BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR LATAR BELAKANG BELA KANG
Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi central nervous sistem, sistem, yang biasanya biasanya dikenal dikenal dengan dengan meningens meningens (radang pada arachnoid arachnoid dan piamater). Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen infeksi, infeksi, trauma, trauma, kanker, kanker, atau penyalahgu penyalahgunaan naan obat. Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia, protozoa, dan jamur. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian. Perjalanan penyakit meningitis dapat terjadi secara akut dan kronis. ebany ebanyaka akan n kasus kasus mening meningitis itis diseba disebabka bkan n oleh oleh mikroo mikroorg rgani anisme sme,, seperti seperti virus virus,, bakteri,, jamur bakteri jamur atau parasit yang menyebar menyebar dalam dalam darah darah ke ke cairan otak. !aerah "sabuk meningitis" di Afrika Afrika terbentang terbentang dari #enegal #enegal di di barat ke $thiopia $thiopia di di timur. !aerah ini ditinggali kurang lebih %&& juta manusia. Pada ' terjadi *abah meningitis di mana +&.&&& orang menderita penyakit ini dengan +.&&& korban ji*a. Meningitis yg disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yg diseba disebabka bkan n oleh oleh bakter bakterii maupun maupun produk produk bakter bakterii lebih lebih berat, berat,-- kata kata !r. !r. #etyo #etyo andryastuti, #pA, !ivisi /eurologi !epartemen esehatan Anak 0#1M2345. 6akteri 6akteri pneumoko pneumokokus kus adalah salah satu penyebab penyebab meningitis meningitis terparah. Penelitian Penelitian yang diungkapkan diungkapkan konsultan penyakit penyakit menular menular dari 7eicester 7eicester 0oyal 0oyal 5nfirmary, 5nggris, !r Martin 8iselka, menunjukkan bah*a +&2%& persen pasien meninggal dunia akibat penyakit tersebut, hanya dalam *aktu 9: jam. Angka kematian kematian terbanyak terbanyak pada bayi dan orang lanjut usia. Pasien yang terlanjur terlanjur koma keti ketika ka diba diba*a *a ke ruma rumah h saki sakit, t, suli sulitt untu untuk k bisa bisa bert bertah ahan an hidu hidup. p. 5nfe 5nfeks ksii pneumokokus lebih sering terjadi pada anak dibanding dibanding orang de*asa karena tubuh anak belum bisa memproduksi antibodi yang dapat mela*an bakteri tersebut.
'
#ebany #ebanyak ak & persen persen pasien pasien mening meningiti itiss yang yang berhasi berhasill sembuh sembuh biasany biasanyaa mend mender erit itaa
keru kerusa saka kan n
otak otak perm perman anen en
yang ang
berd berdam ampa pak k
pada pada kehi kehila lang ngan an
pendengaran, kelumpuhan, atau keterbelakangan mental. omplikasi penyakit tersebut akan timbul secara perlahan dan semakin parah setelah beberapa bulan. Pender Penderita ita mening meningitis itis perlu perlu mendap mendapat at antibi antibioti otik k seseger sesegeraa mungk mungkin. in. Pera*a Pera*atan tan umumn umumnya ya dilaku dilakukan kan selama selama '&2'9 '&2'9 hari. hari. Pengob Pengobatan atan panjang panjang itu diang dianggap gap perlu perlu untuk untuk mencega mencegah h kompli komplikas kasii atau atau menceg mencegah ah infeks infeksii datang datang kembali. Pada kasus yang dianggap berat, diperlukan pera*atan intensif di 4;! dan ketersediaan ventilasi udara untuk membantu pernapasan.
B. TUJUAN
M0# A. 8 #jahranie = '+ #eptember +&'&
ANAMNESA
Alloanamnesa (oleh ayah dan ibu kandung pasien) Keluhan Utama = ejang Riwayat Penyait Sea!an" #
Pasien mengalami demam selama dua hari sebelum kejang, demam disertai menggigil, pasien sempat diberi obat penurun panas, tapi tidak ada perubahan dan selama demam pasien re*el dan tidak mau menyusu. 7alu pasien sempat kejang ' kali ' jam sebelum masuk rumah sakit 0#4 A8 #jahranie #amarinda. ejang terjadi selama menit, kejang seluruh tubuh dengan mata keatas. tanpa disertai muntah, #etelah kejang pasien tetap sadar (menangis ? re*el) sampai M0#. 7alu pasien kejang lagi ' kali selama menit saat sampai di rumah sakit. 0i*ayat kejang sebelumnya (2), ri*ayat trauma (2), 6A6 (@), 6A (@) normal.
