IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA APLIKASI STARCLICK BERBASIS WEB DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.
Laporan Kerja Praktik
Oleh: CANDYCO WAHYU FAJRIAN 1415031035
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA APLIKASI STARCLICK BERBASIS WEB DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.
Oleh: CANDYCO WAHYU FAJRIAN 1415031035 Laporan Kerja Praktik
Diajukan untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Kerja Praktik Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas T eknik Universitas Lampung
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA APLIKASI STARCLICK BERBASIS WEB DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Diajukan Untuk Memenuhi Kurikulum Mata Kuliah Kerja Praktik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
Oleh: Candyco Wahyu Fajrian NPM 1415031035
Dosen Pembimbing Laporan Kerja Praktik
Misfa Susanto, S,T., M.Sc., Ph.D. NIP. 19710525 199903 1 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Elektro
Dr. Ing Ardian Ulvan, M.Sc NIP. 19731128 199903 1 005
iii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA APLIKASI STARCLICK BERBASIS WEB DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.
Disusun Berdasarkan Hasil Kerja Praktik di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Jakarta
Oleh: Candyco Wahyu Fajrian NPM 1415031035
Tanggal Mulai Kerja Praktik
: 25 Juli 2017
Tanggal Selesai Kerja Praktik
: 23 Agustus 2017
Pembimbing Lapangan Kerja Praktik
BUDI MEI KARIYANTO
iv
ABSTRAK
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA APLIKASI STARCLICK BERBASIS WEB DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.
Oleh
CANDYCO WAHYU FAJRIAN
Aplikasi Starclick merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (PT Telkom). Aplikasi tersebut merupakan implementasi
dari
Sistem
Informasi
Geografis
(SIG)
di
mana
dalam
pengaplikasiannya digunakan sebuah peta yang menyerupai Google Maps untuk memastikan bahwa telah terpasang atau belum terpasangnya suatu Optical Distribution Point (ODP) di daerah sekitar pesanan pemasangan indihome. ODP berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single-mode terutama untuk menghubungkan kabel fiber optik distribusi dan kabel drop. ODP merupakan suatu perangkat keras yang digunakan untuk pemasangan produk PT Telkom yaitu indihome. Proses penggunaan aplikasi Starclick dibagi menjadi dua yaitu pemetaan letak ODP dan pemetaan daerah potensial atau polygon, di mana kedua proses tersebut dilakukan untuk mendukung pengambilan keputusan PT Telkom dalam pemasangan ODP.
Kata kunci: Aplikasi Starclick, Sistem Informasi Geografis (SIG), Optical Distribution Point (ODP), pemetaan daerah potensial ( polygon), Google Maps.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini. Kerja praktik dilakukan di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 52, RT. 6/RW. 1, Kuningan Barat, Mampang Perapatan, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12710. Laporan kerja praktik ini berjudul “Implementasi Sistem Informasi Geografi pada Aplikasi Starclick Berbasis Web di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.”. Penulis menyadari bahwa selama melakukan kerja praktik dan penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, semangat dan doa dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Ing Ardian Ulvan, M.Sc. sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung;
2.
Bapak Misfa Susanto, S.T., M.Sc., Ph.D. sebagai pembimbing dalam penyusunan laporan kerja praktik;
3.
Bapak Ibu Dosen Jurusan Teknik Elektro yang telah mendidik, membimbing dan memberikan ilmu pengetahuanya;
4.
Orang tua, Teteh dan kedua Adik yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga kerja praktik dan penyusunan laporan kerja praktik ini dapat terselesaikan;
vi
5.
Tiara Risti Lavenda yang selalu memotivasi, mengingatkan dan menemani penulis selama proses penulisan laporan kerja praktik ini. Terima kasih telah menjadi penyemangat sekaligus alasan untuk menjadi pribadi yang lebih baik;
6.
PT
Telekomunikasi
Indonesia
Tbk.
(PT
Telkom)
yang
telah
mengizinkan dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan program magang. Terima kasih untuk para anggota divisi Region Wholesale Service (RWS) yaitu Ibu Sonya selaku manager RWS dan Bang Farid, Bang Haris, Bang Ridwan, Bang Yoga, Bang Farhan, Bang Irfan, Mas Yogi, Pak Diki, Pak Boe, Mba Amel, Ibu Rahmi, Mba Iis, Pak Taufik, Pak Hamjana, Ibu Vitri serta Pak Priyatmo selaku senior penulis yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama program kerja praktik; 7.
Emak Gedung Serba Guna (GSG) yang selalu memberikan semangat, nasihat, tempat persinggahan dan asupan makanan kepada penulis selama masa perkuliahan;
8.
Teman-teman Jurusan Teknik Elektro yang senantiasa menemani keseharian penulis dengan canda tawa selama masa perkuliahan;
9.
Teman-teman penulis serta seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan laporan kerja praktik yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, sehingga kritik dan saran diharapkan penulis untuk kemajuan di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semua pihak
vii
yang telah membantu pelaksanaan kerja praktik maupun penyusunan
laporan
kerja praktik ini dan semoga laporan kerja praktik ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bandar Lampung, November 2017 Penulis,
Candyco Wahyu Fajrian
viii
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL LAPORAN KERJA PRAKTIK ............................................................. i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK ........................... ii ABSTRAK ............................................................................................................ iv KATA PENGANTAR............................................................................................v DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
1.4
Ruang Lingkup Kerja Praktik dan Penulisan Laporan Kerja Praktik ...... 4
1.4.1
Ruang Lingkup Kerja Praktik ........................................................... 4
1.4.2
Ruang Lingkup Laporan Kerja Praktik ............................................. 6
1.5
Metode Penulisan Laporan Kerja Praktik................................................. 6
1.6
Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik .......................................... 7
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................................10
2.1
Gambaran Umum PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ........... 10
2.1.1
Sejarah Singkat................................................................................ 10
2.1.2
Visi, Misi dan Nilai-nilai yang Dianut ............................................ 13
2.1.3
Struktur Organisasi ......................................................................... 16
2.1.4
Jasa yang Ditawarkan ...................................................................... 18
ix
2.2
Gambaran Umum Divisi Region Wholesale Service (RWS) ................. 20
2.2.1
Profil Divisi ..................................................................................... 20
2.2.2
Struktur Organisasi Divisi ............................................................... 21
III. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................23
3.1
Sistem Informasi Geografis (SIG) .......................................................... 23
3.1.1
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)..................................... 23
3.1.2
Komponen Sistem Informasi Geeografis (SIG) .............................. 27
3.1.3
Proses Sistem Informasi Geografis ................................................. 30
3.1.4
Metode Penentuan Koordinat pada SIG.......................................... 32
3.1.5
Manfaat SIG di Beberapa Bidang ................................................... 34
3.2
Web Mapping ......................................................................................... 37
3.3
Map server .............................................................................................. 38
3.4
Map script ............................................................................................... 41
3.5
Optical Distributon Point........................................................................ 41
3.5.1
Fungsi ODP ..................................................................................... 43
3.5.2
Jenis – jenis ODP .............................................................................. 43
IV. PEMBAHASAN.............................................................................................46
4.1
Starclick PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. ........................................ 46
4.2
Implementasi metode SIG pada aplikasi Starclick ................................. 50
4.3
Kendala yang Dihadapi Perusahaan dan Pengendaliannya .................... 63
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................66
5.1
Kesimpulan ............................................................................................. 66
5.2
Saran ....................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................68
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2. 1 Logo PT Telkom. ............................................................................. 10 Gambar 2. 2 Telkom Way. .................................................................................... 14 Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Level Teratas pada PT Telkom. ....................... 17 Gambar 2.4 Diagram Transformasi Segmen Usaha dan Portofolio Bisnis Menjadi CFU/FU PT Telkom. ......................................................................... 19 Gambar 2. 5 Struktur Organisasi Divisi RWS. ..................................................... 22 Gambar 3. 1 Komponen SIG................................................................................. 27 Gambar 3. 2 Arsitektur Map server ...................................................................... 39 Gambar 3. 3 Implementasi map server terhadap web server ................................ 41 Gambar 3. 4 Pemasangan ODP untuk Fiber To The Home (FTTH). ................... 42 Gambar 3. 5 Contoh ODP ..................................................................................... 43 Gambar 3. 6 Contoh terminasi kabel pada ODP. .................................................. 44 Gambar 3. 7 ODP Pole. ......................................................................................... 44 Gambar 3. 8 ODP Closure. ................................................................................... 45 Gambar 4. 1 Business Process Modeling pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang Ditambahkan Aplikasi Starclick. ............................................. 46 Gambar 4. 2 Alur Proses Starclick. ....................................................................... 48 Gambar 4. 3 Detail Alur Proses Starclick. ............................................................ 49 Gambar 4. 4 Tampilan awal aplikasi Starclick. .................................................... 50 Gambar 4. 5 Data yang akan digunakan untuk menentukan lokasi menggunakan aplikasi Starclick. ............................................................................. 53 Gambar 4. 6 Tampilan awal setelah masuk menggunakan akun PT Telkom. ...... 56 Gambar 4. 7 Aplikasi Starclick saat mencari titik koordinat. ............................... 57 Gambar 4. 8 Aplikasi Starclick saat menentukan letak ODP................................ 58
xi
Gambar 4. 9 Aplikasi Starclick saat ditemukan posisi ODP diarea lokasi. .......... 59 Gambar 4. 10 Aplikasi Starclick saat mencari jarak lokasi dengan ODP terdekat. .......................................................................................... 60
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Sejarah PT Telkom .............................................................................. 12
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi, kebutuhan manusia akan hal tersebut semakin beragam. Inovasi teknologi terkini dalam bidang
telekomunikasi
semakin
dibutuhkan
mengingat
tingkat
kepuasan
masyarakat yang tidak pernah ada habisnya. Oleh sebab itu, permintaan pasar akan semakin meningkat cepat dan menyebabkan setiap perusahaan berlomba – lomba untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau yang sering disebut dengan PT Telkom merupakan satu – satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor telekomunikasi yang menyediakan layanan telekomunikasi serta jaringan terbesar di Indonesia. PT Telkom menyediakan layanan berupa jasa telepon tidak bergerak kabel ( fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel ( fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular ), data dan internet baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Tetapi sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang besar di Indonesia, ternyata PT Telkom masih memiliki kekurangan di dalam ruang lingkup PT Telkom itu sendiri. Salah satu masalah internal yang dialami PT Telkom adalah lambatnya penanganan dalam pembaharuan data – data yang ada di berbagai daerah Indonesia, sehingga perlu
2
adanya aplikasi yang dapat digunakan untuk menangani masalah – masalah tersebut.
