LAPORAN PENDAHULUAN CRUSH INJURY PADA LOWER EXTREMITY
Oleh: PRIYAN PRATMANTO G4D014047
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAULTAS ILMU!ILMU ESEHATAN JURUSAN EPERAWATAN PURWOERTO
"01# CRUSH INJURY PADA LOWER EXTREMITY A L$%$& 'el$($)*
Crush injury berasal dari bahasa Inggris Crush “ hancur” dan Injuri “ luka” , yang definisikan sebagai Luka yang hancur pada extremitas atau anggota badan lain yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang serius, meliputi; kulit dan jaringan lunak dibawa kulit, kerusakan pembuluh darah, persarafan, tendon, fascia , bone joint lokasi penghubung anatara tulang !, kerusakan tulang serta komponen didalam tulang" #enurut $"% Centers for &isease Control and 're(ention C&C! )**+! , lokasi yang sering terjadi crush injury meliputi ; extremitas inferior -., extremitas superior /*., serta organ lain /*." 'enyebab
crush
injury
biasanya
tertimpa
object
berat0lebar,
motor
kecelakaan lalu lintas! , kecelakaan industrial, atau sarana angkut! jalan kereta api yang menggulung di atas kaki, dan crush injury dari peralatan industri"
1 De+,),-, Crush
Injury didefinsikan sebagai luka yang hancur
pada extremitas atau
anggota badan lain yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang serius, meliputi; kulit dan jaringan lunak dibawa kulit, kerusakan pembuluh darah, persarafan, tendon, fascia , bone joint lokasi penghubung anatara tulang !,
kerusakan
tulang serta
komponen didalam tulang" Crush injury lebih sering mengenai anggota gerak dibanding anggota tubuh yang lain" C P$%.+,-,.l.*,
'ada crush injury kerusakan lapisan kulit dan subkutan dapat mempermudah masuknya kuman melalui lokasi luka yang terbuka sehingga sangat penting pada ada anamnesis dapat diketahui mengenai mekanisme trauma dan lokasi kejadian, agar dapat mengetahui risiko terjadinya infeksi" 2erusakan pembuluhh darah dapat disebabkan oleh kekuatan crush injury yang mengakibatkan hilangnya suplai darah ke otot" 1iasanya otot dapat bertahan selama jam tanpa aliran darah warm ischemia time! masuk dalam sel otot, kemudian sel3sel otot akan mati" %elanjutnya terjadi kebocoran membrane plasma sel otot serta kerusakan pembuluh darah yang akan mengakibatkan cairan intra(askuler akan terakumulasi ke jaringan yang cedera" 4al ini dapat dapat menyebabkan hipo(elemia yang signifikan
sehingga mengakibatkan terjadi syok hipo(olemik, serta kehilangan ion calcium Ca5! sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hipokalsemia" 2erusakan saraf tibialis, dapat mengakibatkan hilangnya reflek neurologis yang signfikan pada sebelah distal regio cruris, sebab cabang n"6ibialis dapat menginer(asi regio pedis" 7ika tulang patah maka periosteum dan pembuluhh darah pada kortek,
sum3
