1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Latar Belakang Belakang
Seirin Seiring g dengan dengan mening meningkatn katnya ya aktivi aktivitas tas budiday budidaya, a, kondis kondisii kualit kualitas as air sem semakin akin meng mengal alam amii
penu penuru runa nan n
kare karena na teru teruss
mene meneru russ
digu diguna naka kan n
untu untuk k
berproduksi tanpa memperhatikan kualitasnya. Dalam media air, mikroorganisme sangat cepat berkembang sehingga akan menjadi pathogen yang dapat menyerang ikan budidaya. Sehingga sering sekali terlihat ikan-ikan yang dibudidayakan sakit atau malah mengalami kematian akibat kualitas air yang buruk. Dalam kegiatan budidaya, penyakit merupakan permasalahan yang sangat serius dan menakutkan karena hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian yakni selain dapat mematikan ikan, hal ini juga dapat menurunkan mutu dari ikan itu sendiri. Kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat tergantung pada jenis penyakit, kondisi ikan dan kondisi lingkungan Menurut penyebabnya, penyakit ikan dibedakan atas penyakit infeksi (infectious diseases) dan non infeksi (non infectious diseases). Penyakit infeksi adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh jasad parasitik, bakteri, jamur dan virus sedangkan penyakit non infeksi infeksi adalah penyakit penyakit yang tidak menular. Penyakit yang sangat berbahaya berbahaya dan ditakutkan oleh kalangan pembudidaya yaitu penyakit infeksi karena akan sangat cepa cepatt meny menyera erang ng/m /men engi ginf nfek eksi si ikan ikan dala dalam m suat suatu u popu popula lasi si sehi sehing ngga ga akan akan menurunkan produksi. Tentunya hal ini akan menimbulkan kerugian yang cukup besar di kalangan pembudidaya (Afrianto, 1992).
2
Dengan adanya beberapa permasalahan tersebut, sekiranya sangat penting dilakukan dilakukan pengkajian terhadap penyakit ikan agar kedepanny kedepannyaa bisa diketahui diketahui solusi dan upaya yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. 1. 2. Tujuan dan manfaat m anfaat
Tujua Tujuan n dan dan manf manfaa aatt dari dari prak prakti tiku kum m
Iden Identi tifik fikasi asi Ekto Ektopa paras rasit it Dan Dan
Endoparasit adalah mendiagnosa jenis-jenis parasit yang menginfeksi ikan serta organ-organ yang terinfeksi. Tujuan dan manfaat dari praktikum teknik pengawetan spesimen parasit ikan ikan adalah adalah mempel mempelajar ajarii teknik teknik pengaw pengaweta etan n spesime spesimen n parasit parasit dan pembua pembuatan tan preparat permanen untuk tujuan identifikasi. Tujuan dan manfaat dari praktikum siklus hidup digenea adalah untuk mempraktekkan salah satu fase dalam siklus hidup parasit digenea. Tujuan Tujuan dan manfaa manfaatt dari dari prakti praktikum kum pengam pengamata atan n terhada terhadap p ikan ikan yang yang keracunan bahan polutan adalah melihat gejala klinis pada ikan yang disebabkan oleh adanya bahan polutan diperairan. Tujuan dari praktikum pengamatan bakteri adalah agar mahasiswa dapat mengenal bentuk-bentuk bakteri , setelah melakukan pewarnaan gram. Tujuan dan manfaat dari praktikum pewarnaan dan pembuatan preparat parasit darah adalah untuk mempraktekkan cara pembuatan sampel darah dan pewarnaan parasit pada darah terutama golongan flagellata.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang ber`ada pada tubuh, insang insang,, maupun maupun lendir lendir inangn inangnya ya dan menga mengambi mbill manfaat manfaat dari dari inang inang tersebu tersebut. t. Dengan kata lain parasit hidup dari pengorbanan inangnya. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri, virus, dan jamur. Manfaat yang diambil parasit terutama adalah zat makanan dari inangnya (Sachlan, 1952). Berdas Berdasark arkan an letak letak penyer penyerang angann annya ya parasit parasit dapat dapat dibagi dibagi menjad menjadii dua kelompok. Kelompok pertama disebut ektoparasit yaitu parasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan kelompok kedua adalah endoparasit yaitu parasit yang berada dalam tubuh ikan (Heckmann, 2003). Menurut Walker (2005) parasit dapat dibagi menjadi dua yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup diluar tubuh inang atau di dalam liang-liang kulit yang mempunyai hubungan dengan luar kulit sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup dibagian dalam tubuh ikan seperti hati, limpa limpa otak otak dan dalam dalam sistem sistem pencern pencernaan aan,, sirkula sirkulasi si darah, darah, pernap pernapasan asan,, dalam dalam rongga perut, daging, otot dan jaringan tubuh lainnya. Adapun tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau parasit adalah ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan, nafsu makan mulai berkurang, malas berenang bere nang dan cenderung mengapung di permukaan air, adakal adakalany anyaa ikan ikan berger bergerak ak secara secara cepat cepat dan tiba-ti tiba-tiba, ba, selapu selaputt lendim lendimya ya berangsur-angsur berkurang atau habis. sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat), pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor, di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak
4
bahkan terlepas. terlepas . Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas, sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang kadang-kadang hanya tinggal jari-jari jari-jari siripnya siripnya saja, insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, warna insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan, dan bagian isi perutnya terutama te rutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh (Takashima dan Hibiya, 1995). Menurut Menurut Supriyadi Supriyadi dan Taufik Taufik (1983) (1983) Berdasarkan Berdasarkan daerah penyebaran penyebaran,, penyakit atau parasit ikan dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu: 1. Penyakit Penyakit atau parasit pada pada kulit. Penyakit Penyakit atau parasit ini menyerang menyerang bagian bagian kuli kulitt ikan ikan sehi sehing ngga ga deng dengan an muda mudah h dapa dapatt dide didete teks ksi. i. Apab Apabil ilaa orga organi nism smee penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah dapat langsung diiden diidentifi tifikas kasi. i. Akan Akan tetapi tetapi bila bila beruku berukuran ran kecil kecil harus harus di identi identifik fikasi asi dengan dengan memp memperg ergun unak akan an sebu sebuah ah mikr mikros osko kop p atau atau deng dengan an meng mengam amat atii akib akibat at yang yang timbul timbulkan kan oleh oleh seranga serangan n organi organisme sme-org -organi anisme sme terseb tersebut. ut. Biasany Biasanyaa ikan ikan yang yang terse terseran rang g akan akan terli terliha hatt menj menjad adii pucat pucat dan dan timbu timbull lend lendir ir secar secaraa berl berleb ebih ihan an.. Organi Organisme sme yang yang menye menyerang rang bagian bagian kulit kulit dapat dapat berasal berasal dari dari golong golongan an bakteri bakteri,, virus, jamur atau lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak bercak berwama putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang meng mengala alami mi seran seranga gan n peny penyaki akitt atau atau para parasit sit pada pada kuli kulitn tnya ya,, biasa biasany nyaa akan akan menggosok menggosok-gosok -gosokkan kan badannya badannya kebenda-ben kebenda-benda da disekeliling disekelilingnya nya sehingga sehingga sering kali kali meni menimb mbul ulka kan n luka luka baru baru yang yang dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an terja terjadi diny nyaa infe infeks ksii sekunder. 