Salah satu aplikasi untuk menangani masalah tersebut yaitu Self Tracking Activation of Customer atau biasa disebut dengan Starclick. Starclick merupakan sebuah aplikasi yang biasa digunakan untuk provisioning . Provisioning merupakan suatu proses untuk mempersiapkan, mendaftarkan dan melengkapi seluruh parameter pada jaringan infrastruktur telekomunikasi agar pelanggan dapat menggunakan jasa paket layanan tertentu atau dapat pula disebut dengan Integrated Broadband Provisioning System. Integrated Broadband Provisioning System membutuhkan sebuah penggunaan peta digital untuk inventarisasi alat produksi (Optical Distribution Point – ODP) melalui Sistem Informasi Geografis (SIG). Secara teknis, SIG mengelompokkan dan memanfaatkan data dari peta digital yang menggambarkan posisi dari ruang ( space) dan klasifikasi, atribut data, dan hubungan antara item data. Kerincian data pada SIG ditentukan oleh besarnya satuan pemetaan terkecil yang dihimpun dalam basis data. Dalam bahasa pemetaan, kerincian itu tergantung dalam skala peta dan dasar acuan geografis yang disebut dengan peta dasar. Aplikasi yang dibangun dengan metode SIG selama ini hanya diperuntukan bagi petugas teknis yang mengelola jaringan akses. Dengan kemampuan sistem yang beragam, maka PT Telkom berusaha mengembangkan aplikasi Starclick di mana salah satunya untuk digunakan oleh frontliner. Pengembangan aplikasi Starclick yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan aplikasi yang diperuntukan bagi petugas frontliner agar dapat dimanfaatkan untuk melihat alat produksi dengan tampilan yang menggunakan
3
metode SIG pada proses melayani permintaan pelanggan untuk pemasangan sebuah layanan yang baru.
Pada laporan kerja praktek ini, penulis mengangkat topik implementasi sistem informasi geografis pada aplikasi Starclick. Hal i ni dikarenakan pada saat kegiatan kerja
praktik,
penulis
ditugaskan
untuk
melakukan
input
data
dengan
menggunakan aplikasi Starclick. Selain itu, aplikasi Starclick diperlukan untuk mengetahui letak suatu alat produksi berupa ODP yang mana sangat dibutuhkan apabila suatu pelanggan ingin memasang suatu produk dari PT Telkom yang berupa indihome. Hal ini memudahkan antara marketing dengan teknisi dalam berkomunikasi apabila terdapat ODP yang tidak diketahui posisinya oleh teknisi, maka teknisi dapat menanyakan langsung ke divisi marketing yang memegang peranan penting dalam aplikasi ini.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penulisan laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut: 1.
Apa yang dimaksud dengan metode Sistem Informasi Geografis (SIG)?
2.
Apa yang dimaksud dengan Optical Distribution Point (ODP)?
3.
Apa yang dimaksud dengan aplikasi Starclick?
4.
Bagaimana implementasi metode Sistem Informasi Geografis (SIG) pada aplikasi Starclick?
5.
Bagaimana alur proses penggunaan aplikasi Starclick?
4
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang tertera di atas, penulisan laporan kerja praktik ini dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Menjelaskan mengenai metode Sistem Informasi Geografis (SIG);
2.
Menjelaskan mengenai Optical Distribution Point (ODP);
3.
Menjelaskan mengenai aplikasi Starclick;
4.
Menjelaskan
mengenai
implementasi
metode
Sistem
Informasi
Geografis (SIG) pada aplikasi Starclick; 5.
1.4
Menjelaskan alur proses penggunaan aplikasi Starclick.
Ruang Lingkup Kerja Praktik dan Penulisan Laporan Kerja Praktik
Ruang lingkup kerja praktik merupakan penjelasan mengenai tempat, waktu dan pekerjaan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan kerja praktik. Dalam hal ini, penulis telah melakukan kerja praktik di PT Telkom. Selain itu, penulis menjelaskan mengenai penulisan laporan kerja praktik yang berisi penjelasan mengenai batasan – batasan atas laporan kerja praktik ini. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan pada poin 1.4.1 dan 1.4.2.
1.4.1
Ruang Lingkup Kerja Praktik
Penulis melaksanakan program kerja praktik di perusahaan Badan Umum Milik Negara
(BUMN)
yang
bergerak
dalam
bidang
telekomunikasi,
yaitu
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau yang lebih dikenal dengan
5
PT Telkom. Penulis melaksanakan program kerja praktik kurang lebih selama 1 (satu) bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 25 Juli 2017 sampai dengan tanggal 23 Agustus 2017.
Pelaksanaan program kerja praktik ini dilakukan pada jam kantor dari hari Senin sampai Jum’at, mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Pada saat pelaksanaan program kerja praktik ini, penulis berkesempatan untuk bergabung di divisi Region Wholesale Service (RWS) dengan menempati posisi intern (magang) yang melakukan tugas sebagaimana pekerjaan yang dilakukan oleh staff junior pada divisi tersebut. Divisi RWS ini melakukan kegiatan yang berhubungan dengan proses pemasaran atas berbagai macam produk PT Telkom terutama indihome.
Selama satu bulan menjalani program kerja praktik, penulis terlibat dalam peroses input data kedalam beberapa aplikasi yang dimiliki oleh PT Telkom yang berhubungan dengan proses pemasaran produk, antara lain: 1.
Telkom National Operation Support System (TeNOSS) Telkom National Operation Support System atau disingkat TeNOSS merupakan aplikasi di Region Wholesale Service yang hanya digunakan untuk provisioningnya saja, sehingga hanya untuk memonitoring work orders yang sedang berjalan sampai saat ini.
2.
Telkom Integrated Customer Care System (TiCARES) Telkom Integrated Customer Care System atau disingkat TiCARES merupakan aplikasi yang berfungsi untuk melanjutkan order pelanggan,
6
TiCARES juga digunakan sebagai database data pelanggan dan sebagai perantara untuk diteruskan kepada teknisi. 3.
Self Tracking Activation of Customer (Starclick) Self Tracking Activation of Customer atau disingkat Starclick merupakan sebuah front end interface yang ditambahkan terhadap business process modeling untuk memproses permintaan pasang baru dan back end information system yang mengelola basis data alat produksi.
Data-data yang diinput oleh penulis ke dalam berbagai aplikasi PT Telkom tersebut adalah berupa pemesanan pelanggan yang berada di Indonesia khususnya Daerah Ibu kota Jakarta
1.4.2
Ruang Lingkup Laporan Kerja Praktik
Ruang lingkup dari laporan kerja praktik ini dibatasi pada implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) pada aplikasi Starclick yang dimiliki oleh PT Telkom.
1.5
Metode Penulisan Laporan Kerja Praktik
Dalam mengerjakan laporan kerja praktik ini, penulis menggunakan tiga metode untuk mempermudah penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Berikut ini merupakan metode yang digunakan oleh penulis:
7
1.
Studi kepustakaan Studi kepustakaan yang dilakukan oleh penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku – buku perkuliahan ,jurnal ,catatan – catatan ,dan laporan-laporan yang berhubungan dengan tema yang diangkat dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
2.
Observasi Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan dengan cara melakukan wawancara dengan pihak – pihak yang terlibat dalam proses pendapatan seperti bagian akuntansi perusahaan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, seperti kebijakan – kebijakan yang berlaku di PT Telkom, Standar Operasi Perusahaan (SOP), dan alur proses penggunaan aplikasi Starclick.
3.
Studi Lapangan Studi lapangan yang dilakukan oleh penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui dan mengamati masalah – masalah yang terjadi di lapangan.
1.6
Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik
Penulis membagi penulisan karya akhir ini menjadi 5 (lima) bab yang disertai dengan beberapa sub bab dan lampiran pada bagian akhir laporan, dengan tujuan
8
mempermudah penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik serta mempermudah pembaca untuk memahami isi dari laporan kerja praktik penulis. Sistematika penulisan laporan kerja praktik ini terdiri atas rincian sebagai berikut:
BAB 1 – PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup program kerja praktik dan penulisan laporan kerja praktik, metodologi penulisan serta sistematika penulisan laporan kerja praktik ini.
BAB 2 – GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang profil PT Telkom dan divisi Region Wholesale Service secara singkat yang mencakup sejarah berdirinya perusahaan, profil singkat perusahaan, visi dan misi, aktivitas atau kegiatan yang dijalankan, dan susunan organisasi perusahaan.
BAB 3 – TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai konsep dan teori terkini yang berhubungan dengan topik yang dibahas sebagai pedoman analisis dan laporan yang dilakukan untuk proses penulisan laporan kerja praktik ini.
BAB 4 – PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis menjelaskan gambaran mengenai aplikasi Starclick pada PT Telkom, implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) pada aplikasi Starclick dan penjelasan mengenai alur proses penggunaan aplikasi Starclick .
9
BAB 5 – PENUTUP Bab ini merupakan penutup dari keseluruhan bab yang memuat kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis. Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan terhadap keseluruhan hasil implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) pada aplikasi Starclick. Selain itu, penulis juga akan memberikan saran untuk PT Telkom Indonesia beserta divisi Region Wholesale Service (RWS).
