kesehatan di Puskesmas IV Koto "bekerja
dengan ikhlas itu ibadah"
Puskesmas IV Koto berada di Kecamatan IV Koto yang memiliki luas wilayah
sebesar 70,000 km2 yang berarti hanya 3,14 % dari luas wilayah Kabupaten
Agam yang mencapai 2.232,30 km2. Topografi daerah Kecamatan IV Koto
bervariasi antara dataran bergelombang dan berbukit yang dapat dilalui
oleh kendaraan roda dua maupun roda empat yang terdiri dari 7 Nagari dan
24 Jorong.
Jarak dari ibu kota kecamatan yaitu Balingka lebih kurang 5 Km dan dari
ibu kota Kabupaten yaitu Lubuk Basung lebih kurang 60 Km, dengan
kemiringan lahan berkisar 0( - 45( dengan ketinggian 450 - 1200 m dpl dan
suhu udara 18 – 26( celcius.
Wilayah Kecamatan IV Koto dialiri oleh beberapa sungai dan sungai
tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar aliran sungai untuk
mendukung usaha pertanian dan keperluan sehari-hari. Ditinjau dari batas
daerah, maka wilayah kerja Puskesmas IV Koto mempunyai batas :
Sebelah Utara : Kec.Tilatang Kamang dan Kodya Bukittinggi
Sebelah Selatan : Kec. Malalak
Sebelah Barat : Kec. Matur
Sebelah Timur : Kec. Banuhampu
Dilihat dari segi kondisi alamnya, Kecamatan IV koto merupakan daerah
yang memiliki 1 (satu) gunung yaitu Gunung Singgalang dengan ketinggian
2.877 meter dpl serta terdapat 1 (satu) lembah, yaitu Ngarai Sianok serta
3 (tiga) sungai yaitu Batang Sianok, Batang Landia, dan Batang Lurah
Panta.
B. Kependudukan di wilayah kerja Puskesmas IV Koto
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil registrasi penduduk oleh BPS Kecamatan IV Koto pada
akhir tahun 2017, jumlah penduduk Kecamatan IV Koto tahun 2017
berjumlah ± 24.066 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak
11.858 jiwa (49.2 %) dan penduduk perempuan berjumlah 12.208 jiwa
(50.8 %). Adapun rasio beban tanggungan adalah 53 dan rasio jenis
kelamin adalah 97,13. Sedangkan jumlah kepala keluarga (KK) adalah
sebanyak 8045 KK, dengan rata-rata jiwa per rumah tangga adalah
sebesar 2,99.
2. Tingkat Kepadatan Penduduk
Jika dibandingkan jumlah penduduk pada akhir tahun 2016 dengan jumlah
penduduk akhir tahun 2017 yang berjumlah 24.066 jiwa, maka tingkat
kepadatan penduduk di Kecamatan IV Koto adalah sebesar 353/Km2. Nagari
Balingka merupakan nagari yang terbanyak jumlah penduduknya yaitu
sebanyak 6045 orang, sedangkan nagari Sungai Landia jumlah penduduknya
hanya sebanyak 2041 orang.
Nagari Guguak Tabek Sarojo merupakan nagari yang terpadat jumlah
penduduknya, yaitu dengan kepadatan sekitar 1563 orang/km2 dengan luas
wilayah 2,9 km2 dan jumlah rumah tangganya sebanyak 1160 KK. Sedangkan
Nagari Sungai Landia merupakan nagari yang terjarang penduduknya yaitu
dengan kepadatan 117 jiwa/km2 dengan luas wilayah 17,4 km2 dan jumlah
rumah tangga nya sebanyak 661 KK.
3. Profil Penduduk Miskin
Sampai akhir tahun 2017 tercatat sebanyak 481 KK miskin. Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keluarga miskin, tabel
berikut ini memperlihatkan profil penduduk miskin menurut nagari.
Tabel 1. Distribusi Penduduk Miskin di Kecamatan IV Koto tahun 2017
"No. "Nagari "Jlh. KK "KK Miskin "% KK Miskin "
"1 "Guguak T Sarojo "1092 "42 "3.8 "
"2 "Koto Gadang "1179 "25 "2.1 "
"3 "Balingka "1356 "166 "12.2 "
"4 "Sianok VI Suku "710 "81 "11.4 "
"5 "Sungai Landia "1373 "27 "2.0 "
"6 "Koto Panjang "745 "83 "11.1 "
"7 "Koto Tuo "1045 "57 "5.5 "
"Kec. IV Koto "7500 "481 "6.4 "
Sumber : Kecamatan IV koto dalam angka tahun 2017
Dari tabel tersebut, ternyata nagari yang tertinggi porsentase
keluarga miskinnya adalah Nagari Balingka yaitu 12,2 % dari total
kepala keluarga yang ada, sedangkan yang terendah adalah Nagari Sungai
Landia, yaitu 2,0 % dari total kepala keluarga yang ada. Secara
keseluruhan di kecamatan, persentase KK miskin adalah sebesar 6,4 %
dari 7.500 KK yang ada.
4. Kelahiran
Kelahiran (fertilitas) merupakan salah satu bagian dari parameter
demografi yang memberi pengaruh langsung terhadap pertumbuhan
penduduk. Yang dimaksud dengan kelahiran adalah banyaknya anak yang
lahir di wilayah kerja Puskesmas IV Koto pada akhir tahun 2017
tercatat sebanyak 505 kelahiran hidup.
C. Manajerial Puskesmas IV Koto
1. Manajemen Puskesmas IV koto
Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan
mengkoordinasi kegiatan Puskesmas. Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepala
Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan
organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing – masing,
mulai dari penetapan masalah/pengambilan keputusan, perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta penyampaian
laporan kegiatan kepada Dinas kesehatan Kabupaten Agam setiap
bulannya. Kemampuan Kepala Puskesmas untuk menyelenggarakan fungsi-
fungsi tersebut masih mempunyai kendala , terutama yang berkaitan
dengan kepengelolaan sistem informasi kesehatan dan pengolahan data.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat,
maka keadaan dan situasi sarana/unit pelayanan kesehatan di Puskesmas
IV koto seperti dibawah ini:
a) 1 unit Puskesmas untuk 1 kecamatan, 12 unit Puskesmas Pembantu dan
4 unit Polindes;
b) Perbandingan jumlah sarana pelayanan kesehatan dengan jumlah
penduduk adalah 1 sarana kesehatan melayani sekitar 1.545 penduduk;
c) Sebagian besar masyarakat sudah dapat memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan yang tersebar di setiap jorong.
3. Tenaga Kesehatan
Dalam rangka pelaksanaan berbagai program pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas IV Koto, maka SDM Puskesmas IV Koto didukung
oleh 41 orang tenaga dengan berbagai latar belakang pendidikan baik
kesehatan maupun non kesehatan, yang terdiri dari tenaga PNS/CPNS,
PTT, dan honor daerah.
Tabel 2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas IV Koto
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2016
"No. "Jenis Ketenagaan "Jumlah "
" " "yang ada "
"1. "Dokter Umum "2 "
"2. "Dokter Gigi "1 "
"3. "Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM ) "2 "
"4. "Sarjana Keperawatan ( S Kep ) "1 "
"5. "Bidan "21 "
"6. "Perawat "4 "
"7. "Perawat Gigi "3 "
"8. "Tenaga/Ahli Gizi "1 "
"9. "Tenaga Sanitasi/Kesling "1 "
"10. "Tenaga Farmasi "1 "
"11. "Tenaga Analis Kesehatan "1 "
"12. "Tenaga Administrasi Kesehatan dan Adm "0 "
" "Lainnya " "
"13. "Tenaga Pekarya Kesehatan "0 "
"14. "Sopir "1 "
"15. "Satpam "1 "
"16. "Tenaga K3 "1 "
" "TOTAL "41 "
Berdasarkan data diatas, jelas terlihat posisi tenaga kesehatan dan
non kesehatan sebagai berikut:
a) Terdapat 41 orang tenaga di lingkungan Puskesmas IV Koto termasuk
bidan di Pustu dan Polindes;
b) Khusus Tenaga Bidan untuk Pustu/polindes di jorong, masih menjadi
prioritas dimana masih adanya bidan yang bertanggung jawab untuk 2
jorong.
c) Tenaga administrasi sangat kurang, sehingga masih banyak tenaga
kesehatan fungsional yang diperbantukan kepada tugas dan pekerjaan
struktural
D. Pencapaian Program Kesehatan Puskesmas IV Koto Tahun 2017
Pembangunan dibidang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas IV koto
ditujukan untuk 'menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
kecamatan IV Koto' seperti yang diamanatkan dalam misi Puskesmas IV Koto
dilaksanakan melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang
cendrung mengalami perubahan (trend) yang dinamis. Dimana ada beberapa
program dan kegiatan mengalami kenaikan dan ada pula yang mengalami
penurunan. Walaupun demikian, selama tahun 2017 pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas IV Koto telah berhasil mempertahankan dan
meningkatkan cakupan program serta selalu berupaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama tahun
2017 lebih ditekankan kepada upaya promotif dan preventif yang dipadukan
secara seimbang dengan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dalam rangka
pelaksanaan program pembangunan kesehatan tersebut selama Tahun 2017,
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Jumlah Kematian (Mortalitas)
a) Jumlah Kematian Bayi dan Anak Balita
Selama tahun 2016 - 2017, jumlah kematian bayi dan anak balita
mengalami perubahan seperti yang ditunjukkan pada grafik dibawah
ini.
