BAB I PENDAHULUAN
Trauma Trauma medula medula spinalis spinalis (TMS) meliputi kerusakan kerusakan medula spinalis spinalis karena trauma langsung langsung atau tak langsung langsung yang mengakibatk mengakibatkan an gangguan gangguan fungsi utamanya, seperti fungsi motorik, sensorik, autonomik, dan refleks, baik komplet komplet ataupun ataupun inkomplet. inkomplet. Trauma Trauma medula medula spinalis spinalis merupakanpe merupakanpenyeba nyebab b kematian dan kecacatan padaera modern, dengan 8.000-10.000 kasus per taun pada populasi penduduk !S" dan memba#a dampak ekonomi yang tidak sedikit pada sistem keseatan dan asuransi di !S". $edera medula spinalis adala cedera yang mengenai ser%ikalis %ertebralis dan lumbal lumbalis is akibat akibat dari dari suatu suatu trauma trauma yang yang mengen mengenai ai tulang tulang belaka belakang. ng. $edera $edera medula spinalis spinal is adala adala masala masal a keseatan kesea tan mayor yang memp mempen enga garu rui i 1&0.0 &0.000 00 sampai &00.000 orang ampir di setiap negara, dengan perkiraan 10.000 cedera baru yang ter' ter'ad adii set setia iap p ta taun unny nya. a. e'a e'adi dian an ini lebi leb i dominan domi nan pada pria usia usi a muda sekita sek itarr &* dari seluru cedera. Setenga dari kasus ini akibat dari kecelakaan kendaraan bermotor, selain itu banyak akibat 'atu, olaraga dan ke'adian industri dan luka tembak. +ertebra yang paling sering mengalami cedera adala medula spinalis pada daera ser%ikal ke-&, , dan , torakal ke-1 dan lumbal pertama. +ertebra ini adala paling rentan karena ada rentang mobilitas yang lebi besar dalam kolumna %ertebral pada area ini. ada usia /&-an fraktur banyak ter'adi pada pria di bandingkan pada #anita karena olaraga, peker'aan, dan kecela celak kaan aan berm bermo otor tor. Tetapi api belak elakaangan ini ini #an #anita ita leb lebi bany banyaak dibandingk ngkan pria karena faktor osteoporosis yang di asos as osia iasi sikan kan denga de ngan n peru pe ruba baan an orm ormon onal al (men (menopa opause use). ). lien lien yang yang meng mengala alami mi traum traumaa medulla spinalis kususnya bone loss pada - membutukan peratian lebi diantaranya dalam pemenuan kebutuan idup dan dalam pemenuan kebutuan untuk mobilisasi. Selain itu klien 'uga beresiko mengalami komplikasi trauma spinal seperti syok spinal, spinal, trombosis trombosis %ena profunda, profunda, gagal napas, pneumonia pneumonia dan iperfleksia autonomic. Maka dari itu sebagai pera#at merasa perlu untuk dapat membantu dalam memberikan asuan kepera#atan pada klien dengan trauma medulla spinalis dengan cara promotif, pre%entif, kuratif, dan reabilitatif seingga masalanya dapat
1
teratasi dan klien dapat terindar dari masala yang paling buruk.(2anafia 00)
teratasi dan klien dapat terindar dari masala yang paling buruk.(2anafia 00)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
DEFINISI
Traum Traumaa medula medula spinal spinalis is adala adala cedera cedera pada pada tulang tulang belaka belakang ng baik baik langsung maupun tidak langsung, yang menyebabkan lesi di medula spinalis seingga menimbulkan gangguan neurologis, dapat menyebabkan kecacatan menetap atauk ematian. Trauma medula spinalis meliputi kerusakan medula spinalis spinalis karena karena trauma trauma langsu langsung ng atau atau tak langsun langsung g yang yang mengak mengakiba ibatka tkan n gangguan fungsi utamanya, seperti fungsi motorik, sensorik, autonomik, dan refleks, baik komplet ataupun inkomplet. (3456SS7, 00)
2.2
EPIDEMIOLOGI
Setiap taun di "merika Serikat, sekitar .00 sampai 10.000 indi%idu mengal mengalami ami cedera cedera medula medula spinal spinalis. is. Sampai Sampai taun taun 1, 1, diperk diperkira irakan kan ada sebanyak 18.000 sampai 0.000 orang yang idup dengan cedera medula spinalis di negara tersebut.($ristoper, 00/) ada taun 00/, Christopher & Dana Reeve Foundation beker'a sama dengan Cente Centers rs for for Disea Disease se Cont Contro roll and and Prev Preven enti tion on ($5$) ($5$) melakukan melakukan penelitian untuk mengetaui epidemiologi penderita cedera medula spinalis dan yang mengalami paralisis di "merika Serikat.
2asilnya yaitu sekitar 1,* dari populasi "merika Serikat atau sekitar &.&.000 orang melaporkan beberapa bentuk paralisis berdasarkan definisi fungsional yang digunakan dalam sur%ei tersebut. Sekitar 0,/* dari populasi "merika Serikat atau sekitar 1.&.000 orang dilaporkan mengalami paralisis dikarenakan ole cedera medula spinalis. enyebab cedera medula spinalis yang terbanyak di 2elsinki, 9inlandia adala 'atu (/*) , diikuti dengan kecelakaan lalu lintas (&*), menyelam (*), kekerasan (/*) dan penyebab lain (*).enyebab cedera medula spinalis di negara berkembang ber%ariasi dari satu negara ke negara lain. ecelakaan lalu lintas mencakup sebesar /* penyebab cedera medula spinalis di :igeria, /8,8* di Turki dan 0* di Tai#an. ;ila dibandingkan dengan negara ma'u, insiden cedera medula spinalis lebi tinggi di negara yang sedang berkembang. 9aktor-faktor yang berpengaru teradap al ini antara lain< a. ondisi 'alan yang buruk b. ;erkendara mele#ati batas kecepatan c. urangnya penggunaan sabuk pengaman dan sandaran kepala di dalam mobil d. +olume kendaraan yang berlebi e. erlengkapan keamanan yang tidak adekuat saat menyelam dan beker'a f. ondisi-kondisi yang tidak la=im seperti 'atu dari poon dan 'embatan. ($ristoper, 00/)
2.3
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Medula spinalis adala bagian dari susunan saraf pusat yang selurunya terletak dalam kanalis %ertebralis, dikelilingi ole tiga lapis selaput pembungkus yang disebut meningen. apisan-lapisan dan struktur yang mengelilingi medula%spinalis dari luar ke dalam antara lain< 1. dinding kanalis %ertebralis (terdiri atas vertebrae dan ligamen)
/
. lapisan 'aringan lemak (ekstradura) yang mengandung anyaman pembulu-pembulu dara %ena 3. duramater 4. arachnoid &.
