KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN FIELDTRIP GEOMORFOLOGI STUDI PENGENALAN BENTUK LAHAN DAERAH NANGA-NANGA KEC. ABELI KOTA KENDARI
OLEH : KELOMPOK 3 ABDIAWAN HASAN
ILHAM AKBAR
LD MUH ZULKIFLI
RIZA RASMITA
JERRI DARMALA PUTRA
HAMLIANA
MUH RAJAB PRIATNO
KIKI ASMADILA FAJAR
LA ERI
CHAERIL MUJIEB
HARZIMAN NIGRAT
KENDARI 20!
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN FIELDTRIP GEOMORFOLOGI STUDI PENGENALAN BENTUK LAHAN DAERAH NANGA-NANGA KEC. ABELI KOTA KENDARI
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH S ALAH SATU S"ARAT S"ARAT UNTUK MELULUSI MELUL USI MATA KULIAH GEOMORFOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
KENDARI 20!
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Sebagai Salah Salah Satu Syarat Untuk Melulusi Mata Kuliah Geomorfologi
D#$%&'$( O)*+ K*)' 3
T*)$+ D#/*&% :
C A/#/*( P*1#1#(, P*1#1#( ,
A/#/*( P*1#1#(, P*1#1#( ,
I4$( S$&$, ST
J$1$) N
M*(*$+, D/*( P*($& MK G*4)#
D/. F#5$&/, M.S# NIP. 677236603 022
BAB PENDAHULUAN
. L$$ B*)$'$(
Dalam pelaksanaan fieldtrip, salah satu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan adalah mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan daerah atau pengamatan dan pembuatan peta topografi suatu kawasan yang akan diteliti. Melalui peta tersebut, kita akan mendapatkan data-data mengenai kontur, beda ketinggian atau profil lahan tersebut. Geomorfologi merupakan ilmu yang membahas tentang bentuk muka bumi serta aspek-aspek yang kawasan yang akan diteliti. Dalam hal ini adalah mengenai keadaan geomorfologinya. Ada kawasan yang datar, miring, curam, atau bahkan bergelombang. Atas dasar itulah mempengaruhinnya. Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya peguungan-pegunungan, lembah, bukit baik yang ada didarat maupun didasar laut. Pada dasarnya geomorfologi mempelaari bentuk-bentuk bentang alam, bagaimana bentang alam tersebut terbentuk secara konstruksional yang diakibatkan oleh proses serta waktu !lama proses itu berlangsung". #entuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografi khas, akibat Pengaru h kuat dari proses alam struktur geologi pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu, bentuk lahan terdiri dari sistem pegunungsn, perbukitan, $ulkanik, karst, allu$ial, dataran sampai marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada dibawah lapisan permuukaan bumi. #entuk morfologi sangat ditentukan oleh proses dari dalam yang membangun, enis batuannya, serta proses yang mengukirnya dan bagaimana bentang alam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh luar yaitu tenaga eksogen seperti pelapukan, erosi, denudasi, dan gletser sebagai agen yang merubah batuan atau tanah yang membentuk bentak alam yang bersifat destruksional dan menghasilkan bentuk alam darat tertentu. .2 W$'& 5$( K*/$$#$( L'$/# P$'#'&
Praktikum geomorfologi ini di laksanakan pada hari minggu %& okteber %'(& yang bertempat di daerah )anga-)anga *ota *endari. Daerah ini dapat di tempuhdengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh %' menit.
.3 R&&/$( M$/$)$+
+umusan masalah yang akan diuraikan dalam penulisan laporan praktikum geomorfologi ini yaitu (. #agaiman kondisi geomorfologi daerah )anga-)anga %. #agaimana daerah pedataran daerah )anga-)anga . #agaimana daerah perbukitan daerah )anga-)anga
.8 M$'/&5 5$( T&%&$( P$'#'&
Maksud dari praktikum Geomorfologi ini adalah agar mahasiswa mampu mengenal kondisi geomorfologi daerah )anga-)anga. /uuan dari praktikum geomorfologi ini adalah sebagai ber ikut (. Dapat mengetahui kondisi geomorfologi daerah )anga-)anga %. Dapat mengetahui daerah pedatataran daerah )anga-)anga . Dapat mengetahui daerah perbukitan daerah )anga-)anga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2. GEOMORFOLOGI
Pada hakekatnya ilmu dari geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmuilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya.*ata Geomorfologi ! Geomorphology " berasal bahasa 0unani, yang terdiri dari tiga kata yaitu Geos ! erath 1bumi", morpho s ! shape1 bentuk", logos ! knowledge atau ilmu pengetahuan". #erdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. 2orcester !(33" mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan tafsiran dari bentuk roman muka bumi. Definisi 2orcester ini lebih luas dari sekedar ilmu pengetahuan tentang bentangalam !the science of landforms", sebab termasuk pembahasan tentang keadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan !ocean basin" dan paparan benua !continental platform", serta bentuk bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau, mountain dan sebagainya. 4obeck !(33" dalam bukunya Geomorphology An 5ntroduction to the study of landscapes. 4andscapes yang dimaksudkan disini adalah bentangalam alamiah !natural landscapes". Dalam mendiskripsi dan menafsirkan bentuk-bentuk bentangalam !landform atau landscapes" ada tiga faktor yang diperhatikan dalam mempelaari geomorfologi, yaitu struktur, proses dan stadia. *etiga faktor tersebut merupakan satu kesatuan dalam mempelaari geomorfologi. Para akhli geolomorfologi mempelaari bentuk bentuk bentangalam yang dilihatnya dan mencari tahu mengapa suatu bentangalam teradi, Disamping itu uga untuk mengetahui searah dan perkembangan suatu bentangalam, disamping memprediksi perubahan perubahan yang mungkin teradi dimasa mendatang melalui suatu kombinasi antara obser$asi lapangan, percobaan secara fisik dan pemodelan numerik. Geomorfologi sangat erat kaitannya dengan bidang ilmu seperti fisiografi, meteorologi, klimatologi, hidrologi, geologi, dan geografi. *aian mengenai geomorfologi yang pertama kalinya dilakukan yaitu kaian untuk pedologi, satu dari dua cabang dalam ilmu tanah. #entangalam merupakan respon terhadap kombinasi antara proses alam dan antropogenik. #entangalam terbentuk melalui pengangkatan tektonik dan $olkanisme, sedangkan denudasi teradi melalui erosi dan mass wasting. Hasil dari proses denudasi diketahui sebagai sumber bahan sedimen yang kemudian diangkut dan diendapkan di daratan, pantai maupun lautan. #entangalam dapat uga mengalami penurunan melalui peristiwa
amblesan yang disebabkan oleh proses tektonik atau sebagai hasil perubahan fisik yang teradi dibawah endapan sedimen. Proses proses tersebut satu dan lainnya teradi dan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, ekologi, dan akti$itas manusia. Model geomorfik yang pertama kali diperkenalkan adalah model tentang siklus geomorfik
atau siklus erosi, dikembangkan oleh 2illiam Morris Da$is
!(667(633". 8iklus geomorfik
terinspirasi dari teori uniformitarianisme yang
pertama kalinya dikenalkan oleh 9ames Hutton !(:%;-(:3:". #erkaitan dengan bentuk-bentuk lembah yang terdapat dimuka bumi, siklus geomorfik mampu menelaskan urut-urutan dari suatu sungai yang mengikis lembah yang mengakibatkan kedalaman suatu lembah menadi lebih dalam lagi, sedangkan proses erosi yang teradi pada kedua sisi lembah yang teradi secara teratur akan membuat lembah menadi landai kembali dan ele$asinya menadi semakin lebih pula. 8iklus ini akan bekera kembali ketika teradi pengangkatan dari daratan. 2.. H&1&($( G*4)# 5*($( I)& I)& L$#( 5lmu-ilmu yang yang erat hubungannya dengan geomorfologi terutama •
