LAPORAN PENDAHULUAN MALARIA
Disusun Oleh:
Hendra Kusdiantoro 09.011
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG – PROBOLINGGO 2013 1
LAPORAN PENDAHULUAN MALARIA
A. Definisi
Penya Penyaki kitt malar malaria ia adala adalah h suatu suatu penya penyakit kit yang yang diseba disebabka bkan n paras parasit it dari dari kelompok Plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak 80 spesies anopheles dan 18 spesies diantaranya telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria. Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa dari genus plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati. Sampai saat ini dikenal cukup banyak spesies dari plasmodia yang terdapat pada burung, monyet, kerbau, sapi, s api, binatang melata. Mala Malari riaa adal adalah ah peny penyak akit it yang yang bers bersif ifat at akut akut maup maupun un kron kronik ik yang yang disebabk disebabkan an oleh protozoa protozoa genus genus plasmodi plasmodium um yang ditandai ditandai dengan dengan demam, demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406). Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).
B.
Insiden
Penyakit malaria ini sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesi Indonesia, a, khususny khususnyaa di bagian bagian Indonesi Indonesiaa Timur.A Timur.Angka ngka mortal mortalitas itas akibat akibat penyakit ini dibeberapa daerah di Indonesia sampai saat ini cukup tinggi yaitu sebesar 20,9 – 50 %. Seperti Seperti di Propinsi Nusa Nusa Tenggara Tenggara Timur yang merupakan merupakan salah satu daerah endemis malaria dan penyakit ini menduduki rangking rangking ke 2 dari 10 besar besar dari dari
penyaki penyakitt utama utama
di Puskes Puskesmas mas.. Berdasa Berdasarkan rkan Profi Profill Kesehat Kesehatan an
Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2006 s/d 2007, Insiden penyakit malaria yang diukur berdasarkan Annual berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) sejak tahun 2006 s/d 2007 cenderung meningkat (Departemen Kesehatan RI, 2000).
2
C. Etiologi
Agen penyebab malaria dari genus Plasmodium, Familia Plasmodiidae, dari ordo Coccidiidae. Coccidiidae. Penyebab Penyebab malaria malaria pada manusia di Indonesia sampai sampai saat ini empat spesies spesies plasmodium plasmodium yaitu Plasmodium Plasmodium falciparum falciparum sebagai penyebab penyebab malaria tropika yakni nyamuk anopheles, Plasmodium Plasmodium vivax sebagai penyebab malaria malaria tertiana tertiana,, Plasmo Plasmodium dium malarie malarie sebagai sebagai penyebab penyebab malari malariaa kuartana kuartana dan Plasmodium ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika. (Pampa (Pampana na E.J. E.J. 1969 1969;; Guna Gunawa wan n S. 2000 2000). ). Jeni Jeniss Plas Plasmo modi dium um yang yang seri sering ng menyebabkan kekambuhan adalah P. vivax dan P. ovale (Departemen Kesehatan RI, 2000).
D. Mani Manife fest stas asii Klin Klinis is
Gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu (parokisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten) dimana penderita bebas sama sekali dari demam. Jadi gejala klinis utama dari penyakit malaria
adalah demam, menggigil secara berkala dan sakit kepala
disebut “Trias Malaria” ( Malaria Malaria paroxysm). paroxysm). Secara berurutan. KadangKadang-kada kadang ng menunju menunjukkan kkan gejala gejala klinis klinis lain lain seperti seperti : badan badan terasa terasa lemas lemas dan pucat pucat karena karena kekuran kekurangan gan sel darah darah merah merah dan berkeri berkeringat ngat,, napsu napsu makan menurun, mual-mual, kadang-kadang diikuti muntah, sakit kepala dengan rasa berat yang terus menerus, khususnya pada infeksi dengan falsiparum. Dalam keadaan keadaan menahun menahun (kronis) (kronis) gejala gejala tersebu tersebutt diatas diatas disertai disertai dengan dengan
pembesa pembesaran ran
limpa. Pada malaria berat, gejala-gejala gejala-gejala tersebut diatas disertai kejang-kejang kejang-kejang dan penurunan kesadaran kesad aran sampai koma. Pada anak, an ak, makin muda usia makin tidak tid ak jelas gejala gejala klinisny klinisnya, a, tetapi tetapi yang menonjol menonjol adalah adalah diare diare dan anemia anemia serta serta adanya adanya riwayat kunjungan atau berasal dari daerah malaria. a. Stad Stadiu ium m meng menggi gigi gill Dimu Dimula laii denga dengan n mengg menggigi igill dan peras perasaan aan sanga sangatt dingi dingin, n, nadi nadi cepat cepat lemah, bibir dan jari pucat/kebiruan. Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 sampai 1 jam.
