BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Perubahan pola pertanian yang konvensional ke pertanian intensif telah membawa berbagai konsekuensi baik terhadap lingkungan pertanian maupun lingkungan lingkungan sekitarnya. sekitarnya. Konsekuensi Konsekuensi nyata perkembangan perkembangan sistem pertanian pertanian inten intensif sif antar antaraa lain lain perce percepa patan tan erosi, erosi, efek efek resi residu du pupu pupuk k dan dan pest pestisi isida da.. Terjadinya gangguan dalam lingkungan disebabkan adanya kegiatan manusia yang kurang tepat, kurang kepeduliannya pada ekologi dan akibat penggunaan teknologi teknologi pertanian yang tidak mengacu mengacu pada pembangun pembangunan an berwawasam berwawasam lingkungan lingkungan.. Selain itu, tidak terokomod terokomodirnya irnya penggunaa penggunaan n atau pemberian pemberian pupk sehingga tidak mampu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan (uhfill, dkk !""#$. %groekosistem terbentuk sebagai hasil interaksi antara sistem sosial dengan sistem alam, dalam bentuk aktivitas manusia yang berlangsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari&hari. %groekosistem kebanyakan dipakai oleh negara atau masyarakat yang berperadaban agraris. Kata agro atau pertanian menunjukan adanya aktifitas atau campu campurr tangan tangan masyarak masyarakat at pertani pertanian an terhada terhadap p alam atau atau ekosist ekosistem. em. 'alam mengambil manfaat ini masyarakat dapat mengambil secara langsung dari alam, ataupun terlebih dahulu mengolah atau memodifikasinya. adi suatu agroekosistem agroekosistem sudah mengandung mengandung campur tangan tangan masyarakat masyarakat yang merubah kesei keseimb mban anga gan n alam alam atau atau ekos ekosis istem tem untu untuk k meng menghas hasil ilka kan n sesua sesuatu tu yang yang bermanfaat. Pentingnya pengamatan dan analisis sistem dan perlakuan budidaya di suatu suatu lahan lahan untuk untuk menilai menilai seberap seberapaa besar besar keseim keseimban bangan gan agroek agroekosi osistem stem di lahan lahan terse tersebu but. t. 'eng 'engan an meng menget etah ahui ui sebe seberap rapaa besar besarny nyaa
kesei keseimb mban anga gan n
agroekosistem maka akan bisa menjadi dasar dalam perlakuan selanjutnya, baik dalam pemeliharaan, perawatan dan sebagainya sehingga agroekosistem akan dapat berkelanjutan.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
1.2 Tujuan %dapun tujuan dari praktikum lapang antara lain adalah sebagai berikut ) a. *ntuk *ntuk menge mengetah tahui ui kondi kondisi si umum umum lahan lahan di +umia +umiaji ji b. *ntuk mengetahui sistem budidaya jambu kristal di lahan +umiaji c. *ntu *ntuk k meng mengeta etahu huii agro agroek ekos osis istem tem dari dari aspek aspek budi budiday dayaa tanam tanaman an,, hama hama penyakit dan dari aspek tanah. d. *ntuk mengetahui mengetahui dasar dasar informasi informasi untuk untuk memberikan memberikan rekomendasi rekomendasi dalam dalam pencapaian keseimbangan agroekosistem. 1.3 Manfa Manfaat at
Adap Ad apun un manf manfaa aatt dari dari prak prakti tik kum yang yang kami ami lak lakukan ukan,, mahasi mahasiswa swa dapat dapat menget mengetahu ahuii kondisi ondisi umum umum lahan lahan daera daerah h Bumiaji Bumiaji dan mengetahu mengetahuii sistem sistem budidaya budidaya jambu kristal yang ada di Bumiaji serta dapat mengetahui agroekosistem yang ada ada disa disana na meli melipu puti ti aspe aspek k budi budida daya ya,, hama hama peny penyak akit it dan dan tanah. Diharapkan nantinya mahasiswa mampu mengevaluasi hal tersebut tersebut dan dapat memperbai memperbaiki ki dalam sistem budidaya budidaya dengan merekomendasikan guna penapaiam keseimbangan agroek agroekosi osiste stem m dan mengg menggant antii dengan dengan metod metode e yang yang benar, benar, sehingga
dapat
menerapkan
sistem
berkelanjutan.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
pertanian
yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agrek!"!te# Agrek!"!te# La$an Ba!a$
%groek %groekosi osistem stem berasal berasal dari kata sistem, sistem, ekologi ekologi dan agro. agro.
Sistem Sistem
adalah suatu kesatuan himpunan komponen&komponen yang saling berkaitan dan pengaruh & mempengaru mempengaruhi hi sehingga sehingga di antaranya terjadi proses yang serasi. kologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. lingkungannya. Sedangkan Sedangkan ekosistem adalah adalah sistem yang terdiri dari komponen biotic dan abiotik yang terlibat dalam proses bersama (aliran energi dan siklus nutrisi$. Pengertian %gro adalah Pertanian dapat berarti sebagai kegiata kegiatan n produk produksi-i si-indu ndustri stri biolog biologis is yang yang dikelo dikelola la manusi manusiaa dengan dengan obyek obyek tanaman tanaman dan ternak. ternak.
Penger Pengertian tian lain dapat meninjau meninjau sebagai sebagai lingk lingkung ungan an
buatan untuk kegiatan budidaya tanaman dan ternak. Pertanian dapat juga dipand dipandang ang sebaga sebagaii pemane pemanenan nan energi energi matahar mataharii secara secara langsu langsung ng atau atau tidak tidak lang langsu sung ng melal melalui ui pert pertum umbu buha han n tana tanama man n dan dan tern ternak ak (Sut (Sutan anto to,, !""" !"""$. $. %groek %groekosi osistem stem dapat dapat dipand dipandang ang sebaga sebagaii sistem sistem ekolog ekologii pada pada lingku lingkunga ngan n pertanian. ahan basah atau wetland adalah wilayah&wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air.baik bersifat permanen (menetap$ atau musiman. /ilayah& wilayah wilayah itu sebagian sebagian atau seluruhnya kadang&kadang kadang&kadang tergenangi tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. dangkal. 'igolongkan kedalam lahan basah ini. ini. 'i antaranya adalah rawa&rawa (termasuk rawa, bakau$, payau dan gambut. %kan tetapi dalam pertanian dibatasi agroekologinya sehingga lahan basah dapat didefinisikan sebagai lahan sawah. Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah baik terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia.Selain itu padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
tidak mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya. (ndang, !""0$ Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang dialiri. Kemudian disawahkan atau dari tanah rawa&rawa yang dikeringkan dengan membuat saluran&saluran drainase. Sawah yang airnya berasal dari air irigasi disebut sawah irigasi sedang yang menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan. 'i daerah pasang surut ditemukan sawah yang pasang surut, sedang sedangkan kan yang yang dikemb dikembang angkan kan di daerah daerah rawa&raw rawa&rawaa lebak lebak disebu disebutt sawah sawah lebak. Penggu Penggunaa naan n selama selama pertum pertumbuh buhan an padi padi dan pengol pengolaha ahan n tanah tanah pada pada tanah kering yang disawahkan dapat menyebabkan berbagai perubahan sifat tanah.baik sifat morfologi, fisika, kimia, mikro biologi maupun sifat&sifat lain sehing sehingga ga sifat&si sifat&sifat fat tanah tanah dapat dapat sangat sangat berbed berbedaa dengan dengan sifat&si sifat&sifat fat tanah tanah asalnya.Sebelum tanah digunakan sebagai tanah sawah,secara alamiah tanah telah telah mengala mengalami mi proses proses pemben pembentuk tukan an tanah tanah sesuai sesuai dengan dengan faktor faktor&fa &fakto ktor r pembentuk tanahnya, sehingga terbentuklah jenis&jenis tanah tertantu yang masing masing mempunyai sifat morfologi tersendiri. Pada waktu tanah mulai disawah disawahkan kan dengan dengan cara pengge penggenan nangan gan air baik baik waktu waktu pengol pengolaha ahan n tanah tanah maupun maupun selama selama pertum pertumbuh buhan an padi padi melalu melaluii perataa perataan, n, pembua pembuatan tan teras, teras, pelumpuran dan lain&lain maka proses pembentukan tanah alami yang sedang berjalan tersebut terhenti. Semenjak itu terjadilah proses pembentukan tanah baru, dimana air genangan di permukaan dan metode pengelolaan tanah yang diterapkan, memegang peranan penting, (1ardjowigno !""0$ 2.2 Agrek!"!te# Agrek!"!te# La$an Ker"ng Penciri Penciri %groe %groekos kosist istem em tidak tidak hanya hanya mencak mencakup up unsur& unsur&un unsur sur alami alami
seperti iklim, topografi, altitude, fauna, flora, jenis tanah dan sebagainya akan tetapi juga mencakup unsur&unsur buatan lainnya. %groekosistem lahan kering dimaknai sebagai wilayah atau kawasan pertanian yang usaha taninya berbasis komoditas lahan kering selain padi sawah. Kadekoh (!"2"$ mendefinisikan lahan lahan keri kering ng sebag sebagai ai lahan lahan dima dimana na pemen pemenuh uhan an kebu kebutu tuha han n air air tanam tanaman an tergantung sepenuhnya pada air hujan dan tidak pernah tergenang sepanjang tahun.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
Pada umumnya istilah yang digunakan untuk pertanian lahan kering adalah pertanian tanah darat, tegalan, tadah hujan. Potensi pemanfaatan lahan kering biasanya untuk komoditas pangan seperti jagung, padi gogo, kedelai, sorghum dan palawija lainnya. *ntuk pengembangan komoditas perkebunan, dapat
dikatakan
bahwa
hampir
semua
komoditas
perkebunan yang
produksinya beorientasi dapat dihasilkan dari usaha tani lahan kering. ahan kering mempunyai potensi besar untuk pertanian, baik tanaman pangan, holtikultura, maupun tanaman perkebunan. Pengembangan berbagai komoditas pertanian di lahan kering merupakan salah satu pilihan strategis untuk meningkatkan produksi dan mendukungketahanan pangan nasional (mulyani dkk,!""3$. Pada usaha tani lahan kering dengan tanaman semusim, produktivitas relatif rendah serta menghadapi masalah sosial ekonomi seperti tekanan
penduduk
yang
terus
meningkat
dan
masalah
biofisik
(Sukmana,!""#$ 2.3 Kual"ta! Tana$ %an Ke!e$atan Tana$ 'oran 4 Parkin (2556$ memberikan batasan kualitas tanah adalah
kapasitas suatu tanah untuk berfungsi dalam batas&batas ekosistem untuk melestarikan produktivitas biologi. 7emelihara kualitas lingkungan,serta meningkatkan kesehatan tanaman dan hewan. Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator&indikator kualitas tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks kualitas tanah. 8ndeks kualitas tanah merupakan indeks yang dihitung berdasarkan nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah. 8ndikator&indikator kualitas tanah dipilih dari sifat sifat yang menunjukkan kapasitas fungsi tanah. 8ndikator kualitas tanah adalah sifat, karakteristik atau proses fisika, kimia dan biologi tanah yang menggambarkan kondisi tanah (S9, !""2$. 7enurut 'oran 4 Parkin indikator&indikator tanah harus ) 2 7enunjukkan proses&proses yang terjadi dalam ekosistem. ! 7emadukan sifat fisika tanah, kimia tanah dan proses biologi tanah. # 'apat diterima oleh banyak pengguna dan dapat ditetapkan di berbagai 6
kondisi lahan Peka terhadap berbagai keragaman pengelolaan tanah dan perubahan
:
iklim, dan %pabila mungkin, sifat tersebut merupakan komponen yang biasa ditemui pada data dasar tanah.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Karlen et al. (2553$ mengusulkan bahwa pemilihan indikator kualitas tanah harus mencerminkan kapasitas tanah untuk menjalankan fungsinya yaitu) 2 ! #
7elestarikan aktifitas,diversitas dan produktivitas biologis 7engatur dan mngarahkan aliran air dan ;at terlarutnya 7enyaring,menyangga,merombak,bahan&bahan anorganik
dan
organik,meliputi limbah industri dan rumah tangga serta curahan dari 6
atmosfer. 7enyimpan dan mendaurkan hara dan unsur lain dalam biosfer.
2.& Ha#a %an Pen'ak"t (ent"ng Tana#an (a%a Agrek!"!te# a Ha#a Tana#an Ja#)u Kr"!tal
1ama yang telah dilaporkan terdapat pada tanaman jambu biji di berbagai negara antara lain lalat buah, kutu kebul, kutu putih, kutu perisai, kutudaun, kutu tempurung, 1elopeltis sp., kumbang penggerek, larva berbagai spesies dari ordo epidoptera, belalang, rayap, dan tungau. 1ama yang merupakan hama utama pada pertanaman jambu biji di berbagai negara adalah lalat buah (
•
alat +uah ('iptera) Tephritidae$
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
$, menggunakan kombinasi atraktan metil eugenol dari ekstrak tanaman selasih ungu dengan perangkap, membuang buah&buah
yang terserang
menguburnya agar tidak menjadi sumber infestasi (
*lat Kantung (epidoptera) Psychidae$
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
dan
!ambar ". #lat
$antung %Mahasena corbetti& Sumber )
*lat kantung (bagworm$ adalah sebutan untuk larva dari famili Psychidae, epidoptera. *lat&ulat kantung ini membuat kantung dari partikel daun, pasir, ranting dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Setiap spesies akan membuat kantung yang khas baik ukuran, bentuk, maupun komposisinya sehingga
kantung
yang
berbeda&beda
ini
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasi suatu spesies ulat kantung. *kuran kemampuan betina menghasilkan telur yang banyak dengan didukung kondisi lingkungan untuk perkembangannya akan menyebabkan meledaknya populasi larva ulat kantung pada pertanaman jambu biji.
Kutu Putih (1emiptera) Pseudococcidae$ +eberapa spesies kutu putih yang ditemukan pada tanaman jambu biji antara lain ?ataneococcus (@allomochlus$ hispidus, Aerrisia virgata, ipaecoccus nipae, Planococcus lilacinus, dan Planococcus minor (Sartiami et al.2555$. Kutu putih dapat ditemukan pada ranting, kayu cabang, daun, dan buah. +agian tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
permukaan bawah daun, dan paling sedikit pada kayu cabang dan pucuknya (Sartiami et al. 2555$.
