Universitas Papua"FTTP"Teknik GeologiPage 42
Paleontologi " 2015" Laporan Paleontologi
[Type the document title]
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Paleontologi berasal dari bahasa yunani kata "paleo" yang artinya masa lampau, "onto" yang artinya kehidupan dan "logos" yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa lampau.
Seiring berjalannya waktu banyak bermunculan berbagai jemis makhluk hidup dan ad di antaranya merupakan makluk hidup purba yang langka. Dan manusia mulai mempelajari tentang jenis-jenis makhluk hidup dan mengetahui sejarah tersebut dari fosil-fosil yang ditemukan berupa sisa tubuh dari makhluk tersebut atau jejak sisa dari makhluk tersebut.
Hal ini juga bisa mengetahui bahwa makhluk hidup sudah hidup sejak lama dibumi. Perkembangan mempelajari fosil ini belanjut hingga sampei pada tahap untuk menentukan umur batuan, sedimentasi, hingga mengetahui jenis makluk hidup yang blm dilihat.
Secara umum makhluk hidup dibedakan menjadi tumbuhan dan hewan. Hewan sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hewan vertebrata (bertulang belakang) dan invertebrata (tidak bertulang belakang). Dalam makalah ini akan dibahas tentang berbagai hewan invertebrate yang dibagi menjadi 5 phylum yang akan dibahas dan hewan vertebrata yaitu reptil.
Phylum yang akan di analisis antara lain yaitu Mollusca, coeleterata, arthropoda, Echinodermata, dan brachiopoda serta hewan dari vertebrata yaitu reptil.
Tujuan
Tujuan dalam pembuatan laporan ini ialah:
Untuk mengetahui, dan mengklasifikasi fosil.
Mengetahui jangka waktu hidup dari fosil.
Menentukan umur serta lingkungan pengendapan.
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Pensil 1. Sampel hewan(hidup/fosil)
Bolpoin
Penggaris
Penghapus
Lembar deskripsi
Camera
Masker
Jas lab
Aklohol 70%
Sarung tangan karet
Papan clipboard
Prosedur Percobaan
Siapkan alat tulis dan lembar deskripsi
Ambil sampel hewan yang akan di deskripsi
Deskripsi sampel tersebut
Kemudian foto sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PALEONTOLOGI
Paleontologi berasal dari bahasa yunani kata "paleo" yang artinya masa lampau, "onto" yang artinya kehidupan dan "logos" yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa lampau.
Paleontologi adalah ilmu yang ruang lingkup hidup purba yang biasanya adalah dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil makhluk hidup untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman purba. Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang, jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat fosil ditemukan, semakin muda usia fosil tersebut.
Ada bermacam-macam fosil bila ditinjau dari dari kejadiannya, antara lain:
·Bagian keras yang terawetkan dan menjadi fosil seperti keadaannya semula. Misalnya: tulang,gigi, cangkang
·Suatu rongga yang terbentuk karena bagian keras yang semula ada, terlarut oleh air dan akibatnya terbentuk rongga yang bentuknya seperti semula.
·Hasil pembatuan
·Awetan yang terdapat dalam lapisan seperti batu amber
Jejak, lubang, tempat tinggal, kotoran
Menurut Shrock & Twenhofel (1952), Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.
Terdapat dua macam istilah klasifikasi organisma, yaitu :
Natural classification, adalah suatu penggolongan organisma berdasarkan pada jenis lingkungan yang ditempatinya, misalnya : lingkungan sungai, laut, rawa dll.
Artificial classification, adalah suatu penggolongan organisma berdasarkan sifat-sifatnya (characters), seperti habitat, ukuran, penyebaran kedalaman dan geografi.
Henry Wood, pada tahun 1958 telah membahas secara praktis mengenai 9 phyla dalam klasifikasi hewan. Ke 9 phyla tersebut adalah :
Kingdom - SubKingdom
Branch - Sub Branch
Grade - Sub Grade
Phylum - Sub Phylum
Class - Sub Class
Ordo - Sub Ordo
Super-Family - Family
Genus - Sub Genus
Species - Sub Species
Dalam pembahasa paleontologi, biasanya klasifikasi dimulai dari Phylum hingga species
Konsep-Konsep Dasar Paleontologi
Taksonomi
Konsep Spesies
Filogeni
Metode Identifikas
Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu. Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom. Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super kingdom, merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di bawah unit baku, contoh: sub filum, terdapat di bawah unit filum.
Spesifikasi Nama
Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa:
Bentuk tubuh:Turritella angulata, memperlihatkan bentuk tubuh turreted (meninggi) dan menyudut pada kamarnya.
Struktur: Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh berpipa (tube) dan terangkai seperti alat musik (musica).
Geografis:Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil tersebutpertama kali diketemukan. Contoh:Fussulina sumatrensis, Fussulina yangdiketemukan di sumatera.
Personal:Mencantumkan nama penemunya. Contoh:Discoatermartinii, Martini adalah penemu fosil tersebut.
Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme dengan organisme lainnya. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
Metode Penyusunan Filogeni
Fenetik,Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang sama.
Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.
Metode Identifikasi
Morfologi.Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.
Biometri,Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.
Ruang Lingkup Paleontologi
Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Paleobotani ( tumbuhan ) dan Paleozoologi ( hewan ). Jadi ruang lingkup paleontologi ( terbagi dalam paleobotani dan paleozoologi) antara lain:
1. Paleobotani
Paleobotani adalah ilmu yang mempelajari fosil tumbuhan. Kajian Paleobotani meliputi aspek fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah evolusi dunia tumbuhan.
Tujuan mempelajari Paleobotani adalah:
Untuk rekonstruksi sejarah dunia tumbuhan. Hal ini dapat dilakukan karena fosil tumbuhan dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan yang terdapat pada kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat diketahui jenis tumbuhan yang ada dari waktu ke waktu, atau dengan kata lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya mengenai kapan kelompok tumbuhan tersebut mulai muncul di muka bumi, kapan perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok tumbuhan tersebut punah.
Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.
Untuk analisa endapan dari masa karbon ( khususnya yang mengandung sisa tumbuhan ), yang berpotensi dalam presiksi sifat- sifat batubara. Dengan demikian dapat diketahui macam batubara serta dari tumbuhan apa batubara tersebut berasal.
Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim. Dengan cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan masa lampau beserta perubahan-perubahan yang terjadi, dan juga untuk mempelajari hubungan antara tumbuhan dengan hewan yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan ini adalah perubahan ternperatur rata-rata.
2. Paleozoology ( hewan vertebrata dan invertebrata )
Tujuan dari mempelajari paleozoology adalah :
a. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan melalui rekonstruksi fosil karena fosil ditemukan dalam lapisan/strata geologis yang berlainan sehingga dapat diketahui perkiraan waktu munculnya dan kehidupan makhluk yang telah memfosil tersebut.
b. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Kehidupan pada masa purba di mana kondisi bumi masih belum stabil sangat memungkinkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim sehingga mempengaruhi kehidupan spesies dan vegetasi tanaman
c. Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan, mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada lingkungan tersebut
d. Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin
e. Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan walaupun peiode waktu geologis terus berjalan sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Proses adaptasi membuka zona adaptif yang baru yaitu suatu kumpulan kondisi hidup dan sumber daya baru yang memberikan banyak kesempatan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan.
Aplikasi paleontologi
Menentukan Umur Relatif Batuan
Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil dapatdigunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen. Fosil Indeks: fosil yang kemunculannya sangat spesifik mewakili suatu zaman, contoh:Ammonit pada Trias. Syarat-syarat fosil indeks: Memiliki penyebaran lateral yang luas, kisaran umurnya pendek dan mudah dikenali.
Melakukan Korelasi
Korelasi:menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan kesamaan umur. Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan batuan berdasarkan kesamaan kandungan fosilnya. Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur dari batuan itu sendiri.
Menentukan Lingkungan Pengendapan
Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana organismetersebut dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat dipergunakan untukmenentukan lingkungan pengendapan. Syarat: fosil terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese ), lingkungan hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan : Darat, meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi: pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.
Mengetahui Paleoklimatologi
Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai salah satu unsur lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis - sub tropis.
2.2 INVERTEBRATA
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Animalia yang termasuk dalam kelompok ini memiliki habitat yang sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai pegunungan. Hewan ini kebanyakan memiliki umur yang relatif singkat. Jarang ada yang sampai berusia lebih dari satu tahun.
Berdasarkan jenis simetri tubuhnya, invertebrata dapat dibedakan menjadi kelompok hewan bersimetri radial dan kelompok hewan bersimetri bilateral. Kelompok hewan tertentu disebut hewan bersimetri radial karena tubuhnya dapat dipotong menjadi dua bagian yang simetris melalui lebih dari satu arah. Oleh karena itu, tubuh hewan yang bersimetri radial biasanya bebrentuk silindris atau membulat. Bagian tubuh setelah atas yang dekat dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian sebelah bawah disebut bagian suboral (Heny 2007 : 51).
Jika seluruh hewan yang ada di alam kita kelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, maka sebagian besar akan termasuk kepada hewan yang tidak bertulang (Invertebrata dan Avertebrata). Hewan intertebrata ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakkukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiseluler/metazoa) sel-selnya mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek. Hewan yang termasuk pada invertebrata meliputi semua protozoa, yaitu hewan bersel satu dan sebagian metazoa yaitu hewan yang bersel banyak (Storer 1957 : 52).
