BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat penusukan bisa dipilih dari ujung jari tangan, cuping telinga, dan untuk bayi biasanya dari ujung jari kaki atau sisi lateral tumit. Jangan menusuk pada bagian tangan bayi karena akan tertusuk tembus hingga ke tulang sehingga akan menyebabkan kerusakan jaringan tulang pada bayi. Dalamnya tusukkan maksimal 2,5 mm, karena bila melebihi pada bayi akan terkena tulang kalkaneus. Tempat yang dipilih tidak boleh 4 Flebotomi sederhana terlihat adanya gangguan peredaran darah seperti cyanosis (kebiruan) atau pucat. Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil. Pengambilan darah umumnya yang diberikan kepada analis kesehatan hanya untuk memperoleh spesimen darah yang berasal dari vena dan kapiler, Hal ini memberikan sinyal bahwa pengambilan darah hanya untuk membantu analis kesehatan untuk memperoleh darah, bukan menjadi suatu keahlian profesional. Sehingga pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum pengambilan darah vena dengan menggunakan winged needle. 1.2 Tujuan Praktikum Untuk mengetahui cara pengambilan darah vena menggunakan winged needle sesuai dengan SOP. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida.
(Evelyn C. Pearce,
2006) Cara ini digunakan bila jumlah darah yang digunakan atau dibutuhkan sedikit yaitu kurang dari 0,5 ml darah. Biasanya digunakan hanya untuk satu atau dua macam pemeriksaan saja. Misalnya hanya untuk hemoglobin, hapusan darah, eritrosit atau hitung leukosit. Secara umum tidak ada perbedaan yang bermakna antara darah kapiler dan darah vena sebagai spesimen pemeriksaan hematologi, asalkan proses pengambilannya mengikuti ketentuan yang baku dan tidak tercampur cairan jaringan atau alkohol 70% antiseptik. Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006). Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan nama flebotomi. Flebotomi (bahasa inggris : phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan
tomia.
Phleb
berarti
pembuluh
darah
vena
dan
tomia
berarti
mengiris/memotong (“cutting”). Dahulu dikenal istilah venasectie (Belanda), venesection atau venisection (Inggris). Jadi tidaklah tepat karena flebotomi sebenarnya diarahkan pengambilan darah dengan cara vena seksi (vena section)
dan tidak sempit maknanya juga karena mencakup darah vena, kapiler dan darah arteri. Darah vena diperoleh dengan jalan punksi vena. Jarum yang digunakan untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar, sedangkan ujungnya harus runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan untuk memakai jarum dan semprit yang disposable; semprit semacam itu biasanya dibuat dari semacam plastik. Baik semprit maupun jarum hendaknya dibuang setelah dipakai, janganlah disterilkan lagi guna pemakaian berulang. Semprit yang banyak dipakai untuk pemeriksaan hematologi ialah yang mempunyai volume 2 dan 5 ml. Dianjurkan pula menggunakan “jarum – jarum steril“. Teknik pengambilan menggunakan tabung hampa (vacutainer, venoject) yakni jarum yang diperlengkapi dengan tabung gelas hampa udara; pada waktu melakukan pungsi vena, darah terisap ke dalam tabung itu. Alat ini dapat digunakan 1 kali saja. Memakai jarum – tabung ini ada keuntungan tambahan karena darah yang diperoleh dalam keadaan tidak terkontaminasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy 1. Pelaksanaan phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 3. Peralatan phlebotomy dan cara penggunaanya. 4. Keadaan pasien. Hemolisis
adalah
kerusakan
dari
membrane
sel
darah
merah,
menyebabkan pembebasan hemoglobin dan komponen internal lainya kedalam cairan sekitarnya. Hemolisis dideteksi secara visual dengan menampilkan warna merah dalam serum atau plasma.
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan a. Alat 1. Lanset steril 2.
Spoit 3 cc
3.
Torniquet
4.
Kapas
5.
Alkohol 70%
3.2 Prinsip Kerja a.Pengambilan darah kapiler Dilakukan penusukan pada ujung-ujung jari tangan atau cuping dengan kedalaman tertentu sehingga didapatkan sample darah. b. Pengambilan darah vena Dilakukan tusukan pada vena yang cukup besar yaitu vena difosa cubiti. bahkan dari sinus sagitalis superior untuk mendapatkan sample darah. 3.3 Cara Kerja A. Pengambilan darah kapiler 1. Tempat yang akan ditusuk harus diberi dengan antiseptik Alkohol 70%, lalu dibiarkan kering. 2. Kulit setempat ditegangkan dengan memijat antara dua jari. 3. Penusukkan dilakukan dengan gerakkan yang cepat dan tepat sehingga terjadi luka yang dalamnya 3 mm. 4. Pada jari tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis – garis sidik jari kulit dan jangan sejajar. 5. Tetesan darah pertama harus dihapus dengan kapas atau tissue bersih dan kering karena ini mungkin tercampur dengan alkohol. 6. Tetesan darah yang keluar selanjutnya dapat digunakan untuk pemeriksaan hematologi.
B. Pengambilan darah vena 1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum. 2.
Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
3.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
4.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
5.
Minta pasien mengepalkan tangan.
6.
Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
7.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal.
8.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
9.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Setelah darah sudah muncul maka hisaplah darah dengan menggunakan spoit.
10. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 1-2 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan. 11. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
BAB
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil a. Penegambilan darah kapiler b. Pengambilan darah vena 1.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini kita akan melakukan teknik pengambilan darah kapiler dan darah vena menggunakan metode semprit. Pengambilan darah kapiler dan darah vena pada pasien berhasil dilakukan. Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan. Bila kulit sekitar luka tak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan darah yang keluar tak dapat mengumpul pada tempat itu, melainkan segera menyebar disekitarnya, sehingga darah tidak dapat diperoleh secara sempurna. Pengambilan darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan (seperti terdapat luka pada daerah tersebut) maka, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Pengambilan darah pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah : a. Pemasangan torniquet (pembendung vena) Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras
dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan
elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total). Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma. b. Penusukan Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma. Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan. c. Jumlah Sample Jumlah sampel yang dibutuhkan tergantung pada banyak faktor. Lab masing-masing berbeda dalam jumlah darah atau cairan tubuh lainnya atau jaringan yang diperlukan untuk melakukan analisis. Secara umum, jika darah dijalankan dengan menggunakan alat analisis otomatis modern, jumlah darah mungkin 10 ml atau kurang untuk setiap tes. Jika tes dijalankan secara individual, atau jika tes rumit, jumlah yang lebih besar darah mungkin diperlukan.
BAB V KESIMPULAN Pada praktikum kali ini disimpulkan Pengambilan darah kapiler adalah pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir dan juga darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.
DAFTAR PUSTAKA Ulti. Iskandar. Assyfa, 2016. Pengambilan Sampel Darah. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Ulya,
Faizatul.
2016.
Flebotomi
Sederhana.
Semarang:
Universitas
Muhammdiyah Semarang Marya Ulfa Karina. 2016
Pengambilan Darah Kapiler Dan Darah Vena.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang