BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Bela Belakan kang g Penyakit lupus berasal dari bahasa Latin yang berarti “ Anjing “ Anjing hutan” hutan” atau atau “Serigala,” Serigala,” meru merupa paka kan n peny penyak akit it kela kelain inan an pada pada kulit kulit,, di mana mana di sekitar pipi dan hidung akan terlihat kemerah-merahan. Tanda awalnya panas dan rasa lelah berkepanjangan, kemudian di bagian bawah wajah dan lengan terlihat bercak-bercak merah. Tidak hanya itu, penyakit ini dapat dapat menye menyeran rang g seluru seluruh h organ organ tubuh tubuh lainny lainnya a salah salah satuny satunya a adalah adalah menyerang ginjal. Penyakit untuk menggambarkan salah satu ciri paling menonjol dari penyakit itu yaitu ruam di pipi yang membuat penampilan seperti serigala. Meskipun demikian, hanya sekitar !" dari penderita lupus benar-benar memiliki ruam “kupu-kupu “kupu-kupu”” klasik tersebut. #istem imun normal akan melindungi kita dari serangan penyakit yang diakibatkan kuman, $irus, dan lain-lain dari luar tubuh kita. Tetapi pada pend pender erit ita a lupu lupus, s, sist sistem em imun imun menj menjad adii berl berleb ebih ihan an,, sehi sehing ngga ga just justru ru menye menyeran rang g tubuh tubuh sendir sendiri, i, oleh oleh karena karena itu diseb disebut ut penya penyakit kit autoimun. autoimun. Penyakit ini akan menyebabkan keradangan di berbagai organ tubuh kita, misalnya misalnya kulit yang akan berwarna berwarna kemerahan kemerahan atau erythema, erythema, lalu juga sendi, sendi, paru, paru, ginjal, ginjal, otak, otak, darah, darah, dan lain-lain. lain-lain. %leh karena itu penyakit penyakit ini dinamakan “sistemik”, karena mengenai hampir seluruh bagian tubuh kita. &ika lupus hanya mengenai kulit saja, sedangkan organ lain tidak terkena, maka disebut “Lupus 'ulit” (lupus (lupus kutaneus) kutaneus) yang tidak terlalu berbahaya dibandingkan lupus yang sistemik (Sistemik ( Sistemik Lupus*#L+). Lupus*#L+). erbeda dengan /*01#, #L+ adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan sistem sistem kekebala kekebalan n tubuh tubuh sehingga sehingga antibodi antibodi yang seharusnya seharusnya ditujukan ditujukan untuk melawan bakteri maupun $irus yang masuk ke dalam tubuh berbalik merusa merusak k organ organ tubuh tubuh itu sendir sendirii sepert sepertii ginjal, ginjal, hati, hati, sendi, sendi, sel darah darah merah, leukosit, atau trombosit. 'arena organ tubuh yang diserang bisa berbeda antara penderita satu dengan lainnya, maka gejala yang tampak
1
sering berbeda, misalnya akibat kerusakan di ginjal terjadi bengkak pada kaki dan perut, anemia berat, dan jumlah trombosit yang sangat rendah (#ukmana, 2!!3). Perkembangan penyakit lupus meningkat tajam di ndonesia. al ini disebabk disebabkan an oleh mani4estas mani4estasii penyakit penyakit yang yang sering sering terlambat terlambat diketahui diketahui sehingga sehingga berakibat berakibat pada pemberian terapi yang inadekuat, inadekuat, penuruna penurunan n kual kualita itas s pelay pelayan anan an,, dan dan peni pening ngka kata tan n masa masala lah h yang diha dihada dapi pi oleh oleh pender penderita ita #L+. #L+. Masala Masalah h lain lain yang yang timbul timbul adala adalah h belum belum terpen terpenuhi uhinya nya kebutuhan penderita #L+ dan keluarganya tentang in4ormasi, pendidikan, dan dukung dukungan an yang yang terkai terkaitt dengan dengan #L+. #L+. Mani4e Mani4esta stasi si klinis klinis dari dari #L+ bermacam-macam meliputi sistemik, muskuloskeletal, kulit, hematologik, neurologik, kardiopulmonal, ginjal, saluran cerna, mata, trombosis, dan kematian janin (ahn, 2!!5).
1.2 Rumusa Rumusan n Masala Masalah h 6. agaim agaimana anakah kah konsep konsep teori teori penya penyakit kit #L+ dan konsep konsep teori asuha asuhan n keperawatan #L+7 2. aga agaim iman anak akah ah asuh asuhan an kepe kepera rawa wata tan n pada pada klie klien n deng dengan an diag diagno nosa sa medis #L+7
1.3 1.3 Tujuan juan 6. Tujua Tujuan n Penulis Penulisan an a)
Tujuan 8mum9
8ntu 8ntuk k meng menget etah ahui ui dan dan dapa dapatt mema memaha hami mi penj penjab abar aran an tent tentan ang g konsep penyakit #L+ dan konsep asuhan keperawatan #L+. b)
Tujuan 'husus9 6)
Mampu
menjelaskan
tentang
de4enisi,
etiologi,
klasi4ikas klasi4ikasi*jeni i*jenis-jen s-jenis is penyakit penyakit lupus, lupus, pato4isiol pato4isiologi ogi dan pathway, pathway, mani4estas mani4estasii klinis klinis (tanda (tanda dan gejala), gejala), prognosis, prognosis, pemeriksaa pemeriksaan n penunjang, penatalaksanaan serta komplikasi penyakit #L+. 2)
Mamp Mampu u memb membua uatt asuh asuhan an kepe kepera raw watan atan pada pada klie klien n yang ang
menderita penyakit #L+.
2
sering berbeda, misalnya akibat kerusakan di ginjal terjadi bengkak pada kaki dan perut, anemia berat, dan jumlah trombosit yang sangat rendah (#ukmana, 2!!3). Perkembangan penyakit lupus meningkat tajam di ndonesia. al ini disebabk disebabkan an oleh mani4estas mani4estasii penyakit penyakit yang yang sering sering terlambat terlambat diketahui diketahui sehingga sehingga berakibat berakibat pada pemberian terapi yang inadekuat, inadekuat, penuruna penurunan n kual kualita itas s pelay pelayan anan an,, dan dan peni pening ngka kata tan n masa masala lah h yang diha dihada dapi pi oleh oleh pender penderita ita #L+. #L+. Masala Masalah h lain lain yang yang timbul timbul adala adalah h belum belum terpen terpenuhi uhinya nya kebutuhan penderita #L+ dan keluarganya tentang in4ormasi, pendidikan, dan dukung dukungan an yang yang terkai terkaitt dengan dengan #L+. #L+. Mani4e Mani4esta stasi si klinis klinis dari dari #L+ bermacam-macam meliputi sistemik, muskuloskeletal, kulit, hematologik, neurologik, kardiopulmonal, ginjal, saluran cerna, mata, trombosis, dan kematian janin (ahn, 2!!5).
1.2 Rumusa Rumusan n Masala Masalah h 6. agaim agaimana anakah kah konsep konsep teori teori penya penyakit kit #L+ dan konsep konsep teori asuha asuhan n keperawatan #L+7 2. aga agaim iman anak akah ah asuh asuhan an kepe kepera rawa wata tan n pada pada klie klien n deng dengan an diag diagno nosa sa medis #L+7
1.3 1.3 Tujuan juan 6. Tujua Tujuan n Penulis Penulisan an a)
Tujuan 8mum9
8ntu 8ntuk k meng menget etah ahui ui dan dan dapa dapatt mema memaha hami mi penj penjab abar aran an tent tentan ang g konsep penyakit #L+ dan konsep asuhan keperawatan #L+. b)
Tujuan 'husus9 6)
Mampu
menjelaskan
tentang
de4enisi,
etiologi,
klasi4ikas klasi4ikasi*jeni i*jenis-jen s-jenis is penyakit penyakit lupus, lupus, pato4isiol pato4isiologi ogi dan pathway, pathway, mani4estas mani4estasii klinis klinis (tanda (tanda dan gejala), gejala), prognosis, prognosis, pemeriksaa pemeriksaan n penunjang, penatalaksanaan serta komplikasi penyakit #L+. 2)
Mamp Mampu u memb membua uatt asuh asuhan an kepe kepera raw watan atan pada pada klie klien n yang ang
menderita penyakit #L+.
2
1. Man!aa Man!aatt Penul"s Penul"san an 6. Man4 Man4aa aatt Te Teoriti oritis9 s9 6)
#ebagai
bahan
untuk
menambah
pengetahuan
dan
wawasan dalam mengetahui tentang penyakit lupus. 2)
#eba #ebaga gaii bah bahan an ajar ajar dala dalam m pro prose ses s bel belaj ajar ar-m -men enga gaja jarr di di kel kelas as..
2. Man4 Man4aa aatt Prak Prakti tis9 s9 1engan adanya makalah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya seorang perawat maupun mahasiswa calon perawat dalam mengkaji lapora laporan n penda pendahu hulua luan n (de4en (de4enisi isi,, etiolo etiologi, gi, dan dan lain-l lain-lain ain)) serta serta dalam dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien yang menderita penyakit #L+.
3
BAB II PEMBAHA#AN
A. $%N#EP TE%RI #LE 2.1 2.1 Peng Penger ert"a t"an n Lupu Lupus s autoi utoimu mun n
+rite +ritema mato tosu sus s yang ang
dita ditand nda ai
#ist #istem emik ik (L+# (L+#)) ada adanya nya
adal adalah ah peny penyak akit it reum reumat atik ik
in4l in4la amas masi
ters terseb eba ar
luas luas,,
yang ang
memp mempen enga garu ruhi hi seti setiap ap orga organ n atau atau sist sistem em dala dalam m tubu tubuh. h. Peny Penyak akit it ini ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi dan kompleks imun sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan (#udoyo 0ru,dkk 2!!:). #L+ #L+ (#is (#iste temi mic c
Lupu Lupus s
+ryth +rythem emat atos osus us))
adal adalah ah
peny penyak akti ti
rada radang ng
multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang yang mungk mungkin in akut akut dan 4ulmin 4ulminan an atau atau kronik kronik remisi remisi dan dan eksase eksaserba rbasi si disert disertai ai oleh oleh terdap terdapatn atnya ya berbag berbagai ai macam macam autoan autoantib tibodi odi dalam dalam tubuh. tubuh. Penya Penyakit kit lupus lupus merupa merupakan kan penya penyakit kit sistem sistem daya daya tahan, tahan, atau atau penya penyakit kit autoimun, autoimun, dimana tubuh tubuh pasien pasien lupus lupus membentuk membentuk antibodi yang salah arah, merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah, merah, leukos leukosit, it, atau atau trombo trombosit sit.. 0ntibod ntibodii seharu seharusny snya a dituju ditujukan kan untuk untuk melawan bakteri ataupun $irus yang masuk ke dalam tubuh ( #melt;er, #u;anne <. 2!!2). #L+ (#istemisc Lupus +rythematosus) adalah suatu penyakit komplek yang bersi4at genetis dan di duga lebih dari satu gen menentukan seseorang akan terkena atau tidak (#haron ( #haron moore, 2!!=). #istemik Lupus +ritematosus (#L+) adalah suatu penyakit autoimun yang kronik dan menyerang menyerang berbagai berbagai sistem sistem dalam dalam tubuh. tubuh. Tanda dan gejala dari penyakit ini bisa bermacam- macam, bersi4at sementara dan sulit untuk didiognisis. #ist #istem emik ik
Lupu Lupus s
+rit +ritem emat atos osus us
(#L+ (#L+))
adal adalah ah
peny penyak akit it
rada radang ng
multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang yang mungki mungkin n akut akut dan 4ulmin 4ulminan an atau atau kronik kronik remisi remisi dan eksase eksaserba rbasi, si, disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh.
4
2.2 2.2 Et"& Et"&l& l&g" g" #ampai saat ini penyebab #L+ (#istemik Lupus +ritematosus) belum diketahui, diduga ada beberapa paktor yang terlibat seperti 4aktor genetik, in4eks in4eksii dan lingku lingkunga ngan n ikut ikut berper berperan an pada pada pato4i pato4isio siolog logii #L+ (#iste (#istemik mik Lupus +ritematosus). #ist #istem em imun imun tubu tubuh h kehi kehila lang ngan an kema kemamp mpua uan n untu untuk k memb membed edak akan an antige antigen n dari dari sel sel dan dan jaring jaringan an tubuh tubuh sendir sendiri. i. Penyi Penyimpa mpang ngan an dari dari reaksi reaksi imunologi ini dapat menghasilkan antibodi secara terus menerus. 0ntibodi ini juga berperan dalam kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit in4lamasi imun sistemik dengan kerusakan multiorgan dalam 4atogenesis meliba melibatka tkan n ganggu gangguan an mendas mendasar ar dalam dalam pemeli pemelihar haraa aan n sel4 sel4 tolera tolerance nce bersama akti4itas sel , hal ini dapat terjadi sekunder terhadap beberapa 4aktor9 6. +4ek herediter herediter dalam dalam pengatura pengaturan n proli4era proli4erasi si sel sel 2. ipera iperakti kti$it $itas as sel T helper helper . 'erusa 'erusaka kan n pada pada 4ungsi 4ungsi sel T supr supres esor or
eberapa 4aktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus 9 6. n4eksi >isiko timbulnya #L+ meningkat pada mereka yang lain pernah sakit herp herpes es ;ost ;oster er (shi (shing ngle les) s).. erp erpes es ;ost ;oster er adal adalah ah peny penyak akit it yang yang disebabkan oleh $irus $arisela, $irus yang juga menjadi penyebab dari penyakit cacar air ($ariscela atau chiken po?). 2. #ina #inarr ultr ultra$ a$io iole lett #inar #inar 8/ yang mengub mengubah ah strukt struktur ur 1@0 di daerah daerah yang yang terpap terpapar ar sehingga sehingga menyebab menyebabkan kan perubahan perubahan sistem imun di daerah daerah tersebut tersebut serta menginduksi apoptosis dari sel keratonosit. . %bat-o %bat-obat batan an yang yang tert tertent entu u #L+ juga dapat diinduksi oleh obat tertentu khususnya pada asetilator lambat yang mempunyai gen L0 1>-3 menyebabkan asetilasi obat menj menjad adii
lamb lambat at,, obat obat bany banyak ak tera teraku kumu mula lasi si di tubu tubuh h sehi sehing ngga ga
memberikan kesempatan obat untuk berikatan dengan protein tubuh.
5
al ini direspon sebagai benda asing oleh tubuh sehingga tubuh membentuk kompleks antibodi antinuklear (0@0) untuk menyerang benda asing tersebut. 3. ormon Lupus seringkali disebut penyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun 6!-65 kali sering ditemukan pada wanita. Aaktor hormonal yang menyebabkan wanita sering terserang penyakit lupus daripada pria. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi atau selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormone (terutama esterogen) mungkin berperan dalam timbulnya penyakit ini. 'adang-kadang obat jantung tertentu dapat menyebabkan sindrom mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan.
2.3 Pat&!"s"&l&g" Penyakit #L+ terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Bangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara 4aktor-4aktor genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduksi) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). %bat-obatan tertentu seperti hidrala;in, prokainamid, isonia;id, klorproma;in dan beberapa preparat antikon$ulsan disamping makanan seperti kecambah al4al4a turut terlibat dalam penyakit #L+ akibat senyawa kimia atau obat-obatan. Pada #L+, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat 4ungsi sel T supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. n4lamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya terjadi serangan antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali. 'erusakan organ pada #L+ didasari pada reaksi imunologi. >eaksi ini menimbulkan abnormalitas respons imun didalam tubuh yaitu9 6) #el T dan sel menjadi otoreakti4
6
2) Pembentukan sitokin yang berlebihan ) ilangnya regulasi kontrol pada sistem imun, antara lain9 a.
ilangnya kemampuan membersihkan antigen di kompleks
imun maupun sitokin dalam tubuh b.
Menurunnya kemampuan mengendalikan apoptosis
c.
ilangnya toleransi imun9 sel T mengenali molekul tubuh
sebagai antigen karena adanya mimikri molekuler. 0kibat proses tersebut, maka terbentuk berbagai macam antibodi di dalam tubuh yang disebut sebagai autoantibodi. #elanjutnya antibodiantibodi yang tersebut membentuk kompleks imun. 'ompleks imun tersebut terdeposisi pada jaringan*organ yang akhirnya menimbulkan gejala in4lamasi atau kerusakan jaringan.
7
Path'a( #LE
Benetik, lingkungan,
, obat-obatan tertentu ↓
Produksi autoimun berlebihan C 0utoimun menyerang organ tubuh (sel D jaringan) C Penyakit lupus
'erusakan jaringan
C Produksi antibodi terus - menerus C
'ulit
#endi
0rthritis
1arah
b
Perubahan status kesehatan
8
Binjal
ati
%tak
+mphisema Protein urine 'esalahan #uplai sintesa ;at %2 ke #uplai %2* Tubuh yang dibutuh- otak @utrien protein kan tubuh 0TP
Paru
2.4
Man"!estas" $l"n"s Perjalanan penyakit #L+ sangat ber$ariasi. Penyakit dapat timbul
mendadak disertai dengan tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh. 1apat juga menahun dengan gejala pada satu sistem yang lambat laun diikuti oleh gejala yang terkenanya sistem imun. Pada tipe menahun terdapat
remisi
dan
eksaserbsi.
>emisinya
mungkin
berlangsung
bertahun-tahun. %nset penyakit dapat spontan atau didahului oleh 4aktor presipitasi seperti kontak dengan sinar matahari, in4eksi $irus*bakteri, obat. #etiap serangan biasanya disertai gejala umum yang jelas seperti demam, na4su makan berkurang, kelemahan, berat badan menurun, dan iritabilitasi. Eang paling menonjol ialah demam, kadang-kadang disertai menggigil. a) Bejala Muskuloskeletal Bejala yang paling sering pada #L+ adalah gejala muskuloskeletal, berupa artritis (:"). Eang paling sering terkena ialah sendi inter4alangeal proksimal didikuti oleh lutut, pergelangan tangan, metakarpo4alangeal, siku dan pergelangan kaki. #elain pembekakan dan nyeri mungkin juga terdapat e4usi sendi. 0rtritis biasanya simetris, tanpa menyebabkan de4ormitas, kontraktur atau ankilosis. 0dakala terdapat nodul reumatoid. @ekrosis $askular dapat terjadi pada berbagai tempat, dan ditemukan pada pasien yang mendapatkan pengobatan dengan streroid dosis tinggi. Tempat yang paling sering terkena ialah kaput 4emoris. b) Bejala Mukokutan 'elainan kulit, rambut atau selaput lendir ditemukan pada =5" kasus #L+. Lesi kulit yang paling sering ditemukan pada #L+ ialah lesi kulit akut, subakut, diskoid, dan li$ido retikularis. >uam kulit berbentuk kupu-kupu berupa eritema yang agak edamatus pada hidung dan kedua pipi. 1engan pengobatan yang tepat, kelainan ini dapat sembuh tanpa bekas luka. Pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari dapat timbul ruam kulit yang terjadi karena hipersensiti$itas. Lesi ini termasuk lesi kulit akut. Lesi kulit subakut yang khas berbentuk anular.
9
Lesi diskoid berkembang melalui tahap yaitu eritema, hiperkeratosis dan atro4i. iasanya tampak sebagai bercak eritematosa yang meninggi, tertutup oleh sisik keratin disertai adanya penyumbatan 4olikel. 'alau sudah berlangsung lama akan berbentuk silikatriks. /askulitis kulit dapat menyebabkan ulserasi dari yang berbentuk kecil sampai yang besar. #ering juga tampak perdarahan dan eritema periungual. Li$ido retikularis suatu bentuk $askulitis ringan, sangat sering ditemui pada #L+. c)
Binjal 'elainan ginjal ditemukan pada F=" kasus #L+. Mani4estasi paling
sering ialah proteinuria atau hematuria. ipertensi, sindrom ne4rotik kegagalan ginjal jarang terjadi, hanya terdapat pada 25" kasus #L+ yang urinnya menunjukkan kelainan. 0da 2 macam kelainan patologis pada ginjal, yaitu nefritis lupus difus dan nefritis lupus membranosa. @e4ritis lupus merupakan kelainan yang paling berat. 'linis biasanya tampak sebagai sindrom ne4rotik, hipertensi serta gangguan 4ungsi ginjal sedang sampai berat. @e4ritis lupus membranosa lebih jarang ditemukan. 1itandai dengan sindrom ne4rotik, gangguan 4ungsi ginjal ringan serta perjalanan penyakit yang mungkin berlangsung cepat atau lambat tapi progresi4. 'elainan ginjal yang lain yang mungkin ditemukan pada #L+ ialah pielone4ritis kronik, tuberkulosis ginjal. Bagal ginjal merupakan salah satu penyebab kematian #L+ kronik. d) #usunan #ara4 Pusat Bangguan susunan sara4 pusat terdiri atas 2 kelainan utama yaitu psikosis organik dan kejang-kejang. Penyakit otak organik biasanya ditemukan bersamaan dengan gejala akti4 #L+ pada sistem lain-lainnya. Pasien menunjukkan gejala halusinasi disamping gejala khas organik otak seperti sukar menghitung dan tidak sanggup mengingat kembali gambar yang pernah dilihat. Psikosis steroid juga termasuk sindrom otak organik yang secara klinis tak dapat dibedakan dengan psikosis lupus. Perbedaan antara keduanya baru dapat diketahui dengan menurunkan atau menaikkan
10
dosis steroid yang dipakai. Psikosis lupus membaik jika dosis steroid dinaikkan dan sebaliknya. 'ejang-kejang yang timbul biasanya termasuk tipe grandmal. 'elainan lain yang mungkin ditemukan ialah a4asia, hemiplegia. e) Mata 'elainan
mata
dapat
berupa
konjungti$itas,
perdarahan
subkonjungti$al dan adanya badan sitoid di retina. 4)
&antung Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis,
endokarditis maupun miokarditis. @yeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat keadaan tersebut. g) Paru-paru Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan e4usi pleura (penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya). 0kibat dari kejadian tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak napas. h) #aluran Pencernaan @yeri abdomen terdapat pada 25" kasus #L+, mungkin disertai mual dan diare. Bejalanya menghilang dengan cepat jika gangguan sistemiknya mendapat pengobatan adekuat. @yeri yang timbul mungkin disebabkan oleh peritonitis steril atau arteritis pembuluh darah kecil mesenterium dan usus yang mengakibatkan ulserasi usus. 0rteritis dapat juga menimbulkan pankreatitis. i)
emik-Lim4atik 'elenjar getah bening yang sering terkena adalah aksila dan se$ikal,
dengan karakteristik tidak nyeri tekan dan lunak. %rgan lim4oid lain adalah splenomegali yang biasanya disertai oleh pembesaran hati. 'erusakan lien berupa in4ark atau thrombosis berkaitan dengan adanya lupus antikoagulan. 0nemia dapat dijumpai pada periode perkembangan penyakit L+#, yang diperantai oleh proses imun dan non-imun.
2.) $las"!"kas"
11
Penyakit Lupus dapat diklasi4ikasikan menjadi macam yaitu discoid lupus, systemic lupus erythematosus, dan lupus yang diinduksi oleh obat. 6. 1iscoid Lupus Lesi berbentuk lingkaran atau cakram dan ditandai oleh batas eritema yang meninggi, skuama, sumbatan 4olikuler, dan telangiektasia. Lesi ini timbul di kulit kepala, telinga, wajah, lengan, punggung, dan dada. Penyakit
ini
dapat
menimbulkan
kecacatan
karena
lesi
ini
memperlihatkan atro4i dan jaringan parut di bagian tengahnya serta hilangnya apendiks kulit secara menetap (ahn, 2!!5). 2. #ystemic Lupus +rythematosus #L+ merupakan penyakit radang atau in4lamasi multisistem yang disebabkan oleh banyak 4aktor (senberg and ors4all,6::=) dan dikarakterisasi oleh adanya gangguan disregulasi sistem imun berupa peningkatan sistem imun dan produksi autoantibodi yang berlebihan (0lbar, 2!!). Terbentuknya autoantibodi terhadap ds1@0, berbagai macam ribonukleoprotein intraseluler, sel-sel darah, dan 4os4olipid dapat
menyebabkan
kerusakan
jaringan (0lbar, 2!!)
melalui
mekanime pengakti$an komplemen (+pstein, 6::=). . Lupus yang diinduksi oleh obat Lupus yang disebabkan oleh induksi obat tertentu khususnya pada asetilator lambat yang mempunyai gen L0 1>-3 menyebabkan asetilasi obat menjadi lambat, obat banyak terakumulasi di tubuh sehingga memberikan kesempatan obat untuk berikatan dengan protein tubuh. al ini direspon sebagai benda asing oleh tubuh sehingga tubuh membentuk kompleks antibodi antinuklear (0@0) untuk menyerang benda asing tersebut (er4indal et al., 2!!!).
2.* $&m+l"kas" Lupus mungkin terlihat sebagai penyakit yang biasa terjadi pada kulit. @amun jika tidak segera ditangani, lupus bisa menjadi momok bagi kehidupan 0nda. erikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi jika penyakit lupus tidak ditangani dengan cepat dan tepat9
12
6. Penyakit ginjal &ika terjadi pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki setelah 0nda di$onis mengidap lupus, maka itu adalah tanda bahwa eksresi cairan pada tubuh 0nda sudah tidak normal. 0da yang salah pada ginjal 0nda. Pada kasus yang lebih parah, gejalanya sampai urin bercampur darah hingga pasien mengalami gagal ginjal. 2. Penyakit jantung 'omplikasi jantung yang paling umum terjadi pada penderita lupus adalah terjadinya in4eksi pada selaput pembungkus jantung, penebalan pembuluh darah, dan melemahnya otot-otot jantung. . Penyakit paru-paru 6 dari orang penderita lupus akan mengalami in4eksi pada selaput pembungkus paru-paru. &ika ini terjadi maka pasien akan merasakan sakit saat bernapas hingga batuk berdarah. 3. Bangguan peredaran darah 8ntuk penyakit yang satu ini pada penderita lupus, biasanya tidak ditemukan gejala yang dapat dideteksi secara langsung. Bangguannya antara lain seperti terganggunya distribusi oksigen dalam darah atau berkurangnya produksi sel darah putih, dan anemia. 5. Bangguan sara4 dan mental anyak dari penderita lupus yang mengalami susah konsentrasi, cepat lupa, sakit kepala yang sangat parah, khawatir berlebihan, dan selalu gelisah. al ini dikarenakan penyakit lupus lama-kelamaan akan melemahkan kerja sara4 dan menyebabkan stres pada pasien.
