LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO
I.
Konsep Combustio
I.1
Definisi
I.1.1
Luka Luka baka bakarr adal adalah ah luka luka yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh peng pengal alih ihan an ener energi gi dari dari
suat uatu
sumbe umberr
pana panass
pada pada
tubuh ubuh,,
pana panass
dapa dapatt
dipi dipinda ndahk hkan an oleh oleh hanta hantara ran/ n/ra radi dias asii elec electr trom omag agnet net (Bru (Brunn nner er & Suddarth, 2002). I.1.2
Luka Luka baka bakarr adal adalah ah keru kerusa sakan kan atau atau kehi kehila langa ngan n ari aringa ngan n yang yang disebabkan kontrak dengan sumber panas seperti api, air, panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (!oenaar, (!oenaar, 2002).
I.1.3
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radio akti" ak ti" (#ong, (#ong, 200$).
I.1.4
Luka Luka bakar bakar yait yaitu u luka luka yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh suhu suhu ting tinggi gi,, dan disebabkan banyak "aktor, yaitu "isik seperti api, air panas, listrik sepert sepertii kabel kabel listr listrik ik yang yang mengel mengelupas upas,, petir petir,, atau atau bahan bahan kimia kimia seperti asam atau basa kuat (%riana, 200).
I.1.5
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listri listrik k bahan bahan kimia kimia dan petir petir yang yang mengen mengenai ai kulit, kulit, mukosa mukosa dan aringan yang lebih dalam ('usumaningrum, 200).
I.1.6
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saa hanya berupa luka ringan yang bisa diobati sendiri atau kond kondis isii bera beratt yang yang meng mengan anca cam m nya nyaaa yang yang memb membut utuh uhka kan n peraatan medis yang intensi" (*+-S, 20)
I.2
Klasifiasi
I.2.1
I.2.2
Berdasarkan penyebab I.2.1.1
Luka bakar karena api
I.2.1.2
Luka bakar karena air panas
I.2.1.3
Luka bakar karena bahan kimia
I.2.1.4
Luka bakar karena listrik
I.2.1.5
Luka bakar karena radiasi
I.2.1.6
Luka bakar karena suhu rendah frost (frost bite bite))
Berdasarkan kedalaman luka bakar I.2.2.1
Luka bakar deraat Luka bakar deraat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam dalam proses proses penyemb penyembuhan uhannya nya tidak tidak mening meninggal galkan kan aringan parut. Luka bakar deraat pertama tampak sebagai
suat suatu u
daer daerah ah
yang yang
ber berar arna na
kem kemerah erahan an,,
terda erdapa patt
gelemb gelembung ung gelemb gelembung ung yang yang ditutu ditutupi pi oleh oleh daerah daerah putih, putih, epider epidermis mis yang tidak tidak mengand mengandung ung pembulu pembuluh h darah darah dan dibatasi oleh kulit yang berarna merah serta hiperemis. Luka bakar deraat deraat pertama pertama ini hanya mengenai mengenai epidermis epidermis dan biasanya sembuh dalam 1 hari, misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa rasa nyeri nyeri atau atau hipers hipersens ensiti iti"it "itas as setemp setempat. at. Luka Luka deraa deraatt pertama akan sembuh tanpa bekas. ambar . Luka bakar deraat
I.2.2.2
Luka bakar deraat 'eru 'erusa saka kan n yang yang ter terad adii pada pada epide epiderm rmis is dan seba sebagi gian an dermi dermis, s, beru berupa pa reak reaksi si in"l in"lam amas asii akut akut dise disert rtai ai pros proses es eksudasi, melepuh, dasar luka berarna merah atau pucat, terletak terletak lebih tinggi di atas permukaan permukaan kulit normal, normal, nyeri karena uunguung sara" teriritasi. Luka bakar deraat ada dua3 1)
4eraat dangkal (super"icial) 'erusa 'erusakan kan yang yang mengena mengenaii bagian bagian super" super"ici icial al dari dari dermis, apendises kulit seperti "olikel rambut, kelenar keringat, kelenar sebasea masih utuh. Luka sembuh dalam aktu 015 hari.
2)
4eraat dalam (deep) 'erusakan hampir seluruh bagian dermis. 6pendises kulit seperti "olikel rambut, kelenar keringat, kelenar sebase sebaseaa sebagi sebagian an masih masih utuh. utuh. *enyemb *enyembuha uhan n terad teradii lebih lama, tergantung tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan teradi dalam aktu lebih dari satu bulan. ambar 2. Luka bakar deraat
I.2.2.3
Luka bakar deraat 'erusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam, apendises kulit seperti "olikel rambut, kelen kelenar ar keri kering ngat at,, kele kelen nar ar seba sebase seaa rusa rusak, k, tida tidak k ada ada pelepuhan, kulit berarna abu1abu atau coklat, kering, letaknya letaknya lebih rendah dibandingkan dibandingkan kulit sekitar sekitar karena koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak
timbul rasa nyeri. *enyembuhan lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan. ambar $. Luka bakar deraat
I.2.3
Berdasarkan tingkat keseriusan luka I.2.3.1
Luka bakar ringan/minor 1)
Luka bakar dengan luas 7 8 pada deasa
2)
Luka bakar dengan luas 7 0 8 pada anak dan usia lanut
3)
Luka bakar dengan luas 7 2 8 pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
I.2.3.2
Luka bakar sedang (moderate burn) 1)
Luka bakar dengan luas 9 2 8 pada deasa, dengan luka bakar deraat kurang dari 0 8
2)
Luka bakar dengan luas 0 9 20 8 pada anak usia 7 0 tahun atau deasa : 50 tahun, dengan luka bakar deraat kurang dari 0 8
3)
Luka bakar dengan deraat 7 0 8 pada anak maupun deasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
I.2.3.3
Luka bakar berat (major burn) 1)
4eraat 1 : 20 8 pada pasien berusia di baah 0 tahun atau di atas usia 0 tahun
2)
4eraat 1 : 2 8 pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama
3)
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
4)
6danya cedera pada alan na"as (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar
I.3
5)
Luka bakar listrik tegangan tinggi
6)
4isertai trauma lainnya
7)
*asien1pasien dengan resiko tinggi.