Sumber : KIA Puskesmas IV Koto Tahun 2017
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
jumlah kematian bayi dimana pada tahun 2016 ditemukan 3 bayi
meninggal sedangkan jumlah kematian bayi tahun 2017 ditemukan 1 bayi
meninggal. Jumlah kematian anak balita tidak ada pada tahun 2017.
Dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun 2016-2017,
jumlah kelahiran hidup juga mengalami penurunan dari 449 orang pada
tahun 2016 menjadi 420 orang pada tahun 2017, namun kondisi ini
tetap menunjukkan bahwa kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas IV
Koto masih menjadi permasalahan prioritas yang perlu ditangani.
Penyebab kematian neonatus dan bayi pada tahun 2017 tersebut diatas,
disebabkan oleh 1 Pre Exlamsi, 1 KPD, 1 Ibu demam dan 1 Sepsis +
Trachea Melese
b) Jumlah Kematian Ibu
Tingkat perkembangan jumlah kematian ibu selama periode 2016-2017
juga mengalami perubahan sebagaimana terlihat pada tabel dan grafik
dibawah ini.
Sumber : KIA Puskesmas IV koto Tahun 2017
Dari grafik diatas, bahwa pada tahun 2017 ditemui 1 kematian ibu
bersalin dan 1 kematian ibu hamil atau kematian ibu nifas.
c) Jumlah Angka Kesakitan (Morbiditas)
Angka kesakitan dan prevalensi penyakit pada penduduk di wilayah
kerja Puskesmas IV koto selama tahun 2016 – 2017 dapat dilihat
sebagaimana tersebut dibawah ini;
1) Prevalensi Penderita Malaria
Selama tahun 2016 - 2017, tidak ditemui penderita penyakit
Malaria di wilayah kerja Puskesmas IV Koto.
2) Prevalensi Penderita TB Paru, AFP Polio dan Pneumonia
Selama tahun 2017, di Puskesmas IV koto Jumlah penderita TB Paru
klinis adalah sebanyak 29 orang dengan penderita TB Paru (+)
adalah sebanyak 24 orang (77 %) dan 5 orang ( 23 %) dibawah 14
tahun dari jumlah penderita yang di obati selama tahun 2017
tersebut, Pengobatan yang dilakukan terhadap penderita TB Paru
adalah sebanyak 29 kasus dengan tingkat kesembuhannya sebesar 100
%. Sementara itu, kasus AFP Polio < 15 tahun selama tahun 2017
tidak dijumpai adanya kasus. Penderita Pneumonia pada Balita
selama tahun 2017 dijumpai adanya 79 kasus.
Sumber : Program P2P Puskesmas IV Koto Tahun 2017
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan, secara pencapaian
indikator SPM tahun 2017, maka indikator kesembuhan penderita TB
Paru pada tahun 2017 meningkat menjadi 100 %, dan target adalah
100 %. Sedangkan penderita DBD tidak ada kasus, serta penderita
Balita Diare yang dilakukan penanganannya mencapai 100 %
3) Prevalensi Penderita HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan
Diare
Berdasarkan hasil pengamatan dan surveillance epidemiologi
Puskesmas IV Koto selama tahun 2017, tidak ditemukan penderita
HIV/AIDS.
Prevalensi penderita DBD di Puskesmas IV Koto selama tahun 2017
tidak mengalami peningkatan. Adapun kasus DBD di wilayah kerja
Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 tidak ada, sedangkan tahun
2016 dijumpai 4 orang penderita DBD (0,017 %) dari jumlah
penduduk.
Untuk lebih jelasnya tingkat perkembangan pelayanan dan
pencegahan dan penanganan penyakit infeksi dan menular di wilayah
kerja Puskesmas IV Koto selama periode tahun 2016-2017 dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Program P2P Puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi
penurunan penderita TB Paru (+) dari tahun 2016, Prevalensi DBD
dan HIV/AIDS selama tahun 2017 tidak terjadi kasus.
4) Pelayanan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Malaria, Penyakit
Kusta dan Penyakit Filariasis
Di wilayah kerja Puskesmas IV Koto, tidak terdapat penyakit
malaria maupun filariasis selama periode 2 tahun terakhir, namun
penyakit kusta ditemukan 1 orang ( dari tahun 2016 ).
5) Kasus dan Angka Kesakitan penyakit Menular yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi ( PD31)
Perkembangan jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi selama tahun 2016-2017,
berdasarkan hasil pemantauan dan surveilance (pengamatan) yang
telah dilakukan, tidak ditemukan kasus-kasus penyakit menular
yang membahayakan.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Serta Peningkatan Status Gizi
Masyarakat
a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Cakupan peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di
Puskesmas IV koto selama tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016
ada mengalami peningkatan dan penurunan, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : KIA Puskesmas IV Koto Tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Cakupan K4 Ibu Hamil pada tahun 2017 belum mencapai target SPM
(90 %), dan secara tingkat perkembangan cakupannya mengalami
penurunan dari tahun 2016 yaitu dari 78.8 % menurun menjadi 70.8
% pada tahun 2017
2) Cakupan Ibu hamil risti yang dirujuk pada akhir tahun 2017 masih
dibawah target SPM (88 %), yaitu mengalami penurunan di tahun
2017 yaitu 35.
3) Cakupan pertolongan persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Bidan)
dibandingkan dengan target tahun 2017, maka cakupan pada tahun
2017 yaitu sebesar 100 %. Cakupan ini mengalami penurunan di
tahun 2016 yaitu sebesar 376.
4) Cakupan kunjungan neonatus pada tahun 2017 juga sudah mencapai
target 100 %,
5) Cakupan kunjungan bayi selama tahun 2017 adalah sebesar 100 %,
mengalami penurunan dari tahun 2016 yang mencapai 76.8 % ;
6) Cakupan BBLR yang ditangani selama tahun 2017 adalah sebesar 100
% dan mencapai target SPM tahun 2017 yaitu 100 %.
b) Prevalensi dan Status Gizi Masyarakat
Status gizi balita masih menjadi prioritas permasalahan di wilayah
kerja puskesmas IV Koto selama Tahun 2017. Berdasarkan indikator
status gizi anak balita tidak ditemukan balita dengan prevalensi
gizi buruk. Dibandingkan dengan cakupan tahun 2016, maka kondisi
Tahun 2017 masih sama.
Berdasarkan pemantauan dan hasil penimbangan massal yang dilakukan
selama tahun 2017, maka prevalensi gizi buruk dan kurang, juga
didukung oleh tingkat partisipasi masyarakat untuk datang ke
posyandu, dimana D/S selama tahun 2017 yaitu 85.9 %, Cakupan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan gizi balita melalui cakupan
N/D selama tahun 2017 adalah sebesar 80 %, kondisi ini mengalami
peningkatan dari tahun 2016 yaitu sebesar 68,34 %, Untuk lebih
jelasnya tingkat perkembangan cakupan status gizi masyarakat dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Gizi Puskesmas IV Koto Tahun 2017
3. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Pelayanan kesehatan terhadap anak usia balita dan pra sekolah serta
usia sekolah selama tahun 2017, yaitu indikator cakupan deteksi dini
tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah. Anak usia prasekolah yang
dideteksi dan dilakukan pemeriksaan kesehatannya adalah 80 % dan
murid sekolah yang diperiksa sebanyak 895 siswa dari 2640 siswa SD/MI
(33.5 %).
Berdasarkan cakupan indikator diatas, maka belum ada yang mencapai
target sampai dengan tahun 2017, sehingga pelaksanaan program dan
kegiatan usia prasekolah dan usia sekolah ini perlu menjadi prioritas
penanganannya pada tahun 2017. Untuk lebih jelasnya tingkat
perkembangannya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Yankes Puskesmas IV Koto tahun 2017
4. Pelayanan Dan Program Keluarga Berencana (KB)
Selama tahun 2017, peserta KB aktif di wilayah kerja Puskesmas IV Koto
adalah sebanyak 1.409 (83.1 %) dari PUS dan cakupan ini meningkat dari
tahun 2016 yang sebesar 78,4 %. Sampai dengan akhir tahun 2017,
pencapaian KB Aktif ini sudah mencapai target SPM yaitu 70 %.
