LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MEDULA SPINALIS DAN ASUHAN ASUHA N KEPER K EPERAW AWA ATAN DI RSUD RSU D dr. SAIFUL ANW ANWAR AR MALANG
Oleh:
CLARA DESTANIA KE NIM. 1614314!11!!"
STIKES MAHARANI MALANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN #!16
HALAMAN PERSETU$UAN
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MEDULA SPINALIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh: CLARA DESTANIA KE NIM. 1614314!11!!"
Menyetujui: Pembimbing Institusi
(..............................................)
Pembimbing Lahan
(..............................................)
TUMOR MEDULA SPINALIS
A. PENDAHULUAN Medula spinalis tersusun dalam kanalis spinalis dan diselubungi oleh sebuah lapisan jaringan konektif, dura mater. umor medula spinalis merupakan suatu kelainan yang tidak la!im, dan hanya sedikit ditemukan dalam populasi. "amun, jika lesi tumor tumbuh dan menekan medula spinalis, tumor ini dapat menyebabkan disfungsi anggota gerak, kelumpuhan dan hilangnya sensasi. #,$
%ambar #. &iagram otak, tulang belakang dan medulla spinalis. Pembesaran gambar menunjukkan struktur dari medulla spinalis
'. KLASIFIKASI umor pada medulla spinalis dapat dibagi menjadi tumor primer dan tumor metastasis. elompok yang dominan dari tumor medula spinalis adalah metastasis dari proses keganasan di tempat lain. umor medula spinalis dapat dibagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan letak anatomi dari massa tumor.
Pertama, kelompok ini dibagi dari hubungannya dengan selaput menings spinal, diklasifikasikan menjadi tumor intradural dan tumor ekstradural. elanjutnya, tumor intradural sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tumor yang tumbuh pada substansi dari medula spinalis itu sendiri *intramedullary tumours+ serta tumor yang tumbuh pada ruang subarahnoid (e-tramedullary).
E%&'r( d)r(l
I*'r(d)r(l e%&'r(+ed)l(r
/hondroblastoma
3pendymoma,
I*'(rd)r(l ,*'r(+ed)l(r
tipe
Astroytoma
my-opapillary /hondroma
3pendymoma 3pidermoid
0emangioma
%anglioglioma Lipoma
Lipoma
0emangioblastoma Meningioma
Lymphoma
0emangioma "eurofibroma
Meningioma
Lipoma Paraganglioma
Metastasis
Medulloblastoma h4anoma
"euroblastoma
"euroblastoma
"eurofibroma
"eurofibroma
1steoblastoma
1ligodendroglioma
1steohondroma
eratoma
1steosaroma aroma 2ertebral hemangioma
able # distribusi anatomi dari tumor medulla spinalis berdasarkan gambaran histologisnya567
%ambar $, letak tumor medulla spinalis, ed 8 ekstradural9 ie 8 intradural ekstramedular9 ii 8 intradural intramedular6 /. ETIOLOGI Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan munul dari pertumbuhan sel normal pada tempat tersebut. i4ayat genetik terlihat sangat berperan dalam peningkatan insiden pada keluarga tertentu atau syndromic group (neurofibromatosis). Astrositoma dan neuroependymoma merupakan jenis yang tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe $, yang merupakan kelainan pada kromosom $$. pinal hemangioblastoma dapat terjadi pada ;< pasien dengan von hippel-lindou syndrome sebelumnya,yang merupakan abnormalitas dari kromosom . $ &. EPIDEMOLOGI Insiden dari semua tumor primer medula spinalis sekitar #;< sampai #=< dari semua tumor primer susunan saraf pusat. (P), dan seperti semua tumor pada aksis saraf, insidennya meningkat seiring dengan umur. Pre>alensi pada jenis kelamin tertentu hampir semuanya sama, keuali pada meningioma yang pada