ruangan
subaraknoid
(cavitas
subarachnoidealis)
yang
berisi
liquorcerebrospinalis . piamater , yang kaya dengan pembulu-pembulu dara dan yang langsung membungkus permukaan sebela luar medula spinalis. (9ariansya, 01) apisan meningen terdiri atas pachymenin (duramater ) dan leptomenin (arachnoid dan piamater ). ada masa keidupan intrauterin usia bulan, pan'ang medula spinalis sama dengan pan'ang kanalis %ertebralis, sedang dalam masa-masa berikutnya kanalis %ertebralis tumbu lebi cepat dibandingkan medula spinalis seingga u'ung kaudal medula spinalis berangsur-angsur terletak pada tingkat yang lebi tinggi. ada saat lair, u'ung kaudal medula spinalis terletak setinggi tepi kaudal corpus vertebrae lumbalis !! . ada usia de#asa, u'ung kaudal medula spinalis umumnya terletak setinggi tepi kranial corpus vertebrae lumbalis !! atau setinggi discus intervertebralis antara corpus vertebrae lumbalis 7 dan 77. Terdapat banyak 'alur saraf (tractus) di dalam medula spinalis. >alur saraf tersebut dapat diliat pada gambar di berikut. (?uyton, 00)
&
Medula Spinalis merupakan kelan'utan dari otak dimulai setinggi foramen occipitalis magnum melan'utkan ke ba#a di dalam canalis spinalis dan beakir pada conus medullaris setinggi umbalis 7. emudian anya berupa serabut-serabut saraf yang disebut caudal a@uina. Medulla spinalis ini mempunyai bentuk seperti tabung silindris dan didalamnya terdapat lubang atau canalis centralis. ;agian tepi atau corteA mengandung serat-serat saraf (#ite matter) dan bagian tenganya ber#arna gelap (grey matter) yang mengandung sel-sel body dan bentuknya seperti kupu-kupu. 5ari medulla spinalis ini keluar masuk serabut saraf sebanyak 1 pasang yang melalui foramen inter%ertebralis. Sebagaimana otak medulla spinalis 'uga dilapisi ole selaput meningen dan mengandung cairan otak. (9ariansya, 01) ada medulla spinalis terdapat rute utama pada setiap ketiga columna alba. ada tractus asendens terdiri atas tiga tractus yaitu< (?uyton,00) 1. Tractus spi!t"a#a$icus at%ri!r atau &%tra#is
Meneruskan impuls taktil dan tekanan dari medulla ke talamus. Serabutnya dimulai pada collumna posterior substantia grisea dari sisi
berseberangan dan melintas diatas commisura alba anterior sebelum naikpada columna alba anterior. 2. Tractus spi!t"a#a$icus #at%ra#is
Memba#a impuls sakit dan temperatur ke talamus. Serabutnya bergabung pada medulla dengan serabut dari tractus spinotalamicus anterior untuk membentuk lemnicus spinalis. Serabut keluar dari sel yang terletak pada cornu posterior subatantia grisea sisi seberangannya dan terutama ber'alan naik pada columna lateralis. 3. Tractus spi!t"a#a$icus at%ri!r p!st%ri!r atau &%tra#is '!rsa#is
Meneruskan informasi ke cerebellum yang dapat membantu koordinasi otot (akti%itas sinergik) dan tonus otot 'uga sentuan dan tekanan. Serabut-serabut saraf mulai keluar pada cornu posterius dari sisi yang sama dan ber'alan menu'u columna alba lateralis. Tractus desendens terdiri atas< 1. Tractus c!rtic!spia#is atau c%r%(r!spia#is at%ri!r atau &%tra#is atau'is%(ut )u*a tractus p+ra$i'a#is 'ir%,
Tersusun atas serabut-serabut yang ber'alan turun melalui otak daricorteA cerebri. Medulla terletak didekat fissura antero-media dan berubungan dengan kontrol %oluntaris dari otot skeletal. Tractus men'adi lebi kecil ketika ber'alan naik dan ampir ilang pada regio toracis media karena pada ketinggian ini sebagian besar serabut pembentuknya suda menyeberang ke sisi berla#anan untuk berakir dengan cara membentuk sinaps di sekitar cornu anterior dari neuron motoris inferior. ;eberapa serabut yang masi tersisa akan berakir pada columna anterior substantia grisea pada sisi corda yang sama. 2. Tractus #at%ra#is atau tractus p+ra$i'a#is tras&%rs%
Mengandung se'umla besar serabut untuk mengontrol gerak otot%olunter. Serabutnya keluar pada corteA motoris dan melintang diatas atau bergabung dengan tractus sisi seberangnya pada medulla. 3. Tractus &%sti(u#!spia#is
>uga ber'alan turun pada columna anterior substantia alba. Tractus ini mempunyai ubungan dengan fungsi keseimbangan dan postur. Serabut
saraf mulai keluar pada medulla di sisi yang sama dari gabungan sel-sel yang disebut nucleus %estibularis. -. Tractus ru(r!spia#is
Terletak tepat di depan tractus corticospinalis lateralis, serabutnya dimulai pada mesencepalon dan ber'alan turun untuk berakir di sekitarsel-sel cornu anterius. ;erubungan dengan kontrol aksi otot dan merupakan bagian utama dari sistem eAtrapyramidal. Tractus motoris dan sensoris merupakan tractus yang paling penting didalam otak dan medulla spinalis dan mempunyai ubungan yang erat untuk gerakan motoris %oluntaris, sensasi rasa sakit, temperatur dan sentuan dari organ-organ indera pada kulit dan impuls propioseptif dari otot dan sendi. Tractus corticospinalis atau pyramidalis atau motoris berasal dari corteA motoriius precentralis, serabutnya ber'alan turun melalui capsula interna padagenu dan dua pertiga anterior limbus posterior. Tractus cortico %entralis mengendalikan neuron-neuron motorik yang melayani otot-otot pada truncus termasuk mm.intercostalis dan abdominalis. Semua neuron yang menyalurkan impul-impuls motorik ke nuclei motorii didalam batang otak dan medulla spinalis dapat disebut sebagai neuron motor atas(upper motor neuron). 7mpuls-impuls motorik ini dapat disalurkan melalui 'alur-'alur saraf yang termasuk dalam susunan pyramidal dan susunan ekstrapyramidal ole karena itu dalam area yang luas sel-sel neuron yang membentuk 'alur desendens pyramidal (tractus corticobulbaris
dan
corticospinalis)
dan
ekstrapyramidal
(tractus
reticulospinalis dan rubrospinalis) dapat disebut sebagai neuron motor atas sedangkan neuron-neuron motorik di dalam nuclei motorii didalam batang otak dan medulla spinalis dapat disebut neuron motor ba#a (lo#ermotor neuron). (9ariansya, 01) $olumna +ertebralis adala pilar utama tubu yang berfungsi melindungi medulla spinalis dan menun'ang berat kepala serta batang tubu. Masing-masing tulang dipisakan ole disitus inter%ertebralis.
