LAPORAN PENDAHULUAN OPEN FRAKTUR DIGITI PEDIS 2,3 SINISTRA
BAB I KONSEP MEDIS A. Definisi Fraktur / patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan rawan yang umumnya umumnya disebabk disebabkan an oleh ruda paksa. paksa. Selain Selain itu Price and Wilson, 200 Fraktur meyatakan bahwa Patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga !isik. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang terjadi karena adanya tekanan pada tulang yang melebihi absorpsi tulang,"#lack, $%%&'. jadi Fraktur pedis sinistra adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang pedis bagian sinistra. B. Etioloi $. (raum rauma a lang langsu sung ng #enturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, patah tulang pada tempat benturan. 2.
(raum rauma a tida tidak k lang langsu sung ng )atuh bertumpu bertumpu pada lengan yang menyebab menyebabkan kan patah patah tulang tulang kla*ikul kla*ikula, a, patah patah tulan tulang g tidak tidak pada pada tempat tempat bentur benturan an melain melainkan kan oleh oleh karen karena a kekua kekuatan tan trauma trauma diteruskan oleh sumbu tulang dan terjadi !raktur di tempat lain
+. tio tiologi ogi la lain a. (rauma (rauma tenaga !isik !isik " (abrakan, (abrakan, benturan benturan ' b. Penyakit pada tulang tulang " proses proses penuaan, penuaan, kanker kanker tulang' c. -ege -egener nerasi asi spo sponta ntan n !. P"to P"tofi fis siolo ioloi i (ulang bersi!at rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk menahan menahan tekanan tekanan "pley "pley,, . raham, raham, $%%+'. $%%+'. (api apabila apabila tekanan tekanan eksternal eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakib mengakibatkan atkan rusaknya rusaknya atau terputusn terputusnya ya kontinuit kontinuitas as tulang tulang "arpnito "arpnito,, 1ynda )uall, $%%'. Setelah terjadi !raktur, periosteum dan pembuluh darah serta sara! dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medul medula a tulan tulang. g. )arin )aringan gan tulang tulang segera segera berde berdekat katan an ke bagian bagian tulang tulang yang yang patah patah.. )aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon in!lamasi yang ditandai ditandai denagn denagn *asodil *asodilatasi atasi,, eksudasi eksudasi plasma dan leukosit leukosit,, dan in!iltras in!iltrasii sel darah darah putih. ini merupakan dasar penyembuhan tulang "#lack, ).3, et al, $%%+'.
#"t$%"&
D. T"n'" '"n e("l" $.
4yeri hebat ditempat !raktur.
2. 5otesi luar dari kaki lebih pendek. +. -i ikuti tanda dan gejala !raktur secara umum 6
E.
a.
#engkak
b.
7repitasi
c.
-e!ormitas
d.
Peningkatan temperatur lokal
e.
Pergerakan abnormal
!.
7ehilangan !ungsi
Ko)#li*"si $.
3alunion 6 tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
2.
-elayed union 6 proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
+. F.
4on union 6 tulang yang tidak menyambung kembali
Pe)e+i*s""n Penn("n $. Sinar 8 " rontgen ' -apat melihat gambaran !raktur, de!ormitas, lokasi dan (ipe. 2. nteragram/menogram 3enggambarkan arus *askularisasi. +. ( S4, 359, S4 (ulang, (omogram :ntuk mendeteksi struktur !raktur yang kompleks. ;. Pemeriksaan 1ab " -1 ' :ntuk pasien !raktur yang perlu diketahui antara lain 6 <#, <( "sering rendah karena perdarahan', W# " kadang meningkat karena proses in!eksi ' . reatinin (rauma otot meningkatkan beban creatinin untuk klirens ginjal
G. Pen"t"l"*s"n""n $.
5eposisi / setting (ulang a.
#erarti
pengambilan
Fragmen
tulang
terhadap
kesejahteraannya.
5eposisi tertutup dilakukan dengan mengembalikan !ragmen tulang keposisinya dengan memanipulasi dan traksi manual. b.
5eposisi terbuka dengan pendekatan bedah, !ragmen tulang direposisi. Pembedahan debridement dan irigrasi, 9munisasi tetanus, (erapi antibiotic, prophylactic, "Smelt=er, 200$'. $' 9mobilisasi
a' :ntuk
mempertahankan reposisi sampai tahap
penyembuhan.
7onser*ati! !iksasi eksterna latnya 6 ips, #idai, (raksi b' Peralatan traksi 6
(raksi kulit biasanya untuk pengobatan jangka pendek
(raksi otot atau pembedahan
c' >59F
"
>pen
reduction
9nternal
!ictation
'
latnya 6 Pen, !lat screw d' 5ehabilitasi Pemulihan kembali / pengembalian !ungsi dan kekuatan normal bagian yang terkena.