2. Penyak Penyakit it atau parasit parasit pada pada insang insang.. Penyakit Penyakit atau parasit parasit yang menyer menyerang ang organ organ insang insang agak agak sulit sulit untuk untuk didete dideteksi ksi secara secara dini dini karena karena menyer menyerang ang bagian bagian
5
dalam dalam ikan. ikan. Salah Salah satu cara yang yang diang dianggap gap cukup cukup efektif efektif untuk untuk menget mengetahu ahuii adanya serangan penyakit atau parasit pada insang adalah mengamati pola tingkah laku ikan. Ciri utama ikan yang terserang organ insangnya adalah menjadi sulit untuk bernafas. Selain itu, tutup insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup ditutup dengan dengan sempurna. sempurna. Jika seranganny serangannyaa sudah meluas, lembaran-lem lembaran-lembaran baran insang menjadi semakin pucat. Sering pula dijumpai adanya bintik-bintik merah pada insang yang menandakan telah terjadi pendarahan (peradangan). Jika terlihat bintik putih pada insang, kemungkinan besar di sebabkan oleh serangan parasit kecil yang menempel. 3. Penyakit atau parasit pada organ dalam. dalam. Ciri utama ikan yang yang terkena serangan penyakit
atau
parasit
pada
organ
(alat-alat)
dalamnya
adalah
terjadi
pembengkakan di bagian perut disertai dengan berdirinya sisik. sis ik. Akan tetapi te tapi dapat terjadi terjadi pula pula bahwa bahwa ikan ikan yang yang tersera terserang ng organ organ dalamn dalamnya ya memilik memilikii perut perut yang yang sangat kurus. Jika pada kotoran ikan sudah dijumpai bercak darah, ini berarti pad usus usus terja terjadi di pend pendara araha han n (per (perad adan anga gan) n).. Jika Jika seran seranga gann nnya ya suda sudah h menc mencap apai ai gelem gelembu bung ng rena renang ng biasa biasany nyaa kesei keseimb mban anga gan n bada badan n ikan ikan menj menjad adii terga tergang nggu gu sehingga gerakan berenangnya jungkir balik tidak terkontrol. Salah satu kendala bagi ikan air tawar adalah adanya penyakit ikan yang dapat disebabkan oleh penyebab infektif (parasit, jamur, bakteri, virus) maupun non infektif (kualitas air, kandungan kandungan gizi pakan, pakan, genetik genetik dan lain-lain). Penyakit Penyakit tersebut tersebut dapat dikendalikan dikendalikan melalui melalui tindakan tindakan preventif preventif (pencegahan (pencegahan)) maupun maupun kurati kuratiff (pengo (pengobat batan) an) dengan dengan harapa harapan n didapa didapatka tkan n ikan ikan yang yang sehat sehat sehing sehingga ga menunjang keberhasilan budidaya ikan. Secara umum tindakan preventif terhadap penyakit dapat dilakukan dengan cara melakukan pengolahan budidaya ikan
6
secara secara baik, baik, seperti seperti melaku melakukan kan persiap persiapan an kolam kolam dengan dengan baik baik dan tepat tepat yaitu yaitu pengeringan kolam, pengapuran dan pemupukan, melakukan pencucian akuarium atau bak yang akan dipakai dengan menggunakan desinfektan, padat penebaran optimal, melakukan penanganan ikan secara baik pada saat penebaran maupun panen sehingga tidak menimbulkan luka yang dapat menyebabkan infeksi, pencegah agar tidak terjadi kontak langsung antara ikan sakit dan sehat dengan cara mengisolasi ikan yang terserang penyakit, pencegah penularan yang dapat terjadi melalui peralatan yang dipakai, wadah maupun air media pemeliharaan, menjaga agar kualitas air media tetap pada kondisi optimal, dan menjaga kualitas pakan agar tetap baik dan cukup dalam jumlah pakan yang diberikan (Sarig, 1971). Family Family Dacty Dactylog logyri yridae dae tidak tidak kurang kurang dari 7 Genus Genus dan lebih dari dari 150 Spesi Spesies es yang term termasu asuk k di dala dalamn mnya ya baik baik pada pada air air tawa tawarr maup maupun un air air laut laut.. Orgnisme ini panjangnya berukuran tidak lebih dari 2 mm. dan yang paling sering ditemukan berukuran antara 0.2 – 0.5 mm. Memiliki 7 pasang jangkar ditepi dan biasanya sepasang jangkar paling tengah pada opishaptor. Kadang-kadang pada beberapa spesies memiliki 2 pasang. Dactylogyrus memiliki 2 hingga 4 titik pigmen (mata). Ovarinya berbentuk bulat oval, dan testisnya sepasang. Semua Dactylogyrus adalah ovipar tanpa uterus hanya struktur ootype pada waktunya berisi satu telur. Genus yang biasanya ditemukan pada ikan adalah spesies Dactylogy Dactylogyrus, rus, spesies spesies ini kadang-kada kadang-kadang ng ditemukan ditemukan sebagai sebagai penyerang penyerang insang karena paling sering ditemukan pada insang di inangnya (Walker, 2005). Dacty Dactylogy logyrus rus sendir sendirii adalah adalah hewan hewan yang yang kedalam kedalam golong golongan an cacing cacing-cacingan. cacingan. Berukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata, tetapi
7
hanya bisa dilihat lewah mikroskop. Dalam tubuh ikan, hewan ini digolongkan sebagai parasit. Artinya hewan yang mengambil makanan untuk hidupnya dari hewan yang ditumpangin ditumpanginya. ya. Keadaan Keadaan itu menimbulkan menimbulkan kerusakan (Heckmann, 2003). Dactylogyrus sp. merupakan parasit yang menyerang ikan air tawar dan ikan air laut. Parasit ini juga merupakan parasit yang sering menyerang ikan carp. Hidup di insang. Insang yang terserang parasit ini berubah warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan dan memproduksi lendir yang berlebih, tentunya ini akan mengganggu pertukaran gas oleh insang. Parasit yang matang melekat pada insang dan bertelur disana. Distribusinya luas, memiliki siklus hidup langsung dan merupa merupakan kan parasit parasit ekstern eksternal al pada pada insang, insang, sirip, sirip, dan rongga rongga mulut mulut.. Intens Intensita itass reproduksi dan infeksi memuncak pada musim panas (Gusrina, 2008). Sukadi (2004) mengemukakan bahwa ikan yang terserang Dactylogyrus sp biasanya akan menjadi