LAPORAN PENDAHULUAN POST OP LAPARATOMY KOLELITIASI
A.
PENGERTIAN
Kolelitiasis/koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu, atau pada saluran kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol. (Williams, (Williams, 2003) Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak dan fosfolipid (ri!e " Wilson, Wilson, 200#). Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu) merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu ($esika felea) yang memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang ber$ariasi. Kolelitiasis lebih sering di%umpai pada indi$idu berusia diatas &0 tahun terutama pada 'anita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu obesitas, usia lan%ut, diet tinggi lemak dan genetik
B.
KLASIFIKASI
enurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu di golongkankan atas 3 (tiga) golongan *.
Batu kolesterol kolesterol.. Berbentuk Berbentuk o$al, multifokal multifokal atau mulberry mulberry dan mengandung lebih dari +0
kolesterol 2. Batu kalsium kalsium bilirubina bilirubinan n (pigmen (pigmen !oklat). !oklat). Ber'arn Ber'arnaa !oklat !oklat atau !oklat tua, lunak, lunak, mudah mudah dihan!urkan dan mengandung kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama. 3. Batu pigmen hitam. Ber'arna hitam atau hitam ke!oklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa at hitam yang tak terekstraksi. C.
ETIOLOGI
enyebab yang %elas belum diketahui tetapi beberapa faktor etiologi dapat d iidentifikasi *.
Batu Batu igme igmen. n. eny enyebab ebabnya nya belum belum diketah diketahui ui denga dengan n pasti pasti.. isi isiko ko terbent terbentukny uknyaa batu batu
sema!am sema!am ini semaki semakin n besar besar pada pasien pasien sirosi sirosis, s, hemoli hemolisis sis,, dan infeks infeksii per!ab per!abanga angan n bilier bilier,, dimana terbentuknya bilirubin yang berlebihan. Batu ini dapat ter%adi akibat faktor •
tatis. Karena adanya adan ya disfungsi sfingter 1ddi, striktur, operasi bilier, dan parasit
•
nfeksi nfeksi saluran saluran empedu. eperti s!heri!hia s!heri!hia !oli, maka kadar enim 4-glukoroni 4-glukoronidase dase yang berasal dari bakteri akan dihidrolisasi men%adi bilirubin bebas dan asam glukoronat. Kemudian kalsium mengikat blirubun men%adi kalsium bilirubinat yang tidak larut.
2.
Batu Kolesterol. Kolesterol. ara ilmu'an ilmu'an meyakini meyakini bah'a batu kolesterol kolesterol terbentuk terbentuk ketika empedu terlalu %enuh oleh kolesterol, bilirubin berlebihan, atau kurangnya garam empedu, serta ketika kandung empedu tidak dapat mengosongkan isinya karena suatu alasan tertentu (hipomotilitas
3.
kandung empedu) 5aktor 6ain •
1besitas. 1besitas. 1besitas mengurangi pengosongan pengosongan kandung empedu dan garam empedu sehingga
•
menyebabkan pembentukan batu empedu. strog strogen. en. strog strogen en sebagai sebagai akibat akibat kehamil kehamilan, an, pengguna penggunaan an terapi terapi hormon hormone, e, pil KB akan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu dan mengurangi gerakan kandung empedu
•
sehingga ter%adi pembentukan batu empedu. uku bangsa. uku tertentu mempunyai ke!enderungan untuk menghasilkan kolesterol tinggi
•
dalam empedu yang menyebabkan pembentukan batu empedu. 7enis Kelamin. Wanita antara usia 20-80 tahun dua kali lebih besar kemungkinan mengalami
•
batu empedu dibandingkan pria. 9sia. 9sia. ereka ereka yang yang berusi berusiaa di atas atas 80 tahun tahun lebih lebih besar besar kemungk kemungkina inan n mengal mengalami ami batu
•
empedu dibandingkan dengan usia lebih muda. 1bat penurun kolesterol. kolesterol. 1bat yang mengurangi kadar kolesterol dalam darah sebenarnya sebenarnya %ustru meningkatkan %umlah sekresi kolesterol dalam empedu dan men%adi risiko
•
terbentuknya batu empedu :iabet :iabetes. es. ender enderita ita diabet diabetes es !ender !enderung ung mengal mengalami ami pening peningkat katan an kadar kadar trigli trigliser serid id yang yang
•
mempermudah ter%adinya batu empedu Kehilan Kehilangan gan berat berat badan badan !epat. !epat. Kehila Kehilangan ngan berat berat badan badan yang yang !epat !epat dapat dapat menyebab menyebabkan kan
•
pengeluaran lebih banyak kolesterol oleh hati dan menyebabkan pembentukan batu. uasa. uasa. uasa uasa menyebab menyebabkan kan gerakan gerakan kandung kandung empedu empedu lambat lambat dan menyebab menyebabkan kan empedu empedu men%adi pekat sehingga mempermudah ter%adinya batu empedu.