umumnya terdapat pada 4anita, serta ependymoma yang lebih sering pada laki+ laki. ekitar ?;< dari tumor intradural merupakan ekstramedular dan ;< merupakan intramedular.@+
H,&'-l-,
I*&,de*
umor sel glia
$ <
B 3pendymoma
B #<+#E<
B Astrositoma
B ?<+##<
h4anoma
$$<+;<
Meningioma
$E<+@<
Lesi >asular
<
/hondromaChondrosarkoma
@<
Denis tumor yang lain
<+@<
able $. distribusi insiden tumor primer medulla spinalis berdasarkan histology 5F7
$e*,& ')+-r
T-'(l ,*&,de*
U+)r
$e*,& %el(+,*
L-%(&, (*('-+,&
h4anoma
E,? <
@;+; tahun
H Laki+laki
Hlumbal
Meningioma
#,<
@;+; tahun
Hperempuan
Hthorakal
3pendymoma
#@,=<
GH
Laki+laki8perempuan
Hlumbal
abel , distribusi tumor intradural ekstramedular berdasarkan umur, jenis kelamin dan lokasi tersering.6 L-%(&,
I*&,de*
horakal
E;<+EE<
Lumbal
$E<+;<
er>ikal Joramen magnum
#E<+$E<
abel @, insiden tumor primer medulla spinalis berdasarkan lokasi5K7 umor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma, astrositoma dan hemangioblastoma. 3pendymoma merupakan tumor intramedular yang paling sering pada orang de4asa. umor ini lebih sering didapatkan pada orang de4asa pada usia pertengahan(;+= tahun) dan lebih jarang terjadi pada usia anak+anak. insidensi ependidoma kira+kira sama dengan astrositoma. &ua per tiga dari ependydoma munul pada daerah lumbosakral. @, &iperkirakan < dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada medula spinalis. umor ini dapat munul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang tersering pada usia anak+anak, teratat sekitar =;< dari tumor intramedular pada anak+anak diba4ah umur #; tahun, dan sekitar ;< pada remaja. &iperkirakan ;< dari astrositoma spinalis berlokasi di segmen ser>ikal dan ser>ikotorakal. umor ini jarang ditemukan pada segmen torakal, lumbosakral atau pada onus medialis.E 0emangioblastoma merupakan tumor >askular yang tumbuh lambat dengan pre>alensi < sampai #< dari semua tumor intramedular medula spinalis. ata+ rata terdapat pada usia tahun, namun pada pasien dengan von Hippel-Lindau syndrome (20L) biasanya munul pada dekade a4al dan mempunyai tumor yang multipel. asio laki+laki dengan perempuan #, : #. @
umor intradural ekstramedular yang tersering adalah sh4anoma, dan meningioma. 'erdasarkan table , sh4anoma merupakan jenis yang tersering (E,?<) dengan insidensi laki+laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia @;+; tahun dan tersering pada daerah lumbal. @ Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural+ ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira+kira $E< dari semua tumor spinal. ekitar ;< dari spinal meningioma terlokasi pada segmen thorakal, $E< pada daerah ser>ikal, < pada daerah lumbal, dan $< pada foramen magnum.E,= 3. GAM/ARAN KLINIS %ambaran klinik dari tumor pada aksis spinal tergantung dari fungsi pada daerah anatomis yang terkena. umor medulla spinalis dapat menyebabkan gejala lokal dan distal dari segmen spinal yang terkena ( melalui keterlibatan traktus sensorik dan motorik pada medula spinalis.) akibat organisasi anatomik dalam medula spinalis, maka kompresi lesi+lesi diluar medula spinalis biasanya menimbulkan gejala diba4ah tingkat lesi. ingkat gangguan sensorik naik seara berangsur+ angsur bersama dengan meningkatnya kompresi, dan melibatkan daerah yang lebih dalam. Lesi yang terletak jauh didalam medula apinalis mungkin tidak menyerang serabut+serabut yang terletak sperfisial, dan hanya menimbulkan disosiaasi sensorik, yaitu sensasi nyeri dan suhu yang hilang, dan sensasi raba yang masih utuh. ompresi medula spinalis akan mengakibatkan ataksia karena mengganggu sensasi posisi.@ %ambaran klinik pada tumor medulla spinalis sangat ditentukan oleh lokasi serta posisi pertumbuhan tumor dalam kanalis spinalis. (. Ge0(l( %l,*,% erd(&(r%(* l-%(&, ')+-r
