BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskular) dan tumbuhan berpembuluh (vaskular). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji. Sedangkan Sedangkan tumbuhan berbiji sendiri dibagi dalam tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiosperma (angiospermae) e) (Raven, 1992). Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Magnoliophyta Magnolioph yta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida mempunyai mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species (Sudarsono, (Sudarsono, 2005). Subkelas Caryophyllidae merupakan dikotiledone dengan polen trinukleatus dan jarang binukleatus. Subkelas Caryophyllidae Caryophyllidae terdiri atas 3 ordo, 14 familia, dan kurang lebih 11.000 spesies dan hampir 90% adalah anggota ordo Caryophyllales. Dua ordo lainnya adalah Polygonales dan Plumbaginales. Subkelas Hammamelidae mempunyai 11 ordo dan 24 family. Ordo-ordo yang termasuk kedalam hamamelidae yaitu Trchodendrales, Hamamelidales, Daphniphllales, Didymelales, Eucommiales, Urticales, Leitnariales, Juglandales, Myricales, Fagales dan Casuarinales. Subkelas Hamamelidae Hamamelidae ini memiliki karakteristik yang sangat s angat beragam. Adapun karakteristik subkelas Hammamelidae yaitu tumbuhan berkayu atau herba, jaringan pembuluh dengan scalariform atau perforasi sederhana, sederhana, plastida tipe S, memiliki tanin dengan ellagic acid (asam elagik), Daun tunggal, kadang-kadang majemuk pinatus atau palmatus, bunga umumnya anemophyli atau entemophyli, bunga seringkali kecil dan tidak menarik perhatian (tereduksi), (tereduksi ), umumnya apetal dan kadangkala tanpa perhiasan bunga, kalaupun ada ukuran sepal kecil dan seringkali menyerupai sisik (Conqruist, 1981).
Dalam Al-Qur’an Al-Qur’an dijelaskan dalam surat Al An’am ayat 95 :
“Sesungguhnya Allah menum buhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan berbagai macam tumbuhan di bumi ini sehingga manusia diharapkan mampu untuk mempelajari kenekaragaman tumbuhan yang telah Allah ciptakan. Hal ini juga yang membuat manusia harus selalu bersyukur atas nikmat yang selalu Ia berikan. Sehingga manusia diperintah untuk mempelajari ciptaan Allah agar manusia mampu untuk selalu memuji-Nya. Dan salah satu bentuk kita memujiNya yaitu dengan mempelajari morfologi tumbuhan berbunga. Dengan demikian untuk lebih mengetahui secara langsung ciri morfologi, struktur tubuh maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati langsung spesimen yang dimaksud.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari praktikum ini adalah : 1. Bagaimana karakter morfologi Morus alba? 2. Bagaimana karakter morfologi Amaranthus sp.? 3. Bagaimana karakter morfologi Bougenvillea sp. ? 4. Bagaimana karakter morfologi Ficus sp. ?
1.3 Tujuan Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui karakter morfologi dari Morus alba 2. Untuk mengetahui karakter morfologi dari Amaranthus sp. 3. Untuk mengetahui karakter morfologi dari Bougenvillea sp. 4. Untuk mengetahui karakter morfologi dari Ficus sp. 1.4 Manfaat Manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah : 1. Praktikan dapat mengetahui karakter morfologi dari Morus alba 2. Praktikan dapat mengetahui karakter morfologi dari Amaranthus sp. 3. Praktikan dapat mengetahui karakter morfologi dari Bougenvillea sp. 4. Praktikan dapat mengetahui karakter morfologi dari Ficus sp.