E.
PATOFISIOLOGI
tiologi merupakan faktor terpenting dalam pembentukan batu empedu. e%umlah penyelidikan menun%ukkan bah'a hati penderita batu empedu kolesterol menyekresi empedu yang sangat %enuh dengan kolesterol (ri!e ; " Wilson, 2003). Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. ada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam men%aga solubilitas empedu. Bila empedu men%adi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus untuk pembentukan batu. Kristal yang yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lamakelamaan kristal tersebut bertambah ukuran, melebur dan membentuk batu. 5aktor predisposisi merupakan pembentukan batu empedu *.
Batu kolesterol 9ntuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan 3 faktor utama a. upersaturasi atau penumpukan kolesterol didalam kantung empedu b. Berkurangnya kemampuan kandung empedu !.
angguan metabolisme = al absorpsi garam empedu ? enurunan sintesis (pembentukan) asam empedu = eningkatan sintesis kolesterol = Berperan sebagai penun%ang
iritan pada kandung empedu ? upersaturasi (ke%enuhan) getah empedu oleh kolesterol = eradangan dalam eningkatan sekresi kolesterol kandung empedu = Kemudian kolesterol keluar dari getah empedu enyakit kandung = empedu (kolesistitis) engendapan kolesterol = Batu empedu 2.
Batu kalsium bilirunat (pigmen !okelat) Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. igmen (bilirubin) pada kondisi normal akan terkon%ugasi dalam empedu. Bilirubin terkon%ugasi karna adanya enim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkon%ugasi diakibatkan karena kurang atau tidak adanya enim glokuronil tranferase tersebut yang akan mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut. ni disebabkan karena bilirubin tak terkon%ugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.sehingga lama kelamaan ter%adi pengendapan bilirubin tak terkon%ugasi yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini %arang ter%adi. igmen (bilirubin) tak terkon%ugasi dalam empedu = ;kibat berkurang atau tidak adanya enim glokuronil tranferase = resipitasi / pengendapan
= Berbentuk batu empedu = Batu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan %alan operasi 3.
Batu pigmen hitam Batu pigmen hitam adalah tipe batu yang banyak ditemukan pa-da pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. otogenesis terbentuknya batu ini belum %elas. 9mumnya batu pigmen hitam terbentuk dalam kandung empedu dengan empedu yang steril. Batu kandung empedu dapat berpindah ke dalam duktus koledokus melalui duktus sistikus. :idalam per%alanannya melalui duktus sistikus, batu tersebut dapat menimbulkan sumbatan aliran empedu se!ara parsial ataupun komplit sehingga menimbulkan ge%ala kolik bilier. asase berulang batu empedu melalui duktus sistikus yang sempit dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan sehingga dapat menimbulkan peradangan dinding duktus dan striktur. ;pabila batu berhenti di dalam duktus sistikus dikarenakan diameter batu yang terlalu besar atau pun karena adanya striktur, batu akan tetap berada di sana sebagai batu duktus sistikus
&.
Batu !ampuran. Batu !ampuran dapat ter%adi akibat kombinasi antara batu pigmen dan batu kolesterol atau salah satu dari batu dengan beberapa at lain seperti kalsium karbonat, fosfat, dan garam empedu.
F.
MANIFESTASI KLINIS
anifestasi yang biasa tampak pada pasien dengan penyakit kolelitiasis antara lain *.
asa nyeri dan kolik bilier. 7ika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi. asien akan menderita panas dan mungkin teraba massa padat pada abdomen. asien dapat mengalami kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadran kanan atas yang men%alar ke punggung atau bahu kanan @ biasanya disertai dengan mual dan muntah. erangan kolik bilier sema!am ini disebabkan oleh kontraksi kandung empedu yang tidak dapat mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. Mekanisme mual an mun!a"
1bstruksi saluran empedu
= ;lir balik !airan empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu, kolesterol) = roses peradangan disekitar hepatobiliar = engeluaran enim-enim >1A dan >A = eningkatan >1A dan >A = Bersifat iritatif di saluran !erna = erangsang ner$us $agal (<. Cagus) = enekan rangsangan sistem saraf parasimpatis enurunan peristaltik sistem ;kumulasi gas usus pen!ernaan (usus dan lambung) di sistem pen!ernaan == akanan tertahan di lambung asa penuh dengan gas == eningkatan rasa mual Kembung = engaktifan pusat muntah (medula oblongata) = engaktifan saraf kranialis ke 'a%ah, kerongkongan, serta neuron-neuron motorik spinalis ke otot-otot abdomen dan diafragma = untah
2.