Riwayat Penyait Dahulu #
%
Pe!tum$uhan Dan Pe!em$an"an Ana #
6erat badan lahir
= %&&& gr
Panjang badan lahir
= 9 cm
6erat badan sekarang
= ,+ kg (saat M0#, '& januari +&'&)
= cm
;igi keluar
=2
= + bulan
Miring
= bulan
= bulan
!uduk
=2
Merangkak
=2
6erdiri
=2
6erjalan
=2
6erbicara + suku kata
=2
Makan Minum anak = A#5
=2
!ihentikan
=2
#usu sapi?buatan
= & 2 sekarang, #;M, B'+& cc
6uah
= bulan
6ubur susu
= bulan
= bulan
Makanan padat dan lauknya
=2
Pemeliharaan Prenatal
= %B selama hamil
Periksa di
= 6idan
Penyakit kehamilan
= sakit kepala, muntah2muntah
Cbat2obatan yang sering diminum
= obat sakit kepala
Riwayat Kelahi!an #
7ahir di
= linik bersalin, ditolong oleh = bidan
6erapa bulan dalam kandungan
= bulan '' hari
9
>enis partus
= #pontan, bayi langsung menangis
Pemeliharaan postnatal = Periksa di
= tidak pernah (alasan jauh dari puskesmas)
eadaan anak
= sehat
eluarga berencana
=Da
Memakai sistem
= #untik tiap % bulan
#ikap dan kepercayaan
= 6aik
IMUNISASI
5munisasi
4sia saat imunisasi 5
55
555
5E
6ooster 5
6ooster
61; Polio
2 2
???????????? 2
???????????? 2
???????????? 2
???????????? 2
55 ???????????? 2
1ampak !P<
2 2
2 2
???????????? 2
???????????? ????????????
???????????? 2
???????????? 2
epatitis 6
2
2
2
??????????
2
2
PEMERIKSAAN %ISIK
!ilakukan pada tanggal '' >anuari +&'& 6erat badan
= , kg
Panjang 6adan
= cm
Tanda Vital /adi
= '% kali?menit
#uhu badan
= %:o1
3rekuensi nafas
= % kali?menit
esan umum
= sakit sedang
esadaran
= compos mentis
epala 0ambut
= itam
7ingkar kepala
= 9& cm
4bun2ubun besar
= tegang
Mata
= Anemis (2?2), 5kterik (2?2), #ianosis (2?2), 0efleks 1ahaya (@?@), Pupil= 5sokor (+mm?+mm).