3
b. Stadium demam Setelah merasa kedinginan penderita merasa kepanasan, muka merah, kulit kering, dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, nadi lebih kuat. Penderita merasa sangat haus dan suhu tubuh bisa mencapai 41 ºC. Stadium ini berlangsungantara 2-4 jam. c.
Stad Stadiu ium m ber berke keri ring ngat at Pende Penderi rita ta berker berkering ingat at banyak banyak,, suhu suhu badan badan menur menurun un dengan dengan cepat cepat,, kadang-kadang samapai di bawah suhu normal, dapat tidur nyenyak dan setelah bangun tidur badan terasa lelah tetapi tidak ada gejala lain. Stadium ini berlangsung antara 2-4 jam. Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria adalah : (Departemen Kesehatan RI, 2000).
E. Patofisiologi
a. Narasi Patofisiologi pada malaria masih belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada mala malaria ria terut terutam amaa mungk mungkin in berhu berhubun bungan gan dengan dengan gangg ganggua uan n alir aliran an darah darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endothelium kapiler. Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap tetap hidup. hidup. Peran Peran beberapa beberapa mediator mediator humoral humoral masih masih belum belum pasti, pasti, tetapi tetapi mungkin terlibat dalam patogenesis demam dan peradangan. peradangan. Skizogoni eksoerit eritro rosi siti tik k mung mungki kin n dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n reak reaksi si leuk leukos osit it dan dan fago fagosi sit, t, seda sedang ngka kan n
spro sprozo zoit it
dan dan
gam gametos etosit it
tida tidak k
menim enimbu bulk lkan an
peru peruba baha han n
patofisiologik. Patofisiologi malaria adalah multifaktoral dan mungkin berhubungan dengan d engan hal-hal sebagai sebaga i berikut: Penghancuran eritrosit. Eritrosit dihancurkan tidak saja oleh pecahnya eritrosit yang mengandung parasit, tetapi juga oleh fagositosis eritrosis yang meng mengan andu dung ng para parasi sitt
dan dan
yang yang tida tidak k
meng mengan andu dung ng para parasi sit, t, sehi sehing ngga ga
menyebabkan anemia dan anoksia jaringan. Dengan hemolisis intravaskular yang yang berat berat dapat dapat terj terjadi adi hemogl hemoglobi obinur nuria ia (blac (blackw kwate aterr fever) fever) dan dan dapat dapat mengakibatkan gagal ginjal.
4
Medi Mediato atorr endot endotoks oksin in makro makrofag fag.. Pada Pada saat saat skizog skizogoni oni,, erit eritros rosit it yang yang menga mengandu ndung ng paras parasit it memi memicu cu makr makrofa ofag g yang yang sensi sensiti tiff endot endotoks oksin in untuk untuk mele melepas paskan kan berbag berbagai ai media mediato torr yang yang rupany rupanyaa menye menyebab babka kan n perub perubah ahan an patofisiologi yang ya ng berhubungan dengan d engan malaria. Endotoksin tidak terdapat pada parasit malaria, mungkin asalnya dari rongga rongga saluran saluran pencerna pencernaan an dan parasit parasit malari malariaa sendiri sendiri dapat dapat melepa melepaskan skan faktor nekrosis tumor (TNF). TNF adalah suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hewan yang terinfeksi terinfeks i parasit malaria. TNF dan sitokin sitokin lain yang berhubun berhubungan, gan, menimb menimbulka ulkan n demam, demam, hipogli hipoglikem kemia ia dan sindrom penyakit pernafasan pada orang dewasa (ARDS = Adult Respiratory Respiratory Disease Sindrom) dengan sekuestrasi sel neutrofil dalam pembuluh darah paru. TNF dapat juga menghancurkan P. falciparum in vitro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit yang dihinggapi parasit pada endothelium kapiler. Konsentrasi Konsentrasi TNF dalam serum pada anak dengan malaria falciparum falciparum akut kut
ber berhub hubunga ungan n
langs angsun ung g
den dengan gan
morta rtalitas, as,
hipogl pogliikemia,
hiperparasitemia dan beratnya penyakit. Sekuest Sekuestrasi rasi eritros eritrosit it yang terinfek terinfeksi. si. Eritros Eritrosit it yang terinfek terinfeksi si dengan dengan stadium stadium lanjut lanjut P. falcipa falciparum rum dapat dapat membent membentuk uk tonjolan tonjolan-tonj -tonjolan olan (knobs) (knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen malaria dan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung P. falciparum terhadap endotelium kapiler darah dalam organ tubuh, sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi organ tubuh, bukan di sirkula sirkulasi si perifer. perifer. Eritros Eritrosit it yang terinfek terinfeksi si menempe menempell pada endotel endotelium ium kapiler darah dan membentuk gumpalan (sludge) yang membendung kapiler dalam organ tubuh. Prot Protei ein n dan caira cairan n mere meremb mbes es mela melalu luii memb membra ran n kapil kapiler er yang yang bocor bocor (menjadi lebih permeabel) dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan. Anoksia jaringan yang cukup meluas dapat menyebabkan kematian. Protein kaya histidin P. falciparum ditemukan pada tonjolan-tonjolan tersebut.