sum dan jaringan lunak sekitarnya mengalami gangguan 0 kerusakan" 'erdarahan terjadi dari ujung tulang yang rusak dan dari jaringan lunak otot! yang ada disekitarnya" 4ematoma terbentuk pada kannal medullary antara ujung fraktur tulang dan bagian bawah periosteum" 7aringan nekrotik ini menstimulasi respon inflamasi yang kuat yang dicirikan oleh (asodilasi, eksudasi plasma dan lekosit , dan infiltrasi oleh sel darah putih lainnya" 2erusakan pada periosteum dan sum3sum tulang dapat mengakibatkan keluarnya sumsum tulang terutama pada tulang panjang, sumsum kuning yang keluar akibat fraktur masuk ke dalam pembuluh darah dan mengikuti aliran darah sehingga mengakibatkan terjadi emboli lemak 8at emboly !" 9pabila emboli lemak ini sampai pada pembuluh darah kecil, sempit, dimana diameter emboli lebih besar dari pada diameter pembuluh darah maka akan terjadi hambatan aliran3aliran darah yang mengakibatkan perubahan perfusi jaringan" :mboli lemak dapat berakibat fatal apabila mengenai organ3organ (ital seperti otak, jantung, dan paru3paru" 2erusakan pada otot dan jaringan lunak juga dapat menimbulkan nyeri yang hebat karena adanya spasme otot" %edangkan kerusakan pada tulang itu sendiri mengakibatkan terjadinya perubahan ketidakseimbangan dimana tulang dapat menekan persyarafan pada daerah yang terkena fraktur sehingga dapat menimbulkan penurunan fungsi syaraf, yang ditandai dengan kesemutan, rasa baal dan kelemahan" %elain itu apabila perubahan susunan tulang dalam keadaan stabil atau benturan akan lebih mudah terjadi proses penyembuhan fraktur dapat dikembalikan sesuai dengan anatominya" 1iasanya jika penanganan awal tidak dilakukan dengan baik, akan berkembang timbul tanda3tanda dari crush syndrome yang mana akibat kerusakan sel3sel otot sebagai akibat dari crush injury" Crush syndrome ditandai dengan adanya gangguan sistemik"
D Ge/$l$ $) T$)$
ejala dan tanda jelas berbeda tergantung dari keparahan crush injury" 'ada trauma yang ringan dapat ditandai dengan adanya luka robek, nyeri terlokasir dan ringan"
lokasi lesi, dan sering dijumpai kerusakan hebat terhadap kulit, jaringan lunak , fascia, saraf, pembuluhh darah, tulang serta tendon dan organ lainnya" 1eberapa tanda yang mungkin dan sering timbul yaitu; klinis pada kulit mungkin hampir sama dengan trauma bukan crush injury, bengkak daerah trauma, paralisis jika mengenai (ertebra!, parestesi, nyeri, pulsasi ujung distal dari lokasi trauma mungkin ada atau tidak ada, mioglobinuri yang mana warna urine menjadi merah gelap atau coklat"
E E%,.l.*,
'enyebab utama dari crush injury adalah banyak faktor antara lain ; tertindih oleh objek berat, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja pada Industri, kecelakaan kerja lain yang menyebabkan luka hancur yang serius"
F Pe)$%$l$(-$)$$)
'ada crush injury , perlu adanya penanganan yang sergera , karena lebih dari =3> jam setelah kejadian, jika tidak dapat ditangani dengan baik akan menyebabkan kondisi pasien semakin memburuk dan terjadi banyak komplikasi lain yang dapat memperberat kondisi pasien dan penanganan selanjutnya menjadi semakain sulit" 'enanganan pada crush injury dapat dimulai dari tempat kejadian yaitu dengan prinsip primary surface 91C! terutama mempertahankan atau mengurangi perdarahan dengan cara bebat tekan sementara dilarikan ke rumah sakit" 'enanganan di rumah sakit harus di awali dengan
prinsip 96L%" 'emberian
oksigen ?)! guna mencegah terjadinya hipoksia jaringan serta terutama organ3organ (ital" 2emudian dilanjutkan dengan terapi cairan, terapi cairan awal harus diarahkan untuk mengoreksi takikardia atau hipotension dengan memperluas (olume cairan tubuh dengan cepat dengan menggunakan cairan