!ambar '. $utu Putih ( Pseudococidae& Sumber )
Kutu Kebul (1emiptera) Aleyrodidae$
embun madu pada permukaan daun yang menyebabkan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
permukaan fotosintesis akan berkurang. Kutukebul yang ditemukan oleh +intoro (!"">$ di wilayah +ogor dan tanaman jambu biji sebagai inangnya adalah %leurodicus dispersus=ussel, %leuroclava psidii, dan Trialeurodides sp. ?ockerell. •
1ama ainnya 1ama lain yang merupakan hama tanaman jambu biji antara lain kutudaun (1emiptera) %phididae$, kutu perisai (1emiptera) 'iaspididae$, kututempurung (1emiptera) ?occidae$, trips
(Thysanoptera$,
beberapa
kumbang Scarabaeidae dan ?urculionidae (?oleoptera$, tungau (%rachnida) %carina$, ulat penggerek batang 8ndarbela sp. (epidoptera) 7etarbelidae$, ulat yang menyerang daun seperti %ttacus atlas (epidoptera) Saturniidae$, Trabala pallida (epidoptera) asiocampidae$, ulat pucuk, ulat jengkal (epidoptera)
Pen'ak"t Tana#an Ja#)u B"j"
Patogen yang dapat menyerang tanaman jambu biji antara lainB cendawan, bakteri, alga, nematoda, dan efifit. Patogen tersebut terdapat pada berbagai bagian tanaman jambu biji, menyebabkan berbagai penyakit antara lain busuk buah pada pertanaman dan penyimpanan (busuk kering, busuk basah, busuk lunak, busuk asam, busuk coklat, busuk masak, kudis, busuk pangkal, busuk bercincin, busuk pink, busuk buah berlilin$, kanker, layu, mati ujung, gugur daun, batang-ranting kering, bercak daun, hawar daun, antaknosa, karat merah, embun jelaga, karat, hawar biji, dan rebah kecambah (7isra !""6$. •
%ntraknosa %ntraknosa merupakan penyakit umum pada tanaman jambu biji, yang tersebar luas di semua daerah penanamannya. Penyebaran penyakit ini sudah luas ke berbagai negara penghasil jambu biji. Patogen penyebab antraknosa dapat menyerang semua bagian tanaman, terutama pada buah namun tidak menyerang akar. +agian tanaman seperti pucuk, daun muda dan ranting akan mudah terjangkit penyakit ini ketika masih lunak (Semangun 2556B 7isra !""6$.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
penyakit
antraknosa
yaitu
cendawan
?olletotrichum
gloeosporioides (teleomorph)
Kanker +erkudis Kanker buah berkudis umumnya terjadi pada buah yang hijau dan dapat juga menyebabkan bercak pada daun. Penyebab penyakit ini adalah Pestalotiopsis psidii (Pat.) Mordue. ?endawan ini merupakan parasit luka, kanker berhubungan dengan tusukan yang disebabkan oleh aktivitas makan serangga antara lain 1elopeltis theobromae. Pada infeksi awal, mula&mula pada buah yang masih hijau terdapat bercak gelap, kecil, yang membesar mencapai garis tengah 2&! mm, berwarna coklat tua, yang terdiri dari jaringan mati. ika buah membesar kanker akan pecah, membentuk kepundan dengan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
tepi tebal dan pusat mengendap (Semangun 2556$. Pengelolaan penyakit ini bisa dilakukan dengan mengendalikan 1elopeltis, membuang buah dan daun yang sakit kemudian dipendam atau dibakar untuk mengurangi sumber infeksi. Penggunaan ekstrak daun Cccimum sanctum dapat menghambat perkecambahan spora cendawan (7isra !""6$. •
+ercak 'aun +ercak pada daun jambu biji umumnya tidak merugikan secara langsung, namun beberapa cendawan penyebabnya dapat menyerang buah juga maka daun yang sakit dapat memegang peranan penting sebagai sumber infeksi. +ercak daun dapat disebabkan antara lain oleh Cercosporaspp., Pestalotiopsis sp., dan Colletotrichum sp. (Semangun 2556$.
•
Karat 7erah
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
+usuk +uah +usuk buah dapat terjadi di pertanaman maupun pada buah jambu biji dalam simpanan. +eberapa patogen yang menyebabkan busuk buah di pertanaman antara lain Phomopsis psidii menyebabkan busuk pangkal buah,
Phytophthora,
usarium,
dan
Cur!ularia.
?endawan
Botryodiplodia theobromaePat. dan Colletotrichum dapat menginfeksi jambu biji di pertanaman dan juga pada jambu biji di penyimpanan (Semangun 2556$. ?endawan B. Theobromae mula&mula menyebabkan terjadinya bercak coklat yang cepat meluas kurang berbatas jelas, busuk lunak, dan terbentuk lapisan cendawan berwarna hitam. Terdapat pada ujung atau pangkal buah. Pembusukan juga mencapai bagian daging buahnya hingga buah
busuk
dan
berair.
yang
disebabkan
cendawan
?olletotrichumyaitu pada buah terbentuk bercak coklat berbatas jelas dan mengendap (Semangun 2556$.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
. Penyakit +usuk +uah ambu Sumber ) 'okumentasi 2.* Pengaru$ P(ula!" Mu!u$ Ala#" Ter$a%a( Agrek!"!te# 7usuh alami merupakan komponen penyusun keanekaragaman hayati di
lahan
pertanian.
Keanekaragaman
hayati
di
lahan
pertanian
(agrobiodeversity$ meliputi diversitas (keaneka ragaman$ jenis tanaman yang di budidayakan, diversitas (keanekaragaman$ spesies liar yang berpengaruh dan di pengeruhi oleh kegiatan pertanian, dan diversitas ekosistem yang dibentuk oleh populasi spesies yang berhubungan dengan tipee penggunaan lahan yang berbeda (dari habitat lahan pertanianintensif sampai lahan pertanian alami$. 'iversitas spesies liar berperan penting dalam banyak hal. +eberapa menggunakan lahan pertanian sebagai habitat ( dari sebagian sampai yang tergantung pada lahan pertanian secara total$ atau mengguanan habitat lain tetapi di pengaruhi oleh aktivitas pertanian. %dapun yang berperan sebagai gulma dan spesies hama yang merupakan pendatang maupun yang asli ekosistem sawah tersebut, yang mempengaruhi prosuksi pertanian dan agroekosistem (?hanna.et,al. !""6$. 'ari uraian diatas jelas bahwa terdapat organisme yang berperan positif terhadap tanaman yang dibudidayakan (produksi pertanian$, dan ada juga yang berperan negatif terhadap tanaman yang dibudidayakan. 7usuh alami (predator, parasitoid dan patogen$ dapat berperan positif dalam pertanian yaitu sebagai berikut) 2. 'apat mengendalikan organisme penggangu yang berupa hama dan gulma. 'imana setiap jenis hama dikendalikan oleh kompleks musuh alami yang meliputi predator, parasitoid dan patogen hama. 'ibandingkan dengan memakai pestisida yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan hidup (*ntung, !""3$
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
!. %pabila musuh alami mampu berperan sebagai pemangsa secara optimal sejak awal, maka populasi hama dapat berada pada tingkat e"uilibrium positi# atau flukstuasi populasi hama dan musuh lamia menjadi seimbang shingga
tidak
akan
terjadi
ledakan
hama
(CDneil,et.al.
dalam
7aredia,et.al.!""#$ #. Pengelolaan ekosistem pertanian dengan perpaduan optimal teknik&teknik pengendalian hama dan meminimalkan penggunaan pestisida sintetis yang berspektrum luas. (*ntung,255#$. 6. Pembatas dan pengatur populasi hama yang efektif karena sifat pengaturannya bergantung pada kepadatan (density dependent $, sehingga mampu mempertahankan populasi hama pada keseimbangan umum ( general e"uilibrium position$ dan tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman. Keberadaan musuh alami dapat meningkatkan keanekaragaman hayati, sehingga tercipta keseimbangan ekosistem (ecosystem balance$ (8shak, !"2!$. :. 7usuh alami sebagai salah satu komponen ekosistem berperan penting dalam
proses
interaksi
intra&
dan
inter&spesies.
Karena
tingkat
pemangsaannya berubah&ubah menurut kepadatan populasi hama, maka musuh alami digolongkan ke dalam faktor ekosistem yang tergantung kepadatan (density dependent #actors$. Ketika populasi hama meningkat, mortalitas yang disebabkan oleh musuh alami semakin meningkat, demikian pula sebaliknya (Stehr 250:$. (%rifin. !"2!$ 3. ebih ekonomis, karena dapat meminimalisir penggunaan pestisida selama proses budidaya, diman bahwa penggunaan musuh alami bersifat alami, efektif, murah dna tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan hidup (*ntung, !""3$. 'an
dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam meningkatkan kualitas dan kwuantitas produksi hasil panennya. 0. 'apat meningkatkan keanekaragaman hayati dalam agroekosistem, dinyatakan bahwa k eanekaragaman dalam agroekosistem dapat berupa variasi dari tanaman, gulma, anthropoda, dan mikroorganisme yang terlibat beserta faktor&faktor lokasi geografi, iklim, edafik, manusia dan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
sosioekonomi.
7enurut
Southwood
4
/ay
(250"$,
tingkat
keanekaragaman hayati dalam agroekosistem bergantung pada 6 ciri utama, yaitu) Keanekaragaman tanaman di dalam dan sekitar agroekosistem • Keragaman tanaman yang sifatnya permanen di dalam agroekosistem • Kekuatan atau keutuhan manajemen • Perluasan agroekosistem • (dalam pengukuhan guru besar, 7aryani ?yccu Tobing. !"""$ 2.+ Da#(ak Manaje#en Agrek!"!te# Ter$a%a( Kual"ta! %an Ke!e$atan Tana$
Pengelolaan pertanian secara intensif dengan mengandalkan bahan& bahan kimia sebagai tambahan baik untuk pupuk maupun pestisidanya. ika dilihat dari keberlanjutan produktivitas lahannya sangat tidak baik, karena input&input kimiawi yang berlebihan mengakibatkan kesuburan tanah mulai menurun dan banyak permasalahan lainnya. Permasalahan&permasalahan yang timbul akibat input kimiawi yang berlebihan yaitu) a. Ketersediaan unsur hara, pada lahan dengan pengolahan secara intensif sumber unsur haranya berasal dari input&input kimiawi berupa pupuk anorganik, petani kurang menerapkan tambahan bahan organik seperti aplikasi pupuk kandang dan seresah dari tanaman yang diusahakan., sehingga petani sangat berketergantungan dengan pupuk kimia, padahal penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun. b. +ahan organik tanah, pada sistem pertanian yang diolah secara intensif dengan menerapkan sistem monokultur biasanya jumlah bahan organiknya sedikit karena tidak ada atau minimnya seresah di permukaan lahan. 'ari hal tersebut dapat diindikasikan pertanian tanpa penerapan tambahan bahan organik pada lahan pertanian intensif merupakan pengelolaan agroekosistem yang tidak sehat. c. p1 Tanah (kemasaman tanah$ dan adanya unsur beracun, pada sistem pertanian intensif biasanya agak masam karena seringnya penggunaan pupuk anorganik seperti urea yang diaplikasikan secara terus&menerus untuk menunjang ketersediaan unsur hara dalam tanah.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
d. rosi tanah, erosi umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Cleh sebab itu erosi mengakibatkan terjadinya kemunduran sifat&sifat fisik dan kimia tanah. e. Kedalaman efektif tanah, pada lahan dengan sistem pengolahan intensif terkadang memiliki sebaran perakaran yang cukup tinggi karena tanaman yang diusahakan dalam kurun waktu yang lama hanya satu komoditi saja. f. Keanekaragaman biota dan fauna tanah, pada lahan dengan pengolahan intensif, jarang terdapat seresah pada lahan tersebut sehingga keberadaan biota tanah seperti cacing tanah sedikit, padahal aktifitas cacing tanah dapat memperbaiki sifat&sifat fisik, kimia dan biologi tanah, seperti meningkatkan kandungan unsur hara, mendekomposisikan bahan organik tanah, merangsang granulasi tanah dan sebagainya. 2., Kr"ter"a In%"katr %ala# Pengellaan 'ang Se$at %an Berkelanjutan 2 'ari Segi Kimia Tanah a. +ahan organik tanah +ahan organik tersebut berperan langsung terhadap perbaikan
sifat&sifat tanah baik dari segi kimia, fisika maupun biologinya, diantaranya) •
7emengaruhi warna tanah menjadi coklat&hitam
•
7emperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah
•
7eningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembapan dan tempratur tanah menjadi stabil.
•
Sumber energi dan hara bagi jasad biologis tanah terutama heterotrofik.
b. p1 Tanah (kemasaman tanah$ dan adanya unsur beracun Tanah bersifat asam dapat disebabkan karena berkurangnya kation Kalsium, 7agnesium, Kalium dan atrium. Tetapi dengan p1 yang agak masam belum tentu kebutuhan tanaman terhadap p1 tanah tidak cocok karena itu tergantung dari komoditas tanaman budidaya
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
yang dibudidayakan. *ntuk pengelolaan p1 tanah yang berbeda&beda dalam suatu agroekosistem maka apabila suatu lahan digunakan untuk pertanian maka pemilihan jenis tanamannya disesuaikan dengan p1 tanah apakah tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu bertahan dengan p1 tertentu. c. Ketersediaan *nsur hara *nsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain ) +ahan organik, mineral alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia. Pada lahan pertanian diketahui sumber unsur hara berasal dari bahan organik, karena pada lokasi tersebut banyak ditemukan seresah yang merupakan sumber bahan organic selain itu aplikasi pupuk kandang juga menambah ketersediaan unsur hara yang berfungsi ganda, diserap oleh tanaman dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. !
'ari Segi Aisika Tanah a
Kedalaman efektif Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar pengamatan
tanaman. 7enurut
kedalaman
efektif
1ardjowigeno (!""0$,
dilakukan
dengan
mengamati
penyebaran akar tanaman. +anyakya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar&akar tersebut dapat menembus tanah, dan bila tidak dijumpai akar tanaman maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah.
b
Kondisi Kepadatan Tanah
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
/idiarto (!"">$ menyatakan bahwa, E+ahan organik dapat menurunkan +8 dan tanah yang memiliki nilai +8 kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. Selain itu, ilai +8 untuk tekstur berpasir antara 2,: F 2,> g m#, ilai +8 untuk tekstur berlempung antara 2,# F 2,3 g - m# dan ilai +8 untuk tekstur berliat antara 2,2 F 2,6 g - m# merupakan nilai +8 yang dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan. c
rosi Tanah rosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah ke tempat lain. 7eningkatnya erosi dapat diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup tanah dan kegiatan pertanian yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah. rosi tersebut umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Cleh sebab itu erosi mengakibatkan terjadinya kemunduran sifat&sifat fisik dan kimia tanah.