adalah 5lmu *ebumian, termasuk diantaranya adalah Geologi mempunyai obek studi yang lebih luas dari geomorfologi, karena mencangkup studi tentang seluruh kerak bumi, sedangkan geomorfologi hanya terbatas pada studi permukaan dari pada kerak bumi. ?leh karena itu maka geomorfologi dianggap sebagai cabang dari geologi dan kemudian dalam perkembangannya geomorfologi menadi suatu ilmu tersendiri, terlepas dari geologi.Geologi struktur dan geologi dinamis adalah cabangcabang ilmu geologi yang sangat membantu dalam mempelaari geomorfologi.Dengan geologi dinamis dapat membantu untuk menelaskan e$olusi permukaan bumi, sedangkan geologi struktur
membantu
dalam
menelaskan
enis-enis
dari
bentuk-bentuk
bentangalam.#anyak
bentuk
bentangalam
dicerminkan
oleh
struktur
geologinya.?leh karena itu untuk mempelaari geomorfologi maka diperlukan pengetahuan dari ilmu-ilmu tersebut. > Meteorologi dan *limatologi, yang mempelaari keadaan fisik dari atmosfir dan iklim. 5lmu ini mempunyai pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses perubahan roman muka bumi. *ondisi cuaca seperti teradinya angin, petir, kelembaban udara dan pengaruh perubahan iklim dapat membawa perubahan-perubahan yang besar terhadap bentuk roman muka bumi yang ada.?leh karena itu untuk mempelaari perubahan-perubahan yang teradi di permukaan bumi, diperlukan pengetahuan tentang ilmu-ilmu tersebut. > Hidrologi adalah ilmu yang mempelaari tentang segala sesuatu mengenai air yang ada di bumi !the science of the waters of the earth", termasuk dalam hal ini air yang ada di sungai-sungai, danau-danau, lautan dan air bawah tanah. Pengetahuan mengenai hidrologi uga akan pembantu dalam mempelaari geomorfologi. 8ama halnya dengan atmosfir, air dapat uga menyebabkan perubahan-perubahan atas roman muka bumi yang ada dan dapat meninggalkan bekas-bekasnya. > Geografi mempunyai obek studi yang lebih luas dari pada geomorfologi, sebab mencakup aspek-aspek fisik dan sosial dari pada permukaan bumi. 8edangkan geomorfologi menekankan pada bentuk-bentuk yang terdapat pada permukaan bumi.Geografi menekankan kaiannya pada 8pace ?riented yang dapat menunukkan dimana dan bagaimana penyebaran dari pada bentuk bentangalam serta mengapa penyebarannya demikian. Mengingat sifat dari geografi
yang
Anthropocentris,
dan
dalam
hubungannya
dengan
studi
geomorfologi, maka muncullah suatu sub disiplin ilmu yaitu Geography of landform. Dimana didalamnya uga mencakup, bagaimana mengaplikasikan setiap enis bentangalam untuk akti$itas dan kehidupan manusia. Dengan kata lain dapat menalin suatu hubungan timbal balik antara manusia dengan bentangalam yang ada. 2..2 K(/* D$/$ G*4)# @ntuk mempelaari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang baik
dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta sebagian ilmu fisika dan kimia
yang mana berkaitan erat dengan proses dan pembentukan muka bumi. 8ecara garis besar proses pembentukan muka bumi menganut aas berkelanutan dalam bentuk daur geomorfik !geomorphic cycles", yang meliputi pembentukan daratan oleh tenaga dari dalam bumi !endogen", proses penghancuran1pelapukan karena pengaruh luar atau tenaga eksogen, proses pengendapan dari hasil pengahncuran muka bumi !agradasi", dan kembali terangkat karena tenaga endogen, demikian seterusnya merupakan siklus geomorfologi yang ada dalam skala waktu sangat lama. (. Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekera sekarang, bekera pula pada waktu geologi yang lalu, walaupun intensitasnya tidak sama seperti sekarang. %. 8truktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam e$olusi bentuk bentangalam dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuk bentangalamnya. . Perbedaan muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lain disebabkan karena deraat pembentukannya berbeda pula. 7. Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nayata pada bentuk bentangalam dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu karakteristik tertentu pada bentuk bentangalamnya !meninggalkan eak yang spesifik dan dapat dibedakan dengan proses lain secara elas". &. Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekera pada permukaan bumi, maka dihasilkan
suatu
urutan
bentuk
bentangalam
yang
mempunyai
karakteristik tertentu pada masing masing tahap perkembangannya. ;. =$olusi geomorfik yang kompleks lebih umum teradi dibandingkan dengan e$olusi geomorfik yang sederhana !perkembangan bentuk muka bumi umumnya sangat kompleks1rumit, arang yang disebabkan oleh proses yang sederhana". :. Hanya sedikit saa dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari aman /ersier, dan kebanyakan daripadanya tidak lebih dari aman Pleistosen. 6. 5nterpretasi secara tepat terhadap bentangalam sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi selama masa Pleistosen !Pengenalan bentanglahan saat sekarang harus
memperhatikan proses yang berlangsung pada aman Pleistosen" 3. Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari berbagai kepentingan di dalam proses-proses geomorfologi yang berbeda !dalam mempelaari bentangalam secara global, pengetahuan tentang iklim global perlu diperhatikan" ('. 2alaupun geomorfologi menekankan sekarang,
namun
untuk
terutama
mempelaarinya
pada
secara
bentangalam
maksimal
perlu
mempelaari searah perkembangannya. Di samping konsep dasar tersebut di atas, dalam mempelaari geomorfologi cara dan metode pengamatan perlu pula diperhatikan. Apabila pengamatan dilakukan dari pengamatan lapangan saa, maka informasi yang diperoleh hanya mencakup pengamatan yang sempit !hanya sebatas kemampuan mata memandang", sehingga tidak akan diperoleh gambaran yang luas terhadap bentangalam yang diamati. @ntuk mengatasi hal tersebut perlu dikakukan beberapa hal a. Pengamatan bentangalam dilakukan dari tempat yang tinggi sehingga diperoleh pandangan yang lebih luas. )amun demikian, cara ini belum banyak membantu dalam mengamati bentangalam, karena walaupun kita berada pada ketinggian tertentu, kadangkala pandangan tertutup oleh hutan lebat sehingga pandangan terhalang. *ecuali, tempat kita berdiri pada saat pengamatan bentangalam merupakan tempat tertinggi dan tidak ada benda satupunyang menghalangi.5tupun hanya terbatas kepada kemampuan mata memandang. b. Pengamatan dilakukan secara tidak langsung di lapangan dengan menggunakan citra pengideraan auh baik citra foto maupun citra non foto, cara ini dapat melakukan pengamatan yang luas dan cepat. 2 . 2 JENIS-JENIS BENTANG ALAM
8ehubungan dengan stadia geomorfologi yang dikenal uga sebagai 8iklus Geomorfik !Geomorphic cycle" yang pada mulanya diaukan Da$is dengan istilah Geomorphic cycle. 8iklus dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang mempunyai geala yang berlangsung secara terus menerus !kontinyu", dimana geala yang pertama sama dengan geala yang terakhir. 8iklus geomorfologi dapat
diartikan sebagai rangkaian geala geomorfologi yang sifatnya menerus.Misalnya, suatu bentangalam dikatakan telah mengalami satu siklus geomorfologi apabila telah melalui tahapan perkembangan mulai tahap muda, dewasa dan tua. 8tadium tua dapat kembali menadi muda apabila teradi peremaaan !reu$enation" atas suatu bentangalam.Dengan kembali ke stadia muda, maka berarti bahwa siklus geomorfologi yang kedua mulai berlangsung.@ntuk ini dipakai formula n B ( cycle, dimana n adalah umlah siklus yang mendahului dari satu siklus yang terakhir. 5stilah lain yang sering dipakai untuk hal yang sama dengan siklus geomorfologi adalah siklus erosi !cycle of erosion". Dengan adanya kemungkinan teradi beberapa siklus geomorfologi, maka dikenal pula istilah the first cycle of erosion, the second cycle of erosion, the third cycle of erosion, etc. Misalnya suatu plateau yang mencapai tingkat dewasa pada siklus yang kedua, maka disebut sebagai maturely dissected plateau in the second cycle of erosion.
