LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PEMBUATAN ASAM FORMAT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
Fatimah Sriwati
F.16.011
Hamidah
F.16.013
M. Aldi Setiawan
F.16.021
Prichilia Anggelina Putri
F.16.030
Rizka Appriliani
F.16.033
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2018
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam format atau asam formiat (nama sistematis: asam metanoat) adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam format secara alami antara lain terdapat pada sengat lebah dan semut, sehingga dikenal pula sebagai asam semut. Asam format merupakan senyawa antara yang penting dalam banyak sintesis bahan kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2. Di alam, asam format dihasilkan banyak serangga dari bangsa Hymenoptera, misalnya
lebah
dan
semut
sebagai alat serang atau alat bertahan. Asam formiat ini secara alami terkandung didalam sengat lebah dan semut sehingga sering disebut asam semut. Nama asam formiat sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu formica yang berarti semut. Pada awalnya, senyawa asam formiat ini diisolasi melalui distilasi semut, dan saat ini dapat dapat disintesis dengan cara yang lebih mudah di laboratorium. Asam formiat juga merupakan senyawa intermediat (senyawa antara) yang penting dalam banyak sintesis kimia. Asam format juga merupakan hasil pembakaran yang signifikan dari bahan
bakar
alternatif, yaitu
pembakaran metanol (dan etanol yang
tercampur air), jika dicampurkan dengan bensin. Nama asam format berasal dari kata Latin formica yang berarti "semut". Pada awalnya, senyawa ini diisolasi melalui distilasi semut. Semut menghasilkan asam ini pada kantung yang disebut sebagai acidophore. Apabila semut "mengigit" (sebenarnya menjepit), ia juga menyemprotkan asam format dari acidophore untuk memperkuat rasa sakit pada korbannya. Senyawa kimia turunan asam format, misalnya kelompok garam dan ester, dinamakan format atau metanoat. Ion format memiliki rumus kimia HCOO−. Beberapa ilmuwan melakukan penelitian yang berhubungan dengan Asam formiat dari semut tersebut. Brunfles pada permulaan abad ke-16 menyelidiki uap dari semut gunung penyebab warna merah dari tumbuhtumbuhan. Et-Muller pada tahun 1684 telah mendistilasi sejumlah semut
gunung yang menghasilkan suatu “acid spirit” yang dapat merusak besi. Fisher mendistilasi sejumlah semut dengan air dan ditemukan pada larutan distilatnya suatu asam menyerupai “spirit of vinegar”. Pada umumnya, Asam formiat yang dijual dipasaran mempunyai kadar 85% dan 90% sedangkan dalam bentuk anhidrat tersedia dalam jumlah bebas. Asam formiat banyak digunakan untuk koagulan karet, conditioner pada pencelupan tekstil, industri kulit serta sintesa bahan-bahan farmasi dan bahan kimia lain.
B. Kompetensi Praktikum Mahasiswa mampu melakukan reaksi pembuatan asam format (asam semut)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori Asam semut adalah senyawa asam karboksilat yang paling sederhana dengan nama lain asam format (atau sering disebut asam formiat). Rumus molekul asam formiat adalah HCOOH. Asam formiat ini secara alami terkandung didalam sengat lebah dan semut sehingga sering disebut asam semut. Nama asam formiat sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu formica yang berarti semut. Pada awalnya, senyawa asam formiat ini diisolasi melalui distilasi semut, dan saat ini dapat dapat disintesis dengan cara yang lebih mudah di laboratorium. Asam formiat juga merupakan senyawa intermediat (senyawa antara) yang penting dalam banyak sintesis kimia. Asam format juga merupakan hasil pembakaran yang signifikan dari bahan
bakar
alternatif, yaitu
pembakaran metanol (dan etanol yang
tercampur air), jika dicampurkan dengan bensin. Nama asam format berasal dari kata Latin formica yang berarti "semut". Pada awalnya, senyawa ini diisolasi melalui distilasi semut. Semut menghasilkan asam ini pada kantung yang disebut sebagai acidophore. Apabila semut "mengigit" (sebenarnya menjepit), ia juga menyemprotkan asam format dari acidophore untuk memperkuat rasa sakit pada korbannya. Senyawa kimia turunan asam format, misalnya kelompok garam dan ester, dinamakan format atau metanoat. Ion format memiliki rumus kimia HCOO−. Sifat Fisika Asam Formiat Asam semut atau asam formiat atau asam metanoat, yang memiliki rumus molekul HCOOH, merupakan turunan pertama Asam karboksilat yang paling kuat dengan gugus molekul yang paling pendek dibandingkan dengan asam karboksilat yang lain . Asam formiat termasuk dalam katagori asam organik lemah, tapi bersifat sangat korosif,
tidak
berwarna,
mempunyai
bau
yang
menyengat,
dapat
menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan dapat melepuhkan kulit. Asam formiat dapat melarut sempurna dengan air, aseton,eter, etil asetat, metanol, etanol, dan gliserin. Asam ini dapat membentuk azeotrop dengan air pada kandungan asam formiat 67% berat (0,1 bar), 78% berat (1
bar), dan 84% berat (3 bar). Campuran asam formiat dan air memiliki titik eutektik yang membeku pada suhu 48,5oC dibawah nol dengan komposisi 70% berat asam formiat. (Kemira Oy Engineering,1980) Sifat Kimia Asam Formiat Asam formiat dapat bercampur sempurna dengan air dan sedikit larut dalam benzene, karbon tetra klorida, toluene dan tidak larut dalam hidrokarbon alifatik seperti heptana dan oktana. Asam formiat dapat melarutkan nilon, poliamida tetapi tidak melarutkan Poli Vinil Chlorida (PVC). Campuran Asam formiat dan air membentuk campuran azeotrop (yaitu campuran larutan yang mempunyai titik didih mendekati titik beku) dengan kandungan maksimum Asam formiat 77,5 % pada tekanan atmosfer. Asam formiat akan terdekomposisi menjadi Karbon dioksida dan air pada temperatur 100oC atau dalam temperatur kamar bila ditambahkan katalis Palladium. Asam formiat terhidrasi oleh Asam sulfat pekat dan menghasilkan Karbon monoksida dan air. Kegunaan dari asam format diantaranya untuk koagulasi lateks (dengan pencampuran zat asam ini latek yang diperoleh dari sadapan pohon karet akan menggumpal sehinga mudah untuk dibawa),penyamakan kulit,industri tekstil dan sebagai fungisida (Riawan, 1990). Pada ion karboksilat terjadi resonansi, contoh: pada asam format, kedua ikatan karbon-oksigen punya panjang ikatan yang berbeda. Tetapi pada garam natrium format, kedua ikatan karbon-oksigen dari ion format identik dan panjangnya di antara ikatan ganda dua dan tunggal karbon-oksigen yang normal (Suminar, 1990).