Terjad Terjadinya inya infeksi infeksi oleh parasit parasit Plasmod Plasmodium ium ke dalam dalam tubuh tubuh manusia manusia dapat terjadi melalui dua cara yaitu :
5
1. Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria 2. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia, misalnya melalui transfuse darah, suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta plase nta ibu yang terinfeksi (congenital). Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena :
Pecahnya eritrosit yang mengandung parasit
Fagositosis eritrosit yang mengandung dan tidak mengandung parasit Akib Akibat atny nyaa terj terjad adii anem anemia ia dan dan anok anoksi siaa jari jaring ngan an dan dan hemo hemoli lisi siss intravaskuler
2. Pelepasan mediator Endotoksin-makrofag Pada proses skizoni yang melepaskan endotoksin, makrofag melepaskan berbagai mediator endotoksin. endo toksin. 3. Pelepasan TNF ( Tumor necrosing factor atau factor nekrosis tumor ) Merupakan Merupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit malaria. TNF ini bertanggung jawab terhadap demam, hipoglikemia, ARDS. 4. Sekuetrasi eritrosit Eritrosit yang terinfeksi dapat membentuk knob di permukaannya. Knob ini mengand mengandung ung antigen antigen malari malariaa yang kemudia kemudian n akan bereaksi bereaksi dengan dengan antibody. Eritrosit yang terinfeksi akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dalam dan membent membentuk uk gumpala gumpalan n sehingga sehingga terjadi terjadi bendunga bendungan. n. (Price. (Price. Sylvia, 2002)
b. Pathway (Terlampir)
F. Peme Pemeri riks ksaa aan n Penu Penunj njan ang g
Diagnosa malaria didasarkan atas manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan menemukan parasit (Plasmodium) malaria dalam darah penderita. Penegakan diagnosis melalui pemeriksaan laboratorium memerlukan
6
persyaratan tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi yaitu : waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir
periode demam memasuki
periode berkeringat, karena pada periode ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi mencapai maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit. Volume darah yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler. Kualitas preparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies Plasmodium yang tepat tepat (Purwa (Purwaning ningsih, sih, 2000). 2000). Diagnos Diagnosaa malaria malaria dibagi dibagi dua (Depart (Departemen emen Kesehatan RI., 2000), yaitu : a. Secara Secara laborat laboratoriu orium m (Dengan (Dengan Pemeriks Pemeriksaan aan Sediaa Sediaan n Darah) Darah) Darah Lengkap dilakukan guna mengetahui kadar eritrosit, leukosit, dan trombosit. Biasanya pada kasus-kasus kasus-kasus malaria, malaria, dijumpai kadar eritrosit dan hemoglo hemoglobin bin yang menurun menurun.. Hal ini disebabk disebabkan an karena karena pengrusa pengrusakan kan eritrosit oleh parasit, penekanan eritropoesis dan mungkin sangat penting adalah hemolisis oleh proses imunologis. Pada malaria akut juga terjadi penghambatan
eritropoesis
pada
sumsum
tulang,
dapat
dijumpai
trombositopenia yang dapat mengganggu proses koagulasi. Pada malaria tropika yang berat maka plasma fibrinogen fibrinogen dapat menurun yang disebabkan peningkatan konsumsi kons umsi fibrinogen karena terjadinya koagulasi koagu lasi intravskuler. b. Tes Antigen : p-f test Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum P.falciparum (Histidine (Histidine Rich Protein II). Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen vivaks vivaks sudah sudah bereda beredarr dipas dipasar aran an yaitu yaitu denga dengan n meto metode de ICT. ICT. Tes Tes sejen sejenis is dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL. Optim ptimal al dapa dapatt mende endete teks ksii dari dari 0-20 0-200 0 para parasi sit/ t/ul ul dara darah h dan dan dapa dapatt membedakan membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. P.vivax. Sensitivitas sampai 95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes cepat (Rapid test). c). Tes Serologi Tes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dengan memakai tekhnik tekhnik indirect indirect fluoresc fluorescent ent antibody antibody test. test. Tes ini berguna berguna mendete mendeteksi ksi
7
adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru ; dan test > 1:20 dinyatakan positif . Metode-metode tes serologi antara lain indirect haemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA test, radio-immunoassay. d).
Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) --->pemeriksaan infeksi Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplifikasi DNA, DNA, waktu waktu dipakai dipakai cukup cukup cepat cepat dan sensiti sensitivita vitass maupun maupun spesifi spesifitasn tasnya ya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin.
G. Penatalaksanaan
a. Non Farmakologi The Center for disease Control and Prevention Prevention (CDC) merekomendasikan merekomendasikan hal berikut untuk membantu mencegah merebaknya malaria: 1. Semprotkan Semprotkan atau atau gunakan gunakan obat pembasmi pembasmi nyamuk nyamuk di sekitar tempat tidur 2. Gunakan Gunakan pakaia pakaian n yang bisa menutu menutupi pi tubuh disaat disaat senja senja sampai sampai fajar fajar 3. Atau Atau bisa menggun menggunkan kan kelamb kelambu u di atas tempat tempat tidur, tidur, untuk untuk menghala menghalangi ngi nyamuk mendekat 4. Janga Jangan n biark biarkan an air tergena tergenang ng lama di got, bak mandi, mandi, bekas bekas kalen kaleng g atau atau tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk
b. Terapi Farmakologi Pengobatan Pengobatan yang diberikan diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunu membunuh h semua semua stadium stadium parasit parasit yang ada di dalam dalam tubuh tubuh manusia. manusia. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan kilinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan.
8
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong kosong karena karena bersifat bersifat iritasi iritasi lambung lambung,, oleh sebab itu penderit penderitaa harus harus makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria. 1. Pemb Pember eria ian n obat obat ant antii malar malaria ia a. Skizont Skizontisid isid jaringa jaringan n primer yang membasm membasmii parasit parasit pra-eritro pra-eritrosit, sit, yaitu yaitu proguanil, pirimetamin b. Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit ekso-eritroit, yaitu primakuin c. Skiz Skizont ontis isid id darah darah yang yang memb membasm asmii parasi parasitt fase fase erit eritros rosit it,, yait yaitu u kina, kina, klorokuin, dan amodiakuin d. Game Gametos tosid id yang yang mengh menghanc ancurk urkan an bentuk bentuk seksu seksual al.. Prim Primak akuin uin adalah adalah game gameto tosid sid yang yang ampuh ampuh bagi bagi keemp keempat at spesi spesies. es. Game Gameto tosid sid untuk untuk P.vivax, P.malaria, P.ovale, adalah kina, klorokuin, dan amidokuin e. Spor Sporon onto tosi sid d menc menceg egah ah game gameto tosi sid d dala dalam m dara darah h untu untuk k memb memben entu tuk k ookista dan sporozoid dalam nyamuk anopheles, yaitu primakuin dan proguanil. 2. Pemb Pember eria ian n obat obat anti anti malari malariaa berat berat Artesun Artesunat at parenter parenteral al direkom direkomenda endasika sikan n untuk untuk digunaka digunakan n di Rumah Rumah Sakit Sakit atau Puskesm Puskesmas as perawat perawatan, an, sedangka sedangkan n arteme artemeter ter intram intramusku uskular lar direk direkom omend endasi asikan kan untuk untuk di lapan lapangan gan atau atau Puske Puskesm smas as tanpa tanpa fasil fasilit itas as perawatan. Obat ini tidak boleh bo leh diberikan dib erikan pada ibu hamil trimester 1 yang