kurus, berenang menyentak-nyentak, tutup insang tidak dapat menutupi dengan sempurna karena insangnya rusak, dan kulit ikan kelihatan tak bening bening lagi lagi selanju selanjutny tnyaa Gusrin Gusrina, a, (2008) (2008),, mengem mengemuka ukakan kan gejala gejala infeksi infeksi Dacty Dactylogy logyrus rus sp pada pada ikan ikan antara antara lain : pernaf pernafasan asan ikan ikan mening meningkat kat,, produk produksi si lendir lendir berleb berlebih, ih, Insang Insang yang yang terseran terserang g beruba berubah h warnany warnanyaa menjad menjadii pucat pucat dan keputih-putihan. Penyerangan parasit Dactylogylus sp. ini dimulai dengan cacing dewasa menempel pada insang atau bagian tubuh lainnya. Setelah matang gonad, telurnya akan jatuh ke perairan. Dalam 2–3 hari dengan suhu 24–28 O C, telur yang jatuh akan menjadi larva infektif kemudian membentuk dua tonjolan di bagian anterior. Pecahn Pecahnya ya telur telur tersebu tersebutt terjadi terjadi akibat akibat adany adanyaa tekana tekanan n dari dari dalam dalam doron dorongan gan
8
perkembangan larva. Kemudian larva akan keluar dan berenang bebas mencari inang untuk tumbuh menjadi dewasa. Namun apabila pada suhu 20–28OC larva Dactylogyrus sp. tidak bisa menemukan inangnya, ia tetap bisa bertahan sampai 12 jam karena karena telur telur Dacty Dactylogy logyrus rus sp. termasuk termasuk salah salah satu telur yang yang sangat sangat resisten terhadap terhadap lingkungan. lingkungan. Pada suhu 23OC telur akan menetas menetas dalam 2,5 – 4 hari dan pada suhu 13 – 14OC larva akan menjadi dewasa dalam 4,5 minggu (Sachlan, 1952). Sebagai Sebagai langkah langkah pencegahan parasit ini adalah dengan memberi memberi pakan yang bergizi tinggi. kepadatan dikurangi, dan sirkulasi air harus berjalan lancar, untuk ikan yang terlanjur sakit bisa diobati dengan larutan formalin 100-200 ppm, sedang sedangkan kan untuk untuk ikan ikan yang yang sudah sudah terlanj terlanjur ur parah parah sebaikn sebaiknya ya dising disingkir kirkan kan dan dibakar agar tidak menulari ikan lain yang sehat (Sukadi, 2004). Trichodina sp merupakan ektoparasit yang menyerang/menginfeksi kulit dan insang, biasanya menginfeksi semua jenis ikan air tawar. Populasi Trichodina sp di air meningkat pada saat peralihan musim, dari musim panas ke musim dingin. Berkembang biak dengan cara pembelahan yang berlangsung di tubuh inang inang,, mudah mudah berena berenang ng secara secara bebas, bebas, dapat dapat melepa melepaska skan n diri diri dari dari inang inang dan mampu hidup lebih dari dua hari tanpa inang Parasit ini merupakan protozoa dari golo golong ngan an cili ciliat ataa beru beruku kura ran n ± 50µm 50µm berb berben entu tuk k bund bundar ar deng dengan an sisi sisi later lateral al berbentuk lonceng, memiliki cincin dentikel sebagai alat penempel dan memiliki silia di sekeliling tubuhnya (Afrianto, 1992). Bakt Bakteri eri meru merupa paka kan n mikr mikrob obia ia prok prokar ario ioti tik k unis uniselu elula lar, r, term termasu asuk k klas klas Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri
9
ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut (Supriyadi, 1986). Supriyadi Supriyadi (1986) menambahka menambahkan n Bakteri Bakteri mempunyai mempunyai bentuk dasar bulat, bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan pertumbuhan tertentu. tertentu. Bakteri Bakteri dapat mengalami mengalami involusi, involusi, yaitu perubahan perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang ang berm bermac acam am-m -mac acam am dan dan tera teratu turr wala walaup upun un ditu ditumb mbuh uhka kan n pada pada syar syarat at pertumbuhan yang sesuai. Umumnya Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 μ. μ. Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tidak tercema tercemarr airny airnyaa masih masih murni murni dan alami, tidak ada zat-zat zat-zat kimia kimia yang yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut tersebut maupun maupun bagi makhluk makhluk hidup lain yang tinggal tinggal di sekitar sungai tersebut tersebut (Adit, 2010). Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis deterjen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut suk sukar
diru dirusa sak k
oleh leh
mikro ikroor org ganis anisme me
(nonbiodegradable) nonbiodegradable)
menimbulkan pencemaran lingkungan (Karmana, 2007).
sehi sehin ngga gga
dapat apat
10
Penc Pencem emar aran an air air adal adalah ah suat suatu u peru peruba baha han n kead keadaa aan n di suat suatu u temp tempat at penampungan air seperti danau danau,, sungai sungai,, lautan dan air tan tanah ah akibat akibat aktivitas aktivitas manusia. manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain meng mengali alirk rkan an air air juga juga meng mengali alirk rkan an sedim sedimen en dan dan polu polutan tan.. Berb Berbag agai ai macam macam fungsinya fungsinya sangat sangat membantu membantu kehidupan kehidupan manusia. Pemanfaatan Pemanfaatan terbesar terbesar danau, danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebag sebagai ai salu saluran ran pemb pembua uang ngan an air air hujan hujan dan dan air air limba limbah, h, bahk bahkan an seben sebenarn arnya ya berpotensi sebagai objek wisata (Arif, 2011). Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tidak tercema tercemarr airny airnyaa masih masih murni murni dan alami, tidak ada zat-zat zat-zat kimia kimia yang yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai terse tersebu butt maup maupun un bagi bagi makh makhlu luk k hidu hidup p lain lain yang yang ting tingga gall di sekit sekitar ar sunga sungaii terse tersebu but.P t.Pol olut utan an adal adalah ah zat atau atau subs substa tans nsii yang yang menc mencem emari ari ling lingku kung ngan an.. Ling Lingku kung ngan an perai peraira ran n yang yang terc tercem emar ar limb limbah ah dete deterje rjen n kate katego gori ri kera kerass dalam dalam konsentrasi konsentrasi tinggi akan mengancam mengancam dan membahayak membahayakan an kehidupan kehidupan biota air dan manusia manusia yang yang mengko mengkonsu nsumsi msi biota biota tersebu tersebut.S t.Sela elain in itu banya banyak k dari dari kita kita yang yang belum tahu bahaya atau dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari (Matsjeh, 1996). Deterg Detergen en adalah adalah pember pembersih sih sinteti sintetiss campur campuran an berbag berbagai ai bahan, bahan, yang yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Yaitu senyawa senyawa kimia bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang
11
direak direaksika sikan n dengan dengan natriu natrium m hidrok hidroksid sidaa (NaOH) (NaOH)..