@
/3/"A L0jam 1arberaB #acintyre, /++=;
onale, )**A; unal et 9l", )**-; #alinoski et 9l", )**-; %tewart, )**A!" $ntuk mencegah gagal ginjal dengan hidrasi yang sesuai, anjuran terapi akhirD akhir ini berupa pemberian cairan Intra(ena dan manitol untuk mempertahankan diuresis minimal E**3 -** mL0jam, dalam hal ini penting dipasang folley cateter guna menghitung balance cairan masuk dan cairan keluar #alinoski et 9l", )**-!" Folume agresif ini dapat mencegah kematian yang cepat dan dikenal sebagai penolong kematian, dimana dapat memperbaiki perfusi jaringan yang iskemik sebagai akibat crush injury"
natrium
bikarbonat,
perawatan
lain
memperbaiki hiperkalemia, tergantung pada cedera
mungkin
diperlukan
untuk
yang mengancam, biasanya
diberikanH /" )" E" -" A"
Insulin dan glukosa" 2alsium 3 intra(ena untuk disritmia" 1eta3) agonists 3 albuterol, metaproterenol sulfat 9lupent!, dll 2alium3pengikat resin seperti natrium sulfonat polystyrene 2ayexalate!" &ialisis, terutama pada pasien gagal ginjal akut
'emberian #anitol intra(ena memiliki tindakan yang menguntungkan beberapa korban crush syndrome guna melindungi ginjal dari efek rhabdomyolisis, peningkatan (olume cairan ekstraselular, dan meningkatkan kontraktilitas jantung" %elain itu, intra(ena manitol selama -* menit berhasil mengobati sindrom kompartemen, dengan menghilangkan gejala dan mengurangi bengkak edema!" #anitol dapat diberikan dalam dosis / gram 0 kg atau ditambahkan ke cairan intra(ena pada pasien sebagai infuse lanjutan" &osis maksimum adalah )** gm0d, dosis yang lebih tinggi dari ini dapat merusak fungsi ginjal" #annitol boleh diberikan hanya setelah aliran urin baik yang dikoreksi dengan cairan IF lain sebelumnya" Luka harus dibersihkan, debridemen, dan ditutup dengan dressing sterile dengan kain kasa" Lokasi cedera diangkat lebih tinggi dari posisi jantung akan membantu untuk membatasi edema dan mempertahankan perfusi" 9ntibiotik intra(ena sering digunakan guna mencegah infeksi, obat3obatan untuk mengontrol rasa sakit analgetik! dapat diberikan yang sesuai" 6orniket yang kontro(ersial perlu jika perdarahan aktif , namun biasanya jarang digunakan" 9mputasi di lapangan atau tempat kejadian digunakan hanya sebagai upaya terakhir" Ini mungkin sesuai strategi penyelamatan untuk pasien yang hidupnya berada dalam bahaya langsung dan yang tidak dapat melepaskan diri dengan cara lain" Ini merupakan bidang yang sulit dengan prosedur yang sangat meningkatkan risiko infeksi
dan perdarahan pada pasien" 9mputasi dirumah sakit harus dilakukan oleh dokter ahli yang berkompeten berdasarkan keahlian" 'ada amputasi bawah lutut dapat dilakukan jika ada kerusakan yang sulit untuk dipertahan lagi dan kerusakan fungsi komponen yang terdapat pada daerah bawah lutut under of knee! yang melibatkan kerusakan kulit , soft tissue, otot, (askularisasi, persarafan, tendon, fascia
serta tulang" %ehingga amputasi pada daerah bawah lutut
dapat dilakukan dengan cara mempertahankan otot dan komponen lainnya serta kondilus tulang paha, namun pada kasus crush injury egio cruris!