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Gambaran Umum PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Pada sub bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi dan jasa yang ditawarkan oleh PT Telkom.
2.1.1 Sejarah Singkat
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau yang biasa disebut dengan PT Telkom merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. PT Telkom memiliki logo seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2. 1 Logo PT Telkom [1]. Logo tersebut memiliki makna yang mengacu pada filosofi Telkom Corporate, yaitu Always The Best yang berarti sebuah keyakinan dasar untuk selalu
11
memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan dan senantiasa memperbaiki hal-hal yang biasa menjadi sebuah kondisi yang lebih baik, dan pada akhirnya akan membentuk PT Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi terbaik. Selain itu, warna pada logo tersebut juga memiliki ar ti, antara lain: 1.
Merah yang memiliki arti berani, cinta, energi, ulet. Arti tersebut mencerminkan spirit perseroan untuk selalu optimis dan berani dalam menghadapi tantangan.
2.
Putih yang memiliki arti suci, damai, cahaya, bersatu. Arti tersebut mencerminkan semangat PT Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
3.
Hitam yang merupakan warna dasar melambangkan kemauan keras.
4.
Abu yang merupakan warna transisi melambangkan teknologi.
Di dalam logo PT Telkom, terdapat tagline: the world in your hand (dunia dalam genggaman anda) yang menyampaikan pesan bahwa PT Telkom akan membuat segalanya menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan dalam mengakses dunia.
PT Telkom telah lama berdiri di Indonesia dan telah beberapa kali berganti nama. Tabel 2.1 menunjukkan sejarah singkat PT Telkom.
12
Tabel 2. 1 Sejarah PT Telkom [2]. Periode
Sejarah Singkat
1856-1884
Pemerintah Belanda membangun telegraf elektromagnetik yang menghubungkan wilayah Jakarta dan Bogor yang disebut dengan “ Post en Telegraafdienst”
1906
Pemerintah Belanda membentuk lembaga yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi di Indonesia dengan nama Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon.
1965
Terjadi perpisahan antara jasa pos dan telekomunikasi menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi)
1974
PN Telekomunikasi berubah nama menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi Indonesia (Perumtel).
1991
Perumtel berubah menjadi PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) berdasarkan PP No. 25 Tahun 1991
1995
Bersama
Indosat
Mendirikan
Telkomsel
serta
melakukan
Penawaran Umum Perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan New York Stock Exchange (NYSE). 2001
Kepemilikan atas Telkomsel dengan Indosat (duopoli) dihapus dengan diakuisisinya Telkomsel untuk Telkom. Lalu Indosat mengambil anak usaha Telkom yaitu Satelindo dan Lintasarta Aplikanusa.
2013
Telah beroperasi di tujuh negara seperti Australia, Hongkong, Macau, Timor Leste, Malaysia, Taiwan, dan Amerika Serikat
2014
Telkom meluncurkan 4G melalui anak usahanya yaitu Telkomsel secara komersil.
Saat ini PT Telkom memiliki 59 wilayah telekomunikasi; 566 outlet plasa Telkom; 7 GraPARI Luar Negeri (Mekah – Saudi Arabia, Singapura, Hong Kong, Macau, Taipei & Tainan – Taiwan, dan Malaysia); 416 GraPARI, termasuk yang
13
dikelola pihak ketiga; 487 Unit Mobile GraPARI; serta 7 kantor PT Telkom Regional (kantor pusat), yaitu: 1. Regional I yaitu di wilayah Sumatera; 2. Regional II yaitu di wilayah Jakarta dan sekitarnya; 3. Regional III yaitu di wilayah Jawa Barat; 4. Regional IV yaitu di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta; 5. Regional V yaitu di wilayah Jawa Timur; 6. Regional VI yaitu di wilayah Kalimantan; 7. Regional VII yaitu di wilayah Indonesia Bagian Timur meliputi Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluka dan Irian Jaya.
PT Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia sebesar 52,56% dan 47,44% dimiliki oleh publik yaitu Bank of New York dan Investor dalam Negeri. PT Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas pada 13 anak perusahaannya, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai-nilai yang Dianut
PT Telkom memiliki visi yaitu “ Be the King of Digital in the Region” yang memiliki arti menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan transformasi digital telecommunication company di berbagai region. Untuk mewujudkan visinya, PT Telkom memiliki misi yaitu “ Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization” yang berarti menyediakan solusi digital masa
14
depan bagi setiap segmen pelanggan PT Telkom mulai dari korporat, perorangan, perumahan dan lainnya.
Selain Visi dan misi, PT Telkom Indonesia ini juga memiliki nilai – nilai yang harus diterapkan oleh setiap karyawannya yang disebut dengan “ Telkom Way”. Gambar 2.2 menunjukkan gambaran telkom way yang dimiliki oleh PT Telkom.
Gambar 2. 2 Telkom Way [1]. Telkom Way terdiri dari 3 lapisan di mana lapisan – lapisan tersebut saling mempengaruhi dan menguatkan satu dengan yang lainnya. Lapisan tersebut yaitu: 1.
Lapisan dasar atau basic belief: Integrity, Enthusiasm, Totality PT Telkom akan selalu melakukan yang terbaik untuk para pelanggannya dengan mencerminkan integritas, antusias dan totalitas. a.
Integritas yang dilakukan antara lain dengan berperilaku positif dan menjunjung tinggi kejujuran.
15
b.
Antusias yang dilakukan antara lain dengan kesungguhan dan keinginan untuk menjadi yang terbaik, sedangkan
c.
Totalitas yang dilakukan antara lain dengan pengembangan diri dan berkomitmen dalam tugas.
2.
Lapisan fondasi atau core values: Solid, Speed, Smart (3S) PT Telkom memiliki prinsip untuk menjadi sebuah perusahaan yang bersinar dengan selalu mencerminkan solidaritas, kecepatan dan kepintaran. a.
Solidaritas yang dilakukan antara lain dengan bersinergi, memiliki visi yang sama dan rasa saling percaya.
b.
Kecepatan yang dilakukan antara lain dengan berinisiatif, cepat dalam melayani pelanggan dan cepat dalam memutuskan suatu pilihan.
c.
Kepintaran yang dilakukan antara lain dengan memahami visi/tujuan, menetapkan prioritas perusahaan dan mencari cara baru untuk terus meningkatkan performa perusahaan.
3.
Lapisan Atap atau Key atau Key behavior : Imagine, Focus, Action (IFA) PT Telkom akan selalu mempraktikan untuk menjadi sebuah pemenang dalam industri telekomunikasi dan informasi. Dalam hal ini, PT Telkom akan berfikir, fokus dan melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin.
16
a. Imagine Imagine
(Berfikir)
yang
dilakukan
antara
lain
dengan
merencanakan kemenangan, menetapkan target dan mengantisipasi resiko. b. Focus Focus yang dilakukan antara lain dengan menetapkan quick win dan mengoptimalisasi sumber daya. c. Action yang Action yang dilakukan antara lain dengan tindakan nyata, evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan.
2.1.3 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan tentunya memiliki struktur organisasi yang beragam. Struktur organisasi ini berfungsi sebagai pembagian tugas para karyawan PT Telkom dari jabatan paling tinggi hingga paling rendah. Gambar 2.3 menunjukkan struktur organisasi PT Telkom.
17
President Director
SVP Internal Audit
SVP Program Management Office
SVP Corporate secretary
Director of Enterprise & Business Service
Director of Consumer Service
Director of Wholesale & International Service
Director of Network, IT & Solution
Director of Digital & Strategic Portofolio
Director of Finance
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Level Teratas pada PT Telkom [1].
Director of Human Capital Management
18
PT Telkom dipimpin oleh presiden direktur yang membawahi direktur dalam berbagai bidang seperti direktur enterprise & Business Service, Service, Consumer Service, Wholesale & International Service, Network IT & Solution, Digital & Strategic Portfolio, Finance, dan dan Human Capital Management . Para direktur tersebut membawahi Vice President (VP) , , Extraordinary General Meeting (EGM) , , Employee Value Proposition Proposition (EVP), Senior General Manager (SGM), dan Supervisor (SVP). (SVP).
2.1.4 Jasa yang Ditawarkan
Saat ini, PT Telkom telah mencanangkan transformasi kegiatan usaha dari empat segmen usaha dalam portofolio digital Telecommunication, Information, Media (TIMES) menuju skema Customer Facing Unit (CFU) (CFU) dan Functional dan Functional Unit (FU). Transformasi tersebut diperkirakan berlangsung selama 2-3 tahun ke depan dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta kinerja Telkom. Dalam hal ini, PT Telkom memiliki empat segmen usaha yang menyediakan enam portofolio produk. Keempat Keempat segmen tersebut ditunjukan pada Gambar 2.4.
19
Gambar 2.4 Diagram Transformasi Segmen Usaha dan Portofolio Bisnis Menjadi CFU/FU PT Telkom [3]. Berikut merupakan penjelasan mengenai diagram transformasi segmen usaha dan portofolio bisnis menjadi CFU/FU PT Telkom: 1. Mobile Portfolio menawarkan produk mobile voice, SMS dan value added service serta mobile broadband . Produk tersebut ditawarkan melalui anak perusahaan, Telkomsel, dengan merk Kartu Halo untuk pasca bayar dan simPATI, Kartu As dan Loop untuk pra bayar. 2. Fixed Portfolio memberikan layanan fixed service, meliputi fixed voice, fixed broadband , termasuk Wi-Fi dan emerging wireless technology lainnya, dengan brand IndiHome.
20
3.
Wholesale & International Product yang ditawarkan antara lain layanan interkoneksi, network service, Wi-Fi, Value-added Service VAS, hubbing , data center dan content platform, data dan internet, dan solution.
4. Network Infrastructure Product yang ditawarkan meliputi network service, satelit, infrastruktur dan tower. 5. Enterprise Digital terdiri dari layanan information and communication technology platform service dan smart enabler platform service. 6.