#
'ari Segi +iologi Tanah a
Keanekaragaman biota dan fauna tanah 'itunjukkan dengan adanya kascing. +iota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah, sehingga dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. 1asil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Kascing (pupuk organik bekas cacing atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing$ mempunyai kadar hara , P dan K !,: kali kadar hara bahan organik semula, serta
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 2,2: kali$. ?acing jenis Gpenggali tanahD yang hidup aktif dalam tanah, walaupun makanannya berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar&akar yang mati di dalam tanah. Kelompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah yang ada di atas tanah dengan tanah lapisan bawah, dan meninggalkan liang dalam tanah. Kelompok cacing ini membuang kotorannya dalam tanah, atau di atas permukaan tanah. Kotoran cacing ini lebih kaya akan karbon (?$ dan hara lainnya dari pada tanah di sekitarnya. (1airiah, !""6$. BAB III MET-D-L-I 3.1 /aktu %an Te#(at Praktikum lapang mata kuliah 7anajemen %groekosistem dilaksanakan di
Kebun jambu kristal di 'usun +anaran 'esa +umiaji, Kecamatan +umiaji, Kota +atu pada hari Sabtu tanggal !# 7ei !"2: pukul "0.""&2!."" /8+. 3.2 Alat %an Ba$an 3.2.1 A!(ek HPT
2. %lat & Sweep net ) *ntuk menangkap serangga terbang & +askom kuning ) Sebagai wadah air detergen untuk pan trap & Hellow Trap ) Sebagai alat perangkap hama & Kayu ) *ntuk tempat mendirikan pan trap & Kawat ) *ntuk mengikat baskom ke kayu & Plastik ) Sebagai wadah hama setelah di tangkap & Kapas ) %lat untuk membius hama dengan alkohol &
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
3.2.2.A!(ek BP & Kuisioner & %lat tulis & Kamera
) sebagai acuan pertanyaan kepada narasumber (petani$ ) untuk mencatat data informasi hasil wawancara ) untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum
3.2.3 A!(ek Tana$ 1. %" La(ang a. %lat =ing Kamera Penggaris
) *ntuk mengambil sampel tanah ) *ntuk dokumentasi ) *ntuk mengukur ketinggian seresah ) *ntuk mengguting understorey )*ntuk membungkus sampel tanah,seresah dan under storey ) *ntuk memukul ring agar masuk kedalam tanah ) untuk mengambil sampel tanah ) sebagai pembatas plot dalam mengamati seresah dan
understorey Spidol ) untuk memberi tanda pada plastik yang berisi tanah
b. +ahan plot lahan (tanah$ ) digunakan untuk pengambilan sampel tanah, pengamatan seresah, understorey dan fauna tanah.
2. D" La)ratr"u#
(& Berat )si tanah a$ %lat
*angka sorong + #ntuk mengukur diameter ring Penggaris + #ntuk menghitung tinggi ring Pistil dan Mortar + #ntuk menghaluskan tanah awan + untuk tempat meletakan tanah dalam
oven pisau
batas ring -imbangan ven Alat tulis $amera
+ #ntuk memotong tanah yang melebihi + #ntuk menghitung berat tanah + #ntuk Mengeringkan tanah + #ntuk menatat hasil praktikum + #ntuk mendokumentasikan hasil
praktikum
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
b& bahan sampel tanah utuh
+ sebagai bahan praktikum
"& Berat *enis -anah a$ alat Piknometer ) untuk tempat tanah yang telah dihaluskan 7ortar ) untuk menghaluskan tanah Pistil ) untuk menghaluskan tanah Timbangan ) untuk menimbang tanah Cven ) sebagai pengering tanah ?orong ) sebagai alat bantu untuk menuangkan air
ke dalam
piknometer +otol semprot ) untuk menuangkan air ampan ) tempat tanah saat di oven
Labu ukur
+ #ntuk menempatkan tanah yang sudah
halus pada pengujian B* Alat tulis + untuk menatat hasil praktikum $amera + untuk mendokumentasikan
kegiatan
praktikum b& bahan -anah + sebagai bahan praktikum Air yang sudah direbus + untuk menghomogenkan dan melarutkan tanah #$ /organik
a& Alat !elas beaker Alat tulis -imbangan tanah !elas ukur larutan Pipet
+ #ntuk mengukur volume a0uades + #ntuk menatat hasil praktikum. + #ntuk menimbang sampel + #ntuk mengukur 1olume + #ntuk memindahkan larutan dari
satu wadah ke wadah lainya Buret dan statis + Alat untuk titrasi Pengaduk magnetis + #ntuk mengaduk larutan
abu erlenmeyer :"" ml ) Sebagai tempat mencampur tanah J larutan %yakan ",: mm ) *ntuk mengayak sampel tanah 7ortal 4 pistil ) *ntuk menghaluskan tanah b& Bahan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Tanah K !?r !C0 2" ml 1!SC6 !" ml %Iuades !"" ml 1!PC6 >: 2" ml 'ifenilatelin #" tetes AeSC6
) sebagai bahan praktikum ) *ntuk mengikat rantai ? )*ntuk memisahkan rantai ? dengan tanah ) *ntuk menghentikan reaksi 1 !SC6 ) *ntuk menghilangkan pengaruh Ae ) Sebagai indikator warna ) Sebagai bahan untuk titrasi
6$ p2 tanah
a& Alat Alat tulis -imbangan 3ial 4lm
+ #ntuk menatat hasil praktikum + #ntuk menimbang tanah + #ntuk tempat penampuran tanah dan
larutan p2 Meter + #ntuk mengukur p2 Mortar dan pistil + #ntuk menghaluskan tanah Ayakan " mm + #ntuk mengayak sampel tanah !elas #kur + #ntuk mengukur 2" b& Bahan 2" (5 ml + #ntuk menentukan p2 aktual -anah + #ntuk bahan praktikum
6& e2 tanah a& Alat
Alat tulis -imbangan 3ial 4lm
+ #ntuk menatat hasil praktikum + #ntuk menimbang tanah + #ntuk tempat penampuran tanah dan
larutan Mortar dan pistil + #ntuk menghaluskan tanah Ayakan " mm + #ntuk mengayak sampel tanah !elas #kur + #ntuk mengukur 2" ondutivity Meter+ #ntuk mengukur e2 b& bahan 2" (5 ml + #ntuk menentukan e2 -anah + #ntuk bahan praktikum 7& 8eresah a& Alat -imbangan $ertas ven Alat -ulis
+ + + +
#ntuk menimbang #nderstorey #ntuk membungkus #nderstorey #ntuk mengeringkan #nderstorey #ntuk menatat hasil praktikum
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
$amera praktikum b& Bahan 8eresah
+ #ntuk mendokumentasikan kegiatan
+ #ntuk bahan pengamatan
9& #nderstorey a& Alat -imbangan + #ntuk menimbang #nderstorey $ertas + #ntuk membungkus #nderstorey ven + #ntuk mengeringkan #nderstorey Alat -ulis + #ntuk menatat hasil praktikum $amera + #ntuk mendokumentasikan b& Bahan #nderstorey %:umput teki, rumput grinting& + #ntuk bahan pengamatan 3.3 0ara Kerja 3.3.1. A!(ek HPT a Penangka(an Serangga %engan Sea(net
7enyiapkan alat dan bahan
lahan yang akan diamati pada masing&masing kelas
akukan # kali ayunan dengan menggunakan sweapnet
akukan dari ujung lahan sampai ke ujung lainya dengan arah vertikal atau hori;ontal
Setelah sampai diujung tutup sweapnet
%mbil serangga yang tertangkap dalam sweapnet dengan membuka bagian belakang sweapnet
+ius serangga dengan alkohol dan Simpan dalam plastik
akukan identifikasi serangga
?atat hasilnya Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
dokumentasikan
) Penangka(an Serangga %engan P"t all
7enyiapkan alat dan bahan
ahan yang akan diamati pada masing&masing kelas +uat lubang hingga kedalaman yang sesuai
Pasang gelas aIua yang berisi air dan detergen
Tunggu selama !6 jam atau sehari ambil serangga yang terjebak kedalam pitfall
7asukan kedalam kantong plastik
akukan identifikasi
?atat hasilnya
dokumentasikan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
4 Penangka(an Serangga %engan Pan Tra(
7enyiapkan alat dan bahan ahan yang akan diamati pada masing&masing kelas
Tancapkan ! batang kayu untuk mendirikan pan trap
Pasang baskom kuning pada kayu tersebut dan ikat dengan kawat
+askom diisi air dan detergen +iarkan selama !6 jam %mbil serangga yang terjebak dalam pan trap
7asukan dalam plastik
akukan identifikasi ?atat hasilnya dan dokumentasikan % Penga#atan Pen'ak"t
7enyiapkan alat dan bahan
ahan yang akan diamati pada masing&masing kelas Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
%mati dan identifikasi bagian tanaman yang terkena penyakit
1itung intensitas serangan penyakit
?atat hasilnya dan dokumentasi
e Penangka(an Serangga %engan 5ell tra(
7enyiapkan alat dan bahan ahan yang akan diamati pada masing&masing kelas
Pasang yellow trap pada tengah F tengah bedengan
+iarkan selama !6 jam
%mbil serangga yang terjebak dalam Helow Trap
7asukan dalam plastik ?atat hasilnya
dokumentasikan
3.3.2 A!(ek Bu%"%a'a Pertan"an
7enyiapkan alat dan bahan
akukan wawancara dengan petani berdasarkan kuisioner
?atat hasil wawancara dan dokumentasi
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
3.3.3. A!(ek Tana$ 1 0ara Kerja %" La(ang a Penga#)"lan !a#(el tana$ utu$
7enyiapkan alat dan bahan
ahan yang telah ditetapkan berdasarkan kelas masing&masing
bersihkan tanah yang akan diambil sampel
?ari tanah yang rata dan datar
Tancapkan ring sampel, bila tanah keras tambahkan air biar lebih mudah ditancapi ring
Pukul ring menggunakan palu sampai ring terisi tanah penuh
?ongkel tanah disekitar ring dengan menggunakan cetok
=atakan tanah dengan membersihkan tanah yang melebihi ring sampel
7asukan ring sampel berisi tanah kedalam plastik dan beri label
'okumentasikan kegiatan praktikum
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
) Penga#)"lan !a#(el tana$ k#(!"t
7enyiapkan alat dan bahan ahan yang telah ditetapkan berdasarkan kelas masing&masing
%mbil tanah yang kecil dari 6 titik secara ;ig ;ag
7asukan kedalam plastik dan beri label
'okumentasikan kegiatan praktikum
4 Penga#)"lan Un%er!tr'
7enyiapkan alat dan bahan
Pasang frame pada lahan yang telah ditetapkan berdasarkan kelas
Tentukan plot 2 dan plot !
%mbil understorey pada plot 2 dan plot ! menggunakan gunting
7asukan kedalam kresek
+eri tanda atau label 'okumentasikan kegiatan praktikum Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
% Penga#)"lan Sere!a$
7enyiapkan alat dan bahan
Pasang frame pada lahan yang telah ditetapkan berdasarkan kelas masing&masing
Tentukan plot 2 dan plot ! dan ukur ketinggiannya
%mbil seresah pada plot 2 dan plot !
7asukan kedalam kresek dan beri tanda atau label
'okumentasikan kegiatan praktikum
2 0ara kerja %" La)ratr"u# a Berat Jen"! Tana$
7enyiapkan alat dan bahan
7enghaluskan tanah yang sudah dikering oven dengan mortar dan pistil
Timbang labu ukur kosong dan masukkan tanah !" gr
Timbang labu ukur beserta tanah
7engisi air L dari volume labu ukur dan menghomogenkan
7enghitung nilai +erat enis tanah dan catat hasilnya Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
'okumentasikan kegiatan praktikum
) Berat I!" Tana$
7enyiapkan alat dan bahan Timbang ring kosong
Timbang sampel tanah beserta ring
7engeluarkan tanah yang ada didalam ring
7engukur tinggi dan diameter ring dengan penggaris dan jangka sorong
7enimbang tanah yang sudah dikeluarkan beserta cawan
7engoven tanah selama !6 jam dengan suhu 2":M?
7engeluarkan tanah dari dalam oven
7enimbang sampel tanah kering oven
7enghitung nilai +erat 8si tanah dan catat hasilnya
'okumentasikan kegiatan praktikum
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
0 06rgan"k
7enyiapkan alat dan bahan
Timbang sampel tanah dan masukkan sampel tanah yanglolos a yakan ",: mm dalam labu erlenmeyer :"" ml
7asukkan K!?r!C0 2" ml dan 1!SC6 !" ml 'igoyang F goyangkan agar tanah dapat bereaksi sepenuhnya
'iamkan dalam ruang asam selama 2: menit
Tambahkan aIuades !"" ml
7asukkan 1#PC6 >: 2" ml dan #" tetes penunjuk difenilamina
Titrasi dengan AeSC6 sampai warna berubah menjadi hijau seperti warna hijau botol sprite
?atat volume ml sampel dan lakukan perhitungan
'okumentasikan hasil praktikum
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
% (H tana$
7enyiapkan alat dan bahan
7asukan 2" gr sampel tanah yang lolos ayakan ! mm dalam fial film
7asukan 1!C 2" ml dalam fial film Kocok 2" menit dan diamkan selama 2: menit *kur Ph sampel menggunakan alat Ph meter
?atat hasinya
'okumentasikan kegiatan praktikum
e eH tana$
7enyiapkan alat dan bahan 7asukan 2" gr sampel tanah yang lolos ayakan ! mm dalam fial film
7asukan 1!C 2" ml dalam fial film
Kocok 2" menit dan diamkan selama 2: menit
*kur e1 sampel menggunakan alat conductivity meter
?atat hasilnya
'okumentasikan kegiatan praktikum
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
f Pengukuran Sere!a$
7enyiapkan alat dan bahan
Timbang seresah dan bungkus dengan kertas
7aasukan kedalam oven dan oven selama # hari
Timbang kembali seresah kering
?atat hasilnya
'okumentasikan kegiatan praktikum
g Pengukuran Un%er!tre'
7enyiapkan alat dan bahan
Timbang understorey
+ungkus dengan kertas
7aasukan kedalam oven
Cven selama # hari
Timbang berat kering understorey
?atat hasilnya
'okumentasikan kegiatan BAB I7 praktikum
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
HASIL DAN PEMBAHASAN
&.1 Kn%"!" U#u# La$an
okasi pelaksanaan kegiatan fieldtrip dilaksanakan di *'. +umiaji sejahtera yang terletak di 'usun +anaran, 'esa +umiaji, Kecamatan +umiaji, Kota +atu dengan batas wilayah sebagai berikut ) a b c d
Sebelah utara berbatasan dengan 'esa +ulukerto dan
(landai$B > sampai 2: (agak miring$B 2: sampai #" (miring$B #" sampai 6: (agak curam$B 6: sampai 3" (curam$B dan lebih dari 3" (sangat curam$. 'an terdiri dari : relief yang meliputi berombak, bergelombang, berbukit kecil, berbukit dan bergunung. 'usun +anaran 'esa +umiaji merupakan daerah dengan tipe iklim yang agak basah. +erdasarkan kondisi alam curah hujannya kurang lebih 2.>3" mm per tahun dengan suhu berkisar antara 26 o?, kelembaban 3"&>" , penyinaran matahari pada musim kemarau antara >&2" jam per hari, sedangkan pada musim penghujan : jam per hari. enis tanah di 'esa +umiaji adalah tipe tanah inceptisol, sangat gembur, dengan warna hitam hingga coklat gelap dan kaya kandungan unsur hara. Sebagian besar wilayah di desa ini
digunakan dalam
sector pertanian baik untuk tanaman pangan dan hortikultura.
