BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Dalam dunia industri ataupun perusahaan yang menggunaakan peralatan atau mesin-mesin diharapakan usia produktifitasnya lama. Disamping itu pula produktifitasnya masih tinggi. Untuk menjaga agar peralatan atau mesin dalam usia yang cukup lama, tetapi masih mempunyai produktifitas tinggi perlu adanya pemeliharaan yang baik. Oleh karena itu pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas pabrik, bengkel, laboratorium, fisik bangunan d an juga mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Adanya kegiatan pemeliharaan ini, maka peralatan pabrik atau bengkel dapat dipergunakan untuk memproduksi sesuai dengan rencana. Pemeliharaan ini menjaga timbulnya kerusakan pada peralatan yang dipergunakan untuk memproses sesuatu barang. Apabila peralatan yang ada dipelihara dengan baik sudah barang tentu mesin akan terjaga dan tahan lama sehingga produktifitas mesin masih cukup tinggi. Segala kegiatan dalam pemeliharaan mesin sebenarnya merupakan tugas dari bagian maintenance (pemeliharaan). Bagian pemeliharaan peranannya cukup pen ting, dari kegiatan maintenance tiduk cukup untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan hasilnya cukup tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat juga menepatai waktu yang ditentukan atau disepakati bersama, artinya tepat waktunya. Melalui pemeliharaan mesin-mesin perusahaan, pabrik ataupun bengkel, selalu menjaga agar usahanya bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan dan kesalahan sekecil mungkin. Pemeliharaan mempunyai peranan yang penting, adakalanya sangat menentukan kelancaran atau malah kemacetan produksi dari suatu pabrik maupun industri. Oleh karena itu mengenai maintenance harus mendapat perhatian agar supaya fasilitas produksi tetap terjaga dan tahan lama.
1
1.2.Tujuan
1. Agar dapat mengetahui prinsip-prinsip kerja mesin perkakas. 2. Agar dapat mengetahui cara perawatan mesin perkakas. 3. Agar mesin perkakas terawat dengan baik.
1.3.Manfaat
1. Dapat melakukan mesin perkakas dengan baik. 2. Untuk memperpanjang usia mesin perkakas. 3. Untuk mengetahui usia komponen-komponennya.
2
BAB II PRINSIP KERJA MESIN PERKAKAS
2.1.Mesin Bubut (Lathe Machine)
Gambar 2.1 Mesin Bubut Pengoperasian Mesin Bubut Mesin bubut adalah suatu alat-alat bermesin terutama untuk membentuk potongan potongan dari logam (kadang-kadang kayu atau bahan-bahan lain) den gan menyebabkan benda kerja yang untuk dipegang dan yang diputar oleh mesin bubut mata potong dikedepankan ke dalam pekerjaan menyebabkan tindakan pemakanan. Mesin bubut yang dasar yang dirancang untuk memotong metal silindris sudah dikembangkan dan dapat membuat ulir, pekerjaan yang diruncingkan, lubang-lubang yang dibor, permukaan-permukaan knurled, dan crankshafts. Komponen Mesin Bubut Semua mesin bubut mempunyai bagian fungsional umum sama, meskipun lokasi atau bentuk yang spesifik suatu part yang tertentu boleh berbeda dengan satu pabrikan.
3
Fitur utama tentangnya konstruksi mesin bubut dibentuk di atasnya bidang atas yang dinamankan meja atau bed. Kepala tetap itu ditempatkan dimesin bubut Tempat tersebut merupakan reservoir minyak utama dan mekanisme perpindahan roda gigi untuk memperoleh berbagai kecepatan dan mekanisme pemakanan benda kerja. Tailstock itu ditempatkan di kebalikannya akhir da ri mesin bubut dari kepala tetap. Itu mendukung satu akhir dari bekerja ketika kerja mesin antara pusat-pusat, potongan-potongan dukungan-dukungan. Tailstock itu menjulang dalam perjalanan dan dirancang untuk bersifat clamped pada setiap titik dalam perjalannya. Fungsi Pembawa itu untuk membawa dan menggerakkan pahat potong. Itu dapat digerakkan oleh tangan dimundurkan atau dimajukan pada 90° kepada poros dari mesin bubut.
2.2.Mesin Frais (Milling Machine)
Gambar 2.2 Mesin Frais
4
Pengoperasian Mesin Milling Milling adalah proses pemakanan benda kerja dengan permukaan-permukaan tidak beraturan dengan pemakanan benda kerja melawan terhadap suatu berputar pemotong berisi sejumlah pemotongan .Mengefrais yang umum pada dasarnya dari suatu spindel yang menggerakkan mesin, naik dan berputar pemotong dengan bantuan meja kerja yang mampu setel, naik atau turun.
