LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL I.
Pengertian
Persal Persalinan inan adalah adalah proses proses dimana dimana bayi, bayi, plasent plasentaa dan selaput selaput ketuban ketuban keluar keluar rahim ibu (DepKes RI, 2002: 8) Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sastrawinata, 2005). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2005: 291). Proses kelahiran menuntut janin berhasil melalui pelvis keluar ke lingkungan ekstrauterin (Walsh, 2008: 243). Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membrane dari dalam rahim melalui jalan rahim (Bobak, 2005: 245).
II.
Teori yang mempengaruhi proses persalinan
1) Teor Teorii Ker Kereg egan anga gan n (1)
Otot rahim mempunyai kamampuan meregang dalam batas tertentu
(2)
Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai
2) Teori Teori Penuruna Penurunan n Proges Progester teron on (1)
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbunan penimbunan jaringan jaringan ikat, pembuluh pembuluh darah mengalami mengalami penyempitan penyempitan dan buntu
(2)
Produks Produksii progest progestero eron n mengalam mengalamii penurun penurunan an sehingga sehingga otot rahim rahim lebih lebih sensitif terhadap oksitocin
(3)
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron progesteron tertentu tertentu
3) Teor Teorii Oksit Oksitoci ocin n Inter Internal nal
(1)
Oksitocin dekeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior
(2)
Peru Perubah bahan an kesei keseimb mbang angan an estr estroge ogen n dan prog proges este tero ron n dapat dapat meng menguba ubah h sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton kontraksi Braxton Hicks
(3)
Menuru Menurunnya nnya konsentr konsentrasi asi progest progesteron eron akibat akibat tuanya tuanya kehamilan kehamilan
maka
oksitocin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai 4) Teori Prostaglandin (1)
Kons Konsen entr tras asii pros prosta tagl glan andi din n meni mening ngka katt seja sejak k umur umur 15 ming minggu gu yang yang dikeluarkan oleh decidua
(2)
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
(3)
Prostaglandin dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan
5) Teori hipotalamus – hipofise dan Glandula suprarenalis
(1)
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuknya hipotalamus
(2)
Pemberian kortikosteroid yang dapt menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan
(3)
III. III.
Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan
Fakt Faktor or Esen Esensi sial al Pers Persal alin inan an
Menurut Bobak (2005: 235) ada 5 faktor yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran. Berbagai faktor ini mudah diingat sebagai 5 P yaitu passeng yaitu passenger er (janin (janin dan plasenta), plasenta), passageway passageway (jalan lahir), powers (kekuatan), posisi ibu dan psychologic psychologic respons. 1)
(janin dan plasenta) Passenger Passenger (janin Cara bagi penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin.presentasi janin harus mempunyai implikasi pada kemajuan persalinan (Walsh, 2007: 300)
Plasenta juga harus melewati jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kelahiran kelahiran normal. normal. 2)
Passageway Passageway (jalan lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu ibu jauh jauh lebi lebih h berp berper eran an dala dalam m pros proses es pers persal alin inan an.. Jani Janin n haru haruss berh berhas asil il menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukura ukuran n dan bent bentuk uk pangg panggul ul harus harus ditent ditentuka ukan n sebel sebelum um persa persali linan nan dimu dimula lai. i. Menur Menurut ut Wa Wals lsh, h, 2007: 2007: 300 300 menye menyebut butkan kan bahwa bahwa tipe tipe pelvis pelvis yang yang memb member erii prognosis prognosis baik untuk untuk kelahiran kelahiran pervaginam pervaginam adalah ginekoid ginekoid dan dan anthropoid. anthropoid.
3)
Power (kekuatan) Power (kekuatan) (1)
Kekuatan pr primer Kekuata Kekuatan n primer primer membuat membuat serviks serviks menipis menipis (efficement) dan berdilatasi berdilatasi sehingga janin turun. Efficement Efficement (penipisan) serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama persalinan. Dilatasi serviks adalah pembesaran atau pelebaran muara dan saluran serviks yang terjadi pada awal persalinan. persalinan. Diameter Diameter meningkat meningkat dari 1 cm sampai dilatasi dilatasi lengkap (sekitar 10 cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan.