idung
= #umbat (2), #ekret (2) = 6ersih, #ekret (2) = 7idah bersih, 3aring iperemis (2), mukosa bibir basah, pembesaran
7eher Pembesaran elenjar
= (2)
!ada 5nspeksi
= ;erakan simetris
Palpasi
=
Perkusi
= #onor
Auskultasi
= Eesikuler, 0onkhi (2?2), Wheezing (2?2)
>antung #'?#+ tunggal reguler 6ising
= (2)
Abdomen 5nspeksi
= 3lat
Palpasi
= #oefl, /yeri tekan sulit dievaluasi, epar? lien tidak teraba,
Perkusi
=
Auskultasi
= 6ising usus (@) normal
;enitalia
= !alam batas normal
$kstremitas
= Akral hangat, $dema (2)
7ain2lain
=
0efleks patologis = 6abinski (@) 1hadock (2) Cpenheim (2) ;ordon (2)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal '&2&'2+&'&) 7eukosit
= '.9&& ? mm %
b
= '&,+ gr?dl
t
= +, F
= %%.&&&? mm %
/a
= '9'
= 9,'
1l
= '&
4reum
= 9,+
1reatinin
= &,:
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal '%2&2+&'&) 7eukosit
= +.'&& ? mm %
b
= '&, gr?dl
t
= %',& F
= 9:.&&&? mm %
#;C<
=
#;P<
= 9
4reum
= 9,
1reatinin
= ',9
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal '%2&2+&'&) AP<< = 2 ontrol = %&, detik 2 Pasien = +9, detik P<
= 2 ontrol = '+, detik 2 Pasien = ', detik
4rine 7engkap = 6>
= '&%&
8arna
= uning
ejernihan
= keruh
p
=
#el epitel
= @
7eukosit
= +2%
$ritrosit
= &2'
ristal
= 4ric acid (@)
3eces 7engkap =
:
8arna
= hitam
onsistensi
= lembek
!arah = (2) 7ender = (2) $ritrosit = '2+ 7eukosit = '2+ Amuba= (2) ista = (2)
Pemeriksaan cairan otak: (tanggal '92&2+&'& di 7aboratorium A. 8. #jahranie) A. Makroskopis
− ejernihan
= Agak keruh
− 8arna
= Putih kekuningan
6. Mikroskopis a. itung sel
= : sel (normal= &2?mm%, abnormal= '& sel ?mm %
untuk orang de*asa) b. itung jenis
− Mononuklear = %&F − Polinuklear
= &F
1. Protein
−
= (@) positif
−
= (@) positif
−
= (@) positif
;lukosa
= ' mg?dl
Protein
= '++ mg?dl
Dia"n&'i' Ke!(a Sementa!a #
#uspect Meningoensefalitis
PENATALAKSANAAN #
C+ '2+7?Menit 5E3! A$/9A :gtt?menit 1efotaBim %B+& mg iv !eBamethason % mg iv (bolus) kemudian setelah '+ jam %B' mg iv Phenytoin +B', mg iv 3armadol '&&mg ? jam atau !umin rectal '+mg 6ila kejang, diazepam +mg iv 0anitidin %Bmg iv
P!&"n&'a #
!ubia et malam
'&
%&ll&w)U*
# C !emam (@), $+M%E' Muntah (2), 4bun2ubun tegang ejang (@) /= '% B?menit, esadaran 00= % B?menit, <= menurun %:G1. 0eflek cahaya (@? @), 0onki (2?2) − Akral hangat
A Meningoencephal itis
'%2&2+&'&
!emam (@), $'M9E' muntah (2), 4bun2ubun tegang ejang (@) /= '9& B?menit, esadaran 00= % B?menit, <= menurun %:,+ G1. (@) 0onki (@?@) $kstremitas= − Akral hangat
Meningoencephal /ebulizer ventoline ? 9jam itis Aminofusin :gr?hari ;entamisin +B',mg iv 1ek !7, 7$!, #;C#;P<, 4reum?1reatinin, elektrolit, 47
'92&2+&'&
!emam (@), $+M9E' muntah (2), ejang (@) /= '% B?menit, Penurunan 00= % B?menit, <= %:,%G1. 0eflek cahaya (@? @), /;< (cokelat) 6A6 (@) hitam !emam (2), $+M9E' muntah (2), /= '%+ B?menit, batuk (@) 00= +: B?menit,
Meningoencephal itis
3enitoin +B+&mg ? 5E
Meningoencephal itis
66= '+ kg
'2&2+&'&
P C+ '2+7?Menit 5E3! A$/9A :gtt?menit 1efotaBim %B+& mg iv !eBamethason % mg iv (bolus) kemudian setelah '+ jam %B' mg iv Phenytoin +B', mg iv 3armadol '&&mg ? jam atau !umin rectal '+mg 6ila kejang, diazepam +mg iv Puasa, pasang /;< 0anitidin %Bmg iv
''
ejang (2) esadaran menurun (@) '2&2+&'&
!emam (2), kejang (2), sadar (@)
<= %,: G1. 0eflek cahaya (@? @), pupil isokor +mm?+mm. 0h= 2?2 , 8h= 2?2 /= '%+ B?menit, 00= %+ B?menit, <= %,+ G1.