B T)+-r 2-r(+e* +(*)+ %ejala a4al dan tersering adalah nyeri ser>ikalis posterior yang disertai dengan hiperestesi dermatom daerah >ertebra ser>ikalis $ (/$). etiap akti>itas yang meningkatkan tekanan intrakranial (misal, batuk, mengedan, mengangkat barang
atau bersin) dapat memperburuk nyeri. %ejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien yang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kaning. Perluasan tumor menyebabkan kuadraplegia spastik dan hilangnya sensasi seara bermakna. %ejala lainnya adalah pusing, disatria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastiodeus dan trape!ius. emuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat menakup hiperrefleksia, rigiditas nuhal, gaya berjalan spasti, palsy ".I sampai I, dan kelemahan ekstremitas.#; B T)+-r d(er(h &er,%(l Lesi daerah ser>ikal menimbulkan gejala sensorik dan motorik mirip lesi radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga melibatkan tangan. eterlibatan tangan pada lesi ser>ikalis bagian atas diduga disebabkn oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melaui arteria spinalis anterior. Pada umumnya terdapat kelemahan dan artrofi gelang bahu dan lengan. umor ser>ikalis yang lebih rendah ( /E, /, /?) dapat menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas
atas
(biseps,brakhioradialis, triseps). &efisit sensorik
membentang sepanjang tepi radial lengan ba4ah dan ibu jari pada kompresi /, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi /?9 dan lesi /? menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah. #; B T)+-r d(er(h 'h-r(%(l Penderita lesi daerah thorakal seringkali datang dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada ekstremitas bagian ba4ah dan kemudian mengalami parastesia. Pasien dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin dikaaukan dengan nyeri akibat intrathorakal dan intraabdominal. Pada lesi thorakal bagian ba4ah, refleks perut bagian ba4ah dan tanda beevor dapat menghilang.#; B T)+-r d(er(h l)+-&(%r(l
ompresi segmen lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan refleks kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai ba4ah. Duga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda babynski bilateral. "yeri umunya dialihkan ke selangkangan. Lesi yang melibatkan lumbal bagian ba4ah dan segmen+segmen sakral bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot+otot perineum, betis dan kaki. 0ilangnya sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai daerah sakral bagian ba4ah. #; B T)+-r %()d( e%),*( Lesi dapat menyebabkan nyeri radikular yang dalam., kelemahan dan atrofi dari otot+otot termasuk gluteus, otot perut, gastronemius, dan otot anterior tibialis. efleks AP mungkin menghilang, munul gejala+gejala sfingter dini dan impotensi. anda+tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum dan perineum yang kadang+kadang menjalar ke tungkai. Paralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris. #; efleks lain dapat terpengaruh tergantung letak lesi. . Per0(l(*(* %l,*,& ')+-r erd(&(r%(* le'(% ')+-r d(l(+ %(*(l,& &,*(l,& .