yang kerusakannya
mencapai tulang patella, dapat dilakukan tindakan amputasi daerah diatas lutut 9mputation abo(e the knee!"'astikan tindakan ini membantu pasien untuk berlatih seketika setelah amputasi, supaya dapat memperkuatH otot adductor sisa, mencegah prosthesis gerakkan keluar ketika ia berjalan, dan otot extensors, sebab kedua fungsi otot ini akan
melebarkan pinggul pasien dan prosthesis, yang mana
untuk membentuk
lututnya dan juga harus belajar untuk menyeimbangkan pinggulnya sebagai ganti otot yang diamputasi" 6ujuan operasi amputasi bawah lutut adalah untuk menghasilkan sebuah alat gerak yang padat, berbentuk silindris, bebas dari jaringan parut yang sensitif dengan tulang yang cukup baik ditutupi oleh otot dan jaringan subkutan yang sesuai dengan panjangnya" $jung puntung sebaiknya dilapisi oleh jaringan kulit, subkutan, fasia dan otot yang sehat dan tidak melekat" &alam hal ini sangat penting pengetahuan yang lebih mengenai anatomi dan fisiologi pada lokasi amputasi" ?leh karena itu tindakan ini harus dilakukan oleh ahli orthopedic"
9dapun indikasi yang sangat penting diketahui yaitu H / Live saving menyelamatkan jiwa!, contoh trauma disertai keadaan yang mengancam jiwa perdarahan dan infeksi!" %angat mengancam nyawa bila dibiarkan, misalnya pada crush injury, sepsis yang berat, dan adanya tumor ganas" ) Limb saving memanfaatkan kembali kegagalan fungsi ekstremitas secara maksimal!, seperti pada kelainan kongenital dan keganasan" 9nggota gerak tidak berfungsi sama sekali, sensibilitas anggota gerak
hilang sama sekali, adanya
nyeri yang hebat, malformasi hebat atau ostemielitis yang disertai dengan kerusakan tulang hebat" %erta kematian jaringan baik akibat diabetes melitus !, penyakit (askuler, setelah suatu trauma, dapat di indikasikan amputasi"
G .23l,($-, 1. Hypotensi 2. Crush Syndrome 3. ena! fai!ure ". Compartmen Syndrome #. Cardiac $rrest ONSEP DASAR ASUHAN EPERAWATAN
A Pe)*($/,$)
/" Identitas
fasilitas
kesehatan,
keluhan
utama
pasien
dan
gangguan
muskuloskeletal meliputi H a!
%uhu dingin dan kurang akti(itas biasanya meningkatkan kekakuan sendi" %uhu panas biasanya menurunkan spasme otot" c! 1engkak H tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan, apakah juga disertai dengan nyeri, karena bengkak dan nyeri sering menyertai cedera pada otot" 'enyakit degenerasi sendi sering kali tidak timbul bengkak pada awal serangan, tetapi muncul setelah beberapa minggu terjadi nyeri" &engan istirahat dan meninggikan bagian tubuh, ada yang dipasang gips" Identifikasi apakah ada panas atau kemerahan karena tanda tersebut menunjukkan adanya inflamasi, infeksi atau cedera" d!
&eformitas dan imobilitas H tanyakan kapan terjadinya, apakah tiba3tiba atau bertahap, apakah menimbulkan keterbatasan gerak" 9pakah semakin memburuk dengan akti(its, apakah dengan posisi tetentu makin memburuk" 9pakah lansia menggunakan alat bantu kruk, tongkat, dll!
e! 'erubahan sensori H tanyakan apakah ada penurunan rasa pada bagian tubuh tertentu" 9pakah menurunnya rasa atau sensasi tersebut berkaitan dengan nyeri" 'enekanan pada syaraf dan pembuluh darah akibat bengkak, tumor atau fraktur dapat menyebabkan menurunnya sensasi" A" iwayat 2esehatan 2eluarga iwayat penyakit keluarga perlu diketahui untuk menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi misalnya penyakit diabetes melitus yang merupakan predisposisi penyakit sendi degeneratif, 61C, artritis, riketsia, osteomielitis, dll! =" iwayat Lingkungan 4idup 'engkajian terhadap lingkungan hidup lansia" %eperti lingkungan keluarga, tetangga, dan lain3lain" " iwayat ekreasi 'engkajian terhadap seberapa seringnya lansia melakukan rekreasi" >" %umber0%istem 'endukung 'engkajian terhadap siapa saja sistem pendukung pada lansia, seperti pasangan, anak, teman, saudara, atau tetangga" +" &eskripsi 4ari 2husus 'engkajian terhadap hari khusus yg di miliki oleh lansia" /*" iwayat 2esehatan dahulu
&ata ini meliputi kondisi kesehatan indi(idu" &ata tentang adanya efek langsung atau tidak langsung terhadap muskuloskeletal, misalnya riwayat trauma atau kerusakan tulang rawan, riwayat artritis dan osteomielitis" //" 'emeriksaan 8isik 6injauan %istem! 'emeriksaan 8isik secara umum keadaan umum, integument, kepala, mata, telinga, hidung