2.2. B*($($)$ E(5*( #entangalam endogen adalah bentangalam yang proses pembentukannya1
genetikanya dikontrol oleh gaya-gaya endogen, seperti akti$itas gunungapi, akti$itas magma dan akti$itas tektonik !perlipatan dan patahan". #entuk bentangalam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai bentuk bentangalam
konstruksional ! constructional landforms ". Adapun bentuk-bentuk bentangalam endogen antara lain adalah B*($($)$ S&'&$) 9S&&$);T*(# L$(54/< #entangalam 8truktural adalah bentangalam yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya tektonik seperti perlipatan dan atau patahan. Gambar 7.% adalah blok diagram dari suatu patahan sesar mendatar yang menghasilkan bentuk bentuk bentangalam antara lain Gawir, #ukir /ertekan !pressure ridge", 8ag #asin, 8hutter +idge, dan ?ffset +i$er. B*($($)$ G&(&($# #entangalami Gunungapi !Colcanic 4andforms" adalah bentangalam yang merupakan produk dari akti$itas gunungapi. #agian bagian dari morfologi gunungapi sebagai berikut
Colcanic 4andforms !Morfologi Gunungapi",
Colcanic
.8etiap DA8 dibatasi dari DA8 disebelahnya oleh suatu tinggian topografi yang dinamakan pemisah aliran !drainage di$ide". Dengan digerakkan oleh gayaberat, air huan yang atuh dimulai dari daerah pemisah aliran akan mengalir melalui lereng sebagai lapisan lebar berupa air-bebas dengan ketebalan hanya beberapa m saa yang membentuk alur-alur kecil. Dari sini air akan bergabung dengan sungai baik melalui permukaan atau sistim air bawah permukaan. B*($($)$ H$/#) A'#=#$/ P*/#/# 9L$(54/ 4 C$/$) P*//*/< 2ilayah Pesisir adalah suatu wilayah yang berada pada batas antara daratan dan lautan dan merupakan tempat pertemuan antara energi dinamis yang berasal dari daratan dan lautan. Dengan demikian wilayah pesisir merupakan wilayah yang dipengaruhi oleh proses-proses erosi, abrasi, sedimentasi, penurunan ! submergence ", dan pengangkatan ! emergence ". Morfologi pantai adalah bentukbentuk bentangalam yang teradi sebagai akibat dari akti$itas air yang berada di wilayah pesisir. #erbagai macam bentuk bentangalam diumpai di wilayah pesisir, kebanyakan bentuk bentangalamnya hasil perubahan gelombang air laut.8ingkapan-singkapan batuan yang berada disepanang pantai dikenal sebagai muka daratan !headlands" ter-erosi, menghasilkan pasir yang kemudian diangkut di sepanang garis pantai dan diendapkan di wilayah pantai membentuk bentuk-bentuk bentangalam tertentu. B*($($)$ H$/#) A'#=#$/ A(#( 9L$(54/ E)#$( P*//*/< 2ilayah-wilayah yang curah huan !presipitasi" tahunannya kecil
umumnya arang tumbuhtumbuhan sehingga tanah dan batuan yang terdapat di wilayah tersebut tersingkap dan hal ini menyebabkan tanah dan batuan yang ada dapat tererosi oleh angin dan terkena sinar matahari secara langsung. Angin sebagai agent akan mengerosi partikel-partikel yang berukuran lempung, lanau dan pasir pada batuan dan tanah membentuk bentangalam yang unik hasil pengendapan partkel-partikel tersebut. 8etiap wilayah di bagian bumi memiliki searah iklim yang komplek dan seringkali akti$itas flu$iatil dan kekeringan !ariditas" teradi secara bersamaan. *onsekuensinya adalah bentangalam yang terbentuk oleh akti$itas angin dapat menutupi bentangalam yang dibentuk oleh
akti$itas flu$iatil. #anyak bentangalam gurun masih dikontrol oleh banir bandang yang teradi secara sporadis oleh huan di daerah sekitar wilayah perbukitan. Akti$itas angin adalah akti$itas dimana partikel-partikel lepas yang berukuran lempung, lanau dan pasir mudah sekali berpindah oleh tiupan angin, sehingga daerah-daerah yang tidak ber$egetasi, arid !kering" dan kaya sedimen akan dipengaruhi oleh akti$itas angin dan angin akan menadi faktor yang sangat penting sebagai media1agent pada proses erosi dan sedimentasi. Angin yang sangat kuat dapat meng-erosi dan mengangkut sedimen lebih banyak, partikel pasir halus dapat berpindah hingga ratusan kilometer sedangkan partikel lempung dan lanau dapat dibawa hingga ribuan kilometer. #entuk-bentuk bentangalam yang dikontrol oleh akti$itas angin adalah !gambar 7.:" 8and Dunes, Arroyos, Pediment, dan 5nselbergs. B*($($)$ K$/ Morfologi *arst atau /opografi *arst
adalah termasuk kedalam
bentangalam ?rder yang terbentuk sebagai hasil dari proses erosi pada batugamping. #atugamping !a?" merupakan batuan utama karst, dan merupakan batuan penyusun bentangalam karst dengan berbagai bentuk.Adapun batuan dolomit !aMg !?"%" merupakan batuan yang kurang 1 tidak mudah mengalami pelarutan oleh media air, sehingga batuan induk dolomit kurang berkembang dalam pembentukan morfologi karst. #atuan karst tersingkap lebih dari (%E di muka bumi, baik di daratan maupun di kepulauan, akan tetapi topografi yang benar benar memperlihatkan bentuk topografi karst hanya 6E saa. /empat tempat yang terkenal dengan bentangalam karst-nya adalah di kepulauan #ahama dan 0unani. 8ebagaimana diketahui bahwa %'-%&E dari populasi sirkulasi air bawah tanah !ground water" di dunia ada di wilayah batuan karst, sehingga dalam bidang hidro-geologi, studi terhadap bentangalam karst menadi sangat penting. 8istem dinamis dari karst menyebabkan air meteorit !huan dan salu" mengalir dibawah permukaan dikarenakan sifat batuannya yang mudah larut dibandingkan ika mengalir diatas permukaan seperti saluran saluran sungai. Di daerah batuan karst, aliran air mengalir mengikuti rongga-rongga yang terbentuk sebagai akibat pelarutan yang berkembang pada sistem rekahannya, air masuk dan keluar melalui
tepi1uung dari batuan yang mudah larut atau ketempat tempat yang lebih rendah. 8ebagai konsekuensi dari sifat tersebut maka hampir semua topografi karst sebagai gugusan bentangalam yang menadikan air meteorit mengallir melalui rongga-rongga. )ama karst berasal wilayah 8lo$enia dan merupakan istilah dari kata kras yang berarti stonny ground, stony karena di bagian barat 8lo$enia, tanah yang pertama ditutupi oleh material hasil pelapukan batugamping. Pada umumnya morfologi karst dicirikan oleh bentuk topografi yang tidak teratur dan umumnya terdapat adanya aliran sungai bawah tanah serta lubang lubang hasil pelarutan air berbentuk dolina atau o$ala. 2.3 S&($# 8ungai air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang
lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuu atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar.Arus ini di bagian hulu sungai !umumnya terletak di daerah pegunungan" biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku karena teradinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanang sungai. 8ungai merupakan alan air alami, mengalir menuu 8amudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. 8ungai uga salah satu bagian dari siklus hidrologi. Dengan melalui 8ungai merupakan cara yang biasa bagi air huan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti huan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa )egara tertentu air sungai uga berasal dari lelehan es1salu.8ungai trdiri dari beberapa bagian, nermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. #eberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan.Penghuung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai sungai. 2.3. P)$ P*($)#$( S&($# Dengan beralannya waktu, suatu sistem aringan sungai akan membentuk
pola pengaliran tertentu diantara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola
pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya.#entuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya.8aluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan !surface runoff" meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. 8istem flu$iatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari aringan pengaliran sungai.9enis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya
disatu
wilayah
dengan
wilayah
lainnya
sangat
ber$ariasi.Adanya perbedaan pola pengaliran sungai disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut . P)$ A)#$( D*(5##' Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya
menyerupai struktur pohon.Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen.Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur1kerapatan sungai yang dikontrol oleh enis batuannya. 8ebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak1kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus !rapat" sedangkan pada batuan yang resisten !seperti granit" akan membentuk tekstur kasar !renggang". /ekstur sungai didefinisikan sebagai panang sungai per satuan luas. Mengapa demikian Hal ini dapat dielaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah di-erosi membentuk alur-alur sungai. 9adi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola aringan sungai yang rapat !tekstur halus", sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar. 2. P)$ A)#$( R$5#$) Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial uga diumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah !domes" dan laccolith. Pada bentangalam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.
3. P)$ A)#$( R*$(&)$ Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi
terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus.*ekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular diumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan.8ungaisungainya mengikuti alur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak.abang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar !rekahan" dan sesar !patahan".8ungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan. 8. P)$ A)#$( T*))#/ Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum diumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus disepanang lembah dengan cabangcabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. 8ungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar !trellis" dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. 8ungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola seaar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. 8aluran utama berarah se arah dengan sumbu lipatan. Pola aliran centripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, dimana aliran sungainya mengalir kesatu tempat yang berupa cekungan !depresi". Pola aliran centripetal merupakan pola aliran yang umum diumpai di bagian barat dan baratlaut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, dimana pada musim
basah
cekungan
menadi
danau
dan
mengering
kering.Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering. 7. P)$ A)#$( A((&)$
ketika
musin
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah downstream aliran kembali bersatu.Pola aliran annular biasanya diumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith. >. P)$ A)#$( P$$)*) 9P)$ A)#$( S*%$%$< 8istem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam1teral. Dikarenakan morfologi lereng yang teral maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk luruslurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam.Pola aliran paralel kadangkala meng-indikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam.8emua bentuk dari transisi dapat teradi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel. 2.3.2 G*(*#'$ S&($# 8ebagaimana diketahui bahwa klasifikasi genesa sungai ditentukan oleh
hubungan struktur perlapisan batuannya. Genetika sungai dapat dibagi sebagai berikut a. 8ungai 8uperposed atau sungai 8uperimposed adalah sungai yang terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi $ertikal sungai memotong ke arah bagian bawah hingga sampai memotong bidang struktur dibawahnya agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata lain sungai superposed adalah sungai yang berkembang belakangan dibandingkan dengan pembentukan struktur batuannya. b. 8ungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan keberadaan struktur batuannya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat teradi karena erosi arah $ertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral. c. 8ungai *onsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng topografi aslinya. 8ungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya.8elama tidak dipakai sebagi pedoman, bahwa asal dari pembentukan sungai
konsekuen adalah didasarkan atas lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya. d. 8ungai 8ubsekuen adalah sungai yang berkembang disepanang suatu garis atau ona yang resisten. sungai ini umumnya diumpai mengalir disepanang urus perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal dan memahami genetika sungai subsekuen seringkali
dapat membantu dalam penafsiran geomorfologi. 8ungai
+esekuen. e. 4obeck !(33" mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan. f. 8ungai ?bsekuen. 4obeck uga mendefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yang mengalir berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap sungai konsekuen.Definisi ini uga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalir searah dengan arah lapisan batuan. g. 8unggai 5nsekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng tifdak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau enis batuan. 2.3.3 T$+$$( P*'*1$($( S&($# /ahapan perkembangan suatu sungai dapat dibagi menadi & !tiga" stadia,
yaitu stadia sungai awal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaa kembali !reu$ination". Adapun ciri-ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut (. /ahapan Awal !5nitial 8tage". /ahap awal suatu sungai seringkali dicirikan oleh sungai yang belum memiliki orde dan belum teratur seperti laimnya suatu sungai.Air terun, danau, arus yang cepat dan gradien sungai yang ber$ariasi merupakan ciri-ciri sungai pada
tahap
awal.#entangalam
aslinya,
seringkali
memperlihatkan
ketidakteraturan, beberapa diantaranya berbeda tingkatannya, arus alirannnya berasal dari air runoff ke arah suatu area yang masih membentuk suatu depresi !cekungan" atau belum membentuk lembah.
8ungai pada tahapan awal umumnya berkembang di daerah dataran pantai !coastal plain" yang mengalami pengangkatan atau diatas permukaan la$a yang masih baru 1 muda dan gunungapi, atau diatas permukaan pediment dimana
sungainya
mengalami peremaaan !reu$enation". %. /ahapan Muda. 8ungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungai yang akti$itas aliran sungainya mengerosi kearah $ertikal.Aliran sungai yang menmpati seluruh lantai dasar suatu lembah.@mumnya profil lembahnya membentuk seperti huruf C. Air terun dan arus yang cepat mendominasi pada tahapan ini. . /ahapan Dewasa /ahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanya pembentukan dataran banir secara setempat setempat dan semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk meander, penyisiran kearah depan dan belakang memotong suatu dataran banir !flood plain" yang cukup luas sehingga secara keseluruhan ditempati oleh alur-alur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai sudah memperlihatkan keseimbangan antara lau erosi $ertikal dan erosi lateral dan profil sungainya sudah berubah dari bentuk C kebentuk @. 7. /ahapan /ua. Pada tahapan ini dataran banir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebar dari dataran banir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. 8ungai pada tahapan ini dicirikan oleh arah erosi lateral yang dominan serta banyaknya rawarawa. Profil sungai pada sungai tahapan tua membentuk seperti huruf @. &. Peremaaaan 8ungai !+eu$enation", 8etiap saat dari perkembangan suatu sungai dari satu tahap ke tahap lainnya, perubahan mungkin teradi dimana kembalinya dominasi erosi $ertikal sehingga sungai dapat diklasifikasi menadi sungai dalam tahapan muda. 8ungai dewasa dapat mengalami pengikisan kembali ke arah $ertikal untuk kedua kalinya karena adanya pengangkatan dan proses ini disebut dengan perenaaan sungai. Proses peremaaan sungai adalah proses teradinya erosi ke arah $ertikal pada sungai berstadia dewasa akibat pengangkatan dan stadia sungai kembali menadi stadia muda.
