Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Saat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda dengan struktur kayu dan baja, beton memiliki keunggulan tersendiri yaitu muda mudah h untu untuk k dibe dibent ntuk uk.. Kemu Kemuda daha han n untu untuk k dibe dibent ntuk uk ters terseb ebut ut kare karena na keplastisan beton segar yang dapat dicetak sesuai bentuk yang direncanakan. Cetaka Cetakan n beton beton tersebu tersebutt lebih lebih dikena dikenall dengan dengan nama nama bekisting atau atau acuan acuan peran perancah cah.. Beton Beton membut membutuhk uhkan an suatu suatu bekist bekisting ing (cetaka (cetakan) n) baik baik untuk untuk mendapatkan bentuk yang direncanakan dan pengerasan beton itu sendiri. Acuan dan perancah (bekisting) merupakan suatu konstruksi sementara, dikatak dikatakan an sement sementara ara dikarenak dikarenakan an konstr konstruks uksii acaun acaun dan peranca perancah h
akan akan
dibong dibongkar kar kembal kembalii apabil apabilaa beton beton sudah sudah cukup cukup umur. umur. Dengan Dengan demiki demikian, an, dalam dalam perenc perencana anaann annya ya harus harus memenu memenuhi hi persya persyarat ratan-p an-pers ersyar yaratan atan seperti seperti bia biaya ya,,
keku kekuat atan an,,
kemu kemuda daha han n
dala dalam m
pema pemasa sang ngan an dan dan
pemb pembon ongk gkar aran an
dll.Kualitas bekisting pun dapat menentukan bentuk dan rupa bekisting. Oleh karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perencanaan pem pembu buata atann nnya ya pun pun haru haruss dipe diperh rhat atik ikan an deng dengan an baik baik,, agar agar beto beton n tida tidak k mengalami lendutan dan lentur saat proses pengecoran. Di Indonesia metode bekisting sudah banyak menggunakan metoda semi sist sistem em,, teta tetapi pi tida tidak k sedi sediki kitt pula pula yang yang masi masih h meng menggu guna naka kan n meto metode de konven konvensio sional nal.. Pemili Pemilihan han metode metode yang yang diguna digunakan kan tergan tergantun tung g dari dari jumlah jumlah biaya, biaya, waktu, waktu, luas pengerjaannya, pengerjaannya, ketersediaan ketersediaan bahan dan alat, dll. Salah satunya satunya ada di proyek proyek pembangun pembangunan an kampus kampus STIKES STIKES Santo Borromeus. Borromeus. Di proyek ini menggunakan acuan dan perancah dengan metode konvensional dan semi sistem sistem dengan dengan perbedaan perbedaan terletak terletak pada penggunaan penggunaan galvalum galvalum pada bon bonde deks ks untu untuk k plat plat lant lantai ai.. Peng Penggu guna naan an dan dan pemi pemili liha han n di proy proyek ek ini ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan paku dan bahan lainnya agar lebih menghemat biaya. Dengan penggunaan metode yang dilakukan di proyek tersebut, hal ini menjad menjadii pendor pendorong ong kami kami untuk untuk meninj meninjau au lebih lebih jelas jelas tentan tentang g pekerj pekerjaan aan
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
bek bekis isti ting ng yang yang dila dilaks ksan anak akan an di proy proyek ek pemb pemban angu guna nan n STIK STIKES ES Sant Santo o Borromeus.
1.2 Maksud Maksud dan Tujuan Tujuan
Adapun Adapun maksud dan tujuan tujuan studi studi ini adalah menambah menambah wawasan mata kuliah kuliah acuan acuan dan perancah perancah labkon labkon 2 dan meninj meninjau au pekerj pekerjaan aan bekist bekisting ing di pembangunan STIKES Santo Borromeus. Peninjauan tersebut meliputi :
1. Mengamati pekerjaan bekisting langsung di lokasi proyek. 2. Mengamati metoda bekisting beserta alat dan bahan yang digunakan
dilapangan. 3. Mengetahui Mengetahui waktu waktu siklus siklus pekerjaan pekerjaan bekisti bekisting ng dari dari pemasangan pemasangan hingga hingga pembongkaran. 4. Menghitung Menghitung perhitunga perhitungan n bahan bahan yang yang digunak digunakan an dilapang dilapangan. an.