'2&2+&'&
!emam (2), kejang (2), sadar (@)
/= '+: B?menit, 00= +: B?menit, <= %,: G1.
Meningitis purulenta
':2&2+&'&
!emam (2), kejang (2), 6atuk (@) berdahak
/= '%+ B?menit, 00= +: B?menit, <= %,: G1. 0h 2?2, 8h 2?2
Meningitis purulenta
+&2&2+&'&
!emam (@), /= '%+ B?menit, kejang (2) 00= %+ B?menit, <= %:,& G1. 0h 2?2, 8h 2?2
Meningitis purulenta
+'2&2+&'&
!emam (2), kejang (2), 6atuk (@)
/= '+: B?menit, 00= +: B?menit, <= %,& G1. 0h @?@, 8h 2?2
Meningitis purulenta @ miliaria
/ootropil inj. ;anti oral %B'&&mg Phenytoin inj. ;anti oral +B+& mg onsul bagian kulit= Advise = betamethason cream +B?hari 1aladin po*der +B?hari Eentolin, nebulasi ? 9jam
++2&2+&'&
!emam (2), /= '%+ B?menit, kejang (2), 00= +: B?menit, <= 6atuk (@) J, %, :G1. 6A6 cair 0h @?@, 8h 2?2 +B Mencret K /= '+: B?menit, B 00= %+ B?menit, <= 6atuk JJ, %, +G1.
Meningitis purulenta
+%2&2+&'&
Meningitis purulenta
A$/ 9A : gtt?menit /eebulizer stop Aff !1 A#5?PA#5 :B&cc (/;< @ oral) 0anitidine @ transamin @ farmadol stop !eBamethason (kamis2jumHat) +B' mg iv, dilanjutkan (sabtu2 minggu) 'B'mg iv
Linkid 'B' tablet
'+
+92&2+&'&
+2&2+&'&
+2&2+&'&
demam (2), kejang (2) !emam (2), kejang (2), 6atuk (@)J, 6A6 cair J !emam (2), kejang (2), 6atuk (@)J, 6A6 cair (2) !emam (2), kejang (2), 6atuk (2)J, 6A6 cair J
0h @?@, 8h 2?2 /= '+& B?menit, 00= +: B?menit, <= %,+G1. 0h @?@, 8h 2?2
Meningitis purulenta
/= '+: B?menit, 00= %+ B?menit, <= %,G1. 0h 2?2, 8h 2?2
Meningitis purulenta
/= '+ B?menit, 00= %& B?menit, <= %,G1. 0h 2?2, 8h 2?2
Meningitis purulenta
Pasien boleh pulang
urva #uhu
'%
BAB III PEMBAHASAN
Re'ume Ma'u Rumah Sait
Pasien /A, umur bulan, masuk rumah sakit dengan keluhan kejang. !ari hasil anamnesa didapatkan kejang dialami pasien sejak ' jam sebelum masuk rumah sakit A. 8. #jahranie #amarinda. ejang terjadi selama menit, kejang seluruh tubuh dengan mata keatas, tanpa disertai muntah. Pasien kejang lagi selang *aktu + jam setelah kejang pertama selama menit. #ebelumnya Pasien mengalami demam tinggi selama dua hari sebelum kejang, demam disertai menggigil, pasien sempat diberi obat penurun panas, tapi tidak ada perubahan dan selama demam pasien re*el dan tidak mau menyusu. 0i*ayat kejang sebelumnya (2), ri*ayat trauma (2), 6A6 (@), 6A (@) normal. !ari pemeriksaan fisik didapatkan, kesadaran $+M%E', tanda vital= nadi '9& kali?menit, suhu badan 9&,+ G1, frekuensi nafas 9& kali?menit. 0efleks cahaya (@? @), pupil isokor (+mm?+mm). Pemeriksaan thoraB dan abdomen dalam batas normal. #edangkan pada ekstremitas, spastik ekstensi pada ekstremitas atas deBtra et sinistra dan spastik pada ektremitas ba*ah deBtra et sinistra, serta tidak di dapatkan adanya refleks patologis dan tanda rangsangan meningeal. Pada pemeriksaan laboratorium yaitu darah lengkap, ditemukan peningkatan dari jumlah leukosit, yang menandakan terjadinya proses infeksi. Pada pasien ini juga telah dilakukan pemeriksaan cairan lumbal dan 1< scan kepala.