2.3.8 B*(&' B*(&' M4)# S&($#. Morfologi sungai adalah bentuk bentuk bentangalam yang terbentuk oleh
akti$itas dan proses flu$iatil. Material material yang berukuran pasir kasar hingga kerikil akan terakumulasi disepanang saluran sungai, yaitu disepanang aliran air yang terdalam atau disepanang aliran1arus yang terkuat karena pada kecepatan arus yang tinggi butiran-butiran sedimen yang lebih halus akan terbawa arus. =ndapan material tersebut dikenal sebagai Gosong Pasir !#ar". *e arah bagian tepi saluran sungai, kecepatan arus melemah dan butiran-butiran material yang lebih halus akan terakumulasi dan terendapkan sebagai endapan /ekuk 8ungai !Point bar". 8elama banir, dataran banir akandigenangi air yang memungkinkan butiran-butiran sedimen yang lebih halus diendapkan dan semakin auh dari alur sungai butiran sedimen yang diendapkan semakin halus lagi, daerah dataran banir dikenal sebagai bentangalam Dataran #anir !
. M4)# K#$/ A)&=#$) 9A))&=#$) F$(< Morfologi *ipas Alu$ial, adalah bentangalam yang menyerupai bentuk
kipas, umumnya terbentuk dibagian kaki lereng suatu perbukitan dan biasanya berada di daerah yang beriklim arid. *ipas allu$ial terbentuk pada sungai yang mengalir dari suatu berbukitan dengan gradien lereng yang curam ke arah lereng yang landai dari suatu dataran dan material material lepas yang diangkut oleh air sungai diendapkan. 2. M4)# S&($# B*/#$ 9B$#5*5-/*$/< Morfologi 8ungai #ersirat, merupakan bentuk bentangalam hasil dari
proses pengendapan yang disebabkan oleh saluran air sungai yang berpindah pindah. 8ungai teranyam umunya berkembang di daerah tekuk lereng dan teradi
karena adanya perubahan kecepatan arus dari arah lereng yang kuat berubah menadi lambat ketika sampai kemedan yang relatif datar. Hal ini yang membuat saluran air selau berpindah pindah sesuai dengan perkembangan arusnya.
3. M4)# T*'&' S&($# 9P#(1$ R#=*/< Morfologi Point #ar, adalah bentuk bentangalam yang berada pada
kelokan sungai bagian dalam yang merupakan hasil pengendapan sungai pada bagian dalam dari suatu kelokan sungai !meander". 8. M4)# D$($& T$$) K&5$ 9O?1@ L$'*< Morfologi Danau /apal *uda adalah bentangalam yang berupa danau yang
bentuknya menyerupai tapal kuda. #entuk tapal kuda berasal saluran air sungai yang telah ditinggalkan dikarenakan teradinya pemotongan meander sungai. Akibat dari pemotongan ini menyebabkan meander terisolasi dari saluran utamanya dan pada akhirnya membentuk danau. !. M4)# G/($/# 9B$ #=*/< Morfologi Gosongpasir merupakan bentangalam yang berbentuk daratan
disepanang suatu saluran sungai sebagai hasil pengendapan material yang diangkut sungai.Pengendapan yang teradi di tengah saluran sungai disebabkan oleh ukuran dan masa enis material yang diangkut air sungai dengan kecepatan arus air. 7. M4)# U(5$' S&($# 9T*$* R#=*/< Morfologi @ndak 8ungai teradi oleh erosi $ertikal yang lebih dominan
dibandingkan erosi lateral. @ndak undak sungai dapat teradi pada sungai yang mengalami pengangkatan kembali sehingga gaya erosi $ertikal kembali bekera. @ndak sungai tersusun dari endapan alu$ial yang membentuk morfologi datar. >. M4)# T$(&) A)$ 9L*=**< Morfologi /anggul Alam adalah bentangalam yang berbentuk tanggul dan
seaar dengan arah saluran sungai, merupakan akumulasi dari endapan material berbutir kasar saat air sungai melimpah keluar saluran.
BAB 3 GEOLOGI REGIONAL
3.. G*4)# R*#($)
#erdasarkan regional kota kendari termasuk dalam lembar lasusua yang terlatak pada lengan tenggara pulau sulawesi pada morfologi lembbar lasusukendari, dapat dibedakan menadi empat satuan yang terdiri dari pegunungann, perbukitan, krast, dan dataran rendah ! +iFaman, (33 ". Pegunungan terrletak pada bagian tengah dan barat dan timur, morfoloi karst terdapat dipegunungan Mata +ombeo dan dibagian hulu sungai 2aidenda serta pulau lagenki daerah pada lembar lasusua memiliki morfologi perbukitan dan daerrah rendah yang pada umumnya tersusun oleh batuan sedimen dengan ketinggian :&-:&' M diatas pemukaan laut sungai yang terdapat pada lokasi ini berpola dendritik . dataran rendah terdapat didaerah pantai dan sepanang aliran sungai besar muaranya, seperti Aala kokapi, Aala konaweeha, Aala lasolo. *ota kendari yang secara geografis yang terletak dibagian selatan garis khatulistiwa berada diantara o&7'- 7o(( lintang selatan dan terbentang dari #arat ke /imur diantara (%' o%; busur timur secara administratif, wilayah kota *endari memiliki batas-batas antara lain sebelah utara berbatasan dengan kecamatan 8oropia, sebelah selatan
berbatasan dengan kecamatan Moramo,
sebelah #arat berbatasan dengan kecamatan +anomeeto dan kecamatan 8ampara dan sebelah /imur berbatasan dengan laut *endari. 4uas wilayah dartann kota *endari %;:.36 km % atau ',%' o1o dari luas daratan Pro$insi 8ulawesi /enggara. *eadaan topografi kota *endari mulai dari gunung rendah sekitar 73 o1o , tanah bukit %3'1' dan dataran rendah %;'1' serta berdasarkan geologi ;:'1' sedimen metamorfisnya %''1' dan batuan beku ( '1' dengan enis tanah yang didominasi podolik &3,%7'1' dan allu$ial 7',:; '1'. secara /opografi wilayah *ota *endari pada dasarnya ber$ariasi antar datar dan berbukit, dimana untuk daerah datar hanya terdapat di bagian barat dan selatan /eluk *endari sedangkan daerah perbukitan terletak di sebelah utara /eluk *endari yang dikenal dengan pegunungan )ipa nipa. *etinggian pengunungan
tersebut mencapai kurang lebih 7&3 m dari garis pantai, sedangkan kearah selatan tingkat kemiringan antara & E sampai ' E.8elanutnya pada bagian barat yaitu di kecamatan Mandonga dan pada bagian 8elatan *ota yaitu di kecamatan Poasia memiliki karakteristik wilayah yang berbukit bergelombang rendah dengan kemiringan kearah teluk*endari. 3.2. S$#$4# R*#($) '$ K*(5$#
Peta geologi *ota *endari terkelompok dalam dua lembar peta. #agian @tara berada pada Peta Geologi 4embar 4asusua-*endari, 8ulawesi !+usmana dkk., (33" dan bagian 8elatan berada pada Peta Geologi 4embar *olaka, 8ulawesi !8imanduntak dkk., (337". #erdasarkan kedua lembar peta geologi tersebut, maka stratigrafi *ota *endari dapat dibagi dalam lima formasi batuan berikut .%.( Alu$ium!a" 8atuan Alu$ium tersusun oleh enis batuan kerikil, kerakal, pasir lempung dan lumpur. 8atuan ini berasal dari endapan sungai, rawa dan pantai sebagai endapan permukaan. 8ebarannya terdapat di daerah dataran sekitar muara sungai besar dan pantai. @mur satuan alu$ium ini diperkirakan Holosen. .%.%
terbentuk dalam lingkungan laut dangkal hingga laguna. /ebal seluruhnya diperkirakan mencapai (''' m bahkan lebih. 8atuan ini menindih secara tak selaras
#atuan
Malihan
Mekongga
dan
#atuan
Malihan
/amosi.