Adapun kelompok hewan yang lain disebut hewan bersimetris bilateral karena tubuhnya dapat dipotong menjadi dua bagian yang simetris hanya melalui satu arah. Oleh karena itu, tubuh hewan yang bersimetri bilateral biasanya dapat dipotong menghasilkan dua bagian yang simetris dari arah kepala (cepal) lalu ke arah eklor (caudal) atau dari arah atas (superior) ke arah bawah (interior) (Campbell 2003 : 24).
Berdasarkan tingkat perkembangan lapisan tubuhnya, invertebrata dapat dibedakan menjadi diploblastik dan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisa tubuh, yaitu endodermis (dalam) dan ektodermis (luar), misalnya Porifera dan Coelenterata. Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh (selom), hewan triplobalstik dibedakan menjadi triploblastik aselomata, triplobalstik pseudoselomata, dan triplobalstik selomata (Dwidjoseputro 1990 : 14)
Hewan-hewan triploblastik aselomata memiliki tiga lapisan tubuh (ektodermis, mesodermis, dan endodermis) dan tidak memiliki rongga tubuh, misalnya Platyhelminthes. Hewan-hewan golongan triploblastik Pseu doselomata memilikitiga lapisan tubuh (ektodermis, mesodermis, dan endodermis) yang memiliki ronga dalam saluran tubuh misalnya Nemathelminthes. Hewan-hewan triploblastik selomata memiliki tiga lapisan tubuh (ektodermis, mesodermis, dan endodermis) serta memilii ronga tubuh yang terisi oleh cairan dan ada penggantung organ (disebut mesenteron), misalnya Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata (hewan bertulang belakang) ( Soemarwoto 1998 : 45).
Hewan-hewan yang termasuk kelompok invertebrata, antara lain Porifera (hewan berpori), Coelenterata (hewan berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes (cacing benang), Annelida (cacing gelang), Mollusca (hewan bertubuh lunak), Artrhopoda (hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi) dan Echinodermata (hewan berkulit duri) (Campbell 2003 : 26).
2.2.1 MOLLUSCA
Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu mollusca yang termasuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya.
Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh mantel.
Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf. Sistem syaraf ini mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca sudah terbilang lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mollusca juga memiliki lidah bergerigi yang berfungsi untuk melumatkan makanan. Lidah bergerigi itu disebut radula.
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya ganggan, ikan, ataupun mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.
Mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ reproduksi jantan dan betina pada umumnya terpisah pada individu lain (gonokoris). Namun, meski begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara internal ataupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa.
Karakteristik Mollusca
Moluska adalah anggota dari filum sangat besar dan beragam aminals invertebrata yang dikenal sebagai mollusca. filum menyediakan beberapa hewan paling akrab, termasuk univalves (kelas Gastropoda), bivalvia (kelas Bivalvia) dan cephalopoda (kelas cephalopoda). Filum mollusca juga termasuk kurang dikenal froms menyedot sebagai Chitons (kelas Polyplacophora) dan gading menjual (kelas Scaphopoda), antara lain.
The mollusca dari sektor Antartika dan sub-Antartika Samudra selatan dijelaskan cukup baik, sedikit pun beberapa 1.200 moluska diidentifikasi dari daerah, yang didominasi oleh gastropoda diikuti oleh bivalvia (Lince et al. 2006). Sampai saat ini kita tahu kira-kira tujuh puluh enam morfospesies molluscan dari lima kelas dari wilayah HIMMI. banyak di antaranya terlalu kecil untuk ditangkap sebagai bycatch dan hanya taksa yang lebih besar seperti cumi, siput besar atau kerang akan akrab bagi pengamat. Namun penting untuk membuat pengamat menyadari Divercity moluska mereka cenderung encounther.
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik { mempunyai 3 lapisan lembaga, yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam) }, bilateral simetri, umumnya memiliki mantelyang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot.(Drs. Adun Rusyana, M.Pd. : 86)
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksiotot. (Drs. Adun Rusyana, M.Pd. : 87).
Mollusca mempunyai alat pencernaan yang sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah perut) sampai dengan anus terbuka didaerah rongga mantel. Pernapasan dilakukan dengan menggunakan insang atau "paru-paru", mantel atau oleh bagian epidermis. Alat eksresi berupa ginjal. Sistem syaraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganyadi hubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. (Drs. Adun Rusyana, M.Pd. : 87).
Ciri-ciri Mollusca:
Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang.
Habitatnya di ait maupun darat
Merupakan hewan triploblastik selomata.
Struktur tubuhnya simetri bilateral.
Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
Organ ekskresi berupa nefridia
Memiliki radula (lidah bergigi)
Hidup secara heterotrof
Reproduksi secara seksual
Klasifikasi Mollusca
Berdasarkan bidang simetri, kaki, cangkok, mantel, insang dan system syaraf, Mollusca terdiri atas lima kelas yaitu :
Kelas Gastropoda (L.Gaster = perut + podos = kaki)
Pengantar
Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan popular. Ada sekitar 50.000 spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Oleh karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan.
Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Pernapasan bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidupdi air, bernapas dengan insang.Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Alat ekskresi berupa sebuh ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.
Contoh: Achatina Fulica
Struktur Tubuh
Tubuhnya bercangkok (concha), kebanyakan berputar ke kanan (dekstral) ada juga yang berputar ke kiri (sinistral). Putaran ini berasal sari apeks melalui whorl sampai ke aperture. Bagian tengah yang merupakan sumbu putaran disebut kollumella. Kollumella ini tidak terlihat dari luar.
Cangkok terdiri atas tiga lapisan, yaitu: (1) periostrakum, terbuat dari bahan tandukyang disebut konkiolin, (2) lapisan prismatik, terbuat dari kalsit atau arragonit, (3) lapisan mutiara, terdiri dari CaCO3, jernih dan mengkilap. Lapisan prismatik dan periostrakum dibentuk oleh tepi palliumyang menebal, sedangkan mutiara dibentuk oleh seluruh permukaanpallium. Pada waktu aktif tubuh menjulur dari cangkok, terdiri atas bagian: (1) kepala (pada ujung depan agak ke ventral terdapat mulut, dua pasang tentakel, pada ujung tentakel yang lebih panjang terdapat mata); (2) leher (pada sisi sebelah kanan terdapat lubang genital); (3) kaki (terdiri atas otot yang kuat untuk merapat, (4) viscera yang belum begitu jelas batasnya (terdapat di dalam cangkok, berbentuk spiral, ditutupi oleh mantel, pada bagian tepi cangkok dekat kaki mantel menjadi lebih tebal disebut gelangan (kollar), di bawah gelangan ini terdapat lubang pernafasan; rongga mantel berfungsi juga sebagai organ pernafasan.
Sistem Pencernaan Makanan
Makanan berupa tumbuh-tumbuhan, dipotong-potong oleh rahang zat tanduk (mandibula), kemudian dikunyah oleh radula. Zat-zat makanan diserap di dalam intestin. Saluran pencernaan makanan terdiri atas: rongga mulut-faring (tempat dimana terdapat radula)-esofagus-tembolok-lambung-intestin-rektum-anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas: kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
Sistem Peredaran Darah
Jantung terdapat di dalam cavum pericardi, terdiri dari dua bagian, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Dari ujung ventrikel keluar aorta yang bercabang dua, yaitu: (1) Cabang yang berjalan kea rah anterior, mensuplai darah bagian tubuh sebelah anterior (kepala) kemudian membelok ke arah ventral menjadi arteria pedalis yang mensuplai darah ke bagian kaki; (2) cabang yang berjalan ke arah posterior, mensuplai darah ke viscera, terutama ke kelenjar pencernaan, ventrikel, dan ovotestes. Arteria bercabang-cabang yang langsung mencapai rongga-rongga darah atau hemocoelom (tidak membentuk kapiler-kapiler. Dari hemocoelom, dikumpulkan kembali melalui sirculus venosus (= pembuluh darah yang berjalan melingkar). Circulus venosus terdiri atas dua (masing-masing mengumpulkan arah dari daerah viscera, daerah kaki dan kepala, kemudian darah diteruskan ke paru-paru (untuk melepaskan CO2, dan menerima oksigen) selanjutnya masuk kembali ke atrium kemudian ke ventrikel. Darahnya mengandung pigmen pernafasan yang berwarna biru (=haemocyanin), berfungsi untuk mengikat Oksigen, zat-zat makanan, dan sisa metabolisme.
Sistem Pernafasan
Alat pernafasan berupa paru-paru (modifikasi dari rongga mantel yang kaya dengan kapiler-kapiler darah).
Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa nephridia, terdapat di dekat jantung dan saluran uretranya terletak di dekat anus.
Sistem Syaraf
Sistem syaraf terdiri atas: ganglion serebral (sebelah dorsal), ganglion pedal (sebelah ventral), ganglion parietal (sebelah lateral), ganglion abdominal (sebelah median), ganglion bukal (sebelah dorsal rongga mulut).
Organ Reseptor
Terdapat tiga macam reseptor yang utama, yaitu:
Kemoreseptor (terletak pada tentakel yang pendek)
Photoreseptor (merupakan mata sederhana yang dilengkapi dengan lensa, sel-sel pigmen dan sel-sel reseptor)
Statoreseptor (berupa statokist, terdapat pada ganglion pedalis dan mendapat syaraf dari ganglion serebralis)
Selain dari itu seluruh permukaan tubuhnya peka terhadap sentuhan dan stimulant lainnya.
