1.1. FUNGSI KAPILER DARAH
Bekerja sebagai medium untuk penyaluran makanan, mineral, lemak, glukosa, dan asam amino ke jaringan. Juga merupakan medium untuk mengangkat bahan buangan
1.2. MEKANISME SIRKULASI KAPILER DARAH Peredaran darah dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu 1. Sistem kardiovaskuler merupakan sub sistem sirkulasi yang bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh. 2. Sistem sirkulasi limfatik Terdiri dari kelenjar limfe, pembuluh limfe dan cairan limfe atau getah bening. Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi berupa sari makanan yang diperlukan sel/jaringan untuk metabolisme.
Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme berupa ekskret untuk dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskuler ini mempunyai karakter yang khas yaitu : selalu cairan berupa darah pada
manusia berada di dalam pembuluh darah sehingga peredarannya tertutup
Sistem Peredaran Darah Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi darah).
Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu 1. sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar) 2. Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil). Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).
Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru. ( Jantung - Paru paru - Jantung lagi)
Detailnya darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melaluiarteri pulmonalis, darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui alveolus paru-paru ke atmosfer.
Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.
Dari pemahaman itu maka 1. Arteri Pulmonalis adalah satu satunya aretri yang kaya Carbon dioksida 2. Vena Pulmonalis adalah satu satunya pembuluh darah vena / balik yang kaya akan Oksigen
sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar)
Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar / Magna sirkulatoria adalah srikulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru).( Jantung - Tubuh - Jantung )
Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian pembuluh darah Aorta bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagii membentuk aeteriol / arteri yang lebih kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke seluruh sel tubuh kita .
Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung bagian kanan tepatnya ke serambi kanan)/ ventrikel dexter melalui vena cava baik Vena cava superior ( tubuh sebelah atas jantung ) maupun Vena cava inferior
Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah.
Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta.
Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola / pembuluh kapiler.
Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena - vena cava (pembuluh balik).
Jantung Sebagai Pompa
Darah diedarkan ke seluruh tubuh dengan cara dipompa oleh jantung.
Artinya darah dari tubuh masuk ke rongga jantung , kemudian dengan melakukan kontraksi relaksasi ( berdetak ) memungkinkan darah dari rongga jantung keluar dari jantung
Jadi adanya detakan itulah jantung bisa membesar dan mengecil sehingga dalam rongganya terjadi perubahan tekanan , ketika rongga itu membesar maka tekanan di dalam rongga kecil sehingga rongga bisa menerima darah. OK
Secara fungsional pompa jantung dibagi menjadi pompa jantung kanan yang memompa darah ke sirkulasi pulmonal dan pompa jantung kiri yang memompa darah ke sirkulasi sistemik / ke seluruh tubuh .
Jantung memompa darah dengan cara kontraksi (sistol) dan (diastol). Jantung dapat bekerja dengan cara memompa karena mempunyai lapisan miokardium yang sangat istimewa dan tentu sekali lagi berongga dalamnya
Ada 4 rongga pada jantung kita meliputi serambi kanan dan kiri serta bilik kanan dan kiri
Masing masing rongga terjadi kontraksi dan relaksasi maka tugas masing nasing rongga itu tentu mempunyai 2 peran menerima dan memberi artinya menerima ketika rongga jantung besar dan memberi ketika rongga itu dikecilkan karena otot jantungnya berkontraksi
misalnya secara mudah tugas serambi kanan , jika ruang jantung serambi kanan itu besar maka tekanan rongga serambi itu kecil sehingga darah dari tubuh lewat pembuluh darah vena cava masuk keserambi ,
Namun ketika serambi kanan itu berkontraksi maka ruang jantung itu mengecil rongganya akibatnya darah yang ada di dalamnya akan tertekan keluar rongga , maka mengalirlah darah dari serambi kanan ke bilik kanan melalui valvula trikuspidalis mengingat tekanan di bilik kanan itu kecil karena ruangannya masih besar
Jadi tugas serambi kanan adalah 1. menerima darah dari tubuh yang tekanannya masih besar karena tekanan dari bilik kiri 2. memberikan darah ke bilik kanan
begitu seterusnya tugas dan perang masing rongga itu
OK
Sifat istimewa dari miokardium adalah :
Bekerja secara miogenik dan ritmik
Stimulus awal untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari jantung itu sendiri yaitu dari nodus sinoatrial (SA node), bukan dari sistem saraf.