Anatomi !isiolo"i Combustio
'ulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai "ungsi sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri, kulit uga mempunyai "ungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera suhu, perasaan nyeri, sentuhan ringan dan tekanan, pada bagian stratum korneum mempunyai
kemampuan menyerap air
sehingga dengan demikian
mencegah
kehilangan
air
serta
elektrolit
yang
berlebihan
dan
mempertahankan kelembaban dalam aringan subkutan. %ubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil metabolisme makanan yang memproduksi energi, panas ini akan hilang melalui kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultra;iolet dapat mengubah substansi yang diperlukan untuk mensintesis ;itamin 4. kulit tersusun atas $ lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan aringan subkutan. I.3.1
Lapisan epidermis, terdiri atas3 I.3.1.1
Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati dan mengandung keratin, suatu protein "ibrosa tidak larut yang membentuk barier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir patogen dan mencegah kehilangan cairan berlebihan dari tubuh.
I.3.1.2
Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
I.3.1.3
Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel1sel pipi seperti kumparan, sel1sel tersebut terdapat hanya 21$ lapis yang seaar dengan permukaan kulit.
I.3.1.4
Stratum
spinosum/stratum
akantosum.
Lapisan
ini
merupakan lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 1 lapisan. Sel1selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut dan mempunyai tanduk). I.3.1.5
Stratum basal/germinatum. 4isebut stratum basal karena sel1selnya terletak di bagian basal/basis, stratum basal menggantikan sel1sel yang di atasnya dan merupakan sel1 sel induk.
I.3.2
Lapisan dermis terbagi menadi dua yaitu3 I.3.2.1
Bagian atas, pars papilaris (stratum papilaris) Lapisan ini berada langsung di baah epidermis dan tersusun dari sel1sel "ibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
I.3.2.2
Bagian baah, pars retikularis (stratum retikularis) Lapisan ini terletak di baah lapisan papilaris dan uga memproduksi kolagen.
4ermis uga tersusun dari pembuluh darah serta lim"e, serabut sara", kelenar keringat serta sebasea dan akar rambut. I.3.3
!erupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah aringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tu lang.
'elenar *ada 'ulit 'elenar keringat ditemukan pada kulit pada sebagian besar permukaan tubuh. 'elenar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. 'elenar keringat diklasi"ikasikan menadi 2, yaitu kelenar ekrin dan apokrin. 'elenar ekrin ditemukan pada semua daerah kulit. 'elenar apokrin berukuran lebih besar dan kelenar ini terdapat aksila, anus, skrotum dan labia ma yora.
ambar 5. 6natomi 'ulit
I.4
Etiolo"i
Luka bakar (-ombustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak teradi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, paanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia uga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab teradinya luka bakar dapat dibagi menadi3 I.4.1
*aparan api I.4.1.1 Flame: 6kibat kontak langsung antara aringan dengan api terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke aringan tersebut. 6pi dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak. I.4.1.2
Benda panas (kontak)3 %eradi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. -ontohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat1alat seperti solder besi atau peralatan masak.
I.4.2
Scalds (air panas) %eradi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama aktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang disengaa atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya. *ada kasus
kecelakaan, luka umumnya menunukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaa, luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkum"erensial dengan garis yang menandai permukaan cairan. I.4.3
=ap panas %erutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. =ap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. 6pabila teradi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.
I.4.4
as panas nhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran na"as bagian atas dan oklusi alan na"as akibat edema.
I.4.5
6liran listrik -edera timbul akibat aliran listrik yang leat menembus aringan tubuh. =mumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
I.5
I.4.6
>at kimia (asam atau basa)
I.4.7
+adiasi
I.4.8
Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
Manifestasi linis Ke#alaman Dan Pen$ebab Lua Baa%
Ba"ian Kulit &an" Te%ena
De%a(at Satu *Supe%fisial )3 pidermis tersengat matahari, terkena api dengan intensitas rendah
'e(ala
'esemutan, hiperestesia (supersensi;itas), rasa nyeri mereda ika didinginkan
Penampilan Lua
Pe%(alanan Kesembu)an
!emerah, menadi putih ketika ditekan minimal atau tanpa edema
'esembuhan lengkap dalam aktu satu minggu, teradi pengelupasan kulit
De%a(at Dua *Pa%tial+ T)i,ness-. tersiram air mendidih, terbakar oleh nyala api
pidermis dan ?yeri, hiperestesia, !elepuh, 'esembuhan dalam bagian dermis sensiti" terhadap dasar luka aktu 21$ minggu, udara yang dingin berbintik1 pembentukan parut bintik merah, dan depigmentasi, epidermis in"eksi dapat retak, mengubahnya permukaan menadi deraat1 luka basah, tiga terdapat edema
De%a(at Ti"a *!ull+ T)i,ness-. terbakar nyala api, terkena
pidermis, keseluruhan dermis dan
%idak terasa nyeri, 'ering, luka syok, hematuria bakar (adanya darah berarna
*embentukan eskar, diperlukan pencangkokan,
cairan mendidih dalam kadang1 aktu yang lama, tersengat kadang arus listrik aringan subkutan
I.6
dalam urin) dan kemungkinan pula hemolisis (destruksi sel darah merah), kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar (pada luka bakar listrik)
putih seperti bahan kulit atau gosong, kulit retak dengan bagian lemak yang tampak, terdapat edema
pembentukan parut dan hilangnya kontur serta "ungsi kulit, hilangnya ari tangan atau ekstrenitas dapat teradi
Patofisiolo"i
Luka bakar (-ombustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. *anas dapat dipindahkan leat hantaran atau radiasi elektromagnetik. 4estruksi aringan teradi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. 'ulit dan mukosa saluran na"as atas merupakan lokasi destruksi aringan.
