LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR DIGITI MANUS
A. Peng Penger erti tian an Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. (Rasjad, Chairuddin. 2007 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (!runer " #udarth, 2002. Fraktu Frakturr adalah adalah terput terputusn usnya ya kontinu kontinuita itass jaring jaringan an tulang tulang,, yang yang biasan biasanya ya disert disertai ai dengan dengan luka luka sekita sekitarr jaring jaringan an lunak, lunak, kerusa kerusakan kan otot, otot, ruptur rupturee tendon, tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ$organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat dap at diabsorbsinya (#melt%er, 200&.
B. Etio tiolog logi a. Cede Cedera ra trau trauma mati tik k
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh ' & Cedera langsun langsung g berarti berarti pukulan pukulan langsung langsung terhada terhadap p tulang tulang sehingga sehingga tulang pata seara spontan. )emukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang. 2 Cedera tidak tidak langsung langsung berarti berarti pukulan pukulan langsung langsung berada berada jauh dari dari lokasi lokasi benturan. * Fraktur Fraktur yang disebabk disebabkan an kontraksi kontraksi keras keras yang yang mendadak mendadak dari otot otot yang yang kuat. b. Fraktur )atologik +alam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan
seperti' umor tulang (jinak atau ganas, -nfeksi seperti osteomyelitis, dan Rakhitis. . #eara spontan spontan ' disebabkan disebabkan oleh oleh stress stress tulang tulang yang yang terus menerus menerus misalnya misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
C. Pato Patofi fii iol olog ogii
etika etika tulang tulang patah, sel tulang tulang mati. mati. )erdarahan )erdarahan biasanya terjadi terjadi di sekitar sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut. jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat edera. Reaksi inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang. #el darah putih dan sel mast terakumulasi sehingga meny menyeba ebabk bkan an peni pening ngkat katan an alir aliran an darah darah ke area area ters terseb ebut ut.. fago fagosi sito tosi siss dan dan pembersihan sel dan jaringan mati dimulai. !ekuan fibrin (hematoma fraktur terbentuk di tempat patah dan berfungsi sebagai sebagai jala jala untuk untuk melekat melekatnya nya sel$se sel$sell baru. baru. /kti /ktiit itas as osteobl osteoblas as akan segera segera terstimulasi dan terbentuk tulang baru imatur, disebut kalus. !ekuan fibrin segera direabsorpsi dan sel tulang baru seara perlahan mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. ulang sejati menggantikan kalus dan seara perlahan mengal mengalami ami kalsi kalsifik fikasi asi.. )enyemb )enyembuhan uhan memerl memerluka ukan n waktu waktu bebera beberapa pa minggu minggu sampai beberapa bulan (fraktur pada anak sembuh lebih epat. )enyembuhan dapat dapat tergan terganggu ggu atau atau terham terhambat bat apabil apabilaa hemato hematoma ma frakt fraktur ur atau atau kalus kalus rusak rusak sebelum sebelum tulang tulang sejat sejatii terbent terbentuk, uk, atau atau apabil apabilaa sel tulang tulang baru baru rusak rusak selama selama kalsifikasi dan pengerasan.(Elizabeth pengerasan.(Elizabeth J. Corwin, 2009; 337)
D. Kla Klaif ifi! i!a aii
lasifikasi fraktur dibagi menjadi beberapa yaitu ' a. !erdasarkan !erdasarkan komplet komplet atau atau ketidakklom ketidakklomplitan plitan fraktur fraktur ' & Fraktur Fraktur komplet komplet ' patah pada pada seluruh seluruh garis tengah tengah tulang tulang dan biasanya biasanya mengalami pergeseran. 2 Fraktur Fraktur inkomplet inkomplet ' patah patah hanya terjadi terjadi pada pada sebagian sebagian dari garis garis tengah tengah tulang.
b. !erdasarkan sifat fraktur ' Fraktur simple1tertutup ' tidak menyebabkan robeknya kulit. Fraktur kompleks1terbuka ' merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membrane mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi ' a rade - dengan luka bersih, panjangnya 3 & m. b rade -- luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak. rade --- yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan yang paling berat. . !erdasarkan bentuk garis patah ' & Fraktur reenstik ' fraktur salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok. 2 Fraktur ranersal ' fraktur sepanjang garis tengah tulang. * Fraktur 4blik ' fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang. 5 Fraktur #piral ' fraktur memuntir seputar batang tulang.