yan g menderita malaria berat. Kemasan dan cara pemberian artesunatArtesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi 0,6 ml natrium bikarbonat 5%. Untuk membuat larut larutan an artes artesuna unatt dengan dengan menca mencamp mpur ur 60 mg serbuk serbuk kerin kering g arte artesun sunik ik dengan larutan 0,6 ml natrium bikarbonat 5%. Kemudian ditambah larutan Dextrose 5% sebanyak 3-5 ml. Artesunat diberikan dengan loading dose secara bolus: 2,4 mg/kgbb per-iv selama ± 2 menit, dan diulang setelah 12 jam dengan dosis yang sama. Selanjutnya artesunat diberikan diber ikan 2,4 mg/kgbb mg/k gbb per-iv satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Larutan
9
artesunat ini juga bisa diberikan secara intramuskular (i.m.) dengan dosis yang sama. Bila penderitasudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan deng dengan an regi regime men n arte artesu suna natt + amod amodia iaku kuin in + prim primak akui uin n (Lih (Lihat at dosi dosiss pengobatan lini pertama perta ma malaria falsiparum tanpa tanp a komplikasi). Kemasan Kemasan dan cara cara pemberia pemberian n artemet artemeter. er. Arteme Artemeter ter intramu intramuskul skular ar tersedia dalam ampul yang berisi 80 mg artemeter dalam larutan minyak Arteme Artemeter ter diberika diberikan n dengan dengan loading loading dose: dose: 3,2mg/kg 3,2mg/kgbb bb intram intramusku uskular lar Selanj Selanjutny utnyaa artemet artemeter er diberika diberikan n 1,6 mg/kgbb mg/kgbb intramu intramuskul skular ar satu satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin. 3. Kem Kemopro oprofi fila laks ksis is Kemo Kemopr profi ofila laksi ksiss bertuj bertujua uan n untuk. untuk. mengu menguran rangi gi resik resiko o terin terinfek feksi si mala malari riaa sehi sehing ngga ga bila bila teri terinf nfek eksi si maka maka geja gejala la klin klinis isny nyaa tida tidak k bera beratt Kemopro Kemoprofil filaksi aksiss ini ditujuka ditujukan n kepada kepada orang orang yang bepergian bepergian ke daerah daerah endem endemis is mala malari riaa dalam dalam waktu waktu yang yang tidak tidak terla terlalu lu lama lama,, sepert sepertii turis, turis, peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain Untuk kelompok atau individu yang akan bepergian/ bepergian/tuga tugass dalam dalam jangka jangka waktu waktu yang lama, sebaikny sebaiknyaa menggunakan personaI protection seperti pemakaian kelambu, repellent, kawat kassa dan Iain-lain. Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi Plasmodium falciparum terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan untuk kemoprofilaksis kemoprofilaksis Doksisiklin Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgbb selama selama tidak tidak Iebih Iebih dari 4-6 minggu. minggu. Doksisi Doksisikli klin n tidak tidak boleh boleh diberika diberikan n kepada anak umur < 8 tahun dan ibu hamil. Kemoprofilaksis untuk Plasmodium vivax dapat diberikan klorokuin denga dengan n dosis dosis 5 mg/k mg/kgbb gbb seti setiap ap mingg minggu. u. Obat Obat terse tersebut but dimi diminum num satu satu mingg minggu u sebel sebelum um masuk masuk ke daerah daerah endem endemis is sampai sampai 4 mingg minggu u setel setelah ah kembali. Dianjurkan tidak menggunakan klorokuin lebih dan 3-6 bulan.