dengan
suhu
sebesar
@.0 -
mengakibatkan
cidera full
thickness yang serupa. *erubahan pato"isiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama aal periode syok luka bakar mencakup hipoper"usi aringan dan hipo"ungsi organ yang teradi sekunder akibat penurunan curah antung dengan diikuti oleh "ase hiperdinamik serta hipermetabolik. 'eadian sistemik aal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian teradi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intra;askuler ke dalam ruanga interstisial. -urah antung akan menurun sebelum perubahan yang signi"ikan pada ;olume darah terlihat dengan elas. 'arena berkelanutnya kehilangan cairan dan berkurangnya ;olume ;askuler, maka curah antung akan terus turun dan teradi penurunan tekanan darah. Sebagai respon, system sara" simpatik akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan ;asokontriksi dan "rekuensi denyut nadi. Selanutnya ;asokontriksi pembuluh darah peri"er menurunkan curah antung. =mumnya umlah kebocoran cairan yang tersebar teradi dalam 25 hingga $@ am pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo @1 am. 4engan teradinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen ;askuler, ;olume darah akan meningkat. 'arena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. %ekanan terhadap pembuluh darah
kecil dan sara" pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga
teradi
iskemia.
'omplikasi
ini
dinamakan
sindrom
kompartemen. Aolume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat teradi syok luka bakar. 'ehilangan cairan dapat mencapai $1 liter per 25 am sebelum luka bakar ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum terhadap resusitasi cairan ber;ariasi. Biasanya hipnatremia teradi segera setelah teradinya luka bakar, hiperkalemia akan diumpai sebagai akibat destruksi sel massi". ipokalemia dapat terhadi kemudian dengan berpeindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan. Selain itu uga teradi anemia akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan nilai hematokrit meninggi karena kehilangan plasma. 6bnormalitas koagulasi yang mencakup trombositopenia dan masa pembekuan serta aktu protrombin memanang uga ditemui pada kasus luka bakar. 'asus luka bakar dapat diumpai hipoksia. *ada luka bakar berat, konsumsi oksigen
oleh
aringan
meningkat
2
kali
lipat
sebagai
akibat
hipermetabolisme dan respon lokal. Cungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya ;olume darah. 4estruksi sel1sel darah merah pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran darah leat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginal. 'ehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan "aktor1"aktor in"lamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan "ungsi neutro"il, lim"ositopenia. munosupresi membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk mengalmai sepsis. ilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan
pengaturan
suhunya.
Beberapa am
pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada am1am
berikutnya
menyebabkan
hipertermi
yang
diakibatkan
hipermetabolisme I.7
Peme%isaan penun(an"
I.7.1
itung darah lengkap3 b (emoglobin) turun menunukkan adanya pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih
dari
8
mengindikasikan adanya
cedera,
pada t
(ematokrit) yang meningkat menunukkan adanya kehilangan cairan sedangkan t turun dapat teradi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.
I.7.2
Leukosit3 Leukositosis dapat teradi sehubungan dengan adanya in"eksi atau in"lamasi.
I.7.3
46 (as 4arah 6rteri)3 =ntuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera
inhalasi.
*enurunan
tekanan
oksigen
(*aD2)
atau
peningkatan tekanan karbon dioksida (*a-D2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida. I.7.4
lektrolit Serum3 'alium dapat meningkat pada aal sehubungan dengan cedera aringan dan penurunan "ungsi ginal, natrium pada aal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat teradi saat konser;asi ginal dan hipokalemi dapat teradi bila mulai diuresis.
I.7.5 ?atrium =rin3 Lebih besar dari 20 mE/L mengindikasikan kelebihan cairan, kurang dari 0 mE/L menduga ketidakadekuatan cairan. I.7.6
6lkali Cos"at3 *eningkatan 6lkali Cos"at sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium.
I.7.7
lukosa Serum3 *eninggian lukosa Serum menunukkan respon stress.
I.7.8
6lbumin Serum3 =ntuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
I.7.9
B=? atau 'reatinin3 *eninggian menunukkan penurunan per"usi atau "ungsi ginal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera aringan.
I.7.10 Loop aliran ;olume3 !emberikan pengkaian non1in;asi" terhadap e"ek atau luasnya cedera. I.7.11 '3 =ntuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia. I.7.12 Cotogra"i luka bakar3 !emberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar. I.8
Kompliasi
I.8.1
agal antung kongesti" dan edema pulmonal
I.8.2
Sindrom kompartemen Sindrom kompartemen merupakan proses teradinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen ;askuler, ;olume darah akan meningkat. 'arena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. %ekanan terhadap pembuluh darah kecil dan sara" pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga teradi iskemia.