E. Manifetai Klini
6anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang dijelaskan seara rini sebagai berikut' &. yeri yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. #pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang diranang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. 2. +eformitas )ada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,8 sampai 8 m (& sampai 2 ini. *. repitasi #aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitasi yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. 9ji krepitasi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat. 5. )embengkakan dan perubahan warna
)embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. anda ini biasa terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah edera. 8. Fals 6oment 6erupakan pergerakan1 bentuk yang salah dari tulang (bengkok
F. Pe"eri!aan Pen#n$ang & )emeriksaan radiologis (rontgen, pada daerah yang diurigai fraktur, harus
mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari ' 6enakup dua gambaran yaitu anteroposterior (/) dan lateral. • 6emuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian pro:imal dan distal. • 6emuat dua e:tremitas (terutama pada anak$anak baik yang idera • maupun yang tidak terkena idera (untuk membandingkan dengan yang normal +ilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan. • 2 )emeriksaan laboratorium, meliputi' +arah rutin, • Faktor pembekuan darah, • olongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi, • 9rinalisa, • reatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren • ginjal. * )emeriksaan arteriografi dilakukan jika diurigai telah terjadi kerusakan askuler akibat fraktur tersebut.
G. Penatala!anaan
)rinsip terapi fraktur & Reduksi /dalah pemulihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktur. Reposisi memerlukan pemulihan panjang serta koreksi deformitas angular dan rotasional. Reposisi mannipulatif biasanya dapat dilakukan pada fraktura
ekstremitas distal (tangan, pergelangan tangan. kaki, tungkai, dimana spasme otot tidak berlebihan. raksi bisa diberikan dengan plester felt melekat diatas kulit atau dengan memasang pin tranersa melalui tulang, distal terhadap ftaktur. Reduksi terbuka biasanya disertai oleh sejumlah bentuk fiksasi interna dengan plat " pin, batang atau sekrup. /da dua jenis reposisi, yaitu reposisi tertutup dan reposisi terbuka. Reposisi tertutup dilakukan pada fraktur dengan pemendekan, angulasi atau displaed. !iasanya dilakukan dengan anestesi lokal dan pemberian analgesik. #elanjutnya diimobilisasi dengan gips. !ila gagal maka lakukan reposisi terbuka dikamar operasi dengan anestesi umum. ontra indikasi reposisi tertutup' ;ika dilakukan reposisi namun tidak dapat diealuasi • ;ika reposisi sangat tidak mungkin dilakukan • ;ika fraktur terjadi karena kekuatan traksi, misalnya displaed patellar • frature. 2 -mobilisasi. !ila reposisi telah diapai, maka diperlukan imobilisasi tempat fraktur sampai timbul penyembuhan yang menukupi. ebanyakan fraktur ekstremitas dapat diimobilisasi dengan dengan gips fiberglas atau dengan brae yang tersedia seara komersial. )emasangan gips yang tidak tepat bisa menimbulkan tekanan ku-it, asular, atau saraf. #emua pasien fraktur diperiksa hari berikutnya untuk menilai neurology dan asular. !ila traksi digunakan untuk reduksi, maka traksi juga bertindak sebagai imobilisasi dengan ektremitas disokong di atas ranjang atau di atas bidai sampai
reduksi
terapai.
emudian
traksi
diteruskan
sampai
ada
penyembuhan yang menukupi, sehingga pasien dapat dipindahkan memakai gips1brae. * Rehabilitasi !ila penyatuan tulang padat terjadi, maka rehabilitasi terutama merupakan masalah pemulihan jaringan lunak. apsula sendi, otot dan ligamentum berkontraksi membatasi gerakan sendi sewaktu gips1bidai dilepaskan. +ianjurkan terapi fisik untuk mgerakan aktif dan pasif serta penguatan otot.