Pem$aha'an
!ari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada pasien ini di dapatkan diagnosis meningitis purulenta dengan gizi baik. !alam teori, meningitis mempunyai pelbagai penyebab, namun gejala klinis meningitis lebih kurang sama dan khas, sehingga gejala tersebut dapat digunakan sebagai diagnosis a*al. ;ejala ini bisa diperoleh dari anamnesa yaitu= suhu tubuh mendadak naik seringkali ditemukan hiperpireksia, kesadaran dengan cepat menurun, pada anak agak besar sering mengeluh nyeri kepala sebelum
'9
kesadarannya menurun, ada kejang yang dapat bersifat umum, fokal, atau hanya twitching saja.+ Pada meningitis biasanya gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta apa yang menyebabkannya. ;ejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. #etelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. ;ejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat re*el, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan. (>apardi, 5skandar., +&&+). arum menyedap contoh cairan sumsum tulang belakang.
'
;ambaran dari pemeriksaan 1<2#can?M05 kepala pada pasien meningitis adalah normal pada a*al penyakit. #eiring berkembangnya penyakit, gambaran yang sering ditemukan adalah kelainan di daerah basal, tampak hidrosefalus komunikans yang disertai dengan tanda2tanda edema otak atau iskemia fokal yang masih dini. ,:,'+ sedangkan pada pasien ini, gambaran 1<2#can kepalanya normal. Pengobatan meningitis dapat diobati,tetapi tergantung dari penyebabnya. Pengobatan meningitis dapat dilakukan terapi.
mg intravena. !apat pula ditambahkan seftriakson 9 N gram intravena. 1airan intravena oreksigangguan asaam2basa dan elektrolit ortikosteroid . 6erikan deksametason &, mg?kg66?hari selama '9 hari,'2+& menit sebelum pemberian antibiotik
Antibiotik.
Antibiotik yang digunakan untuk Meningitis Bakterial
'
Kuman H.influenzae S.pneumoniae
Anti$i&ti Ampisilin, kloramfenikol, seftriakson, sefotaksim Penisilin, kloramfenikol, sefuroksim, seftriakson ,
N.meningitidis Stafilokok Gram negative
vankomisin Penisilin, kloramfenikol, sefuroksim, seftriakson /afsilin, vankomisin, rifampisin #efotaksim, seftazidim, seftriakson, amikasin
Dosis yang diberikan Untuk Meningitis Bakterial Anti$i&ti Am*i'ilin Kl&!am+eni&l Se+u!&'im Se+&ta'im Se+t!ia'&n Se+ta,i-im Gentami'in Amia'in
ortikosteroid,
D&'i' +&&2%&&mg?kg66?hari(tunggal 9&&mg) '&&mg?kg66?hari/eonatus =&mg?kg66?hari +&mg?kg66?hari +&&mg?kg66?hari /eonatus &2 hari='&&mg?kg66?hari '&&mg?kg66?hari '&mg?kg66?hari /eonatus =&2&mg?kg66?hari /eonatus &2hari =mg?kg66?hari 2+:hari=,mg?kg66?hari '&2'mg?kg66?hari
biasanya
dipergunakan prednison dengan dosis
'2+
mg?kg66?hari (dosis normal +& mg?hari dibagi dalam % dosis) selama 92 minggu, setelah itu dilakukan penurunan dosis secara bertahap (tappering off) selama 92 minggu sesuai dengan lamanya pemberian regimen. Pemberian kortikosteroid seluruhnya adalah lebih kurang % bulan. 5ndikasi kortikosteroid antara lain tekanan intrakranial yang meningkat, adanya defisit neurologis, mencegah perlekatan araknoidea pada jaringan otak.','&,'+ !ari alloanamnesa ditemukan kejang pada pasien ini, dimana sebelumnya didahului dengan demam tinggi selama + hari tanpa penyebab yang jelas dan setelah panas hari ke2+, pasien mengalami kejang yang bersifat umum (seluruh tubuh), lama kejang O menit, sebanyak + kali selang *aktu + jam, sebelumnya belum pernah kejang. ejang yang berulang pada pasien ini mungkin disebabkan nilai ambang yang rendah terhadap setiap peningkatan suhu tubuh ' &1 (proses