I.8.3 Adult Respiratory Distress Syndrome 6kibat kegagalan respirasi teradi ika deraat gangguan ;entilasi dan pertukaran gas sudah mengancam ia pasien. I.8.4
leus *aralitik dan =lkus -urling Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda1 tanda ileus paralitik akibat luka bakar. 4istensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause. *erdarahan lambung yang teradi sekunder akibat stress "isiologik yang massi" (hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam "eces, regurgitasi muntahan atau ;omitus yang berdarha, ini merupakan tanda1tanda ulkus curling.
I.8.5
Syok sirkulasi teradi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipo;olemik yang teradi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. %andanya biasanya pasien menunukkan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah anutng, tekanan cena sentral dan peningkatan "rekuensi denyut nadi.
I.8.6
agal ginal akut aluran urine yang tidak memadai dapat menunukkan resusiratsi cairan yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.
I.9
Penatalasanaan
*asien luka bakar (-ombustio) harus die;aluasi secara sistematik. *rioritas utama adalah mempertahankan alan na"as tetap paten, ;entilasi yang e"ekti" dan mendukung sirkulasi sistemik. ntubasi endotrakea dilakukan pada pasien yang menderita luka bakar berat atau kecurigaan adanya eas inhalasi atau luka bakar di alan na"as atas. ntubasi dapat tidak dilakukan bila telah teradi edema luka bakar atau pemberian cairan resusitasi yang terlampau banyak. *ada pasien luka bakar, intubasi orotrakea dan nasotrakea lebih dipilih daripada trakeostomi. *asien dengan luka bakar saa biasanya hipertensi. 6danya hipotensi aal yang tidak dapat dielaskan atau adanya tanda1tanda hipo;olemia sistemik pada
pasien
luka
bakar
menimbulkan
kecurigaan
adanya
eas
Ftersembunyi . Dleh karena itu, setelah mempertahankan 6B-, prioritas ‟
berikutnya adalah mendiagnosis dan menata laksana eas lain (trauma tumpul atau taam) yang mengancam nyaa. +iayat teradinya luka berman"aat untuk mencari trauma terkait dan kemungkinan adanya eas
inhalasi. n"ormasi riayat penyakit dahulu, penggunaan obat, dan alergi uga penting dalam e;aluasi aal. *akaian
pasien
dibuka
semua,
semua
permukaan
tubuh
dinilai.
*emeriksaan radiologik pada tulang belakang ser;ikal, pel;is, dan torak dapat membantu menge;aluasi adanya kemungkinan trauma tumpul. Setelah mengeksklusi eas signi"ikan lainnya, luka bakar die;aluasi. %erlepas dari luasnya area eas, dua hal yang harus dilakukan sebelum dilakukan trans"er pasien adalah mempertahankan ;entilasi adekuat, dan ika diindikasikan, melepas dari eskar yang mengkonstriksi. I.9.1
%atalaksana resusitasi luka bakar I.9.1.1
%atalaksana resusitasi alan na"as3 1)
ntubasi %indakan intubasi dikerakan sebelum edema mukosa menimbulkan mani"estasi obstruksi. %uuan intubasi mempertahankan alan na"as dan sebagai "asilitas pemelliharaan alan na"as.
2)
'rikotiroidotomi Bertuuan sama dengan intubasi hanya saa dianggap terlalu agresi" dan menimbulkan morbiditas lebih besar
dibanding
intubasi.
'rikotiroidotomi
memperkecil dead space, memperbesar tidal ;olume, lebih mudah mengerakan bilasan bronkoal;eolar dan pasien dapat berbicara ika dibanding dengan intubasi. 3)
*emberian oksigen 008 Bertuuan untuk menyediakan kebutuhan oksigen ika terdapat patologi alan na"as yang menghalangi suplai oksigen. ati1hati dalam pemberian oksigen dosis besar karena dapat menimbulkan stress oksidati", sehingga akan terbentuk radikal bebas yang bersi"at ;asodilator dan modulator sepsis.
4)
*eraatan alan na"as
5)
*enghisapan sekret (secara berkala)
6)
*emberian terapi inhalasi Bertuuan mengupayakan suasana udara yang lebih baik didalam lumen alan na"as dan mencairkan sekret kental sehingga mudah dikeluarkan. %erapi inhalasi umumnya menggunakan cairan dasar natrium klorida 0,G8 ditambah dengan bronkodilator bila perlu. Selain itu bias ditambahkan Hat1Hat dengan khasiat tertentu seperti atropin sul"at (menurunkan produksi sekret),
natrium bikarbonat (mengatasi asidosis seluler) dan steroid (masih kontro;ersial) 7)
Bilasan bronkoal;eolar
8)
*eraatan rehabilitati" untuk respirasi
9)
skarotomi pada dinding torak yang bertuuan untuk memperbaiki kompliansi paru
I.9.1.2
%atalaksana resusitasi cairan +esusitasi cairan diberikan dengan tuuan preser;asi per"usi yang adekuat dan seimbang di seluruh pembuluh darah ;askular regional, sehingga iskemia aringan tidak teradi pada setiap organ sistemik. Selain itu cairan diberikan agar dapat meminimalisasi dan eliminasi cairan bebas yang tidak diperlukan, optimalisasi status ;olume dan komposisi intra;askular untuk menamin sur;i;al/ maksimal dari seluruh sel, serta meminimalisasi respons in"lamasi
dan
hipermetabolik
dengan
menggunakan
kelebihan dan keuntungan dari berbagai macam cairan seperti kristaloid, hipertonik, koloid, dan sebagainya pada aktu yang tepat. 4engan adanya resusitasi cairan yang tepat, kita dapat mengupayakan stabilisasi pasien secepat mungkin kembali ke kondisi "isiologik dalam persiapan menghadapi inter;ensi bedah seaal mungkin. +esusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti. 6da beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini3
1)
-ara ;ans a)
Luas luka bakar (8) I BB (kg) menadi mL ?a-l per 25 am
b)
Luas luka bakar (8) I BB (kg) menadi mL plasma per 25 am
c)
2.000 cc glukosa 8 per 25 am
d)
Separuh dari umlah J2J$ diberikan dalam am pertama.
