LAPORAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
JARINGAN KABEL FEEDER PADA INSTALASI OLT (OPTICAL LINE TERMINAL) HINGGA ODC (OPTICAL DISTRIBUTION CABINET) DI KANDATEL SOLO, JAWA TENGAH
Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru
Dibuat Oleh: OLYVIA NOVIYANTI NIS : 111764
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASI SMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan keahadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat , hidayah , dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan berbagai tahapan dan menyelesaikan laporan hasil kerja industri ini. Dalam melaksanakan kerja praktek, banyak sekali manfaat yg di peroleh penulis selama sela ma di perusahaan. Disamping medapatkan ilmu dan wawasan tentang teknologi informasi, penulis dapat membantu perusahaan dengan menerapkan dan mempraktekan berbagai macam ilmu dan teori yang telah penulis pelajar i Penulis banyak mendapatkan bantuin dari berbagai pihak yang terikat dengan kegiatan yang telah penulis laksanakan selama kerja industri, yaitu kurang lebih 3 bulan. Penulis berusaha membuat sebaik mungkin laporan kerja praktek ini , namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktek masih banyak kesalahan dan kekurangan-kekurangan baik penyusunan kata maupun kalimat yang sempurna, menyebabkan laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-sebasarnya kepada: 1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 2. Keluarga besar yang telah mendukung penulis baik secara materil maupun nonmateril. 3. Bapak Ir. Yanuariadi Kusuma Baskoro, selaku Kepala SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru. 4. Bapak Abdul Karim, SH, selaku Ketua Pelaksana Prakerin. 5. Bapak M. Husnul Redho, S.Si , selaku Sekretaris Prakerin. 6. Bapak Ahmad Banin, ST, selaku Pembimbing Prakerin.
7. Bapak Jarminto, S.Pd dan Bapak Rachman Fachriansyah, A.Md, selaku guru penguji peserta PSG. 8. Bapak Wibowo P.,selaku SITE Manager Pimpinan PT. Telkom Akses Solo 9. Bapak Sugiyarto, selaku Pembimbing Lapangan. 10. Teman-teman SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru yang sudah banyak mendukung penulis khususnya teman-teman yang juga melaksanakan PSG. 11. Semua pihak yang sudah turut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam membuat laporan ini jauh dari kata sempurna. Karena itu, agar penulis dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan penulis sangat mengharapkan kritik dn saran yang membangun dari s emua pihak sehingga penulis dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Banjarbaru, september 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN
................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN
...............................................................................
iii
........................................................................................
iv
.......................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
BAB II
..........................................................................................
viii
..............................................................................
1
A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Tujuan ............................................................................................
2
C. Batasan Masalah .............................................................................
3
D. Metode ............................................................................................
4
E. Sistematika Penulisan .....................................................................
4
.........................................................................
6
A. Serat Optik ......................................................................................
6
B. Bagian-Bagian Serat Optik .............................................................
6
1. Inti (core) ..................................................................................
6
2. Selimut Pelindung (cladding) ...................................................
6
3. Jaket (coating) ...........................................................................
7
C. Jenis Serat Optik .............................................................................
7
1. Single Mode Step Index ...........................................................
7
2. Multi Mode Step Index .............................................................
7
3. Multi Mode Gradded Index ......................................................
8
D. FTTH (Fiber To The Home) ............................................................
8
E. GPON (Gigabite Passive optical Network) .....................................
9
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
1. Network Management System (NMS) .....................................
10
2. Optical Line Terminal (OLT) ...................................................
10
3. Optical Distribution Cabinet (ODC) .........................................
11
4. Optical Distribution Pack (ODP) ...............................................
12
5. Optical Network Temination/Unit (ONT/ONU) .......................
12
BAB III PERMASALAHAN ............................................................................
13
A. Konektor yang tidak terpasang sempurna di ODC (Optical
BAB IV
Distribution Cabinet) ......................................................................
15
B. Masalah dalam penyambungan di OLT (Optical Line Terminal) ..
15
.............................................................
15
PEMECAHAN MASALAH
A. Penanganan konektor yang tidak terpasang sempurna di ODC (Optical Line Terminal) ..................................................................
16
B. Penanganan masalah dalam penyambungan di OLT (Optical Line
BAB V
Terminal) ........................................................................................