Sistem Reproduksi
Achatina fulica bersifat hermafrodit, tetapi untuk fertilisasi diperlukan spermatozoa dari individu lain, karena spermatozoa dari induk yang sama tidak dapat membuahi sel telur. Ova dan spermatozoa dibentuk bersama-sama di ovotestis. Ovotestis berupa kelenjar kecil berwarna putih kemerahan, terletak melekat di antara kelenjar pencernaan (hepatopankreas, pada apek dari masa viscera). Saluran yang terdapat pada ovotestis, yaitu:
a. Duktus hermaproditikus (=persatuan saluran halus pada ovotestis)
b). Spermoviduk, terdiri dari dua saluran, yaitu:
saluran telur (oviduk), berakhir pada vagina, dan
saluran semen (vasdeferens), berakhir pada penis.
Vagina dan penis mempunyai hubungan terbuka dengan suatu ruangan, yaitu atrium genital yang mempunyai lubang keluar (=porus genitalis).
Gerakan dan Tingkah Laku
Alat gerak ialah kaki. Pada waktu aktif permukaan bawah kaki menjadi bergelombang dengan amplitude kecil dikarenakan adanya aktivitas otot-otot dalam dindingnya. Gelombang-gelombang gerakan ini dikordinasikan oleh susunan syaraf. Permukaan yang dilalui siput darat akan menunjukkan bekas, karena adanya deretan mukus yang ditinggalkan dalam perjalanannya. Mukus ini dihasilkan oleh glandula pedalis dengan salurannya yang bermuara di permukaan ventral di belakang mulut.
Mukus ini berguna untuk: (1) menjaga agar supaya kaki tidak menjadi kering, (2) menahan bagian-bagian kaki yang relaksasi: sementara bagian yang kontraksi bergerak ke depan, konka cenderung jatuh menggantung di sisi kanan dan secara periodik kembali pada posisi semula oleh karena aktivitas muskulus kolumellaris. Achatina fulica aktif hanya pada waktu udara lembab dan merayap kemana-mana terutama pada waktu malam hari. Pada waktu udara kering tidak aktif (ini disebut aestivasi) dan menarik tubuhnya ke dalam konka di tempat yang terlindung, kemudian kakinya mengeluarkan lapisan lendir yang kaku dan mengeras untuk menutup lubang konka dan mencegah pengeringan lebih jauh.
b. Kelas Bivalvia
Kelas pelecypoda disebut juga dengan Bivalvia atau Lamellibrankhiata. Bivalvia atau pelecypoda adalah mollusca yang memiliki dua cangkang. Dua cangkang tersebut terkunci seperti engsel sehingga dapat terbuka atau tertutup dengan bantuan beberapa otot yang besar. Ketika menutup, cangkang berfungsi menutupi atau melindungi tubuh dari predatornya.kata pelecypoda memiliki arti "kaki berbentuk kapak", Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya yang banyak mengandung zat kapur. Contoh hewan kelas ini yaitu remis, tiram dan kijing. Sedangkan disebut Lamellibrankhiata dikarenakan insangnya berbentuk lembaran-lembaran.
Pada Bivalvia insang biasanya berukuran sangat besar dan pada sebagian besar spesies dianggap memiliki fungsi tambahan yaitu pengumpul makanan, disamping berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Kepala tidak berkembang namun sepasang palpus labial mengapit mulutnya. Tubuh bilateral simetris dan memiliki kebiasaan menggali liang pada pasir dan lumpur yang merupakan substrat hidupnya dengan menggunakan kakinya. Untuk itu tubuhnya memipih secara lateral sangat membantu dalam menunjang kebiasaan tersebut.
Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral, pada bagian torsal terdapat:
Gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua katup.
Ligament sendi, berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan katup sebelah vertal.
Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang
Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air.
Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh darah.
Kaki pipih bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran. Dan alat ekskresi (ginjal).
Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urutan dari luar ke dalam sebagai berikut :
1. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga sering disebut lapisan tanduk. Fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna cangkang.
2. Prismatik, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi organik yag dihasilkan oleh tepi mantel.
3. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-kristal halus kalsium karbonat merupakan lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Di lapisan ini, materi organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic. Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu mamancarkan keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan mutiara.
c. Kelas Polyplacophora
Polyplacophora adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Mollusca. Contoh yang terkenal dari kelas ini adalah Chiton sp..Chiton sp termasuk dalam kelas polyplacophora. Chiton sp memiliki struktur yang sesuai dengan kebiasaan melekat pada batu karang dan cangkang mirip hewan lainnya. Apabila disentuh, akan melekat erat pada batu karang. Hewan ini merayap perlahan-lahan pada dasar laut di batu-batuan yang lunak. Sendi-sendi yang dimilikinya dapat dibengkokkan sehingga tubuhnya dapat dibulatkan seperti bola. Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput laut dan mikro organisme dari batu karang.
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Amphineura
Ordo : Polyplacophora
Famili : Chitondae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp
b. Struktur Tubuh
Bentuk tubuhnya bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Mulut tidak berkembang baik dan terletak di bagian kepala (anterior), sedangkan anus terletak di posterior. Hewan ini tidak memiliki tentakel dan mata. Permukaan dorsal tubuhnya tertutup mantel yang dilengkapi delapan kepingan kapur yang mengandung berlapis-lapis serabut insang. Kadang-kadang kepingan itu dibungkus lapisan kitin. Saluran mantel terdapat di tepi tubuh. Kakinya pipih dan biasanya memiliki lidah parut (radula).
c. Sistem Organ pencernaan
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi – faring – perut – usus halus – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
d. Sistem saraf
Sistem saraf berupa cincin esofagus dan dua cabang saraf yang mensarafi mantel dan daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang saraf.
e. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah medapat oksigen dari insang.
f. Sistem ekskresi
Ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara ke arah posterior.
g. Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan sel ovum dan sel sperma yang terdapat pada individu jantan dan betina.
d. Kelas Schapopoda
Scaphopoda adalah hewan dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Mullosca. Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari mollusca. Hewan ini hanya hidup di laut dan dipantai yang berlumpur. Cangkangnya tajam berbentuk silinder, taring atau terompet yang kedua ujungnya terbuka, karena disesuaikan dengan tempat hidupnya. Warna yang paling sering adalah putih-coklat atau putih-hijau. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi cangkangnya yang sangat lunak. Panjang tubuhnya sekitar 2 mm – 15 cm. Scaphopoda ini tidak memiliki insang, juga tidak memiliki jantung dan pembuluh darah.
Hewan ini mempunyai kelamin terpisah, baik yang jantan maupun betina, melepaskan sperma dan sel telur nya langsung kedalam air. Jika sel telur ini bertemu maka terjadilah fertilisasi dan lahirlah scaphopoda baru. Scaphopoda ini memiliki lebih dari 350 spesies dan habitatnya mulai dari laut dangkal sampai laut dalam, kira-kira 2000 meter dari permukaan laut. Hewan ini mempunyai kebiasaan pula untuk membenamkan dirinya dipantai.
e. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani: kephale yang berarti kepala, dan podos artinya kaki) adalah kelas dari Phylum Molluca yang memiliki alat gerak di bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas dengan tingkat evolusi tertinggi di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap dan system saraf yang berkembang baik berpusat di kepala. Kelompok ini memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal seperti kelas lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk kerah yang longgar di dekat leher (Romimohtarto, 2007). Contoh spesies dari kelas Cephalopoda adalah cumicumi (Loligo pealii).
a. Habitat
Loligo pealii seperti halnya anggota Cephalopoda yang lainnya memiliki habitat di perairan laut. Hewan ini dapat hidup, baik di lautan dangkal hingga laut dalam.
b. Struktur Tubuh
Tubuh terdiri atas kepala yng terletak ventral, leher yang pendek dan badan yang berbentuk tabung dengan sirip pada kedua sisinya. Pada kepala terdapat sepasang mata yang berkembang sempurna, dan mulut yang terletak diujung dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang tentakel. Pada tangan terdapat mangkuk pengisap, Pada sisi posterior kepala terdapat sifon.
c. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makan pada cumi-cumi telah lengkap dan berkembang dengan baik dan terdiri dari mulut yang mengandung radula, faring berotot, esophagus, lambung berbentuk kantung, sekum berdinding tipis, usus, rectum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas sepasang kelenjar ludah, hati dan pancreas.
d. Sistem Respirasi dan Sirkulasi
Respirasi dilakukan dengan menggunakan insang yang berjumlah sepasang di kanan kiri ruang mantel bagian ventral. Sirkulasi darah dilakukan dengan baik. Alat-alat sirkulasi terdiri atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung menerima darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian meuju insang melalui pembuluh darah afferent ke kapiler dan terjadilah pertukaran O2 dengan CO2. Darah yang mengandung O2 keluar dari masing-masing insang melalui pembuluh darah efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-masing bermuara pada jantung sistemik.
e. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas otak dan beberapa ganglion, yakni ganglion serebral, ganglion pedal serta beberapa ganglion yang lain.
f. Sistem Reproduksi
Loligo pealii bersifat diesius. Pada waktu kopulasi spermatofor dari hewan jantan dimasukan dalam rongga mantel betina dengan pertolongan hektokotilus yang berbentuk seperti sisir. Telur cumi-cumi besar dan bersifat megalesita dan jika menetas tidak melewati tahap larva.
g. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Sub classis : Dibranchia
Ordo : Teuthoidea
Familia : Loliginidae
Genus ; Loligo
Species : Loligo pealii
(Marshall, 1972: 704)
2.2.2 COELENTERATA
Coelenterata berasal dari kata COELOS = rongga tubuh atau selom
dan ENTERON=usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus. Coelenterata atau juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana.