B Le&, E%&'r(d)r(l Perjalanan klinis yang la!im dari tumor ektradural adalah kompresi epat akibat in>asi tumor pada medula spinalis, kolaps kolumna >ertebralis, atau perdarahan dari dalam metastasis. 'egitu timbul gejala kompresi medula spinlis, maka dengan epat fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali. elemahan spastik dan hilangnya sensasi getar dan posisi sendi diba4ah tingkat lesi merupakan tanda a4al kompresi medula spinalis. #; B Le&, I*'r(d)r(l 1. I*'r(d)r(l E%&'r(+ed)l(r
Lesi medula spinalis ekstramedular menyebabkan kompresi medula spinalis dan radiks saraf pada segmen yang terkena. Sindrom Brown-Sequard mungkin disebabkan oleh kompresi lateral medula spinalis.indrom akibat kerusakan separuh medula spenalis ini ditandai dengan tanda+tanda disfungsi traktus kortikospinalis dan kolumna posterior ipsilateral di ba4ah tingkat lesi. Pasien mengeluh nyeri, mula+mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. eperti pada tumor ekstradural, nyeri diperberat oleh traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari. "yeri yang menghebat pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf yang sakit, yaitu se4aktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari gra>itasi. &efisit sensorik mula+mula tidak jelas dan terjadi di ba4ah tingkat lesi (karena tumpah tindih dermaton). &efisit ini berangsur+angsur naik hingga di ba4ah tingkat segmen medula spinalis. umor pada sisi posterior dapat bermanifestasi sebagai parestesia dan selanjutnya defisit sensorik proprioseptif, yang menambahkan ataksia pada kelemahan. umor yang terletak anterior dapat menyebabkan defisit sensorik ringan tetapi dapat menyebabkan gangguan motorik yang hebat.#; #. I*'r(d)r(l I*'r(+ed)l(r
umor+tumor intramedular tumbuh ke bagian tengah dari medula spinalis dan merusak serabut+serabut yang menyilang serta neuron+neuron substansia grisea. erusakan serabut+serabut yang menyilang ini mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. ensasi raba, gerak, posisi dan getar umumnya utuh keuali lesinya besar. &efisit sensasi nyeri dan suhu dengan utuhnya modalitas sensasi yang lain dikenal sebagai defisit sensorik yang terdisosiasi. Perubahan fungsi refleks renggangan otot terjadi kerusakan pada sel+sel kornu anterior. elemahan yang disertai atrofi dan fasikulasi disebabkan oleh keterlibatan neuron+neuron motorik bagian ba4ah. %ejala dan tanda lainnya adalah nyeri tumpul sesuai dengan tinggi lesi, impotensi pada pria dan gangguan sfingter.#;
J. PEMERIKSAAN PENUN$ANG a. R(d,-l-, Modalitas utama dalam pemeriksaan radiologis untuk mediagnosis semua tipe tumor medula spinalis adalah MI. Alat ini dapat menunjukkan gambaran ruang dan kontras pada struktur medula spinalis dimana gambaran ini tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan yang lain. @ umor pada pembungkus saraf dapat menyebabkan pembesaran foramen inter>ertebralis. Lesi intra medular yang memanjang dapat menyebabkan erosi atau tampak berlekuk+lekuk ( scalloping ) pada bagian posterior korpus >ertebra serta pelebaran jarak interpendikular.@ Mielografi selalu digabungkan dengan pemeriksaan /. tumor intradural+ ekstramedular memberikan gambaran filling defect yang berbentuk bulat pada pemeriksaan myelogram. Lesi intramedular menyebabkan pelebaran fokal pada bayangan medula spinalis.@
%ambar , gambaran MI tumor medula spinalis (intradural intramedular)
%ambar @, gambaran MI tumor intradural ekstramedular b. CSF Pada pasien dengan tumor spinal, pemeriksaan / dapat bermanfaat untuk differensial diagnosis ataupun untuk memonitor respon terapi. Apabila terjadi obstruksi dari aliran / sebagai akibat dari ekspansi tumor, pasien dapat menderita hidrosefalus. Punksi lumbal harus dipertimbangkan seara hati+ hati pada pasien tumor medula spinalis dengan sakit kepala (terjadi peninggian tekasan intrakranial).@,E Pemeriksaan / meliputi pemeriksaan sel+sel malignan (sitologi), protein dan glukosa. onsentrasi protein yang tinggi serta kadar glukosa dan sitologi yang normal didapatkan pada tumor+tumor medula spinalis, 4alaupun apabila telah menyebar ke selaput otak, kadar glukosa didapatkan rendah dan sitologi yang menunjukkan malignansi. Adanya -anthoromi / dengan tidak terdapatnya eritrosit merupakan karakteristik dari tumor medula spinalis yang menyumbat ruang subarahnoid dan menyebabkan / yang statis pada daerah kaudal tekal sa.@,E %. DIAGNOSIS &iagnosis tumor medula spinalis diambil berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis serta penunjang. umor ekstradural mempunyai perjalanan
