Laporan Pendahuluan Luka Bakar
Disusun oleh :
1.
Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas (thermal), kimia, elektrik, dan radiasi. Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api,cairan panas, listrik, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) (Anonim. 2006). Luka bakar merupakan respons kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma suhu atau termal (Grace. 2007). Luka bakar merupakan luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu tinggi, syok listrik, atau bahan kimia (Corwin. 2009). Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi (Anonim. 2008).
3.
Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn) Lewatnya tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan perubahannya menjadi tenaga panas, ia menimbulkan luka bakar yang tidak hanya mengenai kulit dan jaringan sub kutis, tetapi juga semua jaringan pada jalur alur listrik tersebut. Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber tenaga bervoltase tinggi. Anggota gerak merupakan kontak yang terlazim, dengan tangan dan lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai dan kaki. Kontak sering menyebabkan gangguan jantung dan atau pernafasan, dan resusitasi kardiopulmonal sering diperlukan pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya gosong dan tampak cekung.
4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury) Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injury ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terpapar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
4. Patofisiologi
Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit sebelumnya.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu ( superficial ) yaitu hanya mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua ( partial ) adalah mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari.
Derajat tiga atau
ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih,
Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.
Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.
Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury jaringan.
Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.
Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada penyembuhan jaringan yang rusak.
Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan
Dalam 24 jam pertama
Luka Bakar
Meningkatnya permeabilitas kapiler
Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi ke dalam rongga interstisial : hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia
Hipovolemi
Menentukan luka bakar menurut Lund dan Browder : Tingkat Usia Area luka bakar
0-1 Tahun
1-4 Tahun
5-9 Tahun
10-14 Tahun
15 Tahun
Dewasa
Kepala
19
17
13
11
9
7
Leher
2
2
2
2
2
2
Dada
13
13
13
13
13
13
Punggung
13
13
13
13
13
13
Lengan kanan atas
4
4
4
4
4
4
Lengan kiri atas
4
4
4
4
4
4
Lengan kanan bawah
3
3
3
3
3
3
Lengan kiri bawah
3
3
3
3
3
3
Tangan kanan
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
Tangan kiri
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2%
3%
Total
Genetalia
1
1
1
1
1
1
Bokong kanan
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
Bokong kiri
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
Paha kanan
5,5
6,5
8
8,5
9
9,5
Paha kiri
5,5
6,5
8
8,5
9
9,5
Tungkai kanan
5
5
5,5
6
6,5
7
Tungkai kiri
5
5
5,5
6
6,5
7
Kaki kanan
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
Kaki kiri
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5 Total
a.
Derajat Kedalaman
Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat panas sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita. Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu sebagai berikut:
Luka bakar derajat I : Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.
Luka bakar derajat II Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dibedakan atas 2 (dua) bagian : a.
Derajat II dangkal/superficial (IIA) Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.
ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.
Klasifikasi baru
Superficial thickness
klasifikasi tradisional
Derajat 1
Partial thickness Derajat 2 — superficial
Deep Partial thickness (reticular)
kedalaman luka bakar
bentuk klinis
Lapisan Epidermis
Erythema( kemerahan ), Rasa sakit seperti tersengat, blisters( Gelembung cairan )
Epidermis Superficial papillary) dermis
Blisters ( Gelembung cairan (Lapisan ), Cairan bening ketika gelembung dipecah, dan rasa sakit nyeri
Sampai pada lapisan berwarna putih, Tidak terlalu sakit seperti superficial
Wallace membagi tubuh atas bagian – nagian 9 % atau kelipatan dari 9 terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace. -
Kepala dan leher 9 %
-
Lengan 18 %
-
Badan Depan 18 %
-
Badan Belakang 18 %
-
Tungkai 36 %
-
Genitalia/perineum 1 %
-
Total 100 %
Dalam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan penderita adalah 1 % dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak – anak dipakai modifikasi Rule of Nine menurut Lund and Brower, yaitu ditekankan pada umur 15 tahun, 5 tahun dan 1 tahun.
Luka bakar derajat III < 10 %
Luka bakar berat -
Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa
-
Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.
-
Luka bakar derajat III 10 % atau lebih
5. Komplikasi
-
Syok hipovolemik
-
Kekurangan cairan dan elektrolit
-
Hypermetabolisme
-
Infeksi
-
Gagal ginjal akut
-
Masalah pernapasan akut; injury inhalasi, aspirasi gastric, pneumonia bakteri, edema.
-
Paru dan emboli
-
Sepsis pada luka
-
Ilius paralitik
menjalani pemeriksanaann
radiografi dari seluruh
vertebrata,
tulang
panjang, dan pelvis. f) Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap g) Elektrocardiogram : EKG terutama diindikasikan pada luka bakar listrik karena disritmia jantung adalah komplikasi yang umum h) CT scan : menyingkirkan hemorargia intrakarnial pada pasien dengan penyimpangan neurologik yang menderita cedera listrik.