2., Pemer"ksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorim yang dilakukan terhadap pasien #L+ adalah9
13
6)
Tes 0@0 (0nti @uclear 0ntibody)
2)
Tes 0nti ds1@0 (double stranded)
)
Tes 0ntibodi anti-# (#mith)
3)
Tes 0nti->@P (>ibonukleoprotein), anti-ro*anti-##-0, anti-La
(antikoagulan lupus anti ##, dan antibodi antikardiolipin). 5)
'omplemen <, <3, dan <5! (komplemen hemolitik)
F)
Tes sel L+
G)
Tes anti ss1@0 (single stranded)
2.- Penatalaksanaan 6. #ecara 8mum Penyuluhan dan inter$ensi psikososial sangat penting diperhatikan dalam penatalaksanaan penderita L+#, terutama pada penderita yang baru terdiagnosis. #ebelum penderita L+# diberi pengobatan, harus diputuskan dulu apakah penderita tergolong yang memerlukan terapi konser$ati4, atau imunosupresi4 yang agresi4. ila penyakit ini mengancam nyawa
dan
mengenai organ-organ
mayor, maka dipertimbangkan
pemberian terapi agresi4 yang meliputi kortikosteroid dosis tinggi dan imunosupresan lainnya. Tidak ada pengobatan yang permanen untuk #L+. Tujuan dari terapi adalah mengurangi gejala dan melindungi organ dengan mengurangi peradangan dan atau tingkat akti4itas autoimun di tubuh. entuk penanganan umum pasien dengan #L+ antara lain (#ukmana, 2!!3)9 a. 'elelahan ampir setengah penderita #L+ mengeluh kelelahan. #ebelumnya kita harus mengklari4ikasi apakah kelelahan ini bagian dari derajat sakitnya atau karena penyakit lain yaitu9 anemia, demam, in4eksi, gangguan hormonal atau komplikasi pengobatan dan emotional stress. 8paya mengurangi kelelahan disamping pemberian obat ialah9 cukup istirahat, batasi akti$itas, dan mampu mengubah gaya hidup. b. indari merokok Halaupun pre$alensi #L+ lebih banyak pada wanita, cukup banyak wanita perokok. 'ebiasaan merokok akan mengurangi oksigenisasi,
14
memperberat 4enomena >aynaud yang disebabkan penyempitan pembuluh darah akibat bahan yang terkandung pada sigaret*rokok. c.
#L+
khususnya
dengan
keluhan
artritis
sebaiknya
menghindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses in4lamasi. d. #tres dan trauma 4isik eberapa penelitian mengemukakan bahwa perubahan emosi dan trauma 4isik dapat mempengaruhi sistem imun melalui9 penurunan respons mitogen lim4osit, menurunkan 4ungsi sitotoksik lim4osit dan menaikkan akti$itas sel @' (@atural 'iller). 'eadan stress tidak selalu mempengaruhi akti$asi penyakit, sedangkan trauma 4isik dilaporkan tidak berhubungan dengan akti$asi #L+-nya. 8mumnya beberapa peneliti sependapat bahwa stress dan trauma 4isik sebaiknya dikurangi
atau
dihindari
karena
keadaan
yang
prima
akan
memperbaiki penyakitnya. e. 1iet Tidak ada diet khusus yang diperlukan pasien L+#, makanan yang berimbang dapat memperbaiki kondisi tubuh. eberapa penelitian melaporkan bahwa
minyak ikan (4ish
oil) yang mengandung
eicosapentanoic acid dan docosahe?anoic acid dapat menghambat agregasi trombosit, leukotrien dan 5-lipo?ygenase di sel monosit dan polimor4onuklear. #edangkan pada penderita dengan hiperkolesterol perlu pembatasan makanan agar kadar lipid kembali normal. 4. #inar matahari (sinar ultra $iolet) #eperti diketahui bahwa sinar ultra $iolet mempunyai tiga gelombang, dua dari tiga gelombang tersebut (2! dan 3!! nm) berperan dalam proses 4ototoksik. Belombang ini terpapar terutama pada pukul 6! pagi s*d pukul sore, sehingga semua pasien #L+
15
dianjurkan untuk menghindari paparan sinar matahari pada waktuwaktu tersebut.
g. 'ontrasepsi oral #ecara teoritis semua obat yang mengandung estrogen tinggi akan memperberat L+#, akan tetapi bila kadarnya rendah tidak akan membahayakan penyakitnya. Pada penderita #L+ yang mengeluh sakit kepala atau trombo4lebitis jangan menggunakan obat yang mengandung estrogen.
2. Terapi konser$ati4 1iberikan tergantung pada keluhan atau mani4estasi yang muncul. Pada keluhan yang ringan dapat diberikan analgetik sederhana atau obat antiin4lamasi nonsteroid namun tidak memperberat keadaan umum penderita. +4ek samping terhadap sistem gastrointestinal, hepar dan ginjal harus diperhatikan, dengan pemeriksaan kreatinin serum secara berkala. Pemberian kortikosteroid dosis rendah 65 mg, setiap pagi. #unscreen digunakan pada pasien dengan 4otosensi$itas. #ebagian besar sunscreen topikal berupa krem, minyak, lotion atau gel yang mengandung P00 dan esternya, ben;o4enon, salisilat dan sinamat yang dapat menyerap sinar ultra$iolet 0 dan atau steroid topikal berkekuatan sedang, misalnya betametason $alerat dan triamsinolon asetonid.
. Terapi agresi4 Pemberian oral pada mani4estasi minor seperti prednison !,5 mg*kg*hari, sedangkan pada mani4estasi mayor dan serius dapat diberikan
prednison
6-6,5
mg*kg*hari.
Pemberian
bolus
metilprednisolon intra$ena 6 gram atau 65 mg*kg selama hari dapat dipertimbangkan sebagai pengganti glukokortikoid oral dosis tinggi, kemudian dilanjutkan dengan prednison oral 6-6,5 mg*kg* hari. #ecara ringkas penatalaksanaan L+# adalah sebagai berikut9
16
a. Preparat @#01 untuk mengatasi mani4estasi klinis minor dan dipakai bersama kortikosteroid, secara topical untuk kutaneus. b. %bat antimalaria untuk gejal kutaneus, muskuloskeletal dan sistemik ringan #L+ c. Preparat imunosupresan (pengkelat dan analog purion) untuk 4ungsi imun.
B. $%N#EP TE%RI A#UHAN $EPERAATAN 2./ Pengkaj"an 6. >iwayat Penyakit a. 'eluhan 8tama 'eluhan utama yang biasa muncul saat pengkajian tidak pasti, tergantung kapan dilakukan pengkajian tersebut. iasanya adalah demam, kelemahan, na4su makan menurun dan menurun. b. >iwayat Penyakit #ekarang >iwayat dari dimulainya gejala penyakit sampai pasien atau keluarga memutuskan untuk dibawa ke >#. Eang biasa muncul adalah riwayat demam, kelemahan sampai intoleransi akti4itas, penurunan na4su makan dan penurunan . c. >iwayat Penyakit Terdahulu 'aji apakah pasien mengalami hipertensi, gangguan pada mata, dan adanya nyeri sendi. d. >iwayat 'esehatan 'eluarga 'aji adanya keluarga yang memiliki penyakit yang sama. 2. Pemeriksaan 4isik a. 0kti$itas 6) Bejala9 'eletihan, kelemahan, nyeri sendi karena gerakan 2) Tanda9 Penurunan semangat bekerja, toleransi terhadap akti$itas rendah, penurunan rentang gerak sendi, gangguan gaya berjalan. b. #irkuasi 6) Bejala9 @yeri dada
17
2) Tanda T19 tekanan nadi melebar, desiran (menunjukkan mekanisme anemia) Harna kulit9 pucat*sianosis, membaran mukosa, kulit terdapat ruam. c. ntegritas +go 6) Bejala9 Mudah marah dan 4ruktasi, takut akan penolakan dari orang lain, harga diri buruk, kekuatiran mengenai menjadi beban bagi yang mendekat 2) Tanda9 0nsietas, gelisah, menarik diri, depresi, 4okus pada diri sendiri d. +liminasi 6) Bejala9 #ering berkemih, berkemih dengan jumlah besar 2) Tanda9 @yeri tekan pada abdomen, urine encer 9 terdapat darah atau protein. e. Makanan*
pada
mata,
kelemahan,
keseimbangan
buruk,
kesemutan pada ekstremitas. 2) Tanda9 kelemahan otot, penurunan kekuatan otot, kejang, pembekakan sendi simetri. h. @yeri*'enyamanan
18
6) Bejala9 nyeri hebat, berdenyut, rasa perih di berbagai lokasi, sakit kepala berulang, tajam, sementara, nyeri tekan abdomen, nyeri dada 2) Tanda9 menahan sendi pada posisi nyaman, sensiti$itas terhadap palpitasi pada area yang sakit. i. Penapasan 6) Bejala9 riwayat inspeksi paru, riwayat abses paru, napas pendek pada istirahat dan akti$itas. 2) Tanda9
takipnea,
distres
pernapasan
akut,
bunyi
napas
menurun. j. 'eamanan 6) Bejala9 kekeringan pada mata dan membran mukosa, demam ringan menetap, lesi kulit, gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk 2) Tanda9 berkeringat, mengigil berulang, gemetar, luka pada wajah k. Penyuluhan*Pembelajaran Bejala9 riwayat penyakit hipertensi, hematologi, riwayat adanya masalah dengan penyembuhan luka*perdarahan, pertimbangan rencana pemulangan lama perawatan9 3-= hari, memerlukan bantuan dalam perawatan diri, pemeliharaan rumah.