(2)
Kekuat uatan sekunde under r Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat bersifat mendorong keluar. Wanita merasa merasa ingin mengedan. Usaha mendorong ke bawah (kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha volunt volunter er yang yang sama sama denga dengan n yang yang dila dilakuk kukan an seper seperti ti buang buang air besa besar r (mengedan).
4)
Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi fisiologi persalinan. persalinan. Posisi tegak member memberii sejuml sejumlah ah keuntung keuntungan. an. Mengub Mengubah ah posisi posisi membuat membuat rasa rasa letih letih hilang, hilang, member memberii rasa rasa nyaman nyaman dan memper memperbaik baikii sirkula sirkulasi. si. Jangan Jangan diberi diberikan kan posisi posisi terlentang secara terus – menerus. 5)
Psikologis Pena Penamp mpil ilan an dan dan peri perila laku ku wani wanita ta sert sertaa pasa pasang ngan anny nyaa seca secara ra kese keselu luru ruha han n meru merupak pakan an petunj petunjuk uk yang yang berha berharg rgaa tenta tentang ng jenis jenis dukun dukunga gan n yang yang ia akan akan perlukan. perlukan. Wanita yang bersalin bersalin biasanya mengutarakan mengutarakan berbagai berbagai kekhawatiran, kekhawatiran, tetapi mereka jarang dengan spontan menceritakannya.
IV.
Kala Pe Persalinan
1)
Kala 1 Dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan durasi durasi yang cukup cukup untuk untuk menghas menghasilk ilkan an pendata pendataran ran dan dilatas dilatasii serviks serviks yang progresif. progresif. Kala 1 persalinan persalinan selesai ketika serviks serviks sudah membuka membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Kala 1 persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala 1 dibagi menjadi 2 fase, yaitu: (1) Fase laten : berlangsung 8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mancapai ukuran diameter 3 cm (2) Fase aktif
Fase Fase aktif aktif terj terjadi adi ketika ketika dila dilata tasi si serv serviks iks pali paling ng besa besarr dan bagia bagian n presentasi presentasi janin turun lebih lanjut lanjut ke dalam pelvis, Fase aktif dibagi 3 fase, yaitu: a) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm. b) Fase akselerasi maximal dalam waktu 2 jam. Pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm c)
Fase diselarasi diselarasi pembukaan pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan pembukaan 9 cm menjadi menjadi lengkap lengkap
2)
Kala 2
Dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala 2 persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. His menjadi lebih kuat, kontraksinya 50 – 100 detik, datangnya tiap 2-3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan yang kekuning-kuningan kekuning-kuningan secara sekonyong-konyong sekonyong-konyong dan banyak.. Ada kalanya kalanya ketuban ketuban pecah dalam dalam kala I dan malahan malahan selaput selaput janin janin dapat dapat robek robek sebelum persalinan mulai. Pasien mulai mengejan. Tand Tandaa – tand tandaa inpa inpart rtu u pada pada ibu ibu menu menuru rutt Mocht ochtar ar tahu tahun n 1989 1989:: 101 101 disebutkan : •
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
•
Keluar lender bercampur darah (Show (Show)) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil pada serviks.
•
Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya
•
Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar, pembukaan telah ada
Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai dasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga menganga dan rectum terbuka. Dipuncak his, bagian kecil dari kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu his terhenti. terhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau kalau his berhent berhenti, i, Kejadian Kejadian ini disebut disebut
kepala kepala membuka membuka pintu. pintu. Maju dan
suru surutny tnyaa kepal kepalaa berla berlangs ngsung ung teru terus, s, samp sampai ai lingk lingkar aran an terbe terbesa sarr dari dari kepal kepalaa terpegang oleh vulva, sehingga tak dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada dibawah symphysis. Saat ini disebut kepala keluar pintu, karena pada his berikutnya dengan extensi lahirnya ubun ubun besar, dahi dan mulut pada commissural posterior . Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dan kemudian terjadi putaran paksi luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan. His berikutnya berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian kemudian bahu depan, disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksilateral, sesuai dengan paksi jalan lahir. Sesudah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar waktu ketuban pecah,
kadang-kadang bercampur darah. Menurut Mochtar, 1989: 106 lama kala II pada primi : 1,5 – 2 jam dan pada multi multi : 0,5 0,5 – 1 jam. 3)
Kala 3 Dimulai segera setelah janin lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput selaput ketuban ketuban janin. janin. Kala Kala 3 persal persalinan inan disebut disebut juga sebagai sebagai stadiu stadium m pemisahan pemisahan dan ekspulsi ekspulsi plasenta plasenta dimana menurut menurut Mochtar, Mochtar, 1989: 106 seluruh seluruh proses berlangsung berlangsung 5 – 30 menit setelah setelah bayi lahir namun kita dapat menunggu paling lama 1 jam. Tetapi bila perdarahan perdarahan banyak atau bila pada persalinan persalinan – persalinan persalinan yang lalu ada sejarah sejarah perdarahan perdarahan postpartum postpartum tak boleh menunggu, menunggu, sebaik sebaiknya nya langsung langsung lakukan lakukan plasent plasentaa dikelu dikeluarka arkan n dengan dengan tangan. tangan. Juga Juga kalau kalau perdarahan perdarahan sudah lebih lebih dari 500cc atau satu nierbekken nierbekken sebaiknya sebaiknya uri langsung di manual manual dan diberika diberikan n uterus uterus tonika. tonika.