8
+ertebralis dikelompokkan sebagai berikut< 9ariansya, 01) a. +ertebrata cer%icalis ini memiliki dens, yang mirip dengan pasak. +eterbrata cer%icalis ketu'u disebut prominan karena mempunyai prosesus spinosus paling pan'ang. b. +ertebra Toracalis !kurannya semakin besar mulai dari atas keba#a. $orpus berbentuk 'antung, ber'umla 1 bua yang membentuk bagian belakang toraA. c. +ertebra umbalis $orpus setiap %ertebra lumbalis bersifat masif dan berbentuk gin'al, ber'umla & bua yang membentuk daera pinggang, memiliki corpus %ertebra yang besar ukurnanya seingga pergerakannya lebi luas keara fleksi. d. 6s. Sacrum Terdiri dari & sacrum yang membentuk sakrum atau tulang kengkang dimana ke & %ertebral ini rudimenter yang bergabung yang membentuk tulang bayi. e. 6s. $occygeal Terdiri dari / tulang yang 'uga disebut ekor pada manusia, mengalami rudimenter. ;eberapa segmen ini membentuk 1 pasang saraf coccygeal.
Ga$(ar .S%*$% !r'a Spia#is
;erikut ini adala fungsi dari tiap segmen saraf pada tulang belakang<
Ga$(ar 2.2 Fu*si s%*$% tu#a* (%#a,a* L%&%# Fucti! $1-$ :eckfleAors $1-T1 :eckeAtensors $, $/, Supply diapragm (mostly $/)
$& $&, $
Soulder mo%ement, raise arm (deltoid)B fleAion of elbo# ( biceps)B
$, $ $, T1
/ eAternally rotates te arm (supinates) 3Atends elbo# and #rist (triceps and #rist eAtensors)B pronates #rist 9leAes #rist
T1 -T T-1 1, ,
Supply small muscles of te and 7ntercostals and trunk abo%e te #aist "bdominal muscles TigfleAion
, / , ,
Tigadduction
/ /,
3Atension of leg at te knee (@uadriceps femoris) Tigabduction
S1
&,
5orsifleAion of foot (tibialis anterior )
10
&, S1, S
3Atension of toes 3Atension of leg at te ip (gluteus maAimus) lantarfleAion of foot
/,
&,
9leAion of toes 9leAion of leg at te knee (amstrings)
S1, S (Micael, 01)
2.-
ANAMNESIS DAN PEME0IKSAAN FISIK
a. "namnesis eluan utama yang dirasakan < eluan utama yang sering men'adi alasan klien meminta pertolongan keseatan adala nyeri, kelemaan dan kelumpuan ekstremitas, inkontinensia urine dan inkontinensia al%i, nyeri tekan otot, iperestesia tepat di atas daera t rauma, dan deformitas pada daera trauma.. 4i#ayat penyakit sekarang < "namnesis yang perlu ditanyakan berupa ri#ayat fraktur atau cedera lain pada tulang %ertebra, korda spinalis itu sendiri, yang terletak didalam kolumna %ertebralis, dapat terpotong, tertarik, terpilin atau tertekan. erusakan pada kolumna %ertaebralis atau korda dapat ter'adi disetiap tingkatan,kerusakan korda spinalis dapat mengenai seluru korda atau anya separunya. 4i#ayat penyakit terdaulu < engka'ian yang perlu ditanyakan meliputi adanya ri#ayat penyakit degeneratif pada tulang belakang seperti osteoporosis, osteoartritis, spondilitis, spondilolistesis, spinal stenosis yang memungkinkan ter'adinya kelainan pada tulang belakang. enyakit lainnya seperti ipertensi, diabetes melitus, penyakit 'antung, anemia, penggunaan obat-obatan antikoagulan, aspirin, %asodilator, obat-obatan adiktif perlu ditanyakan untuk menamba kompreensifnya pengka'ian. Merupakan data yang diperlukan untuk mengetaui kondisi keseatan klien sebelum menderita penyakit sekarang , berupa ri#ayat trauma medula spinalis. ;iasanya ada traumaC kecelakaan. engka'ian yang perlu ditanyakan meliputi adanya ri#ayat penyakit degeneratif pada tulang belakang, seperti osteoporosis, osteoartritis, spondilitis, spondilolistesis,
11
spinal stenosis yang memungkinkan ter'adinya kelainan pada tulang belakang.(Doanes 01/)
b. emeriksaan 9isik emeriksaan
fisik
sangat berguna
untuk
mendukung data
pengka'ian anamnesis. emeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per sistem dengan fokus pemeriksaan brain dan b one. 1. ernapasan erubaan sistem pernapasan bergantung pada gradasi blok saraf parasimpatis (klien mengalami kelumpuan otot-otot pernapasan) dan perubaan karena adanya kerusakan 'alur simpatik desenden akibat trauma pada tulang belakang seingga 'aringan saraf di medula spinalis terputus. 5alam beberapa keadaan trauma sumsum tulang belakang pada daera ser%ikal dan toraks diperole asil pemeriksaan fisik sebagai berikut. a. 7nspeksi .
5idapatkan klien batuk, peningkatan produksi sp ut um , se sa k na pa s, p e n g g u n a a n
otot
bantu
napas,
pen in gk atan
fr ek ue ns i
pe ma pa san, ret raks i int erko sta l, da n pengembangan paru tidak simetris. 4espirasi paradoks (retraksi abdomen saat inspirasi). ola napas ini dapat ter'adi 'ika otot-otot interkostal tidak mampu mcnggerakkan dinding dada akibat adanya blok saraf parasimpatis. b. alpasi .
9remitus yang menurun dibandingkan dengan sisi yang lain akan didapatkan apabila trauma ter'adi pada rongga toraks. c. erkusi
.