'
ekstrakranial) atau mungkin dapat disebabkan suatu proses intrakranial akibat infeksi di otak dan ini diperkuat keluhan pasien yang re*el serta tangisannya yang cukup keras. Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunan kesadaran , refleks cahaya (@? @), pupil isokor (+mm?+mm), 4bun2ubun besar tegang, refleks patologis (@), kaku kuduk (2), brudzinski 5 (2), brudzinski 55 (2), kernig (2). 6erdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, mengarah pada kecurigaan meningitis, sehingga diganosa meningitis dapat ditegakkan. /amun, berdasarkan literatur yang diperoleh pada pasien ini tidak disertai dengan tanda rangsang meningeal, hal ini disebabkan karena tanda rangsang meningealvbelum muncul atau sulit didapatkan pada anak usia diba*ah satu tahun. #etelah diagnosa meningitis ditegakkan, maka untuk memastikan jenis dan penyebab meningitisnya, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lumbal punksi. Pada pasien ini, cairan lumbal yang diperiksa di laboratorium 0#4 A.8. #jahranie adalah= cairannya agak keruh ber*arna putih kekuningan, jumlah sel : sel?mm %, PM/ &F, M/ %&F,. protein= test 6usa (@) positif, test Pandy (@) positif, test /onne?Apel (@) positif, glukosa ' mg?dl, protein '++ mg?dl. !ari hasil peneriksaan cairan lumbal, dapat disimpulkan jenis meningitisnya adalah meningitis purulenta, yang didasarkan dengan cairannya yang keruh, peningkatan sel PM/ &F, none pandy test positif, dan peningkatan jumlah protein dibandingkan glukosanya. /amun belum bisa dipastikan penyebabnya, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan tambahan berupa kultur cairan lumbal apakah ada pertumbuhan kuman atau tidak.
Pada pasien ini tidak dilakukan uji tuberkulin (MantouB test). /amun tidak menyingkirkan kemungkinan diagnosa bisa kearah meningitis <6, karena pada pasien ini memiliki ri*ayat belum pernah imunisasi 61;, dibuktikan dari anamnesa pada orang tua pasien, dan pemeriksaan fisik dengan tidak ditemukannya scarr ( jaringan parut ) pada lengan kanan atas pasien, tapi tidak ditemukan adanya pembesaran ;6 yang mendukung diagnosa menderita penyakit <6. Pasien ini juga telah dilakukan pemeriksaan 1< scan kepala, dan dari hasilnya diperoleh kesimpulan gambaran yang masih dalam batas normal.
':
Pada pasien ini tidak didapatkan tanda2tanda klinis kurang gizi yaitu seperti pasien kurus, kulit kering, dan berat badan pasien saat M0# adalah ,+ kg dan tinggi badannya adalah cm. #tatus gizi pasien ini dapat ditentukan menggunakan L2score 8C. 6erdasarkan L2score 8C maka status gizi pasien termasuk gizi baik. #aat masuk rumah sakit, berat badan pasien adalah ,+ kg dan setelah menjalani pera*atan di rumah sakit, berat badan pasien menjadi , kg. al ini menunjukkan bah*a ada peningkatan berat badan setelah di ra*at di rumah sakit. al ini perlu menjadi perhatian khusus bagi kita bah*a, sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan gizi pasien terutama yang dira*at dalam jangka *aktu yang lama. #ehingga pada pasien ini diberikan A#5?PA#5 +Bcc melalui selang /;<, hasilnya pasien mengalami perbaikan gizi ditandai dengan peningkatan berat badan &,% kg selama pera*atan di 0#4 A.8 #jahranie. !engan