16
..........................................................................................
19
A. Kesimpulan .....................................................................................
19
B. Saran ...............................................................................................
20
1. Saran Bagi Tempat Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda ....
20
2. Saran Bagi Pihak Sekolah .........................................................
20
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
.........................................................................................
........................................................................................................
ix x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konfigurasi FTTH .......................................................................... 8 Gambar 2.2 Bagian Belakang OLT .................................................................... 10 Gambar 2.3 Bagian Depan OLT ........................................................................ 10 Gambar 2.4 ODC ............................................................................................... 11 Gambar 4.1 OLS (Optical Laser Source) .......................................................... 17 Gambar 4.2 OPM (Optical Power Meter)........................................................... 18 Gambar 4.3 OTDR (Optical Time Domain Reflectormeter) .............................. 18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah teknologi dan
komunikasi.
perkembangan
Pada
yang
era
sangat
moderinisasi pesat
ini,
khususnya
teknologi pada
bidang
mengalami teknologi
komunikasi. Oleh karena itu, kita dituntut untuk menguasai teknologi agar kita tidak mengalami ketertinggalan. Teknologi telekomunikasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mau tidak mau setiap orang harus berhubungan dengan teknologi telekomunikasi. Perkembangan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi sejalan dengan kemajuan teknologi dan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru merupakan salah satu institusi pendidikan telekomunikasi yang bertujuan menciptakan siswa-siswinya menjadi sumber daya manusia yang siap dan berkualitas untuk terjun ke dalam dunia kerja telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan salah satu perusahaan publik yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi indonesia. Dengan adanya jasa tersebut, maka masyarakat semakin mudah membangun komunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Salah
satunya
telekomunikasi.
dengan Seiring
cara
meningkatkan
dengan
kualitas
berkembangnya
dari
perangkat
teknologi,
PT.
Telekomunikasi Indonesia juga semakin mengembangkan teknologinya guna memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Salah satunya adalah dengan menerapkan teknologi terbaru berupa teknologi jaringan optik FTTx yang dapat dinikmati oleh pelanggan.
2
B. Tujuan
1. Tujuan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda ini dimaksudkan dan bertujuan untuk : a.
Sebagai studi banding antar teori yang di terima di sekolah dengan praktek di lapangan yang sesungguhnya.
b.
Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesioanal.
c.
Memberikan pengalaman kerja secara langsung di lapangan bagi siswa.
d.
Melatih siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam pekerjaanya.
e.
Meningkatkan dan menambah pengetahuan , keterampilan serta wawasan bagi siswa dalam dunia pekerjaan, khususnya dalam bidang pertelekomunikasian.
2. Tujuan Pembuatan Laporan Pembuatan laporan ini bertujuan untuk : a.
Sebagai salah satu syarat kelengkapan penilaian kegiatan praktek kerja industri yang dilaksanakan oleh SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru
b.
Untuk melaporkan secara sistematis sebuah topik bahasan yang bersumber dari kegiatan yang dilakukan selama kegiatan PSG berlangsung.
c.
Menambah
pengetahuan
tentang
perkembangan
teknologi
telekomunikasi.
3. Tujuan Mengambil Judul a.
Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network) adalah salah satu teknologi dari beberapa teknologi sistem komunikasi serat optik. GPON bermula dari passive optical network (PON)
3
yang kemudian berevolusi dan berkembang hingga sampai tahap sekarang. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT melalui bagian yang bernama splitter . b.
Memberitahukan bagaimana menyambung serat optik di OLT (Optical Line Terminal) dengan baik dan benar, dan mengecek konektor yang terapasang pada ODC (Optical Distribution Cabinet)
C. Batasan Masalah
Dalam melakukan penyusunan laporan kegiatan pendidikan sistem ganda ini, agar pembahasan menjadi lebih terarah maka penulis akan membatasi kajian mengenai masalah yang akan dibahas.. Penulis membuat laporan ini lebih mengarah pada permasalahan yang sering muncul pada jaringan kabel feeder pada instalasi OLT (Optical Line Terminal ) hingga pengecekan ODC (Optical Distribution Cabinet ) yang menggunakan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dan beberapa cara pemecahan masalahnya.