dan
sinus,
mulut
dan
tenggorokan,
leher, payudara,
pernafasan,
kardio(askuler, gastrointestinal, perkemihan, muskuloskletal, sistem saraf pusat, sistem endokrin, reproduksi! tidak mengalami gangguan sehingga tidak menjadi pengkajian secara khusus"
Pe)*($/,$) Tl$)* 'el$($)*
&eformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu H /! %koliosis de(iasi kur(antura lateral tulang belakang! o
1ahu tidak sama tinggi
o
aris pinggang yang tidak simetris
o
%kapula yang menonjol
%koliosis tidak diketahui penyebabnya idiopatik!, kelainan kongenital, atau akibat kerusakan otot para3spinal, seperti poliomielitis" )! 2ifosis kenaikan kur(antura tulang belakang bagian dada!" %ering terjadi pada lansia dengan osteoporosis atau penyakti neuromuskular"
E! Lordosis membebek, kur(antura tulang bagian pinggang yang berlebihan" Lordosis bisa ditemukan pada wanita hamil 'ada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk melihat seluruh punggung, bokong dan tungkai" 'emeriksan kur(antura tulang belakang dan kesimetrisan batang tubuh dilakukan dari pandangan anterior, posterior dan lateral" &engan berdiri di belakang pasien, perhatikan setiap perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka" Lipatan bokong normalnya simetris" 2esimetrisan bahu, pinggul dan kelurusan tulang belakang diperiksa dalam posisi pasien berdiri tegak dan membungkuk ke depan" •
Pe)*($/,$) S,-%e2 Pe&-e),$)
'engkajian sistem perssendian dengan pemeriksaan luas gerak sendi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas dan adanya benjolan" 'emeriksaan sendi menggunakan alat goniometer, yaitu busur derajat yang dirancang khusus untuk e(akuasi gerak sendi" /! 7ika sendi diekstensikan maksimal namun masih ada sisa fleksi, luas gerakan ini diangap terbatas" 2eterbatasan ini dapat disebabkan oleh deformitas skeletal, patologik sendi, kontraktur otot dan tendon sekitar" )! 7ika gerakan sendi mengalami gangguan atau nyeri, harus diperiksa adanya kelebihan cairan dalam kapsulnya efusi!, pembengkakan dan inflamasi" 6empat yang paling sering terjadi efusi adalah pada lutut" 'alpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasi mengenai integritas sendi" %uara “gemeletuk”dapat menunjukkan adanya ligamen yang tergelncir di antara tonjolan tulang" 9danya krepitus karena permukaan sendi yang tidak rata ditemukan pada pasien artritis" 7aringan sekitar sendi terdapat benjolan yang khas ditemukan pada pasien H
/! 9rtritits reumatoid, benjolan lunak di dalam dan sepanjang tendon" )! out, benjolan keras di dalam dan di sebelah sendi E! ?steoatritis, benjolan keras dan tidak nyeri merupakan pertumbuhan tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago pada tulang dalam kapsul sendi, biasanya ditemukan pada lansia" 2adang3kadang ukuran sendi menonjol akibat artrofi otot di proksimal dan distal sendi sering terlihat pada artritis reumatoid sendi lutut" •
Pe)*($/,$) S,-%e2 O%.%
'engkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah posisi, kekuatan dan koordinasi otot, serta ukuran masing3masing otot" 2elemahan sekelompok otot menunjukkan berbagai kondisi seperti polineuropati, gangguan elektrolit, miastenia grafis, poliomielitis dan distrofi otot" 'alpasi otot dilakukan ketika ekstrimitas rileks dan digerakkan secara pasif, perawat akan merasakan tonus otot" 2ekuatan otot dapat diukur dengan meminta pasien menggerakkan ekstrimitas dengan atau tanpa tahanan" #isalnya, otot bisep yang diuji dengan meminta klien meluruskan lengan sepenuhnya, kemudian fleksikan lengan melawan tahanan yang diberikan oleh perawat" 6onus otot kontraksi ritmik otot! dapat dibangkitkan pada pergelangan kaki dengan dorso3fleksi kaki mendadak dan kuat, atau tangan dengan ekstensi pergelangan tangan" Lingkar ekstrimitas harus diukur untuk memantau pertambaan ukuran akibat edema atau perdarahan, penurunan ukuran akibat atrofi dan dibandingkan ekstrimitas yang sehat" 'engukuran otot dilakukan di lingkaran terbesar
ekstrimitas, pada lokasi yang sama, pada posisi yang sama dan otot dalam keadaan istirahat"
* ero! / trace! ) poor! E fair!