Pompa jantung ini bersifat otomatis dan bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan jaringan tubuh terhadap oksigen dan nutrisi.
Setiap menit SA node mencetuskan impuls sekitar 70-80 kali/menit.
Perambatan impuls (interkoneksi) antar sel miokardium terjadi sangat cepat
Miokardium terdiri dari dua bagian besar yaitu sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel.
Setiap sel miokardium dipisahkan oleh diskus interkalaris yang memungkinkan perambatan terjadi dengan sangat cepat.
Durasi potensial aksi 100 kali lebih lama dari otot rangka
Miokardium mempunyai daya tahan kontraksi lebih lama dari otot rangka.
Apabila dalam satu menit jantung berkontraksi rata-rata 70 kali/menit maka pada seseorang yang berusia 70 tahun jantung berkontraksi sebanyak 2.540.160.000 kali.
Macam-macam peredaran darah : 1. Peredaran darah kecil, melalui : Ventrikel kanan ke arteri pulmonalis ke paru-paru ke vena pulmonalis ke atrium kiri. Ringkasnya Jantung ke paru-paru ke jantung 2. Peredaran darah besar, melalui : Ventrikel kiri ke aorta ke arteri ke arteriola ke kapiler ke venula ke vena ke vena cava superior dan vena cava inferior ke atrium kanan.Atau : Ringkasnya dari Jantung ke seluruh tubuh ke jantung 3. Sistem portae Darah sebelum masuk kembali ke jantung terlebih dahulu masuk ke dalam suatu organ yang disebut sistem portae . Pada mamalia/ manusia hanya terdapat satu sistem portae yaitu sistem portae hepatica. pembuluh ini kaya makanan karena mendapatkan makanan dengan menyerap makanan dari jonjot usus , di katak terdapat sistem porta berupa Venaporta renalis dari tungkai belakang ( Kaki) ke ginjal di saring darahnya baru ke jantung
Pembuluh limpha (pembuluh getah bening) Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan 1. Pembuluh limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di pembuluh balik di bawah selangka kanan. 2. Pembuluh limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian lain danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus. Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang berperan dalam pemberantasan kuman penyakit. Sekali lagi
limpha disebut juga getah bening,
limpha merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting dari darah.
Ada beberapa perbedaan antara limfa dengan darah.
Di antaranya dapat dijelaskan di bawah ini.
1. Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. 2. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. 3. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi.
Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus
Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan bagian ujung terbuka.
Dari bagian yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfa.
Pembuluh limfa mempunyai fungsi seperti berikut. 1. Mengangkut cairan dan protein dari jaringan tubuh ke dalam darah. 2. Menghancurkan kuman penyakit. 3. Menghasilkan zat antibodi. 4. Mengangkut emulsi lemak dari usus ke dalam darah. Pembuluh limfa utama dalam tubuh terdiri atas bagian-bagian berikut. 1. Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe kanan merupakan tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan. 2. Duktus toraksikus (pembuluh limfa dada) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas. Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini menghasilkan zat antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.
1.3.STUKTUR KAPILER DARAH
Pada rangkaian mesentrium, darah memasuki kapiler melalui arteriol dan meninggalkan arteri melalui venula. Darah yang berasal dari arteriol akan memasuki metarteriol atau arteriol terminalis dan yang mempunyai struktur pertengahan antara arteriol dan kapiler. Sesudah meninggalkan metarteriol , darah memasuki kapiler yang berukuran besar disebut saluran istimewa dan yang berukuran kecil disebut kapiler murni. Sesudah melalui kapiler, darah kembali ke dalam sistemik melalui venula. Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali lipat. Metarteriol tidak mempunyai lapisan otot yang bersambungan, namun mempunyai serat-serat otot polos yang mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang bersambungan. Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat otot polos mengelilingi kapiler yang disebut dengan Sfingter prekapiler yang dapat membuka dan menutup jalan masuk ke kapiler. Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan ototnya lebih lemah.