Diband Dibanding ing dengan dengan sabun, sabun,
detergen detergen mempunyai mempunyai keunggulan keunggulan antara lain mempunyai mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Akan tetapi sabun lebih mudah diurai oleh mikroorganisme (Adit, 2010).
12
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan tempat
Prakti Praktikum kum Parasit Parasit dan Penya Penyakit kit Ikan Ikan ini dilaks dilaksana anakan kan pada pada hari hari senin senin mulai tanggal 22 Oktober, 29 Oktober, 5 november, 12 November, 19 November, 26 November, November, dan 3 Desember Desember 2012 pukul pukul 15.00 – 17.00 WIB. Yang bertempat bertempat di Laboratorium Parasit Dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 3.2. Alat Dan Bahan 3.2.1. Metode dasar dalam identifikasi ektoparasit dan endoparasit
Adapun bahan yang digunakan yaitu ikan Nila ( Oreochromis niloticus), niloticus), ikan ikan Pant Pantau au ( Rasbora Rasbora bornensis), bornensis), dan dan ikan ikan Sepa Sepatt siam siam yang ang masi masih h hidu hidup p berukuran kecil, sedangkan alat yang digunakan yaitu mikroskop, gunting bedah, pinset, slide glass, mistar ukur, cover glass dan alat tulis. 3.2.2. Teknik pengawetan spesimen parasit
Adapun bahan yang digunakan yaitu ikan Nila ( Oreochromis niloticus) yang masih hidup berukuran besar, aquades, dan safranin. Sedangkan alat yang digunakan yaitu petri disk, slide glass, pipet tetes, cover glass dan alat tulis. 3.2.3. Pengamatan terhadap ikan yang keracunan bahan polutan
Adapun bahan yang digunakan yaitu ikan Mas ( Cyprinus carpio) ukuran 5-10 cm, deterjen bubuk, bayclin dan randup. Sedangkan alat yang digunakan yaitu wadah stoples volume 5-10 liter, stopwatch, gunting bedah, pinset dan alat tulis.
13
3.2.4. Pengamatan terhadap bakteri
Adapun bahan yang digunakan yaitu Aeromonas sp, sp, aquades, alcohol absolute, minyak emersi, kristal violet, lugol dan safranin. Sedangkan alat yang digunakan yaitu jarum ase, kaca objek, mikroskop, lampu bunsen, pipet tetes. 3.2.5. Pewarnaan dan pembuatan preparat parasit darah
Adapun bahan yang digunakan yaitu ikan lele (Clarias gariepinus) yang masih hidup berukuran besar, larutan natrium citrate 3,8%, alkohol absolute dan larutan larutan giemsa. giemsa. Sedangkan Sedangkan alat yang yang digunakan digunakan yaitu jarum suntik, slide glass, cover glass dan alat tulis. 3.2.6. Pengamatan terhadap siklus digenea
Adapun bahan yang digunakan yaitu siput, aquades. Sedangkan alat yang digunakan yaitu lampu, slide glass, cover glass, cawan petri, dan pipet paestur. 3.3. Metode Praktikum
Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan. 3.4. Prosedur Pratikum 3.4.1. Metode dasar dalam identifikasi ektoparasit dan endoparasit
1. Ikan Ikan yang yang sakit sakit dimas dimasukk ukkan an kedal kedalam am wadah wadah 2. Ambi Ambill satu satu ekor ekor ikan dan ambi ambill lend lendir ir dibagi dibagian an sisik sisik ikan ikan kemu kemudi dian an letakkan di diatas slide glass dan amati dibawah mikroskop 3. Kemudian Kemudian ambil ambil insangny insangnyaa dan letakkan letakkan diatas diatas slide slide glass dan amati amati jenis bakterinya dibawah mikroskop 4. Beda Bedah h ikan ikan ters terseb ebut ut dan dan ambi ambill ginj ginjal alny nyaa kem kemudia udian n amat amatii diba dibawa wah h mikroskop
14
5. Gambar Gambar jenis-jenis jenis-jenis parasit yang yang didapat didapat dalam kertas gambar gambar 3.4.2. Pengawetan spesimen parasit
1. Ikan Ikan diam diambi bill dari dari temp tempat atny nyaa lalu lalu diam diambi bill lend lendir irny nyaa dari dari bagi bagian an atas atas kebawah 2. Liat Liat diab diabgi gian an insa insang ng sisi sisik k dan dan daer daerah ah luar luar ikan ikan dan dan amat amatii diba dibawa wah h mikroskop 3. Bedah Bedah ikann ikannya ya dan dan liat liat dibagi dibagian an ususny ususnyaa 4. Lalu Lalu amati amati dan gamb gambar ar parasit parasit apa apa yang yang didapa didapatka tkan n 3.4.3. Pengamatan siklus hidup digenea
1. Ambil Ambil siput siput dari dari lokasi-l lokasi-loka okasi si peterna peternakan kan ikan ikan 2. Pindahkan Pindahkan beberap beberapaa siput pada cawan cawan petri, petri, lalu lalu dipenuhi dipenuhi dengan dengan air 3. Tutup Tutup cawan cawan petri tanpa tanpa ada gelembu gelembung ng udara. udara. Jika terbentuk terbentuk gelemb gelembung ung udara, ulangi lagi mengisi cawan petri dengan aquades 4. Sinari Sinari cawan cawan petri yang yang berisi berisi siput tersebu tersebutt dengan dengan cahaya cahaya atau lampu lampu kuat. 5. Amati cercaria cercaria yang yang dikeluark dikeluarkan an dari siput, siput, lalu lalu pindahka pindahkan n pada slide slide glass glass tutup dengan cover glass 6. Amati dibawah dibawah mikroskop mikroskop majemuk majemuk dan dan gambar gambar larva larva cercaria cercaria tersebut tersebut 3.4.4. Pengamatan terhadap ikan yang keracunan bahan polutan