Mekanis Mekanisme me pengeluar pengeluaran an plasent plasentaa dapat dapat
terjadi secara duncan yaitu bagian maternal dulu yang keluar dan dapat secara schulze dimana bagian janin dulu yang keluar. Setela Setelah h anak lahir his berhent berhentii sebent sebentar, ar, tetapi tetapi setela setelah h beberapa beberapa menit menit timbul lagi. His ini dinamakan his pelepasan uri yang melepaskan uri sehingga terletak pada segmen bawah rahim atau bagian atas dari vagina. Setelah anak lahi lahirr uter uterus us tera teraba ba seba sebaga gaii tumo tumorr yang yang kera keras, s, segm segmen en atas atas leba lebarr kare karena na mengandung mengandung placenta, fundus uteri teraba sedikit kebawah pusat. Kalau placenta telah lepas bentuknya menjadi bundar dan tetap bundar hingga perubahan bentuk ini dapat dapat diambil diambil sebagai sebagai tanda tanda perlepas perlepasan an placent placenta. a. Jika Jika keadaan keadaan dibiark dibiarkan, an, maka setelah placenta lepas fundus uteri naik sedikit hingga setinggi pusat atau lebih dan bagian tali pusat di luar vulva menjadi lebih panjang. Naiknya fundus uteri disebabkan disebabkan karena placenta placenta jatuh dalam segmen bawah rahim atau bagian atas vagina dan dengan demikian demikian mengangkat mengangkat uterus yang kontraksi; dengan sendirinya dengan lepasnya placenta bagian tali pusat yang lahir menjadi lebih panjang. Lamanya kala uri + 8,5 menit, dan pelepasan placenta hanya memakan waktu 2-3 menit (Sastrawinata, 1983: 263). Sebagai ringkasan maka tanda-tanda pelepasan placenta adalah :
1.
Uterus menjadi bundar.
2.
Perdarahan.
3.
Memanjangnya bagian tali pusar yang lahir.
4. Naiknya fundus fundus uteri uteri karena naiknya naiknya rahim rahim ia juga juga lebih mudah mudah dapat dapat
digerakkan. Perasat yang dapat dilakukan untuk mengetahui lepasnya Uri menurut Mochtar, 1989: 120 meliputi: 1. KUSTNER Meletakkan tangan dengan tekanan pada atau diatas simfisis; tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas; diam atau maju berarti sudah lepas. 2. KLEIN Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali berarti belum lepas, jika tali pusat diam atau turun berarti lepas. 3. STRASSMAN Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, jika tak bergetar berarti sudah lepas. 4. Rahim Rahim men menonj onjol ol diat diatas as simf simfis isis is 5. Tali Tali pusa pusatt bert bertam ambah bah panj panjang ang 6. Rahi Rahim m bund bundar ar dan dank k eras eras 7. Kelu Keluar ar dara darah h seca secara ra tiba tiba – tiba tiba.. 4) Kala 4 Kala Kala ini pende penderi rita ta masi masih h memb membutu utuhka hkan n penga pengawa wasan san yang yang inten intensi siff karena karena perdarahan perdarahan atonia uteri masih mengancam. Maka dalam kala ini penderita penderita tetap diruang bersalin tugas kita adalah: (1)
Mengawasi perdarahan postpartum
(2)
Setelah plasenta lahir diperiksa dengan teliti apakah lengkap atau tidak.