&.2 Anal"!"! Kea%aan Agrek!"!te# Lka!" "el%tr"( &.2.1 A!(ek BP a. PHT 8Pengen%al"an Ha#a Ter(a%u
'ata didapatkan saat fieldtrip yang dilakukan dikebun jambu Kristal, kecamatan bumiaji, batu. ahan tersebut merupakan lahan display atau lahan yang digunakan untuk percontohan tanaman budidaya agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. ahan tersebut dahulu merupakan lahan yang ditanami apel,
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
namun seiring produktivitas apel menerun di daerah Tersebut, maka petani berinisiatif mengganti tanaman apel dengan tanaman jambu Kristal. %wal tanam jambu dimulai sejak tahun !""3 dengan mengambil bibit dari mojokerto sebanyak 23 pohon, namun setelah adanya perkembangan, hingga saat ini mencapai #0"" pohon dalam #,: 1a. ahan bapak =ahmad 1ardianto ini memilii luas #,: 1a atau 0 blok. ahan yang diolah oleh bapak =ahmad 1ardianto ini merupakan jenis perkebunan yang tergolong kedalam lahan P1T, artinya lahan tersebut telah menerapkan sistem P1T seperti pemanfaatan tanaman barier yakni tanaman ketumbar, kemudian memanfaatkan pencegahan serangan hama dengan menggunakan pembungkus plastic pada buah, agar buah tidak terserang lalat buah. Kebun jambu Kristal diolah dengan sistem tanam tumpangsari. Tumpangsari merupakan pola tanam dalam satu luasan pertanaman yang terdapat dua atau lebih jenis tanaman dalam waktu yang sama (#$. tumpangsari merupakan sistem tanam yang efisien, karena didalam pola ini, terdapat ekosistem yang seimbang, ini juga didukung oleh pernyataan (wisnu,!"2"$ Penanaman dengan pola tumpangsari dapat menciptakan agroekosistem pertanaman yang lebih kompleks, mencakup interaksi antara tanaman sejenis maupun dari jenis tanaman lain. 'i dalam kebunya pak rahmad menggunakan tumpangsari jambu Kristal dengan terong dan jeruk. +enih tanaman utama atau jambu kristal berasal dari benih bersertifikat dengan jarak penanaman #@# m, jarak diperlukan sedemikian hingga, agar akar tanaman tidak saling berkompetisi satu sama lain dan menghindari penumpukan antar kanopi tanaman. 'alam penggunaan pupuk dasar dengan pupuk kandang, sedangkan pada vase vegetative dengan diberi kadar tinggi menggunakan sari a;ola yakni dalam : kg sari a;ola dilarutkan kedalam !: air ditambah cocopeat sebagai sumber K. 'an memasuki fase generative pemberian pupuk ,P,K berimbang dalam 2 kg PK larut dengan 6"kg air. 'engan perlakuan demikian umur panen jambu sekitar !,: F # bulan, sedangkan produksi 2,: F ! tahun produksi. Sistem pengairan disana menggunakan irigasi teknis, terdapat beberapa sumber air di tengah lahan, yang sengaja diberi ikan, yang berperan sebagai indicator kesehatan air
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
tersebut. sedangkan untuk rotasi tanam tidak dilakukan karena mengingat tanaman yang ditanam adalah tanaman tahunan. 'alam pengolahan lahan pasti memiliki masalah yang menghambat, salah satu masala h tersebut adalah rendahnya harga jual. 8ni dikarenakan permintaan grade di pasar yang terlalu tinggi yakni setiap buah memiliki berat #:" gram keatas, untuk grade buah jambu Kristal berkisar antara :"" gram hingga !"" gram, namun jambu Kristal dapat berkurang bobot buahnya jika disimpan dalam periode yang lama, karena menurut (Soesiladi,!"2!$ Susut bobot pada buah berkenaan dengan banyaknya air yang hilang akibat proses transpirasi melalui pori&pori buah. Susut bobot buah akan meningkat selama penyimpanan. 'apat juga dikarenakan kurangnya unsure hara yang terdapat dalam tanah, sehingga bobot buah kurang ma@imal. karena tidak tercukupi dengan grade yang tinggi dan yang terkirim adalah grade dibawahnya maka harga jual jambu Kristal menurun. *ntuk peluang penanaman barusudah ada, yakni dengan penanaman sayur kale yang mencapai =p 2"".""" - kg *ntuk indikator stabilitas dan keberlanjutan sesuai hasil yang didapat memiliki skoring !#. artinya menunjukkan perlunya tindakan untuk melakukan keberlanjutan. Karena untuk memenuhi sistem pertanian berlanjut maka juga perlu dilihat dari sisi ekologis, kologi sendiri dalam bidang pertanian berarti ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan$ dengan lingkungannya yang terdapat dalam suatu ekosistem (=uslan, 253>$. 'an pertanian berlanjut menurut (Suin, !""!$ pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam. Saat dilapang pengendalian hama masih menggunakan pestisida namun dalam skala yang kecil, penggunaan pestisida juga sedikit ditekan dengan penggunaan tanaman barier, yakni daun ketumbar dan terung. Selain itu penggunaan benih hibrida juga dapat mengurangi keanekaragaman tanaman tersebut. Penghasilan rata&rata petani jambu Kristal =p 2:.""".""" - minggu. %tau karena jambu Kristal tidak mengenal musim dan dapat berbuah kapan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
saja maka keuntungan perbulan bisa mencapa =p 3".""".""". Tanaman jambu merupakan tanaman tahunan, menurut (=idwan, !"2#$ tanaman tahunan merupakan tanaman yang berumur dan berproduksi lebih dari satu tahun serta dapat dipanen beberapa kali dalam satu tahun.engan luasan lahan yang dimiliki petani lebih dari 2 1a dengan luasan semua lahan #,: 1a yang dibagi atas 0 blok, 6 blok lahan sendiri dan # blok lahan sewa.
). Nn PHT
Sejarah ahan sebelum ditanami komoditas jambu kristal lahan milik bapak ali mustafa telah ditanami komoditas apel, sayuran dan jambu merah. +ibit jambu kristal di dapat dari 7isi Teknik Taiwan di lokasi proyek 7ojokerto. 'ari hasil wawancara petani, di dapatkan hasil dalam luas lahan !>"" m! yang di tanami 6"" pohon jambu kristal petani mendapatkan pendapatan =p 2>".""".""" permusim panen. Pendapatan yang tinggi ini diperoleh dari produktivitas buah yang tinggi sebesar #" kg per. 'imana perkg memiliki harga jual sebesar =p 2:.""". 7enurut (=idwan,!"2#$ produktivitas jambu Kristal pada umur tanaman ! tahun ini bisa mencapai !" kg-tahun. Sehingga lahan ini memilik produktivitas buah yang tinggi. 'ari hasil indikator untuk tetap menjaga stabilitas produksi 7enurut (=idwan,!"2#$Petani dapat memanen buah yang telah memenuhi standar grade yang tinggi agar lebih efisien. Pemanenan bisa lebih baik pada saat matahari belum terik agar tidak silau dan salah melihat warna dan cacat buah yang mengurangi harga jual. Pengontrolan waktu panen juga harus dilakukan agar tidak terjadi lagi kasus jatuhnya harga. Petani yang tanamannya sudah lebih dari dua tahun dapat meningkatkan keuntungan dengan mencangkok bibitnya. 1al ini menurut petani yang melakukannya lebih mudah dilakukan dibanding perawatan buah, kemampuan cangkok per pohon yang tinggi dari 2: hingga 0" bibit per pohon dan tingginya harga jual. 'ari hasil penentuan indicator keberlanjutan yang di interpretasikan dari hasil wawancara. ahan milik bapak %li 7ustafa perlu adanya tindakan untuk keberlanjutan karena skoring mendapat nilai 2 yang masuk penilaian "&
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
!6
dimana
menunjukan
perlu
adanya
tindakan
untuk
melakukan
keberlanjutan. *ntuk menuju kearah keberlanjutan dari point min dalam indicator perlu diperbaiki. Pengunaan pestisida dilahan dapat diminimalisir atau di tiadakan dengan cara 7enurut (=idwan, !"2#$ Serangan hama yang merupakan keluhan umum petani disebabkan oleh masih kurang intensifnya kegiatan
pengendalian
hama
dan
penyakit
yang
dilakukan
petani.
Pembungkusan juga harus secepatnya dilakukan ketika buah sudah seukuran kelereng agar buah tidak terserang hama seperti ulat dan semut. 'ari hasil penilaian indikator kemerataan dengan luasan lahan masuk pada + yaitu ",!:&2 ha, sifat kepemilikan lahan masuk pada lahan sendiri dan pendapatan petani setiap musim yang mencapai N=p :.""".""" menunjukan bahwa kemerataan telah tercapai. Pendapatan bukan hanya dari penjualan buah saja tetapi lewat penjualan bibit dan agrowisata petik jambu. 7enurut (=idwan,!"2#$ Oarian jambu biji kristal memiliki biji paling sedikit diantara varian jambu biji lainnya, buahnya yang berukuran besar dan memiliki daging buah yang bersih dengan tekstur yang renyah seperti buah apel menjadikannya sebagai buah jambu biji terfavorit pilihan masyarakat dan prospek cerah jambu kristal bagi pelaku bisnis khususnya yang bergerak dibidang agro. Sehingga prospek pasar untuk jambu kristal tinggi. 'ari data yang telah didapat di lahan P1T dan non P1T dalam aspek +P lebih baik yang P1T karena dilahan P1T selain melakukan pengendalian hama menggunakan trap juga melakukan pengendalian dengan menanam tanaman barier untuk mengendalikan hama lalat buah yang menjadi hama utama di lahan jambu kristal. Pada lahan P1T petani melakukan pola tanam tumpangsari menurut pernyataan (wisnu,!"2"$ Penanaman dengan pola tumpangsari dapat menciptakan agroekosistem pertanaman yang lebih kompleks, mencakup interaksi antara tanaman sejenis maupun dari jenis tanaman lain. Selain itu pada lahan P1T juga ditanami jeruk dan ketumbar sebagai tanaman eguanol yang aromanya tidak disenangi lalat buah, selain dua tanaman diatas di lahan P1T juga ditanam terong sebagai tanaman barier sehingga hama akan lebih memilih menyerang terong dibandingkan jambu. Sedangkan di lahan non P1T petani menggunakan pola tanam monokultur dan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
tidak ada tanaman barier sehingga hama akan fokus menyerang tanaman utama yaitu jambu kristal dan akan menurunkan kulitas dan kuantitas buah.
&.2.2 Ha#a %an Pen'ak"t (a%a La$an PHT Ja#)u Kr"!tal A. Data Art$r(%a
'ari hasil praktikum lapang yang telah dilakukan di +umiaji pada lahan P1T jambu kristal didapatkan data arthropoda yang ditemukan pada lahan tersebut yaitu sebagai berikut ) Tabel 2 ) 1asil Pengamatan %rthropoda P1T o
'okumentasi
ama serangga
umla
Perangka
h
p
1ama
!"
&
1ama
2
Sweepnet
1ama
22
Sweepnet
1ama
!
Sweepnet
Peran
Kutu kebul 2
(Bemisia tabaci)
alat buah !
(Drosophila melanogaster)
#
+elalang hijau ($%ya chinensis)
6 Kumbang kubah spot (Menochillus se%maculatus)
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
?apung :
($rthetrum
7usuh alami
sabina )
Semut hitam 3
( Dolichoderus thoracicus$
1elen (Abisara neophron)
0
Serang ga lain
Serang
Total :#
34
)
53 2"" Q 36,2: 8
7usuh alami )
53
6
dan yellow trap
Perhitungan ) 1ama
Sweepnet
Pit fall
ga lain
Tabel ! ) hasil perhitungan arthropoda P1T Peran 7usuh Serangga 1ama alami lain umlah #6 > 22
>
2"" Q 2:,"5
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
1ama 36,2:
0
Sweepnet
Persentase ($ 7usuh Serangg alami 2:,"5
a lain !",0:
11
Serangga lain )
•
53
2"" Q !",0:
Segitiga Aiktorial P1T SL
+erdasarkan data yang didapatkan pada daerah +umiaji dengan komoditas ambu Kristal pada aspek 1PT&P1T diperoleh data biodiversitas 1ama, Serangga H 7usuh %lami. Pengamatan pada komoditas ambu Kristal MAtersebut ain dan dilakukan di ! petak komoditas ambu Kristal dengan > bedengan, dengan setiap bedengnya ada # tanaman jambu. +erdasarkan data pengamatan %rthropoda didapatkan beberapa serangga pada > bedeng komoditas ambu Kristal yang diamati didapatkan diantaranya kutu kebul (Bemisia tabaci), alat buah (Drosophila melanogaster), +elalang hijau ($%ya chinensis), dan Kumbang kubah spot 7 (Menochillus se%manculatus) yang berperan sebagai hama. Kemudian didapatkan juga ?apung ( $rthetrum &abina) sebagai musuh alami serta didapatkan pula Semut hitam ( Dolichoderus thoracicus Smith ) dan 1elen ( Abisara neophron) sebagai serangga lain. 'ari data hasil pengamatan dapat diketahui presentase dari peranan masing&masing arthropoda yang didapat. 'alam peranannya arthropoda yang berperan sebagai hama didapatkan presentase sebesar 36,2: , peranan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
arthropoda sebagai musuh alami didapatkan 2:,"5 , dan peranan arthropoda sebagai serangga lain didapatkan !",0: . +erdasarkan data persentase peranan arthropoda diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan segitiga fiktorial. 'ari hasil segitiga fiktorial dapat diketahui bahwa terdapat titik potong antara jumlah hama dan serangga lain. 'ari titik potong didapatkan perpotongan pada daerah hama. 1al tersebut sesuai dengan data tabel yang menyatakan bahwa nilai dan jumlah hama lebih besar dibandingkan dengan nilai dari peranan arthropoda yang lainnya. +erdasarkan hasil pengamatan diketahui kondisi agroekosistem pada lahan tersebut memiliki keanekaragaman arthropoda yang banyak. 'itinjau dari hasil segitiga fiktorial didapatkan perpotongan pada daerah hama, denagan presentase sebesar 36,2: . 1al tersebut memiliki arti bahwa jumlah populasi hama lebih besar dibandingkan dengan populasi peranan serangga selain hama. Kondisi ini dikarenakan adanya adaptasi dan persaingan hidup antar individu yang ketat, hal ini sesuai dengan literatur Cka (255:$, menyatakan bahwa faktor&faktor yang mengatur kepadatan suatu populasi dapat terjadi karena persaingan antara individu dalam satu populasi atau dengan spesies lain, Perubahan lingkungan kimia akibat adanya
sekresi
dan
metabolisme,
kekurangan
makanan,adanya
serangga
predator-parasit-penyakit,dan adanya emigrasi. 'ari hasil yang diperoleh pada data di atas maka dapat dikatakan keseimbangan ekosistem pada lahan P1T ambu Kristal masih kurang baik dilihat dari keragaman arthropoda dan terdapatnya populasi hama yang memiliki persentase tinggi. 1al ini dikarenakan kurang adanya manajemen ekosistem yang baik dalam pengendalian populasi hama serta tersedianya kualitas makanan yang cukup baik sehingga keberadaan hama tinggi. 1al ini juga didukung dengan yang dikemukakan =iyanto (255:$, bahwa tersedianya makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup akan menyebabkan naiknya populasi dengan cepat. Sebaliknya bila keadaan makanan kurang maka populasi dapat menurun pula.