1. Siapka Siapkan n wadah wadah kemud kemudian ian isi wada wadah h dengan dengan air air 2. Larutk Larutkan an bahan bahan pencem pencemar, ar, aduk aduk sampai sampai homog homogen en 3. Masu Masukk kkan an ikan ikan 4. Amati tingka tingkah h laku ikan,m ikan,mucus ucus dan bukaan bukaan mulutny mulutnyaa selama lebih lebih kurang kurang 30 menit
15
5. Ikan Ikan yang yang suda sudah h mati mati kemu kemudi dian an dibe dibeda dah h dan dan diam diamati ati warn warnaa jant jantun ung, g, insang, hati dan ginjalnya 6. Catat Catat di kert kertas as gamba gambarr hasil hasil yang yang diper diperole oleh h 3.4.5. Pengamatan terhadap bakteri
1. Ambil Ambil satu kolom kolom bakteri bakteri dengan dengan jarum ose, ose, letakkan letakkan diatas diatas kaca objek, objek, teteskan sedikit akuades lalu buat preparat ulas, kemudian kering anginkan selanjutnya dilewatkan diatas api lampu bunsen 3 kali, tujuan untuk fiksasi 2. Genang Genangii dengan dengan zat zat warna warna kristal kristal viole violett 1-2 menit menit 3. Buang kelebihan kelebihan warna warna dengan dengan cara cara memberi memberi larutan larutan lugol lugol selama selama 1 menit menit 4. Cuci Cuci deng dengan an alko alkoho holl abso absolu lute te bebe bebera rapa pa deti detik, k, bila bilass deng dengan an air air kran kran mengalir 5. Gena Genang ngii deng dengan an safran safranin in selama selama 2-3 2-3 meni menitt lalu lalu cuci cuci deng dengan an air kran kran mengalir 6. Amati dibawah dibawah mikroskop mikroskop dengan dengan pembesa pembesaran ran 10 × 100 (teteskan (teteskan minyak minyak emersi ke preparat) 7. Gambar Gambar bentuk bentuk-be -bentu ntuk k bakteri bakteri dan apa apa warnany warnanyaa 3.4.6. Pewarnaan dan pembuatan preparat parasit darah
1. Ambil darah dari ikan lele dengan menggunakan jaru jarum m suntik. Peng Penggu gump mpala alan n darah darah dapa dapatt dihi dihind ndari ari deng dengan an meng menggu guna naka kan n larut larutan an natrium citrate 3,8% atau heparin 2. Leta Letakk kkan an sete setete tess dara darah h pada pada sala salah h satu satu ujun ujung g slid slidee glas glasss yang ang tida tidak k berminyak
16
3. Temp Tempel elka kan n salah salah satu ujung ujung slide slide glas glasss yang ang lain lain pada pada slide slide glass glass yang yang mengandun mengandung g darah, lalu geser kearah menjauhi menjauhi darah untuk menciptakan menciptakan lapisan tipis darah 4. Biarkan Biarkan kering kering udara lapisan spesimen spesimen darah darah tersebut tersebut 5. Warnai Warnai denga dengan n larutan larutan giems giemsaa dan biarka biarkan n kering kering 6. Amati Amati dan gamb gambar ar parasit parasit darah darah dibaw dibawah ah mikro mikrosko skop p
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Identifikasi Ektoparasit dan Endoparasit
Ikan yang digunakan sebagai ikan sampel adalah ikan nila ( Oreochromis niloticus) niloticus) dan ikan pantau ( Rasbora bornensis). bornensis). Untuk ukuran ikan nila adalah TL 205 mm, BdH 70 mm, dan SL adalah 175 mm. Sementara ikan pantau TL 50 mm, SL 45 mm, BdH 10 mm, dan HdL 7 mm. Dari praktikum yang dilakukan di dapatkan beberapa ektoparasit antara lain adalah Dactylogirus sp. yang menyerang insang ikan, lalu terdapat jenis cacing yang juga menyerang insang, namun belum diketahui jenisnya.
Gambar 1. Dactylogirus 1. Dactylogirus sp.
Gambar 2. Cacing yang belum diketahui spesiesnya Selanjutnya pada bagian tubuh (integumen) pada sisik ditemukan parasit dari golongan Trichodina sp.
18
Gambar 3. Trichodina sp. Untuk Untuk parasit parasit golong golongan an endopa endoparasi rasitt tidak tidak dapat dapat ditemu ditemukan kan dari dari ikan ikan uji berupa ikan pantau dan ikan nila di karenakan waktu yang tidak memadai dan pengamatan yang terbatas. 4.1.2 Siklus Hidup Digenia
Dari pengamatan yang dilakukan di dapatkan hasil cercaria dari keong mas 1 jenis yang tidak teridentifikasi.
Gambar 4. Cercaria pada siput Cercaria Cercaria merupakan merupakan fase setealah redia dan sporocyst, sporocyst, yang selanjutnya selanjutnya cercaria akan keluar dari inang ke perairan bebas dan mencari inang baru. 4.1.3 Teknik Pengawetan Spesimen Parasit pada Ikan
Ikan uji adalah ikan nila (Oreochromis ( Oreochromis niloticus) niloticus) dengan hasil pengukuran morfometrik sebagai berikut TL 170 mm dan BdH 60 mm. Dari hasil pengamatan didapatkan 2 jenis ektoparasit, yang pertama adalah Apiosoma blanchard pada sisik ikan nila (Oreochromis (Oreochromis niloticus). niloticus).
19
Gambar 5. Apiosoma 5. Apiosoma blanchard Dan 1 jenis jenis lagi lagi ektopa ektoparasi rasitt yang yang di dapat dapat pada pada insang insang ikan ikan nila, nila, yaitu yaitu Dactylogirus sp.