1.1 Ruang Ruang Lingkup Pembahasa Pembahasan n
Dalam pembuatan laporan ini, kami membahas peninjaua pekerjaan acuan dan perancah yang dilaksanakan di proyek pembangunan gedung administrasi dan asrama STIKES Borromeus. Peninjauan berdasarkan metoda pekerjaan, alat dan bahan dan manajemen pekerjaan bekisting.
1.2 Metoda Metoda Pembahasa Pembahasan n
Metode penulisan yang digunakan adalah metode penulisan deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk membuat suatu karya tulis dengan cara meng mengum umpu pulk lkan an data data dari dari hasi hasill prak prakte tek k kerja kerja,, tinj tinjau auan an lapan lapanga gan n sert sertaa mengambil data analisis untuk menunjang penyusunan laporan.
1.3 Sistematik Sistematika a Pembahas Pembahasan an
Lapora Laporan n ini disusu disusun n dalam dalam enam bab. Bab pertama berisikan tentang tentang pertama berisikan pen penda dahu hulu luan an yang yang memu memuat at latar latar bela belaka kang ng,, maks maksud ud dan dan tuju tujuan an,, meto metode de penulisan, lokasi dan tempat penulisan serta sistematika penulisan. Bab dua meliputi dasar teori tentang pembahasan materi mengenai acuan dan perancah (bekisting) secara umum, Bab tiga menegenai tinjauan umum proyek agar mengetahun struktur organisasi dan letak pihak yang melakukan pekerjaan
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
acuan acuan dan peranc perancah ah
tinjau auan an alat, alat, baha bahan n dan dan tena tenaga ga kerj kerjaa Bab Bab empat empat tinj
membahas seputar sumberdaya yang digunakan untuk melakukan pekerjaan bekisting. Bab lima membahas tinjauan pekerjaan acuan dan perancah yang digunakan digunakan di proyek proyek dari mulai metode metode hingga hingga langkah langkah kerja beserta gambar kerja. Bab enam berisikan kesimpulan dari seluruh pembahasan dan juga saran pada tahap praktikum hingga proses tinjauan ke lapangan.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Acuan dan Perancah
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Acuan dan perancah perancah (Bekisting (Bekisting)) adalah suatu konstruksi konstruksi yang bersifat sement sementara ara pada pada prakti praktik k kerja kerja beton beton sesuai sesuai dengan dengan bentuk bentuk dan ukuran ukuran yang yang diinginkan. Dari namanya acuan dan perancah, terbagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi fungsi acuan acuan dan fungs fungsii peranc perancah. ah. Acuan Acuan adalah adalah cetaka cetakan n atau atau patoka patokan n untuk untuk ukuran ukuran maupun maupun bentuk bentuk beton beton yang yang diingi diingink nkan, an, sedang sedangkan kan peranc perancah ah adalah adalah sebagai penyokong tegak dan lurusnya acuan tersebut. Acuan dan perancah harus kuat memikul beban sendiri, berat beton basah, beban hidup, dan beban peralatan kerja selama proses pengecoran. Sebuah bangunan tidak dapat berdiri dengan kuat ataupun kokoh tanpa pembuatan pembuatan bekisting bekisting yang sesuai aturan. Maka dari itu, dalam praktik acuan dan perancah ini dijelaskan tentang pedoman perancangan dan pembuatannya.