7enurut
Soemarwoto
(2550$
menyatakan
bahwa
pada
dasarnya
keseimbangan ekosistem terjadi karena adanya komponen F komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. 7asing F masing komponen mempunyai relung (cara hidup$ dan fungsi yang berbeda dan berkaitan satu
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
dengan yang lainnya. Selama komponen tersebut melaksanakan fungsinya dan bekerjasama dengan baik maka keteraturan ekosistem akan tetap terjaga.
Ha#a %an Pen'ak"t (a%a La$an Nn PHT Ja#)u Kr"!tal
'ari hasil praktikum lapang yang telah dilakukan di +umiaji pada lahan non P1T jambu kristal didapatkan data arthropoda yang ditemukan pada lahan tersebut yaitu sebagai berikut ) Tabel #) 1asil Pengamatan %rthropoda on&P1T 'okumentasi ama serangga Peran o
umlah
alat buah 2
!
(Bactrocera
Pan trap 1ama
#"
dan yellow
dorsalis)
trap
gengat
Pan trap
(&podoptera
1ama
!
e%igua) yamuk #
Perangkap
(Aedes albopictus)
dan yellow trap
Serangga lain
!
Pan trap
2
Pit fall
!
Pit fall
*lat grayak 6
(&podoptera
1ama
e%igua)
Tomcat :
(Paederus littoralis)
7usuh alami
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
'ari Tabel dapat dilihat hasil pengamatan %rthropoda dengan perlakuan non&P1T yang ditemukan di lapang. Pada pan trap dan yellow trap ditemukan lalat buah (Bactrocera dorsalis) dan ngengat (&podoptera e%igua). Kedua %rthropoda ini berperan sebagai hama. Selain itu ada nyamuk (Aedes albopictus) yang berperan sebagai serangga lain ditemukan pada pan trap. Sedangkan pada pit fall ditemukan ulat grayak (&podoptera e%igua) yang juga berperan sebagai hama dan tomcat (Paederus littoralis) sebagai musuh alami. Tabel 6 ) 1asil Perhitungan %rthropoda on&P1T Peran 7usuh Serangga 1ama alami lain umlah ## ! !
Total #0
1ama
Persentase ($ 7usuh Serangga
>2
alami :,6
Perhitungan ) 33
1ama
)
37
2"" Q >2
2
7usuh alami )
37
2"" Q :,6
2
Serangga lain )
37
'ari Tabel
2"" Q :,6 dapat dilihat bahwa jumlah hama relatif lebih banyak
dibandingkan dengan musuh alami dan serangga lain. 'apat diperkirakan bahwa kondisi ekologi lahan tersebut tidak sehat, karena kemungkinan musuh alami berperan mengendalikan populasi hama sangat kecil. 'itambah lagi ketersediaan serangga lain yang sangat sedikit. 7eskipun ada, serangga lain juga tidak dapat menjamin kelangsungan hidup musuh alami jika populasi hamanya tinggi.
•
Segitiga Aiktorial on&P1T SL
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
H
MA
lain :,6
Segitiga fiktorial menyajikan komposisi hama, musuh alami dan serangga lain yang digambarkan-diwakili oleh satu koordinat dalam suatu segitiga sama sisi, yang titik sudutnya mewakili peran. 'engan menggunakan segitiga fiktorial ini kita dapat melihat serangga apa yang mendominasi di kebun jambu kristal. 'ari segitiga fiktorial di atas terlihat jelas bahwa kebun jambu kristal didominasi oleh hama. 7aka dapat disimpulkan bahwa kondisi ekologi di lahan tersebut tidak sehat atau bahaya, sebab dalam ekosistemnya sangat miskin serangga lain dan musuh alami. kosistem semacam ini banyak dijumpai di pertanaman rumah kaca, serta pada lahan&lahan yang tinggi penggunaan racun kimianya. 'alam hal ini lahan perkebunan jambu kristal yang merupakan lahan non&P1T dapat dikatakan tergolong lahan yang tinggi penggunaan racun kimianya. +erdasarkan keadaan tersebut, sangat diperlukan adanya penanganan khusus dalam upaya pengembangan tindakan preemptif. Tujuannya adalah untuk memprakondisikan
lingkungan
agar
populasi
hama dan
penyakit
tidak
berkembang ke tingkat yang dapat merugikan secara ekonomis. Pada lahan P1T dan non P1T komoditas jambu kristal di dapatkan hasil persentase hama, musuh alami, dan serangga lain. Persentase hama lahan P1T sebesar 36,2: sedangkan pada lahan non P1T sebesar >2. 1al tersebut menunjukkan bahwa persentase hama lebih besar pada lahan non P1T dibanding
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
P1T. 7usuh alami pada lahan P1T 2:,"5 dan pada non P1T :,6 berarti lebih tinggi pada lahan P1T. Persentase serangga lain pada lahan P1T !",0: dan pada lahan non P1T :,6 berarti lebih tinggi ti nggi pada lahan P1T. Kla!"f"ka!" Art$r(%a 'ang D"te#ukan %" La$an
'. Kutu Kebul (Bemisia tabaci) 7enurut Kalshoven (25>2$ Kingdom) %nimalia Phyllum ) %rthropoda Kelas ) 8nsecta Crdo ) 1emiptera Aamili) %leyrodidaeB
) %nimal imaliia
Phyllum
) %rthropoda
Kelas
) 8nsecta
Crdo
) 'iptera
Aamili
) 'rosophilidae
) 'rosophila
Spesies
) Drosoph ) Drosophila ila melanogaster
#. +elal elalng ng hija hijau u ($%ya chinensis) 7enurut Kalshoven (25>2$ Kingdom
) %nimal imaliia
Phyllum
) %rthropoda
Kelas
) 8nsecta
Crdo
) Crthoptera
Aamily
) %c %cridididae
) C@ya
Spesies
) $%ya chinensis
6. Kumb Kumban ang g Kub Kubah ah Spot Spot 7 ( Menochillus se%maculatus)
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
7enurut Kalshoven (25>2$ Kingdom Ailum Kelas Crdo Aamili
) %nama amalia ) %rthropoda ) 8nsekta ) ?oleoptera ) 7inochilas ) 7enochilus ) Menochillus ) Menochillus se%maculatus
:. ?apung ($rthetrum sabina ) 7enurut ('rury, 200"$ Kingdom
) %nimal imaliia
Phyllum
) %rthropoda
Kelas
) 8nsecta
Crdo
) Cdonata
Aamily
) ibellulidae =ambur ibellulidae =ambur
) Crthetrum ewman Crthetrum ewman
Species
) $rthetrum sabina
3. Semu emut 1it 1itam am ( Dolichoderus thoracicus S. ) ) 7enurut Kalshoven (25>2$ King Kingdo dom m Ailum Kelas Crdo Aamili
) %ni %nima mali liaa ) %rthropoda ) 1e@apoda ) 1ymenoptera ) Aormicidae ) 'olichoderus ) Dolichoderus thoracicus S.
1elen ( Abisara Abisara neophron neophron $ 7enurut 7astrigt (!"":$ Kingdom
) %nimal imaliia
'ivisi
) =hopalocera
Ailum
) %rthropoda
Kelas
) 8nsecta
Crdo
) epidoptera
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
Aamili
) =iodinidae
) Abisara
Spesies
) Abisara neophron
B. Data Pen'a Pen'ak"t k"t (a%a (a%a La$an La$an PHT PHT Ja#)u Ja#)u Kr"!tal Kr"!tal
'ari hasil praktikum lapang yang telah dilakukan di +umiaji pada lahan P1T jambu kristal didapatkan data penyakit yang ditemukan pada lahan tersebut yaitu sebagai berikut ) Tabel Tabel : ) Penyakit Pen yakit yang 'itemukan di ahan o.
'okumentasi
ama Penyakit
2.
Keterangan
%ntraknosa
lama semakin membesar, menyatu, dan muncul bercak kehitaman dengan bagian tengah berwarna putih dan spora yang berwarna kemerahan.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
!.
terdapat lapisan berwarna
(Capnodium
hitam. Selaput hitam terbentuk
citri)
dari hifa yang menjalin.
Karat daun
+ercak merah seperti gosong
(Phaospora
dan keluar serbuk hitam seperti
pachyrhii)
tepung
#.
Penyakit yang ditemukan di lahan yang menyerang tanaman jambu kristal pada lahan P1T adalah penyakit antraknosa, penyakit karat daun (Phaospora pachyrhii) dan embu embun n jela jelaga ga (Capnodium (Capnodium citri). citri). Pada Pada penya penyakit kit antrak antraknos nosaa menyerang pada bagian buah sedangkan penyakit embun jalaga menyerang pada bagian daun ditandai dengan permukaan daun yang berwarna hitam serta ditemu ditemukan kan karat karat daun daun yang yang tandai tandai dengan dengan permuk permukaan aan daun daun seperti seperti berkar berkarat at berwarna hitam kekuning&kuningan. Persentase penyakit yang paling banyak ditemukan di lahan jambu kristal P1T adalah penyakit embun jalaga namun tidak ditemukan di seluruh tanaman hanya hanya satu tanaman tanaman yang yang terseran terserang g parah parah penyak penyakit it ini. ini. Sedang Sedangkan kan penyaki penyakitt antraknosa, dan karat daun persentase penyakitnya kecil. Data Pen'ak"t PHT
Tabel Tabel 3) Serangan 8ntensitas Penyakit dengan Konsep P1T Sampel Tanaman 2 ! # 6
Skor Penyakit (v$
R
"
2
!
#
6
#!" #3# 2:" !":
25 !6 26 26 26
: 20 : >
20 > " 2"
!2 2: " 5
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem Agroekosistem
#>! 6!0 235 !63
: 3 0 > 5 2"
!" 20! !3# !!" !!" #66
#0 5 !6 25 22 2"
!6 22 5 2! 5 !3
35 " 2: !2 2> 5
26# " 3 !: " 2#
!5# 25! #20 !50 !:> 6"!
Perhitungan ) •
Tanaman 2 (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 320 × 0 ) + ( 19 × 1 ) +( 5 × 2 ) + ( 17 × 3 ) + ( 21 × 4 ) Q
•
4 × 382
Tanaman ! (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 363 × 0 ) + ( 24 × 1 ) +( 17 × 2 )+ ( 8 × 3 ) + ( 15 × 4 ) Q •
4 × 427
Q
4 × 169
Tanaman 6 (n × v ) 8 QR z ×n 2"" Q
4 × 246
× 100
Q5,0:
Tanaman : (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 20 × 0 ) +( 37 × 1 ) + ( 24 × 2 )+ ( 69 × 3 ) + ( 143 × 4 ) Q •
Q >.#2
× 100 Q #.02
( 205 × 0 ) + ( 14 × 1 ) +( 8 × 2 )+ (10 × 3 ) + ( 9 × 4 ) •
× 100
Tanaman # (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 150 × 0 ) + ( 14 × 1 ) +( 5 × 2 ) + ( 0 × 3 ) + ( 0 × 4 ) •
× 100 Q 2",0
4 × 293
× 100 Q 0#,0
Tanaman 3
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 172 × 0 )+ ( 9 × 1 ) + ( 11 × 2 ) + ( 0 × 3 )+ ( 0 × 4 ) Q •
4 × 192
× 100
Tanaman 0 (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 263 × 0 ) + ( 24 × 1 ) +( 9 × 2 )+ ( 15 × 3 ) + ( 6 × 4 ) Q •
4 × 317
× 100 Q>,0!
Tanaman > (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 220 × 0 ) + ( 19 × 1 ) +( 12 × 2 )+ ( 21 × 3 ) +( 25 × 4 ) Q •
4 × 297
× 100
Q2>.:5
Tanaman 5 (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 220 × 0 ) + ( 11 × 1 ) + ( 9 × 2 ) +( 18 × 3 )+ ( 0 × 4 ) Q
•
Q 6,"#
4 × 258
× 100
Q 2"."2
Tanaman 2" (n × v ) 8 QR z ×n 2""
( 344 × 0 ) + ( 10 × 1 ) + ( 26 × 2 )+ ( 9 × 3 ) + ( 13 × 4 ) Q
4 × 402
× 100 Q >.0>
1asil yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan yaitu pada tanaman 2 intensitas serangannya adalah 2",0 B pada tanaman ! intensitas serangannya adalah >,#2 B pada tanaman # intensitas serangannya adalah #,02 B pada tanaman 6 intensitas serangannya adalah 5,0: B pada tanaman : intensitas serangannya adalah 0#,0 B pada tanaman 3 intensitas serangannya adalah 6,"# B pada tanaman 0 intensitas serangannya adalah >,0! B pada tanaman > intensitas serangannya adalah 2>,:5 B pada tanaman 5 intensitas
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
serangannya adalah 2","2 B pada tanaman 2" intensitas serangannya adalah >,0> . 'ari perhitungan intensitas penyakit didapatkan hasil intensitas yang paling tinggi pada tanaman ke : dan tanaman > dengan intensitas masing& masing 0#,0 dan 2>,:5 selain itu intensitas penyakit cuma sekitar sampai 2". 1al tersebut karena pada tanaman ke : terserang penyakit embun jalaga yang sudah hampir menyerang seluruh bagian tanaman terutama bagian daunnya.