Sisanya
diberikan
dalam
@
am
berikutnya. *ada hari kedua diberikan setengah umlah cairan hari pertama. *ada hari ketiga diberikan setengah umlah cairan hari kedua. 2)
-ara BaIter a)
Luas luka bakar (8) I BB (kg) I 5 mL
b)
Separuh dari umlah cairan diberikan dalam am pertama.
Sisanya
diberikan
dalam
@
am
berikutnya. *ada hari kedua diberikan setengah umlah cairan hari pertama. *ada hari ketiga diberikan setengah umlah cairan hari kedua. I.9.1.3
+esusitasi nutrisi *ada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral sebaiknya dilakukan seak dini dan pasien tidak perlu dipuasakan. Bila pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat melalui naso-gastric tube (?%). ?utrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 018 protein, 01@08 karbohidrat dan 21$08 lemak. *emberian nutrisi seak aal ini dapat meningkatkan "ungsi kekebalan tubuh dan mencegah teradinya atro"i ;ili usus.
I.9.2
*eraatan luka bakar =mumnya
untuk
menghilangkan
rasa
nyeri
dari
luka
bakar (-ombustio) digunakan mor"in dalam dosis kecil secara intra;ena (dosis deasa aal 3 0,10,2 mg/kg dan Fmaintenance 1 ‟
20 mg/0 kg setiap 5 am, sedangkan dosis anak1anak 0,010,2 mg/kg setiap 5 am). %etapi ada uga yang menyatakan pemberian methadone (10 mg dosis deasa) setiap am merupakan terapi penghilang nyeri kronik yang bagus untuk semua pasien luka bakar deasa.
mor"in
atau
methadone,
dapat
uga
diberikan
benHodiaHepine sebagai tambahan. %erapi pembedahan pada luka bakar3 I.9.2.1
ksisi dini ksisi dini adalah tindakan pembuangan aringan nekrosis dan debris (debridement ) yang dilakukan dalam aktu kurang dari hari (biasanya hari ke 1) pasca cedera termis. 4asar dari tindakan ini adalah3 1)
!engupayakan
proses penyembuhan berlangsung
lebih cepat. 4engan dibuangnya aringan nekrosis, debris
dan
eskar,
proses in"lamasi tidak
akan
berlangsung lebih lama dan segera dilanutkan proses "ibroplasia. *ada daerah sekitar luka bakar umumnya teradi edema, hal ini akan menghambat aliran darah dari arteri yang dapat mengakibatkan teradinya iskemi pada aringan tersebut ataupun menghambat proses penyembuhan dari luka tersebut. 4engan semakin
lama aktu terlepasnya eskar, semakin lama uga aktu yang diperlukan untuk penyembuhan. 2)
!emutus rantai proses in"lamasi yang dapat berlanut menadi komplikasi 9 komplikasi luka bakar (seperti S+S). al ini didasarkan atas aringan nekrosis yang melepaskan Kburn toxic (lipid protein complex) yang menginduksi dilepasnya mediator1mediator in"lamasi.
3)
Semakin lama penundaan tindakan eksisi, semakin banyaknya proses angiogenesis yang teradi dan ;asodilatasi di sekitar luka. al ini mengakibatkan banyaknya darah keluar saat dilakukan tindakan operasi.
Selain
itu,
penundaan
eksisi
akan
meningkatkan resiko kolonisasi mikro 9 organisme patogen yang akan menghambat pemulihan graft dan uga eskar yang melembut membuat tindakan eksisi semakin sulit. %indakan ini disertai anestesi baik lokal maupun general dan
pemberian
cairan melalui
in"us. %indakan ini
digunakan untuk mengatasi kasus luka bakar deraat dalam dan deraat . %indakan ini diikuti tindakan hemostasis dan uga K skin grafting (dianurkan K split thickness skin grafting ). %indakan ini uga tidak akan mengurangi mortalitas pada pasien luka bakar yang luas. 'riteria penatalaksanaan eksisi dini ditentukan oleh beberapa "aktor, yaitu3 1)
'asus luka bakar dalam yang diperkirakan mengalami penyembuhan lebih dari $ minggu.
2)
'ondisi "isik yang memungkinkan untuk menalani operasi besar.
3)
%idak ada masalah dengan proses pembekuan darah.