ktrerus akibat tersumbatnya duktus koledokus. 1bstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum menyebabkan getah empedu yang tidak lagi diba'a ke dalam duodenum akan diserap
3.
oleh darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit dan membran mukosa ber'arna kuning. erubahan 'arna urin dan feses. kskresi pigmen empedu oleh gin%al akan membuat urin
&.
ber'arna gelap. 5eses yang tidak lagi di'arnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu. :efisiensi $itamin. 1bstruksi aliran empedu mengganggu absorpsi $itamin ;, :, , dan K yang larut dalam lemak.
#. a. b. !. d. e.
G. *. a. b. !. d. e. f. g. h. i. %. k.
l. 2. a. b. !. d.
H. *.
anifestasi klinis post laparatomy anifestasi yang biasa timbul pada pasien post laparatomy diantaranya
KOMPLIKASI Komplikasi yang umumnya ter%adi 1bstruksi duktus sistikus Kolik bilier Kolesistitis akut erikolesistitis eradangan pankreas (pankreatitis)-angga erforasi Kolesistitis kronis Didrop kandung empedu mpiema kandung empedu 5istel kolesistoenterik Batu empedu sekunder (ada 2-8 penderita, saluran men!iut kembali dan batu empedu
mun!ul lagi) angga leus batu empedu (gallstone ileus) Komplikasi post op laparatomi kolelitiasis erdarahan nfeksi Kerusakan organ internal ;dhesi organ $iseral
DIAGNOSIS ;namnesis etengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis. Keluhan yang
mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan berlemak.
ada yang simtomatis, asien biasanya datang dengan keluhan utama berupa nyeri di daerah epigastrium atau nyeri/kolik pada perut kanan atas atau perikondrium yang mungkin berlangsung lebih dari *# menit, dan kadang beberapa %am. Aimbulnya nyeri kebanyakan perlahan-lahan tetapi pada 30 kasus timbul tiba-tiba. Kadang pasien dating dengan mata dan tubuh men%adi kuning, badan gatal-gatal, ken!ing ber'arna seperti teh, tin%a ber'arna seperti dempul dan enyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula, atau ke pun!ak bahu, disertai mual dan muntah. 6ebih kurang seperempat penderita melaporkan bah'a nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau ter%adi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada *.
'aktu menarik nafas dalam. Dal-hal yang perlu ditanyakan lebih lan%ut kepada pasien adalah per%alanan penyakit akut/kronis ri'ayat keluarga nyeri atau tidak@ ikterus tanpa nyeri biasanya disebabkan karena keganansan ri'ayat minum obat sebelumnya kelainan gastrointestinal, seperti nyeri epigastrium, mual, muntah demam, nafsu makan menurun@ lebih !enderung ke hepatitis anemia ada atau tidak emeriksaan 5isik asien dengan stadium litogenik atau batu asimptomatik tidak memiliki kelainan dalam pemeriksaan fisis. elama serangan kolik bilier, terutama pada saat kolesistitis akut, pasien akan mengalami nyeri palpasi / nyeri tekan dengan punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. :iketahui dengan adanya tanda urphy positif apabila nyeri tekan bertambah se'aktu penderita menarik nafas pan%ang karena kandung empedu yang meradang tersentuh u%ung %ari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas. i'ayat ikterik maupun ikterik !utaneus dan sklera dan bisa teraba hepar
I.
PEMERIKSAAN PENUN#ANG
dalam air.akna klinisnya mengukur kemampuan hati untuk mengon%ugasi dan mengekresi pigmen empedu. Bilirubin ini akan meningkat bila ter%adi gangguan eksresi bilirubin terkon%ugasi.
-
Bilirubin indirek (tidak terkon%ugasi) merupakan bilirubin yang larut dalam lemak dan akan
-
meningkat pada keadaan hemolitik (lisis darah).