D. Metode Ada beberapa metode yang digunakan dalam rangka memperoleh bahan untuk laporan antara lain : 1.
Metode interview Metode berlangsung
wawancara
yaitu
dengan
dilaksanakan menanyakan
ketika secara
kegiatan langsung
PSG kepada
pembimbing lapangan dan pihak-pihak perusahaan atau industri tentang hal-hal yang belum diketahui ataupun tentang hal-hal yang belum terlalu dipahami. 2.
Metode pustaka Metode ini dilakukan dengan cara membaca, mengamati dan memahami beberapa sumber tertulis, baik langsung lewat internet.
4
3.
Metode Praktek Langsung Metode ini dilakukan dengan cara mengambil bagian secara langsung dalam kegiatan-kegiatan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini berisikan latar belakang diadakannya kegiatan pendidikan sistem ganda, tujuan pelaksanaan pendidikan sistem ganda ,tujuan pembuatan laporan kegiatan pendidikan sistem ganda, tujuan mengambil judul, batasan dalam masalah yang akan dibahas, metode pengumpulan informasi, serta sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Pada BAB II ini berisikan tentang teori yang berkaitan dengan isi pada inti laporan. Isi landasan teori ini didapatkan dari teori-teori yang didapat oleh penulis selama menjalani pendidikan di SMK Telkom, dari internet dan di dapat ketika kegiatan pendidikan sistem ganda berlangsung. BAB III PERMASALAHAN Pada BAB III berisikan tentang permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada jaringan kabel feeder dari instalasi OLT hingga pengecekan ODC BAB IV PEMECAHAN MASALAH Pada BAB IV berisikan tentang beberapa solusi untuk memecahkan masalah yang telah disebutkan pada BAB III. BAB V PENUTUP Pada BAB V berisikan tentang kesimpulan dari teori yang telah dijabarkan pada BAB III dan BAB IV. Pada BAB ini disertakan pula saran bagi sekolah dan saran bagi perusahaan berkaitan dengan palaksanaan k egiatan PSG.
5
DAFTAR PUSTAKA Pada daftar pustaka, penulis mencantumkan sumber-sumber yang digunakan untuk penulisan dan kelengkapan dalam isi laporan kegiatan PSG. LAMPIRAN Pada lampiran ini penulis memberi tahukan dokumentasi pada saat melaksanakan PSG.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Serat Optik
Serat optik adalah sejenis kabel dari kaca yang berbahan dasar campuran silica (SiO2) dan germanium (GeO2). Secara fisik, serat optik berbentuk sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut serta dapat digunakan untuk menghantarkan sinar cahaya. Sumber cahaya yang digunakan biasanya LASER ( Light Amplification By Stimulated Emission of Radiation) atau LED ( Light emitting Dioda). Serat optik berdiameter kurang lebih 120µm. Cahaya di dalam serat optik keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara karena LASER mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. B. Bagian-Bagian Serat Optik
Serat optik memiliki beberapa bagian yaitu core optik, cladding optik, dan coating optik. 1.
Inti (core) Gelombang cahaya dirambatkan melalui core. Indeks bias pada bagian pertama ini lebih besar daripada indeks bias pada bagian kedua (cladding). Inti (core) terbuat dari kaca yang mempunyai diameter yang bervariasi antara 5-50µm tergantung jenis serat optiknya.
2.
Lapisan Selimut (cladding) Bagian ini berfungsi sebagai pembungkus dan pelindung (core). Selain itu, cladding juga berfungsi untuk memantulkan atau membiaskan cahaya yang datang dari core. Hal ini terjadi karena cladding mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan indeks bias pada core. Terpantul atau terbiaskannya cahaya dipengaruhi oleh sudut datang
7
cahaya. Apabila sudut datang sama besar dengan sudut kirim maka cahaya akan dipantulkan oleh cladding. Tetapi, apabila besar sudut datang lebih kecil daripada besar sudut terima, maka cahaya akan dibiaskan oleh cladding. Bagian cladding pun terbuat dari kaca. 3.
Jaket (coating) Coating berfungsi sebagai pelindung
core dan pelindung
cladding . Coating terbuat dari bahan plastik elastik. Pada kabel fiber optik, coating memiliki warna yang mengacu pada BOHCA PMHK UPT (biru, hijau coklat, abu-abu, putih, merah, hitam, ungu, pink, toska) dan berfungsi untuk memudahkan proses penyambungan core fiber optik. C. Jenis Serat Optik
1. Single Mode Step Index Pada jenis single mode step index baik core maupun cladding nya dibuat dari bahan silica glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari cladding nya dibuat demikian agar rugi-rugi transmisi berkurang akibat fading. Single mode step index mempunyai karakteristik sebagai berikut : a.