Hubungannya dengan batuan ofiolit berupa sesar.
.%.7
/erumbu *oral *uarter !l" 9enis batuan penyusun satuan ini adalah batu gamping terumbu.
yang diumpai dalam satuan ini adalah koral, ganggang, dan cangkang moluska, yang semuanya sulit ditentukan umurnya. #erdasarkan pada kesamaan litologi dengan formasi yang sama pada Peta Geologi 4embar *olaka, formasi ini berumur Plistosen hingga Holosen. 4ingkungan pengendapannya adalah laut dangkal, tebalnya diperkirakan dari beberapa meter sampai puluhan meter. 8ebarannya terutama terdapat di daerah pantai. .%.&
awal
Miosen
Akhir
atau
akhir
Miosen
/engah.
4ingkungan
pengendapannya diduga pada laut dangkal hingga darat. /ebal formasi mencapai 7&' meter. *husus untuk geologi daerah penelitian !*ota *endari", terdapat dua enis formasi batuan yang menyusun wilayah ini yakni
3.3.
S&'& G*)# *endari 8ultra Hasil pengukuran gaya berat di daerah *endari, 8ulawesi
/enggara, yang sebagian besar daerahnya ditutupi oleh batuan ofiolit, menunukan perkembangan tektonik dan geologi daerah ini mempunyai banyak persamaan dengan daerah 4engan /imur
8ulawesi dengan ditemukannya
endapan
hidrokarbon di daerah #atui. 8truktur lipatan hasil analisis data gaya berat daerah
ini menunukkan potensi sumber daya geologi yang sangat besar, berupa panas bumi dan endapan hidrokarbon. > Panas bumi berada di sekitar daerah /inobu, *ecamatan 4asolo, sepanang sesar 4asolo > ebakan hidrokarbon di sekitar pantai dan lepas pantai timur daerah ini, seperti daerah *epulauan 4imbele, /eluk Matapare !*epulauan )uha 4abengke" 2awalinda /elewata 8inggere pantai 4abengke", 2awalinda, /elewata, 8inggere, utara *endari, dan lain sebagainya.
BAB 8 HASIL DAN PEMBAHASAN
8. HASIL
Adapun hasil yang diperoleh dari fild trip geomorfologi ini adalah sebagai berikut 8tasiun 5 A8P=* G=?M?+4?G5 4uas wilayah 8udut lereng Morfo Persentase sudut 4ogi #eda tinggi !meter"
G=?M?+4?G5 P=+#@*5/A) P=DA/A+A)
0
0-2
;'E
;'E
%'' I &'' m
J&m
+elief #entuk puncak
#erbukit-bukit C terbalik
Datar -
#entuk lembah #entuk lereng Gerakan tanah =rosi
@ on$eF +ill
@ memanang +ill
8edimentasi
/inggi
+endah
9enis pelapukan
Mekanik
Mekanik
/ingkat pelapukan
/inggi
/inggi
9enis
+esidual
/ransportal
/ebal
(& meter
J ( meter
2arna
Abu-abu kecoklatan
Abu-abu kecoklatan
/ipe genetik
-
-
9enis
-
-
Penampang
-
-
Pola sluran
-
-
8tadia
/utupan lahan /ata guna lahan
#atupasir, lanau, lempung /umbuhan Perkebunan
#atupasir, lanau, lempung /umbuhan Perkebunan
8truktur geologi 8tadia daerah
Dewasa
Muda
Morfo Genes a
8oil
8ungai
4itologi penyusun
8tasiun 55
A8P=* G=?M?+4?G5
G=?M?+4?G5 P=+#@*5/A) P=DA/A+A)
4uas wilayah
Morfo 4ogi
8udut lereng
70
0-2
Persentase sudut
;'E
;'E
#eda tinggi !meter"
%'' I &'' m
J&m
+elief
#erbukit-bukit
Datar
#entuk puncak
C terbalik
-
#entuk lembah
@ memanang
@ memanang
#entuk lereng
on$eF
-
Gerakan tanah
-
-
=rosi
+ill
+ill
8edimentasi
/inggi
+endah
9enis pelapukan
Mekanik
Mekanik
/ingkat pelapukan
/inggi
/inggi
9enis
+esidual
/ransportal
/ebal
&' meter
J ( meter
2arna
Abu-abu kecoklatan
/ipe genetik
-
Abu-abu kehitaman -
9enis
-
-
Penampang
-
-
Pola sluran
-
-
8tadia
-
-
4itologi penyusun
#atupasir, lanau, lempung
/utupan lahan
/umbuhan
#atupasir, lanau, lempung /umbuhan
/ata guna lahan
Perkebunan
Perkebunan
8truktur geologi
-
-
8tadia daerah
Dewasa
Muda-dewasa
Morfo Genesa
8oil
8ungai
8tasiun 555
A8P=* G=?M?+4?G5
G=?M?+4?G5 P=+#@*5/A)
P=DA/A+A)
4uas wilayah
Morfo 4ogi
8udut lereng
%0
0-2
Persentase sudut
;'E
;'E
#eda tinggi !meter"
:&-%'' m
J&m
+elief
Miring sedang
Datar
#entuk puncak
@ terbalik memanang
-
#entuk lembah
@ memanang
@ memanang
#entuk lereng
on$eF
-
Gerakan tanah
-
-
=rosi
+ill
+ill
8edimentasi
/inggi
+endah
9enis pelapukan
Mekanik
Mekanik
/ingkat pelapukan
/inggi
/inggi
9enis
+esidual
/ransportal
/ebal
& meter
J ( meter
2arna
oklat kehitaman
Abu-abu kecoklatan
/ipe genetik
-
8ubsecuent
9enis
-
Periodik
Penampang
-
-
Pola sluran
-
Dendritik
8tadia
-
Dewasa
/utupan lahan
#atupasir, lanau, lempung /umbuhan
#atupasir, lanau, lempung /umbuhan
/ata guna lahan
Perkebunan
Perkebunan
8truktur geologi
-
-
8tadia daerah
Dewasa
Muda-dewasa
Morfo Genes a
8oil
8ungai
4itologi penyusun
8.2 PEMBAHASAN
Pada stasiun pertama, berdasarkan klasifikasi bentang alam !sampurno, (367" morfologi perbukitan ini memiliki sudut lereng 0 dengan persentase sudut ;'E, serta beda timggi %''-&'' meter. 8atuan perbukitan ini memiliki bentuk atau relief yang berbukit-bukit, dengan bentuk puncak yang berbentuk huruf C terbalik dan memanang, bentuk lembahnya menyerupai huruf @ yang memanang, dan dilihat dari kemiringan lerengnya, bentuk lereng perbukitan ini adalah con$eF. #erdasarkan morfogenesanya, satuan ini tidak terdapat proses gerakan tanah seperti aliran sungai atau longsor. =rosi pada satuan ini bersifat rill dengan sedimentasi yang tinggi dan telah mengalami proses pelapukan secara mekanik dengan tingkat pelapukan yang tinggi. 8atuan ini memiliki enis tanah residual yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang kemudian diendapkan
diatas batuan induknya dengan ketebalan (& meter dan dilihat dari kenampakannya, memiliki warna coklat kehitaman. 4itologi penyusun bentuk lahan ini antara lain, batupasir, lanau, lempung dan ditutupi oleh tumbuhtumbuhan pada permukaannya. #erdasarkan analisa dilapangan, pada satuan ini tidak terdapat struktur geologi. 8tadia daerah pada satuan ini dari muda hingga dewasa.