2.10
D"agn&sa $e+era'atan
6. @yeri akut berhubungan dengan in4lamasi dan kerusakan jaringan 2. 'erusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit . ambatan mobilitas 4isik berhubungan dengan de4ometas skletal 3. Bangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan 4isik serta psikologis yang di akibatkan penyakit kronik 5. 'eletihan berhubungan dengan peningkatan akti$itas penyakit, rasa nyeri, depresi.
19
2.11
Interens"
1iagnosa 'eperawatan
>encana 'eperawatan Tujuan dan 'riteria asil
6. @yeri akut berhubungan @%<9 dengan in4lamasi dan Pain Le$el, kerusakan jaringan Pain
nter$ensi @<9 Paint Management 6. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehens i4 termasuk lokasi, karakteristik , durasi, 4rekuensi, kualitas, dan 4aktor presipitasi. 2. %bser$asi reaksi non $erbal dari ketidaknya manan. . antu pasien dan keluarga untuk mencari dan
20
3.
5.
F.
G.
21
menemukan dukungan. 'ontrol lingkungan yang dapat mempengar uhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaa n, dan kebisingan. 'urangi 4aktor presipitasi nyeri. 'aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan inter$ensi. 0jarkan tentang teknik non 4armakologi 9 na4as dalam, relaksasi,
3.
5.
F.
G.
menemukan dukungan. 'ontrol lingkungan yang dapat mempengar uhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaa n, dan kebisingan. 'urangi 4aktor presipitasi nyeri. 'aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan inter$ensi. 0jarkan tentang teknik non 4armakologi 9 na4as dalam, relaksasi,
21
distraksi, kompres hangat*dingi n. =. erikan analgesik untuk mengurangi nyeri 9 :. Tingkatkan istirahat. 6!.erikan in4ormasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknya manan dari prosedur. 11. Monitor $ital sign
22
distraksi, kompres hangat*dingi n. =. erikan analgesik untuk mengurangi nyeri 9 :. Tingkatkan istirahat. 6!.erikan in4ormasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknya manan dari prosedur. 11. Monitor $ital sign
22
sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali. 2. 'erusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit
23
@%<9 Tissue ntegrity9 #kin and Mocous Membranes #etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 ? 23 j am, kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil9 6. ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) 2. Tidak ada luka*lesi pada kulit. . Per4usi jaringan baik. 3. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang. 5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.
@<9
Press
ure Management 6. 0njurkan pasien untuk mengguna kan pakaian yang longgar. 2. indari kerutan pada tempat tidur. . &aga kebersihan kulit agar etap bersih
sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali. 2. 'erusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit
@%<9 Tissue ntegrity9 #kin and Mocous Membranes #etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 ? 23 j am, kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil9 6. ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) 2. Tidak ada luka*lesi pada kulit. . Per4usi jaringan baik. 3. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang. 5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.
@<9 Press ure Management 6. 0njurkan pasien untuk mengguna kan pakaian yang longgar. 2. indari kerutan pada tempat tidur. . &aga kebersihan kulit agar etap bersih
23
dan kering. 3. Mebolisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali. 5. Monitor kulit akan adanya kemeraha n. F. %leskan lotion*miny ak*baby oil pada daerah yang tertekan. G. Monitor akti$itas dan mobilisasi pasien. =. Monitor status nutrisi
24
dan kering. 3. Mebolisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali. 5. Monitor kulit akan adanya kemeraha n. F. %leskan lotion*miny ak*baby oil pada daerah yang tertekan. G. Monitor akti$itas dan mobilisasi pasien. =. Monitor status nutrisi
24
pasien. :. Memandik an pasien dengan sabun dan air hangat. 6!.'aji lingkungan dan peralatan yang menyebab kan tekanan. . ambatan mobilitas 4isik berhubungan dengan de4ormitas skeletal
25
@%<9
@<9
&oint Mo$ement9 0cti$e. Mobility Le$el. #el4 care9 01Ls. Trans4er Per4ormance #etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 ? 23 jam gangguan mobilitas 4isik teratasi dengan kriteria hasil9 6. 'lien meningkat dalam akti$itas 4isik. 2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas. . Mem$erbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah. 3. Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi.
+?erc ise Therapy9 ambulation 6. Monitoring $ital sign sebelum*s esudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan.
pasien. :. Memandik an pasien dengan sabun dan air hangat. 6!.'aji lingkungan dan peralatan yang menyebab kan tekanan. . ambatan mobilitas 4isik berhubungan dengan de4ormitas skeletal
@%<9
@<9
&oint Mo$ement9 0cti$e. Mobility Le$el. #el4 care9 01Ls. Trans4er Per4ormance #etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 ? 23 jam gangguan mobilitas 4isik teratasi dengan kriteria hasil9 6. 'lien meningkat dalam akti$itas 4isik. 2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas. . Mem$erbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah. 3. Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi.
+?erc ise Therapy9 ambulation 6. Monitoring $ital sign sebelum*s esudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan.
25
2. 'onsultasi kan dengan terapi 4isik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan. . antu klien untuk mengguna kan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera 4. 0jarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik
26
2. 'onsultasi kan dengan terapi 4isik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan. . antu klien untuk mengguna kan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera 4. 0jarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik
26
ambulasi. 5. 'aji kemampua n pasien dalam mobilisasi. F. Latih pasien dalam pemenuha n kebutuhan 01Ls secara mandiri sesuai kemampua n. G. 1ampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan 01Ls pasien.
27
ambulasi. 5. 'aji kemampua n pasien dalam mobilisasi. F. Latih pasien dalam pemenuha n kebutuhan 01Ls secara mandiri sesuai kemampua n. G. 1ampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan 01Ls pasien.
27
=. erikan alat bantu jika klien memerluka n :. 0jarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. 3. Bangguan citra tubuh @%<9 berhubungan dengan ody image perubahan dan #el4 estrem ketergantungan 4isik serta #etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 ? 23 jam gangguan psikologis yang diakibatkan body image pasien teratasi dengan kriteria hasil9 penyakit kronik 6. ody image positi4 2. Mampu mengidenti4ikasi kekuatan personal. . Mendiskripsikan secara 4aktual perubahan 4ungsi tubuh. 3. Mempertahankan interaksi sosial.
28
@<9 ody image enhancement 6. 'aji secara $erbal dan non $erbal respon klien terhadap tubuhnya. 2. Monitor 4rekuensi mengkritik
=. erikan alat bantu jika klien memerluka n :. 0jarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. 3. Bangguan citra tubuh @%<9 berhubungan dengan ody image perubahan dan #el4 estrem ketergantungan 4isik serta #etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 ? 23 jam gangguan psikologis yang diakibatkan body image pasien teratasi dengan kriteria hasil9 penyakit kronik 6. ody image positi4 2. Mampu mengidenti4ikasi kekuatan personal. . Mendiskripsikan secara 4aktual perubahan 4ungsi tubuh. 3. Mempertahankan interaksi sosial.