2.3.Mesin Sekrap (Shaper Machine)
Gambar 2.3 Mesin Sekrap Pengoperasian Mesin Sekrap Mesin penyerut atau mesin sekrap adalah suatu mesin yang penting untuk pengerjaan perataan permukaan , pembuatan alur, dan kerja mesin logam dengan cepat. Kita akan menemukan suatu mesin yang sederhana untuk beroperasi, tetapi anda harus berlatih kepedulian dalam operasi nya untuk mencegah kerusakan benda kerja dan juga kerusakan kepada mesin. Dalam menyeting benda kerja di mesin sekrap pastikan benda kerja terkunci dengan kuat, dan pastikan kita telah memilih gerakan awal pemakanan, gerakan awal ini disertai dengan pemakanan awal yang tipis, sehingga hentakan awal tidak mengejutkan mesin sekrap. 5
Periksa juga dibagian motor listrik apakah telah sesuai den gan spesifikasi tegangan yang tersedia dimana mesin tersebut dipasang. Diperlukan dua penyesuaian dalam menempatkan posisi penumbuk satu karena menempatkan penumbuk di dalam hubungan yang benar kepada benda kerja dan yang lain untuk menentukan panjangnya yang diinginkan dari hentakan Posisi pengendali menentukan tempat di mana penumbuk itu akan mulai hentakannya. Untuk mulai penumbuk pada setiap posisi yang diinginkan, pertama mengendurkan penjepit lalu menjalankan motor penumbuk itu kepada posisi yang diinginkan. Pengatur langkah hentakan menentukan panjang yang diukur. Panjang hentakan ditandai oleh indikator hentakan ketika penumbuk itu kembali karena akan gerakan. Penumbuk itu bisa dihentikan dalam posisi ini atas pertolongan tangkai kopling dan rem untuk mulai penumbuk, suatu cara dari mesin, untuk berhenti, mendorong nya di dalam ke arah mesin. Setelah panjang langkah pemakanan di seting, posisi penumbuk dapat diubah disesuaikan dengan benda kerja, maksimum panjang langkah adalah 7 inchi. 2.4.Mesin Gerinda Perata (Surface Grinding)
Gambar 2.4 Mesin Surface Grinding
Pengoperasian Surface Grinding Mesin penggerindaan permukaan digunakan untuk menggerinda permukaan datar. Benda kerja itu didukung di atas suatu tabel segi empat yang mundur dan maju dan saling memberi di 6
bawah roda gerinda. Penggerindaan permukaan secara umum mempunyai spindel -spindel roda atau kemudi horisontal dan lurus dimana mata gerinda dipasang pada permukaan yang tinggi sehingga pergerakan mata gerinda dapat naik turun sesuai dengan penyetingan. Mesin penggerindaan permukaan yang bolak-balik adalah suatu penerapan dan peredaran ulang yang horizontal automatic dengan pemberian bahan pendingin kepada benda kerja dan roda abrasif penggerindaan. 2.5.Mesin Gerinda Silinder (Cylindrical Grinding)
Gambar 2.5 Mesin Cylindrical Grinding Metoda yang digunakan untuk menggunakan mesin cylindrical grinding adalah serupa dengan metoda yang digunakan untuk menyiapkan mesin bubut. Jika anda merencanakan untuk menggerinda bekerja antara pusat-pusat, yaitu mencekam benda kerja pada pencekam dan lubang senter dibagian belakang poros akan ditopang oleh tailstok sehingga benda kerja akan kuat pada posisinya terutama pada saat terjadinya gesekan berupa pemakanan yang telah diatur tebal pemakanannya.
7
BAB III Konsep Perawatan Dan Pelaksanaan Pada Mesin Perkakas 3.1.
Perawatan Preventif Mesin Perkakas
Usaha untuk mengefektifkan pekerjaan perawatan adalah dengan menentukan sistem perawatan dimana penerapan sistem perawatan yang dipilih dapat disesuaikan sehubungan dengan kebutuhan produksi. Secara umum ditinjau waktu pelaksanaannya pekerjaan perawatan dapat digolongkan menjadi dua sistem yaitu : 1.
Perawatan yang direncanakan. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan untuk jangka panjang, terkontrol dan tercatat.
2.
Perawatan yang tidak direncanakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan secara darurat (Unplanned emergency maintenance)
Macam-macam perawatan preventif yang direncanakan harus betul-betul diperhatikan, sehingga pelaksanaannya akan merupakan perawatan yang secara periodik. Hal ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ü Inspeksi diberi symbol
I
ü Reparasi kecil diberi symbol
K
ü Reparasi menengah diberi symbol
M
ü Bongkar seluruhnya diberi symbol
B
Dari uraian di atas yang menunjukan klasifikasi perawatan mesin, hal tersebut mempermudah kepada para teknisi untuk menjadwalkan kegiatan perawatan secara periodik. Kegiatan yang rutin dalam suatu industri, dengan demikian timbul suatu siklus perawatan dalam suatu mesin. Sebagai contoh siklus perawatan dalam satu jenis mesin sebagai berikut: I1 – K1 – I2 – K2 – I3 – K3 – M1 – I4 – K4 – M2 – I5 – K5 – B1 ...... dan seterusnya. Kalau jangka waktu kegiatan program perawatan adalah 4 bulan maka dapat dituliskan sebagai berikut: 8
1.
Inspeksi pertama
I1
4 bulan
2.
Reparasi kecil pertama
3.
Inspeksi kedua
I2
4.
Reparasi kecil kedua
K2
4 bulan
5.
Inspeksi ketiga
I3
4 bulan
6.
Reparasi kecil ketiga
7.
Reparasi menengah pertama
M1
8.
Inspeksi keempat
I4
9.