Serat optik single mode step index memiliki diamater core yang sangat kecil jika dibandingkan dengan cladding nya.
b.
Ukuran diameter core antara 8 μm – 12 μm
c.
Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan serat sumbu optik.
d.
Memiliki redaman yang sangat kecil.
e.
Memiliki bandwidth yang lebar.
f.
Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.
2. Multi Mode Step Index Pada serat optik multi mode step index pulsa disisi terima akan lebih besar
dibandingkan
dengan
pulsa
disisi
kirim.
Pelebaran
pulsa
mengakibatkan adanya perbedaan bit-bit data yang ditransmisiskan. Pada
8
jenis multi mode step index ini, diameter core lebih besar diameter cladding nya. Dampak dari besarnya diameter core menyebabkan rugi-rugi dispersi waktu transmitter nya besar. Penambahan presentase bahan silica pada waktu pembuatan tidak terlalu berpengaruh dalam menekan rugi-rugi dispersi waktu pengiriman. Serat optik multi mode graded index digunakan dalam transmisi jarak pendek dengan laju data yang rendah dan memiliki loss yang besar.
3. Multi Mode Graded Index Pada jenis serat optik multi mode graded index ini core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias yang tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun hingga yang terendah terdapat pada batas antar core-cladding . Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan. Gambar dibawah ini menunjukan perambatan gelombang dalam multi mode graded index. Multi mode graded index mempunyai karakteristik sebagai berikut : a.
Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat.
b.
Dispersi minimum sehingga baik untuk digunakan untuk jarak menengah.
c.
Ukuran diamater core antara 50 μm – 100 μm, lebih kecil dari multi mode step index dan dibuat dari bahan sillica glass.
C. FTTH (Fiber To The Home)
Gambar 2.1 Konfigurasi FTTH
9
Secara umum jaringan FTTH (Fiber to the home) dapat dibagi menjadi 4 Segmen catuan kabel seperti gambar konfigurasi selain perangkap Aktif seperti OLT dan ONU/ONT, yaitu sbb: 1. Segmen A : Catuan kabel Feeder 2. Segmen B : Catuan kabel Distribusi 3. Segmen C : Catuan kabel Penanggal / Drop 4. Segmen D : Catuan kabel Rumah/ Gedung Perkembangan teknologi serat optik saat ini telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB) / Km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian, serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam
aplikasi
sistem
telekomunikasi.
Pada
prinsipnya
serat
optik
memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya. Fiber To The Home (FTTH) merupakan sepenuhnya jaringan optik dari provider ke pemakai. Multiplex dari sinyal optik dibawa ke splitter sebelum akhirnya dibagi-bagi ke beberapa ONU / ONT. Terdapat splitter optik dengan ratio yang berbeda-beda tetapi umumnya menggunakan ratio 1:16 yang artinya sinyal multiplex dibagi ke-16 rumah yang berbeda-beda. Passive optical network (PON) dan active optical network (AON) merupakan aplikasi penggunaan FTTH. Hanya saja pada PON menggunakan passive splitter dan pada AON menggunakan active splitter. Topologi yang diterapkan pada PON dan AON adalah point to multipoint yaitu 1 serat optik dibagi kebeberapa ONT (hingga 1 : 32) menggunakan splitter dengan berpedoman pada redaman kabel jaringan fiber optik yang tidak lebih dari 0,23 dB.
E. Gi gabit Passive Optical Networ k (GPON)
GPON adalah adalah salah satu teknologi dari beberapa teknologi sistem komunikasi serat optik. GPON bermula dari passive optical network (PON) yang kemudian berevolusi dan berkembang hingga sampai tahap
10
sekarang. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk
ONU
sendiri
akan
memberikan
data-data
dan
sinyal
yang
diinginkan pelanggan. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to multipoint , yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya Komponen GPON Konfigurasi network GPON intinya dapat dibagi menjadi 5 bagian : 1. Network Management System (NMS)
NMS
merupakan
perangkat
lunak
yang
berfungsi
untuk
mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun beda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VOIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface)maupun comment line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh. 2. Optical Line Terminal (OLT)
Gambar 2.2 Bagian belakang OLT
Gambar 2.3 Bagian depan OLT
OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke system operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).