@<9 ody image enhancement 6. 'aji secara $erbal dan non $erbal respon klien terhadap tubuhnya. 2. Monitor 4rekuensi mengkritik
28
dirinya. . &elaskan tentang pengobata n, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit. 3. 1orong klien mengungk apkan perasaann ya. 5. denti4ikasi arti pengurang an melalui pemakaian alat bantu. F. Aasilitasi kontak dengan indi$idu lain dalam kelompok
29
dirinya. . &elaskan tentang pengobata n, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit. 3. 1orong klien mengungk apkan perasaann ya. 5. denti4ikasi arti pengurang an melalui pemakaian alat bantu. F. Aasilitasi kontak dengan indi$idu lain dalam kelompok
29
kecil. 5. 'eletihan berhubungan dengan peningkatan akti$itas penyakit, rasa nyeri, depresi
30
@%<9 0cti$ity Tollerance +nergy
@<9 +nerg y Management 6. Monitor respon kardiores pirasi terhadap akti$itas (takikardi, disritmia, dispneu, diaphore sis, pucat, tekanan hemodin amik, dan jumlah respirasi) . 2. Monitor dan catat pola dan jumlah tidur
kecil. 5. 'eletihan berhubungan dengan peningkatan akti$itas penyakit, rasa nyeri, depresi
@%<9 0cti$ity Tollerance +nergy
@<9 +nerg y Management 6. Monitor respon kardiores pirasi terhadap akti$itas (takikardi, disritmia, dispneu, diaphore sis, pucat, tekanan hemodin amik, dan jumlah respirasi) . 2. Monitor dan catat pola dan jumlah tidur
30
pasien. . Monitor lokasi ketidakny amanan atau nyeri selama bergerak dan akti$itas. 3. Monitor intake nutrisi. 5. Monitor pemberia n dan e4ek samping obat depresi. F. nstruksik an pada pasien untuk mencatat tandatanda
31
pasien. . Monitor lokasi ketidakny amanan atau nyeri selama bergerak dan akti$itas. 3. Monitor intake nutrisi. 5. Monitor pemberia n dan e4ek samping obat depresi. F. nstruksik an pada pasien untuk mencatat tandatanda
31
dan gejala kelelahan . G. 0jarkan teknik manajem en akti$itas untuk mencega h kelelahan . =. &elaskan pada pasien hubunga n kelelahan dengan proses penyakit. :. 'olabora si dengan ahli gi;i tentang cara
32
dan gejala kelelahan . G. 0jarkan teknik manajem en akti$itas untuk mencega h kelelahan . =. &elaskan pada pasien hubunga n kelelahan dengan proses penyakit. :. 'olabora si dengan ahli gi;i tentang cara
32
meningka tkan intake makanan tinggi energi. 6!.1orong pasien dan keluarga mengeks presikan perasaan nya. 66.
33
meningka tkan intake makanan tinggi energi. 6!.1orong pasien dan keluarga mengeks presikan perasaan nya. 66.
33
relaksasi (membac a, mendeng arkan musik). 6.Tingkatka n pembata san bedrest dan akti$itas. 63.atasi stimulasi lingkunga n untuk mem4asili tasi relaksasi.
34
relaksasi (membac a, mendeng arkan musik). 6.Tingkatka n pembata san bedrest dan akti$itas. 63.atasi stimulasi lingkunga n untuk mem4asili tasi relaksasi.
34
2.12
Ealuas"
6. Mampu
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan tehnik non4armakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri serta mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 4rekuensi dan tanda nyeri) 2. 'erusakan integritas kulit pada pasien teratasi . Bangguan mobilitas 4isik pada pasien teratasi 3. Bangguan body image pasien teratasi 5. Pasien tidak mengalami kelelahan
2.12
Ealuas"
6. Mampu
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan tehnik non4armakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri serta mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 4rekuensi dan tanda nyeri) 2. 'erusakan integritas kulit pada pasien teratasi . Bangguan mobilitas 4isik pada pasien teratasi 3. Bangguan body image pasien teratasi 5. Pasien tidak mengalami kelelahan
35
BAB III TINAUAN $A#U# A#UHAN $EPERAATAN PADA $LIEN DENAN #LE 4#I#TEMI$ LUPU# ERITEMAT%#U#5
3.1 PEN$AIAN 6. iodata @ama 'lien
9 @y. 0
&enis kelamin
9 Perempuan
8mur
9 5 tahun
#uku
9 &awa
0gama
9 slam
#tatus perkawinan 9 Menikah Pekerjaan
9 Hiraswasta
Pendidikan terakhir 9 #LT0 0lamat
9 &l. 'awi @o. ! / Malang
2. >iwayat Penyakit a. 'eluhan 8tama −
Pipi dan Leher merah
−
1emam
−
@yeri pada kulit yang memerah
−
Persendian terasa kaku
b. >iwayat Penyakit #ekarang 'lien datang ke 8B1 dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan kulit memerah pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil setelah 6 minggu bertambah besar, demam nyeri dan terasa kaku seluruh persendian utamanya pada pagi hari. c. >iwayat Penyakit Terdahulu d. >iwayat 'esehatan 'eluarga
36
. Pemeriksaan 4isik 'eadaan umum9 Pasien tampak lemah 'esadaran9
@adi
>espiration >ate9 23 ?*menit
#uhu 9 F,G !<
erat badan
Tinggi badan9 655 cm
9 5: kg
9 :F ?*menit
Bentuk ke+ala6 Mesocephal, simetris, $enektasi temporal (-) •
>ambut
Harna rambut hitam, tidak mudah dicabut dan terdistribusi merata •
Mata
#imetris, konjungti$a anemis (J*J), sklera ikterik (-*-) •
Telinga
1ischarge (-), de4ormitas (-) •
idung
1ischarge (-), de4ormitas (-) dan napas cuping hidung (-) •
Mulut
ibir sianosis (-), lidah sianosis (-)
Pemer"ksaan leher 1e$iasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-) Palpasi 9 &/P5J cm
Pemer"ksaan th&rak Paru •
nspeksi9
1inding
dada
tampak
simetris,
tidak
tampak
ketertinggalan gerak antara hemithoraks kanan dan kiri, kelainan bentuk dada (-). •
Palpasi9
/okal 4remitus lobus superior kanan K kiri /okal 4remitus lobus in4erior kanan
37
K kiri
Perkusi9 Perkusi orientasi seluru lapang paru sonor.
•
atas paru-hepar #< / LM<1 •
0uskultasi9
#uara dasar $esikuler J*J kanan menurun >onki basah halus -*>onki basah kasar -*Hhee;ing-*-
antung •
nspeksi9 ctus
•
Palpasi9 ctus
kuat angkat (-) Perkusi9
•
atas atas kanan
9 #< LP#1
atas atas kiri
9 #< LP##
atas bawah kanan
9 #< / LP#1
atas bawah kiri
9 #< / 2 jari lateral LM<#
•
0uskultasi9 #6#2 reguler Ballop (-), Murmur (-)
Pemer"ksaan a78&men nspeksi
9
0uskultasi
9 ising usus (J) normal
Perkusi
9 Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-)
Palpasi
9 @yeri tekan (-), undulasi (-)
epar
9 Tidak teraba
Lien
9 Tidak teraba
Pemer"ksaan ekstrem"tas Pemeriksaan
+dema #ianosis
38
+kstremitas superior +kstremit as in4erior 1e?tra #inistra 1e?tra I I I I I I
kterik >e4lek 4isiologis >e4lek patologis @yeri sendi Lebam
I J I J J
I J I J J
I J I J J
Pemer"ksaan Penunjang Hemat&l&g" 1arah Lengkap emoglobin
9 : g*dl
C
(63 I 6= g*dl)
Leukosit
9 2.:=! *uL
N
(3=!! I 6!=!!*ul)
ematokrit
9 25 "
C
(32 I 52 ")
+ritrosit
9 ,6 ?6!F*ul
C
(3,G I F,6 ? 6!F*ul)
Trombosit
9 F2!!!*ul
C
(65!.!!! I 3!!.!!!*ul)
M
9 =6,G 4L
M<
9 2=.: pg
@
(2G I 6 pg)
M<<
9 5,3"
@
( I G ")
>1H
9 65,! "
N
MP/
9 !,!! 4L
C
@
(G: I :: 4L)
(66,5 I 63,5 ") (G.2 I 66.6 4L)
itung &enis aso4il
9 !.6"
@
(!.!! I 6.!! ")
+osino4il
9 !,!"
C
(2.!! I 3.!! ")
atang
9 6,5"
C
(2.!! I 5.!! ")
#egmen
9 :3,:"
N
(3!.! I G!.! ")
Lim4osit Monosit
9 2," 9 6,5"
C C
Penatalaksanaan Tera+" 1.
%2 lpm @'
2. /A1 >L 6F tpm . nj Metil Prednison O625 mg i$ 3. nj Aurosemid 2 ? 6 0mp i$ 5. nj 'etorolac 2 ? ! mg i$
39
(25.! I 3!.! ") (2.!! I =.!! ")
F. nj >anitidin 2 ? 6 0mp i$ G. % 0sam Aolat 2 ? 6 tab
40
3.2 ANALI#A DATA . @
.3 1ata
. G 6
. 6 2 −
−
.
