PENDAHULUAN
Latar Belakang
Standarisasi merupakan spesifikasi yang disepakati bersama oleh semua pihak terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan serta keselamatan. Tujuan dari standarisasi yaitu untuk menjaga konsistensi produk, memb member erik ikan an
perl perlin indu dung ngan an
kepa kepada da
kons konsum umen en,,
menc mencip ipta taka kann
pers persai aing ngan an
perdagangan. Standarisasi bisa terdapat pada bahan mentah ataupun suatu produk olahan, seperti standarisasi pada daging ayam, daging sapi, telur maupun susu. Telur Telur merupakan salah satu produksi ayam sebagai pangan yang kaya akan kandungan protein, lemak, mineral dan vitamin yang baik bagi tubuh. Kandungan telur yang kaya akan protein yang membuat telur mudah rusak saat pengolahan ataupun setelah pengolahan, hal inilah standarisasi untuk telur sangat penting setelah setelah pengol pengolaha ahann ataupun ataupun standa standaris risasi asi sebelu sebelum m pengol pengolaha ahan. n. Standa Standaris risasi asi sebelum pengolahan penting untuk meningkatkan palatabilitas masyarakat pada telur telur itu sendir sendiri,i, sehing sehingga ga dapat dapat bersai bersaing ng dipasa dipasar-p r-pasar asar.. Selain Selain telur telur adapul adapulaa daging ayam sebagai salah satu produksi ayam. Daging ayam merupakan pangan hewani yang kaya at at gii terutama protein, vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan serta merupakan salah satu bahan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi permintaanya. !enanganan daging ayam perlu dilakukan dengan cepat agar tidak cepat rusak atau membusuk, hal paling penting penangan yaitu pada ayam hidup, pengkarkasan, pascapanen dan pendistribusian. Sehingga hal ini dapat menjamin daging ayam yang aman dan sehat. Daging yang dikonsumsi oleh
masyarakat bukan hanya daging ayam saja melainkan daging sapi juga banyak diminati oleh masyarakat sekarang. Daging sapi merupakan komoditi hasil peternakan yang penting sebagai bahan pangan bagi manusia. Kebutuhan daging sapi semakin meningkat karena semakin meningkatnya peternakan sapi potong di indonesia. !enanganan di industri yaitu dimulai dari pemotongan atau penyembelihan sampai ke produk yang siap untuk dipasarkan. !enanganan pasca panen yang baik dapat memberikan jaminan mutu daging yang dihasilkan, penanganan dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain dari telur, daging ayam dan daging sapi adapula susu yang merupakan sumber gii yang banyak diminati oleh masyarakat. Susu dan produk olahan susu merupakan pangan yang tinggi kandungan giinya yang ditinjau dari kandungan protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin. Susu dan produk susu olahannya juga merupakan salah satu media yang baik sebagai pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya bagi keseahatan manusia. "leh sebab itu standarisasi pada susu sangat penting untuk menjaga keamanan dari suatu produk agar aman dan sehat untuk dikonsumsi. #al inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum mengenai standarisasi mutu pada daging ayam, telur, daging sapi, susu dan produk olahannya.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisai karkas ayam pedaging, telur, daging sapi, susu dan produk pengolahannya yaitu untuk mengindentifikasi syarat mutu antara karkas keras dan beku, mengidentifikasi syarat mutu daging, mutu produk minuman susu fermentasi berperisa, mengidentifikasi daging dan telur berdasarkan tingkatan mutu serta mengaplikasikan atau menjadi acuan standarisasi mutu karkas ayam pedaging, telur, daging sapi, susu dan produk olahan susu. Kegunaan dilakukannya praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisai karkas ayam pedaging, telur, daging sapi, susu dan produk pengolahannya yaitu agar mahasiswa dapat mengindentifikasi syarat mutu antara karkas keras dan beku, mengidentifikasi syarat mutu daging, mutu produk minuman susu fermentasi berperisa, mengidentifikasi daging dan telur berdasarkan tingkatan mutu serta mengaplikasikan atau menjadi acuan standarisasi mutu karkas ayam pedaging, telur, daging sapi, susu dan produk olahan susu.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
!raktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging, Standarisasi $utu Telur, Standarisasi $utu Daging Sapi, dan Standarisasi $utu Susu dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal '' oktober '()* di +aboratorium Teknologi #asil Ternak, akultas !eternakan, niversitas #asanuddin, $akassar. Alat dan Baan
&lat yang digunakan pada praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging, Telur, Daging Sapi, Susu dan produk olahan susu yaitu jangka sorong, talangan, mistar, wadah tempat telur, dan sendok ahan yang digunakan pada praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging, , Telur, Daging Sapi, Susu dan produk olahan susu yaitu karkas ayam pedaging, telur ayam ras, telur ayam buras, daging sapi, dan susu fermentasi. Pr!"edur Kerja #tandar$"a"$ Mutu Karka" A%am Pedag$ng
$engamati preparat karkas ayam secara saksama. $encocokkan hasil pengamatan dengan dasar teori berdasarkan S/%. $emberikan penilaian berdasarkan tingkatannya. $engisi lembar penilaian dilanjutkan dengan uji skala0 organ oleptik. $enyimpulkan hasil yang diperoleh.