11
3. Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel
Gambar 2.4 ODC
ODC (Optical Distribution Cabinet ) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel .ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT. Perangkat Interior pada ODC terdiri dari : a. Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan. b. Splitter
Splitter merupakan
komponen
pasif
yang
dapat
memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan
12
terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Passive Splitter atau splitter merupakan optical coupler
sederhana
yang
membagi
sinyal
fiber
optik
menjadi
beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. 4. Optical Distribution Pack
Instalasi atau terminasi yang bagus dari fiber adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel fiber optik, pada implementasi dari suatu jaringan, beberapa jenis DP yang diperkenalkan. Syarat utama DP adalah : DP dapat
a.
di ubah tanpa
mengganggu
kabel
yang
sudah
terpasang dengan cara melebihkan kabel fiber optik beberapa meter. b.
Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter.
c.
DP harus memiliki akses dari sisi depan.
d.
Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung fiber.
5. Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU)
ONU
menyediakan interface antara
jaringan
optik
dengan
pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh
ONU
menjadi
sinyal
elektrik
yang
diperlukan
untuk service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan.
BAB III PERMASALAHAN
Selama penulis menjadi siswa PRAKERIN di PT.TELKOM Solo banyak sekali pengalaman yang penulis dapatkan. Tidak hanya teorinya saja yang di berikan namun prakteknya juga. Sehingga membuat pengalaman dan pengetahuan penulis tentang jaringan terutama FTTH (Fiber to the home) dengan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) semakin banyak tau. Awal penulis ikut malam menjalankan praktek di FTTH (Fiber to the home) ini banyak komponen terdapat di dalamnya setiap komponen nya tersebut juga banyak terjadi problem atau permasalahan yang terjadi. Seperti biasa penulis masuk kerja sekitar jam 08.00 WIB, penulis absen dan bergegas ke kantor DIVA ( Divisi Access) di lantai 2 gedung PT. TELKOM Solo. Selanjutnya penulis duduk dimana yang telah di sediakan pembina penulis untuk bekerja. Tak lama duduk ternyata salah satu karyawan yang ada di lantai tersebut menawarkan untuk keluar (kelapangan). Karyawan yang mengajak penulis tersebut bernama Pa Iswanto, beliau menawarkan tawaran itu kepada penulis. Penulis pun segera mengiyakan ajakan beliau tersebut. Beliau menyuruh penulis untuk memakai wearpack karena akan di bawa ke sentral yang suhu ruangannya dingin dan juga akan di bawa keluar (kelapangan) yang cuacanya lumayan panas. Begitu sudah siap memakai wearpack penulis pun mengikuti Pa Iswanto untuk ke sentral terlebih dahulu. Ternyata sentral yang di maksud tidak jauh hanya bersebrangan dari gedung penulis biasa bekerja. Tepatnya di lantai 2 ternyata sentral itu berada. Beliau pun mempersilahkan penulis untuk masuk ke ruangan sentral tersebut. Ketika penulis mulai memasuki ruangan sentral tersebut ternyata sedang melakukan instalasi di OLT. Pa Iswanto menjelaskan bahwa yang di instalasi itu adalah OLT (Optical Line Terminal). Beliau menjelaskan bahwa di Solo ini
14
sedang dalam pembangunan FTTH (Fiber to the home) dengan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network). Di OLT (Optical Line Terminal) yang sedang di instalasi tersebut Pa Iswanto menjelaskan cara menyambung serat optik yang baik dan benar. Setelah beliau menjelaskan penyambungan di OLT (Optical Line Terminal) tersebut, beliau mengajak untuk keluar (kelapangan) penullis pun bergegas ikut kembali dengan beliau. Ketika di jalan sebelum ke lapangan ,beliau mengecek dulu di sebuah rumah yang di jadikan kantor. Beliau mempersilahkan penulis untuk masuk, ketika memasuki rumah tersebut banyak sekali gambar jaringan Fiber Optic yang di tempel di dinding. Dan banyak juga aerial closure yang tertumpuk rapi siap untuk di pakai. Setelah Pa Iswanto mengambil sebuah kertas di rumah tersebut , kami pun bergegas kembali keluar , ternyata beliau mengajak untuk melihat jalur penggelaran kabel feeder yang sedang di tambatkan atau di tanamkan. Penulis di jelaskan oleh Pa Iswanto bahwa di Solo ini sedang dalam pembangunan jaringan Fiber Optic dari sentral hingga ke pelanggan. Dari informasi yang penulis dapatkan dari Pa Iswanto ini bahwa baru tiga kota besar yang sedang menjalankan pembangunan jaringan ini yaitu Solo, Jogja, dan Semarang. Setelah selesai melihat kabel feeder yang di tambatkan atau di tanamkan tak terasa waktu sudah sore. Pa Iswanto langsung mengantar penulis kembali ke kantor dan dilanjutkan
besok untuk mengecek ODC (Optical Distribution
Cabinet) yang telah di pasang konektor. Ketika sesampainya di kantor penulis dan Pa Iswanto kembali ke kantor dan bersiap-siap untuk pulang.
