DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................. PENGANTAR.................................................... ............................................ ......................
i
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang................................. Belakang....................................................... ............................... ......... 1.2 Tujuan................................ Tujuan...................................................... ............................................ ........................ 1.3 Manfaat.................................. Manfaat........................................................ ......................................... ................... BAB II Landasaan Teori 2.1 Pengertian Las Gas........................................ Gas......................................................... ................. 2.2 Peralaatan Las Oksi Asetelin................................ Asetelin.......................................... .......... 2.3 Menentukan Nyalaa Api........................................ Api................................................. ......... 2.4 Teknik Pengelasan......................... Pengelasan............................................... ................................. ........... BAB III Pembahasan Langkah Kerja 3.1 Pengelasaan Pengelasaan Alur............................................. Alur............................................................ ............... 3.2 Penyambungaan Penyambungaan 1............................................. 1........................................................... .............. 3.3 Penyambungaan Sudut Luar Pelat Tipis......................... BAB IV 4.1 Kesimpulan............................ Kesimpulan.................................................. ................................... ............. 4.2 Saran................................... Saran......................................................... ..................................... ............... 4.3 Kesan dan Pesan..................................... Pesan......................................................... .................... DAFTAR PUSTAKA................................. PUSTAKA....................................................... ........................................... .....................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan LaporanPraktek Pengelasan dengan menggunakan las asetilin.Laporan Praktek Pengelasan dengan menggunakan las asetilin ini disusun guna melengakapi tugas mata kuliah Praktikum Proses Produksi di Politeknik Negeri Sriwijaya.Laporan ini berisikan berisikan tentang tentang dasar-dasar dasar-dasar teori teori las asetilin. asetilin. Laporan Laporan ini juga juga berisikan berisikan tentang analisis dari hasil proses pengelasan.Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadar menyadarii banyak banyak kekurangan kekurangan dankekel dankekeliruan iruan yang yang terjadi, terjadi, serta penulis penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. miliki. Penulis Penulis banyak banyak mendapatka mendapatkann dukungan dukungan dan dan bantuan bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak.Atas segala bantuan, bimbingan, dan motivasi, serta kritik dan saran darisemua pihak, penulis hanya dapat menyerahkan kepada Allah SWT, semoga AllahSWT membalas kebaikannya, dan mudah-mudahan laporan ini bermanfaat.
Palembang, Oktober 2012 Penulis,
(i)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehinggasumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannyadalam setiap kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa danreparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan pembangunan suatu suatu pabrik pabrik tanpamelib tanpamelibatkan atkan unsur unsur pengelasa pengelasan.Pada n.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya pengguanaan teknologi inidisebabkan karena bangunan bangunan dan mesin mesin yang yang dibuat dengan teknik penyambungan penyambungan menjadi menjadi ringan ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatanya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan pengelasan dalam dalam bidang bidang konstruksi konstruksi sangat sangat luas,melip luas,meliputi uti perkapalan, perkapalan, jembatan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga diperguna dipergunakan kan untuk untuk reparasi reparasi misalnyaun misalnyauntuk tuk mengisi mengisi lubang-lubang lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas,mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain. Pengelasan bukantujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatanyang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikankesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan danmemperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuaidengan yang diharapkan. Dalam memilih proses pengela pengelasan san harus harus dititik beratkan beratkan pada proses proses yang yang paling paling sesuai sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada padakonstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan penghematan energi energi sejauh sejauh mungkin. mungkin. Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnyasendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagianlogam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Pada penelitian ini pengelasan yang digunakan las listrik dan asetilin. Hal ini sangat erathubungannya dengan arus listrik, ketangguhan, cacat las, serta retak yang padaumumnya mempunyai pengaruh pengaruh yang fatal terhadap terhadap keamanan keamanan dari konstruk konstruksiyang siyang dilas.Untu dilas.Untukk dapat mengetahui pengaruh hasil pengelasan las listrik dan asitilin pada pelat baja terhadap uji kekerasan, struktur mikro dan uji tarik dari pengelasan maka perlu dilakukan pengujian terhadap benda uji hasil dari pengelasan