9 G$1$ 8. M4)# 5$*$+ P*5$$$( <
Pengamatan yang kedua distasiun pertama yaitu pada satuan pedataran. #erdasarkan klasifikasi bentang alam, morfologi pada satuan ini memiliki satuan atau relief yang datar atau hampir datar, dengan sudut lereng '-2 dan persentase sudut ;'E, serta beda tinggi kurang dari ( meter. #erdasarkan kenampakan morfologinya, satuan ini tidak memiliki bentuk puncak karna reliefnya yang datar, atau bisa dikatakan bentuk puncaknya datar sehingga tidak terdapat lereng pada satuan pedataran ini, akan tetapi memiliki bentuk lembah yang berbentuk huruf @ memanang hingga diperbukitan. 8edangkan berdasarkan morfogenesanya, pada satuan pedataran ini tidak terdapat gerakan tanah seperti aliran sungai atau longsor, yang nampak hanya erosi yang bersifat rill dengan sedimentasi tinggi, serta telah mengalami pelapukan mekanik dengan tingkat pelapukan yang tinggi. 8atuan ini memiliki enis tanah transportal yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan kemudian diendapkan ditempat yang lebih rendah oleh agen-agen transport sedimen seperti angin, air dan lain-lain, yang memiliki ketebalan J ( meter, dan dilihat dari kenampakannya, tanah pada satuan ini memiliki warna coklat keabu-abuan. 4itologi penyusun pada satuan pedataran ini, antara lain
lanau, lempung dan pasir yang ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan di bagian permukaannya. #erdasarkan analisa di lapangan, satuan ini tidak terdapat struktur geologi. 8tadia daerah pada satuan ini masih muda, lapisan tanahnya belum terlalu tebal dan bersifat homogen, yang terdiri atas lapisan yang berganti-ganti.
9 G$1$ 8.2 M4)# D$*$+ P*(*)##$( <
Pada stasiun kedua, dilakukan pengamatan pada satuan geomorfologi perbukitan . #erdasarkan klasifikasi bentang alam !sampurno, (367", pada aspek morfologinya, satuan ini memiliki sudut lereng 7 0 dengan persentase sudut ;'E yang di ukur berdasarkan ketinggian tempatnya yaitu %''-&'' meter. 8atuan relief pada perbukitan ini bergelombang dengan bentuk puncak yang menyerupai huruf KCL terbalik agak memanang dan bentuk lembah yang menyerupai huruf K@L memanang, serta memiliki bentuk lereng yang con$eF atau cembung. #erdasarkan aspek morfogenesanya, satuan ini tidak terdapat gerakan tanah seperti aliran sungai atau longsor. 9enis erosi pada perbukitan ini adalah erosi rill, yang merupakan erosi yang disebabkan oleh agen-agen transport yang kemudian diendapkan pada suatu cekungan atau daerah yang lebih rendah akan tetapi tingkat erosinya masih rendah, dan satuan ini memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi serta di pengaruhi oleh pelapukan mekanik atau proses pelapukan fisika dengan tingkat pelapukan yang sedang. 8atuan ini uga memiliki enis tanah yang cenderung subur, karna tanahnya bersifat residual yang merupakan hasil lapukan batuan yang diendapkan diatas batuan induknya dan belum mengalami proses transportasi, dengan ketinggian sekitar &' meter dan berwarna coklat keabu-
abuan. 4itologi yang nampak pada penyusunan satuan perbukitan ini antara lain batupasir, lanau, dan lempung. 4ahan pada satuan ini masih ditutupi tumbuhan, dengan stadia daerah yang masih muda hingga dewasa. #erdasarkan analisa dilapangan, pada satuan ini tidak nampak atau tidak terdapat struktrur geologi.
9 G$1$8.3 P*5$$$( D$*$+ P*(*)##$( <
Pengamatan yang selanutnya pada stasiun kedua yaitu pada satuan pedataran.. #erdasarkan klasifikasi bentang alam, morfologi pada satuan ini memiliki satuan atau relief yang datar atau hampir datar, dengan sudut lereng '- 2 dan persentase sudut ;'E, serta beda tinggi kurang dari ( meter. #erdasarkan aspek morfologinya, satuan ini tidak memiliki bentuk puncak karna relie fnya yang datar, atau bisa dikatakan bentuk puncaknya datar sehingga tidak terdapat lereng pada satuan pedataran ini, akan tetapi memiliki bentuk lembah yang berbentuk huruf @ memanang hingga diperbukitan sebelahnya. 8edangkan berdasarkan aspek morfogenesanya, pada satuan pedataran ini tidak terdapat gerakan tanah seperti aliran sungai atau longsor, yang nampak hanya erosi yang bersifat rill dengan sedimentasi tinggi, serta dipengaruhi oleh pelapukan mekanik dengan tingkat pelapukan yang tinggi. 8atuan ini memiliki enis tanah transportal yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan kemudian diendapkan ditempat yang lebih rendah oleh agen-agen transport sedimen seperti angin, air dan lain-lain, yang memiliki ketebalan J ( meter, dan dilihat dari kenampakannya, tanah pada
satuan ini memiliki warna coklat keabu-abuan. 4itologi penyusun pada satuan pedataran ini, antara lain lanau, lempung dan pasir yang ditutupi oleh tumbuhtumbuhan di bagian permukaannya. #erdasarkan analisa di lapangan, satuan ini tidak terdapat struktur geologi. 8tadia daerah pada satuan ini masih muda, dengan lapisan tanah yang bersifat homogen. Pada stasiun ketiga atau stasiun terakhir, diumpai satuan geomorfologi perbukitan dengan luas wilayah sekitar.m%. . #erdasarkan klasifikasi bentang alam !sampurno, (367", morfologi perbukitan ini memiliki sudut lereng % 0 dengan persentase sudut ;'E, serta beda timggi :&-%'' meter. 8atuan perbukitan ini memiliki bentuk atau relief yang berbukit-bukit atau miring sedang, dengan bentuk puncak yang berbentuk huruf C terbalik dan memanang, bentuk lembahnya menyerupai huruf @ yang memanang, dan dilihat dari kemiringan lerengnya, bentuk lereng perbukitan ini adalah con$eF atau cembung. #erdasarkan morfogenesanya, satuan ini tidak terdapat proses gerakan tanah seperti aliran sungai atau longsor. =rosi pada satuan ini bersifat rill dengan sedimentasi yang tinggi dan dipengaruhi oleh proses pelapukan secara mekanik dengan tingkat pelapukan yang tinggi. 8atuan ini memiliki enis tanah residual yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang kemudian diendapkan diatas batuan induknya dengan ketebalan sekitar & meter dan dilihat dari kenampakannya, memiliki warna coklat keabu-abuan. 4itologi penyusun bentuk lahan ini antara lain, batupasir, lanau, lempung dan ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan pada permukaannya. #erdasarkan analisa dilapangan, pada satuan ini tidak terdapat struktur geologi. 8tadia daerah pada satuan ini dari muda hingga dewasa. Pengamatan yang kedua distasiun ketiga, yaitu pada satuan pedataran, dengan luas wilayah.m%. #erdasarkan klasifikasi bentang alam !sampurno, (367", morfologi pada satuan ini memiliki satuan atau relief yang datar atau hampir datar, dengan sudut lereng '-2 dan persentase sudut ;'E, serta beda tinggi kurang dari ( meter. #erdasarkan kenampakan morfologinya, satuan ini tidak memiliki bentuk puncak karna reliefnya yang datar, atau bisa dikatakan bentuk puncaknya datar sehingga tidak terdapat lereng pada satuan pedataran ini, akan