demikian
berdasarkan
anamnesa,
pemeriksaan
fisik,
dan
pemeriksaan penunjang yang ditandai dengan cairan lumbal yang keruh, peningkatan sel PM/ &F, none pandy test positif, dan peningkatan jumlah protein
dibandingkan
glukosanya,
dan
peningkatan
leukosit
darah
dari
'.9&&?mm% menjadi +.'&&?mm % sehingga dapat disimpulkan diagnosa penyebab meningitis purulenta. Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah= C + '2+7?Menit, 5E3! A$/9A :gtt?menit, 1efotaBim %B+& mg iv, !eBamethason % mg iv (bolus) kemudian setelah '+ jam %B' mg iv, Phenytoin +B', mg iv, 3armadol '&&mg ? jam atau !umin rectal '+mg, 6ila kejang berikan diazepam +mg iv, dipuasakan, dipasang /;<, 0anitidin %Bmg iv,
memenuhi standar pengobatan,
dimana selain memperbaiki keadaan umum dan nutrisinya, juga diberikan pengobatan
berdasarkan
penyebabnya
dengan
pemberian
antibiotik
dan
Pemberian kortikosteroid (deksamethasone +B+, mg iv) untuk mencegah perlekatan araknoidea pada jaringan otak, tekanan intrakranial yang meningkat, dan adanya defisit neurologis. '
'
Prognosis pada pasien ini berbanding lurus dengan tahapan klinis saat pasien didiagnosis dan diterapi. #emakin lanjut tahapan klinisnya , semakin buruk prognosisnya. Adanya hidrosefalus disertai kelainan (enhacement) daerah basal pada pemeriksaan 1<2scan menunjukan tahap lanjut penyakit dengan prognosis yang buruk. '
+&
BAB I PENUTUP
A. KESIMPULAN
'.
Pasien di diagnosa meningitis purulenta. !iagnosa meningitis purulenta ini dibuat dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
+.
Pasien mendapat terapi meningitis sesuai dengan penyebabnya yaitu adanya dugaan infeksi bakteri pada ##P (susunan syaraf pusat) nya.
B. SARAN
'.
Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang tambahan berupa kultur cairan lumbal, kultur bilasan cairan lambung untuk membantu dan menegakkan diagnosa pasti meningitis serosa nya.
+.
Perlu dilakukan anamnesa ulang yang lebih teliti lagi pada keluarga pasien apakah terdapat ri*ayat kontak dengan penderita <61 di lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.
%.
Pada pasien ini juga perlu dilakukan pemantauan berat badan setiap hari serta kebutuhan gizinya agar tidak lebih memperburuk keadaan umumnya.
+'
DA%TAR PUSTAKA
'. 5!A5. +&&9. Stan-a! Pelayanan Me-i' Ke'ehatan Ana . >akarta +. Mardjono M., #idharta P. +&&:. Neu!&l&"i Klini' Da'a!. !ian 0akyat. >akarta. %. #ch*artz 8. +&&9. Pe-&man Klini' Pe-iat!i. $;1. >akarta 9. Mansjoer A, #uprohaita, 8aedhani 5, Ke-&te!an . Media Aesculapius. >akarta.
dkk.
+&&.
Ka*ita Seleta
. Price #. 8ilson 7. +&&. Pat&+i'i&l&"i K&n'e* Klini' P!&'e')P!&'e' Penyait. $disi Eolume +. $;1. >akarta. . !avey P. +&&. At a Glan/e Me-i/ine . $rlangga. >akarta. . ull !., >ohnston !. +&&:. Da'a!)Da'a! Pe-iat!i . $disi %. $;1. >akarta. :. arsono,dkk. +&&. Buu A(a! Neu!&l&"i Klini'. ;adjah Mada 4niversity Press= Dogyakarta.
++
Ba"ian Ilmu Penyait Ana
La*&!an Ka'u'
%aulta' Ke-&te!an Umum Uni0e!'ita' Mulawa!man
MENINGITIS PURULENTA
Di'u'un Oleh # Awan" He!ia-y 12.31314.11151.16
Pem$im$in" # -!. H.M. A-nan S*.A
Di$awaan Dalam Ran"a Tu"a' Ke*anite!aan Klini Ba"ian Ilmu Penyait Ana %aulta' Ke-&te!an Uni0e!'ita' Mulawa!man Sama!in-a 4121
+%