10
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
A.Identitas Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan d an jam masuk rumah sakit, nomer register, reg ister, diagnosis medis B. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Kelu Keluhan han utama utama yang yang serin sering g menja menjadi di alasa alasan n klien klien untuk untuk memi meminta nta pertolongan kesehatan adalah Pasien biasanya mengeluh suhu tubuhnya panas, pusing, mual, muntah, lemah, sesak nafas, pucat yang menunjukkan anemia. b. Riwayat penyakit sekarang sekara ng Pasien biasanya mengeluh suhu tubuhnya panas, pusing, Kulit kuning dan perut kelihatan kelihatan membesar membesar bila sudah dalam kondisi parah, hilangnya hilangnya nafsu makan dan kadang mual. Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran napas bagian atas infeksi lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb yang berfungsi sebagai alat transport. c. Riwayat penyakit dahulu Pengkajian yang perlu ditanyakan pada RPD meliputi adanya Riwayat transfus transfusee darah/ darah/ komponen komponen darah, darah, penyakit penyakit ginjal ginjal kronis, kronis, hepar, hepar, kanker, kanker, infeksi kronis, pernah mengalami pendarahan, dan alergi multiple. d. Riwayat penyakit keluarga Perlu dikaji apakah kedua orang tua menderita malaria, maka anaknya berisiko menderita malaria. Oleh karena itu, konseling pranikah sebenarnya perlu dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya penyakit yang mungkin disebabkan karena keturunan.
11
C. Activity Daily Living 1. Aktivitas/ istirahat Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. 2. Sirkulasi Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat cepat (fase (fase demam demam)) Kuli Kulitt hangat hangat,, diures diuresis is (diaph (diaphore oresis sis ) karena karena vasodil vasodilatas atasi. i. Pucat Pucat dan lembab lembab (vaso (vaso kontriks kontriksi), i), hipovole hipovolemia mia,pen ,penuruna urunan n aliran darah. 3. Eliminasi Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine Tanda : Distensi abdomen 2. Makan Makanan an dan dan caira cairan n Gejala : Anoreksia mual dan muntah Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine. 3. Neur Neuro o sens sensor orii Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan. Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma. 4. Pern Pernap apas asan an.. Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan . Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas 5. Penyulu Penyuluhan/ han/ pembela pembelajara jaran n Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol, riwayat riwayat splenekt splenektomi, omi, baru saja menjala menjalani ni operasi operasi// prosedu prosedurr invasif, invasif, luka traumatik . D. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum Klien Klien biasanya biasanya terliha terlihatt lemah lemah dan tampak tampak pucat, pucat, perut perut membunc membuncit it akibat hepatomegali, bentuk muka mongoloid, ditemukan ikterus.
12
b.
TTV
c.
TD: Hipotensi Nadi: Takikardi (>100x/menit)
RR: Takipneu (>24 x/menit)
Suhu: Bisa naik (> 40˚C) Review of system
BI (Breath) Pasien dengan Malaria Bila gejala telah lanjut klien mengeluh sesak nafas, pernafasan dangkal, cepat, melaui hidung disertai penggunaan otot bantu pernafasan. B2 (Blood) Hasil Hasil pemeri pemeriksaa ksaan n kardiova kardiovaskul skuler er klien klien Malari Malariaa dapat dapat ditemuk ditemukan an tekanan darah hipotensi, nadi bradikardi, takikardi. Frekuensi nadi cepat dan dan lema lemah h berh berhub ubun unga gan n deng dengan an home homeos osta tati tiss tubu tubuh h dala dalam m upay upayaa menyeimbangkan kebutuhan oksigen perifer. Biasanya ketika dilakukan pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan gambar gambaran an Anisos Anisosit itosi osiss (sel (sel darah darah tidak tidak terbe terbent ntuk uk secar secaraa semp sempurn urna), a), Hipokrom (jumlah (jumlah sel berkurang), berkurang), Poikilositosis Poikilositosis (adanya bentuk sel darah yang tidak normal) normal),, Pada sel target target terdapat terdapat fragmentos fragmentosit it dan banyak banyak terdapat sel normablast, Kadar haemoglobin rendah dijumpai pada malaria berat disertai syndroma syndro ma anemia, yaitu kurang dari dar i 6 mg/dl. B3 (Brain) Statu tatuss ment mental al pada pada pasi pasien en malar alaria ia kond kondis isii lanj lanjut ut bisa bisa terj terjad adii penurunan kesadaran, kesadar an, gelisah, kejang. B4 (Bladder) Pada klien dengan malaria biasanya ditemukan BAK lebih sering, bisa terjadi terjadi urine urine berwarna berwarna gelap, gelap, Palpasi Palpasi adanya adanya distesi distesi bladder bladder (kandung (kandung kemih). B5 (Bowel) Selaput Selaput mukosa mukosa kering, kering, kesulit kesulitan an dalam dalam menelan menelan,, kembung kembung,, nyeri nyeri tekan pada epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran
13
limpa, pembesaran hati, abdomen tegang, terdapat pembesaran limpa dan hati (hepato dan splemagali). B6 (Bone) Kulit Kulit kelihat kelihatan an pucat pucat karena karena adanya adanya penuruna penurunan n kadar kadar hemoglo hemoglobin bin dalam darah, selain itu warna kulit kekuning- kuningan. Nyeri otot / sendi, kelemahan, penurunan aktifitas. 2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada pasien malaria adalah sebagai berikut: 1. Penin eningk gkat atan an
suhu suhu
tubu tubuh/ h/
hipe hipert rter erm mia
b.d b.d
peni pening ngka kata tan n
ting tingka katt
metabolisme, dehidrasi, perubahan pada regulasi temperatur. 2. Nutrisi Nutrisi kurang kurang dari dari kebutuhan kebutuhan tubuh tubuh b. d mual, mual, muntah muntah dan anoreksi anoreksia. a. 3. Nyeri Nyeri akut, akut, sakit kepala kepala b.d b.d peningkat peningkatan an tekanan tekanan vaskula vaskularr serebral serebral 4. Ganggua Gangguan n mobil mobilitas itas b.d kelemah kelemahan an tubuh tubuh
3.
Inte Interv rven ensi si Kep Keper eraw awat atan an
Dx. Dx. 1 Peni Pening ngka kata tan n suhu suhu tubu tubuh/ h/ hipe hipert rter ermi miaa b.d b.d peni pening ngka kata tan n ting tingka katt metabolisme, dehidrasi, perubahan pada regulasi temperatur. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, suhu tubuh klien turun. Kriteria Hasil:
TTV dalam batas normal: S = 36,5 – 37,5˚C
Turgor kulit < 2 det
Input dan output cairan balance
Mukosa bibir lembab
Intervensi: 1. Pantau Pantau suhu pasien, pasien, perhati perhatikan kan pasien pasien menggigi menggigil/ l/ diaforesi diaforesis. s. R: Suhu 38,9- 41,1 c menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam demam dapat dapat membant membantu u dalam dalam diagnosi diagnosiss mis: mis: kurva kurva demam demam lanjut lanjut berakhir lebih dari 24 jam menunjukkan pneumonia, demam. Menggil merupakan puncak suhu.
14
2. Pant Pantau au suhu lingk lingkung ungan an , batas batasii / tamb tambah ahkan kan linen linen temp tempat at tidur tidur sesuai sesuai indikasi. R: Suhu ruangan/ ruangan/ jumalh jumalh selimut selimut harus harus diubah diubah untuk untuk mempert mempertahan ahankan kan suhu mendekati normal. 3. Berikan Berikan kompre kompress mandi hangat hangat,, hindari hindari pengguna penggunaan an alkohol. alkohol. R: Dapat membantu mengurangi demam. 4. Beri Berikan kan seli selimu mutt pend pending ingin in R: Digunakan untuk mengurangi demam dengan umumnya lebig besar dari 39,5- 40 c pada waktu terjadi kerusakan/ gangguan pada otak. 5. Kolabora borassi Berikan antipiretik misalnya : ASA (Aspirin), asetaminofen (Tylenol). R: Digu Diguna naka kan n untu untuk k meng mengur uran angi gi dema demam m deng dengan an aksi aksi sent sentra rall pada pada hipo hipota tala lamu mus, s, mesk meskip ipun un dema demam m
mung mungki kin n
dapa dapatt
berg bergun unaa
dala dalam m
membatasi membatasi pertumbuhan pertumbuhan organisme organisme dan meningkatkan meningkatkan autodestruksi autodestruksi dari sel- sel yang terinfeksi.
Dx. 2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d mual, muntah dan anoreksia. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi. Kriteria Hasil:
Tidak terjadi mual
Muntah (-)
Anoreksia (-)
BB ideal
Intervensi: 1. Cata Catatt status status nutri nutrisi si pasien, pasien, catat catat turgor turgor kulit kulit , berat berat badan badan dan deraj derajat at kekurangan berata badan, integritas kulit, adanya tonus usus, riwayat mual/ muntah atau diare. R: Berguna Berguna untuk untuk mendefi mendefinisi nisikan kan derajat derajat// luasnya luasnya masalah masalah dan pilihan pilihan intervensi yang tepat. 2. Pastika Pastikan n pola diet diet biasa biasa pasien, pasien, yang yang disukai/ disukai/ tidak tidak disuka disukai. i.