4)
%ersedia
donor
yang
cukup
untuk
menutupi
permukaan terbuka yang timbul. ksisi dini diutamakan dilakukan pada daerah luka sekitar batang tubuh posterior. ksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi "asial. ksisi tangensial adalah suatu teknik yang mengeksisi aringan yang terluka lapis demi lapis sampai diumpai
permukaan yang mengeluarkan darah (endpoint ). 6dapun alat1alat yang digunakan dapat bermacam1macam, yaitu pisau oulian atau umbly yang digunakan pada luka bakar dengan luas permukaan luka yang kecil, sedangkan pisau #atson maupun mesin yang dapat memotong aringan kulit perlapis (dermatom) digunakan untuk luka bakar yang luas. *ermukaan kulit yang dilakukan tindakan ini tidak boleh melebihi 28 dari seluruh luas permukaan tubuh. =ntuk memperkecil perdarahan dapat dilakukan hemostasis, yaitu dengan tourniquet sebelum dilakukan eksisi atau pemberian larutan epinephrine 300.000 pada daerah yang dieksisi. Setelah dilakukan hal1hal tersebut, baru dilakukan K skin graft . 'euntungan dari teknik ini adalah didapatnya "ungsi optimal dari kulit dan keuntungan dari segi kosmetik. 'erugian dari teknik adalah perdarahan dengan umlah yang banyak dan endpoint bedah yang sulit ditentukan. ksisi "asial adalah teknik yang mengeksisi aringan yang terluka sampai lapisan "ascia. %eknik ini digunakan pada kasus luka bakar dengan ketebalan penuh ( full thickness) yang sangat luas atau luka bakar yang sangat dalam. 6lat yang digunakan pada teknik ini adalah pisau scalpel, mesin pemotong
Kelectrocautery. 6dapun
keuntungan
dan
kerugian dari teknik ini adalah3 1)
'euntungan3
lebih
mudah
dikerakan,
cepat,
perdarahan tidak banyak, endpoint yang lebih mudah ditentukan 2)
'erugian3 kerugian bidang kosmetik, peningkatan resiko cedera pada sara"1sara" super"isial dan tendon sekitar, edema pada bagian distal dari eksisi.
I.9.2.2
Skin grafting Skin grafting adalah metode penutupan luka sederhana. %uuan dari metode ini adalah3 1)
!enghentikan eaporate heat loss
2)
!engupayakan agar proses penyembuhan teradi sesuai dengan aktu
3)
!elindungi aringan yang terbuka
Skin grafting harus dilakukan secepatnya setelah dilakukan eksisi pada luka bakar pasien. 'ulit yang digunakan dapat berupa kulit produk sintesis, kulit manusia yang berasal dari tubuh manusia lain yang telah diproses maupun berasal dari permukaan tubuh lain dari pasien (autogra"t). 4aerah tubuh yang biasa digunakan sebagai daerah donor autogra"t
adalah
paha,
bokong
dan
perut.
%eknik
mendapatkan kulit pasien secara autogra"t dapat dilakukan secara split thickness skin graft atau full thickness skin graft . Bedanya dari teknik 9 teknik tersebut adalah lapisan1 lapisan
kulit
yang
diambil
sebagai
donor.
=ntuk
memaksimalkan penggunaan kulit donor tersebut, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang 9 lubang pada kulit donor (seperti aring1aring dengan perbandingan tertentu, sekitar 3 sampai 3 @) dengan mesin. !etode ini disebut mess grafting . 'etebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting , usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya
pengambilan
kulit
donor
sebelumnya.
*engambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin Fdermatome
‟
ataupun dengan manual dengan pisau
umbly atau oulian. Sebelum dilakukan pengambilan donor diberikan uga ;asokonstriktor (larutan epine"rin) dan uga anestesi. *rosedur operasi skin grafting sering menumpai masalah yang dihasilkan dari eksisi luka bakar pasien, dimana terdapat perdarahan dan hematom setelah dilakukan eksisi, sehingga pelekatan kulit donor uga terhambat. Dleh karenanya, pengendalian perdarahan sangat diperlukan. 6dapun beberapa "aktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan
kulit
donor
dengan
aringan
yang
mau
dilakukan grafting adalah3 1)
'ulit donor setipis mungkin
2)
*astikan kontak antara kulit donor dengan bed (aringan yang dilakukan gra"ting), hal ini dapat dilakukan dengan cara3
a)
-egah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan)
b)
4rainase yang baik dengan cara gunakan kasa adsorben
I.10 Pat)/a$
II. Asu)an Kepe%a/atan II.1
Pen"a(ian
II.1.1 Biodata %erdiri atas nama, umur, enis kelamin, pendidikan, pekeraan, alamt, tnggal !+S, dan in"orman apabila dalam melakukan pengkaian klita perlu in"ormasi selain dari klien. =mur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan tetapi anak dibaah umur 2 tahun dan deasa diatsa 0 tahun memiliki penilaian tinggi terhadap umlah kematian (Lukman C dan Sorensen '.-). data pekeraan perlu karena enis pekeraan memiliki resiko tinggi terhadap luka bakar agama dan pendidikan menentukan inter;ensi ynag tepat dalam pendekatan II.1.2 'eluhan utama 'eluhan
utama
yang
bakar (-ombustio) adalah
dirasakan nyeri,
sesak
oleh
klien
luka
na"as.