Ciri-ciri Coelenterata
Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.
Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
Hewan bersel banyak (multiseluler).
Sruktur tubuh:
Radial simetris
Dipoblastik terdiri ektoderm dan endoderm
Terdapat rongga (mesoglea) antara lapisan ektoderm dan endoderm.
4)Bentuk tubuh :
menyerupai tabung (polip)
menyerupai mangkok (medusa)
Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Pada lapisan luar ektodermis tentakel terdapat sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
Punya rongga gastrovaskuler untuk mencerna makanan
Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
Sistem saraf difus (baur)
Mengalami siklus hidup (metagenesis).
Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral)
v Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.
Polip adalah bentuk Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya : polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.
Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas.
Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa:
Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip, sedangkan dalam bentuk medusa jarang ditemukan. Contoh Hydra dan Obellia.
Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:
Berbentuk koloni
Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerambul
Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk Mullusca.
Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)
Bentuk tubuhnya seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut Hydrocaulis
Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant dan Gonangium
Hydrant : Berfungsi menangkap mangsa dan mengurus makanan (vegetatif). Ditandai dengan adanya banyak kentakel.
Gonongium : Berfungsi mengurus perkembang biakan (generatif). Bentuk gonongium silindris, dengan ujung melekat sedikit dan berwarna tranparant dan disebut dengan Gonotheca. Di dalam gonotheca terdapat sumbu (blastostyle)
Blastostyle merupakan : Tempat tumbuh kuncup bakal medusae (ada yang menyebut ubur-ubur pada skelia)
Medusae akan ada 2 macam yaitu :Medusae menghasilkan sperma (biasanya berekor) dan Medusae menghasilkan ovum
Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut dan terjadilah pembuahan (diluar medusae dalam air laut). Setelah terjadi pembuahan terbentuk zygot blestula "planula yang berambut getar"
Kemudian planula melekat pada suatu obyek dan tumbuh menjadi polips yang kecil. Dan secara asexuil bisa membentuk kuncup dan terjadilah obelia yang baru.
Obelia yang mengalami pergantian keturunan "Metagenesus" yaitu keturunan phase.
Vegetatif polip-polip kecil / seperti lumut bercabang
Generatif medusa
Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusa seolah-olah merupakan hewan tersendiri padahal hanya merupakan siklus hidup. Misal : pada ulat dan kupu-kupu
Hydra
Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.
Ciri-ciri hydra :
bentuk tubuh Hydra seperti polip.
ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm.
makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea (udang-uadangan) rendah.
bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki,gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak.
terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel.
tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
reproduksi aseksual dengan tunas atau budd kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra.
Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Reproduksi Seksual :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Obelia
Hidup di air laut secara koloni.
Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.
Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
fase seksual (medusa) disebut gonangium
Scyphozoa
Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti payung atau mangkuk, pada bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya ditemukan mulut yang terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih seperti pita dan dibagian pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah aurellia, gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari perutnya.
Siklus reproduksi scyphozoa:
Ada yang jantan ada yang betina. Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari dan memasuki kedalam mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur kemudian berbentuk zygot.
Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae dan untuk remintara didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang berambut getar (planula).
Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-renang. Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang disbut Schyphistoma. Schyphistome membagi diri secara tranversal sehingga terbentuk sekumpulan mas' yang masing-masing berbentuk seperti cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila.
Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian pemisahan diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua kemudian cakram yang dibawahnya dan sebagainya dan seterusnya.
Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut Ephyra. Secara berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae dewasa : Medusae dan Medusae
Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :
A Subkelas Tentaculata (punya tentakel).
Terdiri atas beberapa ordo, antara lain :
Cydippida, tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk.
Contoh : Mertensia.
Cobata,tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval
contoh : Mnemiopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
Cestida, tubuh seperti pita,
contoh : Cestum dan Velamen.
Platyctenida, tubuh pipih,
contoh : Ctenoplana danCoeloplana.
B Subkelas muda (tak punya tentakel) berupa ordo Beroida, tubuh kerucut atau silinder. Contoh : Beroe.
Kelas Anthozoa
Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Ordo Actiniria, ciri-ciri:
Menempel pada batu karang
Berukuran s/d 2 feet
Makanan : Invetebrata, Udang
Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi dengan tentakel, Bagian bawah untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut berada dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan suatu saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.
Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut Siphonoglyph.Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya. Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga berhubungan dengan pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah bebas, Septa ini disebut septa Primair.
Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada pada septa tadi. Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain yaitu septa sekundair tetapi septa sekunder tidak mencapai pharynx. Ada juga Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron dibawah pharynx) berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut Digestic Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang menghasilkan getah pencernakan.
Dekat dengan bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang yang disebut dengan Acontio. Di dalam Acontio dilengkapi dengan kelenjar dan nematocysts. Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah ( & ) ganad terdapat dibagian tepi dari Septa tersebut.
Ordo Madreporaria:Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone / metridium Perbedaannya antara lain : Madreporaria,Bagian enterderm mensekresikan zat kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini disebut Calcareous Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya) dan merah
Pembentukan kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu melekat, dengan membentuk kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi sehingga akhirnya membentuk koloni yang bercabang-cabang.
Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti pohon. Stylopora, Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk melekuk-leku seperti otak mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.
Ordo:Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar Bahar) Hidupnya koloni
Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini (Hexacorallia) ini menuntut syarat lingkungan hidup yang tertentu.
Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35 m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280LS, Andaikata ada perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.
Macam-macam batu karang yang terbentuk. Karang pantai (Frenging Ruf), Terbentang dari pantai hingga menjorok + ¼ mil kearah laut. Karang Rintangan (Barier Ruf), Terletak agak jauh dari pantai. Karang Atoll (Sirkuler Ruf), Merupakan rangkaian pulau karang yang berbentuk gelam yang ditengahnya terdapat anak laut yang relatif dangkal dan disebut Lagoon.
Morfologi dan anatomi
Bentuk tubuh ubur-ubur seperti mangkuk, hidupnya di laut dalam, dan memiliki lapisan mesodlea yang tebal, bentuk mendusa sangat besar dilengkapi dua macam tentakel. Tentakel kecil mengililingi tepian mangkuk dan tentakel besar terdapat disekitar mulut yang berjumlah 4 buah (Suwignyo, 1989).
Anemon laut adalah hewan yang memiliki tentakel yang memiliki alat serupa dengan tombak yang disebut dengan Nematocyst. Nematocyst ini digunakan anemon laut untuk menangkap mangsa dan mengusir predator. Bentuk tubuh anemon laut seperti bunga dan terbentuk dari gumpalan otot yang tebal. Pada gumpalan otot terdapat "pedal disc" yangberguna untuk melekatkan diri. Sedangkan pada akhir daerah oral gumpalan tersebut membentuk discus oralis yang memuat ratusan tentakel pada bagian tengah terdapat mulut (Syamsuri, dkk., 2006).
Bentuk tubuh karang laut yaitu simetris radial. Polip karang mempunyai mulut yang terletak dibagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-tentakel yang digunakan untuk menagkap mangsanya, serta tubuh polip. Tubuh polip terdiri dari tiga lapisan dari luar kedalam tersusun sebagai berikut ectoderm, mesoglea, dan endoderm. Dalam lapisan endoderm, hidup simbio alga bersel satu yang disebut zooxantellae yang dapat menghasilkan zat organik yang melalui proses fotosintesis yang kemudian disekresikan sebagian kedalam jaringan polip kapal karang sebagai pangan. Makanan yang masuk dicerna oleh filament khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan melalui mulut (Sumarman, 2004).
Sistem pencernaan
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.
Sistem eskresi
Alat pernapasan dan alat eksresi khususnya tidak ada. Proses yang terjadi adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Sistem syaraf
Sistem saraf difus (baur). Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup/tunas yang menempel pada tubuh induknya.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya dan induknya tetap membentuk kuncup sehingga membentuk koloni.yaitu pada kakinya dan akan membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas sehingga dapat menjadi individu baru.
Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan penyatuan sperma dan sel telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam air dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebutplanula. Zigot ini dapat berenang meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat pada suatu perairan yang cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.
Proses reproduksi seksual :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudianembrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran keturunan/ siklus hidup/metagenesis.
Ciri khusus
Tubuh radial simetris (silindris, globular atau spherikal).
Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan; ektoderm / epidermis dan endodermgastrodermis) yang memiliki sel jatang aatu penyengat.
Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-tentakel di sekelilingnya.
Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga gastrovaskular.
Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus
2.2.3 ARTHROPODA
Arthropoda berasal dari kata arthron; yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Hewan yang termasuk filum ini mempunyai kaki yang beruas-ruas. Misalnya Udang, belalang, laba-laba, dan kaki seribu.
Tubuh hewan ini simetri bilateral, beruas-ruas, dan mempunyai kerangka luar (eksoske;eton).
Sistem organ dalam tubuh arthropoda
Sistem organ
Keterangan
Sistem pencernaan makanan
Alat pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
Sistem ekskresi
Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigih
Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis). Sistem reproduksi pada arthropoda terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Sistem saraf
Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena.