Sementara itu, untuk cakupan pelayanan KB bagi peserta KB baru selama
tahun 2017 adalah sebanyak 321 dari PUS yang ada ( 15,5 %).
Dari Cakupan pelayanan peserta KB Aktif tersebut, maka sebesar 83.1 %
adalah yang memakai suntikan, pil sebesar 13.1 % dan IUD sebesar 7,7
%, MOP sebesar 1.1 %, Kondom sebesar 9.8 % . Untuk pelayanan peserta
KB yang baru, pemakaian kontrasepsi terbanyak juga Suntikan yaitu
sebesar 86.8 %, yang memakai Pil sebesar 10,3 % dan IUD sebanyak 3.9
%, IMP sebesar 6,1 dan Kondom sebesar 5,8 %.
5. Pelayanan Imunisasi
Sampai akhir tahun 2017, pelaksanaan program dan kegiatan imunisasi
termasuk program prioritas, khususnya dalam rangka upaya pencegahan
penyakit infeksi dan menular. Dari 384 bayi yang ada pada tahun 2017,
maka untuk HB O mencapai 91.15 %, BCG 92.97 %, DPT/HB1 sudah mencapai
87,2 %, DPT/HB3 73 %, Polio 4 mencapai 80.8 % dan campak juga sudah
mencapai target 71.5
Untuk lebih jelasnya perkembangan cakupan imunisasi bayi dan ibu hamil
selama tahun 2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Imunisasi Puskesmas IV Koto Tahun 2017
Universal Child Immunizaztion (UCI) di puskesmas IV Koto sampai dengan
akhir tahun 2017 masih belum mencapai target SPM yang ditetapkan yaitu
100 % dimana cakupan UCI tahun 2017 yaitu 8 jorong ( 69 % ) dari 24
jorong yang ada di wilayah kerja Puskesmas IV Koto. Cakupan ini naik
dari tahun 2016 yaitu 48 %. Untuk lebih jelasnya perkembangan
pencapaian UCI di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama tahun 2016 –
2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Imunisasi Puskesmas IV Koto Tahun 2017
6. Pelayanan Balita, Bayi BGM Gakin dan Ibu Hamil
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita yang mendapat kapsul Vitamin A
selama 2 kali pada tahun 2017 adalah sebanyak 2496 orang (100 %) dari
2496 balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas IV Koto. Pelayanan
kesehatan terhadap bayi BGM dari Keluarga Miskin (GAKIN) yang
mendapatkan Makanan Pendamping (MP) ASI adalah sebanyak 1 orang (100
%).
Dari balita yang ada, maka terdapat 1 orang balita yang mengalami
kasus gizi buruk, sehingga harus mendapatkan pelayanan kesehatannya,
dimana cakupan perawatan balita gizi buruk adalah 100 %. Untuk lebih
jelasnya perkembangan tingkat pencapaian indikator pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan balita serta pelayanan gizi masyarakat
selama tahun 2016 – 2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Gizi Puskesmas IV Koto Tahun 2017
Dari grafik perkembangan diatas, maka sampai dengan tahun 2017, 3
(tiga) indikator yang tetap mencapai target SPM, yaitu cakupan Bayi
BGM yang mendapat MP-ASI dan cakupan Balita gizi buruk yang
mendapatkan perawatan.
Cakupan Ibu Hamil (Bumil) yang mendapatkan distribusi tablet Fe-1
selama tahun 2017 adalah sebanya 73.23 %, Cakupan ini mengalami
penurunan dari tahun 2016, dimana Fe-1 sebesar 84.17 %, dan cakupan Fe-
3 sebanyak 71 % mengalami penurunan dari tahun 2016 yaitu Fe-3 sebesar
77.09 %.
Sumber : KIA Puskesmas IV Koto Tahun 2017
7. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi
Selama tahun 2017, jumlah dan persentase Nagari yang terkena Kejadian
Luar Biasa (KLB) penyakit tidak ada (nihil).
8. Pemberdayaan Masyarakat Termasuk Penyuluhan Kesehatan Napza
Perkembangan perilaku hidup dan pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas IV Koto dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Promkes Puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a) Cakupan rumah sehat pada tahun 2017 adalah 81.45 % dari 5.489 rumah
yang dilakukan pemeriksaan, sedangkan target SPM yang harus dicapai
pada tahun 2017 adalah 100 %, sehingga cakupan rumah yang memenuhi
syarat kesehatan belum mencapai target yang ditetapkan
b) Cakupan bayi yang diberikan ASI Ekslusif sampai dengan akhir tahun
2017 adalah sebesar 85.9 %.
c) Cakupan jorong dengan kadar atau pemakaian garam beryodium dengan
baik pada tahun 2016-2017 mencapai 100 %;
d) Cakupan posyandu purnama dan mandiri selama tahun 2017 mencapai 46
posyandu (100 %), dengan perincian posyandu purnama sebanyak 28 buah
(60,8 %) dan posyandu mandiri sebanyak 18 buah (30,4 %) dari 46 buah
posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas IV Koto.
e) Cakupan pelaksanaan penyuluhan kesehatan NAPZA di wilayah kerja
Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 adalah sebanyak 13 kali dari 157
penyuluhan (8,3 %), dan cakupan ini mengalami peningkatan dari tahun
2016 dimana penyuluhan napza dilakukan 9 kali dari 123 kali kegiatan
penyuluhan kesehatan. Dalam hal ini, jumlah seluruh kegiatan
penyuluhan mengalami peningkatan dari tahun 2016.
9. Jaminan Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Jumlah penduduk di Kecamatan IV Koto sampai akhir Desember 2017
adalah sebanyak 24.066 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 8045 KK. Dari
jumlah penduduk tersebut, maka sebanyak 17240 jiwa sudah tercakup
menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar. Cakupan ini
selama periode 2016-2017.
Dari jumlah KK tersebut, maka sebanyak 992 KK merupakan KK Miskin
(GAKIN) dan selama tahun 2017 sebanyak 883 KK (89,01 %) telah mendapat
kartu jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM). Adapun cakupan
KK miskin yang mendapat pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
IV Koto selama tahun 2017 adalah 20.20 % yaitu 4694 orang.
Dari 992 KK miskin tersebut, maka sebanyak 1 orang merupakan bayi (0-
11 bulan) yang merupakan kasus gizi buruk (BGM) dan semuanya telah
mendapat bantuan MP-ASI (100 %). Cakupan ini sudah mencapai target SPM
yang telah ditetapkan yaitu juga 100 %.
10. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Termasuk Penyediaan Kebutuhan Obat
Pelayanan Kesehatan Dasar
Akses dan mutu pelayanan kesehatan selama tahun 2017 ini juga
ditentukan oleh beberapa indikator, yaitu cakupan pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan (Puskesmas) melalui kunjungan rawat jalan, dan
cakupan pelayanan kesehatan jiwa termasuk ketersediaan kebutuhan obat-
obatan untuk pelayanan kesehatan dasar masyarakat.
Cakupan kunjungan rawat jalan selama tahun 2017 adalah sebanyak 17063
kunjungan. Hal ini berarti masyarakat sudah memahami dan mengetahui
serta menyadari bahwa sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan
IV Koto dapat membantu dan meringankan masalah kesehatannya.
Sementara itu, cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas IV Koto
selama tahun 2017 sebanyak 133 orang mengalami peningkatan daripada
tahun 2016, kunjungan jiwanya sebanyak 12 . Hal ini berarti bahwa
kasus penderita dengan gangguan jiwa dan psikologis justru mengalami
peningkatan. Sampai dengan akhir tahun 2017 cakupan yankes jiwa ini
sudah jauh dibawah target SPM.
Persentase pemakaian Obat Generik Berlogo (OGB) dalam persediaan obat
juga merupakan salah satu indikator peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas IV Koto, dimana selama Tahun 2017
penulisan resep obat generik adalah sebanyak 17.053 resep. Puskesmas
IV Koto juga sudah mempunyai laboratorium beserta tenaga analisnya.
11. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Selama tahun 2017, cakupan pencapaian pelayanan dasar kesehatan gigi
dan mulut, telah dilakukan sebanyak 172 tumpatan gigi tetap dan
pencabutan gigi tetap sebanyak 270, dengan rasio tambal dan cabut 0,6.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah melalui program UKGS,
dimana jumlah murid SD yang dilakukan pemeriksaan adalah sebanyak 895
anak dan cakupan ini peningkatan dari tahun 2016. Sedangkan dari hasil
pemeriksaan tersebut yang perlu mendapatkan perawatan adalah sebanyak
441 orang. Jumlah murid SD yang mendapat perawatan kesehatan giginya
tidak ada. Cakupan hasil perawatan kesehatan gigi dan mulut ini
menandakan bahwa masih perlunya peningkatan pelayanan kesehatan
kesehatan gigi dan mulut anak SD disekolah-sekolah.
12. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada akhir tahun 2017, program Peningkatan PHBS di Puskesmas IV Koto
mengalami peningkatan secara kuantitas atau jumlah kegiatannya terus
meningkat, hal ini dibuktikan dengan persentase rumah tangga ber-PHBS
di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 adalah sebesar
3485 rumah tangga (86.0 %) yang dilakukan pemantauan. Cakupan ini
mengalami penurunan dari tahun 2016 yaitu sebesar (61.8 %). Penurunan
tingkat PHBS masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama
tahun 2017 ini, disebabkan terus meningkatnya jumlah rumah tangga yang
dilakukan pemeriksaan dan pemantauan yaitu dari 740 KK pada tahun
2017.
13. Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat
Permasalahan sanitasi dan kesehatan lingkungan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 masih belum dapat
diselesaikan secara tuntas dan membutuhkan waktu dan perencanaan
secara berkala dan koordinasi yang baik dengan lintas sektoral. Adapun
kondisi keadaan sanitasi dan lingkungan masyarakat pada akhir tahun
2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : P2P Puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
perkembangan keadaan sanitasi dan kesehatan lingkungan keluarga dan
masyarakat mengalami kecendrungan peningkatan dari tahun 2016, dan
masih perlu menjadi perhatian khusus untuk masa yang akan datang.
Untuk keadaan rumah sehat terjadi peningkatan , dimana sebanyak 5489
rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas IV koto pada tahun
2017 dilakukan pemeriksaan keadaan sanitasi dan kesehatan
lingkungannya sebanyak 1824 rumah dan kondisi ini mengalami
peningkatan dari tahun 2016.
Namun dari segi pemeriksaan kesehatan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
mengalami peningkatan, dimana dari 267 sarana TPM yang ada, terdiri
dari Restoran/Rumah makan dan pasar, telah dilakukan pemeriksaan
sebanyak 111, namun hanya 11 yang memenuhi syarat kesehatan. Kondisi
ini mengalami penurunan karena dalam penetuan syarat kesehatan telah
dilakukan penilaian berdasarkan nilai yang telah ditetapkan dari
pusat. Sedangkan ketersediaan keluarga yang memiliki akses terhadap
penyediaan air bersih selama tahun 2016 dari 5489 KK (rumah tangga)
yang ada, sebanyak 1824 KK diperiksa (77.9 %) yang terdiri dari,
Ledeng/perpipaan 1824 KK.
14. Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Hygiene Sanitasi Masyarakat
Selama tahun 2017, jumlah institusi masyarakat yang dilakukan
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasinya adalah sebanyak 61 dari
120 institusi yang ada (50.8 %) yang terdiri dari sarana kesehatan,
sarana pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran.
Dalam hal pencegahan DBD dan Malaria serta penyakit yang bersumber
(vektor) nyamuk, maka selama tahun 2017 dari 5489 rumah yang ada,
sebanyak 200 dilakukan pemeriksaan . Cakupan ini juga mengalami
peningkatan, karena dari hasil pemeriksaan rumah/bangunan yang bebas
jentik adalah sebanyak 119 rumah (100 %) dibandingkan dengan tahun
2016 yaitu 66,57 %.
Sumber : P2P Puskesmas IV Koto Tahun 2017
E. Ratio Ketersediaan Tenaga Kesehatan (SDM)
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Puskesmas IV Koto selama tahun
2017, juga dipengaruhi oleh pencapaian indikator ratio kecukupan Tenaga
Kesehatan (Nakes). Adapun pencapaian ratio SDM kesehatan selama tahun
2016 – 2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Sumber : Kepegawaian puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik perkembangan ketersediaan SDM Kesehatan di Puskesmas
IV Koto tahun 2016 – 2017, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dokter Umum selama tahun 2016-2017 berjumlah 2 orang dan 1 orang Dokter
menempati rumah dinas medis di lingkungan Puskesmas IV Koto;
a) Dokter Gigi selama tahun 2016-2017 berjumlah 1 orang;
b) Asisten Apoteker selama tahun 2016-2017 berjumlah 1 orang;
c) Tenaga Bidan selama tahun 2016-2017 berjumlah 21 orang;
d) Tenaga Perawat selama tahun 2016-2017 berjumlah 4 orang yang terdiri
dari 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki;
e) Tenaga Ahli Gizi telah ada 1 orang di Puskesmas IV Koto pada tahun
2017;
f) Tenaga Sanitarian / Kesling berjumlah 1 orang;
g) Tenaga Analis Kesehatan berjumlah 1 orang;
h) Tenaga Kesehatan Masyarakat selama tahun 2016-2017 berjumlah 2
orang;
Berdasarkan data diatas, dapat lebih disimpulkan bahwa tenaga kesehatan
seperti perawat belum bertambah sedangkan tenaga ini masih dibutuhkan
karena dalam kedinasan perawat yang ada juga melakukan tugas lain .
F. Pembiayaan Pembangunan Kesehatan
Perkembangan anggaran kesehatan di Puskesmas IV Koto tahun 2016
bersumber dari DAU adalah Rp.85.711.250,- BOK Rp 116.174.250,- JKN Rp
1.240.846.448,- sedangkan pada tahun 2017 bersumber dari DAU adalah
sebesar Rp 26.462.520,- BOK Rp 454.684.700 JKN Rp 1.247.030.726,-
Keberhasilan indikator manajemen pembangunan kesehatan di Puskesmas IV
Koto sampai akhir tahun 2017 juga diukur dengan besaran pembiayaan
(anggaran) pembangunan kesehatan selama periode 2 (dua) tahun ini yaitu
2016 – 2017, seperti terlihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : T.U Keuangan Puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan
anggaran/pembiayaan pembangunan kesehatan tahun 2016 secara keseluruhan,
namun anggaran yang bersumber selain dari DAU kabupaten dan BOK mengalami
peningkatan.
G. Perkembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Salah satu program pembangunan kesehatan dalam RPJM 2006-2016 adalah
program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang salah satunya
dimanifestasikan dalam bentuk kegiatan indikatif yaitu pengembangan upaya
peran serta masyarakat dalam bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM).
Profil UKBM di Puskesmas IV Koto tahun 2017, sesuai dengan indikator SPM
adalah jumlah Nagari siaga aktif yang dibentuk dan dikembangkan, Polindes
dan kemandirian posyandu.
Selama tahun 2017, maka sudah terbentuk dan dikembangkannya sebanyak 24
Jorong dalam 7 Nagari Siaga di wilayah kerja Puskesmas IV Koto. Kondisi
ini meningkat pada tahun 2017.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat STIKes Fort De Kock Bukittinggi tahun ajaran 2017 – 2018
kali ini dimulai pada tanggal 26 Maret sampai dengan 20 April 2018.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan Prakek Kerja Lapangan manajemen layanan
kesehatan kali ini adalah di Puskesma IV Koto Kabupaten Agam yang
berada di Jorong Guguak Randah Nagari Guguak Tabek Sarojo.
B. Kegiatan
1. Kegiatan terjadwal
Adapun uraian pelaksanaan kegiatan terjadwal sesuai dengan rentang
waktu pelaksanaan PKL kami tuangkan dalam Plan Of Action yang
menyesuaikan dengan Buku Panduan Praktek Kerja Lapangan manajemen
layanan kesehatan Puskesmas. Plan Of action sebagaimana kami lampirkan
pada Tabel. 4.2.
2. Sasaran dan Jenis kegiatan
Pelaksanaan kegiatan PKL ini dilakukan terlebih dahulu dengan metode
pengumpulan data–data terutama yang berkaitan dengan masalah manajemen
pelayanan dan pencapaian program yang muncul dan menjadi masalah
dilayanan kesehatan Puskesmas ini.
Kemudian setelah semua data dapat terkumpul dan dapat dianalisa, maka
kemudian dilakukanlah scoring untuk memprioritaskan masalah yang ada.
Sehingga didapatkan masalah-masalah utama yang akan dicarikan
pemecahan masalah atau jalan keluarnya.
Selain melakukan pendataan, jenis kegiatan lainnya adalah menganalisa
situasi Puskesmas IV Koto secara umum, analisa ini nantinya akan
membantu dalam memprioritaskan masalah pencapaian program dan layanan
kesehatan di Puskesmas IV Koto.