5idapatkan adanya suara redup sampai pekak apabila trauma ter'adi pada toraksCematoraks.
d. "uskultasi. Suara napas tambaan, seperti napas berbunyi, stridor, ronci pada klien dengan peningkatan produksi sekret, dan kemampuan batuk menurun sering
1
didapatkan pada klien cedera tulang belakang yang mengalami penurunan tingkat kesadaran (koma). . ardio%askular engka'ian sistem kardio%askular pada klien cedera tulang belakang didapatkan ren'atan (syok ipo%olemik) dengan intensitas sedang dan berat. 2asil pemeriksaan kardio%askular kliencedera tulang belakang pada
be be rapa
ke ada an
ad ala
tek ana n
dar a
me nu run ,
br adi ka rdi a, be rd eb ar -d eb ar, pu sin g saa t me laku kan pe ru ba a n po sisi, da n eks tremi tas di ngi n at au pu cat. . ersyarafan Tingkat kesadaran. Tingkat keter'agaan dan respons teradap 7ingkungan adala indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem persarafan. emeriksaan fungsi
serebral.
emeriksaan
dilakukan
dengan
mengobser%asi
penampilan, tingka laku, gaya bicara, ekspresi #a'a, dan akti%itas motorik klien. lien yang tela lama mengalami cedera tulang belakang biasanya mengalami perubaan status mental. emeriksaan refleks< a. emeriksaan refleks dalam. 4efleks "cilles mengilang dan refleks patela biasanya melema karena kelemaan pada otot amstring. b. emeriksaan refleks patologis. ada fase akut refleks fisiologis akan mengilang. Setela beberapa ari refleks fisiologis akan muncul kembali yang didaului dengan refleks patologis. c. 4efleks ;ullbo $a%emosus positif menandakan adanya syok spinal d. emeriksaan sensorik. "pabila klien mengalami trauma pada kaudaekuina, mengalami ilangnya sensibilitas secara me-netap pada kedua bokong, perineum, dan anus. emeriksaan sensorik superfisial dapat memberikan petun'uk mengenai lokasi cedera akibat trauma di daera tulang belakang /. erkemian a'i keadaan urine yang meliputi #arna, 'umla, dan karakteristik urine, termasuk berat 'enis urine. enurunan 'umla urine dan peningkatan retensi cairan dapat ter'adi akibat menurunnya perfusi pada gin'al. &. encernaan. ada keadaan syok spinal dan neuropraksia, sering dida patkan adanya ileus paralitik. 5ata klinis menun'ukkan ilangnya bising
1
usus serta kembung dan defekasi tidak ada. 2al ini merupakan ge'ala a#al dari syok spinal yang akan berlangsung beberapa ari sampai beberapa minggu. emenuan nutrisi berkurang karena adanya mual dan kurangnya asupan nutrisi. . Muskuloskletal. aralisis motor dan paralisis alat-alat dalam bergantung pada ketinggian ter'adinya trauma. ?e'ala gangguan motorik sesuai dengan distribusi segmental dari saraf yang terkena. emeriksaan Motorik aralisis motorik dan paralisis alat-alat dalam tergantung dari ketinggian ter'adinya trauma. ?e'ala gangguan motorik sesuai dengan distribusi segmental dari saraf yang terkena. ;eberapa pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan trauma medula spinalis seperti < a. Euadriplegia adala keadaan paralisisCkelumpuan pada ekstermitas dan ter'adi akibat trauma pada segmen torakal 1 (T1) keatas. erusakan pada le%el akan merusak sistem syaraf otonom ksusnya syaraf simpatis misalnya adanya gangguan pernapasan. b. omplit Euadriplegia adala gambaran dari ilangnya fungsi modula karena kerusakan diatas segmen serfikal ($). c. 7nkomplit Euadriplegia adala ilangnya fungsi neurologi karena kerusakan diba#a segmen serfikan ($). d. 4efpiratorik Euadriplegia (pentaplagia) adala kerusakan yang ter'adi pada serfikal pada bagian atas ($1-$/) seingga ter'adi gangguan pernapasan. e. araplegia adala paralisis ekstermitas bagian ba#a, ter'adi akibat kerusakan pada segmen parakal (T) keba#a.
2.
ETIOLOGI
enyebab dari cidera medulla spinalis yaitu kecelakaan 'alan raya adala penyebab terbesar, al mana cukup kuat untuk merusak cord spinal serta kauda ekuina. 5i bidang ola-raga, tersering karena menyelam pada air yang sangat dangkal (ranida, 7#an ;ucori, 00).
2./
PATOFISIOLOGI
1/
Tulang belakang yang mengalami gangguan trauma dapat menyebabkan kerusakan pada medulla spinalis, tetapi lesi traumatic pada medulla spinalis tidak selalu ter'adi karena fraktur dan dislokasi. 3fek trauma yang tidak langsung bersangkutan tetapi dapat menimbulkan lesi pada medulla spinalis disebut F#iplasGCtrauma indirek. Hiplas adala gerakan dorsofleksi dan anterofleksi berlebian dari tulang belakang secara cepat dan mendadak. Trauma #iplas ter'adi pada tulang belakang bagian ser%ikalis ba#a maupun torakalis ba#a misalnya pada #aktu duduk dikendaraan yang sedang cepat ber'alan kemudian berenti secara mendadak. "tau pada #aktu ter'un dari 'arak tinggi menyelam dan masuk air yang dapat mengakibatkan paraplegia. Trauma tidak langsung dari tulang belakang berupa iperekstensi, iperfleksi, tekanan %ertikal (terutama pada T1 sampai ), rotasi. erusakan yang dialami medulla spinalis dapat bersifat sementara atau menetap "kibat trauma teradap tulang belakang, medula spinalis dapat tidak berfungsi untuk sementara (komosio medulla spinalis), tetapi dapat sembu kembali dalam beberapa ari. ?e'ala yang ditimbulkan adala berupa edema, perdaraan peri %askuler dan infark disekitar pembulu dara. ada kerusakan medulla spinalis yang menetap, secara makroskopis kelainannya dapat terliat dan ter'adi lesi, contusio, laserasio dan pembengkakan daera tertentu di medulla spinalis. aserasi medulla spinalis merupakan lesi berat akibat trauma tulang belakang
secara
langsung
karena
tertutup
atau
peluru
yang
dapat
mematakan Cmenggeserkan ruas tulang belakang (fraktur dan dislokasi). esi trans%ersa medulla spinalis tergantung pada segmen yang terkena (segmen trans%ersa,
emitrans%ersa,
kuadran trans%ersa).
2ematomielia
adala
perdaraan dalam medulla spinalis yang berbentuk lon'ong dan bertempat disubstansia grisea. Trauma ini bersifat F#iplasF yaitu 'at u dari 'arak tinggi dengan sifat badan berdiri, 'atu terduduk, terdampar eksplosi atau fraktur dislokasio.kompresi medulla spinalis ter'adi karena dislokasi, medulla spinalis dapat ter'epit ole penyempitan kanalis %ertebralis.