.=1#9 .:Paisen merasanyeri pada kulit di daerah pipi dan leher .6! 1%9 - #kala nyeri9 3 (@yeri sedang) - Pasien tampak menyeringai kesakitan .63 1#9 'lien merasa tidak 3.15 nyaman dengan kulit memerah pada daerah pipi dan leher. .6F 1%9 >uam pada pipi dengan terbatas tegas Lesi berskuama pada daerah leher .6G .26 1#9 Pasien mengatakan 3.22
.5 +tiologi
.66
.F Masalah
n4lamasi dan kerusakan jaringan
.6=
.23
Lesi pada kulit
1e4ormitas skletal
.62
@yeri akut
.6:
'erusakan integritas kulit
.25
ambatan mobilitas 4isik
41
. 2 F 3
. 2 5
42
susah utuk menggerakkan sendi di pagi hari .2 1%9 - Pasien tampak dibantu dalam melakukan akti$itas .2G 1#9 .2= Pasien mengatakan malu dengan penyakit yang dideritanya saat ini .2: 1%9 - Pasien tampak malu dan sering menutupi mukanya . 1#9 .3 Pasien mengatakan sering merasa lelah dan letih saat melakukan akti$itas .5 1%9 - Pasien tampak keletihan
.! Perubahan dan ketergantungan 4isik serta psikologis yang di akibatkan penyakit kronik
.F Peningkatan rasa nyeri, depresi
akti$itas
penyakit,
.6
.G
Bangguan citra tubuh
'eletihan
. 2 F 3
. 2 5
susah utuk menggerakkan sendi di pagi hari .2 1%9 - Pasien tampak dibantu dalam melakukan akti$itas .2G 1#9 .2= Pasien mengatakan malu dengan penyakit yang dideritanya saat ini .2: 1%9 - Pasien tampak malu dan sering menutupi mukanya . 1#9 .3 Pasien mengatakan sering merasa lelah dan letih saat melakukan akti$itas .5 1%9 - Pasien tampak keletihan
.! Perubahan dan ketergantungan 4isik serta psikologis yang di akibatkan penyakit kronik
.F Peningkatan rasa nyeri, depresi
akti$itas
penyakit,
.6
Bangguan citra tubuh
.G
'eletihan
42
3.33.3/
DIAN%#A $EPERAATAN
6. @yeri akut berhubungan dengan in4lamasi dan kerusakan jaringan 2. 'erusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit . ambatan Mobilitas 4isik berhubungan dengan de4ometas skletal 3. Bangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan 4isik serta psikologis yang di akibatkan penyakit kronik 5. 'eletihan berhubungan dengan peningkatan akti$itas penyakit, rasa nyeri, depresi 3.0 3.1 3.2 3.3 3. 3.) 3.*
3.33.3/
DIAN%#A $EPERAATAN
6. @yeri akut berhubungan dengan in4lamasi dan kerusakan jaringan 2. 'erusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit . ambatan Mobilitas 4isik berhubungan dengan de4ometas skletal 3. Bangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan 4isik serta psikologis yang di akibatkan penyakit kronik 5. 'eletihan berhubungan dengan peningkatan akti$itas penyakit, rasa nyeri, depresi 3.0 3.1 3.2 3.3 3. 3.) 3.* 3., 3.3./ 3.)0 3.)1 3.)2 3.)3 3.) 3.)) 3.)* 3.), 3.)3.)/ 3.*0 3.*1 3.*2
43
3.*3
REN9ANA $EPERAATAN
.F3
1iagnos
a 'eperawatan 6. @yeri akut
.F5
Tujuan dan kriteria hasil
.F=
#etelah
dilakukan keperawatan
.FF
nter$ensi
.FG
>asional
6. %bser$asi TT/
6. Mengetahui
.F:
TT/ pasien
perubahan
berhubungan
tindakkan
dengan in4lamasi
selama 2?23 jam diharapkan
2. %bser$asi respon
2. Mengetahui respon pasien
dan kerusakan
nyeri
non$erbal
terhadap nyeri
jaringan
kriteria hasil9
berkurang
dengan
ketidaknyamanan
.G!
6. #kala nyeri berkurang
. 0jarkan
tentang
. Pasien mampu mengontrol
2. TT/ dalam batas normal
teknik
non
nyeri dengan teknik distraksi
. 'egelisahan berkurang
4armakologi 9 na4as
dan relaksasi
dalam,
relaksasi,
.G6
kompres
.G2
distraksi,
2.
'erusakan
dari
3.74
#etelah dilakukan
hangat*dingin
.G
3. 'olaborasi
3. Menggunakan
pemberian analgetik
4armakologi untuk meredakan
dan kaji skala nyeri 1. 0njurkan pasien
atau menghilangkan nyeri 6. Memperlancar sirkulasi
agens
integritas kulit
tindakan keperawatan selama
untuk menggunakan
udara dalam tubuh pasien
berhubungan
2 ? 23 jam, kerusakan
pakaian yang
.G5
dengan lesi pada
integritas kulit pasien teratasi
longgar.
.GF
kulit
dengan kriteria hasil9
2. &aga kebersihan
2. 'ebersihan pasien tetap
6. ntegritas kulit yang baik bisa
kulit agar tetap
terjaga
dipertahankan (sensasi,
bersih dan kering.
.GG
elastisitas, temperatur, hidrasi,
. Monitor kulit akan
. Mengetahui
pigmentasi)
adanya kemerahan.
perkembangan kulit pasien
2. Tidak ada luka*lesi pada kulit.
3. %leskan
3. Mengurangi
. Per4usi jaringan baik.
lotion*minyak*baby
daerah tertekan
3. Mampu melindungi kulit dan
oil pada daerah yang
mempertahankan kelembaban
tertekan.
kulit dan perawatan alami. .G= #etelah dilakukan
6. 8kur TT/ pasien
6. Mengetahui
saat
TT/ pasien saat dan setelah
44
. ambatan Mobilitas
4isik
tindakkan
dan
berhubungan
selama 2?23 jam diharapkan
berakti$itas
dengan de4ometas
pasien menunjukkan mobilitas
2. Latih
skletal
4isik dengan kriteria hasil9
berpindah
setelah
pasien dari
tempat tidur ke kursi
duduk ke kursi
3.
TT/ normal saat dan setelah
Latih
dalam
pada
perubahan
pasien berakti$itas
6. Mampu berpindah dari tempat
2.
45
keperawatan
iritasi
pasien pemenuhan
2. Melatih
pasien
untuk
berpindah untuk menghindari dissus atro4i. 3.
Memandirikan
pasien
dalam memenuhi kebutuhan
dengan lesi pada
integritas kulit pasien teratasi
longgar.
.GF
kulit
dengan kriteria hasil9
2. &aga kebersihan
2. 'ebersihan pasien tetap
6. ntegritas kulit yang baik bisa
kulit agar tetap
terjaga
dipertahankan (sensasi,
bersih dan kering.
.GG
elastisitas, temperatur, hidrasi,
. Monitor kulit akan
. Mengetahui
pigmentasi)
adanya kemerahan.
perkembangan kulit pasien
2. Tidak ada luka*lesi pada kulit.
3. %leskan
3. Mengurangi
. Per4usi jaringan baik.
lotion*minyak*baby
daerah tertekan
3. Mampu melindungi kulit dan
oil pada daerah yang
mempertahankan kelembaban
tertekan.
kulit dan perawatan alami. .G= #etelah dilakukan
6. 8kur TT/ pasien
6. Mengetahui
saat
TT/ pasien saat dan setelah
. ambatan Mobilitas
4isik
tindakkan
keperawatan
dan
berhubungan
selama 2?23 jam diharapkan
berakti$itas
dengan de4ometas
pasien menunjukkan mobilitas
2. Latih
skletal
4isik dengan kriteria hasil9
berpindah
setelah
pasien dari
tempat tidur ke kursi
duduk ke kursi
3.
TT/ normal saat dan setelah
Latih
dalam
pada
perubahan
pasien berakti$itas
6. Mampu berpindah dari tempat
2.
iritasi
pasien pemenuhan
2. Melatih
pasien
untuk
berpindah untuk menghindari dissus atro4i. 3.
Memandirikan
pasien
dalam memenuhi kebutuhan
45
berakti$itas
kebutuhan
01L
. Mampu melakukan kebutuhan
secara mandiri
01L secara mandiri
3. 1ampingi
dan
.=!
bantu
saat
3. Membantu
.G:
pasien
mobilisasi dan bantu
pasien
penuhi
.=6
kebutuhan
01Ls pasien. 5. erikan bantu
jika
F. 0jarkan
alat
.=
klien
.=3
46
3.85
#etelah
dilakukan keperawatan
dalam latihan mobilisasi F. Pasien dapat mengubah
posisi
posisi dalam mobilisasi
dan
berikan jika
diperlukan. 1. 'aji secara $erbal
tindakkan
berhubungan
selama 2?23 jam diharapkan
respon
dengan perubahan
pasien
terhadap
menerima
pasien
bagaimana merubah
tubuh
dapat
5. Memudahkan pasien
bantuan Bangguan citra
mobilisasi
.=2
memerlukan
5.