Consumer Digital terdiri dari media dan edutainment service, seperti ecommerce (blanja.com), video/TV dan mobile based digital service. Selain itu, terdapat digital life service seperti digital life style (Langit Musik dan VideoMax), digital payment seperti Telkom Cash atau yang lebih dikenal dengan T-CASH, digital advertising and analytics seperti bisnis digital advertising dan solusi mobile banking serta enterprise digital service yang menawarkan layanan Internet of Things (IoT).
2.2
Gambaran Umum Divisi Region Wholesale Service (RWS)
Pada sub bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai profil divisi dan struktur organisasi pada divisi RWS.
2.2.1 Profil Divisi
Region wholesale Service (RWS) merupakan sebuah divisi marketing yang terdapat pada PT Telkom. Fungsi utama dari divisi ini adalah mendukung
21
kegiatan pemasaran suatu produk yang dikeluarkan oleh PT Telkom. Terdapat beberapa aplikasi yang digunakan di dalam divisi ini, yaitu Telkom Integrated Customer Care System (TiCARES); Telkom National Operations Support System (TENOSS) dan STARCLKIK . Aplikasi tersebut memiliki fungsi yang berbeda beda, yaitu: a.
TiCARES TiCARES digunakan untuk menindaklanjuti pesanan pelanggan, database pelanggan dan sebagai perantara untuk meneruskan pesanan kepada bagian teknis (teknisi).
b.
TENOSS TENOSS digunakan untuk memantau work orders atau tugas yang sedang dilakukan oleh divisi RWS.
c.
Starclick Starclick digunakan untuk memastikan jika di suatu daerah tertentu telah terpasang Optical Distribution Point (ODP) (maksimal 250 meter dari rumah pelanggan). ODP ini merupakan tempat instalasi sambungan jaringan serat optik dan tentunya diperlukan dalam pemasangan produk PT Telkom, seperti indihome.
2.2.2 Struktur Organisasi Divisi
Selain struktur organisasi perusahaan, PT Telkom juga memiliki struktur organisasi pada setiap divisinya termasuk divisi RWS. Gambar 2.5 menunjukan struktur organisasi pada divisi RWS.
22
Gambar 2. 5 Struktur Organisasi Divisi RWS [4]. Di dalam divisi RWS ini terdapat seorang Online Scout Manager (OSM) yang bertanggung jawab dalam pemasaran jaringan long distance dan pelayanan kepada operator line. Selain itu, terdapat 2 orang Account Manager dan satu orang Senior Account Manager . Terdapat pula 2 manager , yaitu Manager Wholesale Support yang membawahi bagian officer (OFF ) dalam berbagai bidang seperti OFF 1 Fault Handling & Assurance dan OFF 3 Product Solution & Delivery; serta Manager Wholesale & International Marketing yang membawahi OFF 1 Market Plan & Analysis; OFF 1 Promo Plan & Execution; OFF 2 Market Plan & Analysis; dan OFF 3 Promo Plan & Execution .
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pada sub bab ini penulis memaparkan beberapa penjelasan mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu berupa definisi, komponen, proses, dan juga manfaat dari SIG.
3.1.1
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi ruang muka bumi atau informasi tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk menjawab atau menyelesaikan suatu masalah yang terdapat dalam ruang muka bumi yang bersangkutan. Rangkaian
kegiatan
ini
meliputi
pengumpulan,
pemetaan,
pengolahan,
penganalisisan dan penyajian sebuah data maupun fakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tersebut, sering disebut sebagai data atau fakta geografis atau data/fakta spasial. Jadi SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan penataan, pengolahan dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu.
24
SIG merupakan akronim dari: 1.
Sistem Pengertian suatu sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berintegrasi dan interdependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.
2.
Informasi Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam SIG, informasi akan memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi semua data harus sesuai dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi berkualitas baik. Ketika data diasosiasikan dengan permukaan geografis yang representative, maka data akan mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse pada objek. Perlu diingat bahwa semua adalah data tapi tidak semua data merupakan informasi.
3.
Geografis Istilah ini digunakan karena SIG dibangun berdasarkan pada “Geografi” atau “spasial”. Setiap objek geografi mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya maupun ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataan di bumi. Simbol dan warna garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi [5].
25
SIG merupakan komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentukan digital dan analisis terhadap geografis bumi. Definisi SIG selalu berubah karena SIG merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang terus berkembang. Beberapa definisi dari SIG adalah: 1.
Definisi Menurut Aronaff (1989) [6] SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
2.
Definisi Menurut Burrough (1986) [7] SIG adalah alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
3.
Definisi Menurut Murai (1999) [8] SIG sebagai sistem informasi yang digunakkan untuk memasukkan, menyimpan,
memanggil
kembali,
menganalisis,
mengolah
dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan
keputusan
dalam
perencanaan
dan
pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. 4.
Definisi Menurut Marble et al (1983) [9] SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
5.
Definisi Menurut Bernhandsen (2002) [10] SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
26
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akuisisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data. 6.
Definisi Menurut Gistut (1994) [11] SIG sebagai sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di suatu lokasi. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.
7.
Definisi Menurut Berry (1988) [12] SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
8.
Definisi Menurut Calkin dan Tomlison (1984) [13] SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.
9.
Definisi Menurut Linden (1987) [14] SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.
10. Definisi Menurut Chrisman (1997) [15]
SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat peras, perangkat lunak, data, manusia, organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk
27
mengumpulkan,
menyimpan,
menganalisis,
dan
menyebarkan
informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
3.1.2
Komponen Sistem Informasi Geeografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis sebagai sistem informasi mempunyai komponen serta teknis kerja tertentu dalam penanganan data yang berisikan seputar informasi geografis. Komponen dalam sistem ini berkaitan satu sama lain. Dalam pengoperasian SIG pada dasarnya memerlukan beberapa komponen dasar. Gambar 3.1 menunjukkan komponen-komponen SIG.
Gambar 3. 1 Komponen SIG [5]. Komponen-komponen SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara bersama-sama yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak ( software), manusia, data dan metode.
28
1.
Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras Sistem Informasi Gografis adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis geografis dan pemetaan. Perangkat keras SIG memiliki kemampuan untuk menyajikan gambar dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi dalam mendukung operasi operasi basis data dengan ukuran data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan prosesnya: a. Input data: mouse, keyboard, scanner;
2.
b.
Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card;
c.
Output data: monitor dan printer.
Perangkat Lunak ( software) Perangkat lunak digunakan untuk proses penyimpanan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG yaitu: a.
Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG;
b. Database Management System (DBMS); c.
Alat untuk menganalisa data-data;
d.
Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa.
29
3.
Data Pada prinsipnya tedapat dua jenis data yang mendukung metode SIG yaitu: a.
Data spasial Data spasial adalah data yang digambarkan nyata dengan suatu wilayah
yang
terdapat
di
permukaan
bumi.
Umumnya
direpresentasikan berupa peta, grafik, gambar, dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk gambar yang memiliki nilai tertentu. b.
Data non spasial (atribut) Data non spasial adalah data berbentuk tabel di mana tabel tersebut berisi informasi yang dimiliki oleh objek dalam data spasial. Data tersebut data tabular yang terintergrasi dengan data spasial yang ada.
4.
Manusia Manusia merupakan inti dari metode SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat mendesain dan mengelola sistem, sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
30
5.
Metode Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahannya. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek real nya.
3.1.3
Proses Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima proses yaitu: 1.
Input Data Proses input data digunakan untuk menginputkan data berupa data spasial dan data non spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer.
2.
Manipulasi Data Peta digital diperlukan oleh suatu bagian SIG karena memerlukan pemanipulasian agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit , baik untuk data spasial maupun data non spasial.
3.
Manajemen Data Setelah data spasial dimasukkan, maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non spasial. Perubahan data spasial yang sebelumnya merupakan sebuah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di
31
permukaan bumi, umumnya direpresentasikan berupa grafik maupun peta diubah menjadi data non spasial yang sudah berbentuk tabel di mana tabel tersebut berisi informasi-informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. SIG memiliki beberapa komponen dalam pengelolaan data spasial menjadi data non spasial di antaranya: a. Geodatabase: alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG atau Database Management System (DBMS); b. Geoprocessing : alat untuk menganalisa data-data; c. Geovisuaization: alat untuk menampilkan data dan hasil analisa.
4.
Query dan Analisis Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental, SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu: a.
Analisis Proximity Analisis ini merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antara layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dan jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
b.
Analisis Overlay Overlay merupakan proses penyatuan suatu data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana analisis ini disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
32
5.
Visualisasi Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir yang baik diwujudkan dalam peta ataupun grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
3.1.4
Metode Penentuan Koordinat pada SIG
Metode penentuan posisi adalah cara mendapatkan informasi koordinat suatu objek (contoh: koordinat titik batas, koordinat batas persil tanah dan lain lain) di lapangan. Metode penentuan posisi dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu metode posisi terestris dan metode penentuan posisi ekstra-terestris (satelit). Data lapangan (terestis) adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di lapangan karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh, seperti batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng. Alat penginderaan jauh yaitu alat yang peka terhadap pantulan daya dan gelombang suara.
Pada metode terestris penentuan posisi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap target atau objek yang terletak di permukaan bumi. Beberapa contoh metode yang umum digunakan yaitu: a.
Metode poligon;
b.
Metode pengikatan ke muka;
c.
Metode pengikatan ke belakang.
33
Pada metode ekstra-terestris penentuan posisi dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap benda atau objek di angkasa seperti bintang, bulan dan satelit buatan manusia. Beberapa contoh dari penentuan posisi ekstra-terestris adalah sebagai berikut: a.
Astronomi geodesi;
b.
Transit dopler;
c.
Global Positioning System (GPS).