C. Analisa Situasi Puskesmas IV Koto dengan Analisa SWOT
1. Strenght (kekuatan) internal
a) Sumber daya manusia Puskesmas IV koto mencukupi dalam jumlah
personil, kompetensi, profesionalisme dan profesi.
b) Lokasi demografi puskesmas IV koto yang berada ditengah-tengah
kecamatan sehingga masyarakat mudah menjangkau.
c) Puskesmas IV Koto sebagai satu-satunya layanan kesehatan masyarakat
di wilayah Kecamatan IV Koto.
d) Mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang sudah terlatih dan memahami
Tupoksi masing-masing.
e) Memiliki peralatan operasional untuk menunjang kinerja
f) Memiliki akar jejaring Advokasi yang kuat baik itu dengan SKPD,
Stakeholder dan Lintas sektoral.
2. Weakness (kelemahan) internal
a) Pergantian SDM dengan yang baru.
b) Sedikitnya pelatihan dan pendidikan guna pengembangan sumber daya di
Puskesmas IV Koto.
c) Jauhnya jarak Dinas Kesehatan dengan Puskesmas IV Koto sehingga
jalur koordinasi dan komunikasi sedikit terkendala.
d) Kurangnya kapasitas individual SDM dalam mengelola dan memanajemen
pelayanana kesehatan yang optimal.
3. Opportunity (peluang) eksternal
a) Kebijaksanaan Pemerintah dalam pelayanan kesehatan yang
berkelanjutan dan berwawasan kesejahteraan yang harus dilaksanakan
oleh seluruh program Puskesmas.
b) Adanya regulasi pemakaian JKN secara Bottom Up sehingga kasus-kasus
non darurat harus melalui pelayanan kesehatan Puskesmas dahulu.
c) Program JKN yang mewajibkan masyarakat melalui layanan Puskesmas
sebelum melanjutkan pemeriksaan ke fasilitas layanan kesehatan
lanjutan.
d) Tidak adanya fasilitas kesehatan swasta yang berada diwilayah kerja
Puskesmas IV Koto.
e) Adanya kepercayaan dari Pemerintah Daerah dan Masyarakat kepada
Puskesmas dalam hal layanan kesehatan pratama.
4. Threat (ancaman) eksternal
a) Lokasi wilayah kerja Puskesmas IV Koto yang jauh dengan demografi
yang sulit ditempuh.
b) Akan munculnya pelayanan kesehatan swasta yang bersaing dengan
pelayanan kesehatan Puskesmas.
c) Susahnya menjaga kepercayaan masyaraka.
d) Susahnya menjaga mutu pelayanan yang paripurna.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data Primer dan
Sekunder serta data dari informasi manajemen puskesmas. Data primer
didapatkan dari metode observasi langsung, wawancara dan perbandingan
program kerja dengan pencapaian Puskesmas secara umum. Sementara data
sekunder diperoleh dari laporan pencapaian Puskesmas untuk tahun 2017.
Data yang didapatkan akan di cross check ulang dan dicocokan dengan
observasi dan laporan tahunan Puskesmas, kemudian di tabulasi guna
kemudahan dalam mengidentifikasi permasalahan yang kemungkinan timbul.
E. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil analisis dan pengumpulan data yang dilakukan oleh
kelompok pada Minggu II PKL pada masing-masing program layanan Puskesmas,
maka dipilih beberapa masalah yang akan ditinjau dan diidentifikasi,
antara lain :
1. Pemberdayaan Masyarakat Termasuk Penyuluhan Kesehatan Napza
Perkembangan perilaku hidup dan pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas IV Koto dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Promkes Puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a) Cakupan rumah sehat pada tahun 2017 adalah 81.45 % dari 5.489 rumah
yang dilakukan pemeriksaan, sedangkan target SPM yang harus dicapai
pada tahun 2017 adalah 100 %, sehingga cakupan rumah yang memenuhi
syarat kesehatan belum mencapai target yang ditetapkan
b) Cakupan bayi yang diberikan ASI Ekslusif sampai dengan akhir tahun
2017 adalah sebesar 85.9 %.
c) Cakupan jorong dengan kadar atau pemakaian garam beryodium dengan
baik pada tahun 2016-2017 mencapai 100 %;
d) Cakupan posyandu purnama dan mandiri selama tahun 2017 mencapai 46
posyandu (100 %), dengan perincian posyandu purnama sebanyak 28 buah
(60,8 %) dan posyandu mandiri sebanyak 18 buah (30,4 %) dari 46 buah
posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas IV Koto.
e) Cakupan pelaksanaan penyuluhan kesehatan NAPZA di wilayah kerja
Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 adalah sebanyak 13 kali dari 157
penyuluhan (8,3 %), dan cakupan ini mengalami peningkatan dari tahun
2016 dimana penyuluhan napza dilakukan 9 kali dari 123 kali kegiatan
penyuluhan kesehatan. Dalam hal ini, jumlah seluruh kegiatan
penyuluhan mengalami peningkatan dari tahun 2016.
Sementara untuk pengguna dan pengedar NAPZA di wilayah kerja
Puskesmas IV Koto masih tergolong tinggi. Berdasarkan data dari
Polsek IV Koto wilayah Kecamatan IV Koto termasuk jalur perdagangan
NAPZA untuk wilayah Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Ini
terbukti dengan banyaknya penangkapan pemakai dan pengedar NAPZA di
Wilayah Kerja Puskesmas IV koto, terakhir penangkapan bandar ganja
di Jorong Jambak Nagari Sianok VI Suku pada bulan Maret tahun 2018
kemaren.
2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada akhir tahun 2017, program Peningkatan PHBS di Puskesmas IV Koto
mengalami peningkatan secara kuantitas atau jumlah kegiatannya terus
meningkat, hal ini dibuktikan dengan persentase rumah tangga ber-PHBS
di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 adalah sebesar
3485 rumah tangga (86.0 %) yang dilakukan pemantauan. Cakupan ini
mengalami penurunan dari tahun 2016 yaitu sebesar (61.8 %). Penurunan
tingkat PHBS masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama
tahun 2017 ini, disebabkan terus meningkatnya jumlah rumah tangga yang
dilakukan pemeriksaan dan pemantauan yaitu dari 740 KK pada tahun
2017.
3. Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat
Permasalahan sanitasi dan kesehatan lingkungan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 masih belum dapat
diselesaikan secara tuntas dan membutuhkan waktu dan perencanaan
secara berkala dan koordinasi yang baik dengan lintas sektoral. Adapun
kondisi keadaan sanitasi dan lingkungan masyarakat pada akhir tahun
2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : P2P Puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
perkembangan keadaan sanitasi dan kesehatan lingkungan keluarga dan
masyarakat mengalami kecendrungan peningkatan dari tahun 2016, dan
masih perlu menjadi perhatian khusus untuk masa yang akan datang.
Untuk keadaan rumah sehat terjadi peningkatan , dimana sebanyak 5489
rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas IV koto pada tahun
2017 dilakukan pemeriksaan keadaan sanitasi dan kesehatan
lingkungannya sebanyak 1824 rumah dan kondisi ini mengalami
peningkatan dari tahun 2016.
Namun dari segi pemeriksaan kesehatan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
mengalami peningkatan, dimana dari 267 sarana TPM yang ada, terdiri
dari Restoran/Rumah makan dan pasar, telah dilakukan pemeriksaan
sebanyak 111, namun hanya 11 yang memenuhi syarat kesehatan. Kondisi
ini mengalami penurunan karena dalam penetuan syarat kesehatan telah
dilakukan penilaian berdasarkan nilai yang telah ditetapkan dari
pusat. Sedangkan ketersediaan keluarga yang memiliki akses terhadap
penyediaan air bersih selama tahun 2016 dari 5489 KK (rumah tangga)
yang ada, sebanyak 1824 KK diperiksa (77.9 %) yang terdiri dari,
Ledeng/perpipaan 1824 KK.
Selain teridentifikasinya program-program layanan kesehatan puskesmas
seperti tersebut diatas, teridentifikasi juga masalah-masalah lain
yang mempunyai kemungkinan mengganggu pelaksanaan pelayanan kesehatan
di Puskesmas IV koto, masalah yang teridentifikasi tersebut adalah :
4. Ratio Ketersediaan Tenaga Kesehatan (SDM)
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Puskesmas IV Koto selama tahun
2017, juga dipengaruhi oleh pencapaian indikator ratio kecukupan
Tenaga Kesehatan (Nakes). Adapun pencapaian ratio SDM kesehatan selama
tahun 2016 – 2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Sumber : Kepegawaian puskesmas IV Koto tahun 2017
Berdasarkan grafik perkembangan ketersediaan SDM Kesehatan di
Puskesmas IV Koto tahun 2016 – 2017, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a) Dokter Umum selama tahun 2016-2017 berjumlah 2 orang dan 1 orang
Dokter menempati rumah dinas medis di lingkungan Puskesmas IV Koto;
b) Dokter Gigi selama tahun 2016-2017 berjumlah 1 orang;
c) Asisten Apoteker selama tahun 2016-2017 berjumlah 1 orang;
d) Tenaga Bidan selama tahun 2016-2017 berjumlah 21 orang;
e) Tenaga Perawat selama tahun 2016-2017 berjumlah 4 orang yang terdiri
dari 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki;
f) Tenaga Ahli Gizi telah ada 1 orang di Puskesmas IV Koto pada tahun
2017;
g) Tenaga Sanitarian / Kesling berjumlah 1 orang.
h) Tenaga Analis Kesehatan berjumlah 1 orang.
i) Tenaga Kesehatan Masyarakat selama tahun 2016-2017 berjumlah 2
orang.
Berdasarkan data diatas, dapat lebih disimpulkan bahwa tenaga
kesehatan seperti perawat belum bertambah sedangkan tenaga ini masih
dibutuhkan karena dalam kedinasan perawat yang ada juga melakukan
tugas lain .
Oleh sebab itu, setelah identifikasi masalah dilaksanakan dengan
melibatkan SDM Puskesmas dan pemegang program, disepakatilah beberapa
hal yang terpilih dalam identifikasi masalah yang akan dijadikan
prioritas masalah dan dicarikan pemecahan masalah. Adapun identifikasi
masalah tersebut adalah :
a) Pemberdayaan Masyarakat Termasuk Penyuluhan Kesehatan Napza masih
belum efektif ditandai dengan masih tingginya pengguna Napza
diwilayah kerja Puskesmas IV Koto.
b) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penurunan
tingkat PHBS masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama
tahun 2017 ini, disebabkan terus meningkatnya jumlah rumah tangga
yang dilakukan pemeriksaan dan pemantauan yaitu dari 740 KK pada
tahun 2017.
c) Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat, Permasalahan sanitasi
dan kesehatan lingkungan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV
Koto selama tahun 2017 masih belum dapat diselesaikan secara tuntas
dan membutuhkan waktu dan perencanaan secara berkala dan koordinasi
yang baik dengan lintas sektoral.
d) Ratio Ketersediaan Tenaga Kesehatan (SDM) masih dibutuhkannya
tambahan tenaga Perawat profesional untuk mendukung pencapaian
program kerja Puskesmas IV Koto kedepannya.
F. Prioritas Masalah
Dari kegiatan pengidentifikasian masalah yang telah dilakukan bersama
dengan Puskesmas diatas, tentunya tidak semua masalah yang
teridentifikasi dapat dipecahkan sekaligus. Hal ini disebabkan
kompleksnya masalah dan terbatasnya sumber daya yang tersedia, termasuk
keterbatasan kapasitas kelompok dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk itu dilakukanlah pemilahan dan pemilihan masalah crusial yang
dianggap penting untuk diatasi dan dijadikan sebagai prioritas pemecahan
masalah nantinya.
Dalam menetapkan prioritas masalah, kelompok menggunakan metode Multiple
Criteria Utility Assessment (MCUA). Yaitu suatu metode yang digunakan
dalam mengambil keputusan dari berbagai masalah didasarkan pada pemberian
skor (scoring) dan pembototan pada masalah yang diidentifikasi.
Angka skor yang digunakan dalam metode ini sesuai kesepakatan kelompok
adalah rentang 1 – 5 dan besaran bobot adalah 1 – 5. Dari identifikasi
masalah yang diperoleh di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam, pada saat
diskusi dan curah pendapat seluruh kelompok dengan pembimbing klinis
dilapangan maka diberikan skor terhadap 4 (empat) masalah yang dirasa
memungkinkan untuk dilakukan intervensi pemecahan masalah.
Adapun keterangan dari pembobotan yang kelompok lakukan terkait kriteria
dalam metode MCUA adalah sebagai beikut :
5 : kriteria sangat mempengaruhi
4 : kriteria mempengaruhi
3 : kriteria agak mempengaruhi
2 : kriteria kurang mempengaruhi
1 : kriteria tidak mempengaruhi
Sementara keterangan untuk skoring terhadap masalah yang timbul adalah :
5 : masalah sangat besar dan merugikan serta sangat
dipengaruhi oleh
dana, tekhnologi dan dukungan masyarakat.
4 : masalah besar dan merugikan serta dipengaruhi oleh dana,
tekhnologi dan dukungan masyarakat.
3 : masalah cukup besar dan cukup merugikan serta cukup
dipengaruhi
oleh dana, tekhnologi dan dukungan masyarakat.
2 : masalah tidak besar dan tidak merugikan serta tidak
dipengaruhi
oleh dana, tekhnologi dan dukungan masyarakat.
1 : masalah sangat tidak besar dan sangat tidak merugikan
serta tidak
dipengaruhi oleh dana, tekhnologi dan dukungan masyarakat.
Tabel 4.2
Penentuan Prioritas Masalah menggunakan metode MCUA
"No "Kriteria Masalah "Bobo"Pemberdayaan "Peningkatan "Keadaan "Ratio "
" " "t "Masyarakat "Perilaku Hidup "Sanitasi dan "Ketersediaan "
" " " "Termasuk "Bersih dan "Lingkungan "Tenaga Kesehatan"
" " " "Penyuluhan "Sehat (PHBS) "Masyarakat "(SDM) "
" " " "Kesehatan Napza " " " "
" " " " " " " "
" " " " " " " "
" " " "S "BxS "
"URUTAN PRIORITAS "III "II "I "IV "
Keterangan Tabel 4.2 :
Urutan prioritas masalah dari 1 (satu) sampai 4 (empat) adalah :
a) Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat
b) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c) Pemberdayaan Masyarakat termasuk Penyuluhan Kesehatan Napza
d) Ratio Ketersediaan Tenaga Kesehatan (SDM)
Penetapan skor untuk masing-masing masalah dalam penentuan prioritas
masalah didasarkan pada hasil diskusi dan curah pendapat antara kelompok
dengan pembimbing klinis, pembimbing akademik, pemegang program serta
tenaga kesehatan lain di Puskesmas dengan memperhatikan aspek waktu dan
pendanaan.
Adapun alasan dan pertimbangan kelompok menetapkan masalah Keadaan
Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat sebagai prioritas masalah adalah
karena :
a) Dari segi besarnya masalah, persentase keadaan sanitasi dan
lingkungan masyarakat di beberapa nagari masih belum sehat berada
pada urutan 4 (empat).
b) Dari segi besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh keadaan sanitasi
dan lingkungan masyarakat berdampak besar terhadap derajat kesehatan
masyarakat.
c) Dari segi ketersediaan dana dan waktu, masalah keadaan sanitasi dan
lingkungan masyarakat merupakan masalah yang memungkinkan untuk
diintervensi mengingat keterbatasan dana dan waktu yang dimiliki
masyarakat.
d) Dari segi kemungkinan pemecahan masalah keadaan sanitasi dan
lingkungan masyarakat ternyata program-program sanitasi dan
lingkungan bisa dijalankan dan dilakukan oleh puskesmas IV Koto
melalui dana pemerintah dan dapat bekerjasama dengan lintas sektoral
lainnya.
Oleh karena itu, dari 4 (empat) masalah dalam tabel MCUA di atas masalah
keadaan sanitasi dan lingkungan masyarakat merupakan masalah yang
memungkinkan untuk diintervensi oleh kelompok jika ditinjau dari
ketersediaan dana melalui program sanitasi puskesmas serta adanya
dukungan penuh dari lintas sektoral dan masyarakat.
G. Analisis Penyebab Masalah
Berdasarkan kegiatan penentuan prioritas masalah menggunakan langkah
metode MCUA yang telah dilakukan sebelumnya maka yang menjadi masalah
prioritas untuk diintervensi oleh kelompok bersama pemegang program
Sanitasi dan Lingkungan di puskesmas IV Koto.
Untuk mencari penyebab akar masalah buruknya keadaan sanitasi dan
lingkungan masyarakat serta mencarikan alternatif solusi maka kelompok
melakukan pembuatan pohon masalah yang berguna untuk penjabaran keadaan
sanitasi dan lingkungan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto
Kabupaten Agam.
Gambar 4.2
Pohon Masalah Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat
Dari pohon masalah diatas terlihat beberapa faktor yang menjadi penyebab
rendahnya angka kepemilikan jamban sehat diwilayah kerja Puskesmas IV
Koto Kabupaten Agam tahun 2018. Berdasarkan hasil curah pendapat dan
diskusi dengan pembimbing klinik dilapangan, pembimbing akademik,
pemegang program serta wawancara dengan beberapa masyarakat maka faktor-
faktor penyebab tersebut yang menjadi penyebab utama adalah dari segi
Perilaku/kebiasaan masyarakat BAB yang masih membuang hajat di sungai,
kolam dan dalam kebun serta dari segi Rendahnya tingkat pendapatan
masyarakat yang berakibat tidak adanya kemampuan masyarakat secara
swadaya dalam pembuatan dan pembangunan jamban yang sehat.