. 1.2 Tujuan
1.Mahsiswa dapat menyalakan dan pengelasan alur dengan menggunakan las asetilin. 2.Mahasiswa dapat membuat sambungan I dengan menggunakan las asetilin. 3.Mahasiswa dapat membuat sambungan tumpang dengan las asetilin. 4.Mahasiswa dapat membuat sambungan sudut luar dengan menggunakan las asetilin. 5.Mahasiswa dapat melakukan analisis terhadap hasil dari proses pengelasan 1.3 Manfaat
1.Mahasiswa mampu mengaplikasikan dasar teori pengelasan yangdidapatkan dari mata kuliah teknik pengelasan 2.Mahasiswa mampu melakukan proses pengelasan dengan las asetilin 3.Mahasiswa mampu menyalakan dan membuat alur serta membuat berbagai sambungan, meliputi sambungan I, sambungan tumpang, dansambungan sudut luar dengn menggunakan las asetilin 4.Mampu menganalisis hasil lasan secara teoritis sesuai dengan apa yangtelah didapat pada mata kuliah teknik pengelasan
BAB II Landasaan Teori 2.1 Pengertian Las Gas
Pengertian Las Oksi AsetilinLas Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas.Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen(O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel bengkel bengkel adalah gas Asetilen Asetilen (darikata (darikata ³acetylen ³acetylene´, e´, dan memiliki memiliki rumus rumus kimia kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapakelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gasAsetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. 2.2 Peralatan Las Oksi Asetilin
A.Ta A. Tabung bung Gas oksigen oksigen & asetilin asetilin
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gastersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukurantabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gasdan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakahdidalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihatdari kodewarna yang ada pada tabung itu.
Gambar 1.Tabung oksigen
Gambar 2. tabung asetilin
B.Katup Tabung Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup.Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen,katup biasanya biasanya dibuat dari dari material material Kuningan, Kuningan, sedangka sedangkann untuk tabung tabung gasAsetil gasAsetilen, en, katup ini terbuat dari material Baja. C.Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang padakatub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hinggamencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jikatekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap olehregulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
Gambar 3..regulator D.Selang gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakanselang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampumenahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selangdibedakan berdasarkan berdasarkan jenis jenis gas yang yang dialirkan. dialirkan. Untuk Untuk memudahkan memudahkan bagimanamembe bagimanamembedakan dakan selang selang Oksigen Oksigen dan dan selang Asetilen Asetilen mak cukup cukup memperhatikankode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi informasitentang tentang perbedaan perbedaan warna untuk untuk membedakan membedakan jenis gas gas yang mengalir dalamselang. E.Torch / brender Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch,tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dariketerangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu : - Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar. - Sebagai paembentuk nyala api di ujung nosle
Gambar 4.torch / brander
2.3 Menentukan nyala api
Nyal Nyala api Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka diantara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucutantara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlahkelebihan jumlahkelebihan asetilen. asetilen. Hal ini akan menyebab menyebabkan kan terjadinya terjadinya karburisasi karburisasi pada pada logamcair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.
Gambar 5. Nyala api karburasi Nyal Nyala api Netral Nyala ini ini terjadi terjadi bila perbandinga perbandingann antara antara oksigen oksigen dan asetilen asetilen sekitar sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara.Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyalakerucut.
Gambar 6. Nyala Nyala api netral
Nyal Nyala api oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkannyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubahmenjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi ataudekarburisasi pada logam logam cair. cair. Nyala yang yang bersifat bersifat oksidasi oksidasi ini ini harus digunakandalam digunakandalam pengelasan pengelasan fusion fusion dari dari kuningan kuningan dan perungg perungguu namun namun tidak dianjurk dianjurkanu anunntuk pe pengelasan lainnya.
Gambar 7. Nyala api oksidasi
2.4 Teknik Pengelasan
Posisi pengelasan di bawah tangan Posisi pengelasan datar ( horizontal ) Posisi pengelasan tegak ( vertical ) Posisi peng pengela elasan san di di atas atas kepala kepala(O (Ove verh rhea eadd ) Pengelas Pengelasan an arah arah ke ke kiri kiri (ma (maju ju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkanke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerjasedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas. Pengelasan arah ke kanan (mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan kekiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya4,5 mm ke atas.