Sistem koordinat merupakan posisi suatu titik, biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat dapat didefinisikan dengan menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu: a.
Lokasi titik nol dari sistem koordinat Posisis koordinat suatu titik di permukaan bumi umumnya ditetapkan dalam/terhadap suatu sistem koordinat terestris. Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik).
b.
Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat Posisi tiga-dimensi (3D) suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu koordinat geosentrik. Tergantung dari parameter-parameter koordinat yang digunakan, dua sistem koordinat yang umum digunakan, yaitu sistem koordinat kartesian (x,y,z) dan sistem koordinat geodetik (L,B,h). Posisi suatu titik pada sistem
34
koordinat geodetik ditentukan oleh lintang geodetik (L), bujur geodetik (B) dan tinggi di atas permukaan ellipsoida (h). c.
Elipsoid referensi Koordinat 3D suatu titik juga bisa dinyatakan dalam suatu sistem koordinat toposentrik, yaitu dalam bentuk sistem koordinat kartesian (N,E,u). Menurut Krawkiwski [16], sistem koordinat tersebut adalah sebagai berikut:
Sumbu axis (N) adalah sumbu yang mengarah ke arah utara astronomis.
Sumbu ordinat (E) menganut kaidah tangan kiri.
Sumbu utama (u) tegak lurus dari bidang equipotensial gaya berat (geoid) pada titik tersebut. Bidang utama adalah bidang pada titik nol sumbu dan tegak lurus arah gravitasi vertikal
3.1.5
Manfaat SIG di Beberapa Bidang
SIG memiliki berbagai manfaat di berbagai bidang. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: 1.
Manajemen Tata Guna Lahan Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian metode geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum, dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan
35
perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan. Sistem Informasi Geografis berguna dalam hal memetakan suatu lahan dengan daerah yang diwarnai berdasarkan jenis lahannya. Dalam SIG, digambarkan juga radius – radius suatu lahan. Dengan demikian terlihat jelas di sistem, lahan mana yang merupakan lahan perkantoran, lahan mana yang merupakan lahan pemukiman, dan sebagainya.
2.
Inventarisasi sumber daya alam Secara sederhana manfaat SIG dalam kekayaan sumber daya adalah sebagai berikut: a.
Untuk mengetahui penyebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi, dan barang tambang lainnya.
b.
3.
Untuk mengetahui penyebaran kawasan lahan, misalnya:
Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
Rehabilitasi dan konservasi lahan.
Untuk pengawasan daerah bencana alam Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya: a.
Memantau luas wilayah bencana alam;
b.
Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
36
4.
c.
Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
d.
Penentuan tingkat bahaya erosi;
e.
Prediksi ketinggian banjir;
f.
Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kota Manfaat SIG dalam perencanaan Wilayah dan Kota, misalnya: a.
Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
b.
Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah,
perencanaan
kawasan
industri,
pasar,
kawasan
permukiman, penataan sistem dan status pertahanan. c.
Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti
manajemen
sistem
informasi
jaringan
air
bersih,
perencanaan dan perluasan jaringan listrik. d.
Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.
e.
Untuk
bidang
transportasi
transportasi,
publik,
seperti
kesesuaian
rute
inventarisasi alternatif,
jaringan
perencanaan
perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan. f.
Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran
penduduk
suatu
wilayah,
mengetahui
luas
dan
persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya,
37
pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
3.2
Web Mapping
Sistem web mapping dapat memadukan SIG sebagai alat bantu dalam menangani analisis
secara
keruangan
dengan
internet
sebagai
media
penyimpanan
informasinya. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sekumpulan atau sebuah koordinat. Google Maps merupakan salah satu fasilitias mapping yang disediakan oleh web developer untuk memberikan informasi geografis kepada publik secara gratis, seperti peta suatu daerah maupun pengecekan suatu alat produksi.
Google Maps menggunakan kombinasi dari gambar peta, basis data, maupun objek-objek interaktif. Gambar yang dihasilkan merupakan hasil komunikasi basis data yang disimpan pada server google. Citra yang ditampilkan diintegrasikan dengan basis data yang ada pada server google dan nantinya dapat dipanggil kembali sesuai dengan permintaan. Bagian gambar yang ada merupakan gabungan dari potongan gambar bertipe PNG yang biasa dis ebut tile dan berukuran 256x256 pixel. Tipe potongan gambar mewakili longitude dan latitude dan zoom pada level tertentu. Kelebihan dari web mapping adalah:
38
a.
Peta yang interaktif mengizinkan pengguna untuk melihat suatu daerah atau wilayah yang diinginkan.
b.
Pembuat peta tidak memiliki taksiran tentang informasi yang pengguna inginkan untuk melihatnya tetapi dapat membuat kemungkinan untuk pembaca dalam memilih informasi
c.
Pembuat peta digital dapat memfokuskan bagaimana menampilkan informasi terbaik, daripada memfokuskan rinci suatu area atau wilayah di dunia pada sebuah peta.
3.3
Map Server
Map server merupakan sebuah aplikasi open source yang digunakan untuk menampilkan sebuah data spasial maupun peta yang dapat diakses melalui web. Aplikasi map server dapat mengolah data SIG dalam format raster maupun format vektor [17]. Data raster adalah data yang terdiri atas sel-sel yang parameternya berupa piksel, sedangkan data vektor adalah bentuk data untuk menggabungkan suatu objek, melalui satu titik atau gabungan beberapa titik yang berkoordinat [18]. Gambar 3.2 menunjukkan arsitektur dari map server .
39
Gambar 3. 2 Arsitektur Map server [5] Sebuah aplikasi map server sederhana mempunyai komponen sebagai berikut: 1. Map file Map file menyimpan berbagai parameter-parameter konfigurasi untuk menggambarkan sebuah data spasial dan data atribut dari shape file ke dalam
bentuk
halaman
web
[19].
Dalam
hal
ini,
map
file
memberitahukan program map server di mana keberadaan data dan gambar yang dihasilkan. Map file juga mendefinisikan layer sebuah peta, termasuk sumber data, proyeksi maupun simbol.
2.
Data geografis Map server dapat menggunakan banyak jenis data geografis. Umumnya yang sering digunakan yaitu Environmental System Research Institute (ESRI) shape file. Shape file adalah format file yang berbentuk vektor dan terdiri dari empat jenis file yaitu .shp, .shx, .dbf, .prj.
40
3.
Halaman Hypertext Markup Language (HTML) Halaman HTML merupakan antarmuka antara pengguna dan Map server . Dalam bentuk yang sederhana, map server dapat dikatakan untuk menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Untuk membuat peta yang interaktif, gambar ditempatkan pada sebuah bentuk HTML.
4. Map server Computer-generated imagery (CGI) Sebuah lingkungan pengembangan bersifat sumber terbuka ( open source) untuk pengembangan aplikasi internet yang memungkinkan pengolahan data spasial. Bisa dijalankan sebagai sebuah program CGI atau melalui Mapscript yang mendukung beberapa bahasa pemograman
5.
HTTP server Hypertext Transfer Protocol (HTTP) server menyajikan halaman HTML ketika diakses oleh pengguna. Salah satu contoh dari HTTP server yaitu aplikasi yang dikembangan dengan web browser seperti Mozilla Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data SIG, sebuah browser membutuhkan Plug-In atau Java Applet.
Map server bekerja secara berdampingan dengan web
server. Web server
menerima permintaan peta melalui map server , selanjutnya map server membangkitkan permintaan terhadap peta dan mengirimkannya ke web server . Gambar 3.3 menunjukkan gambar implementasi map server terhadap web server .
41
Gambar 3. 3 Implementasi map server terhadap web server [5]
3.4
Map Script
Map script merupakan sebuah interface dari map server . Map script menyediakan tools yang dapat memudahkan pengembang untuk menambahkan fungsi yang diperlukan dalam sistem. Pengguna map script dimaksudkan untuk membuat peta digital menjadi lebih dinamis.
3.5
Optical Distributon Point
ODP adalah singkatan dari Optical Distribution Point yaitu sebuah perangkat yang berfungsi untuk melindungi kabel FO ( Fiber Optic). Optical Distribution Point adalah tempat terminasi kabel yang memiliki sifat-sifat tahan korosi, tahan cuaca, kuat dan kokoh dengan konstruksi untuk dipasang di luar. ODP berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single-mode terutama untuk
42
menghubungkan kabel fiber optik distribusi dan kabel drop. Perangkat ODP dapat berisi optical pigtail, connector adaptor, splitter room dan dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu.
Cara pemasangan ODP dengan cara mengambil salah satu core dari kabel distribusi secara urut. Kemudian core tersebut dimasukkan ke dalam pasif splitter , pasif splitter merupakan suatu perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi informasi sinyal optik menjadi bermacam macam kapasitas distribusi yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, dan 1:32. Pasif splitter yang biasa digunakan pada ODP yaitu pasif splitter 1/8. Sehingga pasif splitter tersebut di split menjadi delapan. Berikut merupakan ilustrasi pemasangan ODP:
Gambar 3. 4 Pemasangan ODP untuk Fiber To The Home (FTTH) [20].
43
3.5.1
Fungsi ODP
Optical Distribution Point (ODP) memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai berikut: 1.
Sebagai titik terminasi kabel drop optik ke arah pelanggan;
2.
Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran drop optik dengan menggunakan splitter.
3.5.2
Jenis – jenis ODP
ODP memiliki tiga (3) jenis yang dapat dijabarkan sebagai berikut: : 1.
ODP Pedestal yang ditempatkan pada permukaan tanah ODP Pedestal ini biasanya dipasang pada permukaan tanah, ODP ini dapat dengan mudah ditemukan di area perkantoran atau perkomplekan. Untuk bentuknya dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3. 5 Contoh ODP [4] Biasanya ODP ini dilindungi oleh suatu tong yang berwarna hijau, bentuknya mirip dengan tong sampah. Untuk bagian dalamnya
44
memiliki bentuk yang hampir sama dengan ODP Pole. Gambar 3.6 menunjukkan contoh terminasi kabel pada ODP.