- good! A normal!
G&$$-, U(&$) e($%$) O%.% 6idak ada kontraksi saat palpasi, paralisis 6erasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan &engan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan gerakan sendi range of motion, ?#! secara penuh &apat melakukan gerakan sendi ?#! secara penuh dengan melawan gra(itasi, tetapi tidak dapat melawan tahanan &apat melakukan ?# secara penuh dan dapat melawan tahanan tingkat sedang &apat melakukan gerakan sendi ?#! secara penuh dan dapat melawan gra(itasi dan tahanan
1" 'engkajian 'sikososial dan %piritual $ 'sikososial
2emampuan sosialisasi lansia pada saat sekarang, sikap lansia dengan orang lain dan harapan lansia dalam melakukan sosialisasi" 5 Identidikasi #asalah :mosional
'ertanyaan tahap / dan )" #asalah emosional 5! atau
2aji agama, kegiatan keagamaan, konsep0keyakinan tentang kematian" 1 'engkajian 8ungsional Lansia $ Indeks kata 5 #odifikasi dari 1arthel Indeks 14 'engkajian %tatus #ental erontik $ Identifikasi tingkat intelektual dengan %hort 'ortable #ental %tatus Juestioner
%'%#J! 5 Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan ##%:
#ini #ental %tatus :xam! 1# %kala 'sikologis
#enentukan skala depresi pada lansia" ' D,$*).-$ e3e&$8$%$)
/"
angguan mobilitas fisik berhubungan keterbatasan rentang gerak
E"
isiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pemasangan alat in(asif"
C I)%e&9e)-, e3e&$8$%$) N.
/
D,$*).-$ e3e&$8$%$)
T/$) &,%e&,$ I)%e&9e)-, H$-,l 6ujuan H /" 'antau tingkat %etelah dilakukan dan intensitas perawatan klien nyeri melaporkan nyeri berkurang atau hilang 2riteria 4asil H 3 %kala nyeri *3)" Lakukan 3 rimace 3! imobilisasi 3 erakan melokalisir dengan bidai nyeri 3!
E" 6inggikan ekstrimitas yang nyeri
-" 9jarkan teknik relaksasi nafas dalam!
A" 2olaborasi pemberian analgesik sesuai program terapi
)
angguan 6ujuan H mobilitas fisik b0d %etelah dilakukan keterbatasan perawatan, klien rentang gerak dapat melakukan mobilisasi dengan atau tanpa bantuan perawat
/" Lakukan imobilisasi dengan bidai pada daerah yang mengalami kerusakan"
R$-,.)$l
/" 6ingkat dan intensitas nyeri merupakan data dasar yang dibutuhkan perawat sebagai pedoman pengambilan inter(ensi, sehingga setiap perubahan harus terus dipantau" )" Imobilisasi dapat membantu meringankan tugas tulang dalam mempertahankan postur tubuh sehingga tidak terjadi kekakuan daerah sekitar yang menyebabkan nyeri" E" 'eninggian ekstrimitas dapat membantu meningkatkan aliran balik (ena yang menyebaban pembengkakan berkurang sehingga penekanan daerah cedera menurun" -" 6eknik relaksasi nafas dalam ! dapat membantu menurunkan tingkat ketegangan sehingga diharapkan tekanan otot3 otot sekitar daerah cedera menurun A" 9nalgesik berfungsi untuk melakukan hambatan pada sensor nyeri sehingga sensasi nyeri pada klien berkurang" /" Imobilisasi dapat mengurangi pergerakan daerah cedera sehingga tidak terjadi kerusakan yang berlanjut, hal ini juga dapat membantu menopang berat tubuh"
2riteria hasil H 3 2lien dapat melakukan ?# aktif 3 2lien dapat berpindah dengan bantuan alat
)" 9jarkan penggunaan alat bantu berpindah