Tabel 2.2.3.1 Sistem organ dalam tubuh arthropodaTabel 2.2.3.1 Sistem organ dalam tubuh arthropoda
Tabel 2.2.3.1 Sistem organ dalam tubuh arthropoda
Tabel 2.2.3.1 Sistem organ dalam tubuh arthropoda
Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Arthropoda
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
Karakteristik umum anggota arthropoda
Ciri-ciri
Crustacea
Chelicerata
Myriapoda
Hexapoda
Pembagian tubuh
Sefalotoraks (kepala dan dada menyatu) dan abdomen (perut)
Dada dan abdomen bersatu. Kepala yang sesungguhnya tidak ada, tetapi berupa alas kepala (kapitulum)
Kepala dan badan panjang
Kepala dan dada pendek, sedangkan abdomen panjang
Kepala, dada, dan abdomen dapat dibedakan
Antena
2 pasang
Tidak ada
1 pasang dan panjang
1 pasang dan pendek
1 pasang
Bagian-bagian mulut
1 pasang mandibula, 1 pasang maksila, 2 pasang maksiliped
1 pasang kalisera
1 pasang pedipalpus
1 pasang mandibula, 2 pasang maksila
1 pasang mandibula, 1 pasang maksila
1 pasang mandibula, 1 pasang maksila labium
Kaki
1 pasang per ruas atau tidak ada
4 pasang pada kepala dada
1 pasang peruas
2 atau 1 pasang per ruas
3 pasang pada dada
Organ pernapasan
Insang
Paru-paru buku
Trakea
Trakea
Trakea
Lubang kelamin
2 di bidang belakang dada
1 di ruas kedua dari abdomen
1 di ujung abdomen
1 di ruas ke-3 dekat kepala
1 di ujung abdomen
Perkembangan
Umumnya melalui fase larva
Langsung, kecuali caplak atau tungau
Tidak melalui fase larva
Tidak melalui larva
Umumnya melaui fase larva
Habitat
Air tawar, air laut,sedikit di darat
Terutama di darat
Terutama di darat
Semuanya di darat
Terutama di darat
Tabel 2.2.3.2 Karakteristik umum anggota arthropodaTabel 2.2.3.2 Karakteristik umum anggota arthropoda
Tabel 2.2.3.2 Karakteristik umum anggota arthropoda
Tabel 2.2.3.2 Karakteristik umum anggota arthropoda
Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda
Perbedaan
Crustacea
Arachnida
Diplopoda
Chilopoda
Insecta
Pembagian badan
Cepahalotorax dan abdomen
Cepahalotorax dan abdomen
Kepala dan badan
Kepala dan badan
Kepala, thorax dan abdomen
Bentuk badan
Bervariasi
Pipih
Globular
Pipih
Bersvariasi
Kaki
Banyak
Empat pasang
Banyak
Banyak
Tiga pasang
Antena
2 pasang
Tidak ada
Sepasang
Sepasang
Sepasang
Alat mulut
Mandibula
Chelicera dan pedipalpus
Mandibula
Mandibula
Mandibula
Habitat
Kebanyakan di laut dan air tawar, jarang terrestrial
Teristerial
Teristerial
Teristerial
Teristerial
Table 2.2.3.3 Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama ArthropodaTable 2.2.3.3 Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda
Table 2.2.3.3 Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda
Table 2.2.3.3 Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda
Klasifikasi Arthropoda
Filum arthropoda diklasifikasikan menjadi empat subfilum, yaitu:
a. Crustacea, misalnya udang
b. Arachnida , misalnya laba-laba
c. Myriapoda (ohlipoda dan diplipoda), misalnya kaki seribu
d. Insecta, misalnya serangga
Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
Sistem organ dalam tubuh crustacea
Sistem organ
Makananya berupa bamgkai atau tumbuhan dan hewan lain. Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Tembolok, untuk menampung makanan.
b. Lambung otot (empedal)
c. Lambung kelenjar
Di dalam perut crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula batu-batu kalsium gastrolik yang berfungsi mengeraskan eksoskleton setelah terjadi
Sistem pencernaan makanan
Alat pernapasan umumnya berupa insang, kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh.
Alat indra dan sistem saraf
Alat indra berupa sepasang mata majemuk (faset) bertangkai yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa dua pasang antena. Sistem sarafnya berupa tangga tali. Pada sistem sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan dari pasangan-pasangan ganglion keluar saraf yang menuju ke tepi.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.
Tabel 2.2.3.4 Sistem organ dalam tubuh crustaceaTabel 2.2.3.4 Sistem organ dalam tubuh crustacea
Tabel 2.2.3.4 Sistem organ dalam tubuh crustacea
Tabel 2.2.3.4 Sistem organ dalam tubuh crustacea
Klasifikasi crustacea
Brachiopoda
Tubuh brachiopoda transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan di air tawar, contohnya Daphnia sp. Dan Aremia.
Ostracoda
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari 0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar hidup sebagai bentos yang melekat di dasar perairan. Alat geraknya berupa antena.
Copepoda
Copepoda mencakup ±4.500 spesies, hewan inihidup sebagai parasit pada insang dan sirip ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Pada umunya copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari inangnya.
Malacostraca
Tubuh malacostraca padaa umumnya terdiri atas 14 segmen. Delapan segmen depan merupakan sefalotoraks, sedangkanenam segmen belakang membentuk abdomen. Malacostraca dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :
Isopoda
Pada umumnya isopoda dapat menggulung seperti trenggiling. Kutu kayu amat merugikan manusia karena membuat lubang-lubang pada galangan kapal atau perahu.
Stomatopoda
Stomatopoda pada umumnya berwarna mencolok dan bentuk tubuhnya mirip dengan belalang sembah. Hewan ini mempunyai cangkang luar berupa karapas yang menyatu dengan dua segmen dada yang paing depan. Habita hewan ini adalah di laut.
Decapoda
Disebut decapoda karena berkaki,decapoda yang telah dikenal ±8.500 jenis, termasuk udang,kepiting,dan rajungan.
Arachnida
Arachnida meliputi kala, laba-laba, tungau, dan caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivor sekaligus predator. Arachnida pada umunya :
Empat pasang kaki
Delapan buah mata sederhana dibgian depan
Satu pasangkelisera (taring pisau mengandung racun berbentuk gunting atau catut untuk melumpuhkan mangsa)
Sepasang pedipalpus yang berfungsi sebagai indra, tangan, maupun alat untuk melakukan kopulasi.
Suatu organ di depan anus yang menghasilkan sutra disebut spineret; terdapat pada beberapa jenis Arachnida.
Sistem organ dalam tubuh Arachnida
Sistem organ
Keterangan
Sistem pernapasan
Paru-paru buku yang terletak di daerah perut depan
Sistem pencernaan
Mulut-perut-usus halus-usus besar-kantong feses-anus
Sistem peredaran darah
Terbuka dan menggunakan jantung pembuluh serta arteri
Sistem saraf
Persatuan ganglion-ganglion yang disebut sietem saraf tangga tali
Alat indra
Delapan buah mata sederhana dan sepasang pedipalpus yang fungsinya mirip antena.
Sistem reproduksi
Seksual
Tabel 2.2.3.5 Sistem organ dalam tubuh ArachnidaTabel 2.2.3.5 Sistem organ dalam tubuh Arachnida
Tabel 2.2.3.5 Sistem organ dalam tubuh Arachnida
Tabel 2.2.3.5 Sistem organ dalam tubuh Arachnida
Klasifikasi Arachnida
Scorpiones
Spesies yang termasuk scorpiones segala macam kala antara lain, kala jengking, kala buku, dan kala laba-laba. Tubuh scorpiones terbagi menjadi dua, yaitu sefalotoraks (disebut juga prosoma).
Araneae
Spesies araneae mencangkup segala macam laba-laba, antara lain :
Laba-laba penjerat (di Malaysia)
Laba-laba penjaring thalassius (hidup di dekat air)
Laba-laba pemburu (di Meksiko)
Laba-laba serigala
Laba-laba bukit pasir leucorchestris
Acarina
Acarina mencangkup caplak dan tungau, ciri khas acarina adalah tubuhnya tidak berbuku-buku.
Myriapoda
Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat, terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.
Sistem organ dalam tubuh Myriapoda
Sistem organ
Keterangan
Sistem pencernaan
Kalenjar ludah
Sistem pernapasan
Satu pasang trakea berspirakel
Sistem peredaran darah
Terbuka
Alat ekskresi
2 pasang pembuluh malpighi
Sistem saraf
Tangga tali
Tabel 2.2.3.6 Sistem organ dalam tubuh MyriapodaACTabel 2.2.3.6 Sistem organ dalam tubuh MyriapodaAC
Tabel 2.2.3.6 Sistem organ dalam tubuh Myriapoda
AC
Tabel 2.2.3.6 Sistem organ dalam tubuh Myriapoda
AC
Klasifikasi myriapoda
Myriapoda mempunyai dua kelas yaitu chilopoda dan diplopoda
Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alat beracun. Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya. Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).
Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing. Tubuhnya bulat panjang. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati. Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).
Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di berbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.
Sistem organ dalsm tubuh insecta
Sistem organ
Keterangan
Sistem pernapasan
Organ pernapasan berupa trakea berspikel yang terletak di kana-kiri pada tiap ruas. Sebagian larva bernapas dengan insang trakeal pada bagian perutnya.
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus, dan anus (dubur). makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kalenjar.