#tandar$"a"$ Mutu Telur K!n"um"$
$engamati preparat pada setiap jenis telur secara seksama, mencocokan dengan hasil pengamatan dengan dasar teori berdasarkan S/%, memberikan penilaian berdasarkan tingkatannya, mengisi lembar penilaian dilanjutkan dengan uji skala0organoleptik dan menyimpulkan hasil yang diperoleh. #tandar$"a"$ Mutu Dag$ng #ap$
$engamati preparat daging secara seksama, mencocokkan dengan hasil pengamatan dengan dasar teori berdasarkan S/%, kemudian memberikan penilaian berdasarkan tingkatannya, mengisi lembar penilaian dilanjutkan dengan uji skala0organoleptik, dan menyimpulkan hasil yang diperoleh. #tandar$"a"$ Mutu #u"u dan Pr!duk Olaan #u"u
$elakukan pengujian secar organoleptik dengan indera, mencocokkan hasil pengamatan dengan dasar teori berdasarkan S/%, memberikan penilaian dengan terlebih dahulu membuat uji scoring, kemudian mengisi lembar penilaian berdasarkan penilaian uji scoring dan menyimpulkan hasil yang diperoleh.
HA#IL DAN PEMBAHA#AN
#tandar$"a"$ Mutu #u"u dan Pr!duk Olaan #u"u
erdasarkan praktikum pengawasan mutu industri peternakan di dapatkan persyaratan tingkat mutu minuman susu fermentasi berperisa dilihat pada tabel ) yaitu sebagai berikut1 Tabel ). !ersyaratan Tingkat $utu $inuman Susu ermentasi erperisa !ersyaratan Tanpa !erlakuan Dengan !erlakuan /o Kriteria ji !anas Setelah !anas Setelah . ermentasi ermentasi Keadaan1 &. !enampakan 2air 2air . au /ormal0khas /ormal0khas 2. 3asa &sam0Khas &sam0Khas D. #omogenitas #omogenitas #omogenitas Sumber 1 Data #asil !raktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan, '()*.
erdasarkan hasil praktikum, keadaan penampakan pada susu yang diamati adalah cair. #al ini sesuai dengan pendapat $uhammad 4'(('5 dalam $unthe 4'()65 yang menyatakan bahwa susu adalah cairan dari kelenjar susu yang diperoleh dengan cara pemerahan sapi selama masa laktasi tanpa adanya penambahan atau pengurangan komponen apapun pada cairan tersebut. Secara kimiawi susu tersusun atas dua komponen utama, yaitu air yang berjumlah sekitar 789 dan bahan padat yang berjumlah sekitar )69. Di dalam bahan padat susu terdapat berbagai senyawa kimia, baik yang tergolong senyawa at gii makro 4makronutrien5 seperti lemak, protein dan karbohidrat, maupun senyawa at gii miro 4mikro nutrien5 seperti vitamin dan mineral serta beberapa senyawa lainnya.