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Morus alba 2.1.1 Deskripsi morfologi Morus alba berdasarkan pengamatan mempunyai perawakan perdu, akar tunggang. Batangnya berkayu, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya ke atas, bentuk batang silindris dengan percabangan monopodial, permukaan batangnya kasar dengan warna batang coklat. Ciri khusus batang Morus alba ini adalah batangya memiliki milk lateks. Tumbuhan ini memiliki daun yang letaknya axillar, susunan daunnya tersebar. Daunnya berupa daun tunggal, terdapat stipula di ketiak daun, bentuk helai daunnya bulat telur dengan tepi daun bergerigi, pangkal daun rata, ujung daun meruncing, permukaan daun halus, pertulangan pada daun menyirip. Pada daunnya memiliki peruratan hingga ke tepi, tekstur daunnya perkamen. Ciri khusus yang dimiliki daun tumbuhan ini adalah memiliki stipula pada ketiak daun. Bunga tanaman ini letaknya axillaris dan bunganya berbentuk tandan serta dasar bunganya rata. Tumbuhan ini memiliki waktu perbungan sepanjang tahun. Raven (1992) menyatakan bahwa tumbuhan ini memiliki milk lateks pada batangnya, milk lateks adalah getah kental yang mirip seperti susu yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan. Gambar Pengamatan
Literature
(Sudarsono, 2005)
2.1.2 Tabel Deskripsi Perawakan perdu, akar tunggang. Batangnya berkayu, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya ke atas, bentuk batang silindris dengan percabangan monopodial, permukaan batangnya kasar dengan warna batang coklat. Ciri khusus batang Morus alba ini adalah batangya memiliki milk lateks. Tumbuhan ini memiliki daun yang letaknya axillar, susunan daunnya tersebar. Daunnya berupa daun tunggal, terdapat stipula di ketiak daun, bentuk helai daunnya bulat telur dengan tepi daun bergerigi, pangkal daun rata, ujung daun meruncing, permukaan daun halus, pertulangan pada daun menyirip. Pada daunnya memiliki peruratan hingga ke tepi, tekstur daunnya perkamen. Ciri khusus yang dimiliki daun
tumbuhan ini adalah memiliki stipula pada ketiak daun. Bunga tanaman ini letaknya axillaris dan bunganya berbentuk tandan serta dasar bunganya rata. Tumbuhan ini memiliki waktu perbungan sepanjang tahun
2.1.3 Habitat Tumbuhan yang tumbuh atau berbunga sepanjang tahun ini bisa ditemukan di berbagai tempat yang teduh dan hampir di temukan di berbagai tempat
yang cukup
basah dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Menurut Ali (2013), Murbei ( Morus alba) adalah tanaman berumur panjang ( perennial ) dan secara alami dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah. Di Indonesia tanaman ini biasa tumbuh di tepi jalan dan kebun maupun di pekarangan (Mitchel, 1989).
2.1.4 Klasifikasi Klasifikasi tanaman ini menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Urticales, Famili: Moraceae, Genus : Morus, dan Spesies: Morus alba.
2.1.5 Manfaat Secara Ekologis dan Ekonomis Tanaman ini buahnya dapat digunakan sebagai pencegah kanker, mengurangi resiko penggumpalan darah dan penyakit stroke, membersihkan darah, membersihkan hati dan menguatkan ginjal, mengontrol gula darah, mempercepat proses penyembuhan, menjaga kesehatan jantung dan dapat digunakan sebagai penambah nafsu makan (Mitchel, 1989).
2.2 Amaranthus sp. 2.2.1 Deskripsi morfologi Amaranthus sp. berdasarkan pengamatan memiliki perawakan herba, dan akar tunggang. Batangnya terna, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya tegak ke atas, bentuk batangnya silindris, percabangannya monopodial, permukaan batangya halus dengan warna hijau atau kemerahan. Ciri khusus yang dimiliki oleh batang tanaman ini adalah batangnya terdapat duri pada pangkalnya. Daun pada tanaman ini terletak tersebar melekat pada batang dan terletak axilar, daunnya merupakan daun tunggal dengan bentuk helai daun bulat telur, tepi bergelombang, pangkal daun rata, ujung daun membelah, permukaan daun halus, memiliki pertulangan daun menyirip dengan peruratan hingga ke tei, tekstur daunnya seperti kertas. Raven (1992) menyatakan bahwa tumbuhan ini berbentuk herba, dan batangnya sedikit berair.
Gambar Pengamatan
Literature
(Sudarsono, 2005)
2.2.2 Tabel Deskripsi Perawakan herba, dan akar tunggang. Batangnya terna, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya tegak ke atas, bentuk batangnya silindris, percabangannya monopodial, permukaan batangya halus dengan warna hijau atau kemerahan. Ciri khusus yang dimiliki oleh batang tanaman ini adalah batangnya terdapat duri pada pangkalnya. Daun pada tanaman ini terletak tersebar melekat pada batang dan terletak axilar, daunnya merupakan daun tunggal dengan bentuk helai daun bulat telur, tepi bergelombang, pangkal daun rata, ujung daun membelah, permukaan daun halus, memiliki pertulangan daun menyirip dengan peruratan hingga ke tei, tekstur daunnya seperti kertas. 2.2.3 Habitat Bayam tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 – 35 Celcius (Mitchel, 1989).
2.2.4 Klasifikasi Klasifikasi tanaman ini menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magniosida, Ordo : Caryophillales, Famili : Amaranthaceae, Genus : amaranthus, dan Spesies: Amaranthus sp.