Gambar 3. 6 Contoh terminasi kabel pada ODP [20].
2.
ODP Pole atau Wall ODP Jenis ODP ini biasanya diletakkan pada tiang milik PT Telkom. Gambar 3.7 mrnunjukan contoh gambar ODP Pole.
Gambar 3. 7 ODP Pole [4].
45
3.
ODP Closure ODP yang ditempatkan pada kabel di antara dua tiang milik PT Telkom. ODP Closure hanya boleh dipasang pada kabel Single Core Per Tube (SCPT) baik pada pertengahan gawang maupun di dekat tiang. Gambar 3.8 menunjukkan contoh ODP Closure yang dimiliki oleh PT Telkom.
Gambar 3. 8 ODP Closure [4].
IV. PEMBAHASAN
4.1
Starclick PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Aplikasi Starclick merupakan sebuah front end interface yang ditambahkan terhadap business process modeling untuk memproses permintaan pasang baru dan back end information system yang mengelola basis data alat produksi. Arsitektur dan alur proses aplikasi Starclick dapat digambarkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4. 1 Business Process Modeling pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang Ditambahkan Aplikasi Starclick. Tujuan utama dari aplikasi Starclick adalah sebagai pemetaan jaringan fiber optik yang dimiliki oleh PT Telkom.
47
Pemetaan tersebut meliputi: 1.
Pemetaan letak ODP Data tentang ODP dalam proses pemetaan letak ODP dilakukan melalui kegiatan survey koordinat dengan menggunakan Google Maps. Setelah ditemukannya koordinat suatu daerah pada Google Maps, maka akan diinput ke dalam aplikasi untuk memastikan apakah telah terdapat ODP terdekat pada daerah tersebut atau belum. Jika sudah terdapat ODP yang dekat dengan ODP yang akan dipasang maka teknisi akan menunggu petunjuk lain dari marketing apakah pelanggan di daerah tersebut layak untuk dipasang ODP baru atau tidak, sedangkan apabila tidak terdapat ODP terdekat dengan ODP yang akan dipasang maka teknisi akan langsung memasang ODP di daerah tersebut. Jarak minimum antara ODP yaitu 100 meter, sedangkan jarak maksimum dari koordinat yang diinput dengan ODP yaitu 1 km karena jika jaraknya lebih dari 1 km disarankan untuk menunggu pemasangan ODP baru di area sekitar koordinat yang diinputkan.
2.
Pemetaan daerah potensial (Polygon) Tahapan ini dilakukan jika lokasi pemesanan pelanggan belum dapat dipenuhi tetapi berada dalam lintasan jalur gelaran kabel serat optik. Polygon merupakan sebutan untuk sebuah blok lokasi pada suatu daerah yang dapat berbentuk persegi, segitiga, persegi panjang, trapesium maupun abstrak. Bentuk polygon dipengaruhi oleh batas dari suatu blok lokasi yang dapat berupa jalan, sawah, hutan, sungai dan sebagainya.
Polygon
dalam
aplikasi
Starclick
berfungsi
untuk
48
mendapatkan informasi tentang potensi kebutuhan jaringan dari pelanggan. Ketika data telah dimasukkan ke dalam polygon, maka akan menghasilkan sebuah skor yang menunjukan tingkat potensi kebutuhan jaringan tersebut pada suatu daerah. Semakin tinggi skor maka semakin tinggi pula potensi kebutuhan jaringan di daerah tersebut.
Dari kedua pemetaan tersebut, maka dapat dijabarkan lagi mengenai alur proses penggunaan aplikasi Starclick yang terdapat pada Gambar 4.2.
Gambar 4. 2 Alur Proses Starclick.
Alur proses penanganan permintaan pelanggan digambarkan lebih detail pada Gambar 4.3.
49
Gambar 4. 3 Detail Alur Proses Starclick. Cara kerja aplikasi Starclick ini dapat dijelaskan sebagi berikut. Calon pelanggan melalui frontliner cukup menunjukan titik kordinat lokasi yang akan dipasang layanan indihome yang diinginkan. Selanjutnya berdasarkan permintaan ini akan diperiksa ketersediaan alat produksi menggunakan Starclick. Jika permintaan calon pelanggan dapat dipenuhi, maka selanjutnya akan diteruskan ke petugas operasional untuk proses aktivasi. Jika lokasi pelanggan tersebut belum dapat dipenuhi tetapi berada dalam lintasan jalur gelaran kabel serat optik, maka petugas frontliner akan memasukkan permintaan sebagai permintaan potensial ( potential demand ) untuk pemasangan end point baru pada jalur tersebut. Berikut ini merupakan tampilan awal dari aplikasi Starclick.
50
Gambar 4. 4 Tampilan awal aplikasi Starclick. Starclick merupakan sebuah aplikasi berbasis website yang mempunyai kekurangan pada hak akses terbatas, yang artinya aplikasi ini hanyak diperuntukkan bagi karyawan marketing yang berada di kantor PT Telkom dan sudah memiliki akun untuk aplikasi yang diberikan PT Telkom. Sedangkan untuk para teknisi yang tugasnya terjun ke lapangan tidak mendapatkan hak akses ini, karena harus langsung menanyakan langsung kebagian marketing ketika dalam proses survey untuk mengetahui posisi dan ketersediaan dari slot ODP yang akan di instalasi. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam proses survey dikarenakan belum tentu karyawan marketing sedang dalam posisi siap untuk memberitahu letak ODP.
4.2
Implementasi metode SIG pada aplikasi Starclick
Aplikasi Starclick PT Telkom merupakan aplikasi berbasis SIG dikarenakan dalam penggunaannya dihubungkan dengan sebuah letak geografis atau dalam hal ini adalah Google Maps. Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, bahwa terdapat
51
beberapa komponen dalam SIG di antaranya adalah perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi geografi, manusia dan metode/manajemen. Komponen SIG yang terdapat pada aplikasi Starclick PT Telkom adalah sebagai berikut: 1.
Perangkat keras Perangkat keras aplikasi Starclick secara umum sama dengan aplikasi PT Telkom lainnya yaitu berupa mouse, keyboard , hardisk, processor, RAM, monitor, printer.
Yang membedakannya adalah terdapat
perangkat keras berupa ODP (Optical Distribution Point ). ODP ini adalah sebuah perangkat keras yang berfungsi melindungi sambungan fiber optik. Fungsi utama dari ODP adalah membagi satu core optik menjadi beberapa core untuk keperluan pelanggan. Perangkat ini berfungsi mendistribusikan kabel drop dari kabel distribusi. Oleh sebab itu, ODP ini sangat berfungsi untuk pemasangan kabel indihome di suatu daerah. Pada dasarnya ODP bersisi splitter yang biasanya 1:8, 1:16, atau 2×1:8. Letak dan bentuk ODP menyesuaikan lokasi dan kebutuhan. Pada saat terdapat pesanan pemasangan indihome baru, PT Telkom dengan menggunakan aplikasi Starclick akan melakukan pengecekan terhadap letak ODP tersebut. Apakah pada lokasi pemesanan telah terpasang ODP atau belum.
2.
Perangkat Lunak Perangkat lunak aplikasi Starclick adalah berupa Google Maps, Database Management System (DBMS) dan aplikasi Starclick itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan mereka saling berhubungan.
52
3.
Data dan Informasi Geografi Dalam aplikasi Starclick ini hanya terdapat data spasial yaitu berupa peta yang dalam hal ini adalah Google Maps. Peta tersebut menunjukan lokasi seperti koordinat lokasi, nama lokasi dan lokasi topologi (misalnya lokasi daerah untuk pengecekan ODP bersebelahan dengan gedung A dan gedung B).
4.
Manusia Dalam hal ini adalah karyawan di PT Telkom yang merupakan bagian marketing yang ditugaskan untuk memegang aplikasi Starclick ini. Karyawan tersebut sangatlah berpengaruh pada proses kerja Starclick, karena dengan karyawan yang potensial dalam aplikasi Starclick seperti berpotensi dari mendesain dan mengelola sistem sampai karyawan tersebut menggunakan aplikasi Starclick dalam pekerjaannya sehari – hari maka proses kerja Starclick juga akan semakin bagus.
5.
Metode/Manajemen Dalam hal manajemen, aplikasi Starclick ini mengorganisasikan data spasial dan data atribut kedalam sebuah basis data, sehingga mudah dilihat kembali, diupdate, dan diedit.
Selain implementasi komponen SIG dalam aplikasi Starclick, penulis akan menjelaskan proses atau tahapan kerja SIG dalam aplikasi Starclick dengan ilustrasi gambar.
53
Berikut merupakan proses pemetaan ODP pada aplikasi Starclick: A.
Pemetaan ODP
Proses pemetaan ODP ini mulai dilakukan ketika pelanggan melakukan pemesanan hingga keputusan mengenai tersedia atau belum tersedianya ODP pada daerah sekitar pemesanan pelanggan tersebut. Dalam hal ini metode SIG sangatlah berperan dikarenakan dalam keputusan tersebut digunakan letak geografis berupa titik koordinat ataupun alamat pemesanan pelanggan yang direalisasikan/ditampilkan
dengan penggunaan peta.
Berikut perupakan penjelasan proses mengenai pemetaan ODP. a.
Pelanggan melakukan pemesanan Pesanan pelanggan yang diterima oleh bagian operator akan diteruskan ke bagian marketing . Bagian marketing akan menginput data pesanan pelanggan yang diterima dengan merekapnya pada Microsoft Excel seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5.
Gambar 4. 5 Data yang akan digunakan untuk menentukan lokasi menggunakan aplikasi Starclick.