Data Pen'ak"t (a%a La$an Nn PHT Ja#)u Kr"!tal
'ari hasil praktikum lapang yang telah dilakukan di +umiaji pada lahan non P1T jambu kristal didapatkan data penyakit yang ditemukan pada lahan tersebut yaitu sebagai berikut ) Tabel 0) 1asil Pengamatan Penyakit on&P1T 'okumentasi ama penyakit o
Karat daun 2
•
+ercak merah dan
(Phaospora
keluar serbuk
pachyrhii)
seperti tepung
•
Permukaan daun terdapat lapisan
•
!
berwarna hitam apisan hitam membuat
mbun jelaga
temperatur pada
(Capnodium citri)
permukaan daun •
semakin tinggi Temperature tinggi, daun layu dan cepat gugur
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
'ari Tabel dapat dilihat bahwa penyakit yang menyerang tanaman jambu kristal dengan perlakuan non&P1T adalah karat daun (Phaospora pachyrhii) dan embun jelaga (Capnodium citri). 1al ini diperlihatkan oleh gejala bercak merah dan keluar serbuk seperti tepung pada daunnya sehingga diidentifikasi bahwa penyakit tersebut adalah karat daun.
Data Pen'ak"t Nn6PHT
Tabel > ) 1asil Perhitungan 8ntensitas Penyakit on&P1T Tanaman ke&
Skor " !:" :2: 2"> !>" 6": !0> #3: #30 ##: #>0 !63
2 ! # 6 : 3 0 > 5 2" 22
2 2": 22" 25 3! !" 05 6" 26 3" :! 2":
! 0: !: " #" !: 35 2! 6 3> !" 2:
Total 'aun # !: " " " 22 3 !> 0 !" > "
6 " " " > 2: 2: 22 3 20 6 2!
Perhitungan ) •
Tanaman 2
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 250 × 0 ) + ( 105 × 1 ) + ( 75 × 2 ) + ( 25 × 3 ) +( 0 × 4 ) Q •
4 × 500
× 100 Q23.:
Tanaman !
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 515 × 0 ) + ( 110 × 1 ) + ( 25 × 2 ) + ( 0 × 3 ) + ( 0 × 4 ) Q •
4 × 650
Tanaman #
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
× 100 Q6.66
:"" 3:" 2!0 #>" 603 660 660 #5> :"" 602 #0>
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 108 × 0 ) + ( 19 × 1 ) + ( 0 × 2 ) +( 0 × 3 )+ ( 0 × 4 ) Q •
4 × 127
× 100
Q #.02
Tanaman 6
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 280 × 0 ) + ( 62 × 1 ) + ( 30 × 2 ) + ( 0 × 3 ) +( 8 × 4 ) Q •
4 × 380
× 100 Q2".2#
Tanaman :
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 405 × 0 ) + ( 20 × 1 ) + ( 25 × 2 )+ (11 × 3 ) + ( 15 × 4 ) Q •
4 × 476
× 100 Q >.:3
Tanaman 3
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 278 × 0 ) + ( 79 × 1 ) + ( 69 × 2 ) +( 6 × 3 )+ (15 × 4 ) Q •
4 × 447
× 100 Q23.65
Tanaman 0
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 365 × 0 ) +( 40 × 1 ) + ( 12 × 2 ) +( 28 × 3 )+ (11 × 4 ) Q •
4 × 456
× 100
Q>.55
Tanaman >
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 367 × 0 ) + ( 14 × 1 ) + ( 4 × 2 ) + ( 7 × 3 ) + ( 6 × 4 ) Q
•
4 × 398
× 100 Q6.!
Tanaman 5
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 335 × 0 ) +( 60 × 1 ) + ( 68 × 2 ) +( 20 × 3 )+ (17 × 4 ) Q
4 × 500
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
× 100
Q23.2#
•
Tanaman 2"
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 387 × 0 ) + ( 52 × 1 ) + ( 20 × 2 ) +( 8 × 3 ) +( 4 × 4 ) Q •
4 × 471
× 100
Q0
Tanaman 22
(n × v ) 8 QR
z ×n
2""
( 246 × 0 ) + ( 105 × 1 ) + ( 15 × 2 ) + ( 0 × 3 )+ (12 × 4 ) Q
4 × 378
× 100
Q2!.2"
Serangan penyebab penyakit biotik (patogen$ dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada tanaman. Tingkat kerusakan tanaman tersebut dinyatakan dalam suatu nilai atau angka yang disebut intensitas penyakit. Penghitungan intensitas penyakit didasarkan pada data yang didapatkan dari pengamatan gejala penyakit. *ntuk menghitung intensitas serangan penyakit pada tanaman jambu kristal tersebut, diambil sampel 22 tanaman dari seluruh tanaman yang ada. Kemudian perhitungan dilakukan dengan menggunakan skala deskriptif (skor penyakit$. Skala deskriptif adalah angka yang menggambarkan tingkat kerusakan tanaman atau bagian tanaman oleh penyakit. Skala ini diperoleh dengan membagi gejala penyakit dalam beberapa kategori atau kelas, dari mulai bebas penyakit sampai penuh dengan penyakit. Tabel 6 merupakan hasil pengamatan intensitas serangan penyakit pada lahan non&P1T jambu kristal dengan pemberian skor penyakit. 1asil yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan yaitu pada tanaman 2 intensitas serangannya adalah 23,: B pada tanaman ! intensitas serangannya adalah 6,66 B pada tanaman # intensitas serangannya adalah #,02 B pada tanaman 6 intensitas serangannya adalah 2",2# B pada tanaman : intensitas serangannya adalah >,:3 B pada tanaman 3 intensitas serangannya adalah 23,65 B pada tanaman 0 intensitas serangannya adalah >,55 B
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
pada tanaman > intensitas serangannya adalah 6,! B pada tanaman 5 intensitas serangannya adalah 23,2# B pada tanaman 2" intensitas serangannya adalah 0 dan pada tanaman 22 intensitas serangannya adalah 2!,2". 'engan demikian, dari 22 tanaman tersebut intensitas serangan tertinggi ada pada tanaman pertama yaitu 23,:. Pada lahan P1T menggunakan sampel 2" tanaman dari seluruh tanaman yang ada. 'ari sampel tersebut diperoleh intensitas penyakit tertinggi ada pada tanaman ke&: yaitu 0#,0. Sedangkan di lahan non P1T menggunakan sampel 22 tanaman dengan intensitas serangan tertinggi ada pada tanaman pertama yaitu 23,:. 'alam hal ini terlihat bahwa intensitas penyakit pada lahan P1T lebih tinggi dibandingkan intensitas penyakit pada lahan non P1T. amun secara umum lahan non P1T lebih banyak terserang penyakit dibandingkan lahan P1T. 1al ini disebabkan karena pada lahan P1T hanya satu tanaman yang terserang parah oleh penyakit sehingga intensitas serangan tertinggi ada pada tanaman tersebut. Sedangkan pada lahan non P1T hampir seluruh tanaman yang dijadikan sampel terserang penyakit meskipun dengan intensitas yang kecil. 'alam pengendalian hama penyakit terpadu menurut %dang (!""5$ ada empat prinsip P1T yaitu) (2$ budidaya tanaman sehat, (b$ pelestarian musuh alami, (c$ pengamatan agroekosistem secara rutin, dan (d$ petani menjadi ahli P1T dan manajer di kebunnya.
&.2.3 A!(ek Tana$ a. PHT
2
+iodivertias Tanaman (+iologi$
a
Keanekaragaman jenis dan perakaran ahan yang diamati dilapangan merupakan lahan yang digunakan untuk budidaya jambu kristal. ambu Kristal ini juga merupakan komoditas utama tanpa adanya tanaman pendamping atau merupakan lahan budidaya monokultur. *ntuk perakaran sendiri, ambu Kristal merupakan tanaman yang memiliki tipe perakaran dalam mengingat tanaman tersebut merupakan tanaman berkayu. adi, bisa disimpulkan bahwa jenis perakaran jambu kristal
b
adalah akar tunggang. 7ikroorganisme Tanah (?acing dan on ?acing$
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Pada saat pengamatan dilapangan, tidak ditemukan organisme dalam tanah pada setiap bedengan pengamatan. ?acing tanah merupakan salah satu fauna tanah yang berperan sangat besar dalam perbaikan kesuburan tanah dengan menghancurkan secara fisik pemecahan bahan organik menjadi humus, menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas, dan membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah (7uys. 2550$.?acing tanah adalah fauna yang memanfaatkan tanah sebagai habitat atau lingkungan yang mendukung aktifitas biologinya. Terdapat beberapa fauna tanah pada bedengan satu yaitu semut hitam, keong dan laba&laba. c
Total seresah dan understorey di permukaan Tabel 5 ) Total seresah dan understorey di permukaan Arame ++ (gr$ +KC (gr$ Seresah 2 26,! >,3 Seresah ! 3:,> 65,5 *nder Storey 2 !>>,! #6,: *nder Storey ! 25:,: #5,3 7enurut 1auriah Kurniatun dkk (!""6$ tanah&tanah pertanian di daerah tropik basah umumnya memiliki kandungan bahan organik yang sangat rendah di lapisan atas. Pada tanah yang masih tertutup vegetasi permanen (hutan$, umumnya kadar bahan organik di lapisan atas masih sangat tinggi. Perubahan hutan menjadi lahan pertanian mengakibatkan kadar +CT menurun
•
dengan cepat. 1al ini antara lain disebabkan oleh beberapa alasan) Pelapukan (dekomposisi$ bahan organik berlangsung sangat cepat, sebagai
•
akibat tingginya suhu udara dan tanah serta curah hujan yang tinggi. Pengangkutan bahan organik keluar tanah bersama panen secara besar&besaran tanpa diimbangi dengan pengembalian sisa&sisa panen dan pemasukan dari luar, sehingga tanah kehilangan potensi masukan bahan organik. 7enurunnya kandungan +CT ini sangat mudah dikenali di lapangan antara lain tanah berwarna pucat dan padat. 1al ini sesuai dengan hasil pengamatan dilapangan yang kondisi tanahnya kering dan keras serta berwarna pucat. Sehingga dapat di indikasikan jika tanah tersebut memiliki kandungan bahan organik tanah yang tidak terlalu tinggi. 1al ini diduga karena kondisi dari seresah yang tidak mudah lapuk akibat tidak adanya organisme dekomposer.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Pada lahan budidaya ambu Kristal ditemukan beberapa understorey pada plot pengamatan. enis understory yang ditemukan merupakan jenis tanaman liar seperti rumput teki dan rumput grinting. Tetapi saat dilapangan understory tersebut diidentifikasi tidak terlalu mengganggu tanaman utama pada lahan tersebut. 1al ini dapat dilihat dari kondisi tanaman utama yang berupa jenis pohon berkayu. Aungsi tanaman bawah adalah untuk menahan daya perusak butir Fbutir hujan yang jatuh dan derasnya aliran air di atas permukaan tanah, karena tumbuhan bawah menambah bahan organik tanah dan melakukan transfer yang memperbesar kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan aliran air hujan yang jatuh. 7enurut %prianis (!"22$, Aaktor penyebab jumlah seresah berbeda F beda disebabkan secara umum terjadi karena penambahan biomassa seresah seiring dengan penambahan umur pohon dan kerapatan tajuk. Kerapatan tajuk atau tegakan merupakan factor yang mempengaruhi jatuhnya seresah hutan karena adanya persaingan untuk mendapatkan sinar matahari. Semakin rapat suatu tegakan atau tajuk akan menghasilkan jumlah seresah yang lebih banyak karena pohon F pohon yang tumbuh yang agak rapat lekas melepaskan cabang F cabang dan daun F daun mulai dari bawah, sebab cahaya tidak cukup baginya untuk proses fotosintesis. Selain faktor penambahan umur pohon dan kerapatan tajuk seresah juga dipengaruhi jatuhan seresah baik jumlah maupun kualitasnya dipengaruhi oleh factor lingkungan (iklim, ketinggian, kesuburan tanah$, jenis tanaman dan waktu (musim dan umur tegakan$. Produktifitas seresah juga dipengaruhi oleh vegetasi dan curah hujan. ?urah hujan mempengaruhi fisiologi vegetasi karena semakin tinggi curah hujan maka semakin rendah guguran daun, ranting, bunga dan buah, pada saat curah hujan tinggi kelembaban akan meningkat maka penguapan daun akan menurun sehingga daun tetap segar dan tidak mudah gugur. !
Kepadatan Tanah (Aisika$ Tabel 2" ) Tabel Kepadatan Tanah (Aisika$ 'iameter
Tinggi
+erat
=ing : cm
=ing :,: cm
Total 2#",32 gr
++
+KC
?awa
0",3
3",!
n 6,6>
: gr
! gr
gr
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
+erat abu (a$
+erat abu J Tanah
+erat abu J Tanah J %ir
:",03 gr
(b$ 0",03 gr
(c$ 23!,#0 gr
Perhitungan )
a
+erat 8si dan +erat enis 'ari perhitungan di atas didapatkan volume tanah 2"0,5# cm # volume tanah merupakan volume tanah yang ada di dalam ring sampel yang digunakan untuk sampel, sedangkan pada kadar air pada tanah yang di ambil sampel adalah ",2> kg-kg dari selisih berat basah dengan berat kering oven dibagi dengan selisi berat kering oven dengan cawan. ilai +8 dan + dari lahan tersebut, berdasarkan hasil laboratorium pada hari Selasa, tanggal !3 7ei !"2: di lab Aisika Aakultas Pertanian *niversitas +rawijaya, di dapat nilai dari berat isi 2,"! gr-cm# dan berat jenisnya !,#> gr-cm #. Sedangkan porositas tanah sampel yang di dapat adalah :> dan kadar air ialah ",2>. 'ari hasil tersebut ditarik kesimpulan bahwa lahan tersebut cukup kering dengan kadar air yang rendah
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Sedangkan untuk + tanah, menurut literatur, menyatakan bahwa keadaan tanah secara umum nila +j antara !,3&!,0 g-m #sedangkan yang ada di lahan !,#> gr-cm # nilai tersebut hampir sama meskipun ada dibawahnya. +ila semakin banyak kandungan +C, maka nilai + semakin kecil. berat jenis adalah perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume yang di dalamnya tidak termasuk ruang pori yang ada. +erat jenis berhubungan dengan bahan organik. %pabila bahan organik selama tinggi maka berat jenis akan semakin rendah. 7enurut 1ardjowigeno dan Sarnono (255!$ +erat isi adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori yang berada diantaranya /idiarto
(!"">$
menyatakan
bahwa,
E+ahan
organik
dapat
menurunkan +8 dan tanah yang memiliki nilai +8 kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. Selain itu, ilai +8 untuk tekstur berpasir antara 2,: F 2,> g - m#, ilai +8 untuk tekstur berlempung antara 2,# F 2,3 g - m# dan ilai +8 untuk tekstur berliat antara 2,2 F 2,6 g - m# merupakan nilai +8 yang dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan. Aaktor yang mempengaruhi berat isi tanah adalah struktur tanah, pengolahan tanah, bahan organik,dan agregasi tanah.Sedangkan faktor yang mempengaruhi berat jenis tanah adalah tekstur tanah dan bahan organik tanah.
b
Porositas Pori pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Pori&pori mikro sering dikenal sebagai pori kapiler, pori meso dikenal sebagai pori drainase lambat, dan pori makro merupakan pori drainase cepat. 1al tersebut ditunjukkan pada porositas pengamatan P1T yaitu :>. . %kan tetapi dengan porositas :>, infiltrasi tanah cukup besar dan kehilangan air tanah juga cukup tinggi akibat kemampuan lahan untuk mempertahankan air cukup rendah.
