LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN IBU BERSALIN DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI (PRE EKLAMSI)
PUTRI AGUNG SRI PRAMITADEWI PO7120008032
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN 2010
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN IBU BERSALIN DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI (PRE EKLAMSI)
I. KONSEP DASAR TEORI A. PENGERTIAN
Per eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
B. GAM GAMBARA BARAN N KLI KLINI NIS S
-
Sakit kepala terutama daerah frontalis
-
Rasa nyeri di daerah epigastrium
-
Gangguan ma mata.penglihatan me menjadi ka kabur
-
Terdapat mual sampai muntah
-
Gangguan pe pernafasan sa sampai cy cyanosis
-
Terja rjadi gang angguan kesadaran (Manuaba,1998)
C. PATOFISIOLOGI
Faktor predisposisi : Primigravida, hidramnion,gemelli,mola hidatidosa,gestase,usia lebih dari 35 tahun, obesitas
PRE EKLAMSI
Vasospasme
Penurunan tekanan
Kerusakan vaskuler
osmotik koloid Hipertensi Oedema Gangguan perfusi Otak
:
Nyeri
kepala,
Ganggu Gangguann ann keseim keseimban bangan gan cairan cairan penurunan
dan elektrolit
kesadaran Kardiovaskuler : Penurunan plasma, syok
Risiko tinggi cedera
Jaringan/otot : penimbunan asam laktat Ginjal : BUN , proteinuria
Gangguan perfusi jaringan ginjal
Gangguan rasa nyaman
D. KLASIFIKASI PRE EKLAMSIA EKLAMSIA
1. Pre–eklamsia Ringan - Teka Tekana nan n dara darah h sist sistol olik ik 140 140 atau atau kena kenaik ikan an 30 mm Hg deng dengan an inter interva vall pemeriksaan 6 jam - Teka Tekana nan n darah darah dias diasto toli licc 90 atau atau kena kenaik ikan an 15 mmHg mmHg deng dengan an inte interv rval al pemeriksaan 6 jam - Kenaikan Kenaikan B 1 kg atau atau lebih lebih dalam dalam semingg seminggu u - Proteinuria Proteinuria 0,3 gr gr atau urin aliran pertengahan pertengahan 2. Pre–eklamsia Berat Bila salah satu gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil sudah dapat
digolongkan pre-eklamsia berat : -
Teka Tekana nan n dara darah h 160/ 160/11 110 0 mmHg mmHg
-
Olig Oligur uria ia,, uri urin n kur kuran ang g dr dr 400 400cc/ cc/24 24 jam jam
-
Prot Protei einu nuri riaa lebi lebih h dar darii 3 gr/ gr/li lite ter r
-
Kelu Keluha han n subj subjek ekti tiff : nyer nyerii epig epigas astr triu ium, m, gang ganggu guan an peng pengel elih ihat atan an,, nyer nyerii kepala, edema paru dan sianosis, gangguan kesadaran
II. KO KONS NSEP EP DAS DASAR AR ASK ASKEP EP A. PENGKAJIAN
Data yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia adalah : 1. Data Data subye ubyekt ktif if : -
Umur Umur bia biasa sany nyaa seri sering ng ter terja jadi di pad padaa prim primii grav gravid idaa , < 20 tahu tahun n atau atau
> 35 tahun -
Riwayat kesehatan ibu sekara arang : terjadi peningkatan tensi,
oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur -
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,
vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM -
Riwa Riwaya yatt keham kehamil ilan an : riwa riwaya yatt keham kehamil ilan an gand ganda, a, mol molaa hidat hidatid idos osa, a,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya -
Pola Pola nut nutri risi si : jeni jeniss mak makan anan an yang yang diko dikons nsum umsi si baik baik maka makana nan n poko pokok k
maupun selingan -
Psik Psiko o sos sosia iall spiri spiritu tual al : Emos Emosii yang yang tida tidak k stab stabil il dap dapat at meny menyeb ebab abka kan n
kecema kecemasan san,, oleh oleh karena karenanya nya perlu perlu kesiap kesiapan an moril moril untuk untuk mengha menghadap dapii resikonya 2. Data Data Obyek yektif tif : -
Inspek Inspeksi si : edema edema yang yang tidak tidak hila hilang ng dala dalam m kurun kurun waktu waktu 24 24 jam jam
-
Palpas Palpasii : untu untuk k menge mengetah tahui ui TFU, TFU, letak letak janin janin,, lokas lokasii edema edema
-
Ausk Auskul ulta tasi si : mend menden enga gark rkan an DJJ DJJ untu untuk k meng menget etah ahui ui adan adanya ya feta fetall
distress -
Perk erkusi : untuk mengetahu ahui refle fleks patell ella sebagai syara arat
pemberian SM ( jika refleks + ) -
Pemer emerik iksa saan an penun enunja jang ng ; •
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
•
Labo Labora rato tori rium um : prot protei ein n uri uri deng dengan an kate katete terr atau atau mids midstr trea eam m ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
•
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
•
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
•
•
USG ; untuk mengetahui keadaan janin NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. MASAL ASALAH AH KE KEPE PERA RAWA WATA TAN N
a.