klinis berupa fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali disertai elemahan spastik dan hilangnya sensasi getar dan posisi sendi diba4ah tingkat lesi yang berlangsung epat. Pada pemeriksaan radiogram tulang belakang, sebagian besar penderita tumor akan memperlihatkan gejala osteoporosis atau kerusakan nyata pada pedikulus dan korpus >ertebra. Myelogram dapat memastikan letak tumor.#; Pada tumor ekstramedular, gejala yang mendominasi adalah kompresi serabut saraf spinalis, sehingga yang paling a4al tampak adalah nyeri, mula+mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. eperti pada tumor ekstradural, nyeri diperberat oleh traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari. "yeri yang menghebat pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf yang sakit, yaitu se4aktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari gra>itasi. &efisit sensorik berangsur+angsur naik hingga di ba4ah tingkat segmen medulla spinalis. Pada tomor ekstramedular, kadar proteid / hampir selalu meningkat. adiografi spinal dapat memperlihatkan pembesaran foramen dan penipisan pedikulus yang berdekatan. eperti pada tumor ekstradural, myelogram, / san, dan MI sangat penting untuk menentukan letak yang tepat. #; Pada tumor intramedular, erusakan serabut+serabut yang menyilang pada substansia grisea mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. ensasi raba, gerak, posisi dan getar umumnya utuh keuali lesinya besar. &efisit sensasi nyeri dan suhu dengan utuhnya modalitas senssi yang lain dikenal sebagai defisit sensorik yang terdisosiasi. adiogram akan memperlihatkan pelebaran kanalis >ertebralis dan erosi pedikulus. Pada myelogram, / san, dan MI, tampak pembesaran medulla spinalis. #; 0. DIAGNOSIS /ANDING umor medula spinalis harus dibedakan dari kelainan+kelainan lainnya pada medula spinalis. 'eberapa diferensial diagnosis meliputi : trans>erse
myelitis, multiple sklerosis, syringomielia, syphilis,amyotropik lateral sklerosis (AL), anomali pada >ertebra ser>ikal dan dasar tengkorak, spondilosis, adhesi>e arahnoiditis, radiulitis auda ekuina, arthritis hipertopik, rupture diskus inter>ertebralis, dan anomaly >asular.E Multiple sklerosis dapat dibedakan dari tumor medula spinalis dari sifatnya yang mempunyai masa remisi dan relaps. %ejala klinis yang disebabkan oleh lesi yang multiple serta adanya oligoklonal / merujuk pada multiple sklerosis. rans>erse myelitis akut dapat menyebabkan pembesaran korda spinalis yang mungkin hampir sama dengan tumor intramedular. E &iferensial diagnosis antara syringomielia dan tumor intramedular sangat rumit, karena kista intramedular pada umumnya berhubungan dengan tumor tersebut. ombinasi antara atrofi otot+otot lengan dan kelemahan spasti pada kaki pada AL mungkin dapat membingungkan kita dengan tumor ser>ikal. umor dapat disingkirkan apabila didapatkan fungsi sensorik yang normal, adanya fasikulasi, dan atrofi pada otot+otot kaki. pondilosis ser>ikal, dengan atau tanpa rupture diskus inter>ertebralis dapat menyebabkan gejala iritasi serabut saraf dan kompresi medulla spinalis. 1steoarthritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan radiologi.E Anomali pada daerah ser>ikal atau pada dasar tengkorak, seperti platybasia atau klippel-feil syndrome dapat didiagnosis melalui pemeriksaan radiologi. adang kadang arakhnoiditis dapat memasuki sirkulasi dalam medulla spinalis yang dapat menunjukkan gejala seperti lesi langsung pada medulla spinalis. Pada arakhnoiditis, terdapat peningkatan protein / yang sangat berarti. E umor jinak pada medulla spinalis mempunyai iri khas berupa pertumbuhan yang
lambat
namun
progresif
selama
bertahun+tahun.