#
Keseimbangan 1ara (Kimia$ Tabel 22 ) Tabel Keseimbangan 1ara (Kimia$ ml blanko
ml sample
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
0 ml
:,# ml
?&organik 'erajat
2,02 Kemasaman
(p1$ Potensial =edoks (e1$ 'aya 1antar istrik
3," :5,# mO ",!" ms
(e?$
Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen organik maupun anorganik. 'iseluruh permukaan bumi terdapat beraneka macam tanah mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur. 7ulai dari warna yang paling gelap himgga yang warna cerah. Keanekaragaman tanah itu memiliki sifat dan kandungan yang berbeda dalam komponennya. %ntara lain sifat kimia yang merupakan komponen inti dalam tanah. tanah satu dengan
yang
lain
memiliki
perbedaan
sifat
kimia
yang
tentunya
mempengaruhi tingkat kesuburan dalam tanah tersebut. Kesuburan itu sendiri pada akhirnya erat kaitannya dengan pertumbuhan suatu tanaman.*ntuk mempermudah mengkaji dan menganalisisa keadaan itu maka diperlukan kemampuan untuk mengenal beragam komponen kimia dalam masing&masing jenis tanah.
a
p1 Tanah Pada sampel tanah daerah +umiaji p1 tanah cenderung netral yaitu 3,". 8ni menujukan tanah tidak butuh dilakuakan pengapuran karena kandungan p1 tanah sudah sesuai untuk pertumbuhan optimal budidaya jambu Kristal.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
b
Potensial =edoks (e1$ Potensial redoks (h$ merupakan indeks yang menyatakan kuantitas elektron dalam suatu sistem. Potensial redoks juga dipengaruhi oleh aktivitas mikro organisme, dimana menurut Hoshida (250>$, aktivitas mikro organisme tidak hanya mempengaruhi proses transformasi senyawa&senyawa organik dan anorganik, tetapi juga mempengaruhi kemasaman dan potensial redoks tanah. ilai e1 pada lahan +umiaji P1T yaitu :5,# termasuk status potensial redoks rendah.
c
'aya 1antar istrik (e?$ Pada lahan +umiaji P1T nilai e? yang didapat adalah ",!". Tanah dengan nilai e? dibawah 6 termasuk tanah normal.nilai ? berpengaruh terhadap proses serapan air dan unsur hara oleh akar untuk pertumbuhan tanaman. Tingkat garam terlarut yang tinggi dalam tanah dapat menyebabkan reaksi osmosis
dan
hidrolisis terhadap akar tanaman..
Kondisi
ini
menunjukkan bahwa kadar garam dalam tanah tidak berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. d
+ahan Crganik dan ?&organik Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi ) struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi. *ntuk +ahan organik sendiri berhubungan dengan adanya ?& organik, sebab +ahan organik dapat dihitung menggunakan hasil dari ?& organik. +ahan organik pada perlakuan P1T dihasilkan !,56. +ahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun.
B. Nn PHT
1asil Pengukuran Kondisi Tanah %spek +iologi 'ari pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa jenis makrofauna •
yang ada di dalam tanah, seperti cacing. Selain itu, ditemukan juga kascing. Oegetasi yang ada di daerah bumiaji adalah jambu kristal. Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
B"lg" Tana$ 2. ?acing ) Arame 8 ) 2 ekor (Kedalaman ) " & 0 cm$ Arame 88 ) ! ekor (Kedalaman ) 0 F !" cm$ !. Kascing ) Arame 8 ) 3,5 g Arame 88 ) 22,> g Sebelum dioven Arame 8 ) 5,3 g Arame 88 ) :,3 g Setelah dioven BK subcontoh ( g ) BK = × Total BB ( g ) Arame 8 ) BB subcontoh ( g )
¿
9,6
ra#e II
6,9
× 6,9 =9,59
BK =
¿
BK subcontoh ( g ) ×Total BB ( g ) BB subcontoh ( g ) 5,6 11,8
× 11,8 =5,6
#. *nderstory ) Arame 8 • Total BK ( g ) =
Total BK =
•
Total BK ( g ) =
BK subcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g )
16,7 86,1
× 86,1=16,69 gram
Arame 88
BK s ubcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g ) Total BK =
21,1 98,7
× 98,7 =21,09 gram
6. Seresah ) Arame 8 • Total BK ( g ) =
BK subcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g )
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Total BK =
•
Total BK ( g ) =
8,2 18,6
× 18,6 =8,19 gram
Arame 88
BK subcontoh ( g ) × Total BB ( g ) BB subcontoh ( g ) Total BK =
2 98,7
× 98,7 =1,99 gram
:. Ketebalan Seresah Tabel 2! ) 1asil Pengukuran Ketebalan Seresah ra#e 1 2 cm
ra#e 2 26 cm
A!(ek "!"ka "!"ka Tana$
2. Perhitungan +obot 8si Tabel 2# ) Tabel Perhitungan +obot 8si Titik
'iameter Panjang
+erat
+8
7assa Total
( cm $
( cm $
Total
Tb J ?
To J ?
?
( g - cm # $
2.
6,5
6,0
236,6
05,65
3#,>6
5,5#
","2 gram - gram
!.
6,0
:,0
233,>
3!,:5
#2,5#
6,06
",2! gram - gram
Keterangan ) Tb
) +erat +asah Tanah sebelum di Cven
To
) +erat Kering Tanah setelah di Cven
?
) +erat ?awan tempat peletakkan tanah
Kadar %ir
)
Massa Air ( Tb + C ) – (¿+ C ) 2. K% Q
Massa Padatan (¿)
79,49 −63,84
Q
63,84 −9,93
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
15,65
Q
53,91
Q >,!3 gram - gram2""Q ,>!3
Massa Air ( Tb + C ) – (¿+ C ) !. K% Q
Massa Padatan (¿)
62,59 −31,93
Q
31,93− 4,74
30,66
Q
27,19
Q 2,2! gram - gram
Ot ( Oolume Tanah $ ) 2. Ot Q !r @ tinggi tabung Q #,26 @ (!,6:$ ! @ 6,0 Q >>,:> cm !. Ot Q !r @ tinggi tabung Q#,26 @ (!,#:$ ! @ :,0 Q 5>,>6 cm
+erat 8si ) 2. Arame 8 Q
massa padatan -vt Q 1 + KA 63,84 − 9,93
Q
!. Arame 8 Q
1 +( 38,26 )
( ¿+ c )−( c ) 1 + KA 53,91
->>,:> Q 39,26 ->>,:>Q&2,66->>,:>Q ","2
massa padatan -vt Q 1 + KA
( ¿+ c )−( c ) 1 + KA
31,93 −4,74
27,19
Q
1+( 1,12 )
-5>,>6 Q
2,12
-5>,>6Q ",2!
!. + (+erat enis$ Tabel 26 ) Perhitungan +obot enis Tanah Titik 2 Kelas
abu
abu J To
abu J To J 2"" ml
+obot enis
!, A!,
:6,! gr
06,! gr
236,6 gr
!,"6" gr-cm #
Ket ) To adalah tanah yang telah dioven. Pada praktikum ini digunakan !" gr To.
=umus +obot enis ) Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Labu + T 0 + 100 ml − Labu +¿ 100−¿
+obot enis Q
( Labu +¿ )− Labu ¿ Labu + T 0 + 100 ml − Labu +¿ 100−¿
+obot enis Q
( Labu +¿ )− Labu ¿
74,2−54,2
Q
100 −(164,4 −74,2 )
20
Q
# 9,8 Q !,"6" gr - cm
Tabel 2: ) Perhitungan +obot enis Tanah Titik ! Kelas
abu
abu J To
abu J To J 2"" ml
+obot enis
!, A!,
::,50 gr
0:,50 gr
233,> gr
!,2>2 gr-cm #
=umus +obot enis ) Labu + T 0 + 100 ml − Labu +¿ 100−¿
+obot enis Q
( Labu +¿ )− Labu ¿ Labu + T 0 + 100 ml − Labu +¿
75,97 −55,97
100−¿
+obot enis Q
( Labu +¿ )− Labu ¿
Q
100 −(166,8 −75,97 )
20
Q
90,83
Q !,2>2 gr - cm #
a. Porositas Porositas Q 2 U
Bobot Isi Bobot Jenis U 2""
2. Porositas Q 2 U
Bobot Isi Bobot Jenis U 2"" Q 2 U
U 2"" Q ",65
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
0,01 gr / cm 3 2,040 gr / cm 3
!. Porositas Q 2 U
Bobot Isi Bobot Jenis U 2"" Q 2 U
0,12 gr / cm 3 2,181 gr / cm 3
U 2"" Q :,: A!(ek K"#"a 8K"#"a Tana$
Arame 8
C −rgani! =
( ml blang!o−ml sample) × 3 ml blang!o × 0,5
C −rgani! =
( 7 −4,2 ) × 3 7 × 0,5
¿
8,4 3,5
×
×
×
100 + "KA 100
100 +(− 3,826 ) 100
61,74 100
¿ 2,4 × 0,6174 =1,48 "Bahanorgani! =
100 58
× "C −rgani!
¿
Arame 88
C − rgani! =
100 58
× 1,48= 2,55
( ml b lang!o−ml sample ) × 3
C −rgani! =
ml blang!o × 0,5
( 7 −4,2 ) × 3 7 × 0,5
¿
8,4 3,5
×
×
×
100 + "KA 100
100 + 112 100
100 + 1,12 100
¿ 2,4 × 1,0112 =24,26
"Bahanorgani! =
100 58
× "C −rgani!
¿
100 58
× 24,26 =41,82
Ph Q :,#
2. 'ari segi kimia tanah a. +ahan organik tanah +ahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa&sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
kembali. Pada lahan pertanian di +umiaji, terdapat seresah daun yang merupakan sumber bahan organik. 7enurut /idiarti (!"">$ tanah yang sehat memiliki kandungan bahan organik di +umiaji pada frame 8 adalah !,:: dan pada frame 88 adalah 62,>!. adi dapat diketahui bahwa tanah daerah +umiaji tidak sehat.
b. P1 tanah p1 tanah di daerah +umiaji :,# hal ini disebabkan karena banyaknya seresah yang mana seresah tersebut akan menjadi +C dan +C dapat menurunkan p1 karena bersifat asam. Tanah bersifat masam disebabkan karena berkurangnya Kation Kalsium, 7agnesium, Kalium dan atrium. Tetapi dengan p1 yang masam, belum tentu kebutuhan tanaman terhadap tanah tidak cocok, hal itu tergantung pada jenis tanamannya.
!. 'ari segi Aisika Tanah /idiarto (!"">$ menyatakan bahwa, +ahan Crganik dapat menurunkan +8, dan tanah yang memiliki nilai +8 V2 merupakan tanah yang memiliki +ahan Crganik sedang sampai tinggi. ilai +8 untuk tekstur berpasir antara 2,:&2,> g-m #, sedangkan tanah bertekstur lempung antara 2,#&2,3 g-m #, dan tekstur berliat antara 2,2&2,6 g-m #. +obot isi tanah di lahan jambu kristal di daerah +umiaji
V2 pada frame 8 diperoleh &","2g-m dan pada frame 88
diperoleh ",2! g-m. Pada frame yaitu 2,#6: g-m !. 1al ini dikarenakan bahan organik yang terkandung dalam tanah di +umiaji, masih sangat rendah. Sedangkan untuk + tanah, menyatakan bahwa keadaan tanah secara umum nilai + antara !,3&!,0 g-m #. +ila semakin banyak kandungan +C, maka nilai + semakin kecil. Pada desa +umiaji, nilai + pada frame 8 adalah !,"6" g-m# dan frame 88 yaitu !,2>2 g-cm #. +erarti didaerah tersebut masih belum normal.
#. 'ari segi +iologi a. Keanekaragaman biota dan fauna tanah yang ditunjukkan dengan adanya cascing
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
+iota tanah memiliki peranan penting dalam siklus hara didalam tanah. Sehingga dalam jangka panjang dapat sangat mempengaruhi keberlanjutan produktifitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. ?ascing (pupuk organik bekas cacing$ mempunyai kadar hara ,P, dan K !,: kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 2,2: kali$. Pada lahan pertanian daerah +umiaji, ditemukan kascing pada frame 8 yaitu 5,: gr dan pada frame 88 yaitu :,3 gr. 7enurut 1airiah (!""6$, kotoran cacing kaya akan karbon (?$ dan hara lainnya. Sehingga dapat diketahui bahwa daerah di +umiaji kandungan karbon (? $ tinggi.