?yeri
dapat
disebabakna kerena iritasi terhadap sara". 4alam melakukan pengkaian nyeri harus diperhatikan paliati", se;ere, time, Euality (p,E,r,s,t). sesak na"as yang timbul beberapa am / hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran na"as bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru. II.1.3 +iayat penyakit sekarang ambaran keadaan klien mulai taradinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menalan peraatanketika dilakukan pengkaian. 6pabila diraat meliputi beberapa "ase 3 "ase emergency (M5 am pertama teradi perubahan pola bak), "ase akut (5 am pertama beberapa hari / bulan ), "ase rehabilitati" (menelang klien pulang) II.1.4 +iayat penyakit masa lalu !erupakan riayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum mengalami luka bakar. +esiko kematian akan meningkat ika klien mempunyai riaya penyakit kardio;askuler, paru, 4!, neurologis, atau penyalagunaan obat dan alcohol
II.1.5 +iayat penyakit keluarga !erupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi 3 umlah anggota
keluarga,
kebiasaan
keluarga
mencari
pertolongan,
tanggapan
keluarga
mengenai
masalah
kesehatan,
serta
kemungkinan penyakit turunan II.1.6 *ola 64L !eliputi kebiasaan klien sehari1hari dirumah dan di +S dan apabila teradi perubahan pola menimbulkan masalah bagi klien. *ada pemenuhan kebutuhan nutrisi kemungkinan didapatkan anoreksia, mual, dan muntah. *ada pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan karena klien tidak dapat melakukan sendiri. *ola pemenuhan istirahat tidur uga mengalami gangguan. al ini disebabkan karena adanya rasa nyeri. II.1.7 +iayat psiko social *ada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image yang disebabkan karena "ungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan. Selain itu uga luka bakar uga membutuhkan peraatan yang laam sehingga mengganggu klien dalam melakukan akti"itas. al ini menumbuhkan stress, rasa cemas, dan takut. II.1.8 6kti"itas/istirahat %anda3 *enurunan kekuatan, tahananN keterbatasan rentang gerak pada area yang sakitN gangguan massa otot, perubahan tonus. II.1.9 Sirkulasi3 %anda (dengan cedera luka bakar lebih dari 208 6*%%)3 hipotensi (syok)N penurunan nadi peri"er distal pada ekstremitas yang cederaN ;asokontriksi peri"er umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik)N takikardia (syok/ansietas/nyeri)N disritmia (syok listrik)N pembentukan oedema aringan (semua luka bakar). II.1.10 ntegritas ego eala3 masalah tentang keluarga, pekeraan, keuangan, kecacatan. %anda3 ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah. II.1.11 liminasi %anda3 haluaran urine menurun/tak ada selama "ase daruratN arna mungkin hitam kemerahan bila teradi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalamN diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi)N penurunan bising usus/tak adaN khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 208 sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik. II.1.12 !akanan/cairan %anda3 oedema aringan umumN anoreksiaN mual/muntah.
II.1.13 ?eurosensori eala3 area batasN kesemutan. %anda3 perubahan orientasiN a"ek, perilakuN penurunan re"leks tendon dalam (+%4) pada cedera ekstremitasN akti"itas keang (syok listrik)N laserasi kornealN kerusakan retinalN penurunan ketaaman penglihatan (syok listrik)N ruptur membran timpanik (syok listrik)N paralisis (cedera listrik pada aliran sara"). II.1.14 ?yeri/kenyamanan eala3 Berbagai nyeriN contoh luka bakar deraat pertama secara eksteren sensiti" untuk disentuhN ditekanN gerakan udara dan perubahan suhuN luka bakar ketebalan sedang deraat kedua sangat nyeriN smentara respon pada luka bakar ketebalan deraat kedua tergantung pada keutuhan uung sara"N luka bakar deraat tiga tidak nyeri. II.1.15 *erna"asan eala3
terkurung
dalam
ruang
tertutupN
terpaan
lama
(kemungkinan cedera inhalasi). %anda3 serakN batuk mengiiN partikel karbon dalam sputumN ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosisN indikasi cedera inhalasi. *engembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dadaN alan na"as atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal)N bunyi na"as3 gemericik (oedema paru)N stridor (oedema laringeal)N sekret alan na"as dalam (ronkhi). II.1.16 'eamanan %anda3 'ulit umum3 destruksi aringan dalam mungkin tidak terbukti selama $1 hari sehubungan dengan proses trobus mikro;askuler pada beberapa luka. 6rea kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah antung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok. -edera api3 terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan ;ariase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosongN mukosa hidung dan mulut keringN merahN lepuh pada "aring posteriorNoedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal. -edera kimia3 tampak luka ber;ariasi sesuai agen penyebab. 'ulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halusN
lepuhN ulkusN nekrosisN atau arinagn parut tebal. -edera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan aringan dapat berlanut sampai 2 am setelah cedera. -edera listrik3 cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di baah nekrosis. *enampilan luka ber;ariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosi"), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar. 6danya "raktur/dislokasi (atuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik). II.1.17 *emeriksaan "isik II.1.17.1 keadaan umum =mumnya
penderita
datang
dengan
keadaan
kotor
mengeluh panas sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai deraat cukup berat II.1.17.2 %%A %ekanan
darah
perna"asan
menurun
lemah
nadi
sehingga
cepat,
tanda
suhu
tidak
dingin,
adekuatnya
pengembalian darah pada 5 am pertama II.1.17.3 *emeriksaan kepala dan leher 1)
'epala dan rambut -atat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan arna rambut setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka bakar
2)
!ata -atat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar
3)
idung -atat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang rontok.