BAB III
PEMBAAHAASAN PEMBAAHAASAN LANGKAH KERJA 3.1 Pengelasan Alur (Pengelasan (Pengelasan Asetilen)
Alat : 1.Gas Oksigen (O2). 2.Gas Asetilen (C2H2). 3. palu las. 4.Penggaris. 5.sikat baja.
6.tang penjepit. 7.korek api. 8.kaca mata las. Bahan : 1.Pelat baja karbon ukuran 2,5 x 50 x 120 mm 2.Kawat las dengan Ø 2,5 ± 3 mm Langkah kerja a. Menyalakan pembakar atau nyala api 1.Pakailah alat-alat keselamatan kerja 2.Siapkan peralatan peralat an asetilen dan oksigen dan tekanan kerja masing-masing5 masing -masing5 ± 7 ps psi 3.Buat garis pada bendanya dengan jarak 10 mm 4.Nyalakan pembakar atau nyala api hingga netral. 5.Pegang pembakar pada posisi 60Û ± 70Û terhadap permukaan benda kerja. 6.Panaskan permukaan benda kerja mulai dari tepi. 7.Tujukan nyala api pada suatu tempat hingga tim bul kawah. 8.Jarak inti nyala ± 2 ± 3 mm diatas benda kerja. 9.Pertahankan lebar kawah tetap sepanjang garis. 10.Pembakar digerakkan berputar dengan mengikuti garis yang telah dibuat. b.Cara Pen Pengelasan Untuk mendapatkan pengelasan yang baik, dilakukan dengan pemilihancara pengelasan pengelasan yang yang tepat tepat baik menyangk menyangkut ut : ukuran ukuran torch, torch, logam logam pengisi, pengisi, caragerakan dari torch, dan pengaturan nyala. Torch terdiri dari bermacammacamukuran, makin tebal logam dan konduktivitas panas, makin besar torch yangdigunakan. Pada prinsip cara pengelasan ada dua macam, yaitu : backhand danforehand. Untuk logam yang tipis dipakai cara forehand welding dan untuk logamyang tebalnya lebih besar dari 5 mm, dipakai backhand. Ukuran kawat las dipilihdengan perhitungan sebagau berikut : d = S/2 atau (S dibagi 2) Dimana d = diameter kawat S = tebal pelat yang di las
Gambar. Cara pengelasan asetilen c. Membuat Me mbuat alur alur las 1.Pegang pembakar terhadap posisi 60Û ± 70Û dan kawat pada posisi 30Û ± 40Û terhadap benda kerja. 2. Panaskan bagian yang akan di las mulai dari tepi hingga timbul kawahlas. 3.Setelah las cukup besar, masukkan ujung kawat las pada tepi kawahhingga meleleh dan terpadu dengan lelehan bahan dasar. 4.Angkat kawat las, atur kawah dengan nyala api swambil bergerak maju. 5.Masukkan dan angkat lagi, begitu seterusnya.
3.2 Penyambungan I (Pengelasan Asetilen)
Alat : 1.Gas Oksigon (O2). 2.Gas asetilen (C2H2). 3.Palu las. 4.Penggaris.
5.Sikat baja. 6.Tang penjepit. 7.Korek api 8.Kacamata las Bahan : 1.Pelat baja karbon ukuran 0,5 x 100 x 120 mm sebanyak 2 lembar 2.Kawat las dengan Ø 2,5 ± 3 mm Langkah kerja : a. Membuat sambungan I Pakailah alat-alat keselamatan kerja. 1.Himpitkan kedua benda kerja dan buat las catat pada ujung-ujungnya. 2.Posisi pembakar pembak ar 60Û ± 70Û dan kawat pada posisi pos isi 30Û ± 40Û terhadap be benda kerja. 3.Panaskan bagian yang akan dilas hingga timbul kawah 4.Jika kawah las sudah cukup besar masukkan kwat las kedalamnyahingga turut mencair. 5.Angkat kawat las, atur kawah dengan nyala api sambil bergerak maju. 6.Masukkan dan angkat lagi, begitu seterusnya hingga terbentuk alur sambungan.