1. Kapiler darah dibagi menjadi 3 jenis utama : 1. Kapiler sempurna Bayak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf pusat dan kulit. Sitoplasma sel endotel menebal d tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya. 2. Kapiler bertingkat Kapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus,glomerulus,ginjal dan pancreas. Sitoplasma tipis dan tempat pori-pori.
3. Kapiler sinusidal Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal.
2.1 TEKANAN HIDROSTATIK DAN TEKANAN KOLOID OSMOTIK PROTEIN DARAH DAN TEKANAN HIDROSTATIK CIT
Tekanan osmotik koloid plasma / tekanan onkotik adalah gaya yang disebabkan oleh dispersi koloid protein protein plasma, tekanan ini ini mendorong pergerakan cairan kedalam kapiler. Tekanan koloid plasma rata rata adalah 25 mmHg. Tekanan hidrostatik cairan interstisium adalah tekanan cairan yang bekerja dibagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium, tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Hukum starling : kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing kompartemen.
Tekanan Hidrostatik Kapiler ( Pc ) Tekanan cairan/hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini mendorong cairan dari membran kapiler untuk masuk ke dalam cairan interstisium. Secara rata rata, tekanan hidrostatik di ujung arteriol kapiler jaringan adalah 37 mmHg dan semakin menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula. Tekanan Koloid Osmotik Kapiler ( c ) Disebut juga tekanan onkotik, yaitu suatu gaya akibat dispersi koloid protein protein plasma. Tekanan ini mendorong gerakan cairan ke dalam kapiler. Plasma punya konsentrasi protein yang lebih besar dan konsentrasi air yang lebih kecil daripada di cairan interstisium. Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang mendorong air dari daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke daerah dengan air yang berkonsentrasi rendah ) konsentrasi protein lebih tinggi ) dari plasma. Tekanan koloid osmotik plasma rata rata adalah 25 mmHg.
Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium ( Pi) Tekanan ini bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik cairan interstisium dianggap 1 mmHg. Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium ( i) Sebagian kecil protein plasma yang bocor ke luar dinding kapiler dan masuk ke ruang interstisium dalam keadaan normal akan dikembalikan ke dalam darah melalui sistem limfe. Tetapi apabila protein plasma bocor secara patologis, protein yang bocor menimbulkan efek
osmotik yang akan mendorong perpindahan cairan keluar dari kapiler dan masuk ke cairan interstisium.
Tek. hid. Tek.osmo Kapiler
Tek. hid. Interstitial
kapiler
Tek. osmo. Interstitial
Filtrasi sepanjang kapiler terjadi karena ada tenaga Starling : perbedaan tekanan hidrostatik intravaskuler dan interstisiil, dan perbedaan tekanan koloid-osmotik intravaskuler dan interstisiil. Maka aliran cairan : K (Pc + i) – (Pi + c) K Pc Pi c i
= koefisien filtrasi kaplier = tekanan hidrostatik kapiler = 37 mm Hg = tekanan hidrostatik interstitial = 17 mm Hg = tekanan koloid – osmotik kapiler = 25 mm Hg = tekanan koloid – osmotik interstisiil = diabaikan
Jadi yang difiltrasi per hari sebanyak 24 liter/hari, 85% diserap kembali dan 15% masuk saluran limfe. Pada jaringan yang tidak aktif, kapiler kolaps dan aliran darah mengambil jalan pintas dari arteriol langsung ke venula.
2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
3.1. DEFINISI EDEMA Edema merupakan suatu keadaan dengan akumulasi cairan di jaringan interstisium secara berlebih akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe. Akumulasi cairan di jaringan interstisium dapat dideteksi secara klinis sebagai suatu pembengkakan. Pembengkakan akibat akumulasi cairan ini disertai atau tanpa terjadi penurunan volume intravaskular (sirkulasi). Penyebabnya antara lain: • • •
Kegagalan jantung dalam menjalankan fungsinya Kegagalan ginjal dalm menjalani fungsi ekskresi Kegagalan atau kelainan sistem pembuluh limfatik
• Gangguan permiabilitas kapiler dan hipoproteinemia berat yang menyebabkan gangguan tekanan osmotik koloid.