Reparasi kecil keempat
K1
4 bulan 4 bulan
K3
4 bulan 4 bulan 4 bulan
K4
4 bulan
10. Reparasi menengah kedua
M2
4 bulan
11. Inspeksi kelima
I5
12. Reparasi kecil kelima 13. Bongkar seluruhnya
K5 B1
4 bulan 4 bulan 4 bulan
Salah satu sistem perawatan yang direncanakan adalah perawatan preventif, adalah suatu sistem perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan. Perawatan preventif dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan-perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin selama beroperasi dapat terhindar dari k erusakan. Perawatan preventif ini dilaksanakan sejak awal sebelum terjadinya kerusakan. Sistem perawatan preventif dapat diterapkan pada industri-industri yang proses produksinya secara kontinyu atau menggunakan sistem otomatis, sebagai contoh: 1. Pabrik kimia, industri pengerolan baja, kilang minyak, produksi secara masal dan sebagainya. 2. Industri yang apabila terjadi kemacetan produksi karena adanya kerusakan dapat menimbulkan
9
biaya perbaikan yang sangat tinggi. 3. Industri yang apabila terjadi kerusakan kecil pada bagian peralatan atau fasilitas vital dapat mengakibatkan kegagalan seluruh proses. 4. Peralatan yang apabila terjadi kegagalan atau kerusakan sangat membahayakan, misalnya pada ketel, bejana tekan, alat pengangkat.
Aktivitas pekerjaan pada perawatan preventif pada mesin perkakas adalah sebagai berikut: 1. Pembersihan Seluruh permukaan dan bagian-bagian dari peralatan atau mesin harus dibersihkan agar bebas dari segala kotoran, debu dan pertikel-partikel yang dapat mengganggu pekerjaan mesin. Pembersihan mesin dapat dilakukan denga n aturan setiap hari hingga yang bersifat tahunan a.
Pembersihan Harian
Umumnya dikerjakan oleh semua pihak setelah menggunakan mesin atau peralatan dan setelah bersih biasanya elemen yang sifatnya presisi diberi lapisan pen yekat korosi dan biasa yang digunakan adalah oli atau greas yang direkomendasikan oleh pabrikan atau yang tertera di manual books. b.
Pembersihan Bulanan
Pembersihan dilakukan secara periodik setiap bulannya, kegiatan yang dilakukan adalah:
Pembersihan kotoran pada lintasan luncur mesin
Mencuci bak pelumas dan bak pendingin mesin
Mencuci saringan mesin terutama saringan pelumas dan pendingin mesin
Membersihkan greas pada bagain yang saling bergesekan dan mengganti dengan greas yang baru
c.
Pembersihan Tahunan
10
Pengurasan bak pendingin dan diganti dengan pendingin yang baru
Membersihkan bantalan, pada motor listrik, blower, pompa-pompa dan diberi pelumas yang baru
Pembersihan ventilasi ruangan, penerangan dan jaringan kabel
Pembersihan gedung bila perlu lakukan pengecetan dinding.
2. Pelumasan Komponen seperti roda gigi, ring, bantalan dan elemen-elemen mesin yang lain yang permukaannya bergesekan harus diberi pelumasan secara benar dan teratur agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya. Untuk menunjang sistem pelumasan yang baik perlu disiapkan jadwal pelumasan yang harus diikuti dengan tepat dan benar. Kegiatan pelumasan elemen-elemen mesin sangat tergantung dari perencanaan dan distribusi pelumasan dan speseifikasi mesin, jenis pelumas yang cocok untuk melumasi elemen mesin menjadi sangat penting bagi ketahanan dari elemen mesin itu sendiri. 3. Inspeksi Inspeksi adalah suatu fungsi pokok pada program perawatan preventif. Untuk mencapai tujuan inspeksi maka tenaga kerja harus terlatih dengan baik. Tenaga inspeksi harus mampu menjalankan tugasnya baik dibagian dalam maupun dibagian luar mesin. Pekerjaan inspeksi bagian luar dapat ditujuan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya timbul suara yang tidak normal, getaran, panas yang berlebihan, asap dan lain-lain. Sedangkan pekerjaan inspeksi bagian dalam diarahkan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti roda gigi, ring, paking, bantalan, toleransi pemasangan komponen dan lain-lain. Inspeksi dapat digolongkan menjadi dua macam:
11
Kelompok mesin yang penting Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhn ya terhadap jalannya produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu lama untuk memperbaikinya. Karenanya perlu diberi penekanan yang lebih dari pada inspeksi mesin-mesin tersebut, jadwal inspeksi pembersihan, pelumasan harus lebih diperhatikan.
Kelompok mesin biasa Inspeksi untuk kelompok mesin yang biasa ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi, namun demikian inspeksi tetap harus dilakukan dengan baik menurut kebutuhannya.
4. Perencanaan dan Penjadwalan Setiap aktivitas perawatan preventif perlu direncanakan secara deatil berdasarkan hasil analisa yang telah ditentukan. Jadwal program p erawatan harus disiapkan dan ditaati dengan benar. Program perawatan preventif perlu dibuat secara lengkap dan terperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti halnya jadwal harian, minggua n, bulanan, setengah tahun dan tahunan. Untuk mempersiapkan jadwal tahunan, perlu dipersiapkan data masing-masing jenis mesin yang ada pada bengkel atau workshop. Dengan demikian siklus dan periode perawatan preventif dari masa ke masa reparasi berturut-turut, dibuat sesuai dengan peraturan dari pabrik pembuat mesin yang ada pada buku petunjuk pemeliharaan. Disamping itu pula dapat dilakukan atas dasar pengalaman selama menjadi tenaga maintenance. Penggantian pelumas hendaknya mengikuti petunjuk yang ada pada buku petunjuk pemeliharaan mesin. Jika dalam bengkel tersebut tidak mempunyai buku petunjuk pemeliharaan maka dapat menggunakan dasar pedoman sebagai berikut, dengan asumsi bahwa mesin bekerja dalam satu hari adalah 8 jam.
12
Kapasitas pelumas dalam tangki
Waktu penggantian dalam bulan
Sampai 10 liter
8
10 liter – 50 liter
12
Diatas 50 liter
18
Pada umumnya satu mesin perkakas mempunyai penampungan pelumas lebih dari satu dan juga jenisnya serta kapasitasnya tidak sama. Adanya perbedaan jenis tersebut tidak menguntungkan apabila dilakukan penggantian yang berbeda. Pelumas yang ada pada sebuah mesin penggantiannya dilaksanakan pada waktu yang bersamaan yaitu pada waktu perawatan preventif. Saat pembuatan jadwal preventif, hendaknya semua jenis mesin yang ada dibengkel atau workshop beserta spesifikasi atau karakteristiknya didaftar. 5. Pencatatan dan Analisis Catatan yang terpelihara dengan baik merupakan hal pokok untuk menunjang keberhasilan perawatan preventif. Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah:
Buku Manual operasi
Manual instruksi perawatan
Kartu riwayat mesin
Daftar permintaan suku cadang
Kartu inspeksi
Catatan kerusakan
Dengan adanya catatan tersebut maka pekerjaan perawatan tidak akan terjadi kesalahan. Selain itu catatan tersebut akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan keputusan yang akan diambil.
13
Analisis yang yang dibuat berdasarkan catatan akan membantu dalam hal:
Melakukan pencegahan kerusakan
Mengetahui tingkat keandalan mesin
Menentukan umur mesin
Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk perbaikannya sebalum terjadi kerusakan
Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi
Menetukan untuk pembelian mesin yang lebih baik berdasarkan pengalaman
6. Latihan bagi Tenaga Perawatan Untuk berhasilnya program perawatan preventif perlu adan ya latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi, ope rator maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem program perawatan preventif adalah: a. Waktu terhentinya atau kemacetan produksi menjadi berkurang b. Berkurangnya pembayaran lembur bagi tenaga perawatan c. Berkurangnya biaya untuk perbaikan d. Penggantian suku cadang dapat direncanakan, sehingga suku cadang selalu tersedia digudang e. Keselamatan kerja para operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan. 3.2.
Perawatan Periodik Mesin Perkakas
Sistem perawatan merupakan alternatif yang dapat dilaku kan pada semua jenis mesin atau peralatan industri. Namun demikian sistem perawatan tersebut tidak mutlak dilakukan, hal ini ditinjau dan dipertimbangkan menurut kebutuhan dan sesuai dengan kondisi pabrik. Program perawatan dapat ditempuh dengan cara lain yang berdasarkan perhitungan dianggap lebih menguntungkan, yaitu perawatan periodik 14
Yaitu dengan mempertimbangankan:
Kebutuhan Industri
Waktu
Biaya
Keterhandalan tenaga perawatan
Kondisi peralatan
Kemudaan
Kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik adalah: 1.
Perbaikan Perawatan dengan cara penggantian banyak diterapkan pada pabrik atau industri kecil,
karena mudah pelaksanaanya. Perawatan ini dilakukan dengan cara mengganti peralatan yang sudah tidak baik, karena peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatan dan perbaikanya. Alternatif lain adalah untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang sangat cepat. Dalam hal tertentu peralatan tidak dirancang untuk tahan lama, apabila rusak pada waktunya dapat segera diganti dengan peralatan yang lebih modern. Banyak kompon en jika sudah rusak tidak memungkinkan dapat diperbaiki kembali karena komponen itu dirancang untuk tidak diperbaiki. Tindakan perbaikan dapat diartikan sebagai tindakan untuk menghindarkan mesin dari kerusakan, kegiatan yang dilakukan adalah mengganti alat-alat atau komponen yang rusak dengan yang baru. Tujuan dari perbaikan adalah:
Menghidupkan kembali mesin yang rusak atau tidak dapat dipakai
Meningkatkan kualitas mesin yang telah rusak dan kembali kekondisi yang baik
Memperpanjang umur mesin dan perlengkapannya
Yang dimaksud dengan kegiatan perbaikan adalah tindakan-tindakan yang dikerjakan oleh teknisi pada setiap melakukan perbaikan mesin, kegiatan tesebut adalah: a.
Pemeriksaan kerusakan
15
Merupakan penjelasan dari operator mengenai ke rusakan yang terjadi, informasi yang diberikan oleh pemakai belum dapat dikatakan sebagai dasar merencana kegiatan perbaikan yang tepat. Baru setelah teknisi melakukan pemeriksaan langsung di bagian mesin yang rusak dapat membuat rencana perbaikan. b.
Rencana perbaikan Dalam membuat rencana perbaikan harus berpegang pada prinsip ekonomis, misalnya
pemakaian tenaga dan waktu perbaikan harus sedikit waktunya dan rencana perbaikan harus diketahui oleh pimpinan produksi c.
Pembongkaran mesin Tujuan dari pembongkaran komponen mesin adalah untuk mengambil elemen mesin
yang mengalami kerusakan dan memudahkan dalam perbaikannya. Urutan pembongkaran mesin harus selalu diingat dan biasakan membuat suatu catatan langkah pembongkaran sehingga tidak terjadi kesalahan yang berulang pada saat akan memasang mesin. d.
Penyatuan komponen mesin Jika pada waktu pembongkaran dicatat urutannya dan letaknya maka pada saat
penyatuan kembali tidak akan mengalami kesulitan. Kekuatan penyetelan akan dijamin baik jika pengikat elemen mesin dengan kekuatan yang terukur, gunakan alat pen gikat seperti baut, pasak, paku keling, pengelasan sesuai dengan perhitungan kekuatan. e.
Pemeriksaan akhir Yang dimaksud dengan pemeriksaan akhir adalah tindakan pemeriksa komponen mesin
yang telah selesai diperbaiki, tes akhir dapat dilak ukan secara dinamis dan secara statis.
2.
Overhaul Merupakan tindakan perawatan yang dilakukan berdasarkan jam operasi mesin. Kegiatan
tersebut biasanya dilakukan oleh pabrik atau industri dengan melihat berapa lama mesin tersebut melakukan aktivitas dan dengan mempertimbangkan inspeksi yang dilakukan dan dapat juga
16
berdasarkan manual book dari mesin itu sendiri. Ada alasan tertentu untuk dilakukannya overhaul yaitu:
Karena kondisi mesin yang dinyatakan menurut test standart telah dibawah dari ketentuan yang diijinkan
Karena kualitas/ketelitian produksi yang dihasilkan kasar dan tidak sesua i lagi dengan spesifikasi mesin
Kapasitas mesin menurun
Karena dengan kegiatan perbaikan berat atau koreksi, mesin tersebut tidak akan dicapai kondisi yang diharapkan
Kegiatan yang dilakukan dalam overhaul dapat dikelompokan menjadi beberapa kegiatan yaitu:
Pemeriksaan awal
Perhitungan perbaikan
Proses perbaikan elemen
Penyatuan elemen
Pemeriksaan akhir
Pemeriksaan mesin pada awal sebelum mesin di overhaul adalah pemeriksaan statis standart, pemeriksaan dinamis dengan beban dan pemeriksaan hasil benda kerja 3.
Penggantian yang direncanakan Sistem penggantian yang direncanakan ini sering diterapkan pada banyak cabang industri
khususnya untuk fasilitas seperti mesin perkakas, generator, komputer, dan kendaraan bermotor. Dengan adanya penggantian fasilitas tersebut berarti industri tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukan perawatan, kecuali hanya untuk perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan agar kondisinya tetap baik. Ketika fasilitas tersebut sudah menurun kondisinya maka segera diganti atau dengan membeli yang baru. 4.
Pembaharuan komponen Merupakan tindakan penggantian komponen pada mesin atau peralatan yang biasanya
sudah disiapkan digudang dengan pertimbangan inspeksi yang dilakukan.
17
5.
Pembuatan suku cadang Kegiatan ini biasanya dilakukan dibengkel kerja pada industri dengan memperhatikan
lokasi industri, maka diharapkan dapat membuat sendiri komponen-komponen peralatan atau mesin Dalam perbaikan mesin ada tiga kejadian dalam perbaikan mesin yaitu: 1.
Mesin dapat diperbaiki langsung Jika tindakan perbaikan mesin dapat dikerjakan tanpa melakukan perbaikan berat pada
elemen atau penggantian elemen dan umumnya kerusakan dapat diatasi dengan penyetelan yang baik, tindakan tersebut dinamakan perbaikan langsung. 2.
Memperbaiki elemen mesin
Hal ini banyak terjadi pada kerusakan berat seperti kerusakan poros utama . 3.
Mengganti elemen mesin Kejadian ini hampir sama dengan kejadian diatas, perbedaannya bahwa elemen mesin
yang diperlukan dalam perbaikan dapat diperoleh dari luar, tindakan perawatan tetap mengajukan elemen mesin yang diperlukan ke bagian material atau pengadaan barang pada suatu departemen dalam sebuah perusahaan. 3.3. Kartu Perawatan
Dalam melakukan aktivitas perawatan baik disuatu mesin atau industri diperlukan suatu penanganan yang baik dan terjadwal, tindakan tersebut didukung oleh adan ya suatu sistem pencatatan mulai dari instalasi mesin hingga mesin beroperasi. Sistem pencatatan diperlukan guna mengoptimalkan aktivitas perawatan sehingga mesin dapat beroperasi dengan pemakaian yang lebih panjang. Pencatatan tersebut dilakukan oleh departemen yang bertanggung jawab terhadap operasi suatu mesin. Tidak hanya itu saja, seorang operator dibagian produksi juga wajib mempunyai catatancatatan mesin yang dioperasikannya, guna untuk membantu departemen terkait dalam proses perawatan dan perbaikan mesin.
18
Pencatatan yang dihimpun merupakan suatu data yang diperlukan untuk perencanaan perawatan di tahun berikutnya, untuk itu dalam menyimpan data biasanya dibuatkan suatu log book perawatan permesin, sehingga dalam mencari data untuk mesin tertentu dapat diperoleh dengan mudah. Pencatatan yang umum adalah dibuat dalam suatu bentuk kartu-kartu perawatan antara lain adalah: Kartu Inspeksi Kartu Perawatan Kartu Inventarisasi Kartu Pelumasan Harian Kartu Pelumas Kartu Mesin Kartu Hasil Perbaikan Kartu Analisa dan Rekomendasi Kartu Persedian Suku Cadang Kartu Inventaris Peralatan (Tool Crib) Kartu Pemakaian Mesin Kartu-kartu tersebut harus di arsipkan setiap hari hingga satu tahun dengan harapan perencanaan perawatan ditahun mendatang memiliki gambaran sehingga departemen dapat mengalokasikan pendanaan.