Gambar. Posisi benda kerja pada sambungan I
3.3 Penyambungan Sudut Luar Pelat Tipis (Pengelasan Asetilen)
Alat : 1.Gas Oksigen (O2).
2.Gas Asetilen (C2H2). 3.Palu las. 4.Penggaris. 5.Sikat baja. 6.tang penjepit. 7.korek api. 8.kaca mata las Bahan : 1.Pelat baja karbon ukuran 0,5 x 100 x 120 mm sebanyak 2 lembar. 2.Kawat las dengan Ø 2,5 ± 3 mm Langkah kerja : a. Membuat sambungan sudut luar pelat tipis 1.Pakailah alat-alat keselamatan kerja 2.Siapkan peralatan las asetilen dan d an setel tekanan kerja ker ja untuk oxigen dana d anassetilen masing-masing 5 ± 7 psi 3.Atur kedua benda kerja seperti pada gambar, dan buat las catat padaujungujungnya pada kedudukan 90Û terhadap yang lain. 4.Posisi pembakar 60Û- 70Û terhadap sambungan sedangkan posisi kawatlas 30Û - 40Û terhadap bidang horizontal. 5.Lakukan pengelasan, masukkan kawat las kedalam kawah sampai kawatikut mencair. 6.Bersihkan terak. 7.Dinginkan perlahan-lahan
Gambar. Teknik mengelas sambungan sudut luar pelat tipis
BAB IV 4.1 Kesimpulan
Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam melakukan pengelasan. Penyetelan tekanan gas dan juga nyala api pada brander sangat mempengaruhi hasil pengelasan. pengelasan. Untuk Untuk pengelasan pengelasan dengan dengan bahan bahan tambah tambah (kawat), (kawat), yaitu yaitu plat harus benar-benar benar-benar meleleh meleleh terlebih terlebih dahulu dahulu kemudian kemudian baru diberi diberi bahan bahan tambah. tambah. Untuk Untuk penyambungan penyambungan 2 plat, dibutuhk dibutuhkan an tempat tempat yang rata agar agar diperoleh diperoleh sambungan sambungan yang lurus dan presisi. Pengelasan tanpa bahan tambah, dalam menggeser brander harus memperhati memperhatikan kan bagian bagian plat yang sudah sudah dilas dilas apakah apakah sudah benar benar meleleh, meleleh, sehingga sehingga terbentuk terbentuk alur pengeladan pengeladan yang yang rapi. rapi. 4.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikaan dalam penelitian ini : Bagi pekerja las asetelin agaar tidaak mengalaami gngguan ketaajaaman mata di anjurkan menggunakan kaca mata las Bekerja menggunaakaan prosedur yang ada agar mengurangi resiko kecelakaan
4.3 Kesan dan Pesan
Utamakaan keselaamataan kerja Agar tidak main-main saat penelasan berlangsung Tidak merokok di sekitar bengkel las karena di bengkel terdiri dari bahan-bahan bahan-bahan yaang yaang mudah mudah terbakar terbakar
Daftar Pustaka
1. ............., Gambar ,Sumber :http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html :http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html))
LABORATORIUM DASAR PROSES PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM – BANDA BANDA ACEH TAHUN 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk berbagai berbagai proses proses pengerjaan pengerjaan industri industri seperti, seperti, pemotonga pemotongann logam dan dan penyambunganny penyambungannya, a, konstruksi konstruksi bangunan bangunan baja, dan dan konstruksi konstruksi permesina permesinann yang memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi manufaktur. Teknologi pengelasan pengelasan termasuk termasuk yang yang paling paling banyak banyak digunakan digunakan karena karena memiliki memiliki beberapa beberapa keuntungan seperti bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik pengelasan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Kualitas dari hasil pengelasan sangat tergantung pada keahlian dari penggunanya dan persiapan persiapan sebelum sebelum pelaksanaan pelaksanaan pengelasaan. pengelasaan. Salah satu pengelasan yang paling banyak digunakan adalah jenis pengelasan yang disebut OAW atau Oxy Acetylene Welding, atau yang umumnya disebut las karbit. Pengelasan jenis ini dilakukan dengan menggabungkan logam dengan pemanasan pemanasan pada logam dengan dengan campuran campuran gas gas asitelin asitelin dan oksigen oksigen yang yang dinyalakan dengan api. Las karbit memiliki beberapa keuntungan seperti mudah dalam pengaturan panas, mudah pada pengelasan plat tipis dan memiliki sarana yang praktis. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan Praktikum ini adapun untuk memahami proses pengelasan las dengan menggunakan asitelin (las karbit), dengan harapan para Praktikan dapat memahami prinsip kerja dari las asitelin tersebut seperti, pengaturan kadar asitelin dan oksigen untuk penyalaan api api las dalam pengelasan yang bergantung pada ketebalan ketebalan plat, dan dan juga dapat memiliki memiliki keahlian keahlian dalam dalam pengelasan pengelasan yang menggunakan asitelin dengan atau tanpa menggunakan kawat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar Pengelasan (las karbit) lazimnya disebut OAW (Oxy Acetilene Welding) jika menggunakan asiteline dan sering disebut OFW (Oxy Fuel Welding) jika menggunakan propan. Pengelasan jenis OAW (Oxy Acetylene welding) prosesnya prosesnya dilakukan dilakukan dengan dengan cara cara memanaskan memanaskan logam yang yang akan dilas hingga hingga bagian logam logam mencair. mencair. Las Las menggunakan menggunakan nyala api api dari campura campurann dari gas gas asitelin (C2H2) sebagai bahan bakar dan gas oksigen (O2). Pengelasan juga bisa dilakukan dengan logam pengisi (kawat las). Pembakaran campurann gas-gas ini akan menghasilkan panas yang dapat diatur tinggi rendahnya dengan mengatur proposisi campuran-campuran gas tersebut Optimalnya perbandingan gas yang akan dibakar sangat diperlukan untuk menghasilkan pembakaran yang baik pada suatu pengelasan asitelin. Gas asitelin dapat menghasilkan temperatur pembakaran yang sangat tinggi. Gas asitelin memiliki jenis antara lain : 1. Asitelin (C2H2) Suatu hidrokarbon alkuna sederhana yang hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°. 2. Propan (C3H8) Salah satu gas minyak bumi cair (LP-gas atau LPG) yang ditemukan bercampur di gas alam dan minyak bumi. Propana dipisahkan dari gas alam di pusat pengolahan pengolahan gas alam.
2.2 Prinsip kerja alat Pada saat pengelasan panas yang dihasilkan dapat mencapai dan bahkan jauh melebihi titik lebur logam baja, yaitu 2680 – 10.000 10.000 derajat fahrenheit yang membuat baja mencair dengan sangat mudah, oleh karena itu pada prisipnya nyala api pada pengelasan harus diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan pembakaran pembakaran yang yang optimal. optimal. Pembakaran Pembakaran campuran campuran gas gas terjadi terjadi pada ujung suatu suatu pencampur pencampur gas yang yang umumnya umumnya disebut disebut brander. brander. Di dalam brander brander ini gas pembakar pembakar dan asam asam disalurkan disalurkan melalui melalui saluran saluran yang yang sebelumnya sebelumnya terpisah terpisah dan dilengkapi dengan katup-katup pembuka penutup yang dapat diatur pembukaannya pembukaannya sehingga jumlah gas gas yang melaluinya melaluinya juga juga dapat diatur. Ada Ada tiga macam pengaturan nyala api pengelasan asitelin, yaitu; 1. Nyala Netral
Nyala api api memiliki memiliki perbandingan perbandingan yang sama antara gas asitelin asitelin dan gas oksigen oksigen yang menhasilkan api berwarna biru ke jingga pada kerucut luar dan warna putih kemilau kemilau agak agak kehijauan kehijauan pada pada inti. inti. 2. Nyala Oksidasi Nyala api api memiliki memiliki perbandingan perbandingan gas oksigen oksigen lebih lebih dominan dominan dari dari pada gas asitelin sehingga menghasilkan api berwarna jingga keunguan pada kerucut luar dan warna putih keunguan pada inti. 3. Nyala Karburasi Nyala api api memiliki memiliki perbandingan perbandingan gas asitelin asitelin lebih lebih dominan dominan dari dari pada gas gas oksigen sehingga menghasilkan api berwarna biru pada bagian luar dan putih pada bagian bagian inti. inti.