15
Adapun masalah-masalah yang sering muncul selama penulis alami dimulai dari OLT (Optical Line Terminal) hingga ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah disebabkan oleh hal-hal berikut : A. Konektor yang tidak terpasang sempurna di ODC (Optical Distribution Cabinet). B. Masalah dalam penyambungan di OLT (Optical Line Terminal).
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini penulis ingin menyampaikan pemecahan masala h yang terjadi selama Pendidikan Sistem Ganda di TELKOM Solo yang terjadi di BAB III sebelumnya. Di BAB III pun telah disebutakan tentang beberapa hal masal ah yang tejadi pada OLT (Optical Line Terminal) hingga ODC (Optical Distribution Cabinet). Di BAB ini juga penulis memberikan saran yang telah di dapat dari Pa Iswanto untuk menangani semua gangguan atau masalah yang terjadi. Berikut penulis memberi tahukan pemecahan masalah yang terjadi di BAB III :
A. Penanganan konektor tidak terpasang sempurna di ODC (Optical Di stri bution Cabin et)
Kurangnya ketelitian dalam pengerjaan instalasi di ODC (Optical Distribution Cabinet) membuat hal kecil pun menjadi suatu masalah, sehingga dalam setiap pengerjaan harus teliti . Masalah ini bisa membuat loss jaringan menjadi besar sehingga data yang dikirim ke pelanggan otomatis menjadi terganggu. Untuk membenahi konektor yang belum terpasang sempurna ini hanya melepasnya kembali dan memasangnya lagi dengan benar. Dan jika ingin melihat hasil pemasangan konektor bisa dilihat pada alat ukur OTDR (Optical Time Domain Reflectormeter). Jika hasil redaman atau loss konektor di bawah 0,5 dB maka hasilnya akan baik.
B. Penanganan
masalah
dalam
penyambungan
OLT
(Optical
Line
Terminal)
Dalam pelaksanaan pengerjaan jaringan ini penyambungan merupakan hal sangat penting, karena hal ini berperan penting pada total loss jaringan. Semakin baik dalam penyambungan maka loss yang terjadi semakin kecil,
17
begitu juga sebaliknya jika kurang baik maka loss atau bending yang terjadi akan semakin besar. Dalam menyambung serat optik di OLT (Optical Line Terminal) menggunakan metode fusion splicer . Dengan fusion splicer ini dengan cara memanaskan kedua ujung core sehingga tersambung, dalam penyambungan ini lah yang biasanya terdapat banyak problem karena jika tidak hati-hati bisa membuat i semakin besar dan membuat loss jaringan semakin besar pula. Dengan itu selama penulis melaksanakan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini mendapat pengalaman tentang penyambungan serat optik yang yg baik dan benar. Pembina menjelaskan bahwa ketelitian dan kehati-hatian hal yang paling utama untuk menyambung serat optik di OLT (Optical Line Terminal) ini. Hal yang perlu di perhatikan dalam penyambungan yang di jelaskan Pa Iswanto adalah dalam memotong serat optik dengan stripper dengan posisi tangan yang benar, dan juga ketika memegang serat optik yang hendak di sambung harus berhati-hati Sama halnya seperti penyambungan serat optik seperti biasanya, hanya saja untuk mengetahui hasilnya baik atau tidak bisa dilakukan pengukuran, seperti halnya setelah selesai penyambungan di sentral tepatnya di OLT setelah itu di lakukannya pengukuran dengan OLS (Optical Laser Source), OPM
(Optical
Power
Meter) atau
OTDR
(Optical
Reflectormeter).