(3)
Fundus uteri.
(4)
Kontraksi rahim.
(5)
Keadaan umum, tanda-tanda vital.
V.
Asuhan Ke Keperawatan A.
1)
Pengkajian
Anamnesis (1) Identitas klien
(2) HPHT dan perkiraan persalinan (3) Sejak kapan mulai sakit perut
(4) Jarak setiap rasa sakit (5) Lamanya rasa sakit (6) Apakah sudah mengeluarkan: lendir campur darah, darah, cairan
(7) Bagaimana rasa / kesan perut bagian bawah (8) Bagaimana gerak janin dalam perut
2)
Pemeriksaan fisik Meliputi keadaan umum Ibu, Tanda tanda vital, pemeriksaan Leopold, DJJ, his. Pemeriksaan dalam (vagina toucher) meliputi portio, efficement, dilatasi serviks, ketuban apakan sudah pecah atau belum, letak kepala, keadaan panggul apakah ada kelainan atau tidak, dataran, keadaan rektum apakah berisi feses atau tidak.
3)
Riwayat sakit dan kesehatan Meliputi penyakit yang pernah diderita, riwayat penyakit keluarga, riwayat alergi makanan dan obat-obatan.
4)
Psikososial spiritual Pengkajian mekanisme koping digunakan untuk menilai respon klien terhadap kondisi saat ini dan pengaruhnya terhadap keluarga.
B.
I.
Masalah dan Intervensi Kala I
1) Ansietas (1) Orientasikan klien pada ruangan staff dan rposedur
R : Pend Pendid idik ikan an kepa kepada da klie klien n dapa dapatt menu menuru runk nkan an stre stress ss dan dan ansi ansiet etas as dan dan meningkatkan kemajuan persalinan (2) Kaji tingkat ansietas dan penyebab ansietas, kesiapan melahirkan anak, latar belakang budaya R : Ansietas memperberat persepsi nyeri, mempengaruhi teknik koping (3) Observasi tekanan darah, nadi sesuai dengan indikasi R : Stress memacu sistem adrenokortikal adrenokortikal yang pada akhirnya dapat meningkatakan meningkatakan kerja jantung (4) Anjurkan klien mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut R : Stress, rasa takut, ansietas mempunyai efek pada persalinan sering memperlama fase fase pert pertam ama. a. Ungka Ungkapan pan pera perasaa saan n dan dan rasa rasa takut takut dapat dapat menur menurunk unkan an tinga tingakat kat ansietas yang dirasakan
2) Kura Kurang ng peng penget etah ahua uan n (1) Kaji tingkat pengetahuan pengetahuan dan harapan klien R : Membantu menentukan kebutuhan akan informasi/ belajar (2) Berikan informasi informasi tentang tentang prosedur dan kemajuan kemajuan persalinan persalinan R : pendidi pendidikan kan sebelu sebelum m persali persalinan nan dapat dapat memudah memudahkan kan persalin persalinan an dan proses proses kelahir kelahiran, an, membant membantu u klien klien untuk untuk memepe memepertah rtahanka ankan n kontrol kontrol selama selama persal persalinan inan,, membant membantu u meningk meningkatk atkan an sikap sikap positi positiff dan merunun merununkan kan keterg ketergantu antunga ngan n pada medikasi (3) Demost Demostras rasikan ikan teknik pernafa pernafasan san / relaks relaksasi asi dengan dengan tepat tepat untuk untuk setiap setiap fase fase persalinan persalinan R : Klie Klien n denga dengan n persi persiapa apan n sebel sebelum umnya nya dapat dapat mempe mempero role leh h keunt keuntung ungan an dari dari tinjauan tinjauan dan penguatan. Teknik relaksasi relaksasi yang tepat dapat membantu membantu klien dalam proses persalinan persalinan (4) Jela Jelaska skan n
pros prosed edur ur ruti rutin n dan dan kemu kemungk ngkina inan n resi resiko ko berhu berhubun bunga gan n denga dengan n
persalinan persalinan R : Informasi yang tepat dapat membantu klien dalam membuat pilihan persetujuan
3) Resiko Resiko tingg tinggii infeksi infeksi terha terhadap dap mater maternal nal (1) Lakukan pemeriksaan vagina awal, ulangi pada kontraksi yang menunjukkan kemajuan R : pengula pengulangan ngan pemeri pemeriksaa ksaan n vagina vagina berpera berperan n dalam dalam insiden insiden infeksi infeksi saluran saluran asenden (2) Tekankan pentingnya mencuci tangan yang baik dan tepat sebalum melakukan tindakan R : Menur Menurunk unkan an resi resiko ko yang yang meme memerl rluka ukan n atau atau menye menyebar barkan kan infeks infeksii kuman kuman penyakit (3) Gunakan teknik aseptik selama pemeriksaan vagina R : Memb Membant antu u mence mencega gah h pertu pertumb mbuha uhan n bakte bakteri ri,, memb membat atasi asi konta kontami minan nan dari dari pencapaian pencapaian ke vagina (4) Observasi temperatur dan nadi klien R : Dalam 4 jam setelah membran ruptur, insiden korioamnionitis meningkat secara progesif progesif sesuai waktu ditunjukk ditunjukkan an dengan peningkatan peningkatan tanda – tanda tanda vital (5) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik jika diperlukan R : Antibiotik melindungi perkembangan korioamninitis pada klien yang beresiko
II.