E" 7elaskan pada pasien tetntang pentingnya pembatasan akti(itas
-" Latihan ?# aktif dan perpindahan maksimal ) kali dalam sehari
A" 9njurkan partisipasi partisipasi aktif sesuai kemampuan dalam kegiatan sehari3hari E
isiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pemasangan alat in(asif"
%etelah dilakukan perawatan, tidak terjadi perluasan infeksi pada klien 2riteria hasil H 3 6idak ada tanda3 tanda infeksi 3 K1C
/" 'ertahankan tirah baring dalam posisi yang di programkan )" 6inggikan ekstremitas yang sakit, instruksikan klien 0 bantu dalam latihan rentang gerak pada ekstremitas
)" 2lien mungkin baru mengenal dan tidak dapat menggunakan alat bantu mobilitas seperti kruk atau walker sehingga peran perawat adalah memberikan pendidikan tentang cara penggunaannya" E" 2lien mungkin tidak mengerti mengenai tujuan pembatasan gerak, sehingga perawat harus memberikan penyuluhan tentang pentingnya pembatasan akti(itas pada pasien cedera" 'emahaman klien memungkinkan peningkatan daya kooperatif" -" Latihan ?# dapat mencegah penurunan masa otot, kontraktur dan peningkatan (askularisasi" %ehingga tidak timbul komplikasi yang tidak diharapkan A" 'artisipasi aktif dapat membantu pemulihan kesehatan dan melatih kekuatan otot, sehingga diharapkan klien dapat mempertahankan kekuatannya" /" 9gar gangguan mobilitas fisik dapat berkurang
)" &apat meringankan masalah gangguan mobilitas fisik yang dialami klien
E"
-"
A"
=" "
yang sakit dan tak sakit 1eri penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat bergerak 7elaskan pandangan dan keterbatasan dalam akti(itas 1erikan dorongan pada klien untuk melakukan 92% dalam lingkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan $bah posisi secara periodik 2olaborasi dengan 8isioterapi 0 aoakulasi terapi
E" &apat meringankan masalah gangguan mobilitas yang dialami klien
-"
9gar klien tidak banyak melakukan gerakan yang dapat membahayakan
A" #engurangi terjadinya penyimpangan D penyimpangan yang dapat terjadi
=" #engurangi gangguan mobilitas fisik " 2olaborasi interprofesional membantu proses perawatan klien lebih efektif
DAFTAR PUSTAA
Clifton d" )**+!" Crush Injury and Crush %yndrome" $%9H Centers for &isease Control and 're(ention; httpH00www"bt"cdc"go(0masscasualties0blastinjuryfacts"asp &arren 7" #alinoski, #&, #atthew %" %later, #&c, ichard 7" #ullins, #& “Crush injury and rhabdomyolysis”&epartment of %urgery, ?regon 4ealth B %cience $ni(ersity” &"7" #alinoski et al 0 Crit Care Clin )* )**-! //D/+)" httpH00%%%.thedenverc!inic.com&services&mang!ed&e'tremity(trauma(home&3#( ne%s)(crush(injury(to(!o%er(!egs.htm! &oenges, #arilyn :, dkk," )**/" 'enerapan 'roses 2eperawatan dan &iagnosa 2eperawatan" 7akarta H :C :dward 7"
1uilding <4 /*//, /)**
" &ickson #" &", 89C:', httpH00www"bt"cdc"go(0masscasualties0blastinjuryfacts"asp
Crush
Injury
#ychael"1" %traut" )**E!" Lower Leg 9mputation” httpH00search"mywebsearch"com0mywebsearch0redirect"jhtmlMsearchfor Leg5 9mputation5%urgery" Fitriana" )**)!" 1agian Ilmu 2edokteran 8isik &an ehabilitasi 8k3$npad 0 sup"&r"4asan %adikin 8k3$i 0 supn &r"Ciptomangunkusumo"