3.2 PENYEBAB 1. Berkurangnya protein dari plasma Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan koloid osmotik plasma. Penurunan tekanan ini menyebabkan filtrasi cairan berlebihan keluar dari pembuluh sedangkan jumlah cairan yang direabsorbsi kurang dari normal. Edema karena hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara yaitu pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal, penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati. Edema yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat terjadi melalui beberapa cara :
gangguan hati, gangguan ginjal, malnutrisi protein
tekanan onkotik (OPc) menurun
pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal ;
penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati ( hati mensintesis hampir semua protein plasma );
makanan yang kurang mengandung protein ;
atau pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas.
2. Meningkatnya tekanan darah kapiler Tekanan darah kapiler merupakan daya untuk menginfiltrasi cairan melalui dinding kapiler. Edema karena peningkatan tekanan darah kapiler dapat ditemukan pada :
Ketika darah terbendung di vena, akan disertai dengan peningkatan tekanan darah kapiler karena kapiler mengalirkan isinya ke vena. Akibat kegagalan aliran vena paling sering ditemukan pada ekstremitas bawah, sekunder akibat trombosis abstruktif, edema yang terjadi pada tungkai bawah.
Edema kardial terjadi karena tekanan vena meningkat akibat sirkulasi darah terganggu pada penderita payah jantung. Peningkatan ke arah luar dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang terjadi pada gagal jantung kongestif. Kegagalan jantung ini sering dikaitkan dengan pengurangan curah jantung dan pengurangan aliran darah ginjal. Pengurangan tekanan perfusi mengawali aksis renin angiotensi aldosteron yang mengakibatkan ion retensi air natrium dan air dalam ginjal.
Edema postural terjadi pada orang yang terus menerus berdiri untuk waktu yang cukup lama maka terjadi edema pada kaki dan pergelangan kaki. Edema ini terjadi jika orang bergerak aktif karena aktivitas otot ikut memperlancar aliran dalam pembuluh.
gagal jantung, kegagalan pompa vena : paralisis otot, latihan, peningkatan curah jantung
tekanan hidrostatik (HPc) meningkat
Edema regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik vena.
contoh : pembengkakan di tungkai dan kaki yang pada masa kehamilan. Uterus membesar menekan vena yang mengalirkan darah dari ekstremitas bawah rongga abdomen. Pembendungan darah di vena
vena masuk ke
kaki terjadi edema regional di ekstremitas bawah.
3. Meningkatnya permeabilitas kapiler Apabila permeabilitas bertambah mengakibatkan protein plasma akan keluar dari kapiler sehingga tekanan koloid osmotik darah menurun dan sebaliknya tekanan koloid cairan interstisium bertambah. Kesetidakimbangan ini mengakibatkan edema lokal yang berkaitan dengan cedera misalnya lepuh dan alergi. Edema setempat akibat bertambahnya permeabilitas kapiler yang disebabkan oleh radang disebut edema inflamatoris sedangkan edema yang sering timbul dalam waktu singkat tanpa sebab yang jelas sering terjadi pada anggota tubuh akibat alergi disebut edema angloneurotik.
respon inflamasi, trauma
peningkatan OPi dan penurunan Opc
4. Hambatan pembuluh limfatik
filariasis limfatik, sumbatan kelenjar getah bening
peningkatan OPi
5. Obstruksi saluran limfe Obstruksi saluran limfatik merupakan penyebab primer lain edema. Hal ini terjadi karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat masalah melalui efek osmotiknya. Sebagai akibatnya terjadi limfedema dan biasanya terjadi secara lokal dan mungkin karena peradangan atau obstruksi neoplasma. Penyumbatan limfe yang lebih meluas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasit akibat nyamuk terutama pada daerah tropis. Contoh:
Pada sirosis hepatis dan gagal jantung kongestif
Penyumbatan limfe lokal :
Di lengan wanita yang saluran drainase limfenya dari lengan yang tersumbat akibat pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk kanker payudara.
Penyumbatan limfe yang lebih meluas :
Terjadi pada filariasis, penyakit parasitic yang ditularkan melalui nyamuk banyak dijumpai di daerah tropis. Pada penyakit, cacing-cacing filaria kecil menginfeksi pembuluh limfe sehingga terjadi gangguan aliran limfe.
Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum dan ekstremitas, mengalami edema hebat. Kelainan ini sering disebut sebagai elephantiasis, karena ekstremitas yang membengkak seperti kaki gajah.
6. Retensi air dan Na Retensi natrium terjadi jika ekskresi natrium dalam urin lebih kecil daripada yang masuk. Karena konsentrasi natrium yang tinggi akan terjadi hipertonik.
Aktivitas SRAA erat kaitannya dengan baroreseptor di arteri aferen glomerulus ginjal
Aktifitas ANP erat kaitannya dengan baroreseptor atrium jantung
Aktivitas saraf simpatis, ADH dengan baroreseptor sinus karotiks
Contoh : pada gagal ginjal dan sindrom nefrotik
7. Perubahan Hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan intravaskuler kedalm jaringan intertisium.
Hemodinamik dalm kapiler dipengaruhi oleh :
Permeabilitas kapiler
Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik dalm intertisium.
Selisih antara tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onkotik dalam intertisium
3.3 KLASIFIKASI EDEMA Edema dapat dibedakan menjadi : a. Edema lokalisata (edema lokal)
Hanya tebatas pada organ/pembuluh darah tertentu. Terdiri dari :
Ekstremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe
Ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah
Muka (facial edema)
Asites (cairan di rongga peritoneal)
Hidrotoraks (cairan di rongga pleura)
b. Edema Generalisata ( edema umum ) Pembengkakan yang terjadi pada seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh pasien. Biasanya pada :
Gagal jantung
Sirosis hepatis
Gangguan ekskresi
Selain itu, edema juga dapat dibedakan menjadi :
a. Edema Intaseluler
Edema yang biasa terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat.
b. Edema Ekstraseluler
Edema yang biasanya disebabkan oleh kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstitial dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interestitium ke dalam darah
3.4. PATOFISIOLOGIS 3.5. MANIFESTASI
Bengkak, mengkilat, bila ditekan timbul cekungan dan lambat kembali seperti semula
Berat badan naik, penambahan 2% kelebihan ringan, penambahan 5% kelebihan sedang, penambahan 8% kelebihan berat
Adanya bendungan vena di leher
Pemendekan nafas dan dalam, penyokong darah (pulmonary).
Perubahan mendadak pada mental dan abnormalitas tanda saraf, penahanan pernapasan (pada edema cerebral yang berhubungan DKA)
Nyeri otot yang berkaitan dengan pembengkakan
Peningkatan tekanan vena ( > 11cm
Efusi pleura
Denyut nadi kuat
Edema perifer dan periorbita
Asites
O)
3.6 PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada penyakit yang mendasar. Menyembuhkan penyakit yang mendasari seperti asites peritonitis tuberkulosis.
Tirah Baring. Tirah Baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika pada pasien transudasi yang berhubungan dengan hipertensi porta yang bisa menyebabkan aldosteron menurun. Dianjurkan Tirah Baring ini sedikit kakinya diangkat, selama beberapa jam setelah minum diuretika.
Diet. Diet rendah natrium antara 40-60 mEq/hari atau setara dengan <500 mg/hari namun jika diet garam terlalu rendah akan mengganggu fungsi ginjal.
Terapi presentesis. Dengan mengetahui dasar patofisiologi dari protein (gradien nilai albumin serum) untuk mengetahui penyebabnya dengan transudat atau eksudat dan menghitung sel untuk mengetahui akibat dari inflamasi
Stoking suportif dan elevasi kaki
Restriksi cairan <1500 ml/hari
Diuretik
Pada gagal jantung :
-
hindari overdiuresis karena dapat menurunkan curah jantung dan menyebabkan azotemia prerenal
-
hindari diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkan intoksikasi digitalis
Pada sirosis hati :
-
spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemia
-
dapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazid
-
deplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal, hiponatremia dan alkalosis
Pada sindroma nefrotik :
-
pemberian albumin dibatasi hanya pada kasus yang berat
Hindari faktor yang memperburuk penyakit dasar : diuresis yang berlebihan menyebabkan pengurangan volume plasma, hipotensi, perfusi yang inadekuat, sehingga diuretic harus diberikan dengan hati-hati