H. Ko"%li!ai & omplikasi /wal a. erusakan /rteri )eahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi,
CR menurun, yanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. b. ompartement #yndrom omplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot, yang sering berhubungan dengan akumulasi airan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot. ejala < gejalanya menakup rasa sakit karena ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang berhubungan dengan tekanan yang berlebihan pada kompartemen, rasa sakit dengan perenggangan pasif pada otot yang terlibat, dan paresthesia. omplikasi ini terjadi lebih sering pada fraktur tulang kering (tibia dan tulang hasta (radius atau ulna. . Fat =mbolism #yndrom 6erupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi fatal. >al ini terjadi ketika gelembung < gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi jaringan yang rusak. elombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh < pembuluh darah pulmonary yang menyebabkan sukar bernafas. ejala dari sindrom emboli lemak menakup dyspnea, perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah, marah, bingung, stupor, tahyardia, demam, ruam kulit ptehie. d. -nfeksi #ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. )ada trauma orthopedi infeksi dimulai pada kulit (superfiial dan masuk ke dalam. -ni biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e. /askuler ekrosis
/askuler ekrosis (/? terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya ?olkman@s -shemia. ekrosis aaskular dapat terjadi saat suplai darah ke tulang kurang baik. >al ini paling sering mengenai fraktur intrasapular femur (yaitu kepala dan leher, saat kepala femur berputar atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai darah. arena nekrosis aaskular menakup proses yang terjadi dalam periode waktu yang lama, pasien mungkin tidak akan merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah sakit. 4leh karena itu, edukasi pada pasien merupakan hal yang penting. )erawat harus menyuruh pasien supaya melaporkan nyeri yang bersifat intermiten atau nyeri yang menetap pada saat menahan beban f. #hok #hok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. -ni biasanya terjadi pada fraktur. g. 4steomyelitis /dalah infeksi dari jaringan tulang yang menakup sumsum dan korteks tulang dapat berupa e:ogenous (infeksi masuk dari luar tubuh atau hematogenous (infeksi yang berasal dari dalam tubuh. )atogen dapat masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus, atau selama operasi. Auka tembak, fraktur tulang panjang, fraktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka amputasi karena trauma dan fraktur < fraktur dengan sindrom kompartemen atau luka askular memiliki risiko osteomyelitis yang lebih besar 2 omplikasi +alam Baktu Aama a. +elayed 9nion ()enyatuan tertunda +elayed 9nion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. -ni disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang. b. on union (tak menyatu )enyatuan tulang tidak terjadi,
aat diisi
oleh
jaringan
fibrosa.
adang$kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor$faktor yang dapat menyebabkan non union adalah tidak adanya imobilisasi,
interposisi jaringan lunak, pemisahan lebar dari fragmen ontohnya patella dan fraktur yang bersifat patologis. . 6alunion elainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan deformitas, angulasi atau pergeseran.
ASUHAN KEPERA&ATAN TEORI FRAKTUR DIGITI MANUS
I.
Peng!a$ian )engkajian
merupakan
tahap
awal
dan
landasan
dalam
proses
keperawatan, untuk itu diperlukan keermatan dan ketelitian tentang masalah$ masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. eberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. ahap ini terbagi atas' &. +ata #ubjektif a. /namnesa & -dentitas lien 6eliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal 6R#, diagnosa medis. 2 eluhan 9tama !iasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat beraktiitas 1 mobilisasi pada daerah fraktur tersebut * Riwayat )enyakit #ekarang )ada klien fraktur 1 patah tulang dapat disebabkan oleh trauma 1 keelakaan,
degeneratif
dan
pathologis
yang
didahului
dengan
perdarahan, kerusakan jaringan sekitar yang mengakibatkan nyeri, bengkak, kebiruan, puat 1 perubahan warna kulit dan kesemutan. 5 Riwayat )enyakit +ahulu )ada klien fraktur pernah mengalami kejadian patah tulang atau tidak sebelumnya dan ada 1 tidaknya klien mengalami pembedahan perbaikan dan pernah menderita osteoporosis sebelumnya 8 Riwayat )enyakit eluarga )ada keluarga klien ada 1 tidak yang menderita osteoporosis, arthritis dan tuberkolosis atau penyakit lain yang sifatnya menurun dan menular b. )ola$pola Fungsi esehatan & )ola )ersepsi dan ata Aaksana >idup #ehat )ada kasus fraktur akan timbul ketakutan akan terjadinya keaatan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. #elain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak 2 )ola utrisi dan 6etabolisme )ada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari$harinya seperti kalsium, %at besi, protein, it. C dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. =aluasi terhadap pola nutrisi
klien
bisa
membantu
menentukan
penyebab
masalah
muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan
faktor predisposisi
masalah
muskuloskeletal
terutama pada lansia. #elain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien. * )ola =liminasi 9ntuk kasus fraktur tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta
bau fees pada pola eliminasi ali. #edangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. )ada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. 5 )ola idur dan -stirahat #emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. #elain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur. 8 )ola /ktiitas arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. )ola >ubungan dan )eran lien
akan
kehilangan
peran
dalam
keluarga
dan
dalam
masyarakat. arena klien harus menjalani rawat inap 7 )ola )ersepsi dan onsep +iri +ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan keaatan akibat frakturnya, rasa emas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktiitas seara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image D )ola #ensori dan ognitif )ada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. #elain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur
E )ola Reproduksi #eksual +ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta
rasa nyeri yang dialami klien. #elain itu juga, perlu dikaji status perkawinannya termasuk jumlah anak, lama perkawinannya &0 )ola )enanggulangan #tress )ada klien fraktur timbul rasa emas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan
timbul
keaatan
pada
diri
dan
fungsi
tubuhnya. 6ekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif. && )ola ata ilai dan eyakinan 9ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. >al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien. 2. +ata obyektif a. keadaan 9mum' apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan klien. b. anda$tanda ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk. . pemeriksaan fisik ' & #istem -ntegumen erdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan. 2 epala idak ada gangguan yaitu, normo ephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri kepala. * Aeher idak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada. 5 6uka Bajah terlihat menahan sakit, lain$lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. ak ada lesi, simetris, tak oedema. 8 6ata erdapat gangguan seperti konjungtia anemis
(jika
terjadi
perdarahan elinga es bisik atau weber masih dalam keadaan normal. idak ada lesi atau nyeri tekan. 7 >idung idak ada deformitas, tak ada pernafasan uping hidung.
D 6ulut dan Faring ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak puat. E horaks ak ada pergerakan otot interostae, gerakan dada simetris. &0 )aru a -nspeksi )ernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru. b )alpasi )ergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama. )erkusi #uara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya. d /uskultasi #uara nafas normal, tak ada whee%ing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronhi. && ;antung a -nspeksi idak tampak iktus jantung. b )alpasi adi meningkat, iktus tidak teraba. /uskultasi #uara #& dan #2 tunggal, tak ada mur$mur. &2 /bdomen a -nspeksi !entuk datar, simetris, tidak ada hernia. b )alpasi ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba. b. )erkusi #uara thympani, ada pantulan gelombang airan. . /uskultasi )eristaltik usus normal 20 kali1menit. &* -nguinal$enetalia$/nus ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan !/!. -. +-/4#/ =)=R/B// +iagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (!oedihartono, &EE5 '
&7. +iagnosa keperawatan yang munul pada pasien dengan post op fraktur (Bilkinson, 200 meliputi ' &. yeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan edera pada jaringan, alat traksi1immobilisasi, stress, ansietas 2. -ntoleransi aktiitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan1keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur. *. erusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan o leh terdapat luka 1 ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik. 5. >ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri1ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktiitas, dan penurunan kekuatan1tahanan. 8. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis airan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur inasif dan jalur penusukkan, luka1kerusakan kulit, insisi pembedahan. . urang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan1mengingat, salah interpretasi informasi. ---. -=R?=#- +/ -6)A=6=/#-nterensi adalah penyusunan renana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (!oedihartono, &EE5'20 -mplementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari renana keperawatan yang telah disusun pada tahap perenanaan (=ffendi, &EE8'50. -nterensi dan implementasi keperawatan yang munul pada pasien dengan post op frakture 4leranon (Bilkinson, 200 meliputi ' &. yeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial, digambarkan
dalam istilah seperti kerusakan G awitan yang tiba$tiba atau p erlahan dari intensitas ringan samapai berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan. ujuan ' nyeri dapat berkurang atau hilang. riteria >asil ' $ yeri berkurang atau hilang $ lien tampak tenang. -nterensi dan -mplementasi ' a. Aakukan pendekatan pada klien dan keluarga R1 hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif b. aji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri R1 tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala n yeri . ;elaskan pada klien penyebab dari nyeri R1 memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri. d. 4bserasi tanda$tanda ital. R1 untuk mengetahui perkembangan klien e. 6elakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik R1 merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.
2. -ntoleransi aktiitas adalah suatu keadaaan seorang indiidu yang tidak ukup mempunyai energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau memenuhi kebutuhan atau aktiitas sehari$hari yang diinginkan. ujuan ' pasien memiliki ukup energi untuk beraktiitas. riteria hasil ' $ perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri. $ pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktiitas tanpa dibantu. $ oordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik. -nterensi dan -mplementasi ' a. Renanakan periode istirahat yang ukup. R1 mengurangi aktiitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktiitas seperlunya sear optimal.
b. !erikan latihan aktiitas seara bertahap. R1 tahapan$tahapan yang diberikan membantu proses aktiitas seara perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini. . !antu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan. R1 mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali. d. #etelah latihan dan aktiitas kaji respons pasien. R1 menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.