01L
dan
non$erbal klien
6. Mengetahui apakah body image pasien positi4 atau tidak .=F .=G
berakti$itas
kebutuhan
01L
. Mampu melakukan kebutuhan
secara mandiri
01L secara mandiri
3. 1ampingi
dan
.=!
bantu
saat
3. Membantu
.G:
pasien
mobilisasi dan bantu
pasien
penuhi
.=6
kebutuhan
01Ls pasien.
bantu
jika
alat
.=
klien
.=3
memerlukan
5. Memudahkan
F. 0jarkan
pasien
3.85
#etelah
dilakukan keperawatan
pasien
dalam latihan mobilisasi
bagaimana merubah
F. Pasien dapat mengubah
posisi
posisi dalam mobilisasi
dan
berikan
bantuan Bangguan citra
mobilisasi
.=2
5. erikan
5.
01L
jika
diperlukan. 1. 'aji secara $erbal dan
non$erbal
6. Mengetahui apakah body
tubuh
tindakkan
berhubungan
selama 2?23 jam diharapkan
respon
dengan perubahan
pasien
dapat
menerima
terhadap
.=G
dan
keadaan
tubuhnya
dengan
tubuhnya
.==
ketergantungan
kriteria hasil9
klien
image pasien positi4 atau tidak .=F
46
2. &elaskan tentang
4isik serta
6. ody image positi4
psikologis yang di
2. Mempertahankan
akibatkan penyakit
sosial
kronik
. Mendeskripsikan
interaksi
secara
4aktual perubahan 4ungsi tubuh
perawatan,
yang dideritanya.
kemajuan dan
.=:
prognosis
.:!
penyakit.
.:6
lain
kontak indi$idu dalam
kelompok kecil 3. 1orong
47
3.94
#etelah
dilakukan keperawatan
mempertahankan
interaksi
sosialnya 3. Mendorong pasien untuk mengungkapkan
secara
4aktual tentang perasaannya
perasaannya
terhadap
6. Monitor
nutrisi
dan
sumber
tindakkan
dengan
selama 2?23 jam diharapkan
energi
peningkatan
keletihan
adekuat
dengan
klien
. Membantu pasien untuk
mengungkapkan
berhubungan
teratasi
dan
mengetahui tentang penyakit
dengan
'eletihan
paham
pengobatan,
. Aasilitasi
5.
2. Pasien
yang
perubahan
4ungsi
tubuh 6. Mengontrol asupan nutrisi pasien
untuk
mengurangi
keletihan 2.
Mengetahui apakah pasien
dan
keadaan
tubuhnya
ketergantungan
kriteria hasil9
dengan
tubuhnya
.==
2. &elaskan tentang
4isik serta
6. ody image positi4
psikologis yang di
2. Mempertahankan
akibatkan penyakit
sosial
kronik
. Mendeskripsikan
interaksi
secara
4aktual perubahan 4ungsi tubuh
perawatan,
yang dideritanya.
kemajuan dan
.=:
prognosis
.:!
penyakit.
.:6 kontak indi$idu
lain
dalam
kelompok kecil 3. 1orong
3.94
#etelah
dilakukan
mempertahankan
interaksi
sosialnya 3. Mendorong pasien untuk mengungkapkan
secara
4aktual tentang perasaannya
perasaannya
terhadap
nutrisi
dan
sumber
tindakkan
dengan
selama 2?23 jam diharapkan
energi
peningkatan
keletihan
adekuat
akti$itas penyakit,
kriteria hasil9
dengan
. Membantu pasien untuk
mengungkapkan
berhubungan
teratasi
klien
6. Monitor
keperawatan
dan
mengetahui tentang penyakit
dengan
'eletihan
paham
pengobatan,
. Aasilitasi
5.
2. Pasien
yang
perubahan
4ungsi
tubuh 6. Mengontrol asupan nutrisi pasien
untuk
mengurangi
keletihan 2.
Mengetahui apakah pasien
47
.:F
cemas
3.92
2. 'ecemasan menurun
kecemasan
. Mengetahui
. stirahat cukup
pasien
istirahat* tidur pasien cukup
.:5
. Monitoring
.:G
tidur dan lamanya
.:=
tidur*
3. Paien
istirahat
3. 0jarkan teknik
dapat
memanajemen akti4itas untuk mengatasi kelelahan
manajemen
.::
akti$itas untuk
.6!!
mencegah
5. Pasien paham mengenai
kelelahan.
hubunga
5. &elaskan pada
6.
keletihan
pola
pasien
48
apakah
6. Blukosa darah adekuat
.
tingkat
mengurangi
rasa nyeri, depresi
.:
2. 'aji
untuk
kelelahan
dengan
proses penyakit
pasien hubungan
.6!6
kelelahan dengan
F. Meningkatkan
proses penyakit.
nutrisi pasien untuk mencegah
'olaborasi
keletihan
dengan ahli gi;i
.6!2
intake
akti$itas penyakit,
kriteria hasil9
.:F
cemas
apakah
6. Blukosa darah adekuat
3.92
2. 'ecemasan menurun
kecemasan
. Mengetahui
. stirahat cukup
pasien
istirahat* tidur pasien cukup
.
.:5
tingkat
mengurangi
rasa nyeri, depresi
.:
2. 'aji
untuk
. Monitoring
pola
.:G
tidur dan lamanya
.:=
tidur*
3. Paien
istirahat
pasien 3. 0jarkan teknik
dapat
memanajemen akti4itas untuk mengatasi kelelahan
manajemen
.::
akti$itas untuk
.6!!
mencegah
5. Pasien paham mengenai
kelelahan.
hubunga
5. &elaskan pada
6.
keletihan
kelelahan
dengan
proses penyakit
pasien hubungan
.6!6
kelelahan dengan
F. Meningkatkan
proses penyakit.
nutrisi pasien untuk mencegah
'olaborasi
keletihan
dengan ahli gi;i
.6!2
tentang cara
.6!
meningkatkan
.6!3
intake makanan
G. Mengalihkan
tinggi energi.
pasien
intake
48
G. 0njurkan pasien melakukan yang meningkatkan relaksasi (membaca, mendengarkan musik). 3.105 3.106
.6!G
49
relaksasi
dengan
keletihan akti4itas
tentang cara
.6!
meningkatkan
.6!3
intake makanan
G. Mengalihkan
tinggi energi.
pasien
G. 0njurkan pasien
dengan
relaksasi
melakukan yang meningkatkan relaksasi (membaca, mendengarkan musik). 3.105 3.106
.6!G
49
3.10- BAB I: 3.10/ PENUTUP 3.110 3.111 3.112 3.113
3.1 $es"m+ulan
.663
erdasarkan materi dalam makalah ini tim penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut 9 6) Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit berbahaya selain 01# dan kanker. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun, dimana sistem imun terbentuk secara berlebihan sehingga kelainan ini lebih dikenal dengan nama autoimunitas. 2) Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkannya tetapi diduga yang menjadi penyebabnya adalah 4actor genetik, in4eksi (kuman dan $irus) sinar ultra$iolet, obat-obatan tertentu, dan lingkungan. Para ilmuwan menduga penyakit ini ada kaitannya dengan hormon estrogen. ) Pe
kit ini
imbulk
jal
ejala
ing diang
keletihan akti4itas
3.10- BAB I: 3.10/ PENUTUP 3.110 3.111 3.112 3.113
3.1 $es"m+ulan
.663
erdasarkan materi dalam makalah ini tim penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut 9 6) Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit berbahaya selain 01# dan kanker. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun, dimana sistem imun terbentuk secara berlebihan sehingga kelainan ini lebih dikenal dengan nama autoimunitas. 2) Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkannya tetapi diduga yang menjadi penyebabnya adalah 4actor genetik, in4eksi (kuman dan $irus) sinar ultra$iolet, obat-obatan tertentu, dan lingkungan. Para ilmuwan menduga penyakit ini ada kaitannya dengan hormon estrogen. ) Penyakit ini menimbulkan gejala-gejala umum yang sering dianggap sepele tetapi justru perlu untuk ditangani sejak awal agar terhindar dari penyebarannya sampai ke organ-organ. .665 3.11*
3.2 #aran
.66G
%leh karena itu, tim penulis memberikan beberapa saran9
6) Perlu mengenali gejala-gejala pada penyakit lupus ini agar dapat ditangani dengan baik sejak awal untuk mempercepat proses penyembuhan dan atau merawat penyakit ini untuk menghindari penyebarannya keseluruh organ tubuh. 2) Perlu mengetahui tindakan-tindakan untuk proses penyembuhan penyakit ini. ) Perlu mendapatkan in4ormasi yang lebih dalam makalah ini tentang penyakit ini. 3.11-
50