19
3.4. Langkah-Langkah Perawatan Preventif Pada Peralatan Mesin Perkakas
Macam-macam perawatan preventif yang direncanakan harus betul-betul diperhatikan, sehingga pelaksanaannya akan merupakan perawatan yang secara periodik. Hal ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ü Inspeksi diberi symbol
I
ü Reparasi kecil diberi symbol
K
ü Reparasi menengah diberi symbol
M
ü Bongkar seluruhnya diberi symbol
B
Pada peralatan mesin potong logam tahapan-tahapan itu dapat diuraikan seperti dibawah ini: Inspeksi I 1. Amati bagian luar suatu mesin perkakas serta bagian-bagiannya, catat bagian yang rusak, atau tidak beres, setel bagian-bagian yang kendur, bagian yang berpasangan misalnya bagian rodaroda penggerak. 2. Periksa dan amati bagian-bagian transmisi atau mekanis lainnya. 3. Setel kembali poros utama mesin. 4. Periksa dan setel kembali pada bagian yang bergesekan, misalnya pada bagian pengereman. 5. Setel kelonggaran pada poros transportir dengan ulir pasangannya pada eretan dan bagian penggerak lainnya. 6. Atur kembali tegangan pegas. 7. Periksa dan setel kembali fungsi tombol stoper. 8. Periksa, setel atau perbaiki bagian-bagian yang berputar, misalnya rantai sabuk penggerak dan lain-lain. 20
9. Periksa dan setel kembali bagian-bagian yang bergerak seperti meja eretan, eretan atas, eretan melintang pembawa dan lain-lain. 10. Periksa pada bagian-bagian pemegang. 11. Periksa permukaan meja mesin. 12. Periksa permukaan pembawa atau bagian lain yang saling bergesekan. 13. Perbaikan pada bagian-bagian yang cacat. 14. Periksa dan setel pada bagian-bagian gigi penggerak. 15. Periksa dan setel kembali pada bagian kopling. 16. Periksa dan setel baut pengikat yang kendor. 17. Periksa bagian sirkulasi pelumas. 18. Periksa bagian sirkulasi pendingin atau diadakan perbaikan ringan. 19. Periksa pada bagian pengaman bila perlu diadakan perbaikan ringan. 20. Periksa pelumas, atau sistem hidroliknya bila mungkin diadakan perbaikan ringan. 21. Ganti pelumas pada bak penampung. 22. Lakukan pencatatan pada suku cadang yang perlu diganti untuk perawatan berikutnya. 23. Periksa dan pasang kembali perlengkapan mesin. 24. Lakukan pemeriksaan-pemeriksaan khusus sesuai dengan anjuran dari pabrik pembuat mesin tersebut.
Reparasi Kecik K 1. Bongkar b agian-bagian yang penting pada mesin yang kelihatan aus atau kotor, kemudian periksa bagian dalamnya dan bersihkan/cuci. 2. Perbaiki bagian-bagian yang rusak kecil. 21
3. Bersihkan kotoran yang ada pada poros ulir. 4. Bersihkan benda-benda tajam yang ada pada permukaan benda yang kotor. 5. Bersihkan permukaan sarung kopling gesek. 6. Setel kopling sehingga baik kebali seperti semula. 7. Perbaiki rem. 8. Perbaiki pada bagian tepi roda gigi bila terjadi kerusakan. 9. Ganti roda gigi bila terjadi keausan. 10. Ganti pemegang pahat bila terjadi kerusakan atau patah. 11. Ganti baut-baut pengikat yang rusak. 12. Ganti pelat-pelat pembantu yang rusak. 13. Periksa poros transportir, pembawa dan bagian lainnya, periksa juga keausannya. 14. Periksa dan setel kembali tuas pembalik putaran. 15. Periksa dan setel kembali tuas penahan, pengikat. 16. Bersihkan bagian/ujung yang tajam atau rusak pada permukaan meja mesin atau pembawa peluncur. 17. Perbaiki pagar pengaman, pengaman sabuk, pengaman/pelindung beram, pelindung kotoran yang sudah rusak. 18. Periksa dan perbaiki sistem pelumasan yang rusak. 19. Periksa pompa hidrolis dan perbaiki bila ada kerusakan. 20. Ganti minyak pelumas dalam bak persediaan. 21. Setel penyeting pada eretan-eretan, meja dan pencekamnya. 22. Setel kembali tegangan pegas yang ada pada mesin. 23. Setel kembali hubungan antara gigi cacing dengan roda gigi lain serta hubungan-hubungan 22
yang lainnya. 24. Setel fungsi stoper, pembalik dan pembatas. 25. Perbaiki sambungan-sambungan pipa pelumas dan pendingin. 26. Periksa ketelitian/kepresisian mesin sebagaimana mestinya sesuai dengan petunjuk. 27. Buat catatan suku cadang yang harus diganti pada perawatan berikutnya.