Gambar 4.1 OLS (Optical Laser Source)
Time
Domain
18
Gambar 4.2 OPM (Optical Power Meter)
Gambar 4.3
OTDR (Optical Time Domain Reflectormeter)
Seperti pengukuran di OLT (Optical Line Terminal) di sentral. Ketika pembina saya menjelaskan jika setiap pengukuran yang dilakukan harus di catat , setelah di catat maka hasil nya ketahuan yang mana terjadi penyambungan yang baik dan tidak. Jika hasil pengukurannya jelek maka penyambungan bisa di sambung ulang sehingga loss jaringan tetap baik dan bagus.
BAB V PENUTUP
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt , yang mana atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Telkom Solo. Keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini sangat di butuhkan oleh para siswa agar bisa mengikuti salah satu syarat untuk menempuh UAN dan UAS, sehingga dengan di buatnya laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini di harapkan dapat di jadikan acuan bagi kelancaran pelaksanaan Praktek Kerja, terutama pada tahap awal kerja dengan paket keahlian yang ada di Dunia Industri. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini baik secara moril maupun
materil.
Tidak
lupa
juga
penulis
berterimakasih
kepada
atas
bimbingannya selama melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan juga atas di berikannya kesempatan untuk Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pada akhir laporan ini penulis mencoba membuat suatu kesimpulan dan saransaran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca.
A. Kesimpulan Setelah melaksanakan program praktek kerja industri (PRAKERIN) di
Kantor PT. TELKOM Solo, saya dapat menyimpulkan sebagai berikut : a.
PT.TELKOM selalu berusaha menyediakan berbagai pelayanan jasa telekomunikasi yang semuanya ditujukan untuk melayani masyarakat dengan layanan yang mudah, cepat dan memuaskan.
b.
Ketelitian saat penyambungan adalah kunci utama dalam sebuah jaringan.
20
c.
Semakin kecil total loss maka kualitas jaringan semakin baik.
d.
Setelah penyambungan sebaiknya dilakukan pengukuran sehingga terlihat baik atau tidaknya hasil penyambungan.
e.
Memperbaiki secepatnya jika terjadi penyambungan yang tidak baik atau tidak sempurnal, maksimal loss penyambungan 0,23 dB.
f.
Metode pengukuran bisa menggunakan OLS (Optical Laser Source), OPM (Optical Power Meter) dan OTDR (Optical Time Domain Reflectormeter).
g.
Pemasangan konektor juga berperan penting dalam loss suatu jaringan maksimal 0,5 dB.
B. Saran
Selama
menjadi
siswa
SMK
TELKOM
SANDHY
PUTRA
BANJARBARU yang menjalani Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di PT.TELKOM Solo , penulis ingin menyampaikan saran-saran yang semoga dapat diperhatikan oleh pihak kantor dan pihak sekolah demi peningkatan PRAKERIN di tahun-tahun yang akan datang. 1.
Saran Bagi Tempat Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda
a.
Lebih di perhatikan lagi siswa yang melaksanakan PSG, sehingga siswa yang melaksanakan PSG bisa menambah ilmu lebih banyak.
b.
Diharapkan agar lebih perhatian lagi untuk penempatan peserta PSG sehingga memudahkan peserta untuk mengikuti kegiatan PSG.
2.
Saran Bagi Pihak Sekolah
a.
Memberikan bimbingan yang lebih aktif kepada siswa-siswi PSG dalam melaksanakan PSG dan pembuatan laporan.
b.
Memiliki peran aktif dalam berkomunikasi dengan pihak perusahaan yang baik serta aktif mendampingi siswa-siswi PSG.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Fiber_to_the_Home 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik 3. Telkom.2007. Dasar Sistem Komunikasi Optik.Bandung: PT. Telekomunikasi Indonesia 4. Telkom.2007. JARLOKAF : PT. Telekomunikasi Indonesia 5. Telkom.2005.Opical Access Network : PT. Telekomunikasi Indonesia
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI
Saat mengukur loss jaringan modem vpn ip BI