-
hepatoselular
ber'arna !oklat bila diko!ok timbul busa ber'arna kuning. 1A ) dan alanin aminotransferase (;6A / >A) merupakan enim intrasel yang terutama berada di %antung, hati, dan %aringan skelet yang dilepaskan dari %aringan yang rusak (seperti nekrosis atau ter%adi perubahan permeabilitas sel dan akan meningkat pada kerusakan hati. 1A dan ;6A / >A #-3# unit/ml. ;lkaline posfatase dibentuk dalam hati dan dieksresikan ke dalam empedu, kadarnya akan meningkat %ika ter%adi obstuksi biliaris. telah menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur diagnostik pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan !epat dan akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan ikterus. :isamping itu, pemeriksaan 9> tidak membuat pasien terpa%an radiasi inisasi. rosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat %ika pasien sudah berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedunya berada dalam keadan distensi. enggunaan ultra sound berdasarkan pada gelombang suara yang dipantulkan kembali. emeriksan 9> dapat mendeteksi kalkuli dalam kandung empedu atau duktus koleduktus yang mengalami dilatasi. &. Radiografi: Kolesistografi Kolesistografi digunakan bila 9> tidak tersedia atau bila hasil 9> meragukan. Kolangiografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu empedu dan mengka%i kemampuan kandung empedu untuk melakukan pengisian, memekatkan isinya, berkontraksi serta mengosongkan isinya. 1ral kolesistografi tidak digunakan bila pasien %aundi!e karena li$er tidak dapat menghantarkan media kontras ke kandung empedu yang mengalami obstruksiSonogram onogram dapat mendeteksi batu dan menentukan apakah dinding kandung empedu telah menebal. #. ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancreatografi) emeriksaan ini memungkinkan $isualisasi struktur se!ara langsung yang hanya dapat dilihat pada saat laparatomi. emeriksaan
ini meliputi insersi endoskop serat optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga men!apai duodenum pars desendens. ebuah kanula dimasukan ke dalam duktus koleduktus serta duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikan ke dalam duktus tersebut untuk menentukan keberadaan batu di duktus dan memungkinkan $isualisassi serta e$aluasi per!abangan bilier. emeriksaan darah -
Kenaikan serum kolesterol
-
Kenaikan fosfolipid
-
enurunan ester kolesterol
-
Kenaikan protrombin serum time
-
Kenaikan bilirubin total, transaminase
-
enurunan urobilirubin
-
eningkatan sel darah putih
-
eningkatan serum amilase, bila pankreas terlibat atau bila ada batu di duktus utam;
#.
PENATALAKSANAAN enatalaksanaan pasien kolelitiasis dapat dilakukan dengan inter$ensi bedah dan non
bedah. *.
!.
Koleksistektomi laparoskopi dilakukan melalui insisi ke!il atau pungsi yang dibuat melalui
dinding abdomen dalam umbili!us. d. Koledokostomi insisi dilakukan pada duktus koledokus untuk mengeluarkan batu. e. Kolesistostomi Kandung empedu dibuka melalui pembedahan, batu serta getah empedu atau !airan drainase yang purulen dikeluarkan. &. 6aparatomy a. engertian 6aparatomy disebut %uga laparatomy eksplorasi adalah suatu pembedahan pada rongga abdomen yang dilakukan untuk memeriksa nyeri pada abdomen yang belum diketahui penyebabnya atau pada trauma abdomen dan perlu didiagnosa. b.
Au%uan rosedur ini dapat direkomendasikan pada pasien yang mengalami nyeri abdomen yang tidak diketahui penyebabnya atau pasien yang mengalami trauma abdomen. 6aparatomy eksplorasi digunakan untuk mengetahui sumber nyeri atau akibat trauma dan perbaikan bila diindikasikan.
!.
ndikasi ndikasi dilakukannya laparotomy diantaranya yaitu • • • • • • • • • • •
Kanker pada organ abdomen (seperti pada o$arium, kolon, pan!reas, atau hati) eritonitis appendi!itis Kolelitiasis, kolesistitis ankreatitis akut atau kronik ;bses retroperitoneal, abdominal, atau pel$is (kantong/ben%olan yang infeksi) :i$ertikulitis (inflamasi kantong usus) ;dhesi (perlengketan %aringan pada abdomen) erforasi usus Kehamilan ektopik (kehamilan di luar uterus) erdarahan internal Arauma abdomen
d. era'atan post operasi se!ara umum antara lain • • •
• • • •
emantau tanda-tanda $ital empertahankan $olume sirkulasi adekuat emantau keadaan luka terhadap tanda-tanda infeksi (kemerahan, nyeri sekitar insisi, bengkak), dan keadaan drainase elakukan pera'atan luka se!ara rutin eredakan rasa nyeri emperbaiki status nutrisi se!ara bertahap embantu meningkatkan akti$itas se!ara bertahap
KONSEP KEPERA$ATAN A. PENGKA#IAN KEPERA$ATAN
engka%ian kepera'atan pada klien post laparatomy meliputi *.