Per)an%"ngan antara La$an PHT %an Nn PHT %ar" A!(ek Tana$
a. p1 Tanah Pada lahan P1T didapat nilai p1 sebesar :,# sedangkan dilahan non P1T nilai p1 yang didapat adalah 3,". p1 tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk lima faktor pembentuk tanah ditambah musim tanam, pola tanam, kadar air data waktu pengambilan contoh tanah dan cara penentuan p1. p1 adalah faktor yang penting dalam budidaya karena mempengaruhi pertumbuhan tanaman budidaya. p1 yang paling cocok pertumbuhan tanaman jambu kristal berkisar :,: F 3,:, jika dibawah 6," maka pertumbuhan jambu kristal menjadi tidak bagus. sehingga dapat disimpulkan p1 yang mendukung pertumbuhan tanaman jambu kristal terletak di lahan +umiaji P1T. b. ?&Crganik dan +ahan Crganik Syarat tanah sebagai media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik tanah yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai tempat aerasi dan lengas tanah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi ) struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Pada perlakuan P1T dihasilkan bahan organik yaitu !,56 sedangkan pada non P1T yaitu !,:: termasuk dalam kriteria tinggi hal ini sesuai dengan tabel kriteria kandungan bahan organik pada tanah yang menyatakan bahwa kandungan bahan organik antara !&6 termasuk dalam kriteria tinggi. Sehingga dapat disimpulkan +ahan organik pada perlakuan P1T dan non P1T tidak jauh berbeda sama&sama mengandung bahan organik yang tinggi. c. +erat 8si dan +erat enis /idiarto (!"">$ menyatakan bahwa, E+ahan organik dapat menurunkan +8 dan tanah yang memiliki nilai +8 kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. +erdasarkan hasil laboratorium diketahui bahwa nilai +8 pada lahan P1T yaitu 2,"! gr-cm # termasuk cukup, sedangkan lahan non P1T yaitu ","2gr-cm #. Sehingga untuk hasil +8 yang sesuai dengan literatur adalah perlakuan non P1T. *ntuk berat jenis tanah menunjukkan kerapatan dari partikel kepadatan tanah. 'ari hasil perhitungan berat jenis yang di dapat diperoleh nilai + pada pengamatan P1T sebesar !,#> gr-cm# pada pengamatan on P1T sebesar !,"6 gr-cm#. d. Porositas Pori pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Pori&pori mikro sering dikenal sebagai pori kapiler, pori meso dikenal sebagai pori drainase lambat, dan pori makro merupakan pori drainase cepat. 1al tersebut ditunjukkan pada porositas pengamatan P1T yaitu :>, sedangkan on P1T 65. 1asil penelitian sesuai dengan pendapat Soepardi dalam jurnal lsa (!"2#$ menyatakan bahwa semakin halus tekstur tanah maka porositasnya akan semakin kecil. Sehingga pada pengamatan lahan P1T porositas masih belum termasuk tinggi dan hal tersebut dapat mendukung kesuburan tanahnya gembur memiliki rongga atau pori&pori yang banyak maka penyerapan air akan baik atau cepat. e. Ketebalan Seresah Serasah adalah lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun , ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan tersebut mengalami dekomposisi. 'ari hasil laboratorium, berat seresah perlakuan P1T pada frame 2 yaitu >,3gr dan frame ! yaitu 65,5. Sedangkan untuk perlakuan non P1T frame 2 yaitu >,25gr dan frame ! yaitu 2,55gr Ketebalan seresah memiliki hubungannya dengan bahan organik tanah. Semakin tebal seresah maka bahan organik yang ada semakin banyak. Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka semakin subur tanah. f. 7ikroorganisme Tanah Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. 1asil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Kascing (pupuk organik bekas cacing atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing$ mempunyai kadar hara , P dan K !,: kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 2,2: kali$. ?acing jenis Gpenggali tanahD yang hidup aktif dalam tanah, walaupun makanannya berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar&akar yang mati di dalam tanah. Kelompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah. Pada perlakuan non P1T terdapat tiga ekor cacing tanah, sedangkan untuk perlakuan P1T tidak ditemukannya cacing tanah, tapi terdapat fauna lain seperti laba&laba, semut hitam, dan keong.
&.3 9ek#en%a!" a. A!(ek BP
+erdasarkan hasil pengamatan, maka kami merekomendasikan bahwa yang perlu diperbaiki adalah lahan non P1T, karena kurangnya keberlanjutan dan stabilitas di lahan tersebut. Pada lahan non P1T menggunakan pola tanam monokultur dan hanya memasang trap, serta pembungkusan buah untuk mengendalikan hama. ?ara perbaikannya dengan meniru pola tanam pada lahan P1T yaitu melakukan tumpangsari di lahan non P1T karena penanaman dengan pola tumpangsari akan membuat lebih beragamnya vegetasi dan lebih banyak interaksi antar
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
organisme. Selain itu, jika menggunakan pola tumpangsari dengan tanaman
yang
dapat
menjebak
serangga-tanaman
barier
dapat
menurunkan tingkat serangan hama. ). A!(ek HPT
Pengendalian
CPT
bertujuan
untuk
mempertahankan produksi
pertanian agar produksi tetap optimal. Pengendalian CPT merupakan usaha&usaha yang dilakukan manusia untuk menekan populasi CPT sampai di bawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. Kondisi agroekosistem pada saat di lapang yaitu 'esa +umi %ji, kecamatan +umi %ji Kabupaten 7alang termasuk dalam kondisi yang kurang sehat karena pada lahan begitu banyak ditemukan hama dan banyak tanaman jambu yang terserang hama. Kondisi agroekosistem terebut belum seimbang dikarenakan populasi hama lebih mendominasi jauh dibandingkan dengan musuh alami. Seharusnya jumlah populasi hama harus seimbang dengan populasi musuh alami. ?ampur tangan manusia seharusnya tidak terlalu banyak. 7anusia hanya bertugas untuk mengontrol adanya ambang ekonomi dari suatu hama. ika populasi musuh alami dibawah populasi hama, barulah manusia turut andil dalam pengendalian CPT. 'engan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlukan cara yang tepat dan ramah lingkungan seperti pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan hama yang ada di lahan. %pabila dengan pemanfaatan musuh alami populasi hama masih tinggi, dapat dilakukan penyemprotan pestisida nabati maupun kimia dengan penggunaan yang tepat dosis. Kondisi agroekosistem di lapang mempunyai topografi daerah yang kurang bagus, kondisi lahan yang ada tidak terlalu terletak pada daerah pegunungan sehingga pembentukan lahan untuk pertanian masih bisa ditata secara baik. Pembentukan terasering yang seharusnya berlapis dari atas ke bawah tetapi di lahan jambu +umi %ji bentuk teraseringnya adalah tidak teratur. Kondisi yang seperti itu biasanya sangat berpotensi terjadi erosi ataupun longsor.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
%dapun rekomendasi yang kami buat yaitu mengganti atau menambah keragaman pada agroekosistem yang agar musuh alami efektif dan populasinya meningkat dengan menyediakan inang alternatif dan mangsa pada saat kelangkaan populasi inang, menyediakan pakan (tepung sari dan nektar$ parasitoid dewasa, menjaga populasi hama yang dapat diterima pada waktu tertentu untuk memastikan kelanjutan hidup dari musuh alami. 1al ini efektif untuk meningkatkan intensitas musuh alami sebagai pengendali biologisnya. Strategi peningkatan musuh alami tergantung dari jenis herbivora dan musuh&musuh alaminya, komposisi dan karakteristik tanaman, kondisi fisiologis tanaman, atau efek langsung dari spesies tanaman tertentu. 7ekanisme&mekanisme alami seperti predatisme, parasitisme, patogenisitas, persaingan intraspesies
dan interspesies,
suksesi, produktivitas, stabilitas dan keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan untuk mencapai pertanian berkelanjutan. +udidaya tanaman monokultur juga dapat mendorong ekosistem pertanian rentan terhadap organisme serangga hama. Salah satu pendorong meningkatnya serangga pengganggu adalah tersedianya makanan terus menerus sepanjang waktu dan di setiap tempat. *ntuk mewujudkan pertanian berkelanjutan maka tindakan mengurangi serangan hama melalui pemanfaatan musuh alami serangga dan meningkatkan keanekaragaman tanaman seperti penerapan tumpang sari, rotasi tanaman dan penanaman lahan&lahan terbuka sangat perlu dilakukan karena meningkatkan stabilitas ekosistem serta mengurangi resiko gangguan hama (%ltieri 4 icholls, 2555$. 4. A!(ek Tana$
'engan diperolehnya data dari praktikum ini tanah pada lahan P1T termasuk lahan sehat dan tanah pada lahan non P1T tergolong tanah yang belum sehat. dengan adanya data tersebut dapat direkomendasikan pada lahan P1T dengan mempertahankan kualitas tanah dengan cara melakukan perawatan secara optimal dan untuk lahan non P1T dengan kualitas tanah yang belum memenuhi kualitas tanah yang baik maka perlu dikelola dengan baik lagi. hal yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
pengelolaaan lahan penambahan bahan organik. penambahan bahan organik bertujuan untuk memperbaiki sifat F sifat tanah diantaranya p1 tanah dan kandungan bahan organik dalam tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah yang subur dan gembur dapat dicapai dengan penggunaan pupuk
organik karena fungsi
pupuk
organik
sangat penting dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. *ntuk mempertahankan tanah pada lahan P1T yang termasuk lahan yang sehat dengan mempertahankan kualitas tanah dengan cara melakukan perawatan
secara
optimal.
Perawatan
mempertahankannya kondisi
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
intensif
ditinjau
dari
BAB 7 PENUTUP
*.1 Ke!"#(ulan
ahan yang diolah oleh bapak =ahmad 1ardianto merupakan jenis perkebunan yang tergolong kedalam lahan P1T yang diolah dengan sistem tanam tumpangsari. Sistem pengairan yang digunakan ialah irigasi teknis. 'ari data yang telah didapat, di lahan P1T dan non P1T dalam aspek +P lebih baik pada lahan P1T sehingga kami merekomendasikan bahwa yang perlu diperbaiki adalah lahan non P1T karena kurangnya keberlanjutan dan stabilitas di lahan tersebut. +erdasarkan hasil pengamatan diketahui kondisi agroekosistem pada lahan P1T jambu Kristal memiliki keanekaragaman arthropoda yang banyak sehingga keseimbangan ekosistem masih kurang baik. Kondisi ekologi di lahan non&P1T dapat dikatakan tidak sehat sehingga diperlukan adanya penanganan khusus dalam upaya pengembangan tindakan preemptif sehingga rekomendasi yang kami buat yaitu mengganti atau menambah keragaman pada agroekosistem *ntuk aspek tanah, tanah pada lahan P1T termasuk tanah sehat dan tanah pada lahan non P1T tergolong tanah yang belum sehat sehingga direkomendasikan pada lahan P1T dengan mempertahankan kualitas tanah dan untuk lahan non P1T perlu mengelola tanah dengan lebih baik lagi. *.2 Saran ter$a%a( Ke)erlanjutan Agrek!"!te#
1arapan kedepan kami adalah tetap terjaganya keseimbangan ekosistem untuk mewujudkan sistem pertanian yang berkelanjutan dengan memperhatikan budidaya tanaman yang sehat, pengendalian hama terpadu dan manajemen tanah berlanjut.
*.3 Saran Prakt"ku#
Saran praktikum untuk lebih mendalami prinsip&prinsip manajemen agroekosistem yang diterapkan. Terima kasih
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
DATA9 PUSTAKA
%prianis, H. !"22. Produsi dan *a+u Deomposisi &eresah. utan Tanaman ) =iau. 6)62&60 +orror, '. . and '. 7. 'elong. 250". An -ntroduction to the &tudy o# -nsect . 1alt =imehart and /inston., ew Hork. +orror. 255!. Pengenalan Pela+aran &erangga, edisi O8. Hogyakarta ) #. Multiple Cropping in the umid Tropics o# Asia. 8nternational 'evelopment =esearch ?enter. !>6 p. 1. van 7astrigt dan . =osariyanto. !"":. Buu Panduan *apangan 2upu8upu untu ilayah Mamberamo sampai Pegunungan Cyclops . 1ardjowigeno, Sarnono. 255!. -lmu Tanah. akarta ) 7aduatama Sarana Pratama. 1ardjowigwno, Sarwono dkk.WW. Mor#ologi dan 2lasi#iasi Tanah &a6ah.
$adekoh, ). "5(5. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Kering Berkelanjutan Dengan Sistem Polikultur . Kalshoven, . <. . 25>2. Pest o# Crops in -ndonesia. 'irevisi dan ditranslate oleh P. %. Oand der ann. 8khtiar +aru, Oan 1aeve akarta.
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Karlen, '., 7. 7ausbach, /. 'oran,=<. ?line, =A. 1arris, 4 <. Schuman. 2553. &oil 3uality9 Concept, /ationale and /esearch 4eeds. Soil.Sci.%m.) 3")##&6# Kurniatun, 1airiah, dkk. !""6. K etebalan &eresah sebagai -ndiator Daerah Aliran &ungai (DA&) Sehat. AP&*+. 7alang. 7isra, =. 4 ?astillo, .<. (!""6$. Academic &tress Among College &tudents9 ?omparison of %merican and 8nternational Students. 8nternational ournal of Stress 7anagement. vol 22 (!$ 2#!&26>. 7ulyani,%. !""3. Potensi *ahan 2ering Masam untu Pengembangan Pertanian. arta Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Ool !> (!$) 23&20. +adan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Cka, 8.., 255:. Pengendalian ama Terpadu dan -mplementasinya di -ndonesia . *<7&PresS,Hogyakarta =idwan, 7uhammad.!"2#. Analisis :saha Tani 5ambu 2ristal Desa Ciara6ang 2ecamatan Dramaga 2abupaten Bogor .8P+)+ogor =iyanto, 25>:. 1ologi Dasar. +adan Kerja Sama Perguruan Tinggi egeri 8ndonesia +agian Timur, *jung Pandang. Semangun 1. 2556. Penyait8penyait Tanaman ortiultura di -ndonesia. *<7 Press. okyakarta Soemarwoto, ". 2556. 1ologi *ingungan idup dan Pembangunan . 'jambatan) akarta. ?et 0. Southwood, T.=.. 4 7.. /ay. 250". 1cological bacground to pest management. Dalam Concepts o# Pest Management , pp.0&2#. =.. =abb 4 A.. !. Parasitoids and predators in pest management. -n9 /.*. Metcal# and .. *ucmann (1ds.). 8ntroduction to 8nsect 7anagement. ohn /iley and Sons, ew Hork. pp. 2#:&20#. Sutanto, =. !""". Penerapan Pertanian Crganik. Penerbit Kanisius. Hogyakarta. *ntung, K., 255#. 2onsep Pengendalian ama terpadu. Andi o#set. Hogyakarta. 2:" h
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
*ntung,K. !""3. Pengantar Pengelolaan ama Terpadu (1disi 2edua). Hogayakarta ) . Pengantar -lmu Tanah. PT. =ineka ?ipta akarta /idodo, Soesiladi.!"2!. Pengaruh Penambahan -ndole Acetic Acid (-AA) Pada Pelapis 2itosan Terhadap Mutu Dan Masa &impan Buah 5mbu Bi+i Psidium
gua+a!a
*
;C/<&TA*=.*niversitas
%grotropika.20(2$)26&2> ) ampung
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
ampung.urnal
LAMPI9AN
Dku#enta!" %" La)ratr"u#
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Dku#enta!" La(ang
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem
Laporan Praktikum Manajemen Agroekosistem