Penyebab lain berupa Kurangnya media informasi kepada masyarakat terkait
jamban sehat sehingga membuat masyarakat kuran mendapatkan Pengetahuan,
Sikap dan Tindakan terkait informasi tentang standar jamban yang sehat.
Kurangnya sarana yang dimiliki masyarakat termasuk dukungan keuangan yang
mumpuni disebabkan bervariasinya tingkat pendapatan masyarakat yang
tergolong menegah – rendah dengan mayoritas perekonomian sebagai petani
dan buruh.
Selain itu, sedikitnya alokasi anggaran yang dianggarkan oleh pemerintah
untuk pembuatan jamban sehat ini juga sangat berpengaruh terhadap keadaan
sanitasi dan lingkungan masyarakat, sehingga inisiasi pembuatan jamban
sehat ditingkat desa menjadi hal yang terabaikan.
H. Alternatif Pemecahan Masalah
Penentuan alternatif pemecahan masalah adalah penentuan kegiatan-kegiatan
sebagai bagian dari solusi masalah yang muncul. Dari masalah yang ada
dapat dikemukakan bahwa pemecahan masalah kompleks hampir selalu memberi
peluang untuk mengembangkan solusi. (Bustami, 2011).
Kegiatan-kegiatan yang dipilih kelompok dalam pemecahan masalah telah
melalui arahan hasil musyawarah untuk mufakat antara kelompok, pembimbing
klinik, pembimbing akademik, pemegang program serta pihak-pihak terkait
yang berhubungan dengan alternatif pemecahan masalah dan disesuaikan
dengan program kesehatan lingkungan dan program promosi kesehatan di
Puskesmas IV Koto.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah kelompok pilih dalam pemecahan
masalah pada tanggal 09 April 2018, sebagai berikut :
a) Kegiatan Pemicuan dan advokasi kepada masyarakat terkait peningkatan
kesadaran, pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap jamban sehat.
b) Kegiatan promosi kesehatan dan edukasi perilaku hidup bersih dan
sehat untuk merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat buang hajat
sembarangan.
c) Advokasi kepada pemegang program kesehatan dan lingkungan Puskesmas
IV Koto untuk melakukan pengadaan dan pemberian program jamban sehat
kepada masyarakat yang membutuhkan.
d) Kegiatan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang syarat-
syarat jamban sehat penyakit yang diakibatkan BAB sembarangan.
Kegiatan yang dilakukan terutama pemecahan dan solusi dari prioritas
masalah yang terdata dan telah dianalisa diharapkan dapat diterima dan
diterapkan pada layanan kesehatan Puskesmas.
Pemecahan masalah yang telah dirumuskan nantinya akan di presentasikan
dan diseminarkan dihadapan seluruh personil yang berada ditingkat
Puskesmas, presentasi ini diharapkan akan membuat kesamaan persepsi dan
menyatukan kembali visi personil untuk meningkatkan manajemen layanan
kesehatan di Puskesmas nantinya dan kemasyarakat pada umumnya.
I. Perencanaan Operasional
Secara umum perencanaan operasional adalah sebuah usaha pengelolaan
secara maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari
sumber daya manusia (SDM), mesin, peralatan (tools), bahan mentah (raw
material), dan faktor produksi lainnya dalam proses mengubahnya menjadi
beragam produk barang atau jasa.
Perencanaan operasional adalah suatu proses yang berkesinambungan dan
efektif dalam menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan
berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. (Eddy
Herjanto, 2003 ; 2)
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah diatas, kelompok melakukan
beberapa kegiatan sebagai bentuk intervensi dari masalah kesehatan
sanitasi dan lingkungan masyarakat yang ditemukan.
Berikut perencanaan operasional dan planning of action (POA) dari masalah
kesehatan sanitasi dan lingkungan masyarakat khususnya tentang jamban
sehat :
Tabel 4.3
Planning Of Action
Perencanaan Operasional permasalahan Kesehatan Sanitasi dan Lingkungan
NO. "MASALAH "KEGIATAN "TUJUAN "SASARAN "WAKTU "LOKASI "SUMBER DANA
"PENANGUNG JAWAB " " " " " " "9 "10 "11 "12 "13 " " " " "1 "Kepemilikan
Jamban yang sehat dimasyarakat masih minim "Pemicuan dan advokasi kepada
masyarakat terkait peningkatan kesadaran, pengetahuan, sikap dan tindakan
terhadap jamban sehat "Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan serta
adanya kesadaran masyarakat terhadap jamban yang sehat dan sesuai standar
kesehatan "Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto " " " " "
"Jorong Piambek Nagari Koto Panjang dan Jorong Pahambatan Nagari Balingka
"Mahasiswa "Mahasiswa dan pemegang program promkes dan kesling " "2 "
"Promosi kesehatan dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat untuk
merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat buang hajat sembarangan
"Meningkatkan pengetahuan dan adanya kemauan dari masyarakat untuk merubah
perilaku dan kebiasaan masyarakat membuang hajat sembarangan "Masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas IV Koto " " " " " "Jorong Piambek Nagari Koto
Panjang dan Jorong Pahambatan Nagari Balingka "Mahasiswa "Mahasiswa dan
pemegang program promkes dan kesling " "3 " "Advokasi kepada pemegang
program kesehatan dan lingkungan Puskesmas IV Koto untuk melakukan
pengadaan dan pemberian program jamban sehat kepada masyarakat yang
membutuhkan "Bersedianya pemegang program kesehatan lingkungan Puskesmas IV
Koto untuk segera melaksanakan pemberian dan pengadaan program jamban sehat
untuk masyarakat yang membutuhkan "Masyarakat yang belum mempunyai jamban
di wilayah kerja Puskesmas IV Koto " " " " " "Jorong Piambek Nagari
Koto Panjang dan Jorong Pahambatan Nagari Balingka "Program Jamban Sehat
Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam bersumber dari Dana Kemenkes Pusat
"Mahasiswa dan pemegang program kesling " "4 " "Penyuluhan dan edukasi
kepada masyarakat tentang syarat-syarat jamban sehat penyakit yang
diakibatkan BAB sembarangan "Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat
tentang syarat-syarat jamban yang sehat serta kemauan masyarakat
memanfaatkan jamban "Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto " " "
" " "Jorong Piambek Nagari Koto Panjang dan Jorong Pahambatan Nagari
Balingka "Mahasiswa "Mahasiswa dan pemegang program promkes dan kesling " "
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa waktu pelaksanaan
kegiatan ini dilakukan pada mulai tanggal 09 sampai dengan tanggal 13
April 2018. Kegiatan ini beberapa menggunakan sumber dana dari iuran
kelompok dan beberapa memang sudah ada anggaran dalam kegiatan program
kesehatan lingkungan di Puskesmas IV Koto yang bersumber dari dana
Kemenkes Pusat untuk melaksanakan program jamban sehat.
Dalam pelaksanaan dilapangan, kelompok banyak dibantu oleh pemegang
program kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan Puskesmas IV Koto,
Danramil Kecamatan IV Koto, Wali Nagari dan Wali Jorong serta antusias
dari masyarakat yang tinggi.
J. Pemecahan Masalah bersama Pihak Terkait Puskesmas
Setelah proses pembuatan jadwal dan POA intervensi kegiatan, selanjutnya
adalah tahap pelaksanaan pemecahan masalah bersama-sama dengan pihak
pemegang program dipuskesmas dengan melibatkan lintas sektoral dan stake
holder terkait.
Pelaksanaan kegiatan mengacu kepada jadwal dan POA yang telah disepakati
bersama dan pada saat pelaporan kegiatan ini dibuat, beberapa pelaksanaan
kegiatan sudah dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan kerangka waktu
yang telah di rencanakan pada POA.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
Sesuai dengan tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Layanan
Kesehatan di Puskesmas IV Koto, maka setelah melakukan analisa situasi
dan pengumpulan data sistem manajemen layanan dan pencapaian program
unggulan di Puskesmas IV Koto pada tahun 2017, dari 14 (empat belas )
layanan kesehatan unggulan di Puskesmas IV Koto hanya 4 (empat) program
layanan unggulan yang kelompok jadikan bahan pengamatan.
Berdasarkan hasil kegiatan Problem Solving Cycle mulai dari pengumpulan
data dasar sampai analisis masalah di Puskesmas IV Koto Kabuten Agam maka
didapatkan beberapa masalah manajemen pelayanan kesehatan yang menonjol
antara lain ; Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat yang masih
minim, kurangnya upaya Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), sedikitnya kegiatan Pemberdayaan Masyarakat termasuk Penyuluhan
Kesehatan Napza dan masih kurangnya Ratio Ketersediaan Tenaga Kesehatan
(SDM) di Puskesmas IV Koto.