Resiko
tinggi
terjadinya
trauma
ibu
berhubungan
dengan
penurunan fungsi fungsi organ ( vasospasme vasospasme dan peningkatan tekanan darah ) b.
Resiko tinggi terjadinya trauma janin berhubungan dengan
penurunan plasenta c.
Gangguan perf erfusi pada jarin ringaan ginjal berhu rhubungan deng engan
vasokontriksi, spasme dan edema glomerulus d.
Gang Ganggu guan an kes kesei eimb mban anga gan n caira cairan n dan dan elek elektr trol olit it berh berhub ubun unga gan n deng dengan an
retensi air dan garam e.
Gang Ganggu guan an rasa rasa nyam nyaman an ( nye nyeri ri kepa kepala la ) ber berhu hubu bung ngan an deng dengan an
ganguan perfusi jaringan ke otak
C. PERENCAN CANAAN
Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya trauma ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah). Tujuan :
- tida tidak k ter terja jadi di tra traum umaa pada pada ibu ibu
Intervensi :
1. Kaji Kaji tandatanda-tan tanda da perub perubaha ahan n fungsi fungsi otak otak Rasional : Oedema serebral dan vasokontriksi dapat dievaluasi dari tanda subjektif, tingkah laku dan gangguan retina 2. Kaji Kaji tingk tingkat at kesa kesadar daran an klie klien n Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan sirkulasi otak 3. Kaji Kaji tanda tanda ekla eklams msii (hip (hiper erak akti tif, f, refl reflek ek patel patella la dala dalam, m, penur penurun unan an nadi nadi dan dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguri) Rasional : Oedema keseluruhan dan vasokontriksi merupakan manifestasi dan perubahan pada SSP, Ginjal, Jantung dan Paru-Paru 4. Tutup kamar kamar atau atau ruangan, ruangan, batasi batasi pengunjung, pengunjung, tingkat tingkatkan kan waktu waktu istiraha istirahat. t. Rasional : Mengurangi rangsangan lingkungan yang dapat menstimulasi otak dan dapat menimbulkan kejang.
Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya trauma janin berhubungan dengan penurunan plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin Intervensi :
1. Jelaskan Jelaskan adanya adanya tanda-tanda tanda-tanda solutio solutio plasent plasentaa ( nyeri nyeri perut, perut, perdarahan, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun ) Rasional : Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala pre-eklamsi dan tahu akibat hipoxia bagi janin 2. Health Health education education tentang tentang perluny perlunyaa monitor monitoring ing janin Rasional Rasional : Adanya Adanya penurunan penurunan aktifitas aktifitas sebagai indikasi, indikasi, adanya gangguan pada janin 3. Monitor Monitor DJJ sesuai sesuai indika indikasi si Rasional : Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, hipoxia, prematur dan
solusio plasenta 4. Kolabo Kolaboras rasii untuk pembe pemberia rian n kortikos kortikoster teroid oid Rasion Rasional al : Korti Kortikos koster teroid oid merang merangsan sang g kemata kematangan ngan surfac surfactan tantt paru paru janin janin sehingga bila lahir premature bayi lebih siap. Diagnosa keperawatan III :
Gangguan perfusi pada jaringaan ginjal berhubungan dengan vasokontriksi, spasme dan edema glomerulus Tujuan :
Perfusi jaringan ginjal lancar Intervensi :
1. Anjurkan pasien bedrest dengan posisi miring. Rasional : Bedrest dapat meningkatkan cardius output dan urine output total dan menurunkan aktivitas kelenjar adrenal 2. Observasi intake dan output serta BJ urine Rasional : Oliguri sebagai indikasi hipovelemik sedang dan ginjal terganggu 3. Cek kadar kreatinin, asam urat dan BUN Rasional : Peningkatan kadar tersebut sebagai indikasi penurunan kondisi klien
Diagnosa keperawatan IV :
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan retensi air dan garam Tujuan :
Keseimbangan cairan terjaga Intervensi :
1. Timbang BB secara rutin Rasi Rasion onal al : Peni Peningk ngkat atan an BB > 1 kg/m kg/min ingg ggu u sebag sebagai ai indi indika kasi si adany adanyaa rete retens nsii abnormal pada klien. 2.
Monitor adanya edema Rasional : edema sebagai tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3.
Catat ka kadar Hb Hb da dan He Hematokrit Rasional: Identifikasi adanya Hemokonsentrasi. HCT 3X Hb merupakan indikasi adanya Hemokonsentrasi. 4. Monitor output urine, suara parau dan tanda vital. Rasional : indicator kerja ginjal, indicator adanya udema paru, adanya peningkatan tensi abnormal.