Sistem saraf
Sistem sarafnya disebut tangga tali dengan alat penerima rangsangan berupa :
Mata faset (majemuk)
Antena
Alat pembuat suara (misalnya pada orthoptera dan hemiptera) dan alat pendengar.
Alat yang mengeluarkan sinar (kunang-kunang)
Sistem ekskresi
Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh malpighi.
Sistem reproduksi
Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis. Parttenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya pada lebah ; sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva, misalnya pada diptera. Dalam perkembangan menuju dewasa, insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis. Fertilisasinya internal, artinya pembuahan sel telur oleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.
Tabel 2.2.3.7 Sistem organ dalsm tubuh insectaTabel 2.2.3.7 Sistem organ dalsm tubuh insecta
Tabel 2.2.3.7 Sistem organ dalsm tubuh insecta
Tabel 2.2.3.7 Sistem organ dalsm tubuh insecta
Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud.Contohnya kutubuku (lepismasaccharina).
Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut.
Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahanwujud yang sanagt berbeda (sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.
Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang.Umumnya berkembang secara ametabola.Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku.
Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap :
Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.
Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit(leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).
Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang. Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus).
Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).
Endopterigota dibedakan menjadi :
Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica).
Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.) , lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).
Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).
Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos).
2.2.4 ECHINODERMATA
Pengertian Echidermata
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Echinodermata meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh
Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti tumbuhan. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut).
Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang.Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral.Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap.sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang baik.Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom.Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf.Echinodermata tidak memiliki otak.Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus.
Cara hidup dan habitat
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam.
Reproduksi
Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana.Fertilisasi berlangsung secara eksternal.Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat beregenerasi.
Klasifikasi
Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.
Asteroidea
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies.Asteroidea juga sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp.Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral.Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar.
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan
Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar.Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
Ophiuroidea
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix).Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel.Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul.Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria.Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya. Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.
Echinoidea
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata).Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme.Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
Holothuroidea
Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang.Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus.Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya.Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya.Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya.Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral.Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya.Keluar dan masuknya air melalui anus.
Crinoidea
Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan.Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai.Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu.Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis.Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih.Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam.Kedua kelompok tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas.Lengannya yang berjumlah banyak mkengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh).Pada kaliks terdapat mulut dan anus.Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-cabang kecil yang disebut pinula.Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula.Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan.
2.2.5 BRACHIOPODA
Ditinjau dari asal katanya brachiopoda berasal dari bahasa Yunani brachios=tangan dan poda= kaki. Jadi hewan brachiopoda adalah hewan yang mempuyai organ yang berfungsi seperti tangan dan kaki.
Hewan ini lazim disebut kerang lentera (lamp shell), hai ini karena bentuknya yang menyerupai bentuk lampu minyak pada zaman kerajaan Romawikuno. Di Indonesia, penduduk di sekitar Kepulauan Seribu menyebut hewan ini "Kerang Keco" atau "Kerang Kecuk" dari hasil wawancara penduduk di sekitar daerah Muara Angke diperoleh informasi bahwa hewan ini umumnya tidak dikonsumsi sebagai makanan.
Sebanyak 30.000 spesies dari filum Brachiopoda hidup pada era Palaezoikum dan Mesozoikum. Fosil brachiopoda tersebar luas dan banyak terdapat dalam batuan dasar laut. Sekitar 335spesies hidup, semuanya hidup di laut, soliter dan biasanya menempel pada batuan atau pada benda padat lainnya (Brotowidjoyo, 2004.
Filum Brachiopoda dibagi menjadi 2 kelas atas dasar pertautan Kedua keping cangkang , yaitu Inarcitulata dan Articula. Pada inarcitulata, bentuk dan ukuran kedua keping cangkang hanya dihubungkang dengan otot, Cangkang terdiri atas campuran fosfat dan kitin dan periosrakum terluar, sehingga dianggap lebih primitif karena sama dengan tipe cangkang dari periode Cambrian. Saluran pencernaan lengkap dan mempunyai anus. Pedicle pada lingua panjang dan rektraktil, bila diganggu maka hewan tersebut akan masuk kedalam lubang . kelas inarticulate terbagi dalam 2 ordo dengan 47 spesies (Suwignyo,dkk 2005).Pada Articulata, bentuk dan ukaran kedua keping cangkang tidak sama, kedua keping cangkang dihubungkan satu sama lain oleh otot dan engsel atau "hinge" pada bagian posterior , cangkang terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal kalsit, dan terluar lapisan , periostrakum, permukaan ada kalanya berhiaskan garis-garis konsetrik, menayebar bergerigi atau berduri, warna cangkang biasanya kuning kusam, kelabu, beberapa spesiesn berwarna jingga atau merah, saluran pencernaan tidak lengkap tidak mempunyai anus , pedicle pendek dan lentur sehingga hewan dapat bergerak kekiri-kanan atau memutar. Kelas Articulata terbagi dalam 3 ordo dengan 300 spesies (Radiopoetro 2002).
Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup di dalam setangkup cangkang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasa hidup menempel pada substrat dengan semen langsung atau dengan tangkai yang memanjang dari ujung cangkang. Hewan kecil yang halus dan bercangkang ini dinamakan "kerang lampu". Mereka sering dikira kerang karena memiliki setangkup cangkang. Tetapi cangkang hewan ini menghadap dorso-ventral (atas-bawah), sedangkan cangkang kerang lateral (kiri-kanan) (Romimohtarto, 2001).
Karakteristik Brachiopoda
Badannya memiliki lebih dari dua lapisan sel, jaringan dan organ.
Badan memiliki bentuk U dengan usus atau tanpa usus.
Sistem peredearan terbuka, dengan satu atau lebih hati.
Tinggal di lingkungan laut.
Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral.
Mempunyai satu atau sepasang metanefridia.
Hidup soliter sebagai organisme laut.
Morfologi dan Anatomi Brachiopoda
Morfologi kerang lentera, terdiri dari kerangka keras dari bahan kapur seperti halnya kerang-kerangan. Kedudukan cangkang pada posisi menelungku (dorso-ventarl) dimana cangkang bagian bawah (ventral) pada permukaan lebih besardari bagian atas (dorsal). Kedudukan tersebut secara taksonomi membedakan hewan brachiopoda dengan kerang – kerang dari filum mollusca yang kedudukan cangkangnya pada umumnya pada posisi miring atau lateral.
Kedudukan cangkang dorsal-ventral dimana bagian bawah (ventral) lebih besar,
Biasanya melekat pada substrat dengan pedicel,
Lophopor dilengkapi tentakel bersilia,
Mempunyai nephridium,
Bentuk tubuh pipih, panjang antara 0,2 – 3,0 mm,
Cangkang berukuran 0,5 cm-8 cm, Sebagian besar hidup di laut, lumpur pantai, soliter dan menempel pada subtrat. Umumnya BRACHIOPODA berwarna abu-abu, merah, kuning dan transparan ,
Usus berbentuk huruf U,
Reproduksi sebagian besar dioecious, dan
Hidup soliter sebagai organisme bentik di laut.
Lingula unguis merupakan spesies yang termasuk pada filum ini yang marganya menjadi marga hewan tertua yang masih hidup. Ia memiliki cangkang dari zat tanduk yang terdiri dari dua tangkup, tetapi tidak berengsel. Kedua tangkup ini tidak seperti kerang yang terdiri dari tangkup kiri dan kanan, terdiri dari bagian atas dan bawah. Tidak seperti kerang yang nbukaannya ada di bawah, bukaan cangkang Lingula ada di depan. Bagian utama dari tubuhnya berisi veisera (veicera), yang terletak di separuh belakang dari cangkangnya. Sebuah ruang yang luas tertutup di antara kedua tangkup cangkang di depan tubuh adalah rongga mantel (mantle cavity), yang bagian dalamnya dilapisi oleh mantel, sebuah tutup dari dinding tubuh. Ke dalam rongga ini menjulur kedua lengan ulir dari dinding tubuh depan. Pada pinggiran seriap lengan terdapat dua baris tentakel yang dipenuhi oleh bulu getar (Romimohtarto, 2001).
Karakteristik Tiap Kelas
Kelas Articulata
Berikut adalah morfologi dan karakteristik dari Klas Articulata :
Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat oleh otot.
Cangkang umunya tersusun oleh material karbonatan.
Tidak memiliki lubang anus.
Memiliki keanekaragaman jenis yang besar.
Banyak berfungsi sebagai fosil index.
Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga saat ini. Contoh: Terebratula, Magellania.
Kelas Inarticulata
Cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari klas Inarticulata :
Tidak memiliki gigi pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line).
Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati cangkang akan terpisah.
Cangkang umunya berbentuk membeulat atau seperti lidah, tersusun oleh senyawa fosfat atau khitinan.
Mulai muncul sejak Jam an Cambrian awal hingga sekarang.
Kelas Artikulata
1. Ordo Ortida (Kambrium- Permian)
Engsel panjang lebih kecil dari lebar cangkang umumnya setengah lingkaran.
Pembukaan rahang bunga biasanya segitiga.
Catup cangkang dapat tertutup dengan sempurna.
Terbentuk pada zaman cambrian.
Umumnya memiliki sepasang cangkang sangat biconvex dan "straight hinge line". Impunctate shell = tidak terdapat indikasi perforasi sama sekali.
Terdapat 2 suborder:
a. Orthacea (impunctate): Orthis dan Platystrophia (Ordovisium).
b. Dalmanellacea (punctate): Dalmanella (Ordovisium ~ Devonian).