Gambar 6. Dactylogirus 6. Dactylogirus sp. 4.1.4 Pengamatan Terhadap Ikan yang Keracunan Bahan Polutan
Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap ikan yang terkena polutan Kondisi Jantung, Bukaan Tabel Kontrol
Pergerakan
Hati, Insang, dan Operculum Lendir Jantu Jantung ng mera merah h puca pucat, t,
Kontrol
10 menit pertama Normal, aktif
814/10 menit
hati
10 menit kedua
Normal, aktif
1563/ 10 menit
insa insan ng
10 menit ketiga Bayclin
Normal aktif
1231/10 menit
tidak terlalu banyak Jan Jantung pucat, hati
10 menit pertama
Mulai
loncat- 1123/10 menit
merah erah
merah puca pucat, t,
puca pucat, t,
cerah, len lendir dir
insa insan ng
20
lobcat pada menit
pucat,
ke
mengeluarkan lendir
6,
lendir
mening meningkat kat..
dan
banyak
Pada Pada
menit 8 ikan tidak mampu membalikkan tubuh 10 menit kedua
Ikan
diam
di 600/10 menit
dasar perairan 10 menit ketiga
Ikan diam didasar 140/10 menit periran,
tidak
bergerak Jan Jantung
Deterjen
10 menit pertama
Ikan
lemas, 710/ menit
pergerakan sedikit 10 menit kedua
Kejang-kejang, berenang
tidak
beraturan,
dan
akh akhirn irnya
pucat,
pucat, insang
hati pucat,
lendir banyak 200/10 menit
lebih
banyak diam
10 menit ketiga
Ikan
tidak 111/10 menit
bergerak lagi Jan Jantung
Round up
10 meni menitt perta pertama ma
Perg Pergera eraka kan n
1089 1089/1 /10 0 meni menitt
pucat,
pucat, insang
hati merah
21
agresif agresif dan tidak tidak
pucat,
menentu,
banyak lendir
ikan
dan
cukup
stress 10 menit kedua
Pergerakan
727/10 menit
melemah 10 menit ketiga
Ikan lemah kemu kemudi dian an
semakin 567/10 menit dan tida tidak k
bergerak Dari pengamatan pengamatan yang yang dilakukan dilakukan di dapatkan dapatkan bahwa ikan yang di letakkan letakkan pada wadah berisi larutan bayclin paling cepat mati dibanding ikan pada wadah lainnya. 4.1.5 Pengamatan Bakteri
Dari hasil yang di amati di dapatkan gambar pengamatan dengan mikroskop sebagai berikut:
Gambar 7. Bakteri yang diamati dibawah mikroskop
4.1.6 Pewarnaan dan pembuatan Preparat Parasit Darah
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
22
Gambar 8. Penampakan eritrosit dan leukosit melalui mikroskop
Gambar 9. Penampakan trombosit, monosit, dan basofil Jumlah Eritrosit = ∑n x 104 sel/ml = 473 x 10 4 sel/ml = 4.730.000 sel/ml Jumlah Jumlah Leukosit Leukosit = ∑n x 500 500 sel/ml sel/ml = 974 x 500 sel/ml
23
= 487.000 sel/ml Dari hasil ini berarti jumlah leukosit melebihi batas normal yaitu 200.000-300.000 sel/ml. Artinya terjadi keabnormalan pada jumlah leukosit, hal ini dimungkinkan karena ikan mengalami sakit atau terserang parasit sehingga produksi leukosit meningkat.
Gambar 10. Penampakan granulosit basofil 4.2. Pembahasan
Dactylogyrus sp mempunyai ophistapor (posterior suvker) dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait marginal yang terdapat pada bagian posterior. Kepala memiliki 4 lobe dengan dua pasang mata yang terletak di daerah pharynx. Dactylogyrus merupakan ektoparasit cacing yang ditemukan menyerang insan insang g ikan ikan dan dan jaran jarang g ditem ditemuk ukan an pada pada perm permuk ukaa aan n tubu tubuh h ikan ikan.. Ikan Ikan yang ang terinf terinfeks eksii tampak tampak stress, stress, berena berenang ng terus terus meneru menerus, s, berkum berkumpul pul di dekat dekat pintu pintu pemasukan air. Insang berwarna pucat, ditutup oleh lendir, dan sering berbentuk seperti mozaik. Pada titik dimana jangkar cacing mencengkeram, mencengkeram, terlihat adanya
24
kerusakan epithelium dan terganggunya jaringan. Rusaknya epithelium ditambah dengan dengan produk produksi si lendir lendir yang yang berleb berlebiha ihan, n, akan akan mengga menggangg nggu u pertuk pertukara aran n gas oksigen. Akibatnya sel-selnya akan mati dan tidak berfungsi. Akibatnya ikan akan mati dan tidak berfungsi. Akibatnya ikan akan mati karena tidak dapat bernafas dengan baik. Parasit cacing ini termasuk parasit penting, karena secara nyata dapat merusak filament insang, dan relatif lebih sulit dikendalikan (Walker, 2005). Efek patologi dari parasit parasit Dactylogyrus Dactylogyrus sp adalah kerusakan yang sangat parah pada insang yaitu: pendempetan antara lamella sekunder (fusion), pembengkakan pada ujung lamella sekunder (distal hyperflasia), pembengkakan pada pangkal lamella sekunder (basal hyperflasia), dan terjadinya produksi lendir/mucus yang berlebihan. Menurut Takhasima dan Hibiya (1995), apabila terjadi kelebihan sel mucus pada lamella primer dan fusion (pendempetan lamella) dan hyper hyperflas flasia ia pada pada lamnel lamnella la sekunde sekunderr maka maka ini merupa merupakan kan tanda tanda kerusa kerusakan kan yang sudah parah akibat parasit, bakteri, atau kerusakan akibat zat kimia. Penyerangan dimulai dengan cacing dewasa menempel pada insang atau bagian tubuh lainnya. Setelah matang gonad, telurnya akan jatuh ke perairan. Dalam 2 – 3 hari dengan suhu 24 – 28
O
C, telur yang jatuh akan menjadi larva
infektif kemudian membentuk dua tonjolan di bagian anterior. Pecahnya tersebut terja terjadi di akib akibat at adany adanyaa teka tekana nan n dari dari dalam dalam doro dorong ngan an perk perkem emba bang ngan an larv larva. a. Kemudian larva akan keluar dan berenang bebas mencari inang untuk tumbuh menjadi dewasa. Bila dalam 10 jam tidak menemukan inang yang cocok, maka larva tersebut akan mati. Pada suhu 20 – 28
O
C larva Dactylogyrus sp. Yang tidak menemukan
inan inang g hany hanyaa bisa bisa bert bertah ahan an 12 jam. jam. Telu Telur r Dactylogyrus sp. Sangat Sangat resiste resisten n
25
terhadap lingkungan. Pada suhu 23 Pada suhu 13 – 14
O
O
C telur akan menetas dalam 2,5 – 4 hari.