2.2.5 Manfaat Secara Ekologis dan Ekonomis Tumbuhan ini penuh khasiat, menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti disentri, bisul, keputihan, gangguan pernafasan. Tanaman ini juga mempunyai sifat masuk meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilang -kan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan darah. Kandungan kimia pada bayam atau bayam yaitu amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin (Mitchel, 1989). Menurut Rahayu (2013) bayam termasuk sayuran yang sangat kaya nutrisi, dengan kandungan rendah kalori, namun sangat tinggi vitamin, mineral dan
fitonutrien lainnya. Bayam mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas.
2.3 Bougenvillea sp. 2.3.1 Deskripsi morfologi Bougenvillea sp. berdasarkan pengamatan mempunyai perawakan perdu, akar tunggang. Batangnya berkayu, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya ke atas, bentuk batang silindris dengan percabangan monopodial, permukaan batangnya kasar dengan warna batang coklat. Ciri khusus batang Bougenvillea sp. ini adalah batangya memiliki duri dan batangnya mengandung antosianin yang berubah menjadi beta lain. Tumbuhan ini memiliki daun yang letaknya axillar, susunan daunnya tersebar. Daunnya berupa daun tunggal, bentuk helai daunnya bulat telur dengan tepi daun rata, pangkal daun membulat, ujung daun meruncing, permukaan daun halus, pertulangan pada daun menyirip. Pada daunnya memiliki peruratan, tekstur daunnya seperti kertas. Bunga tanaman ini letaknya axillaris dan bunganya berbentuk terompet. Raven (1992) menyatakan, tumbuhan ini memiliki waktu perbungan sepanjang tahun.
Gambar Pengamatan
Literature
(Sudarsono, 2005)
2.3.2 Tabel Deskripsi Perawakan perdu, akar tunggang. Batangnya berkayu, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya ke atas, bentuk batang silindris dengan percabangan monopodial, permukaan batangnya kasar dengan warna batang coklat. Ciri khusus batang Bougenvillea sp. ini adalah batangya memiliki duri dan batangnya mengandung antosianin yang berubah menjadi beta lain. Tumbuhan ini memiliki daun yang letaknya axillar, susunan daunnya tersebar. Daunnya berupa daun tunggal, bentuk helai daunnya bulat telur dengan tepi daun rata, pangkal daun membulat, ujung daun meruncing, permukaan daun halus, pertulangan pada daun menyirip. Pada daunnya memiliki peruratan, tekstur daunnya seperti kertas. Bunga tanaman ini letaknya axillaris dan bunganya berbentuk terompet.
2.3.3 Habitat Menurut Mitchel (1989) Bougenvillea sp. adalah sebuah tanaman yang menyukai sinar matahari. Oleh karena itu musim kemarau adalah saat yang paling dinantikan karena saat itu sinar matahari sangat berlimpah. Habitat aslinya di kawasan Amerika Selatan, yang juga memiliki iklim tropis, tanaman ini berkembang dengan sangat baik di Indonesia.
2.3.4 Klasifikasi
Klasifikasi tanaman ini menurut Mitchel (1989) adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Caryophillaes, Famili : Nyctaginaceae, Genus: Bougenvillea, dan Spesies: Bougenvillea sp.
2.3.5 Manfaat Secara Ekologis dan Ekonomis
Bougenvillea sp. mempunyai rasa pahit, kelat dan hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam Bougenvillea sp. diantaranya betanidin, isobetanidin. Bougenvillea sp. dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit seperti bisul, biang keringat dan gatal-gatal, hepatitis, haid tidak teratur dan keputihan. Bougenvillea sp. banyak digunakan sebagai tumbuhan hias karena kegunaan tersebut dapat dimanfaatkan dan dengan nilai jual yang tinggi mencapai Rp.20.000,00 – Rp.30.000,00/pot. Namun di Indonesia Bougenvillea sp. bisa dikatakan sudah tidak memiliki nilai jual atau nilai komersial lagi karena makin mudahnya masyarakat mendapatkan kembang kertas (Mitchel , 1989).