*. erusakan integritas kulit adalah keadaan kulit seseorang yang mengalami perubahan seara tidak diinginkan. ujuan ' 6enapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai. riteria >asil ' $ tidak ada tanda$tanda infeksi seperti pus. $ luka bersih tidak lembab dan tidak kotor. $ anda$tanda ital dalam batas normal atau dapat ditoleransi. -nterensi dan -mplementasi ' a. aji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka. R1 mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat. b. aji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe airan luka. R1 mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah interensi. . )antau peningkatan suhu tubuh. R1 suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan. d. !erikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. !alut luka dengan kasa kering dan steril, gunakan plester kertas. R1 tehnik aseptik membantu memperepat penyembuhan luka dan menegah terjadinya infeksi. e. ;ika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement. R1 agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area kulit
normal lainnya. f. #etelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan. R1 balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi parah1 tidak nya luka, agar tidak terjadi infeksi. g. olaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. R 1 antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah yang berisiko terjadi infeksi.
5. >ambatan mobilitas fisik adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih. ujuan ' pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal. riteria hasil ' $ penampilan yang seimbang.. $ melakukan pergerakkan dan perpindahan. $ mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan karakteristik ' 0 H mandiri penuh & H memerlukan alat !antu. 2 H memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran. * H membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat !antu. 5 H ketergantunganG tidak berpartisipasi dalam aktiitas. -nterensi dan -mplementasi ' g. aji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan. R1 mengidentifikasi masalah, memudahkan interensi. h. entukan tingkat motiasi pasien dalam melakukan aktiitas. R1 mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktiitas apakah karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan. i. /jarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu. R1 menilai batasan kemampuan aktiitas optimal. j. /jarkan dan dukung pasien dalam latihan R46 aktif dan pasif. R1 mempertahankan 1meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
k. olaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi. R1 sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perenanaan dan mempertahankan1meningkatkan mobilitas pasien.
8. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur inasif dan kerusakan kulit. ujuan ' infeksi tidak terjadi 1 terkontrol. riteria hasil ' $ tidak ada tanda$tanda infeksi seperti pus. $ luka bersih tidak lembab dan tidak kotor. $ anda$tanda ital dalam batas normal atau dapat ditoleransi. -nterensi dan -mplementasi ' a. )antau tanda$tanda ital. R1 mengidentifikasi tanda$tanda peradangan terutama bila suhu tubuh meningkat. b. Aakukan perawatan luka dengan teknik aseptik. R1 mengendalikan penyebaran mikroorganisme patogen. . Aakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll. R1 untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial. d. ;ika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti >b dan leukosit. R1 penurunan >b dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa terjadi akibat terjadinya proses infeksi. e. olaborasi untuk pemberian antibiotik. R1 antibiotik menegah perkembangan mikroorganisme patogen.
. urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan1mengingat, salah interpretasi informasi. ujuan ' pasien mengutarakan pemahaman tentang k ondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
riteria >asil ' $ melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan. $ memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan. -nterensi dan -mplementasi' a. aji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. R1 mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. b. !erikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang. R1 dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa emas. . /njurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya. R1 diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan. d. 6inta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. R1 mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
-?. =?/A9/#=aluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam penapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau interensi keperawatan ditetapkan (!rooker, 200&. =aluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah ' &. yeri dapat berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan. 2. )asien memiliki ukup energi untuk beraktiitas. *. 6enapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai 5. )asien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal. 8. -nfeksi tidak terjadi 1 terkontrol . )asien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
+/F/R )9#// !lak, ;oye 6. &EE*. 6edial #urgial ursing. B.! #ainders Company ' )hiladelpia !oedihartono, &EE5, )roses eperawatan di Rumah #akit. =C ' ;akarta. !rooker, Christine. 200&. amus #aku eperawatan. =C ' ;akarta. !runner dan #uddarth, 2002, eperawatan 6edikal !edah, =disi *, =C, ;akarta +oenges, 6arilyn =. &EEE. Renana /suhan eperawatan, =disi *. =C ' ;akarta. =. 4erswari &EDE, !edah dan )erawatannya, ) ramedia. ;akarta asrul, =ffendi. &EE8. )engantar )roses eperawatan. =C. ;akarta. #jamsuhidajat, R. dan Bim de ;ong. &EED. !uku /jar -mu !edah, =disi reisi. =C ' ;akarta Bilkinson, ;udith 6. 200. !uku #aku +iagnosis eperawatan, edisi 7. =C ' ;akarta.
#melt%er, #u%anne C. 200&. !uku /jar eperawatan 6edikal !edah dari !runner " #uddarth, =disi D. =C ' ;akarta. F9-. &EE8. umpulan uliah -lmu !edah. !inarupa /ksara ' ;akarta
LAPORAN PENDAHULUAN OPEN FRAKTUR DIGITI II
Oleh : Fransiscus Quirino Putra Afryartha 140070300011054
PROGRAM S!"# #$M! %&P&RA'AA( FA%!$AS %&"O%&RA( !(#)&RS#AS *RA'#+A,A MA$A(G -01.