2. Ordo Strophomenidina (Ordovicium-Jura)
Cangkang berukuran besar.
Bagian katupnya planoconvex atau concaconvex umunya cembung ganda.
Stuktur cangkang berupa batang tegak lurus, kalsit kecil pada permukaan cangkang.
Dibagi dalam tiga Sub Ordo yaitu:
Sub Ordo Strophomenidina
Cangkang berbentuk setengah lingkaran dan katup atau cangkang tipis. Hinge line lurus, hiasan bersifat radial berupa costellae halus. Cangkangnya pseudopunctate (cangkangnya tidak perforate/pori tetapi terdapat bentuk-bentuk kanal yang disebut taleolae). Umumnya salah satu cangkangnya cekung (brachial valve) dan cangkang lainnya cembung dengan radial ribs. Genus: Sowerbyella dan Rafinesquina.
Sub Ordo Chonetidina
Bentuk setengah lingkaran. Memiliki duri di bagian belakang pedickel.
Sub Ordo Productidina
Memiliki bentuk concavo cembung dengan duri dibelakang pedickel. Biasanya terdapat di dasar perairan berlumpur
3. Ordo: Pentamerida
Ordo Pentamerida ini juga merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida dimana cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka. Kisaran umurnya adalah Ordovisium ~ Perm.
4. Ordo: Rhynchonellida
Genus ini memiliki cangkang impunctate (tidak memiliki perforasi) dan fibrous, spherical dan hinge line yang pendek. Umumnya dilengkapi dengan sulcus (lubang pembuangan) dan lipatan yang berbentuk paruh yang menonjol pada pedicle valve (rostrate).
Diperkirakan merupakan turunan dari Pentamerida sebagai nenek moyangnya (ancestor). Pertamakali muncul pada Ordovisium Tengah dan mencapai puncak penyebarannya pada Mesozoikum.
5. Ordo: Spiriferida
Ordo Spiriferida ini adalah kelompok fosil Brachiopoda yang terbesar dan penting, dimana sebagian besar cangkangnya bersifat impunctate dan sebagian kecil bersifat punctuate. Memiliki radial ribbed atau cangkang yang terlipat (folded shell) dan bersifat "strongly biconvex". Biasanya terdapat "interarea" yang mudah teramati (well developed interarea) pada pedicle valve, tetapi tidak terdapat pada brachial valve. Penyebaran vertical ordo ini adalah Ordovisium Tengah ~ Permian Atas, ada beberapa yang berhasil survive sampai Lias.
6. Ordo: Terebratulida
Secara umum cangkangnya bersifat punctate (terdapat kanal-kanal kecil yang menerus sampai permukaan cangkang), permukaan cangkang relatif licin (smooth), hinge line relatif pendek, foramen (lubang) berbentuk bundar pada bagian paruh. Diasumsikan merupakan turunan dari Kelompok Dalmanellacea (Ordo Orthida). Pemunculan pertama-nya diketahui sejak Silur Atas dan mencapai puncak perkembangannya pada Zaman Kapur.
2.3 VERTEBRATA
Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau notokorda (korda dorsalis). Notokorda vertebrata hanya ada pada masa embrionik, setelah dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae).
Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata. Chordata meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur. Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak.
Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus.
Memiliki celah faring.
Tubuh vertebrata mempunyai tipe simetri bilateral dan bagian organ dalam dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus bagian otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak (kranium). Bagian terluar tubuh vertebrata berupa kulit yang tersusun atas epidermis (lapisan luar) dan dermis (lapisan dalam). Kulit vertebrata ada yang tertutup dengan bulu ada juga yang tertutup dengan rambut.
Organ dalam, seperti organ pencernaan, jantung, dan pernapasan terdapat didalam suatu rongga tubuh atau selom. Vertebrata memiliki alat tubuh yang lengkap, yang menyusun sistem organ tubuhnya meliputi sistem pencernaan yang memanjang dari mulut hingga anus, sistem peredaran darah tertutup (darah mengalir di dalam pembuluh darah), alat ekskresi berupa ginjal, alat pernapasan berupa paru-paru atau insang, sepasang alat reproduksi (kanan dan kiri) serta sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon.
Vertebrata terdiri dari lima kelas yaitu pisces, amphibia, reptile, aves dan mammalia.
1. Pisces
Pisces memiliki habitat di air dengan alat pernafasan berupa insang. Hewan ini mempunyai sirip yang berfungsi untuk menentukan arah gerak di dalam air dan memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Termasuk hewan berdarah dingin (poikiloterm), yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan. Pisces berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
Berdasarkan jenis tulangnya ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
Chondrichthyes atau ikan tulang rawan, contoh : ikan pari, ikan hiu dan ikan cucut.
Osteichthyes atau ikan tulang keras, contoh : ikan mas, ikan gurami, ikan tongkol.
Gambar 2.3.1 PiecesGambar 2.3.1 Pieces
Gambar 2.3.1 Pieces
Gambar 2.3.1 Pieces
2. Amphibia
Amphibia merupakan hewan yang dapat hidup pada dua habitat, yaitu darat dan air, namun tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Hewan ini bernafas dengan insang dan paru-paru dan memiliki suhu badan poikiloterm, berkembang biak dengan bertelur (ovipar) dan pembuahan terjadi di luar tubuh (eksternal).
Contoh : katak sawah, salamander, kodok
Gambar 2.3 2 AmphibiaGambar 2.3 2 Amphibia
Gambar 2.3 2 Amphibia
Gambar 2.3 2 Amphibia
3. Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah : anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga tau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan poikiloterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur bercangkang.
Reptilia mencakup tiga ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines (reptilia bercangkang), Squamata atau Lepidosauria (reptilia dengan kulit bersisik) , dan Crocodilia (bangsa buaya). Bangsa kura-kura mempunyai cangkang (perisai) yang keras disebut dengan karapaks (bagian atas) dan plastron (bagian bawah).
2.3.3 Reptil Laut2.3.3 Reptil Laut
2.3.3 Reptil Laut
2.3.3 Reptil Laut
Gambar 2.3.4 Reptil DaratGambar 2.3.4 Reptil Darat
Gambar 2.3.4 Reptil Darat
Gambar 2.3.4 Reptil Darat
Gambar 2.3.5 Reptil SungaiGambar 2.3.5 Reptil Sungai
Gambar 2.3.5 Reptil Sungai
Gambar 2.3.5 Reptil Sungai
4. Aves
Aves memiliki suhu badan homoiterm (suhu badan tetap, tidak terpengaruh suhu lingkungan). Memiliki tubuh berbulu melindungi tubuh dan bulu yang membentuk sayap digunakan untuk terbang. Tulangnya berongga sehingga ringan. Berkembang biak secara bertelur (ovipar) dan pembuahan di dalam tubuh. Telur aves bercangkang dan memiliki kuning telur yang besar. Bernafas dengan paru-paru dan memiliki pundi-pundi udara yang membantu pernafasan saat terbang.
Contoh : ayam, kasuari, pinguin, bebek, angsa.
Gambar 2.3.6 AvesGambar 2.3.6 Aves
Gambar 2.3.6 Aves
Gambar 2.3.6 Aves
5. Mamalia
Ciri khas dari mammalia adalah memiliki kelenjar susu. Susu dihasilkan oleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.
Tubuh mammalia tertutup oleh rambut yang berfungsi sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.
Mammalia berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar). Hewan ini memiliki suhu tubuh homoiterm (suhu tubuh tetap) dan bernafas dengan paru-paru. Mammalia memiliki otak yang lebih berkembang dibandingkan dengan hewan vertebrata yang lain.
Gambar 2.3.7 MamaliaGambar 2.3.7 Mamalia
Gambar 2.3.7 Mamalia
Gambar 2.3.7 Mamalia
BAB III
HASIL
Acara 1 : Analisis Phylum Echinodermata
Teripang
Nama local Teripang , microhabitat dibawah batu karang , penangkapan di teluk rendani padi jam 03;57 hari selasa tanggal 11 oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk lonjong dengan mulut dan anus diujung tubuhnya , keseluruhan bagian tubuh diselimuti lendir yang lengket yang berguna untuk melindungi dari predator . pada umumnya berwarna hitam.
Gambar 3.1.1 TeripangGambar 3.1.1 Teripang
Gambar 3.1.1 Teripang
Gambar 3.1.1 Teripang
Bintang laut
Nama local Bintang laut , microhabitat di terumbu karang , penangkapan di teluk rendani padi jam 03;53 hari selasa tanggal 11 oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bintang , memiliki 5 jari , tubuh berbintik dengan warna yang hamper sama dengan bagian tubuhnya yaitu biru tua , dibagian bawah tubuh terdapat tentakel yang berfungsi sebagai perekat ke substrat / batu . bagian kepala terdapat dibagian tengah , terdapat mulut yang tertutup kulit yang keras
Gambar 3.1.2 Bintang LautGambar 3.1.2 Bintang Laut
Gambar 3.1.2 Bintang Laut
Gambar 3.1.2 Bintang Laut
Duri babi
Nama local Duri babi , microhabitat di bawah batu karang , penangkapan di teluk rendani padi jam 03;53 hari selasa tanggal 11 oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bulat / bundar dan memiliki duri beracun yang berguna untuk melindungi dirinya dari predator , kepala terdapat dibagian tengah badannya , mulutnya berbentuk seperti lubang kecil terdapat sortel dibagian dalam mulutnya .