1. Penatalaksanaan Luka Bakar
1. Penanggulangan terhadap shock 2. mengatasi gangguan keseimbangan cairan a. Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah dimodifikasi yaitu : b. 24 jam I : Ciran Ringer Lactat : 2,5 – 4 cc/kg BB/% LB. - ½ bagian diberikan dalam 8 jam pertama (dihitung mulai dari jam kecelakaan). ½ bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Asuhan Keperawatan Luka Bakar 1. Pengkajian
Pengkajian awal adalah menentukan kegawatan luka bakar.
Bila ringan atau sedang fokus pada penatalaksanaan nyeri dan perawatan luka.
Bila luka bakar berat, pengkajian meliputi; kepatenan jalan nafas, kaji vaskular, urine output (pengeluaran urine), tanda-tanda vital, gejala syok, intensitas nyeri, kaji luka, pantau analisa gas darah, pulse oximetry, dan kaji bising usus.
Kaji perilaku klien dan perubahan kesadaran.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar b) Resiko infeksi b.d kerusakan lapisan pelindung c) Resiko kurangnya volume cairan b.d perpindahan cairan dari intravaskular ke dalam rongga interstisial dan hilangnya cairan secara evaporasi d) Tidak efektif bersihkan jalan nafas dan gangguan pertukaran gas b.d edema
No 1
Dx. Keperawatan
Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar
Tujuan/Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24jam
Intervensi
-
selama
pasien
-
warna,
sensasi,
dalam
nadi
kriteria : -
Kaji
Rasional
-
gerakan,
perfer
pengisian
Adanya regenerasi
pada
kulit
luka bakar
Pembentukan oedem dapat secara
dan
cepat
kapiler
menekan
pembuluh
ekstremitas
darah
sehingga mempengaruhi
Mencapai
sirkulasi
penyembuhan tepat waktu luka
pada
area -
Tinggikan ekstremitas
yang
Meningkatkan sirkulasi sistemik
sakit dengan tepat
-
Monitor
TTV
-
Disritmia
jantung
secara teratur tiap
dapat terjadi karna
30menit
perpindahan elektrolit
-
Perhatikan jaringan nekrotik
-
dan
Memberikan informasi
kondisi sekitar luka
tentang
kebutuhan penanaman dan
kulit
kemungkinan
penunjuk
tentang
sirkulasi 2
Resiko infeksi b.d kerusakan lapisan pelindung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam
pasien
-
Awasi TTV
-
selama
perubahan sensosi,
dalam
frekuensi
kriteria hasil : - Bebas
Indikator
pernafasan, eksudat
dan
demam
purulen dan tidak demam
-
Tekankan pentingnya
teknik
Mencegah kontaminasi silang
cuci tangan yang
atau
menurunkan
baik
resiko infeksi
-
Gunakan
teknik
aseptik
-
selama
perawatan
Mencegah terpajan pada
luka
organisme
infeksius
langsung
-
Periksa terbakar
area
tak
-
(seperti
Infeksi
seperti
jamur
lipatan-lipatan)
seringkali
yang terjadi
sehubungdengan sistem imun
-
Bersihkan jaringan
-
Meningkatkan penyembuhan dan
nikrotik
mencegah autokontaminasi 3
Resiko kurangnya volume cairan b.d perpindahan Setelah dilakukan tindakan cairan
dari
intravaskular
ke
dalam
rongga
interstisial dan hilangnya cairan secara evaporasi.
keperawatan 3x24jam
-
Awasi tanda vital, CVP. Perhatikan kapiler dan kekuatan nadi perifer.
-
Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler.
-
Awasi pengeluaran urine dan berat
-
Penggantian cairan dititrasi untuk
selama diharapkan
kebutuhan volume caioran terpenuhi dan kriteria klien sebagai berikut :
-
Turgor kulit elastis
-
Mukosa
jenisnya.
meyakinkan rata-2 pengeluaran urine 30-50 cc/jam pada orang dewasa.
bibir
lembab -
HT
normal
(37-
43%) -
-
Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai indikasi.
-
Memperkirakan luasnya oedema/perpindaha n cairan yang mempengaruhi volume sirkulasi dan pengeluaran urine.
-
Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak
-
Peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan protein, proses inflamasi dan kehilangan cairan melalui evaporasi mempengaruhi volume sirkulasi dan pengeluaran urine.
Tidak ada tandatanda hipovolemik
-
Tidak ada tandatanda dehidrasi
-
TTV normal
-
HB normal
.
-
Lakukan kolaborasi Awasi hasil pemeriksaan laboratorium ( Hb, Ht, Leukosit, Elektrolit)
-
Meningkatkan pengeluaran urine dan membersihkan tubulus dari debris /mencegah nekrosis.