Biodata • •
• •
dentitas klien eliputi nama, umur, %enis kelamin, agama, pendidikan, peker%aan, alamat, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengka%ian, diagnosa medis, tindakan medis. dentitas enanggung %a'ab eliputi nama, umur, %enis kelamin, agama, pendidikan, peker%aan, alamat, hubungan dengan klien, sumber biaya.
2. 6ingkup asalah Kepera'atan Keluhan utama klien dengan post laparatomy ditemukan adanya keluhan nyeri pada luka post operasi, mual, muntah, distensi abdomen, badan terasa lemas. 3. i'ayat Kesehatan •
i'ayat Kesehatan ekarang i'ayat kesehatan sekarang ditemukan pada saat pengka%ian yang di%abarkan dari keluhan utama dengan menggunakan teknik EA, yaitu (ro$okatif atau aliatif), hal-hal apa yang menyebabkan ge%ala dan apa sa%a yang dapat mengurangi atau memperberatnya. Biasanya klien mengeluh nyeri pada daerah luka post operasi.
diberi obat. E (Euality dan Euantity), yaitu bagaimana ge%ala dirasakan nampak atau terdengar, den se%auh mana klien merasakan keluhan utamanya.
kesulitan untuk berakti$itas. (egional/area radiasi), yaitu dimana terasa ge%ala, apakah menyebarG
dirasakan di area luka post operasi, dapat men%alar ke seluruh daerah abdomen. (e$erity), yaitu identitas dari keluhan utama apakah sampai mengganggu akti$itas atau tidak. Biasanya akti$itas klien terganggu karena kelemahan dan keterbatasan gerak akibat nyeri luka post operasi.
A (Aiming), yaitu kapan mulai mun!ulnya serangan nyeri dan berapa lama nyeri itu hilang selama periode akut.
b.
i'ayat Kesehatan :ahulu Ka%i apakah klien pernah menderita penyakit sebelumnya dan kapan ter%adi. Biasanya klien
memiliki ri'ayat penyakit gastrointestinal. !. i'ayat kesehatan Keluarga Ka%i apakah ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa dengan klien, penyakit turunan maupun penyakit kronis. ungkin ada anggota keluarga yang memiliki ri'ayat penyakit gastrointestinal. d. i'ayat sikologi Biasanya klien mengalami perubahan emosi sebagai dampak dari tindakan pembedahan seperti !emas. e. i'ayat osial Ka%i hubungan klien dengan keluarga, klien lain, dan tenaga kesehatan. Biasanya klien tetap f.
dapat berhubungan baik dengan lingkungan sekitar. i'ayat piritual andangan klien terhadap penyakitnya, dorongan semangat dan keyakinan klien akan kesembuhannya dan se!ara umum klien berdoa untuk kesembuhannya. Biasanya akti$itas ibadah
klien terganggu karena keterbatasan akti$itas akibat kelemahan dan nyeri luka post operasi. g. Kebiasaan sehari-hari erbandingan kebiasaan di rumah dan di rumah sakit, apakah ter%adi gangguan atau tidak. Kebiasaan sehari-hari yang perlu dika%i meliputi makan, minum, eliminasi Buang ;ir Besar (B;B) dan Buang ;ir Ke!il (B;K), istirahat tidur, personal hygiene, dan ketergantungan. Biasanya klien kesulitan melakukan akti$itas, seperti makan dan minum mengalami penurunan, istirahat tidur sering terganggu, B;B dan B;K mengalami penurunan, personal hygiene kurang terpenuhi. &. a.
emeriksaan 5isik Keadaan umum Kesadaran dapat !ompos mentis sampai koma tergantung beratnya kondisi penyakit yang dialami, tanda-tanda $ital biasanya normal ke!uali bila ada komplikasi lebih
lan%ut, badan tampak lemas. b. istem ernapasan Aer%adi perubahan pola dan frekuensi pernapasan men%adi lebih !epat akibat nyeri, penurunan ekspansi paru.