Gambar 3.1.3 Duri BabiGambar 3.1.3 Duri Babi
Gambar 3.1.3 Duri Babi
Gambar 3.1.3 Duri Babi
Bintang ular
Nama local Bintang ular , microhabitat diatas terumbu karang , penangkapan di teluk rendani padi jam 03;54 hari selasa tanggal 11 oktober 2015 , memiliki ciri-ciri berbentuk bintang dengan 5 tentakel yang ramping , terdapat duri-duri yang halus dan memiliki mulut yang terdapat dibagian tengah badannya , berwarna putih pasir.
Gambar 3.1.4 Bintang UlarGambar 3.1.4 Bintang Ular
Gambar 3.1.4 Bintang Ular
Gambar 3.1.4 Bintang Ular
Acara 2 : Analisis Pylum Molusca
Archetonica
Memiliki susunan kamar "Planispiral" dengan bentuk kamar bundar. Suture lemah dan memiliki apertur utama. Komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar kearah ventral adalah 4 sedangkan ke arah dorsal adalah 5. Jumlah putaran ke arah ventral adalah 1 dan kearah dorsal adalah 4. Mepunyai garis halus menurun dari arah dorsal ke ventral, berwarna cream dengan garis belang cokelat di tepi putaran.
Gambar 3.2.1 ArchetonicaGambar 3.2.1 Archetonica
Gambar 3.2.1 Archetonica
Gambar 3.2.1 Archetonica
Menetus
Susunan kamar planispiral, bentuk kamar bundar, suture lemah, apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah ventral 1 dan ke arah dorsal 4. Jumlah putaran ke arah ventral 1 dan ke arah dorsal 4. Cangkang licin dan mengkilap tergabung antara warna orange, cokelat, dan cream.
Gambar 3.2.2 MenetusGambar 3.2.2 Menetus
Gambar 3.2.2 Menetus
Gambar 3.2.2 Menetus
Cangkang Siput (Gastropoda)
Susunan kamar thoroscospiral, bentuk kamar kerucut, suture kuat, apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah ventral 1 dan ke arah dorsal 17. Jumlah putaran ke arah ventral 1 dan ke arah dorsal 17. Cangkang keras dan bergaris. Berwarna putih cream, kasar dan bergaris.
Gambar 3.2.3 Cangkang Siput (Gastropoda)Gambar 3.2.3 Cangkang Siput (Gastropoda)
Gambar 3.2.3 Cangkang Siput (Gastropoda)
Gambar 3.2.3 Cangkang Siput (Gastropoda)
Scaphella
Susunan kamar thoroscospiral, bentuk kamar oval, suture kuat, apertur utama, dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah ventral 1 dan ke arah dorsal 5. Jumlah putaran ke arah ventral 5 dan ke arah dorsal 5. Berwarna cream dan memiliki bagian yang menonojol lancip di sekitar putaran.
Actaeon
Susunan kamarnya throcospiral, bentuk kamar oval, suture lemah, dan memiliki apertur utama. Komposisi fosil CaCO3 dengan jumlah kamar ke arah ventral 1 dan kearah dorsal 5. Jumlah putaran ke arah ventral 4 dan ke arah dorsal 4. Berwarna cokelat di bagian dorsal dan berwarna cream di bagian ventral.
Acara 3 : Analisis Phylum Arthropoda
Laba – Laba
Memiliki 8 mata semu, 2 mandibula dan sepasang taring besar. Memiliki 4 pasang kaki berwarna hitam dengan warna kuning di bagian pangkal. Memiliki lubang di ujung abdomen tempat keluarnya jaring.
Gambar 3.3.1 Laba-LabaGambar 3.3.1 Laba-Laba
Gambar 3.3.1 Laba-Laba
Gambar 3.3.1 Laba-Laba
Kupu – Kupu
Terdapat sepasang mata majemuk dan antena serta alat penghisap yang biasa digunakan untuk menghisap nektar di bagian kepala. Memiliki sepasang sayap dan 3 pasang kaki.
Gambar 3.3.2 Kupu-KupuGambar 3.3.2 Kupu-Kupu
Gambar 3.3.2 Kupu-Kupu
Gambar 3.3.2 Kupu-Kupu
Ular Cincin
Terdapat 10 kaki, sepasang antena dan 2 buah mata di bagian kepala. Memiliki 54 segmen dan 176 kaki. Berwarna hitam mengkilap, terkadang ada juga yang berwarna merah. Terdapat 10 kaki dan 1 lubang ekskresi di bagian ekor.
Gambar 3.3.3 Ular CincinGambar 3.3.3 Ular Cincin
Gambar 3.3.3 Ular Cincin
Gambar 3.3.3 Ular Cincin
Acara 4 : Analisis Reptil
Kadal
Memiliki 2 buah mata, hidung, mulut, dan lubang telinga. Memiliki 4 kaki, di ujung kaki terdapat kuku. Berwarna krem pada bagian bawah, warna cokelat bergaris putih, emas pada bagian punggung dan memiliki kulit bersisik.
Gambar 3.4.1 KadalGambar 3.4.1 Kadal
Gambar 3.4.1 Kadal
Gambar 3.4.1 Kadal
Cicak
Memiliki 2 buah mata, hidung, mulut, dan lubang telinga. Memiliki 4 kaki yang memiliki perekat. Bertubuh lunak berwarna krem. Ekornya akan terlepas jika cicak merasas terancam atau terdapat predator di sekitarnya sebagai mekanisme untuk melarikan diri.
Gambar 3.4.2 CicakGambar 3.4.2 Cicak
Gambar 3.4.2 Cicak
Gambar 3.4.2 Cicak
Acara 5 : Analisis Phylum Brachiopoda
Lepidocylus (Ordovician)
Memiliki 1 susunan kamar dengan bentuk oval. Memiliki 1 buah apertur dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah ventral adalah 1. Berwarna putih bergelombang.
Gambar 3.5.1 Lepidocylus (Ordovician)Gambar 3.5.1 Lepidocylus (Ordovician)
Gambar 3.5.1 Lepidocylus (Ordovician)
Gambar 3.5.1 Lepidocylus (Ordovician)
Composita (Mississipian – Permian)
Memiliki 1 susunan kamar dengan bentuk bundar. Memiliki 1 buah apertur dengan komposisi fosil CaCO3. Jumlah kamar ke arah ventral adalah 1. Permukaan cangkang kasar dan terdapat bagian yang timbul berwarna putih dengan corak cokelat.
Gambar 3.5.2 Composita (Mississipian – Permian)Gambar 3.5.2 Composita (Mississipian – Permian)
Gambar 3.5.2 Composita (Mississipian – Permian)
Gambar 3.5.2 Composita (Mississipian – Permian)
Acara 6 : Analisis Phylum Coelenterata
Haimesiastraea
Bentuk kamarnya tidak teratur dengan apertur utama. Komposisinya CaCO3. Terdapat banyak lubang tersebar di seluruh bagian, berwarna putih.
Gambar 3.6.1 HaimesiastraeaGambar 3.6.1 Haimesiastraea
Gambar 3.6.1 Haimesiastraea
Gambar 3.6.1 Haimesiastraea
Halysites (Ordov-Silur)
Bentuk kamarnya tabung bertingkat dengan apertur utama. Komposisinya CaCO3. Berbentuk tabung bertingkat dengan warna merah, terdapat banyak lubang di bagian atas tabung.
Gambar 3.6.2 Halysites (Ordov-Silur)Gambar 3.6.2 Halysites (Ordov-Silur)
Gambar 3.6.2 Halysites (Ordov-Silur)
Gambar 3.6.2 Halysites (Ordov-Silur)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hewan vertebrata dan invertebrate sangat banyak dibumi, tinggal di segala habitat dari dalam laut, sungai, darat, hingga dataran tinggi. Hewan yang kita lakukan dalam praktikum Paleontologi dapat berbentuk organisme hidup dan juga berupa fosil ang diamati.
Dapat membantu mengetahui kita tentang bentuk hewan yang diamati telah ada dalam kurun waktu yang lama hingga hidup sekarang ini. Dalam pembelajari analisis phylum tersebut juga kita mengetahui tentang lingkungan pengendapan dan sedimentasi yang terjadi di derah tersebut.
Dari praktikum ini kita bisa meengetahui jenis, karakter, sifat, serta klasifikasi dari hewan bertulang belakang (vertebrata) dan tak bertulang belakang (invertebrata) serta mengetahui rentnag waktu hidup dalam skala waktu geologi.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.
Rusyana, Adun.2011.Zoologi Invertebrata.Bandung:Alfabeta
Sumiati Sa'adah. 2010.Materi Pokok Zologi Invertebrata. Bandung:Alfabeta
Shrock R.R & Twenhotel W. H., (1953) – Principles of Invertebrata Paleontology, McGraw – Hill Book Company inc, New York
Pringgoprawiro, Harsono, (1994) – Foraminifra Panduan Kuliah Mikropaleontologi Umum, Institusi Teknologi Bandung, Bandung
Ir. Premonowari, (1992) – Buku Pengantar Kuliah Paleontologi Umum, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Yogyakarta
Ir. Wartono Rahardjo (1999) – Buku Pedoman Praktikum Paleontologi "Golongan Invertebrata", Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Ir. Wartono Rahardjo (2007) – Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
LAMPIRAN