2.1.1 Fondasi lebih spesifik
Dala Dalam m pema pemasa sang ngan an acua acuan n dan dan pera peranc ncah ah untu untuk k fond fondas asi, i, pena penamp mpil ilan an permukaan bukanlah merupakan suatu yang harus dicapai, yang penting adalah kepadatan dari sisi pelaksanaan pengecoran. Karena, kedudukan fondasi berada di bawah permukaan tanah. Dengan demikian, bahan acuan dan perancah bekas pada pekerjaan lainnya yang masih layak pakai dapat dimanfaatkan untuk pembuatan acuan fondasi. Acuan dan perancah perancah (bekisting (bekisting)) untuk pondasi memiliki bagian-bagia bagian-bagian n utama, yaitu: 1. Papa Papan n acua acuan n fond fondas asi, i, terd terdir irii atas atas papa papan n 2/20 2/20 yang yang disa disamb mbun ung g samp sampai ai mencapai ukuran yang dikehendaki. Papan acuan fondasi ini hanya bagian kedua kedua belah belah sisi. sisi. Kualit Kualitas as permuk permukaan aan beton beton tidak tidak begitu begitu ditunt dituntut ut karena karena nantinya nantinya akan terurug oleh tanah, walaupun walaupun demikian, demikian, kerapatan sambungan sambungan acuan tidak boleh diabaikan karena akan berpengaruh terhadap jumlah air yang yang ada pada pada beton, beton, yaitu yaitu hilang hilangny nyaa air pencam pencampur pur terseb tersebut. ut. Gaya Gaya yang yang bekerja merupakan tekanan ke samping dari beton yang baru dituang dan berangsur-angsur akan berkurang dan pada suatu saat akan menjadi nol sesuai dengan tingkat perkembangan ikatan dan pengerasan pada beton.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
2. Pato Patok k berfu berfung ngsi si mend menduk ukun ung g papa papan n acua acuan n agar agar tida tidak k berg bergera erak k dan dan berd berdiri iri kokoh pada tempatnya. Patok ini terdiri atas bahan kaso 4/6, 5/7 atau dolken yang ditancapkan masuk ke dalam tanah sampai kokoh kedudukannya. 3. Penggantun Penggantung g pada umumnya umumnya ada pada pada bekisting bekisting fondasi fondasi menerus, menerus, yaitu yaitu bagian bagian ini berupa gelagar dari papan 2/20 yang dipasang melintang di atas acuan untuk menggantungkan acuan. 4. Penjepit Penjepit berfungsi berfungsi untuk untuk menjepit menjepit acuan acuan kolom. kolom. Bagian Bagian ini berupa berupa papan papan 2/20 2/20 atau kaso 4/6, 5/7 dipasang mengapit keempat sisi acuan. Dengan adanya penjepit ini diharapkan acuan ujung bawah kolom dapat berdiri tegak dan tidak bergeser ke samping. Untuk mewujudkan struktur fondasi sesuai dengan bentuk, kedudukan, ketinggian yang diinginkan digunakan bahan sebagai berikut: •
Bahan acuan dibuat dari papan 2/20 yang dipotong dan disambung sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.
•
Bahan perancah dari bahan kayu berukuran kaso 4/6 atau 5/7, bahan ini juga dipotong sesuai dengan kebutuhan.
•
Sebagai bahan pengaku dapat digunakan papan atau kaso, disesuaikan dengan kebutuhan.
•
Bahan perangkai atau alat sambung dipakai paku 4 – 5 cm.