erdasarkan hasil praktikum, keadaan bau dan rasa pada susu yang diamati adalah berbau normal atau khas susu dan berasa asam atau khas. 2itarasa susu dipengaruhi oleh kadar lemak, protein, dan mineral yang terdapat pada susu. #al ini sesuai dengan pendapat Sumudhita 4):7:5 dalam Diastari dan Kadek 4'()65 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi bau dan rasa susu adalah pemberian pakan, macam bahan pakan yang diberikan, persiapan sapi yang akan diperah. !ada akhir masa laktasi, kadar protein dan mineral sangat tinggi, sehingga rasa susu yang dihasilkan sedikit asin. Susu murni mempunyai rasa sedikit manis ini disebabkan oleh laktosa dan kadar 2l yang rendah. ;ika terjadi penyimpangan terhadap bau susu maka dapat terjadi perubahan. erdasarkan hasil praktikum, keadaan homogenitas pada susu yang diamati yaitu homogen. Tujuan dilakukannya proses homogenisasi pada susu adalah untuk meperkecil butiran lemak agar susu bisa lebih bersatu. #al ini sesuai dengan pendapat Koswara 4'((:5 yang menyatakan bahwa tujuan utama proses homogenisasi pada pengolahan susu adalah untuk memecahkan butiran-butiran lemak yang sebelumnya berukuran < mikron menjadi ' mikron atau kurang. Dengan cara ini susu dapat disimpan selama =7 jam tanpa terjadi pemisahan krim pada susu.
#tandar$"a"$ Mutu Karka" Dag$ng #ap$
erdasarkan praktikum pengawasan mutu industri peternakan di dapatkan persyaratan tingkat mutu daging sapi dilihat pada tabel ' yaitu sebagai berikut1 Tabel '. !ersyaratan Tingkat $utu Daging /o . ). '. 6. =. <.
;enis ji >arna Daging >arna +emak $arbling Tekstur Ketebalan +emak
%
Tingkat $utu %% * * *
%%%
? < mm
Sumber 1 Data #asil !raktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan, '()*.
erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai standarisasi mutu daging sapi diperoleh hasil yaitu daging sapi memiliki skor warna daging tingkat %% 4merah kegelapan5 yaitu *. #al ini sesuai dengan pendapat Saragih 4'())5 yang menyatakan bahwa daging segar jika dipotong mula-mula berwarna ungu tapi lama kelamaan permukaan daging berubah berwarna merah dan akhirnya menjadi coklat. Terbentuknya warna coklat ini sering digunakan sebagai petunjuk menurunnya Sifat fisiologi daging. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai standarisasi mutu daging sapi diperoleh hasil yaitu daging sapi memiliki skor warna lemak tingkat %% 4putih kekuningan5 yaitu *, skor ini menandakan kualitas daging tidak terlalu bagus. #al ini sesuai dengan pendapat +upoyo 4'()=5 yang menyatakan bahwa menurut S/% 6:6'1'((7 $utu Karkas dan Daging Sapi,
kondisi fisik daging sapi yang termasuk kategori baik yaitu memiliki warna daging merah terang, warna lemak putih dan intensitas marbling banyak. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai standarisasi mutu daging sapi diperoleh hasil yaitu daging sapi memiliki skor marbling tingkat %% yaitu *, lemak marbling ini juga turut mempengaruhi warna daging. #al ini sesuai dengan pendapat Soeparno 4'((<5 dalam +upoyo 4'()=5 yang menyatakan bahwa menurut lemak marbling atau biasanya disebut lemak intramuskuler terdapat di dalam jaringan ikat perimiseal diantara fasikuli atau ikatan serabut otot. +emak marbling termasuk faktor yang ikut menentukan kualitas karkas dan mempengaruhi warna daging 4hue5 menjadi lebih terang, tetapi tidak mempengaruhi myoglobin. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai standarisasi mutu daging sapi diperoleh hasil yaitu daging sapi memiliki skor tekstur tingkat % yaitu halus, Tekstur daging kemungkinan besar merupakan penentu yang paling penting pada kualitas daging #al ini sesuai dengan pendapat Soeparno 4'((<5 dalam $erthayasa, dkk. 4'()<5 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi tekstur daging digolongkan menjadi faktor antemortem seperti genetik dan termasuk bangsa, spesies dan fisiologi, faktor umur, managemen, jenis kelamin dan stress. aktor postmortem antara lain meliputi metode pelayuan 4chilling5, refrigerasi dan pembekuan termasuk faktor lama dan temperatur penyimpanan serta metode pengolahan termasuk metode pemasakan dan penambahan bahan pengempuk. ;adi tekstur bisa bervariasi diantaranya
spesies, bangsa, ternak dalam spesies yang sama, potongan karkas dan diantara otot serta otot yang sama. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai standarisasi mutu daging sapi diperoleh hasil yaitu daging sapi memiliki ketebalan lemak tingkat %% 4<-8 mm5 yaitu < mm. Ketebalan lemak dari sapi tergantung pada bangsa 4breed 5 dari sapi itu sendiri. #al ini sesuai dengan pernyataan Soeparno 4'((<5 dalam @osita, dkk. 4'()'5 bahwa perbedaan breed sapi mempunyai dampak pada besarnya proporsi lemak dibandingkan proporsi daging dan tulang. ila proporsi salah satu komponen karkas tinggi maka proporsi komponen lainnya akan lebih rendah. Secara genetik, os Taurus menghasilkan proporsi lemak yang lebih banyak pada daerah subkutan, sedikit lemak intermuskuler dan lemak internal dibandingkan os %ndicus. #tandar$"a"$ Mutu Karka" A%am Pedag$ng
erdasarkan praktikum pengawasan mutu industri peternakan di dapatkan persyaratan tingkat mutu daging ayam dilihat pada tabel 6 yaitu sebagai berikut1 Tabel 6. !ersyaratan Tingkat $utu Karkas &yam !edaging /o Tingkat $utu aktor % %% . ). Konfirmasi ? '. !erdagingan ? 6. !erlemakan ? =. Keutuhan ? <. !erubahan >arna ? *. Kebersihan ?
%%%
Sumber 1 Data #asil !raktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan, '()*.
erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging diperoleh hasil yaitu karkas ayam
pedaging segar memiliki konformasi tingat % yaitu sempurna. Konformasi merupakan ada tidaknya kelainan bentuk karkas dari tulang terutama pada bagian dada dan paha. #al ini sesuai dengan pendapat Shai 4'(('5 dalam $atulessy, dkk. 4'()(5 yang menyatakan bahwa konformasi karkas adalah keseimbangan dari perkembangan bagian-bagian karkas, atau perbandingan antara daging dengan tulang, jadi merupakan suatu ukuran untuk menilai kualitas daging secara langsung. ;umlah daging yang dihasilkan sangat ditentukan oleh derajat kegemukan dan jumlah daging pada paha dan dada. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging diperoleh hasil yaitu karkas ayam pedaging segar memiliki perdagingan pada tingkat %% yaitu ketebalan dagingnya sedang. Ketebalan daging di ukur pada dada, paha, dan punggung. Ketebalan daging tentunya sangat dipengaruhi oleh berat ayam broiler. #al ini sesuai dengan pendapat $uharlien 4)::<5 dalam $atulessy, dkk. 4'()(5 yang menyatakan bahwa nilai karkas dipengaruhi oleh berat karkas dan jumlah daging yang dihasilkan, jumlah daging yang dihasilkan sangat ditentukan oleh derajat kegemukan dan jumlah daging pada paha dan dada. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging diperoleh hasil yaitu karkas ayam pedaging segar memiliki perlemakan pada tingkatan % yaitu cukup, perlemakan dinilai dengan melihat penyebaran dan jumlah lemak di pangkal leher 4pectoral5 dan rongga perut 4abdominal5. !erlemakan pada daging juga berpengaruh terhadap harga jual. #al ini sesuai dengan pendapat &lan 4'(()5 dalam $atulessy,