C larva akan menjadi dewasa dalam 4,5 minggu.
Trichodina sp. menginfeksi dengan cara menempel di lapisan epitel ikan dengan bantuan ujung membran yang tajam. Setelah menempel, parasit segera berputar-putar sehingga merusak sel-sel di sekitar tempat penempelannya, memakan memakan sel-sel epitel yang hancur hancur dan mengakibatkan mengakibatkan iritasi yang serius. Pada lingkungan dengan populasi parasit yang cukup tinggi, umumnya apabila kadar bahan organik cukup tinggi, tinggi, kondisi ini menjadi lebih berbahaya (Sachlan, 1952). Ikan yang terserang parasit Trichodina Trichodina sp., sp., akan menjadi lemah dengan warna tubuh yang kusam dan pucat (tidak cerah), produksi lendir yang berlebihan dan nafsu makan ikan turun sehingga ikan menjadi kurus, gerakan lamban, sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada dinding kolam, iritasi, tubuh ikan tampak mengkilat karena produksi lendir yang bertambah dan pada benih ikan sering mengakibatkan sirip rusak atau rontok (Fujaya, 1999). Beberap Beberapaa peneli penelitia tian n membuk membuktika tikan n bahwa bahwa ektopa ektoparasi rasitt Trich Trichod odin ina a sp., sp., mempunyai peranan yang sangat penting terhadap penurunan daya tahan tubuh ikan ikan dengan dengan rendah rendahny nyaa sistem sistem kekeba kekebalan lan tubuh tubuh maka maka akan akan terjadi terjadiny nyaa infeks infeksii sekunder. sekunder. Kematian umumnya umumnya terjadi karena ikan memproduk memproduksi si lendir lendir secara berlebihan dan akhirnya kelelahan atau bisa juga terjadi akibat terganggunya sistem pertukaran oksigen, karena dinding lamela insang dipenuhi oleh lendir (Supriyadi dan Taufik, 1983). Air yang tercemari detergen detergen dapat mengancam kehidupan kehidupan organisme organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Selain ikan masih banyak organisme organisme lain, seperti fitoplankto fitoplankton, n, zooplankto zooplankton/prot n/protozoa, ozoa, cyanobacteria, cyanobacteria, dan
26
lain-lain. Jika organisme-organisme seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan, ikan-ikan pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan kata lain detergen dan polutan lainnya yang yang mencem mencemari ari air dapat dapat memusn memusnahk ahkan an seluruh seluruh organi organisme sme yang yang hidup hidup di dalamnya (Adit, 2010). Besar tidaknya pengaruh detergen dan polutan lainnya pada ikan dan makhluk hidup lain tergantung pada konsentrasi polutan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi polutan, semakin besar pengaruhnya. Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak dalam darah. darah. Sebagi Sebagian an besar besar verteb vertebrata rata mempun mempunya yaii eritro eritrosit sit berben berbentuk tuk lonjon lonjong g dan berinti kecuali mamalia (Susanto, 2004). Eritrosit berbentuk elips, pipih dan bernukleus yang berisi pigmen-pigmen pernafasan pernafas an yang berwarna kuning hingga merah, yang disebut haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen (Darmadi, 2005). 2005). Eritro Eritrosit sit normal normal 5 juta-6 juta-6 juta juta sel/cc. sel/cc. Jumlah Jumlah eritros eritrosit it sangat sangat bervar bervarias iasii antara antara indivi individu du yang yang satu dengan dengan yang yang lainny lainnya. a. Jumlah Jumlah eritro eritrosit sit diperb diperbany anyak ak apabila terjadi perubahan dan atau pada waktu berada di daerah tinggi dengan tujuan menormalkan pengangkutan O2 ke jaringan (Kusumawati, 2004). Jumlah eritrosit eritrosit dipengaruh dipengaruhii oleh jenis kelamin, kelamin, umur, umur, kondisi kondisi tubuh, tubuh, variasi harian, harian, dan keadaan stress. Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri (Nelson, 2001). Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700 (Fujaya, 2004). Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit ratarata 4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan
27
ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila apabila dalam sirkulasi darah jumlah jumlah leukositny leukositnyaa lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya (Poedjiani dan Suryati, 2005). Susanto (2004) menyatakan bahwa, sel darah putih berperan dalam melawan infeksi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Penya Penyakit kit adalah adalah tergang terganggun gunya ya keseha kesehatan tan ikan ikan yang yang diakib diakibatk atkan an oleh oleh berbagai sebab yang dapat mematikan ikan. Secara garis besar penyakit yang
28
menyer menyerang ang ikan ikan dapat dapat dikelo dikelompo mpokka kkan n menjadi menjadi dua, dua, yaitu yaitu penya penyakit kit infeks infeksii (penyakit menular) dan non infeksi (penyakit tidak menular). Penyakit menular adalah penyakit yang timbul disebabkan oleh masuknya makhluk lain kedalam tubuh ikan, baik pada bagian tubuh dalam maupun bagian tubuh luar. Makhluk tersebu tersebutt antara antara lain lain adalah adalah virus, virus, bakteri bakteri,, jamur jamur dan parasit parasit.. Penyak Penyakit it tidak tidak menular adalah penyakit yang disebabkan antar lain oleh keracunan makanan, kekurangan makanan atau kelebihan makanan dan mutu air yang buruk. Penyakit dapat diartikan sebagai organisme yang hidup dan berkembang di dalam tubuh ikan sehingga organ tubuh ikan terganggu. Jika salah satu atau sebagi sebagian an organ organ tubuh tubuh tergan terganggu ggu,, akan akan tergan terganggu ggu pula pula seluruh seluruh jaringa jaringan n tubuh tubuh ikan . Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondi (kondisi si di dalam dalam air), air), kondis kondisii inang inang (ikan) (ikan) dan kondisi kondisi jasad jasad patoge patogen n (agen (agen penyakit). Dari ketiga hubungan faktor tersebut dapat mengakibatkan ikan sakit. Sumber penyakit atau agen penyakit itu antara lain adalah parasit, cendawan atau jamur, bakteri dan virus. Di lingku lingkunga ngan n alam, alam, ikan ikan dapat dapat diseran diserang g berbag berbagai ai macam macam penya penyakit kit.. Demi Demiki kian an juga juga dalam dalam pemb pembud udid iday ayaan aanny nya, a, bahk bahkan an peny penyak akit it terse tersebu butt dapa dapatt menyer menyerang ang ikan ikan dalam dalam jumlah jumlah besar besar dan dapat dapat menyeb menyebabk abkan an kematia kematian n ikan, ikan, sehingga kerugian yang ditimbulkannya pun sangat besar. Penyebaran penyakit ikan di dalam wadah budidaya sangat bergantung pada jenis sumber penyakitnya, kekuatan kekuatan ikan (daya tahan tubuh ikan) dan kekebalan kekebalan ikan itu sendiri terhadap terhadap seranga serangan n penya penyakit kit.. Selain Selain itu cara penye penyebara baran n penya penyakit kit itu biasany biasanyaa terjadi terjadi