Kala II
1)Ansietas (1)Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi. R: Dukungan sosial dapat meningkatkan kemampuan koping individu. (2)Jelaskan apa yang sedang terjadi dan apa yang diharapkan. Berikan informasi faktual tentang penyebab, implikasi dan tujuan tindakan. R: Penjelasan yang diberikan dapat meningkatkan kesadaran klien akan situasi sehingga dapat menurunkan kecemasan. (3)Berikan informasi secara terus menerus. R: Dapat mengurangi kecemasan. (4)Observasi ulang riwayat obstetric.
R: Tingkat ansietas tergantung pada sifat situasi, riwayat kehilangan janin, pemahaman pemahaman klien akan kejadian dan tujuan intervensi, perilaku perilaku koping klien baik masa masa lalu maupun maupun saat saat ini. (5)Anjurkan penggunaan teknik relaksasi. R: Memu Memungk ngkin inka kan n klie klien n menda mendapat pat keunt keuntung ungan an maks maksima imall dari dari period periodee istirahat, mencegah kelelahan otot dan memperbaiki aliran darah uterus. (6)Kolaborasi dengan sumber yang lainnya untuk konseling atau pendukung bila ansietas berlebihan atau sistem pendukung tidak adekuat. R: Dapat membantu penilaian tehadap situasi jangka panjang.
2) Nyeri (1) Bantu dalam dalam penggunaan penggunaan teknik pernafasan/ pernafasan/ relaksasi relaksasi yang tepat tepat dan pada massase abdomen. R: Dapat Dapat memblok memblok impuls impuls nyeri nyeri dalam dalam korteks korteks serebr serebral al melalu melaluii respons respons kondisi dan stimulasi kutan. Memudahkan kemajuan persalinan normal. (2) Bantu tindakan kenyamanan misalnya mengubah mengubah posisi. R: Meningkkatkan relaksasi dan perasaan sejahtera, selain itu posisi miring kiri kiri menurun menurunkan kan tekanan tekanan uterus uterus pada vena kava, kava, tetapi tetapi perubaha perubahan n posisi posisi secara periodik mencegah iskemia jaringan dan/ atau kekakuan otot sehingga meningkatkan kenyamanan. (3) Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1-2 jam. R: Mempertahankan kandung kemih bebas distensi, yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan, ketidaknyamanan, mengurangi kemungkinan kemungkinan terjadi trauma, mempengaruhi mempengaruhi penurunan penurunan janin dan dan memperlamba memperlambatt proses proses persalinan. persalinan. (4)
Berikan informasi tentang ketersediaan analgesic, respons/ efek samping pada klien klien dan janin janin dan durasi durasi efek efek analgesic. analgesic. R: Memun emungk gkin inka kan n klie klien n
memb membua uatt pili piliha han n pers perset etuj ujua uan n
tent tentan ang g
cara cara
pengontrolan pengontrolan nyeri. Hal ini dilakukan dilakukan bila tindakan konservatif konservatif tidak efektif dan dan meni meningk ngkat atka kan n kete ketega ganga ngan n otot otot,, meng menghal halang angii kemaj kemajua uan n persa persali linan nan..