tetapi memiliki bentuk lembah yang berbentuk huruf @ memanang hingga diperbukitan. 8edangkan berdasarkan morfogenesanya, pada satuan pedataran ini terdapat gerakan tanah yaitu aliran singai, dan erosi yang bersifat rill atau erosi alur yang teradi karena air yang mengalir berkumpul dalam suatu cekungan atau daerah yang lebih rendah, dan sedimentasi yang tinggi pada satuan ini, serta dipengaruhi oleh pelapukan mekanik dengan tingkat pelapukan yang tinggi. 8atuan ini memiliki enis tanah transportal yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan kemudian diendapkan ditempat yang lebih rendah oleh agen-agen transport sedimen seperti angin, air dan lain-lain, yang memiliki ketebalan J ( meter, dan dilihat dari kenampakannya, tanah pada satuan ini memiliki warna coklat keabu-abuan. #erdasarkan aspek morfogenesanya, pada satuan ini terdapat sungai dengan tipe genetik subsecuent dan enis s ungainya adalah sungai periodik, yang pada musim huan airnya banyak dan pada musim kemarau airnya kering, dengan pola saluran dendritik serta stadia pada sungai ini sudah tampak dewasa. 4itologi penyusun pada satuan pedataran ini, antara lain lanau, lempung dan batupasirN yang ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan di bagian permukaannya dan belum ada penggunaan lahan pada satuan ini. #erdasarkan analisa di lapangan, satuan ini tidak terdapat struktur geologi. 8tadia daerah pada satuan ini masih muda, lapisan tanahnya belum terlalu tebal dan bersifat homogen, yang terdiri atas lapisan yang berganti-ganti. 8.2 KONDISI SUNGAI DAERAH PENELITIAN
9 G$1$ 8.8 S&($# D$*$+ P*(*)##$( <
Pada daerah penelitian, terdapat sungai dngan tipe genetic subsecuent yang merupakan sungai yang terbentuk karena di daerah conseOuent lateral teradi erosi mundur hingga ke puncak lerengnya, sehingga sungai ini telah mengadakan erosi ke samping dan memperluas lembahnya, sehingga muncul aliran sungai yang baru, yang mengikuti arah strike batuan !arah patahan". 9enis sungai pada daerah ini merupakan sungai periodik, yang pada musim huan airnya banyak dan pada musim kemarau airnya kering, dan pola alirannya adalah pola aliran dendritik yang menyerupai percabangan batang pohon yang tidak teratur dan memiliki arah aliran yang beragam serta pola aliran sungai ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen. 8tadia pada sungai ini sudah tampak dewasa.
BAB ! PENUTUP
!. KESIMPULAN
*esimpulan yang dapat di tarik pada fieldtrip Geomorfologi yang di laksanakan pada hari minggu, %% oktober %'(&, di 2ilayah kota *endari daerah )anga-)anga, yang berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan adalah sebagai berikut (" kondisi geomorfologi daerah )anga-)anga, pada wilayah kota kendari termasuk dalam lembar lasusua yang terlatak pada lengan tenggara pulau sulawesi pada morfologi lembbar lasusu-kendari, dapat dibedakan menadi empat satuan yang temrdiri dari pegunungann,perbukitan, krast, dan dataran rendah ! +iFaman, (33 ".Pegunungan terrletak pada bagian tengah dan barat dan timur, morfoloi karst terdapat dipegunungan Mata +ombeo dan dibagian hulu sungai 2aidenda serta pulau lagenki daerah pada lembar lasusua memiliki morfologi perbukitan dan daerrah rendah yang pada umumnya tersusun oleh batuan sedimen dengan ketinggian :&:&' M diatas pemukaan laut sungai yang terdapat pada lokasi ini berpola dendritik . dataran rendah terdapat didaerah pantai dan sepanang aliran sungai besar muaranya, seperti Aala kokapi, Aala konaweeha, Aala lasolo. %" Daerah pedataran daerah nanga-nanga wilayah kota kendari, #erdasarkan klasifikasi bentang alam !sampurno, (367", stasiun pertama yaitu pada satuan pedataran, dengan luas wilayah.m%. #erdasarkan klasifikasi bentang alam, morfologi pada satuan ini memiliki satuan atau relief yang datar atau hampir datar, dengan sudut lereng '-2 dan persentase sudut ;'E, serta beda tinggi kurang dari ( meter. pada stasiun kedua yaitu pada satuan pedataran, dengan luas wilayah.m%. #erdasarkan klasifikasi bentang alam, morfologi pada satuan ini memiliki satuan atau relief yang datar atau hampir datar, dengan sudut lereng '-2 dan persentase sudut ;'E, serta beda tinggi kurang dari ( meter. distasiun ketiga, yaitu pada satuan pedataran, dengan luas wilayah.m%. #erdasarkan klasifikasi
bentang alam !sampurno, (367", morfologi pada satuan ini memiliki satuan atau relief yang datar atau hampir datar, dengan sudut lereng '- 2 dan persentase sudut ;'E, serta beda tinggi kurang dari ( meter. " Daerah perbukitan kota kendari daerah nanga-nanga, klasifikasi bentang alam !sampurno, (367", stasiun pertama satuan geomorfologi perbukitan dengan luas wilayah sekitar.. m%. sudut lereng 0 dengan persentase sudut ;'E, serta beda timggi %''-&'' meter. bentuk atau relief yang berbukit bukit, dengan bentuk puncak yang berbentuk huruf C terbalik dan memanang, bentuk lembahnya menyerupai huruf @ !con$eF". morfologi stasiun dua memiliki satuan relief yang datar atau hampir datar, sudut lereng '-2 dan persentase sudut ;'E, serta beda tinggi kurang dari ( meter. kenampakan morfologinya, satuan ini tidak memiliki bentuk puncak karna reliefnya yang datar, bentuk lembah yang berbentuk huruf @ memanang hingga diperbukitan. stasiun ketiga morfologi perbukitan sudut lereng %0 dengan persentase sudut ;'E, beda timggi :&-%'' meter. bentuk atau relief yang berbukit-bukit atau miring sedang, bentuk puncak yang berbentuk huruf C terbalik dan memanang, bentuk lembahnya menyerupai huruf @ yang memanang, dan dilihat dari kemiringan lerengnya, bentuk lereng perbukitan con$eF atau cembung.
!.2 SARAN
8aran untuk pembimbing fieldtrip geomorfologi agar pada saat fieldtrip dan melakukan praktikum di lapangan, praktikan benar-benar dibimbing agar ilmu dan mekanisme saat praktikum di lapangan benar-benar dipahami oleh praktikan.