Bahan-bahan tersebut dipotong-potong dan sebagian dirangkai di tempat lain dan kemudian pasang di tempat beton akan dibentuk. Papan duga (stake out) adalah suatu acuan atau pedoman yang dibuat dan dipaka dipakaii untuk untuk menent menentuka ukan n ukuran ukuran bangun bangunan. an. Ukuran Ukuran yang yang dimaks dimaksud ud adalah adalah ukuran ukuran ke arah mendat mendatar ar misaln misalnya ya jarak jarak as fondas fondasi/d i/dind inding ing,, ke arah vertic vertical al misaln misalnya ya kedala kedalaman man fondas fondasi, i, keting ketinggia gian n lantai lantai,, keting ketinggia gian n kuda-k kuda-kuda uda dan sebagainya sebagainya.. Papan duga merupakan merupakan pekerjaan pekerjaan pendahulu pendahuluan an sebelum sebelum bangunan bangunan dibuat dan keberadaannya hanya sementara, sehingga setelah bangunan berdiri atau sudah tidak difungsikan lagi papan duga dibongkar. Papan duga dengan bangunan sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan bekisting, namun untuk mendapat fondasi harus ada lebih dahulu papan dugany duganya. a. Segala Segala ukuran ukuran pada pada fondas fondasii diambi diambill dari dari papan papan duga, duga, misaln misalnya ya as, kedalaman, lebar, panjang, dan sebagainya. Papan duga berupa papan berukuran 2/20 yang dipasang pada posisi miring dan horizontal. Didukung oleh pato-patok
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
pada jarak tertentu mengelilingi rencana bangunan yang akan dibuat. Tetapi dapat juga dibuat hanya pada tempat-tempat tertentu, misalnya pada sudut bangunan dan jalur-jalur fondasi/dinding. Syarat-syarat utama papan duga, antara lain: 1. Patok harus harus kokoh, kokoh, tidak tidak bergerak bergerak ke arah mendata mendatarr maupun maupun tegak (masuk (masuk ke ke dalam tanah). 2. Papan Papan duga harus lurus lurus dan horizo horizonta ntal, l, mempunya mempunyaii keting ketinggia gian n tertent tertentu u dari dari permukaan tanah asli. 3. Berjarak Berjarak 1 sampai sampai dengan dengan 2 m dari tepi tepi galian galian fondasi fondasi.. 4. Membe Membent ntuk uk seg segii empa empatt siku. siku. Ketinggian atau elevasi papan duga terhadap elevasi lantai (peil + 0,00 m) bisa di atas misalnya + 25 cm, ataupun sama dengan ketinggian lantai. Mengingat begitu pentingnya papan duga dalam penentuan ukuran bangunan, maka tidak boleh diganggu, misalnya diduduki, ditimbun bahan bangunan dan sebagainya. Titik-titik penting pada arah mendatar langsung diletakkan pada papan duga, as fondas fondasii diukur diukur dan diberi diberi tanda tanda berupa berupa segiti segitiga ga dari dari cat berwar berwarna na mencol mencolok ok (merah) atau diberi dua buah paku dipasang miring dan dapat juga digergaji dengan kedalaman 1 mm. Benang as fondasi dapat ditarik dari kedua papan duga yang yang berhad berhadapa apan n dan diberi diberi pember pemberat at mengga menggantu ntung ng bebas bebas agar agar benang benang tetap tetap tegang. Benang pada as inilah yang dipakai sebagai acuan untuk menentukan ukuran-ukuran fondasi. Bagian utama papan acuan, yaitu: 1. Pato Patok k yang yang digun digunak akan an kaso kaso 4/6, 4/6, 5/7 atau atau dolk dolken en berdia berdiame mete terr 8 – 10 cm, merupakan pendukung papan-papan duganya agar bisa berada pada posisinya. 2. Papan Papan yang digunak digunakan an 2/20, merupak merupakan an bagian bagian titik titik penting penting arah horizont horizontal al diletakkan. 3. Penyok Penyokong ong atau sekur, sekur, adalah bagian bagian papan papan duga duga untuk untuk menyoko menyokong ng patok apabila terlalu tinggi agar kokoh kedudukannya.
Pekerjaan Bekisting Fondasi Menerus Dalam fondasi ini selain acuan fondasi itu sendiri juga dibuat acuan balok sloo slooff pada pada bagi bagian an atas atasny nya. a. Pada Pada bagi bagian an pend penduk ukun ung g acua acuan n diik diikat atka kan n ke penggantung, sehingga kedudukan acuan yang miring menjadi kuat. Selain itu, diperlukan diperlukan sekur-sekur sekur-sekur secukupnya secukupnya untuk untuk memperkok memperkokoh oh acuan fondasi. fondasi. Pada
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
kedua kedua ujung ujung luar luar dan di luar luar galian galian dipasa dipasang ng papan papan duga duga guna guna mendap mendapatk atkan an ukuran-ukuran fondasi baik ke arah mendatar maupun vertical. Benang sangat berguna berguna untuk mendapatka mendapatkan n kelurusan kelurusan dan elevasi elevasi setiap bagian acuan, maka benan benang g hendak hendaknya nya ditari ditarik k sampai sampai mencap mencapai ai ketega keteganga ngan n terten tertentu tu agar agar tidak tidak melendut. Selain itu, untuk mendapatkan ukuran lebar bagian atas yang kontinyu diperlukan papan sebagai klam yang dipasang zig-zag di sisi atas acuan.