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Instalasi Pengujian 1. Menyiapkan segala peralatan, bahan/material dan tempat pengelasan. 2. Memasang semua peralatan seperti regulator pada tabung, selang hijau pada tabung oksigen dan selang merah pada tabung asitelin. 3. Mengencangkan semua penghubung yang pada selang dengan tabung.. 4. Katup penutup pada tabung oksigen dibuka hingga menunjukkan angka 3 pada regulator. regulator. 5. Katup penutup pada tabung asitelin dibuka hingga menunjukkan angka 6 pada regulator. regulator. 6. Periksa ujung brander, jika kotor dibersihkan dengan sikat baja. 7. Pengelasan siap dilakukan 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut: Alat : a. Peralatan yang yang digunakan untuk pengelasan ada dua yaitu peralatan las asitelin dan peralatan bantu mengelas. Peralatan las asitelin terdiri dari: - Selang - Brander - Regulator
- tabung las Peralatan bantu mengelas : - Penggaris besi - Palu - Sikat baja - Korek api - Kaca mata las - Tang - Kikir - Sarung tangan - Penggores - Apron - Alat pemotong Bahan : - Plat ukuran 130 x 70 mm - Kawat las 3.3 Teknik pengelasan 1. Posisi pengelasan di bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawahtangan bawahtangan dan dan benda kerja terletak terletak di atas bidang bidang datar. Sudut Sudut ujung pembakar(brand pembakar(brander) er) terletak terletak diantara diantara 60° 60° dan kawat kawat pengisi pengisi (filler (filler rod) dimiringkan dengansudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudutsambungan dengan jarak 2 – 3 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dangerakannya adalah lurus. 2. Posisi pengelasan datar ( horizontal ) Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan denganarah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk ituayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap bendakerja bendakerja menyudut menyudut 70° 70° dan miring miring kira-kira kira-kira 10° di bawah bawah garis mendatar, mendatar, sedangkankawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar. 3. Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°. 4. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead ) Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya posisilainnya dimana dimana benda benda kerja kerja berada berada di atas atas kepala kepala dan pengela pengelasan san dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°. 5. Pengelasan arah ke kiri ( maju ) Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiridengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkansudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan digunakan karena karena cara cara pengelasanny pengelasannyaa mudah dan dan tidak membutuhkan membutuhkan posisi yangsulit yangsulit saat saat mengelas. mengelas. 6. Pengelasan arah ke kanan ( mundur ) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas. 7. Operasi Branzing ( Flame Brazing ) Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpamencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnyasaja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las darikuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( ± 1550 °C) lebih tinggi dari kuningan (sekitar 1080°C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebihmudah dilaksanakan daripada proses pengelasan. 8. Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut ) Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Proses penggergajian (sewing) dan menggunting(shearing) merupakan contoh dari proses pemotongan logam dan lembaran logam. Proses menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya tipis. Proses penggergajian penggergajian dapat diterapk diterapkan an pada pelat yang yang lebih lebih tebal tetapim tetapimemerluka emerlukann waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pela ttebal denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas inidengan peralatan peralatan khusus khusus misalnya misalnya mengganti mengganti torchnya torchnya ( dibengkel-bengk dibengkel-bengkel el menyebutnya brender ). Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikansuplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur padatorch yang memang dibuat untuk keperluan memotong.