1&
Suatu segmen medulla spinalis dapat tertekan ole ematoma ekstra meduler traumatic dan dapat 'uga tertekan ole kepingan tulang yang pata yang terselip diantara duramater dan kolumna %ertebralis. ?e'ala yang didapat sama dengan sindroma kompresi medulla spinalis akibat tumor, kista dan abses didalam kanalis %ertebralis. "kibat iperekstensi dislokasio, fraktur dan #islap radiks saraf spinalis dapat tertarik dan mengalami 'e'asCreksis. ada trauma #islap, radiks columna &- dapat mengalami al demikian, dan ge'ala yang ter'adi adala nyeri radikuler spontan yang bersifat iperpatia, gambaran tersebut disebut ematorasis atau neuralgia radikularis traumatik yang re%ersible. >ika radiks terputus akibat trauma tulang belakang, maka ge'ala defisit sensorik dan motorik yang terliat adala radikuler dengan terputusnya arteri radikuler terutama radiks T8 atau T yang akan menimbulkan defisit sensorik motorik pada dermatoma dan miotoma yang bersangkutan dan sindroma sistema anastomosis anterial anterior spinal. (Doanes, 01) 2.
MANIFESTASI KLINIS M%,ais$% trau$a 'a sta(i#itas ra,tur
Trauma medula spinalis dapat menyebabkan komosio, kontusio, laserasi, atau kompresimedula spinalis. atomekanika lesi medullaspinalis berupa
rusaknya
traktus
padamedula
spinalis,
baik
asenden
ataupundesenden. etekie tersebar pada substansiagrisea, membesar, lalu menyatu dalam#aktu satu 'am setela trauma. Selan'utnya,ter'adi nekrosis emoragik dalam /-'am. ada substansia alba, dapat ditemukanpetekie dalam #aktu -/ 'am setela trauma.elainan serabut mielin dan traktus pan'angmenun'ukkan adanya kerusakan structural luas. Medula spinalis dan radiks dapat rusak melalui/ mekanisme berikut< 1. ompresi ole tulang, ligamen, erniasidiskus inter%ertebralis, dan ematoma. Dan gpaling berat adala kerusakan akibat kompresi tulang dan kompresi ole korpus %ertebra yang mengalami dislokasi ke posterior dan trauma iperekstensi.
1
. 4egangan 'aringan berlebian, biasanya ter'adi pada iperfleksi. Toleransi medulla spinalis teradap regangan akan menurun dengan bertambanya usia. . 3dema medula spinalis yang timbul segera setela trauma mengganggu aliran dara kapiler dan %ena. /. ?angguan sirkulasi atau sistem arteries pinalis anterior dan posterior akibat kompresi tulang. (Doanes, 01/) M%,ais$% ,%rusa,a pri$%r
"da setidaknya / mekanisme penyebabkerusakan primer< (1) gaya impact dankompresi persisten, () gaya impact tanpakompresi, () tarikan medula spinalis, (/)laserasi dan medula spinalis terpotong akibattrauma. Sel neuron akan rusak dan kekacauan proses intraseluler akan turut berdampak pada selubung mielin di dekatnya seingga menipisB transmisi saraf terganggu, baikkarena efek trauma ataupun ole efek massa akibat pembengkakan daera sekitar luka. erusakan substansia grisea akan ire%ersibel pada satu 'am pertama setela trauma, sementara substansia alba akan mengalami kerusakan pada 'am setela trauma. (Doanes, 01/) M%,ais$% ,%rusa,a s%,u'%r
erusakan
primer merupakan
sebua
nidusatau titik
a#al
ter'adinya kerusakan sekunder. erusakan sekunder disebabkan, antara lain,ole syok neurogenik, proses %askular, seperti perdaraan dan iskemia, eksitotoksisitas, lesisekunder yang dimediasi kalsium, gangguan elektrolit, kerusakan karena proses imunologi, apoptosis, gangguan pada mitokondria, danproses lain. (Doanes, 01/)
;erikut adala Skala kerusakan berdasarkan "merican spinal in#ury association$"%!" scale ;erdasarkan tipe dan lokasi trauma < '. Complete spinal cord in#ury $(rade "
1
$edera komplit didefinisikan sebagai keilangan total fungsi sensoris dan fungsi motoris pada area yang teriner%asi lebi dari le%el di ba#a lokasi tulang belakang yang cedera dan bertaan selama lebi dari /8 'am. Terdiri, yaitu < a. )nilevel b. *ultilevel +. !ncomplete spinal cord ir#ury $(rade ,- C- D a. Cervico medullary syndrome b. Central cord syndrome c. "nterior cord syndrome d. Posterior cord syndrome e. ,ron sequard syndrome f. Conus medullary syndrome 3. Complete cauda equina in#ury $(rade " 4. !ncomplete cauda equina in#ury $(rade ,- C daa D Ta(%#1. Skala kerusakan berdasarkan "merican spinal in#ury association
("S7")($onsortium S$M,00) ?rade Tipe ?angguan medula spinalis "S7" " ;
omplit 7nkomplit
Tidak ada fungsi motorik dan sensorik sampai S/-S& 9ungsi sensorik masi baik tapi motorik terganggu sampaisegmen sakral S/-S&
$
7nkomplit
9ungsi motorik terganggu diba#a le%el, tapi otot-ototmotorik
5
7nkomplit
utama masi punya kekuatan I 9ungsi motorik terganggu diba#a
3
motorikutama punya kekuatan J :ormal 9ungsi motorik dan sensorik normal (Sina M7, 01)
le%el,
otot-otot
18
?ambar < 7nternatiaonal Standards for $lasification of Spinal $ord 7n'ury
Spia# !r' S+'r!
%$;eberapa tanda yang kas untuk cedera neurologist kadang-kadang dapat diliat pada penderita dengan cedera medulla spinalis.ada sentral cord syndrome yang kas adala ba#a keilangan tenaga pada ekstremitas atas, lebi besar dibanding ekstremitas ba#a, dengan tambaan adanya keilangan adanya sensasi yang ber%ariasi. ;iasanya al ini ter'adi cedera iperekstensi pada penderita dengan ri#ayat adanya stenosis kanalis se%ikalis (sering disebabkan ole osteoartritis degeneratif). 5ari anamnesis umumnya ditemukan ri#ayat ter'atu ke depan yang menyebabkan tumbukan pada #a'a yang dengan atau tanpa fraktur atau dislokasi tulang ser%ikal.