dkk. 4'()(5 yang menyatakan bahwa pada saat penjualan karkas yang diamati besar0gemuk, dapat juga disebabkan tebal dan penyebaran lemak yang merata pada daerah di bawah kulit dan punggung yang juga mempengaruhi berat karkas. Tebal lemak punggung atau subcutan sangat mempengaruhi bobot dan kualitas karkas. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging diperoleh hasil yaitu karkas ayam pedaging segar memiliki keutuhan pada tingkatan %% yaitu tulang sempurna, kulit boleh sobek sedikit tetapi tidak pada bagian dada, hal ini dapat disebabkan karena letak pelabuhan karantina karkas penjual dari tempat penjualan, sehingga memungkinkan kerusakan pemuatan akibat penumpukan. #al ini sesuai dengan pendapat $aaniaan 4'((:5 dalam $atulessy, dkk. 4'()(5 yang menyatakan bahwa penanganan daging dan daging unggas beku dalam pengemas plastik hampa udara secara kasar seperti dijatuhkan, dilempar, ditumpuk dan ditekan dapat menyebabkan kerusakan fisik pengemas plastik tersebut sehingga mempengaruhi penampilan daging yang kurang bagus dan umur penyimpanan yang relatif pendek. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging diperoleh hasil yaitu karkas ayam pedaging segar memiliki perubahan warna pada tingkat %% yaitu boleh ada memar sedikit tetapi tidak pada bagian dada dan tidak froen burn, perubahan warna pada daging dapat di minimalkan dengan menggunkan pembungkus pada saat penyimpanan beku. #al ini sesuai dengan pendapat $atulessy, dkk. 4'()(5 yang
menyatakan bahwa perubahan warna daging dan daging unggas beku yang terjadi dalam ruang penyimpanan beku, seperti warna keputihputihan memudar dan coklat kekuningan, dapat diminimalkan dengan menggunakan pembungkus freeer-type dan dengan mengeluarkan udara saat pengemasan. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Karkas &yam !edaging diperoleh hasil yaitu karkas ayam pedaging segar memiliki kebersihan pada tingkat %% yaitu boleh ada bulu jarum sedikit yang menyebar tetapi tidak ada pada bagian dada. #al ini sesuai dengan pendapat Shai 4'(('5 dalam $atulessy, dkk. 4'()(5 yang menyatakan bahwa menyatakan bahwa karkas atau bagian karkas akan memiliki penampilan bersih terutama pada dada dan kaki harus bebas dari bulu. #tandar$"a$ Mutu Telur K!n"um"$
erdasarkan praktikum pengawasan mutu industri peternakan di dapatkan persyaratan tingkat mutu telur konsumsi dilihat pada tabel = yaitu sebagai berikut1 Tabel =. Standarisasi $utu Telur Konsumsi Tingkat $utu % %% %%% /o aktor Telur Telur Telur Telur Telur Telur &yam &yam &yam &yam &yam &yam 3as uras 3as uras 3as uras √ √ ) Kerabang √ √ ). Keutuhan √ √ '. entuk √ √ 6. Kelincinan √ √ =. Kebersihan √ √ ' Kantung dara √ √ ). Kedalaman '. Kebebasan √ √ bergerak
6
4
<
Keadaan !utih Telur ). Kebersihan '. Kekentalan Keadaan Kuning Telur ). entuk '. !osisi 6. anyaknya batas atas =. Kebersihan au
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber 1 Data #asil !raktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan, '()*.
erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Telur diperoleh hasil yaitu telur ayam ras, baik dari segi kerabang, kantung udara, keadaan albumen, dan keadaan yolk berada pada tingkatan mutu % dan berbau khas, sedangkan telur ayam buras memiliki hasil penilaian tingkatan mutu yang beragam. ntuk kerabang dan kantung udara, berada pada tingkatan mutu %, sedangkan untuk keadaan albumen pada tingkat %% dan keadaan yolk pada tingkat %%% serta berbau khas. Kualitas telur tentunya jug sangat dipengaruhi oleh bangsa 4rasa yam5. #al ini sesuai dengan pendapat /orth dan ell 4)::(5 dalam $atulessy, dkk. 4'()(5 yang menyatakan bahwa Kualitas telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa standar yang menentukan baik kualitas internal maupun eksternal. Kualitas eksternal difokuskan pada kebersihan kulit, tekstur, bentuk, warna kulit dan keutuhan telur. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Telur diperoleh hasil yaitu telur ayam ras, dari segi kerabang berada pada tingkatan mutu %. Telur ayam buras untuk penilaian kerabang juga berada pada tingkatan mutu %. Kerabang merupakan penilaian eksternal untuk
kualitas telur. #al ini sesuai dengan pendapat !rasetya, dkk. 4'()=5 yang menyatakan bahwa kualitas telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa standar yang menentukan baik kualitas internal maupun eksternal. Kualitas eksternal difokuskan pada kebersihan kulit, tekstur, bentuk, warna kulit dan keutuhan telur. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Telur diperoleh hasil yaitu telur ayam ras, dari segi kantung udara, berada pada tingkatan mutu % sedangkan telur ayam buras juga berada pada tingkatan mutu %. $utu atau kualitas telur dipengaruhi juga oleh adanya kantong telur yang terdapat pada bagian tumpul pada ujung telur. #al ini sesuai dengan pendapat Aary, dkk. 4'((:5 dalam Tugiyanti dan /.%riyanti 4'()'5 yang menyatak bahwa semakin lama penyimpanan semakin besar ukuran kantong telur, karena penguapan air akan menyebabkan penempelan membran luar pada kerabang, dan membran dalam menempel pada albumen. erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Telur diperoleh hasil yaitu telur ayam ras, dari segi keadaan albumen berada pada tingkatan mutu %, sedangkan telur ayam buras memiliki hasil penilaian tingkatan mutu untuk keadaan albumen pada tingkat %%. %ni menunjukkan telur ayam ras merupakan telur ayam ras segar. #al ini sesuai dengan pendapat #iroko 4'()=5 yang menyatakan bahwa telur ayam ras segar adalah telur yang tidak mengalami proses pendinginan dan tidak mengalami penanganan pengawetan serta tidak menunjukan tanda-tanda pertumbuhan embrio yang jelas, yolk belum tercampur dengan albumen, utuh, dan bersih.
erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai Standarisasi $utu Telur diperoleh hasil yaitu telur ayam ras, dari segi keadaan yolk berada pada tingkatan mutu %, sedangkan telur ayam buras memiliki hasil penilaian tingkatan mutu keadaan yolk pada tingkat %%%. %ni artinya terjadi penurunan kualitas pada telur ayam buras. #al ini sesuai dengan pendapat /orth dan ell 4)::(5 dalam !rasetya, dkk. 4'()=5 yang menyatakan bahwa penurunan kualitas interior dapat diketahui dengan meneropong rongga udara 4air cell5 dan dapat juga dengan memecah telur untuk diperiksa kondisi kuning telur, putih telur, warna kuning telur, posisi kuning telur, haugh unit 4#5 dan ada tidaknya noda bintik darah.
PENUTUP
Ke"$mpulan
erdasarkan praktikum !engawasan $utu %ndustri !eternakan mengenai standarisasi mutu susu, daging ayam, daging sapi dan telur diperoleh hasil yaitu mutu susu fermentasi, daging ayam, daging sapid an telur telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. #aran
!erlunya keterlibatan berbagai macam pihak dalam pengembangan standarisasi mutu ini kedepan. ;uga sebaiknya dilakukan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat mampu membedakan produk yang bermutu.
Lap!ran Prakt$kum Penga&a"an Mutu Indu"tr$ Peternakan
PRAKTIKUM PENGAWA#AN MUTU INDU#TRI PETERNAKAN
Nama N$m Waktu Kel!mp!k A"$"ten
Ole ' Ruul I((a Ara" ' I))) )* ++, ' #a-tu. // Okt!-er /0), ' I 1#atu2 ' R$3ada Ha3$d
LABORATORIUM PENGAWA#AN MUTU INDU#TRI PETERNAKAN 4AKULTA# PETERNAKAN UNI5ER#ITA# HA#ANUDDIIN MAKA##AR /0),