Reparasi Menengah M 1. Periksa basis-basis permukaan sebelum mengadakan reparasi. 2. Periksa mesin sebelum melaksanakan pembongkaran. 3. Buat daftar kerusakan tiap bagian dan tentukan reparasinya. 4. Reparasi dan bongkar bagian demi bagian. 5. Bersihkan kotoran yang ada pada bagian-bagian dari unit yang dibongkar. 6. Periksa bagian demi bagian yang telah dibongkar. 7. Perbaiki pada permukaan dari komponen yang rusak. 8. Ganti atau perbaiki pros penggerak yang rusak. 9. Gerinda permukaan poros yang rusak. 10. Ganti bantalan yang sudah rusak atau aus. 11. Ganti pelat kopling yang aus atau rusak. 12. Ganti sepatu rem yang rusak. 13. Perbaiki atau ganti rem piringan. 14. Ganti roda gigi pemindah yang rusak. 15. Perbaiki atau ganti mur pasangan transportir yang telah rusak. 16. Perbaiki atau ganti mur pasangan transportir gerak mekanjang dan gerak pemakanan. 23
17. Ganti baut-baut pengikat dan sekrup-sekrup lainnya yang rusak. 18. Periksa dan bersihkan bagian-bagian mekanis lainnya. 19. Rakit kembali komponen-komponen yang telah dibersihkan atau diperbaiki. 20. Cat kembali badan mesin seperti keadaan semula. 21. Periksa dan hidupkan mesin dengan tanpa beban dan berbeban pada masing-masing kecepatan. 22. Periksa kepresisian hasil pekerjaan setelah mesin diperbaiki.
Bongkar Seluruhnya B 1. Bongkar seluruh komponen-komponen mesin tersebut. 2. Cuci dan bersihkan kotoran yang ada pada komponen mesin. 3. Periksa semua komponen yang telah dicuci. 4. Perbaiki atau ganti komponen-komponen yang rusak. 5. Periksa dan perbaiki kondisi landasan mesin atau pondasinya. 6. Gerinda, lama semua permukaan yang berfungsi sebagi peluncur. 7. Perbaiki sistem pelumasan dan pompa hidroliknya. 8. Pasang kembali keomponen-komponen yang telah dibongkar. 9. Cat kembali permukaan mesin bagian dalam dan luar dari badan mesin seperti semula. 10. Periksa dan hidupkan mesin tanpa beban beban padan masing-masing kecepatan dan pemakanan. 11. Periksa dan hidupkan mesin dengan berbeban pada masing-masing kecepatan dan pemakanan. 12. Periksa ketelitian permukaan hasil percobaan, harus sesuai dengan petunjuk.
24
13. Periksa kondisi pondasi mesin untuk mesin-mesin yang besar. 14. Periksa instalasi kelistrikan pada mesin tersebut. 15. Periksa ketelitian bagian-bagian mesin dengan menggunakan alat-alat, misalnya jig dan alatalat pemegang yang lain. 16. Pasang kembali komponen-komponen yang telah dibongkar. 17. Hidupkan mesin kemudian periksa suara yang terjadi dan panas yang ditimbulkan. Dari uraian di atas yang menunjukan klasifikasi perawatan mesin, hal tersebut mempermudah kepada para teknisi untuk menjadwalkan kegiatan perawatan secara periodik. Kegiatan yang rutin dalam suatu industri, dengan demikian timbul suatu siklus perawatan dalam suatu mesin. Sebagai contoh siklus perawatan dalam satu jenis mesin sebagai berikut: I1 – K1 – I2 – K2 – I3 – K3 – M1 – I4 – K4 – M2 – I5 – K5 – B1 ...... dan seterusnya. Kalau jangka waktu kegiatan program perawatan adalah 4 bulan maka dapat dituliskan sebagai berikut: 14. Inspeksi pertama
I1
4 bulan
15. Reparasi kecil pertama
K1
16. Inspeksi kedua
I2
17. Reparasi kecil kedua
K2
4 bulan
18. Inspeksi ketiga
I3
4 bulan
19. Reparasi kecil ketiga
K3
4 bulan
20. Reparasi menengah pertama
M1
4 bulan
21. Inspeksi keempat
I4
22. Reparasi kecil keempat
K4
4 bulan
23. Reparasi menengah kedua
M2
4 bulan
24. Inspeksi kelima
I5
25. Reparasi kecil kelima
K5
4 bulan 4 bulan
4 bulan
4 bulan 4 bulan 25
26. Bongkar seluruhnya
B1
4 bulan
Jadi waktu siklus tersebut untuk inspeksi pertama dimulai setelah 13 x 4 bulan atau 52 bulan atau 4,3 tahun. 3.5. Breakdown Maintenance
Merupakan perawatan setelah terjadi kerusakan. Beberapa peralatan pabrik yang beroperasi pada unit tersendiri atau terpisah dari proses pembuatan tidak akan langsung mempengaruhi seluruh proses industri apabila terjadi kerusakan. Untuk peralatan tersebut tidak perlu dilakukan perawatan pencegahan, dengan alasan bahwa biaya perawatannya lebih besar dari pada biaya perbaikannya bila terjadi kerusakan. Dalam hal ini peralatan dibiarkan beroperasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu produksi tidak berkurang. Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pada perawatan dengan sistem ini maka, industri atau perusahaan akan menyiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan suku cadang, material dan peralatan pendukung sehingga kerusakan yang timbul akan cepat ditangani dan tidak mengganggu pelaksanaan produksi dan target produksi dapat dicapai.