1
enyembuannya biasanya mengikuti tanda yang kas dengan penyembuan pertama pada kekuatan ekstremitas ba#a. emudian fungsi kandung kemi lalu keara proksimal yaitu ekstremitas atas dan berikutnya adala tangan. rognosis penyembuannya sentral cord syndrome lebi baik dibandingkan cedera lain yang tidak komplit. Sentral cord syndrome diduga disebabkan karena gangguan %askuler pada daera medulla spinalis pada daera distribusi arteri spinalis anterior. "rteri ini mensuplai bagian tenga medulla spinalis. arena serabut saraf motoris ke segmen ser%ikal secara topografis mengara ke senter medulla spinalis, inila bagian yang paling terkena. "nterior cord syndrome ditandai dengan adanya paraplegia dan keilangan dissosiasi sensoris teradap nyeri dan sensasi suu. 9ungsi kolumna posterior (kesadaran posisi, %ibrasi, tekanan dalam) masi ditemukan. ;iasanya anterior cord syndrome disebabkan ole infark medulla spinalis pada daera yang diperdarai ole arteri spinalis anterior. Sindrom ini mempunyai prognosis yang terburuk diantara cidera inkomplik. ;ro#n Se@uard Sydrome timbul karena emiksesi dari medulla spinalis dan akan 'arang di'umpai. "kan tetapi %ariasi dari gambaran klasik cukup sering ditemukan. 5alam bentuk yang asli syndrome ini terdiri dari keilangan motoris opsilateral (traktus kortikospinalis) dan keilangan kesadaran posisi (kolumna posterior) yang berubungan dengan keilangan disosiasi sensori kontrala teral dimulai dari satu atau dua le%el diba#a le%el cedera (traktus spinotalamikus). ecuali kalau syndrome ini disebabkan ole cedera penetrans pada medulla spinalis,penyembuan (#alaupun sedikit) biasanya akan ter'adi. (9ariansya,01) $edera tulang belakang dapat dibagi atas fraktur, fraktur dislokasi, cedera medulla spinalis tanpa abnormalitas radiografik (S$7H64"), atau cedera penetrans. Setiap pembagian diatas dapat lebi lan'ut diuraikan sebagai stabil dan tidak stabil. Halaupun demikian penentuan stabilitas tipe cedera tidak selalu sederana dan alipun kadang-kadang berbeda pendapat. arena itu terutama pada penatalaksanaan a#al penderita, semua penderita
0
dengan deficit neurologist, arus dianggap mempunyai cedera tulang belakang yang tidak stabil. arena itu penderita ini arus tetap diimobolisasi sampai ada konsultasi dengan ali beda sarafC ortofedi. $edera ser%ikal dapat disebabkan ole satu atau kombinasi dari mekanisme cedera< (1) pembebanan aksial (aAial loading), () fleksi, () ekstensi, (/) rotasi, (&) lateral bending, dan () distraksi. $edera yang mengenai kolumna spinalis akan diuraikan dalam urutan anatomis, dari cranial mengara keu'ung kaudal tulang belakang. •
5islokasi atlanto K oksipita (atlanto K occipital dislokatiaon) $edera ini 'arang ter'adi dan timbul sebagai akibat dari trauma fleksi dan distraksi yang ebat. ebanyakan penderita meninggal karena kerusakan batang otak. erusakan neurologist yang berat ditemukan pada le%el saraf karanial ba#a.kadang K kadang penderita selamat bila resusitasi segera dilakukan ditempat •
ke'adian. 9raktur atlas ($-1) "tlas mempunyai korpus yang tipis dengan permukaan sendi yang lebar. 9raktur $-1 yang paling umum terdiri dari burst fraktur (fraktur >efferson). Mekanisme ter'adinya cedera adala aAial loading, seperti kepala tertimpa secara %ertikal ole benda berat atau penderita ter'atu dengan puncak kepala terlebi daulu. 9raktur 'efferson berupa kerusakan pada cincin anterior maupun posterior dari $-1, dengan pergeseran masa lateral. 9raktur akan terliat 'elas dengan proyeksi open mout dari daera $-1 dan $- dan dapat dikonfirmasikan dengan $T Scan. 9raktur ini arus
•
ditangani secara a#al dengan koral se%ikal. 4otary subluAation dari $-1 $edera ini banyak ditemukan pada anak Kanak. 5apat ter'adi spontan setela ter'adi cedera beratC ringan, infeksi saluran
1
napas atas atau penderita dengan rematoid artritis. enderita terliat dengan rotasi kepala yang menetap. ada cedera ini 'arak odontoid kedua lateral mass $-1 tidak sama, 'angan dilakukan rotasi dengan paksa untuk menaggulangi rotasi ini, sebaiknya •
dilakukan imobilisasi. 5an segera ru'uk. 9raktur aksis($-) "ksis merupakan tulang %ertebra terbesar dan mempunyai bentuk yang istime#a karena itu muda mengalami cedera. 1. fraktur odontoid urang 0* dari fraktur $- mengenai odontoid suatu ton'olan tulang berbentuk pasak. 9raktur ini daoat di identifikasi dengan foto ronsen ser%ikal lateral atau buka mulut. . 9raktur dari elemen posterior dari $- 9raktur angman mengenai elemen posterior $-, pars interartikularis 0 * dari seluru fraktur aksis fraktur disebabkan ole fraktur ini. 5isebabkan ole trauma tipe ekstensi,
•
dan
arus
dipertaankan
dalam
imobilisasi
eksternal. 9raktur dislocation ( $- sampai $-) 9raktur $- sangat 'arang ter'adi, al ini mungkin disebabkan letaknya berada diantara aksis yang muda mengalami cedera dengan titik penun'ang tulang ser%ikal yang mobile, seperti $-& dan $-, dimana ter'adi fleksi dan ekstensi tulang ser%ikal
•
terbesar. 9raktur %ertebra torakalis ( T-1 sampai T-10) 9raktur %ertebra Torakalis dapat diklasifikasikan men'adi / kategori < (1) cedera ba'i karena kompresi bagian korpus anterior, () cedera bursi, () fraktur $ance, (/) fraktur dislokasi. " Aial loading disertai dengan fleksi mengasilkan cedera kompresi pada bagian anterior. Tip kedua dari fraktur torakal adala cedera burst disebabkan ole kompresi %ertical aksial. 9raktur dislokasi
•
relati%e 'arang pada daera T-1 sampai T-10. 9raktur daera torakolumbal (T-11 sampai -1)fraktur lumbal 9raktur di daera torakolumbal tidak seperti pada cedera tulang ser%ikal, tetapi dapat menyebabkan morbiditas yang 'elas
bila tidak dikenali atau terlambat mengidentifikasinya. enderita yang 'atu dari ketinggian dan pengemudi mobil memakai sabuk pengaman tetapi dalam kecepatan tinggi mempunyai resiko mengalami cedera tipe ini. arena medulla spinalis berakir pada le%el ini , radiks saraf yang membentuk kauda ekuina bermula pada daera torakolumbal. (eter 008) Manifestasi klinis bergantung pada lokasi yang mengalami trauma dan apaka trauma ter'adi secara parsial atau total. ;erikut ini adala manifestasi berdasarkan lokasi trauma < (Micael, 01)
"ntara $1 sampai $& 4espiratori paralisis dan kuadriplegi, biasanya pasien meninggal
"ntara $& dan $ aralisis kaki, tangan, pergelanganB abduksi bau dan fleksi siku yang lemaB keilangan refleks bracioradialis
"ntara $ dan $ aralisis kaki, pergelangan, dan tangan, tapi pergerakan bau dan fleksi siku masi bisa dilakukanB keilangan refleks bisep
"ntara $ dan $8 aralisis kaki dan tangan
$8 sampai T1 2ornerLs syndrome (ptosis, miotic pupils, facial anidrosis), paralisis kaki
"ntara T11 dan T1 aralisis otot-otot kaki di atas dan ba#a lutut
T1 sampai 1 aralisis di ba#a lutut
$auda e@uina 2iporefleA atau paresis eAtremitas ba#a, biasanya nyeri dan usually pain and yperestesia, keilangan control bo#el dan bladder
S sampai S& atau conus medullaris pada 1 eilangan kontrol bo#el dan bladder secara total
;ila ter'adi trauma spinal total atau complete cord in'ury, manifestasi yang mungkin muncul antara lain total paralysis, ilangnya semua sensasi dan akti%itas refleks (Merck,010).