54
Gambar 4.5 merupakan sebuah data pada Microsoft Excel yang digunakan untuk menyimpan semua data-data pemesanan pelanggan yang mencakup pemesanan baru maupun upgrading . Dari gambar di atas kita akan mendapatkan informasi berupa:
Request ID Merupakan sebuah permintaan atau permohonan setiap pelanggan yang biasanya menggunakan bilangan sebagai identitas antara pelanggan.
Request Type Merupakan tipe permintaan atau permohonan pelanggan ke PT Telkom. Request Type dibedakan menjadi dua macam yaitu pemasangan baru maupun upgrading dari produk PT Telkom itu sendiri.
Service Merupakan sebuah perjanjian atau kontrak pelanggan dengan PT Telkom.
Customer Name Merupakan nama dari pelanggan yang akan menggunakan layanan PT Telkom.
Terminating Address Merupakan sebuah alamat atau lokasi pelanggan untuk daerah pemasangan produk PT Telkom.
Capacity Merupakan kapasitas dari pemesanan yang dilakukan pelanggan
55
yang akan memesan produk PT Telkom. Biasanya berupa kecepatan sebuah internet mulai dari 5 Mbps sampai 100 Mbps.
Originating Site Merupakan merupakan lokasi asal data center ataupun server dari PT PT Telkom
Originating Coordinate Merupakan koordinat asal lokasi pelanggan yang sebelumnya sudah dicari menggunakan Google Maps.
Remote Fiber-Optic Spectroscopy (RFS) RFS merupakan sebuah singkatan yang menjelaskan tentang jumlah dan jarak ODP terdekat dengan lokasi pelanggan.
Dari data yang diambil oleh penulis (Gambar 4.5), dapat dilihat bahwa terdapat pemesanan pemasangan indihome pada PT Kamata Perdana. Tercantum pula alamat PT Kamata Perdana di Jalan Ciliwung 1, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur dengan koordinat Latitude 6.263710 derajat dan Longitude 106.858225 derajat dengan kapasitas 5 Mbps. Koordinat tersebut sebelumnya sudah dicari menggunakan Google Maps dikarenakan untuk mencari suatu lokasi di Starclick, lebih mudah dan lebih terarah mencarinya dengan menggunakan koordinat.
b.
Penginputan data ke dalam aplikasi Starclick. Pada saat proses inilah implementasi SIG mulai terjadi karena pada proses ini terjadi, hubungan antara data yang diinput dengan peta yang ditampilkan, di mana data koordinat pesanan pelanggan yang dinput ke
56
dalam Starclick ditampilkan dalam sebuah peta yang merupakan tampilan dari Google Maps (sesuai dengan keadaan yang sebenarnya). Gambar 4.6 merupakan tampilan awal setelah seseorang login menggunakan akun yang telah disediakan oleh PT Telkom. Akun tersebut hanya diperuntukan bagi orang-orang yang bekerja di lingkungan PT Telkom. Dapat dilihat tampilan di bawah ini sama seperti tampilan pada Google Maps dikarenakan aplikasi Starclick ini bekerja pada ruang lingkup geografis.
Gambar 4. 6 Tampilan awal setelah masuk menggunakan akun PT Telkom. Setelah berhasil login ke dalam akun Starclick, maka bagian marketing akan melakukan input data koordinat yang sudah dicari sebelumnya menggunakan Google Maps. Titik koordinat ini berfungsi sebagai dasar penentuan apakah telah terdapat ODP di daerah pes anan pelanggan atau belum. Dapat dilihat pula pada Gambar 4.7, selain menggunakan koordinat kita dapat mencari letak suatu lokasi dengan menginput kan
57
alamatnya apabila pemasangan baru maupun Nomor PSTN/Internet untuk upgrading . Pada pemasangan baru sebaiknya menggunakan titik koordinat dikarenakan pencarian suatu lokasi yang lebih terarah.
Gambar 4. 7 Aplikasi Starclick saat mencari titik koordinat. c. Penentuan letak ODP Selanjutnya, terjadi penerapan manajeman SIG di mana dari peta yang ditampilkan diolah kembali agar dapat menunjukan letak – letak ODP di daerah sekitar pesanan pelanggan. Gambar 4.8 merupakan tampilan pada aplikasi Starclick saat menentukan letak ODP setelah dilakukan input titik koordinat. Dapat dilihat apabila di tekan suatu lokasi instalasi maka terdapat beberapa pilihan untuk memilih menu apa yang akan kita cari seperti Internet, Voice, maupun IPTV yang semuanya merupakan produk milik PT Telkom. Gambar 4.8 merupakan contoh pencarian ODP dengan maksimum kecepatan Internet yaitu 10 Mbps.
58
Gambar 4. 8 Aplikasi Starclick saat menentukan letak ODP. d.
Ditemukannya letak ODP yang terdekat dengan kriteria yang diinginkan Setelah proses penentuan letak ODP, dilakukanlah analisis data SIG oleh aplikasi Starclick ini. Analisis yang dilakukan berupa letak dan kriteria ODP yang diinginkan oleh pelanggan, yang hasilnya adalah aplikasi Starclick ini dapat menemukan posisi ODP di area lokasi terdekat. Sebagai contoh, terlihat pada Gambar 4.9 di mana ODP tersebut adalah ODP yang memenuhi syarat Internet dengan kecepatan
maksimum
10
Mbps
sesuai
dengan
permintaan
sebelumnya, didapatkan kemungkinan 38 ODP di daerah tersebut mulai dari ODP terdekat sampai ODP yang terjauh dengan batas maksimum 500 Meter. ODP tersebutlah yang dapat melayani permintaan pelanggan dikarenakan apabila letak ODP terlalu jauh dari titik lokasi, maka pelanggan tersebut harus menambah kabel
59
serat optik sesuai dengan kekurangannya. PT Telekomunikasi Indonesia hanya menyediakan maksimum 250 meter panjang dari kabel serat optik yang sudah termasuk dengan biaya pemasangan pertama produk internet tersebut. Apabila jarak ODP dengan rumah pelanggan lebih dari 250 meter maka pelanggan akan mendapatkan biaya tambahan yang dibayar pada bulan pertama. Alasan PT Telkom hanya menyediakan maksimum 250 meter dikarenakan biaya yang mahal untuk kabel serat optik dan PT Telkom harus survey terlebih dahulu ke rumah pelanggan yang jaraknya hampir mencapai 250 meter untuk melakukan survey apakah rumah tersebut layak di pasang indihome tersebut.
Gambar 4. 9 Aplikasi Starclick saat ditemukan posisi ODP diarea lokasi. Selain ditampilkannya posisi ODP di area lokasi pemesanan pelanggan, maka aplikasi Starclick ini akan menampilkan jarak lokasi pesanan pelanggan dengan ODP terdekat seperti pada
60
ditunjukkan pada Gambar 4.10. Pertama dengan mengklik posisi ODP yang paling berdekatan dengan lokasi pelanggan tersebut, dapat dilihat jarak antara ODP dengan lokasi hanya 43 meter. Akan tetapi belum tentu ODP terdekat tersebut dapat melayani pelanggan baru dikarenakan harus diperiksa terlebih dahulu apakah ODP tersebut masih bisa menambahkan satu jaringan baru atau tidak. Apabila penuh maka teknisi akan mencari ODP yang kedua dengan jarak yang lebih jauh dari jarak ODP pertama, begitu seterusnya.
Gambar 4. 10 Aplikasi Starclick saat mencari jarak lokasi dengan ODP terdekat. B.
Polygon
Proses polygon ini terjadi setelah dilakukannya survey terhadap letak ODP. Selain itu polygon ini merupakan salah satu strategi marketing PT Telkom, dikarenakan PT Telkom juga melihat pemesanan ODP pada suatu daerah. Misalnya, pada daerah A belum terpasang ODP dan terdapat 200 pemesanan pemasangan indihome sedangkan pada daerah B yang belum terpasang ODP
61
juga hanya terdapat 50 pemesanan pemasangan indihome, maka PT Telkom akan memprioritaskan pemasangan ODP pada daerah A karena lebih banyak pemesanan. Selama kegiatan kerja praktik, penulis tidak ditugaskan langsung dalam pembuatan polygon pada aplikasi Starclick, namun hanya dijelaskan secara singkat oleh petugas senior terkait. Berikut merupakan proses pembuatan polygon:
Melakukan survey on site Proses ini dilakukan ketika telah terdapat keputusan mengenai tersedia atau belum tersedianya ODP pada daerah pemesanan pelanggan dan tentunya yang sesuai dengan kriteria yang dipesan. Apabila terdapat keputusan
belum
tersedianya
ODP,
maka
pihak
teknisi
akan
diperintahkan untuk turun ke lapangan guna mendapatkan data – data yang dibutuhkan. Data – data tersebut berupa: -
Video recording Proses ini dilakukan dengan melakukan perekaman video terhadap suatu bangunan atau rumah dari pelanggan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengelilingi lokasi survey. Data yang diperoleh adalah berupa
homepass
yaitu
alamat
rumah/bangunan,
tipe
rumah/bangunan, status berlangganan telepon rumah/bangunan, perkiraan harga rumah/bangunan, penghuni dan perkiraan estimasi permintaan. -
Menentukan batas lokasi Penentuan batas lokasi ini dilakukan dengan cara pengambilan gambar pada pojok blok lokasi sebagai bukti batas dari blok lokasi.
62
Rekapitulasi Data (Survey on Desk) Setelah dilakukannya survey on site, maka dilanjutkan dengan melakukan rekapitulasi ke dalam tabel Microsoft Excel. Berikut ini merupakan 3 kategori cara melakukan rekapitulasi data, di antaranya: -
Rekapitulasi data detail survey Rekapitulasi ini berisi mengenai keseluruhan data yang didapatkan oleh teknisi yang melakukan survey on site. Rekapitulasi data ini berguna untuk dilakukannya rekapitulasi data selanjutnya yaitu house hold dan rekapitulasi data ruko.