2.4 Ficus sp. 2.4.1 Deskripsi morfologi Ficus sp. berdasarkan pengamatan mempunyai perawakan pohon, akar tunggang. Batangnya berkayu, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya ke atas, bentuk batang silindris dengan percabangan monopodial, permukaan batangnya kasar dengan warna batang coklat. Ciri khusus batang Ficus sp. ini adalah batangya terdapat milk lateks. Tumbuhan ini memiliki daun yang letaknya terminal, susunan daunnya tersebar dan terdapat stipula di ketiak daun. Daunnya berupa daun tunggal, daunnya bertepi bergelombang, pangkal daun membelah, ujung daun meruncing, permukaan daun halus, pertulangan pada daun menyirip. Pada daunnya memiliki peruratan sampai ke tepi, tekstur daunnya perkamen. Daun tanaman ini memiliki ciri khusus yaitu terdapat stipula di ketiak daun dan terdapat milk lateks pada daunnya. Bunga tanaman ini teretak di dalam perigonium dan bunganyamerupakan bunga mejemuk. Tanaman ini juga memiliki buah yaitu buah drupa. Raven (1992) menyatakan, tumbuhan ini memiliki waktu perbungan sepanjang tahun.
Gambar Pengamatan
Literature
(Sudarsono, 2005)
2.4.2 Tabel Deskripsi Perawakan pohon, akar tunggang. Batangnya berkayu, tumbuh di atas tanah, arah tumbuh batangnya ke atas, bentuk batang silindris dengan percabangan monopodial, permukaan batangnya kasar dengan warna batang coklat. Ciri khusus batang Ficus sp. ini adalah batangya terdapat milk lateks. Tumbuhan ini memiliki daun yang letaknya terminal, susunan daunnya tersebar dan terdapat stipula di ketiak daun. Daunnya berupa daun tunggal, daunnya bertepi bergelombang, pangkal daun membelah, ujung daun meruncing, permukaan daun halus, pertulangan pada daun menyirip. Pada daunnya memiliki peruratan sampai ke tepi, tekstur daunnya perkamen. Daun tanaman ini memiliki ciri khusus yaitu terdapat stipula di ketiak daun dan terdapat milk lateks pada daunnya. Bunga tanaman ini teretak di dalam perigonium dan bunganyamerupakan bunga mejemuk. Tanaman ini juga memiliki buah yaitu buah drupa. 2.4.3 Habitat Ficus sp. ini di Indonesia kenbanyakan tumbuh di hutan (Mitchel, 1989).
2.4.4 Klasifikasi
Klasifikasi tanaman ini menurut Mitchel (1989) adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magnolopsida, Ordo : Urticales, Famili : Moraceae, Genus :Ficus, dan Spesies : Ficus sp.
2.4.5 Manfaat Secara Ekologis dan Ekonomis Ficus sp. ini memiliki buah, tetapi buah ini tidak dapat dikonsumsi (Mitchel , 1989).
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Morus alba : merupakan tanaman berperawakan perdu, pada batangnya terdapat milk lateks atau getah kental, dan pada daunnya terdapat stipula yang terletak pada ketiak daun, percabangan pada tanaman ini adalah monopodial, bunganya axillaris dan berbentuk tandan, bunganya dapat berbunga sepanjang tahun. 2. Amaranthus sp. : merupakan tanaman berperawakan herba, batangnya berair dan percabangannya monopodial, terdapat duri pada pangkal batang, daunnya terletak axilr sedangkan bunganya terletak terminalis dan bunganya merupakan bunga tunggal. 3. Bougenvillea sp. : merupakan tanaman beperawakan perdu, memiliki percangan monopodial, batangnya berduri dan pada batangnya mengandung antosianin yang dapat berubah menjadi beta lain, daunnya axillaris dan tersebar, bunganya merupakan bunga majemuk dan berbentuk terompet dan perbungaannya axilaris. 4. Ficus sp. : merupakan tanaman berperawakan pohon dengan percabangan monopodial, pada batangnya terdapat milk lateks atau getah kental, daunnya terletak terminal atau di ujung dan tersebar serta mempunyai stipula pada ketiak daun dan pada daunnya juga terdapat milk lateks. Bunga pada tanaman ini terletak dalam perigonium dan bunganya merupakan bunga majemuk. Tanaman ini memilik buah yang merupakan buah drupe. 3.2 Saran Sebaiknya praktikan mengikuti semua kegiatan praktikum agar lebih mengerti dan paham perbedaan karakteristik setiap specimen yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Arsyadi. 2013. Teknologi Pengawetan (Hay) dan Kualitas Nutrisi Murbei ( Morus alba) Ditanam di Lahan Gambut Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Jurnal Kutubkhanah. 16 (1) Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press. Mitchell. 1989. Ekologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga Rahayu, Suwarni, dkk. 2013. Evaluasi Kualitas Beberapa Genotipe Bayam ( Amaranthus sp.) Pada Penanaman Di Jawa Barat. Jurnal Berita Biologi. 12 (2) Raven. 1992. Morfologi Tummbuhan. Jakarta : Erlangga
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang Press.