Apabila
sebuah
neurofibroma tumbuh pada radiks dorsalis, akan terasa nyeri yang menjalar selama bertahun+tahun sebelum tumor ini menunjukkan gejala+gejala lainnya yang dikenali dan didiagnosis sebagai tumor. ebaliknya, onset yang tiba+tiba dengan defisit neurologis yang berat, dengan atau tanpa nyeri, hampir selalu
mengindikasikan suatu tumor ekstradural malignan, seperti karsinoma metastasis atau limfoma.E I. TERAPI
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular
adalah
dengan
pembedahan.
ujuannya
adalah
untuk
menghilangkan tumor seara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis seara maksimal. ebanyakan tumor intradural+ekstramedular dapat direseksi seara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. umor+tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang epat dan agresif seara histologist dan tidak seara total di hilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post operasi.# erapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah : Pe+ed(h(*
Pembedahan sejak dulu merupakan terapi utama pada tumor medulla spinalis. Pengangkatan yang lengkap dan defisit minimal post operasi, dapat menapai =;< pada ependymoma, @;< pada astrositoma dan #;;< pada hemangioblastoma. Pembedahan juga merupakan penatalaksanaan terpilih untuk tumor ekstramedular. Pembedahan, dengan tujuan mengangkat tumor seluruhnya, aman dan merupakan pilihan yang efektif. Pada pengamatan kurang lebih .E bulan, mayoritas pasien terbebas seara keseluruhan dari gejala dan dapat beraktifitas kembali.@,?,## Ter(, r(d,(&,
ujuan dari terapi radiasi pada penatalaksanaan tumor medulla spinalis adalah untuk memperbaiki kontrol lokal, serta dapat menyelamatkan dan memperbaiki fungsi neurologik. arapi radiasi juga digunakan pada reseksi tumor yang inkomplit yang dilakukan pada daerah yang ter kena. @, Ke+-'er(,
Penatalaksanaan farmakologi pada tumor intramedular hanya mempunyai sedikit manfaat. ortikosteroid intra>ena dengan dosis tinggi dapat meningkatkan fungsi neurologis untuk sementara tetapi pengobatan ini tidak dilakukan untuk jangka4aktu yang lama. Nalaupun steroid dapat menurunkan edema >asogenik, obat+obatan ini tidak dapat menanggulangi gejala akibat kondisi tersebut. Penggunaan steroid dalam jangka 4aktu lama dapat menyababkan ulkus gaster, hiperglikemia dan penekanan system imun dengan resiko cushing symdrome dikemudian hari. egimen kemoterapi hanya meunjukkan angka keberhasilan yang keil pada terapi tumor medulla spinalis. 0al ini mungkin disebabkan oleh adanya sa4ar darah otak yang membatasi masuknya agen kemotaksis pada /. $ $. PROGNOSIS
umor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus+kasus ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam 4aktu yang lama. Jungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur (H; tahun).
DAFTAR PUSTAKA
Long /, 'arbara, Per(5('(* Med,%(l /ed(h Dilid $, 'andung, Oayasan Ikatan Alumni Pendidikan epera4atan Pajajaran, #== uti Pahria, dkk, A&)h(* Keer(5('(* (d( P(&,e* de*(* G(*)(* S,&'e+ Per&7(r(2(* , Dakarta, 3%/, #==
Pusat pendidikan enaga esehatan &epartemen esehatan, A&)h(* Keer(5('(* Kl,e* De*(* G(*)(* S,&'e+ Per&(r(2(* , Dakarta,
&epkes, #== @. melt!er /. u!anne, 'runner uddarth,
/)%) A0(r Keer(5('(*
Med,%(l /ed(h, Dakarta, 3%/ ,$;;$
Marilynn 3, &oengoes, $;;;, Re*8(*( A&)h(* Keer(5('(* 3disi , Dakarta, 3%/, $;;; 0arsono, /)%) A0(r : Ne)r-l-, Kl,*,& ,Oogyakarta, %ajah Mada uni>ersity press, #==