9. Operasi Perluasan ( Flame Gauging ) Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/kompone produk/komponenlogam nlogam yang terdapat terdapat cacat/ret cacat/retak ak permukaanny permukaannya. a. Retak/cacat Retak/cacat tadi sebelumditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian kemudian alurhasil alurhasil pencungkila pencungkilann tadi diisi diisi kembali kembali denganloga denganlogam m las. 10. Operasi Pelurusan ( Flame Straightening ) Operasi pelurusan dilaksanakan denganmemberikan panas pada komponendengan bentuk pola pemanasan tertentu.Ilustrasi dibawah ini menunjukkanprinsip dasar pemuaian dan pengkerutanpada suatu logam batang.Batang batang.Batang lurus lurus dipanaskan dipanaskan dengan polapemanasan polapemanasan segitiga segitiga.. Logam cenderungmemuai pada saat dipanaskan. Daerahpemanasan tersebut menghasilkanpemuaian yang besar. Logam mengkerutpasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar. 3.4 Langkah Pengerjaan Berikut langkah kerja dalam prose las asitelin: 1. Menyiapkan semua peralatan, bahan dan tempat yang akan digunakan. 2. Menggunakan peralatan pengaman (Safety). 3. Pemotongan plat berukuran 130 x 70 mm. 4. Membuat dua garis penanda alur alur las pada plat, yaitu yaitu alur las yang yang tidak menggunakan kawat dan yang menggunakan kawat. 5. Letakkan plat yang sudah di beri garis pada tempat pengelasan. 6. Selang regulator las dipasang pada tabung yang telah disiapkan. 7. Memakai kaca mata las agar cahaya las tidak merusak mata dan menggunakan apron untuk melindungi tubuh dari percikan api las. 8. Penyalaan api pada las asitelin dengan cara memutarkan katup pembuka gas asitelin dan menhidupkan api dengan korek api. 9. Pengaturan nyala api dengan memutar katup gas asitelin dan gas oksigen hingga nyala api yang optimal didapatkan. 10. Jika semua persiapan sudah lengkap, dekatkan las dengan benda kerja (plat) untuk melakukan proses pengelasan. 11. Pengelasan plat dengan menggunakan teknik maju dan dengan alur bulat pada alur. alur. Pengelasan Pengelasan dilakukan dilakukan pada alur alur yang yang tanpa menggun menggunakan akan kawat kawat terlebih dahulu. 12. Pengelasan plat pada garis alur pengelasan kedua dengan alur bulat dan menggunakan kawat las. 13. Jika proses pengelasan sudah selesai, alat las dimatikan dengan cara mengecilkan gas asitelin dan gas oksigen sampai habis.
14. Sikat ujung penyemprot las dengan menggunakan sikat baja untuk mencegah penyumbatan katup. 15. Pemberian identitas pada benda kerja yang sudah siap.
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN Pada proses pengelasan yang bagus sangat diperlukan keterampilan dari si pengelas pengelas dan persiapa persiapann pengelasan pengelasan yang yang cukup, cukup, karena karena pada pada proses proses pengelasan pengelasan memerlukan tingkat ketelitian dan konsenterasi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan produk optimal. Permasalahan yang sering terjadi pada proses pengelasan pengelasan asitelin asitelin dapat dapat kita lakukan dengan cara mengamati mengamati hasil dari dari pengelasan pengelasan pada pada plat. Permaslahan Permaslahan yang yang sering sering terjadi terjadi adalah adalah terjadinya terjadinya kecacatan pada hasil las pada plat seperti: - Terbentuknya Lubang pada plat. Disebabkan karena terlalu lama terjadi pengapian pada bagian plat yang dilas. - Kekeliruan pada alur pengelasan. Disebabkan karena keterampilan pengelas yang belum menguasai teknik pengelasan pengelasan secara secara sempurna. sempurna.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau lebih. Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las, dikarenakan proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan konsenterasi yang tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal. Menguasai prinsip dari pengelasan asitelin sangat dibutuhkan seperti cara pengaturan pengaturan nyala nyala api yang diperluka diperlukan, n, karena karena biasanya biasanya las las asitelin digunakan digunakan pada plat plat yang tipis tipis sehingga sehingga memerlukan memerlukan pengaturan pengaturan nyala nyala api yang sesuai. sesuai. 5.2 Saran Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah keselamatan (safety first), dengan menggunakan pengaman mata, tangan dan
tubuh. dan juga menjaga dan merawat semua peralatan las yang digunakan agar tidak rusak dan tahan lama (awet). ( awet). ;Hanya Di Sini™