4)
!ulut Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake cairan kurang
5)
%elinga -atat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen
6)
Leher -atat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
II.1.17.4 *emeriksaan thorak / dada nspeksi bentuk
thorak,
irama
parna"asan,
ireguler,
ekspansi dada tidak maksimal, ;okal "remitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru, auskultasi suara ucapan egoponi, suara na"as tambahan ronchi II.1.17.5 6bdomen nspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada area epigastrium yang mengidenti"ikasi adanya gastritis. II.1.17.6 =rogenital 'ai kebersihan karena ika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat
pertumbuhan
kuman
yang
paling
nyaman, sehingga potensi sebagai sumber in"eksi dan indikasi untuk pemasangan kateter. II.1.17.7 !uskuloskletal -atat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri II.1.17.8 *emeriksaan neurologi %ingkat kesadaran secara kuanti"ikasi dinilai dengan -S. ?ilai bisa menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok
hipo;olemik)
dan
nyeri
yang
hebat
(syok
neurogenik) II.1.17.9 *emeriksaan kulit !erupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka). *rinsip pengukuran prosentase luas uka bakar menurut kaidah G (rule o" nine lund and Broder) sebagai berikut 3 BA' TUBUH
'epala leher kstrimitas atas (kanan dan kiri) Badan depan Badan belakang ktrimitas baah (kanan dan kiri) enetalia
0 TH 8 8 8 8 28 8
1 TH 58 8 8 8 $8 8
D
*engkaian kedalaman luka bakar dibagi menadi $ deraat (grade). rade tersebut ditentukan berdasarkan pada keadaan luka, rasa nyeri yang dirasanya dan lamanya kesembuhan luka
II.2
Dia"nosa epe%a/atan
II.2.1 4iagnosa 3 'ekurangan ;olume cairan II.2.1.1 4e"inisi *enurunan
cairan
intra;askuler, interstisial,
dan/atau
intraselular. ni mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saa tanpa perubahan kadar natrium. II.2.1.2 Batasan karakteristik 1)
aus
2)
'elemahan
3)
'ulit kering
4)
!embrane mukosa kering
5)
*eningkatan "rekuensi nadi
6)
*eningkatan hematokrit
7)
*eningkatan konsentrasi urine
8)
*eningkatan suhu tubuh
9)
*enurunan berat badan tiba1tiba
10) *enurunan haluaran urine 11) *enurunan pengisian ;ena 12) *enurunan tekanan darah 13) *eneurunan tekanan nadi 14) *enurunan turgor kulit 15) *enurunan turgor lidah 16) *enurunan ;olume nadi 17) *erubahan status mental II.2.1.3 Caktor yang berhubungan 1)
'egagalan mekanisme regulasi
2)
'ehilangan cairan akti"
II.2.2 4iagnosa 23 ?yeri akut II.2.2.1 4e"inisi *engalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan aringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan ( !nternational Assosiation for the Study of "ain)N aitan yang tiba1tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi. II.2.2.2 Batasan karakteristik
1)
Bukti nyeri dengan menggunakan standar da"tar periksa
nyeri
untuk
pasien
yang
tidak
dapat
mengungkapkannya (mis., #eonatal !nfant "ain Scale$ "ain Assasement %hecklist for Senior &ith 'imited Ability to %ommunicate) 2)
4ia"oresis
3)
4ilatasi pupil
4)
kspresi aah nyeri (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu "okus, meringis)
5)
Cokus penyempitan (mis., persepsi aktu, proses berpikir, interaksi dengan orang dan lingkungan).
6)
Cokus pada diri sendiri
7)
'eluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis., skala #ong1Baker C6-S, skala analog ;isual, skala penilaian numeric)
8)
'eluhan
tentang
karakteristik
nyeri
dengan
menggunakan standar instrument nyeri (mis., (c)ill "ain *uetionnaire$ +rief "ain !nentory) 9)
Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan akti;itas (mis., anggota keluarga, pemberian asuhan)
10) !engekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis, aspada) 11) *erilaku distraksi 12) *arubahan pada parameter "isiologi (mis., tekanan darah,
"rekuensi
antung,
"rekuensi
pernapasan,
saturasi oksigen, dan end-tidal karbondioksida O-D2P) 13) *erubahan posisi untuk menghindari nyeri 14) Sikap tubuh melindungi II.2.2.3 Caktor yang berhubungan 1)
6gens
cedera
biologis
(mis.,
iskemia,
in"eksi,
neoplasma) 2)
6gens cedera "isik (mis., luka bakar, abses, amputasi, terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan)
3)
6gens cedera kimiai (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens mustard)
II.3
Pe%en,anaan
II.3.1 4iagnosa 3 'ekurangan ;olume cairan II.3.1.1 ?D%uuan3 setelah dilakukan proses keperaatan selama Q I 25 am, diharapkan
penurunan
cairan intra;askuler,
interstitial, dan atau intraselular yang mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saa tanpa perubahan natrium teratasi. 'riteria hasil3 Sala ta%"et o Sala out,ome eselu%u)an
+ %ekanan darah 4enyut nadi radial %ekanan arteri rata1rata 4enyut peri"er %urgor kulit
II.3.1.2 ?1)
!anaemen cairan
2)
*emasangan in"use
II.3.2 4iagnosa 23 ?yeri akut II.3.2.1 ?D%uuan3 setelah dilakukan proses keperaatan selama Q I 25 am, keparahan dari nyeri yang diamati atau dilaporkan berkurang. 'riteria hasil3 Sala ta%"et o Sala out,ome eselu%u)an
+ ?yeri yang dilaporkan *anangnya episode nyeri !engerang dan menangis kspresi nyeri aah
Crekuensi napas
II.3.2.2 ?1)
!anaemen nyeri
2)
*emberian analgesic
III. Dafta% Pustaa 4oengoes, !.., 2000, Rencana Asuhan ,epera&atan, -,
!asoener,dkk. 2002. 'apita Selekta 'edokteran. C'=.
Banarmasin, *reseptor 6kademik
!i%man A%if3S4Kep43Ne%s
!ei 20
*reseptor 'linik
S)abit Habibie3S4Kep43Ne%s