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Alat 1. Pipet tetes 2. Satu set alat destiasi 3. Gelas Erlenmeyer 4. Tabung reaksi
B. Bahan 1. Kristal Asam oksalat 2. Gliserol 3. KMnO4 4. Serbuk magnesium
A. Prosedur Kerja 1. Pembuatan Destilat Di dalam labu destilasi yang telah dihubungkan dengan pendingin
Panaskan campuran dari 2.5 g Gliserol dan 2,5 g Kristal asam karboksiat yang mengandung air kristal
Terjadi pengeluaran gas. Amati reaksi yang terjadi
Tambahkan kedalam labu 1,25 g asam oksalar lagi dan teruskan pemanasan
Tampunglah destilat yang terjadi dengan labu erlenmayer
Ukur hasil yang didapatkan (ml)
2. Reaksi Terhadap Formiat Oksidasi asam semut dengan kalium permanganate
Ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan de stilat
Teteskan 1 tetes larutan kalium permanganat
Biarkan untuk beberapa lama dan amati reaksi yang terjadi
Reduksi dengan serbuk magnesium Kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan desti ast bubuk seujung sudip serbuk magnesium
Amati reaksi yang terjadi
Adanya terjadi gelembung
BAB IV HASIL
Reaksi
Sebelum
Sesudah
Reaksi Kimia
Oksidasi asam
Warna : bening
HCOOH + KMnO4 --
formiat dengan
Bau : menyengat
-> KMnO4 + CO2 +
KMnO4
Bentuk : cair
H2O
Warna : Coklat pekat Bau : menyengat Bentuk : cair Endapan : coklat
Reduksi asam
Warna : bening
HCOOH + Mg --->
formiat dengan
Bau : menyengat
Mg(CO)2 + H2O
Magnesium
Bentuk : cair
Warna : Bau : menyengat Bentuk : cair terdapat gelembung
BAB V PEMBAHASAN Pada percobaan asam format kami menggunakan alat destilasi yaitu suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan
perbedaan
kecepatan
atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Tujuan pemanasan menggunakan alat destilat agar garam formiat ini terurai menjadi HCOO- + Na+ dan jika HCOO - + H2O menjadi HCOOH + OH -, artinya tujuan pemanasan ini adalah untuk memperoleh asam yang membentuk garam formiat (HCOONa). Pembuatan asam formiat dilakukan dengan mereaksikan gliserol dengan asam oksalat yang mengandung air Kristal ke labu alas bulat yang telah dihubungkan dengan pendingin dan dipanaskan. Pemanasan ini dilakukan untuk mengetahui gas karbon dioksidasi yang dihasilkan. Setelah beberapa lama pengeluaran gas, ditambahkan asam oksalat lagi dan kemudian dilanjutkan destilasi sampai larutan habis. Hasil destilasi inilah yang disebut asam formiat. Asam formiat ini tidak berwarna, berbentuk cair dan berbau menyengat. Pada oksidasi asam semut dengan kalium permanganat oksidasi dilakukan dengan campuran destilasi dengan KMnO 4 karena KMnO4 merupakan oksidator yang kuat sehingga menghasilkan gas CO 2 dan endapan berwarna coklat. Endapan ini merupakan endapak MnO 2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: HCOOH + KMnO4 3HCOOH + 2MnO 4-
KMnO4 + CO2 + H2O atau 3CO2 + 2MnO2 + 2OH- + 2H2O
Reduksi dengan magnesium bertujuan untuk menunjukkan adanya formaldehid pada larutan. Dari hasil reaksi terbukti adanga formaldehid yang di tunjukkan dengan larutan yang berbusa. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut. HCOOH + Mg → Mg(CO)2 + H2O
BAB VI KESIMPULAN 1. Pembuatan asam format dengan melakukan destilasi gliserol dan asam oksalat 2. Dilakukan 2 reaksi yaitu oksidasi dengan KMnO4, dan reduksi dengan magnesium.
DAFTAR PUSTAKA Fessenden, Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. Riawan, S. 1990. Kimia Organik edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta. Riswiyanto. 2009. Kimia organik. Jakarta : Erlangga Tim KBI Oragnik. 2011. Praktikum Sintesis Organik. Depok: Departemen Kimia Fmipa UI