!.
istem Kardio$askuler ungkin ditemukan adanya perdarahan sampai syok, tanda-tanda kelemahan, kelelahan yang ditandai dengan pu!at, mukosa bibir kering dan pe!ah-pe!ah, tekanan
darah dan nadi meningkat. d. istem en!ernaan ungkin ditemukan adanya mual, muntah, perut kembung, penurunan bising usus karena puasa, penurunan berat badan, dan konstipasi. e. istem erkemihan 7umlah output urin mungkin sedikit karena kehilangan !airan tubuh saat operasi atau karena adanya muntah. Biasanya terpasang kateter. f. istem ersarafan :ika%i tingkat kesadaran dengan menggunakan >H dan dika%i semua fungsi ner$us kranialis. Biasanya tidak ada kelainan pada sistem persarafan. g. istem englihatan :iperiksa kesimetrisan kedua mata, ada tidaknya sekret/lesi, reflek pupil terhadap !ahaya, $isus (keta%aman penglihatan). Biasanya tidak ada tanda-tanda penurunan pada sistem penglihatan. h. istem endengaran ;mati keadaan telinga, kesimetrisan, ada tidaknya sekret/lesi, ada tidaknya nyeri tekan, u%i kemampuan pendengaran dengan tes inne, Webber, dan !h'aba!h. Biasanya tidak ada keluhan pada sistem pendengaran. i. istem uskuloskeletal Biasanya ditemukan kelemahan dan keterbatasan gerak akibat nyeri. %. istem ntegumen ;danya luka operasi pada abdomen. ungkin turgor kulit menurun akibat kurangnya $olume !airan. k. istem endokrin :ika%i ri'ayat dan ge%ala-ge%ala yang berhubungan dengan penyakit endokrin, periksa ada tidaknya pembesaran tiroid dan kelen%ar getah bening. Biasanya tidak ada keluhan pada sistem endokrin. #. :ata enun%ang emeriksaan laboratorium a. lektrolit dapat ditemukan adanya penurunan kadar elektrolit akibat kehilangan !airan berlebihan b. Demoglobin dapat menurun akibat kehilangan darah !. 6eukosit dapat meningkat %ika ter%adi infeksi 8. Aerapi Biasanya klien post laparotomy mendapatkan terapi analgetik untuk mengurangi nyeri, antibiotik sebagai anti mikroba, dan antiemetik untuk mengurangi rasa meal. B. *.
DIAGNOSA KEPERA$ATAN
selang
&.
isiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur in$asif adanya luka insisi
pembedahan dengan kemungkinan kontaminasi. #. isiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan men!erna makanan atau mengabsorpsi, status puasa. 8. Kerusakan integritas kulit/%aringan berhubungan dengan insisi bedah. +. Konstipasi berhubungan dengan efek-efek anestesi, manipulasi pembedahan, ketidakaktifan fisik, immobilisasi. I. Kurang pera'atan diri (uraikan) berhubungan dengan kelemahan, kehilangan mobilitas J. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dam kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.
B.
INTER%ENSI KEPERA$ATAN Dia&n'sa Ke(e)a*a!an+ Masala" K'la,')asi
Ren-ana ke(e)a*a!an Tuuan an K)i!e)ia Hasil
Be)si"an #alan Na0as !iak e0ek!i0 berhubungan dengan sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya %alan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di al$eolus, adanya benda asing di %alan nafas.
-
etelah dilakukan tindakan kepera'atan selama 32& %am pasien menun%ukkan keefektifan %alan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil
In!e)/ensi
•
•
• •
endemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, bernafas dengan mudah, tidak ada
•
•
•
•
astikan kebutuhan oral / tra!heal su!tioning. Berikan 12 l/mnt, metode ;n%urkan pasien untuk istirahat dan napas dalam osisikan pasien untuk memaksimalkan $entilasi 6akukan fisioterapi dada %ika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau su!tion ;uskultasi suara nafas, !atat
•
•
•
pursed lips) enun%ukkan %alan nafas yang paten (klien tidak merasa ter!ekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) ampu mengidentifikasikan dan men!egah faktor yang penyebab. aturasi 12 dalam batas normal
• •
•
• •
•
•
adanya suara tambahan Berikan bronkodilator onitor status hemodinamik Berikan pelembab udara Kassa basah
$
Diagnosa
Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
etelah dilakukan tinfakan NIC 2 N1e)i aku! berhubungan kepera'atan selama .asien dengan tidak mengalami nyeri, dengan 6akukan pengka%ian nyeri se!ara komprehensif kriteria hasil termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, ;gen in%uri fisik kualitas dan faktor presipitasi ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu 1bser$asi reaksi non$erbal dari ketidaknyamanan menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk Bantu pasien dan keluarga untuk men!ari dan mengurangi nyeri, men!ari menemukan dukungan bantuan) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi bah'a nyeri nyeri seperti suhu ruangan, pen!ahayaan dan elaporkan berkurang dengan kebisingan menggunakan mana%emen nyeri Kurangi faktor presipitasi nyeri ampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan Ka%i tipe dan sumber nyeri untuk menentukan tanda nyeri)