29
melalui air sebagai media tempat hidup ikan, kontak langsung antara ikan yang satu dengan ikan yang lainnya dan adanya inang perantara. Jumlah kisaran ikan dalam keadaan normal adalah untuk sel darah merah adalah 20.000-3.000.000 sel/ml, sedangkan sel darah putih sekitar 20.000-150.000 20.000-150.000 sel/ml. Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan bahwa ikan lele berada pada kisaran jumlah yang banyak untuk sel darahnya. Hal tersebut disebabkan karena karena adany adanyaa adapta adaptasi si fisiolo fisiologi gi antara antara ikan ikan lele lele dengan dengan lingku lingkunga ngan n tempat tempat hidupnya, di lumpur. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuhnya pada kondisi lingkungan yang rendah kadar oksigen dan rentan akan serangan pada tubuhnya, maka ikan lele dilengkapi dengan jumlah sel darah yang tergolong banyak. 5.2. Saran
Sara Saran n yang yang bisa bisa dibe diberi rika kan n untu untuk k para para prak prakti tika kan n adala adalah h agar agar para para praktikan benar-benar melakukan praktikum ini sesuai prosedur yang ada, sehingga hasil yang diperoleh bisa dipertanggung jawabkan. Karena ilmu yang bisa kita peroleh dari praktikum ini sangat banyak dan bermanfaat bagi kita kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adit Adit 2010 2010.. Baha Bahan n Kimi Kimiaa Berb Berbah ahay ayaa dalam dalam Kehi Kehidu dupa pan n Seha Sehari ri-H -Hari ari.. From From http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/bahan-kimia-
30
berbahaya-dalam-kehdupan-sehari-hari/ Desember 2012].
.
[diakses ses
pada
tanggal 07
Afrianto, E., 1992. Pengendalian Hama dan Pen yakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Arif Arif 2011. 2011. Kimia. Kimia. http://k2oke.multiply.com/journal/item/43/Kimia . [diakse [diaksess pada tanggal 07 Desember 2012]. Darmadi, Goenarso. 2005. Fisiologi 2005. Fisiologi Hewan. Hewan. Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta Fujaya, Y. 1999. Fisiologi Ikan. Ikan. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar Fujay Fujaya, a, Yusin Yusinta ta.. 2004 2004.. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal. Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 3. Diakses D ar i http://ftp.lipi.go.id/pub/Buku_Sekolah_Elektronik/SMK/Kelas %20XII/Kelas%20XII_smk_budidaya_ikan_gusrina.pdf . [ diak diakse sess pad pada tanggal 07 Desember 2012]. Heckmann, R. 2003. Other Ectoparasites Infesting Fish; Copepods, Branchiurans, Isopods, Mites and Bivalves, Aquaculture Bivalves, Aquaculture Magazine, Magazine, USA. Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Kelas XI . Grafindo: Bandung. Kusum Kusumawa awati, ti, Diah. Diah. 2004. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Coba . Gadj Gadjah ah Mada Mada Press.Yogyakarta. Matsjeh, Matsjeh, Sabirin., Sabirin., dkk. 1996. 1996. Kimia Organik 2. Jakarta: Jakarta: Departemen Departemen Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan. Nelson, J.S. 2001. Fisher 2001. Fisher Of The World . New York 524 p: John J ohn Wiley And Sons. Poedjiani, Anna dan Suryati, Titin. 2005. Dasar-Dasar 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Biokimia. UI-Press, Jakarta. Sachlan, M. 1952. Notes on parasites of freshwater fishes in Indonesia. Contrib. Inl. Fish.Res. Stat. No. 2. 1 - 60. Sarig, S. 1971. 1971. Diseases of Warmwater Warmwater Fishes. TFH Publ., Publ., Neptune Neptune New Jersey.
City, City,
Suka Sukadi di,, F., F., 2004 2004.. Kebi Kebijak jakan an peng pengen enda dali lian an hama hama dan dan peny penyak akit it ikan ikan dalam dalam mendukun mendukung g akselerasi akselerasi pengembang pengembangan an perikanan perikanan budidaya budidaya.. Disampaikan Disampaikan pada Seminar Nasional Penyakit Ikan dan Udang IV di Univ. Jenderal Soedirman, Purwokerto.
31
Supriyadi, H. 1986. The susceptibility of various fish species to infection by the bacterium Aeromonas hydrophila. p. 241 - 242. In J.L. Maclean, L.B. Dizon Dizon and L.V. Hosill Hosillos os (eds) (eds) The The first first Asian Asian Fisher Fisheries ies Forum Forum.. Asian Asian Fisheries Society, Manila, Philippines. Supriy Supriyadi adi,, H. dan P. Taufik Taufik.. 1983. Penelit Penelitian ian pendahu pendahulua luan n dengan cara vaksinasi. Bull. Pen. PD .4 (1): 34 -36.
immuni immunisasi sasi ikan
Susanto, Heru. 2004. Budidaya Ikan di Perkarangan. Penebar Swadaya. Swadaya . Jakarta. Jakarta. 150 hal. Takash Takashima ima,, F dan Hibiy Hibiya, a, T. 1995. 1995. Fish Fish Histol Histologi ogi Normal Normal and Partho Partholog logical ical Features of Second Edition. Kadausha. Tokyo.Talunga, J. 2007. Tingkat Infeksi dan Patologi Parasit Monogenea (Cleiododiscus sp) pada Insang Benih Ikan Patin (Pangasius pangasius). Skripsi. Universitas Hasanuddin Walker, Peter. 2005. Problematic Parasites, Parasites, Department of Animal Ecology and Ecophysiology Radboud University Nijmegen, Netherlands.
32
LAMPIRAN
Alat dan Bahan yang digunakan Selama praktikum
33
Ikan Sepat siam
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan Lele (Clarias (Clarias Sp.)
Methanol
Oven
k
Bayclin
Preparat Bakteri
Safranin
Aquades
Mikroskop
Haemocytometer
Giemsa
34
Stopwatch
Objek dan cover glass
Lampu Bunsen
Nampan
Jarum suntik
Petri disk
Gunting bedah