BAB II KONSEP KEPERA-ATAN
A. PENGKAIAN $. 9dentitas 7lien 3eliputi 6 4ama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, diagnosa medis, no register dan tanggal 35S. 2. 7eluhan :tama #iasanya p? mengeluh sakit "nyeri' pada daerah luka post op apabila digerakkan. +. 5iwayat Penyakit -ahulu. Pada klien !raktur pernah mengalami kejadian patah tulang apa pernah mengalami tindakan operasi apa tidak. ;. 5iwayat Penyakit Sekarang. Pada umumnya penderita mengeluh nyeri pada daerah luka operasi. . 5iwayat Penyakit 7eluarga. -idalam anggota keluara tidak / ada yang pernah mengalami penyakit !raktur / penyakit menular.
POLA / POLA FUNGSI
$. Pola akti*itas dan latihan kti!itas dan latihan mengalami perubahan / gangguan akibat adanya luka operasi sehingga perlu dibantu baik perawat maupun klien. 2. Pola tidur dan istirahat 7ebiasaan pola tidur dan istirahat p? megnalami gangguan yang disebabkan oleh nyeri luka post op. +. Pola persepsi dan konsep diri Setelah p? mengalami post op p? akan mengalami gangguan konsep diri karena perubahan cara berjalan akibat kecelakaan. ;. Pola sensori dan kogniti! #iasanya p? mengeluh nyeri yang disebabkan oleh adanya kerusakan jaringan lunak dan hilangnya darah serta cairan seluler ke dalam jaringan. . Pola tata nilai dan kepercayaan #iasanya p? pada post op akan mengalami gangguan menjalankan ibadanya.
/ perubahan dalam
PEMERIKSAAN FISIK $. Pada pasien post op terdapat adanya perubahan yang menonjol pada sistem integumen seperti warna kulit, tekstur kasar ada / tidak, terjadi rembesan darah pada luka post op ada / tidak. 2. Sistem ktremitas dan 4eurologis Pada p? !raktur, post op, kstremitas kaki kanan tidak bisa digerakkan dengan bebas dan terdapat adanya jahitan apa tidak +. Sistem 5espirasi #iasanya pada p? post op !raktur ada / tidak perubahan yang menonjol seperti bentuk data ada / tidaknya sesak na!as, suara tambahan, perna!asan cuping hidung.
B. DIAGNOSA $.
4yeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit.
2.
7eterbatasan akti*itas berhubungan dengan imobilisasi pada kaki
+.
emas berhubungan dengan pengetahuan tentang luka post op.
!. PEREN!ANAAN Di"nnos" I 4yeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit. (ujuan 6 4yeri berkurang / terkontrol 7riteria hasil 6 @
4yeri berkurang "skala nyeri 6 0'
@
7lien tidak menyeringai
5encana tindakan 6 $.
7aji ulang tingkat skala nyeri
5/ 6 untuk mengetahui / menentukan tingkat keparahan 2.
)elaskan sebabA sebab timbulnya nyeri
5/ 6 menambahn pengetahuan indi*idu terhadap penyakitnya. +. njurkan klien untuk melakukan tenik relaksasi dan distraksi 5/ 6 . ;.
mengantisipasi lebih awal bila timbul nyeri. 7olaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti biotik.
5/ 6 membantu untuk membatasi nyeri dan antibiotik untuk mencegah dan mengatasi in!eksi. Di"nnos" II 7eterbatasan akti*itas berhubungan dengan imobilisasi pada kaki. (ujuan 6 7lien melaksanakan akti*itas secara berlahan 7riteria hasil 6
@
7lien dapat bergerak maksimal
@
7lien dapat mempertahankan !ungsi tubuh secara maksimal
5encana tindakan $.
1akukan pendekatan pada klien
5 / 7lien kooperati! dengan perawat. 2.
#erikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya
5 / 7lien mengetahui tentang penyakit yang dialami. +.
njurkan pada klien untuk berlatih secara bertahap.
5 / -apat 3enambah aliran darah ke otot dan tulang melakukan gerakan sendi dapat mencegah kontruktur ;.
>bser*asi ((B.
5 / 3emonitor kekurangan klien. .
7olaborasi dengan tim dokter dan !isioterapi.
5 / 3enjalankan !ungsi independent dan dapat menciptakan program akti*itas dan latihan indi*idu Di"nnos" III emas berhubungan dengan pengetahuan tentang luka post op. (ujuan 6 7lien tidak merasa cemas lagi. 7riteria hasil 6 7lien tampak rileks, klien tidak gelisah 5encana tindakan 6 $.
1akukan pendekatan pada klien tentang penyakitnya.
5 / 7lien kooperati! dengan perawatnya. 2.
#erikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya
5 / 7lien megerti tentang penyakitnya. +.
#erikan moti*asi pada klien dan keluarga.
5 / 3emberi dorongan pada klien untuk sembuh ;.
>bser*asi ((B.
5 / 3emonitor kekurangan / keadaan klien .
7olaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi / obat.
5 / 3enjalankan !ungsi independent.
D. IMPLEMENTASI 9mplementsi yang dimaksud adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan, meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan ad*is dokter dan ketentuan rumah sakit.
E.
E0ALUASI Perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan masalah kesehatan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Susan Martin Tucker, dkk, !!", Standart Kepera#atan $asien, %uku Kedokteran &'(, Jakarta. )asrul &ffendi, !!", $en*atar $roses Kepera#atan, %uku Kedokteran &'(, Jakarta.