3.6. Praktikum Perawatan dan Perbaikan pada Mesin Perkakas
A. Pembuatan Spi pada Roda Gigi 1. Siapkan Alat dan Material.
Material bisa diambil dari besi
Gergaji besi 26
Jangka sorong
Gerinda asah
Kikir
2. Langkah-langkah Pembuatan Spi
Buka gear box mesin perkakas/bubut
Lepas roda gigi yang spinya rusak atau tidak ada
Ukur lubang spi pada roda gigi
Potong besi pelat mendekati ukuran lubang spi
Gerinda besi pelat yang sudah dipotong hingga sesuai dengan bentuk lubangnya
Kikir spi sampai bisa masuk pada lubangnya
Pasang roda gigi kembali pada gear box mesin perkakas
Pastikan spi dan roda gigi berfungsi dengan baik
B. Pemberian Oli dan Stemplet pada Roda Gigi dan Transmisi Mesin Perkakas 1. Siapkan Alat dan Material
Oli dan stemplet
2. Langkah Pemberian Oli dan Stemplet
Buka gear box dan semua bagian transmisi pada mesin perkakas
Lihat apakah kekurangan oli atau tidak
Berikan oli dan stemplet secukupnya pada bagian transmisi yang kekurangan oli 27
Pasang kembali gear box dan bagian transmisi lainnya
28
C. mengukur poros dengan dail Cara Menggunakan/Mengukur :
Pasang contact point pada dial indikator.
Pasang dial indicator pada standnya.
Tempelkan contact point pada benda kerja yang akan diukur.
Kendorkan screw pengikat pada skala dan posisikan angka nol sejajar dengan jarum penunjuk. lalu kencangkan lagi screw pengikat.
Gerakkan benda kerja sesuai kebutuhan.
Baca nilai penyimpangan jarum penunjuk pada skala.
Untuk mendapatkan hasil yang benar, harus diketahui ketelitian skala pada dial tersebut.
Tingkat Ketelitian :
Tingkat ketelitian anatara 0,01 mm sampai 0,001 mm (tergantung tipe dial indikator).
Cara Membaca Skala dan Hasil :
Untuk dial gauge metric (mm), skala utama ditunjukan dengan jarum panjang (long hand), satu putaran jarum panjang (dari nol ke nol = 100 strip) menandakan skala 1 mm, dan akan ditunjukan dengan pergerakan jarum pendek (short hand) sejauh 1 strip yang berarti probe spidle bergerak sejauh 1 mm. Satu putaran jarum pendek (short hand) dari nol ke nol sebanyak 10 strip atau sama dengan 10 x 1 mm = 10 mm atau 1 cm. Sehingga tingkat akurasi (1 strip jarum panjang) dial gauge metric adalah 1 mm dibagi 100 strip sama dengan 0,01 mm.
Untuk dial gauge English (inch), skala utama ditunjukan dengan jarum panjang (long hand), satu putaran jarum panjang (dari nol ke nol = 100 strip) menandakan skala 0,1 inch, dan akan ditunjukan dengan pergerakan jarum pendek (short hand) sejauh 1 strip yang berarti probe spindle bergerak sejauh 0,1 inch. Satu putaran jarum pendek (short hand) dari nol ke nol sebanyak 10 strip atau sama dengan 10 x 0,1 inch = 1 inch. Sehingga tingkat akurasi (1 strip
29
jarum panjang) dari dial gauge English (inch) adalah 0,1 inch dibagi 100 strip sama dengan 0,001 inch.
Bagian-bagian :
Jarum Panjang :
Jarum panjang ini akan langsung bergerak jika bagian bidang sentuh tertekan oleh benda kerja. Nilai pergerakan dari jarum panjang tersebut tergantung pada hasil kali antara skala dengan angka yang di tunjuk jarum panjang dial gauge tersebut. contohnya : dial gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm.
Jarum Pendek :
Jarum pendek akan bergerak satu step/ruas, jika jarum panjang berputar dari angka nol sampai angka nol lagi (satu putaran). contohnya : nilai pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (ini jika nilai skala 0,01 mm). Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
Batas Toleransi :
Batas toleransi pada alat ini terdapat dua batas toleransi dan dapat digeser kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita inginkan untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, ketika proses pengukuran benda kerja.
Bidang sentuh benda kerja :
Bagian ini akan bergerak naik atau turun jika bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut. Jarum panjang akan bergerak kearah kanan jika bidang sentuh bergerak kearah atas. Jarum panjang akan bergerak kekiri jika bidang sentuh bergerak ke bawah.
30
Cara Kalibrasi :
Letakkan dial
indikator pada
tempat yang datar.
Lihatlah skala utama dan skala nonius.
Jika di skala utama tidak menampilkan angka 0 (nol), maka putar skrup pengkalibrasi searah jarum jam atau sebaliknya, tergantung pada keperluan, sampai jarum skala utama menunjukkan angka 0 (nol). Lakukan hal yang sama pada skala nonius.
31
32
C. Mengecek kelurusan menggunakan senter
3. Siapkan Alat
Senter drill
4. Langkah Pemberian pemasangan
Buka chuck
Pasang senter
Lihat apakah sejajar
Pasang kembali chuck
33
BAB IV KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang penulis dapat simpulkan adalah sebagai berikut : a. Mata kuliah perawatan merupakan sebagai pelatihan dalam merawat mesin. b. Mata kuliah perawatan merupakan mata kuliah pendukung yang di mana berkaitan dalam dunia industry.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Utama 34