enyatakan
rasa nyaman inter$ensi setelah nyeri berkurang ;%arkan tentang teknik non farmakologi napas Aanda $ital dalam rentang dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin normal Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Aidak mengalami gangguan ... tidur Aingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur onitor
$ital sign sebelum pemberian analgesik pertama kali
Dia&n'sa Ke(e)a*a!an+ Masala" K'la,')asi
Ren-ana ke(e)a*a!an Tuuan an K)i!e)ia Hasil
In!e)/ensi
dan
sesudah
De0isi! %'lume Cai)an
Berhubungan dengan -
-
Kehilangan $olume !airan se!ara aktif
etelah dilakukan tindakan ertahankan !atatan intake dan output yang kepera'atan selama..defisit akurat $olume !airan teratasi dengan kriteria hasil onitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan $ empertahankan urine output darah ortostatik ), %ika diperlukan sesuai dengan usia dan BB, B7 urine normal, onitor hasil lab yang sesuai dengan $ Aekanan darah, nadi, suhu tubuh retensi !airan (B9< , Dmt , osmolalitas urin, albumin, total protein ) dalam batas normal $ Aidak ada tanda tanda dehidrasi, lastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
onitor $ital sign setiap *#menit L * %am Kolaborasi pemberian !airan C onitor status nutrisi
$ 1rientasi terhadap 'aktu dan tempat baik
Berikan !airan oral
$ 7umlah dan irama pernapasan Berikan penggantian dalam batas normal output (#0 L *00!!/%am) $ lektrolit, Db, Dmt dalam batas normal
nasogatrik
sesuai
:orong keluarga untuk membantu pasien makan
$ pD urin dalam batas normal $ ntake oral adekuat
dan
Kolaborasi dokter %ika tanda !airan berlebih intra$ena mun!ul meburuk ;tur kemungkinan tranfusi ersiapan untuk tranfusi asang kateter %ika perlu onitor intake dan urin output setiap I %am
:;><1; K;W;A;<
A979;< :;< KA; D;6
K9;K;< A; K96A 5aktor mekanik
<>;W;;< K96A etelah dilakukan tindakan nspeksi kondisi luka operasi kepera'atan selama .......M2& %am integritas %aringan kulit 1bser$asi ekstremitas untuk 'arna, panas, dan mukosa normal dengan keringat, nadi, tekstur, edema, dan luka indikator nspeksi kulit dan membran mukosa untuk temperatur %aringan dalam kemerahan, panas, drainase rentang yang diharapkan elastisitas dalam rentang
yang diharapkan hidrasi dalam rentang yang
diharapkan pigmentasi dalam rentang
yang diharapkan 'arna dalam rentang yang
diharapkan
onitor kulit pada area kemerahan onitor penyebab tekanan onitor adanya infeksi onitor kulit adanya rashes dan abrasi onitor 'arna kulit onitor temperatur kulit Hatat perubahan kulit dan membran
mukosa tektur dalam rentang yang diharapkan onitor kulit di area kemerahan bebas dari lesi
;<;7< AK;<;<
kulit utuh
Aempatkan pasien pada terapeuti! bed le$asi ekstremitas yang terluka onitor status nutrisi pasien onitor sumber tekanan onitor mobilitas dan akti$itas pasien obilisasi pasien minimal setiap 2 %am
sekali
Ba!k rup ;%arkan pasien untuk menggunakan
pakaian yang longgar
Dia&n'sa Ke(e)a*a!an+ Masala" K'la,')asi Risik' in0eksi
Ren-ana ke(e)a*a!an Tuuan an K)i!e)ia Hasil
In!e)/ensi
etelah dilakukan tindakan ertahankan teknik aseptif kepera'atan selama pasien tidak mengalami Batasi pengun%ung bila perlu infeksi dengan kriteria hasil Hu!i tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan Klien bebas dari tanda dan kepera'atan ge%ala infeksi >unakan ba%u, sarung tangan sebagai alat enun%ukkan kemampuan pelindung untuk men!egah timbulnya infeksi >anti letak C perifer dan dressing sesuai dengan petun%uk umum 7umlah leukosit dalam batas normal >unakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung ken!ing perilaku enun%ukkan hidup sehat Aingkatkan intake nutrisi tatus
imun, Berikan terapi antibiotik.................................
gastrointestinal, genitourinaria dalam batas onitor tanda dan ge%ala infeksi sistemik dan normal lokal
ertahankan teknik isolasi k/p nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase onitor adanya luka :orong masukan !airan :orong istirahat ;%arkan pasien dan keluarga tanda dan ge%ala
infeksi Ka%i suhu badan pada pasien neutropenia setiap &
%am
Dia&n'sa Ke(e)a*a!an+ Masala" K'la,')asi De0isi! (e)a*a!an i)i
kelemahan dan kelelahan.