Ga$(ar 2.3 E%, Trau$a Spia# 2.4
KOMPLIKASI •
5ysautonomia<
ter'adinya
puncak
beberapa
ari
pertama.
Takikardia mendadak dan ipertensi dapat dipicu ole rasa sakit, impaksi tin'a, distensi abdomen, berkemi. eratian teradap usus, fungsi kandung kemi karena itu penting.
/
•
5isfungsi paru< penyebab utama morbiditas dan mortalitas,
•
terutama dengan lesi ser%iks. 9okus pada pencegaan atelektasis, aspirasi, trombosis %ena dalam, emboli paru. andung kemi< kateterisasi intermiten unggul kateter dalam
•
mengurangi komplikasi dan mengembangkan pelatian kandung kemi. $ystitis, pyelitis merespon teradap antibiotik. elatian usus< pencaar, pengapusan digital tin'a selama
•
beberapa minggu pertama. encaar, gliserin supositoria untuk pelatian usus. Tekanan luka< mengilangkan titik-titik tekanan dengan padding,
•
sering beruba posisi, tetap tidur ati-ati bersi. ?unakan kulit domba, bergantian kasur tekanan. ekurangan gi=i< diet tinggi protein, kalori, %itamin. e'ang otot< baclofen (lisan atau intratekal), dia=epam, dantrolene,
•
suntikan toksin botulinum. 5isfungsi seksual< untuk pria, pertimbangkan sildenafil (+iagra),
•
perangkat %akum, in'eksi agen %asoaktif ke ka%ernosum, prostesis implan. Hanita< disfungsi 'uga adir, tetapi pengobatan sedikit diselidiki. :yeri< pera#atan termasuk anestesi spinal, posterior ri=otomy,
•
simpatektomi, cordotomy, posterior kolom tractotomy, stimulasi listrik transkutan. "nalgesik narkotik diindari.(Ma==oni 00) 2.5
PEME0IKSAAN PENUNJANG
emeriksaan penun'ang yang dilakukan antara lain< 1. -4ay spinal< menentukan lokasi dan 'enis cedera tulang (fraktur atau dislokasi)
?ambaran radiologi yang terliat 5islokasi dan rupture ligament dari %ertebra $&- $ . $T Scan< untuk menentukan tempat lukaC'e'as, menge%aluasi gangguan struktural.
&
$T Scan< ;ilateral dislokasi. Terdapat bintik bintik kecil pada permukaan tulang, tapi tidak terliat fraktur. >adi foto ini anya memperliatkan iperfleksi soft tissue in'ury. . M47< untuk mengidentifikasi kerusakan syaraf spinal, edema dan kompresi Spinal cord syndromes 1. $entral cord syndrome
o
!mmnya disebabkan ole incomplete cord syndrome.
o
Sering ditemukan pada orang tua dengan underlying spondylosis atau pada orang yang lebi muda dengan se%ere eAtension in'ury (figure).
o
3kstremitas atas mengalami deficit neurologis yang lebi berat dari ekstremitas ba#a, karena kortikospinal ekstremitas ba#a, berada pada lateral cord dari medulla spinalis.
Central spinal cord in#ury in a patient ith a hyperetension in#ury and preeisting spondylosis and stenosis. . "nterior cord syndrome
o
Terliat pada fleAion in'uries e.g. burst fracture, fleAion tear drop fracture and erniated disk.
o
Muncul dengan immediate paralysis, karena trktus corticospinal berada pada anterior aspect of te spinal cord.
. ;ro#n-Se@uard syndrome
o
elemaan motorik 7psilateral dan deficit sensorik kontralateral disebabkan ole luka tusuk.
o
;ro#n-Se@uard syndrome merupakan akibat rotational in'ury seperti fracture-dislocation, atau dari trauma benda ta'am, seperti luka tusuk
?ambar di ba#a adala trauma medulla spinalis, yaitu setela ditusuk ole benda ta'am .
,ron/%equard %yndrome after stab ound ith scredriver . Tis resulted in a ;ro#n-Se@uard syndrome due to emisection of te spinal cord. /. osterior cord syndrome
o
Sindrom yang 'arang ter'adi disebabkan ole eAtension in'ury.
o
eilangan rasa posisi disebabkan ole terganggunya dorsal columns.
o
rognosis baik.
&. $omplete spinal cord in'ury
o
eilangan total fungsi motorik dan sensorik di ba#a lesi. (Ma==oni 00)
2.16
PENATALAKSANAAN EDE0A MEDULLA SPINALIS
8
Tu'uan penatalaksanaan adala untuk mencega cedera medulla spinalis lebi lan'ut dan untuk mengobser%asi ge'ala perkembangan defisit neurologis. akukan resusitasi sesuai kebutuan dan pertaankan oksigenasi dan kestabilan kardio%askuler. 9armakoterapi< ;erikan steroid dosis tinggi (metilpredisolon) untuk mela#an edema medula. a. onser%atif dan Simtomatis
"ir#ay >ika penderita dapat berbicara maka 'alan napas kemungkinan besar dalam keadaan adekuat. 6bstruksi 'alan napas sering ter'adi pada penderita yang tidak sadar, yang dapat disebabkan ole benda asing, muntaan, 'atunya pangkal lida, atau akibat fraktur tulang #a'a. !saa untuk membebaskan 'alan napas arus melindungi %ertebra ser%ikalis (cer%ical spine control), yaitu tidak bole melakukan ekstensi, fleksi, atau rotasi yang berlebian dari leer. 5alam al ini, dapat dilakukan cin lift atau 'a# trust sambil merasakan embusan napas yang keluar melalui idung. ;ila ada sumbatan maka dapat diilangkan dengan cara membersikan dengan 'ari atau suction 'ika tersedia.!ntuk men'aga patensi 'alan napas selan'utnya dilakukan pemasangan pipa orofaring.