15
R: Memb Memban antu tu dalam dalam mengi mengiden denti tifik fikasi asi kebut kebutuha uhan/ n/ kekuat kekuatan an khusus khusus.. Pertimbangkan keinginan individu untuk memperbaiki makanan. 3. Awasi Awasi masukan masukan// pengeluar pengeluaran an dan berat berat badan secara secara periodi periodik. k. R: Berguna dalam menukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan. 4. Selidi Selidiki ki anoreksia, anoreksia, mual, mual, muntah muntah dan catat catat kemungkinan kemungkinan hubungan hubungan dengan dengan obat. Awasi frekuensi, volume, konsistensi feses. R: Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan / penggunaan nutrien. 5. Dorong Dorong makan makan dengan dengan sering sering dengan dengan porsi porsi sedikit. sedikit. R: Membant Membantu u menghem menghemat at energi energi khususn khususnya ya bila kebutuha kebutuhan n metabol metabolik ik meningkat saat demam. 6. Berika Berika perawa perawatan tan mulut mulut sesudah sesudah maupun maupun sebelum sebelum tindak tindakan. an. R: Menu Menuru runk nkan an rasa rasa tak tak enak enak kare karena na sisa sisa munt muntah ah atau atau obat obat untu untuk k pengobatan respirasi respiras i yang merangsang pusat pus at muntah. 7. Dorong Dorong orang orang terde terdekat kat untuk untuk memb memberi erikan kan makana makanan. n. R: Membuat lingkungan sosial lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural. 8. Kolabora borassi Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet. R: Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik pasien.
Dx. 3 Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskular serebral Tujuan: Setel Setelah ah dila dilakuk kukan an tinda tindaka kan n kepera keperawa wata tan n selam selamaa 1 x 24 jam, jam, nyeri nyeri klien klien berkurang. Kriteria Hasil:
Grimace (-)
Pusing berkurang
Skala nyeri 2 – 5
Nadi: 60 – 80
Intervensi:
16
1. Pertaha Pertahankan nkan tira tirah h baring baring pada pasie pasien n selama selama fase fase akut. akut. R: Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi. 2. Berikan tindakan tindakan nonfarmakolog nonfarmakologii untuk menghilangkan menghilangkan sakit sakit kepala, misal; kompres dingin, pijat, relaksasi. R: Menur Menurunk unkan an tekan tekanan an vaskul vaskular ar serebr serebral al dan memp memper erlam lambat bat respo respon n simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. 3. Minima Minimalkan lkan aktivit aktivitas as yang dapat dapat meningk meningkatka atkan n sakit kepala kepala.. R: Aktivi Aktivitas tas yang meningkat meningkat menyeba menyebabkan bkan sakit sakit kepala kepala karena karena adanya adanya peningkatan tekanan vaskular serebral. 4. Bantu Bantu pasien pasien dalam dalam ambulas ambulasii sesuai sesuai kebut kebutuhan uhan.. R: Pasien Pasien biasany biasanyaa mengala mengalami mi pusing pusing juga kadang kadang mengal mengalami ami hipoten hipotensi si postural. Meningkatkan kenyamanan umum. 5. Berikan Berikan cairan, cairan, makana makanan n lunak, perawa perawatan tan mulut mulut yang teratur teratur jika terjadi terjadi perdarahan hidung. hidung . R: Kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan napas mulut. 6. Kolabora borassi: Berikan analgesic sesuai indikasi R: Menurunkan nyeri dan menurunkan rangsang simpatis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. E. Mariylynn. (2000). Rencana (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Keperawatan. Jakarta: EGC Mansjoer. A. (2000). Kapita (2000). Kapita selekta kedokteran. kedokteran. Jakarta : Media aesculapius. FK UI. (1996). Buku (1996). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Balai penerbit FKUI. Spiritia. Spiritia. (2000), Malaria. Malaria. (http://medicafarma..com/2008/05/malaria.html, diperoleh pada tanggal 04 Maret 2013.
18