Ren-ana ke(e)a*a!an Tuuan an K)i!e)ia Hasil
etelah dilakukan tindakan kepera'atan selama . :efisit pera'atan diri teratas dengan kriteria hasil Klien terbebas dari bau badan
In!e)/ensi
onitor
kemempuan klien pera'atan diri yang mandiri.
untuk
onitor kebutuhan klien untuk alat-alat
bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
enyatakan kenyamanan terhadap ediakan bantuan sampai klien mampu kemampuan untuk melakukan ;:6s
se!ara utuh untuk melakukan self-!are. :orong klien untuk melakukan akti$itas
:apat melakukan ;:6 dengan
bantuan
sehari-hari yang normal kemampuan yang dimiliki.
sesuai
:orong untuk melakukan se!ara mandiri,
tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya. ;%arkan klien/ keluarga untuk mendorong
kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya %ika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Berikan akti$itas rutin sehari- hari sesuai kemampuan. ertimbangkan usia klien %ika mendorong
pelaksanaan akti$itas sehari-hari.
Dia&n'sa Ke(e)a*a!an+ Masala" K'la,')asi Gan&&uan m',ili!as 0isik
Berhubungan dengan -
Aidak nyaman, nyeri
Ren-ana ke(e)a*a!an Tuuan an K)i!e)ia Hasil
etelah dilakukan tindakan kepera'atan selama.gangguan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil
In!e)/ensi
N onitoring $ital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan N Konsultasikan dengan terapi fisik tentang ren!ana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
$ Klien meningkat dalam N Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat akti$itas fisik ber%alan dan !egah terhadap !edera
-
- ntoleransi $ engerti tu%uan dari N ;%arkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang akti$itas/penurunan peningkatan mobilitas teknik ambulasi kekuatan dan stamina $ em$erbalisasikan N Ka%i kemampuan pasien dalam mobilisasi perasaan dalam meningkatkan kekuatan N 6atih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ;:6s dan kemampuan se!ara mandiri sesuai kemampuan berpindah N :ampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan $ emperagakan bantu penuhi kebutuhan ;:6s ps. penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi ('alker)N Berikan alat Bantu %ika klien memerlukan. N ;%arkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan %ika diperlukan
Dia&n'sa Ke(e)a*a!an+ Masala" K'la,')asi Ke!iakseim,an&an nu!)isi ku)an& a)i ke,u!u"an !u,u"
Berhubungan dengan
Ren-ana ke(e)a*a!an Tuuan an K)i!e)ia Hasil
etelah dilakukan tindakan kepera'atan selama.nutrisi kurang teratasi dengan indikator
-
• •
• • •
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau men!erna nutrisi oleh karena faktor biologis,
In!e)/ensi
• • •
•
;lbumin serum re albumin serum Dematokrit Demoglobin Aotal iron binding !apa!ity 7umlah limfosit
•
•
• •
• •
• •
• •
•
•
• • • •
Ka%i adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gii untuk menentukan %umlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien N Oakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk men!egah konstipasi N ;%arkan pasien bagaimana membuat !atatan makanan harian. N onitor adanya penurunan BB dan gula darah N onitor lingkungan selama makan N 7ad'alkan pengobatan dan tindakan tidak selama %am makan N onitor turgor kulit N onitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Db dan kadar Dt N onitor mual dan muntah N onitor pu!at, kemerahan, dan kekeringan %aringan kon%ungti$a N onitor intake nuntrisi N nformasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi N Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti <>A/ A< sehingga intake !airan yang adekuat dapat dipertahankan. N ;tur posisi semi fo'ler atau fo'ler tinggi selama makan Kelola pemberan anti emetik..... ;n%urkan banyak minum ertahankan terapi C line Hatat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan !a$itas o$al
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN POST OP LAPAROTOMI KOLELITHIASIS DI RUANG ICI RSUP FATMA$ATI
:99< 16D A <<; <;O;D 1D;<;D &*&**0J#000032
PROGRAM PROFESI NERS FAKLUTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH #AKARTA
3456