;reating ;ila embusan napas tidak adekuat, perlu bantuan napas. ;antuan napas dari mulut ke mulut akan sangat bermanfaat. "pabila tersedia, 6 dapat diberikan dalam 'umla yang memadai. ada penderita dengan cedera kepala berat atau 'ika penguasaan 'alan napas belum dapat memberikan oksigenasi yang adekuat, bila memungkinkan sebaiknya dilakukan intubasi endotrakeal.
Sirkulasi Status sirkulasi dapat dinilai secara cepat dengan memeriksa tingkat kesadaran dan denyut nadi. Tindakan lain yang dapat dilakukan adala mencari ada tidaknya perdaraan eksternal, menilai #arna serta temperatur kulit, dan mengukur tekanan dara. 5enyut nadi perifer yang teratur, penu, dan lambat biasanya menun'ukkan status sirkulasi yang
relatif normo%olemik. ada penderita dengan cedera kepala, tekanan dara sistolik
sebaiknya
dipertaankan
di
atas
100
mm2g
untuk
mempertaankan perfusi ke otak yang adekuat. 5enyut nadi dapat digunakan secara kasar untuk memperkirakan tekanan sistolik. ;ila denyut arteri radialis dapat teraba maka tekanan sistolik lebi dari 0 mm2g. ;ila denyut arteri femoralis yang dapat teraba maka tekanan sistolik lebi dari 0 mm2g. Sedangkan bila denyut nadi anya teraba pada arteri karotis maka tekanan sistolik anya berkisar &0 mm2g. ;ila ada perdaraan eksterna, segera entikan dengan penekanan pada luka. $airan resusitasi yang dipakai adala 4inger aktat atau :a$l 0,*, sebaiknya dengan dua 'alur intra %ena. emberian cairan 'angan ragu-ragu, karena cedera sekunder akibat ipotensi lebi berbaaya teradap cedera otak dibandingkan keadaan edema otak akibat pemberian cairan yang berlebian. osisi tidur yang baik adala kepala dalam posisi datar, cega ead do#n (kepala lebi renda dari leer) karena dapat menyebabkan bendungan %ena di kepala dan menaikkan tekanan intrakranial.($andler 1) Sebelum masuk ruma sakit < dukungan tekanan dara , oksigen , imobilisasi tulang belakang. Mana'emen darurat dalam #aktu 8 'am dari cedera < metylprednisolone ( sebelum studi pencitraan , in'eksi bolus 0 mg C kg , maka &,/ mg C kg C 'am selama 'am ) B mengontrol tekanan dara , suu tubu B ateterisasi intermiten . Segera dioperasi untuk kompresi tali pusat , karena kasus cedera tulang belakang yang tidak stabil
7mmobilisasi Tindakan
immobilisasi
tempatke'adianCkecelakaansampai
arus ke
unit
sudadimulai ga#at
darurat..
dari Dang
pertamaiala immobilisasi dan stabilkan leer dalamposisi normalB dengan menggunakan Ncer%icalcollarN. $ega agar leer tidak terputar(rotation). ;aringkan penderita dalam posisiterlentang (supine) pada tempatCalas
0
yangkeras. asien diangkatCdiba#a dengan cara G/men liftG atau menggunakan N4obinsonNsortopaedic stretcerN.
Stabilisasi Medis Terutama sekali pada penderita tetraparesisC tetraplegia. 1. eriksa %ital signs . asang Nnasogastric tubeN . asang kateter urin /. Segera normalkan N%ital signsN. ertaankan
Mempertaankan posisi normal%ertebra (GSpinal "lignmentG) Tekanan dara yang normal dan perfusi 'aringan yang baik. ;erikan oksigen,monitor produksi urin, bila perlu monitor analisa gas dara, dan periksa apa ada neurogenic sock. emberian Metyl rednisolone Sodium Succinate dalam kurun #aktu 'am setale kecelakaan dapat memperbaiki kontusio spinalis.
b. 6peratif -
Spinal "lignment ;ila terdapat fraktur ser%ikal dilakukan traksi dengan $rutfield tong atau ?ardner-Hells tong dengan beban .& kg perdiskus.;ila ter'adi dislokasi traksi diberikan denganbeban yang lebi ringan, beban ditambasetiap 1& menit sampai ter'adi reduksi.
-
5ekompresi 5an Stabilisasispinal ;ila ter'adi NrealignmentN artinya ter'adi dekompresi. ;ila NrealignmentN dengan caratertutup ini gagal maka dilakukan NopenreductionN dan stabilisasi dengan NapproacNanterior atau posterior.
c. 4eabilitasi 4eabilitasi fisik arus diker'akan sedinimungkin. Termasuk dalam program ini adalaNbladder trainingN, Nbo#el trainingN, latian otot pernafasan, pencapaian optimal fungsi Kfungsi Oeurologic dan program kursi roda bagipenderita paraparesisCparaplegia. (2anafia 00)
1
2.11. P0OGNOSIS
asien dengan cedera medula spinalis komplet anya mempunyai arapan untuk sembu kurang dari &*. >ika kelumpuan total tela ter'adi selama 'am, maka peluang untuk sembu men'adi tidak ada. >ika sebagian fungsi sensorik masi ada, maka pasien mempunyai kesempatan untuk dapat ber'alan kembali sebesar &0*. Secara umum, 0* penderita cedera medula spinalis dapat sembu dan mandiri 1.Sumsum tulang belakang memiliki kekuatan regenerasi.yang sangat terbatas . asien dengan complete cord in'ury memiliki kesempatan reco%ery yang sangat renda, terutama 'ika paralysis berlangsung selama lebi dari 'am. .rognosis 'au lebi baik untuk incomplete cord syndromes /. rognosis untuk
cer%ical spine fractures and dislocations
sangat
ber%ariasi, tergantung pada tingkat kecacatan neurologis &. rognosis
untuk
defisit
neurologis
tergantung
pada
besarnya
kerusakansaraf tulang belakang pada saat onset. .
Selain
disfungsi
neurologis,
prognosis
'uga
ditentukan
ole
pencegaandan keefektifan pengobatan infeksi - misalnya, pneumonia, dan infeksisaluran kemi. . Secara umum, sebagian besar indi%idu mendapatkan kembali beberapafungsi motorik, terutama dalam enam bulan pertama, meskipun mungkinada perbaikan lebi lan'ut yang perlu diamati diamati di taun akan dating. (4alp 000)