-
Rekapitulasi data house hold (data tipe rumah) Rekapitulasi data ini berisi mengenai semua data bangunan yang bertipe seperti rumah (rumah, kantor, sekolah). Dalam rekapitulasi ini juga dikelompokan mejadi beberapa tipe rumah/bangunan terkait, antara lain tipe R1 (> 200m 2), R2 (100 – 199 m 2), dan R3 (< 100m2). Selain tipe rumah, terdapat pula pengelompokan lain seperti pemesanan indihome dengan 1P (telepon saja), 2P (telepon dan internet) dan 3P (telepon, internet dan TV kabel).
-
Rekapitulasi data ruko Rekapitulasi data ini berisi mengenai data bangunan dengan tipe ruko atau toko saja.
Pembuatan polygon pada aplikasi Starclick Pada tahap awal, data – data hasil rekapitulasi diinput ke dalam aplikasi Starclick untuk menghitung potensi dari lokasi dalam bentuk skor. Sebelum melakukan penginputan data, terlebih dahulu
63
dipilih daerah yang telah disurvey. Kemudia blok daerah – daerah tersebut, kemudian dilakukan pengisian data informasi tentang polygon yang dibuat seperti nama polygon, lokasi, witel (wilayah PT Telkom), nama teknisi yang melakukan survey, dan sebagainya. Setelah itu, dilakukan juga pengisian informasi berupa kebutuhan dan informasi lokasi yang diperoleh dari rekapitulasi data. Dalam pembuatan polygon, jika suatu blok lokasi terlalu luas, maka polygon tidak dapat dibuat. Faktor lainnya yaitu terlalu sedikitnya jumlah bangunan dalam
satu blok. Setelah
selesai
dalam
melakukan input data, maka akan terdapat skor yang ditampilkan oleh aplikasi Starclick. Hasil skor tersebut menunjukan seberapa tinggi tingkat potensi suatu lokasi dalam peningkatan permintaan pelanggan akan produk PT Telkom. Semakin tinggi skor, maka semakin tinggi pula tingkat potensi kebutuhan ODP pada lokasi tersebut. Dengan semakin tinggi potensi kebutuhan ODP di lokasi tersebut maka akan semakin tinggi pula kemungkinan PT Telkom akan memasang ODP di daerah tersebut.
4.3
Kendala yang Dihadapi Perusahaan dan Pengendaliannya
Terdapat beberapa kendala yang terjadi pada saat proses pencarian data pada aplikasi Starclick, antara lain: 1.
Dalam melakukan input data koordinat ataupun pembuatan polygon menggunakan aplikasi Starclick memerlukan konektivitas yang tinggi karena sering terjadi gagal koneksi atau kelambatan koneksi, sehingga
64
harus dilakukan pengulangan proses input data koordinat ataupun pembuatan ulang polygon. Pada saat ini PT Telkom sedang melakukan penanganan kendala tersebut dengan menggagas penggunaan kabel Local Area Network (LAN) dalam proses input data pada aplikasi Starclick agar tidak mengganggu konektivitas internet yang sedang digunakan.
2.
Ketika terjadi gagal koneksi atau keterlambatan konektivitas jaringan internet dalam pembuatan polygon, polygon yang belum selesai dibuat akan tersimpan secara otomatis dan tidak dapat diedit maupun dihapus. Sehingga untuk menggagalkan proses penyimpanan tersebut, karyawan yang membuat polygon harus segera melakukan log out tetapi setelah itu harus mengulangi proses pembuatan polygon dari awal. Selain menggunakan kabel LAN, saat ini PT Telkom juga telah melakukan pembaharuan atau upgrade pada aplikasi Starclick agar pada saat terjadi kendala seperti hal – hal di atas, maka dapat dilakukan pengeditan data maupun penghapusan data apabila terjadi kesalahan.
3.
Dalam proses pembuatan polygon, terdapat batasan apabila lokasi terlalu luas maupun jumlah bangunan terlalu sedikit yang dapat menyebabkan tidak dapat dilakukannya pembuatan polygon. Hal tersebut menunjukan bahwa suatu lokasi yang telah dilakukan survey akan sia – sia jika tidak dapat dibuatkan polygon dan hanya lokasi yang memenuhi syarat yang dapat dibuatkan polygon. Untuk saat ini, PT Telkom belum memiliki solusi yang cocok dalam menangani masalah
65
ini dikarenakan masih perlu dilakukannya pertimbangan yang matang mengenai tingkat permintaan dengan biaya dan pendapatan atas produk PT Telkom. PT Telkom masih berpendapat bahwa semakin banyak permintaan maka akan semakin besar pendapatan yang diterima oleh PT Telkom. Selain itu, menurut PT Telkom, terdapat kemungkinan akan merugi apabila dalam satu daerah hanya sedikit permintaan untuk pemasangan ODP dikarenakan biaya pemasangan ODP yang mahal namun tidak diimbangi dengan banyaknya permintaan/pendapatan. Jadi dalam hal ini PT Telkom tidak terlalu memperdulikan biaya survey karena biaya survey dapat dikatakan cukup kecil dibandingkan dengan biaya pemasangan ODP.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari kerja praktik ini adalah sebagai berikut: 1.
Aplikasi Starclick berbasis web yang dimiliki oleh PT Telkom merupakan
implementasi
dari
SIG
karena
aplikasi
tersebut
menggunakan Google Maps sebagai dasar pencarian atas tersedia atau tidak tersedianya ODP di suatu daerah pemesanan pelanggan. 2.
Pemetaan yang dilakukan oleh aplikasi Starclick dibagi menjadi dua yaitu pemetaan ODP yang merupakan pencarian terhadap tersedia atau tidaknya ODP pada daerah sekitar pemesanan pelanggan dan pemetaan daerah potensial (polygon) yang merupakan cara mendapatkan informasi tentang potensi kebutuhan jaringan dari pelanggan. Ketika data telah di masukkan ke dalam polygon, maka akan menghasilkan sebuah skor yang menunjukan tingkat potensi kebutuhan jaringan tersebut pada suatu daerah. Semakin tinggi skor maka semakin tinggi pula potensi kebutuhan jaringan di daerah tersebut. Pemetaan daerah potensial (polygon) ini digunakan sebagai pengambilan keputusan apakah ODP tersebut akan dipasang atau tidak, dengan memperhatikan
67
potensi kebutuhan jaringan beserta keuntungan atau kerugian yang akan didapatkan oleh PT Telkom. 3.
Aplikasi Starclick ini digunakan oleh PT Telkom untuk memeriksa ketersediaan alat produksi, dalam hal ini adalah ODP. Sehingga dapat dikatakan bahwa aplikasi Starclick ini mendukung kegiatan pemasaran suatu produk milik PT Telkom terutama indihome.
5.2
Saran
Saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut: 1.
Sebaiknya waktu kerja praktik diperpanjang atau lebih lama agar mendapatkan hasil pengamatan dan perancangan atas aplikasi Starclick dengan lebih baik.
2.
Sebaiknya dilakukan survei divisi terkait kerja praktik terlebih dahulu oleh para mahasiswa/i agar pelaksanaan kerja praktik tersebut berkaitan dengan jurusan yang digeluti.
3.
Sebaiknya aplikasi Starclick sudah dapat didukung dengan mode pencarian suatu titik koordinat, sehingga tidak memerlukan bantuan Google Maps dalam pencarian titik koordinat daerah yang diinginkan.
68
DAFTAR PUSTAKA
[1] PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2017. http://www.telkom.co.id/ . Diakses pada tanggal 09 Agustus 2017. [2] PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2014. Laporan Tahunan PT Telkom Indonesia tahun 2014. Jakarta: PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. [3] PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2016. Laporan Tahunan PT Telkom Indonesia tahun 2016 . Jakarta: PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. [4] Region Wholesale Service (RWS). 2016. Pedoman divisi RWS tahun 2016 . Jakarta: Region Wholesale Service (RWS). [5] Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika. [6] Aronoff, S. 1989. Geographic Information Systems. A Management Perspective, Canada: WDL Publication. [7] Burrough PA. 1986. Principles of Geographical Information Systems for land Resources Assesment . Clarendonprees: Oxford. [8] Murai, S. 1999. Gis Work Book Institute of Industrial Science. Tokyo: University of Tokyo, 7-22-1 Roppongi, Minatoku. [9] Suseno Adam. 2012. Penggunaan Quantum GIS dan Sistem Informasi Geografis. Bogor.
69
[10] Bernhardsen, T. 2002. Geographic Information Systems: An Introduction, 3rd Edition. Canada: John Wiley & Sons Ltd. [11] Gistut. 1994. Sistem Informasi Geografis. Gramedia Pustaka Utama. [12] Zeithaml, A., A. Parasuraman, dan Leonard L. Berry. 1988. SERVQUAL : A Multiple-Item Scale For Measuring Customer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing, 64, pp. 12-23. [13] Calkin dan Tomlinson. 1984. Geographical Information Systems for Urban and
Regional
Planning.
[online].
https://books.google.co.id/books?id=9G1BgAAQBAJ&pg=PT35&dq=Calkin+dan+Tomlinson,+1984.htm. Diakses pada tanggal 16 September2017. [14] Linden, G. 1987. Application of remote sensing GIS and spatial models in semi arid sudan. By L. Olsson, third world planning review, vol. 9, No. 2, pp 195-196 [15] Chrisman, Nicholas. 1997. Exploring Geographic Information System. New York: John Wiley & Sons Inc. [16] Krakowski. 2008. Closed-form transformation between geodetic and ellipsoidal coordinates. Stud Geophys Geod 52, 1 – 18. doi:10.1007/s11200008-0002-6 [17] Nuryadin, Ruslan. 2005. Panduan Menggunakan MapServer . Bandung: Informatika. [18]Charter,Denny.
2008.
Cara
Kerja
Mapserver .
http://www.journalgisindonesia.ac.id/library/2008/05/09/carakerjamapserver/. Diakses pada tanggal 16 September2017.
[online].