Dengan menggunakan metode MCUA dan skala prioritas maka didapatkanlah
Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat yang masih kurang dalam
kepemilikan jamban sehat di beberapa nagari di wilayah kerja Puskesmas IV
Koto, masyarakat masih banyak memanfaatkan sungai, kolam dan ladang untuk
membuang hajatnya.
Kotoran yang dibuang ke kolam akan langsung dimakan oleh ikan yang ada
dalam kolam tersebut, kotoran yang dibuang ke sungai akan hanyut dibawa
oleh arus air yang kemungkinan air tersebut digunakan oleh masyarakat di
hilir daerah aliran sungai, sehingga masyarakat yang berada di hilir
sungai akan terkontaminasi. Selain itu masyarakat yang buang hajat di
ladang dan sembarangan dengan sistem memasukkan BAB kedalam kantong
kresek juga akan merusak estetika atau keindahan disekitar lingkungan
serta dapat menimbulkan bau tidak sedap dan sampah BAB yang dilarikan
oleh hewan.
Adapun kegiatan yang tercapai dan dapat dilaksanakan oleh mahasiswa/i PKL
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam sebagai
hasil kegiatan implementasi alternatif pemecahan masalah yang telah
kelompok laksanakan bersama-sama dengan berbagai pihak terkait masalah
yang ditimbulkan kesehatan sanitasi dan lingkungan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam, bulan April tahun 2018, antara
lain :
a) Terlaksananya kegiatan pemicuan sekaligus advokasi kepada masyarakat
terkait peningkatan kesadaran, pengetahuan, sikap dan tindakan
terhadap jamban sehat yang terlaksana pada hari Senin, 09 April 2018
di Jorong Pahambatan Nagari Balingka dan pada hari Selasa, 10 April
2018 di Jorong Piambek Nagari Koto Panjang.
Hasil dari kegiatan ini salah satunya kesediaan masyarakat yang
belum mempunyai jamban untuk diberikan fasilitas jamban sehat oleh
pemegang program kesehatan lingkungan yang bersumber dari dana
Kemenkes pusat untuk tahun 2018.
b) Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan dan edukasi perilaku hidup
bersih dan sehat untuk merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat
buang hajat sembarangan yang terlaksana pada hari Rabu, 11 April
2018 di Jorong Pahambatan Nagari Balingka dan pada hari Kamis, 12
April 2018 di Jorong Piambek Nagari Koto Panjang.
Pencapaian pada tahap pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan
edukasi perilaku hidup bersih dan sehat untuk merubah perilaku dan
kebiasaan masyarakat BAB sembarangan kali ini adalah adanya komitmen
dan kemauan masyarakat tempat pelaksanaan kegiatan untuk merubah
sikap dan tindakan terhadap buang hajat sembarangan dan bersedia
memamfaatkan jamban untuk membuang hajat kedepannya.
c) Advokasi kepada pemegang program kesehatan dan lingkungan Puskesmas
IV Koto untuk melakukan pengadaan dan pemberian program jamban sehat
kepada masyarakat yang membutuhkan serta melakukan penyaluran
peralatan untuk pembuatan jamban sehat kepada masyarakat.
Kegiatan ini terlaksana pada hari Kamis, 12 April 2018 di Jorong
Piambek Nagari Koto Panjang. Adapun komposisi bantuan jamban sehat
yang di salurkan antara lain ; Kloset Jongkok, Pipa Paralon dan
Semen 2 (dua) sag untuk masing-masing KK, jumlah KK yang
mendapatkan program jamban sehat di Jorong Piambek adalah : KK
Kegiatan serupa juga terlaksana di Jorong Pahambatan Nagari Balingka
pada Hari Jum'at 13 april 2014. Adapun komposisi bantuan jamban
sehat yang di salurkan antara lain ; Kloset Jongkok, Pipa Paralon
dan Semen 2 (dua) sag untuk masing-masing KK, jumlah KK yang
mendapatkan program jamban sehat di Jorong Pahambatan adalah :
KK
d) Kegiatan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang syarat-
syarat jamban sehat penyakit yang diakibatkan BAB sembarangan
dilaksanakan bertepatan dengan pemberian bantuan jamban sehat.
Tekhnis kegiatan dilapangan adalah dengan mengumpulkan masyarakat disuatu
tempat dan setelah kehadiran masyarakat di anggap cukup maka kegiatan
dapat langsung dilaksanakan.
B. Pembahasan
Puskesmas IV Koto terus berusaha meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kesehatan
masyarakat dalam rangka mencapai Visinya "IV Koto Sehat Menuju Agam Sehat
". Namun demikian, keadaan sosial ekonomi masyarakat sampai saat ini
masih berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas IV Koto.
Pembangunan kesehatan tahun 2017 telah dilaksanakan sesuai target
Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam 2017. Pelayanan kesehatan dasar
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan perencanaan
yang telah disusun. Pembangunan kesehatan tetap merupakan kebutuhan
masyarakat yang akan meningkat secara terus-menerus, sesuai dengan
perkembangan pembangunan nasional. Untuk itu, upaya-upaya di bidang
kesehatan perlu lebih ditingkatkan, agar hasil pembangunan kesehatan
dapat meningkat pula.
Pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat selalu diprioritaskan agar
tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan semakin
tinggi, walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan.
Secara pencapaian program dan kegiatan di Puskesmas IV koto terjadi
penurunan dan peningkatan, dimana program sanitasi dan lingkungan
masyarakat mengalami penurunan, sedangkan program gizi, program KIA,
P2P program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta imunisasi
mengalami peningkatan.
C. Evaluasi
1. Evaluasi Perencanaan
a) Penyuluhan dapat dihadiri oleh peserta sesuai rencana dan target
peserta
b) Tempat, media serta alat-alat untuk penyuluhan tersedia sesuai
dengan rencana
c) Antusias peserta penyuluhan tinggi ditandai dengan membludaknya
kehadiran peserta penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dapat tercapai dengan waktu yang direncanakan
b) Tempat, media serta peralatan tersedia sesuai dengan yang diharapkan
c) Peserta berperan dan berpartisipasi aktif selama kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan intervensi dan implementasi dilaksanakan pada minggu ke 3
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan dengan jumlah undangan
dan peserta sebagaimana kami lampirkan diakhir laporan ini.
b) Kegiatan harian efektifnya dimulai pada jam 10.00 – 12.00 atau jam
14.00 – 16.00 WIB setiap hari pelaksanaan kegiatan.
c) Dari hasil beberapa kegiatan yang telah dilakukan, beberapa
masyarakat sudah membuang hajatnya melalui jamban sehat sesuai
dengan yang diharapkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat selalu diprioritaskan agar
tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan semakin
tinggi, walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan.
2. Secara pencapaian program dan kegiatan di Puskesmas IV koto terjadi
penurunan dan peningkatan, dimana program sanitasi dan lingkungan
masyarakat mengalami penurunan, sedangkan program gizi, program KIA,
P2P program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta
imunisasi mengalami peningkatan.
3. Puskesmas IV Koto terus berusaha meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan
kesehatan masyarakat dalam rangka mencapai Visinya "IV Koto Sehat
Menuju Agam Sehat ". Namun demikian, keadaan sosial ekonomi masyarakat
sampai saat ini masih berpengaruh terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto
4.
B. Saran
Demikianlah laporan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Manajemen
Pelayanan Puskesmas yang dilaksanakan dari tanggal 26 Maret – 20 April
2018 oleh mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock
Bukittinggi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas IV Koto
Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat ini disusun dan dibukukan dengan
harapan menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan, sikap dan tindakan dari
mahasiswa/i yang melaksanakan prektek kerja lapangan ini.
-----------------------
Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat yang tidak sehat
Perilaku/kebiasaan masyarakat BAB
Kurangnya kesadaran masyarakat
Budaya dan kebiasaan masyarakat BAB sembarangan
Kurangnya media informasi kepada masyarakat terkait jamban sehat
Keterbatasan SDM Kesling
Kurangnya sarana yang dimiliki masyarakat
Tidak adanya dana untuk membuat jamban
Kurangnya pemahaman tentang pentingnya Jamban
Terbatasnya sarana air bersih
Topografi daerah yang bergelombang dan berngarai curam
Tidak adanya dana untuk membuat jamban
Terbatasnya pendanaan untuk membuat media informasi dan promosi
Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat
Masyarakat banyak bekerja sebagai petani, pedagang dan buruh
Bervariasinya pendapatan masyarakat
Keterbatasan dana untuk kegiatan promosi dan pengadaan jamban
Sedikitnya inisiasi pembuatan dan pemberian jamban
Sedikitnya alokasi anggaran dari pemerintah
Kepemilikan Jamban yang sehat dimasyarakat masih minim