Peng Penggu guna naan an
medi medika kasi si
yang yang
mini minima mall
dapa dapatt
meni mening ngka katk tkan an
rela relaks ksas asi, i,
memperpendek persalinan, membatasi keletihan dan mencegah komplikasi. (5)
Hitung waktu waktu dan catat catat frekuensi, frekuensi, intensitas intensitas dan dan durasi durasi pola kontraksi kontraksi uterus uterus setiap 30 menit. R: Memantau kemajuan persalinan dan memberikan informasi untuk klien.
(6) Berikan tindakan tindakan pengamanan (pertahankan penghalang tempat tidur). tidur). R: Analgesik yang diberikan dapat dapat mengubah persepsi dan klien dapat jatuh karena karena mencoba mencoba turun turun tempat tidur. tidur. (7) Ajarkan cara mengedan yang benar jika pembukaan sudah lengkap R : Mengurangi kelelahan dan mempercepat proses persalinan. (8) Anjurkan klien untuk istirahat miring kiri jika tidak sedang kontraksi R : Mengurangi penekanan vena cava, cava, meminimalkan hipoksia jaringan. (9) Berikan analgesik bila diperlukan R: Memberikan kelegaan bila persalinan aktif dilakukan. (10) Kaji derajat kenyamanan dan pola pernafasan serta nadi. R: Tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman masa masa lalu lalu,, pema pemaham haman an peruba perubahan han fiso fisolo logi giss dan dan latar latar belaka belakang ng buday budaya. a. Ganggu Gangguan an fungsi fungsi pernafa pernafasan san terjadi terjadi bila bila analges analgesic ic terlal terlalu u tinggi tinggi sehingg sehinggaa menimbulkan paralisis diafragma.
III.
Kala III
1) Resiko tinggi kekurangan volume cairan
(1) Observasi Observasi tanda tanda – tanda vital vital R : sebagai penanda peruabahan kondisi klien (2) Palpasi Palpasi uterus uterus R : Menunjukkan relaksasi uterus dengan perdarahan ke dalam rongga uterus (3) Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau syok
R : Hemoragi dihubungkan dengan kehingan cairan lebih besar dari 500 cc dapat diamnifestasikan oleh peningkatan nadi, penurunan TD, sianosis, disorientasi, peka rangsang dan penurunan kesadaran
(4) Massase Massase uterus dengan perlahan perlahan setelah pengeluaran pengeluaran plasenta plasenta R : Miometrium berkontraksi sebagai respons terhadap rangsang taktil lembut, karenanya menurunkan aliran lokia dan menunjukkan pembekuan darah (5) Cata waktu waktu dan mekanisme mekanisme pengeluaran pengeluaran plasenta plasenta R : Pelepasan harus terjadi dalam waktu 5 menit setelah kelahiran, kegagalan untuk lepas memerlukan pelepasan secara manual. (6) Tempatkan Tempatkan bayi di payudara klien bila ia merencanakan merencanakan untuk pemberian pemberian ASI R : Penghis Penghisapan apan merangs merangsang ang oksitoc oksitocin in dan hipofis hipofisis is posteri posterior, or, meningk meningkatk atkan an kontrasi miometrik dan menurunkan kehilanagan darah (7) Inspeksi permukaan plasenta maternal atau janin, perhatikan ukuran , insersi,
keutuhan tali pusat R : Membantu mendeteksi abnormalitas yang mungkin berdampak pada keadaan ibu atau bayi baru lahir (8) Kolaborasi Kolaborasi dalam pemberian pemberian oksitocin oksitocin intramuskuler intramuskuler R : Meningkatkan efek vasokontriksi dalam uterus untuk mengontrol perdarahan pasca partum partum setelah setelah pengeluaran pengeluaran plasenta. plasenta.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta. Carpenito & Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC. Doenges, Marilyn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan . Edisi 3. Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan RI. (2002). Pelatihan Asuhan Persalinan Normal . Jakarta: EGC Mansjoer, dkk. (2005). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius. Saifuddin, Abdul Bari. (2008). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo . Edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Kesehatan Reproduksi Reproduksi . Sastrawinata, Sulaiman, dkk. (2005). Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Edisi 2. Jakarta: EGC.
Walsh, Linda W. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas . Alih Bahasa: Wilda Eka Handayani, dkk. Jakarta: EGC Weller, Barbara F. (2005). Kamus Saku Perawat. Jakarta: EGC. Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nic Noc . Jakarta: EGC.