Pekerjaan Bekisting Fondasi Setempat Fondasi setempat pada gedung akan selalu berhubungan dengan balok sloof yang terletak dibagian bawah kolom berdekatan dengan telapak fondasi di bawah lantai, dan biasanya sloof ditumpu langsung oleh fondasi menerus dari batu kali. Gambar di bawah ini merupakan bekisting fondasi telapak yang terletak pada sudut bangunan.
Pekerjaan Bekisting Fondasi Setempat Pada Basement Fondasi setempat ini adalah hampir sama dengan fondasi setempat yang telah dibahas, yang membedakan adalah balok yang mengikat antara fondasi yang satu dengan lainnya. Pada fondasi ini, balok pengikat menyatu dengan telapak fondas fondasii dan tentun tentunya ya mempun mempunyai yai kedala kedalaman man yang yang lebih lebih di bandin banding g fondas fondasii telapak biasa. Balok pengikat berfungsi untuk mengikat antara fondasi yang satu dengan dengan lainny lainnyaa agar agar tidak tidak terjadi terjadi perges pergeseran eran,, sedang sedangkan kan pada pada fondas fondasii biasa biasa menduk mendukung ung berat berat dindin dinding g yang yang ada di atasnya atasnya dan menyal menyalurk urkan an ke fondas fondasi. i. Gambar di bawah ini merupakan bekisting fondasi telapak yang terletak pada sudut bangunan.
2.1.2 Kolom
Bagian-bagian acuan dan perancah kolom diantaranya adalah : 1. Acua Acuan n meru merupa paka kan n bagi bagian an acuan acuan dan dan pera peranc ncah ah yang yang berh berhub ubun unga gan n dan dan
memb memben entu tuk k lang langsu sung ng terh terhad adap ap kolo kolom m beto beton n yang yang dibu dibuat at.. Papa Papan n acua acuan n dipi dipilh lhka kan n dari dari baha bahan n yang yang cuku cukup p halu haluss dan dan rata. rata. Untu Untuk k mend mendap apat atka kan n hubung hubungan an yang yang rapat, rapat, bahan bahan acuan acuan dipili dipilih h papan papan yang yang lurus lurus dan diseru diserut. t. Papan-papan acuan dibelah dan dirangkai sesuai dengan bentuk kolom yang akan dibuat, khusus untuk kolom yang berpenampang bulat dan bukan segi
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
empat perlu diperhatikan khusus terutama dalam menyediakan papan-papan perangkainya. 2. Papan Papan perang perangkai kai atau atau klam klam merupa merupakan kan bagian bagian acuan acuan dan peranc perancah ah yang yang
berfungsi berfungsi untuk untuk untuk merangkaikan merangkaikan papan-papa papan-papan n acuan. acuan. Papan perangkai dipasa dipasang ng pada pada jarak-j jarak-jarak arak tertent tertentu u melalui melalui proses proses perhit perhitung ungan, an, sehing sehingga ga dengan dengan jarak tersebut setelah mendapatka mendapatkan n tekanan tekanan samping samping masih dalam kondisi layak. 3. Pengua Penguatt atau atau pengak pengaku u tegak tegak merupa merupakan kan bagian bagian acuan acuan dan peranc perancah ah yang yang
menempel langsung klem di sisi luar acuan. Pengaku tersebut dari kayu kaso 4/6 4/6 atau atau 5/7 5/7 dan dan dipi dipili lih h baha bahan n yang yang luru lurus. s. Apab Apabil ilaa acuan acuan dan dan peran peranca cah h membentuk kolom segi empat, maka setiap sisi dipasang minimum 2 batang atau dengan jarak tertentu sesuai dengan perhitungan perencanaan. Pengaku inilah yang akan memperkaku atau menambah kekuatan papan acuan secara keseluruhan. 4. Penguat atau pengaku mendatar terbuat dari bahan kaso 4/6 atau 5/7 yang
terletak diluar pengaku tegak. Pengaku mendatar berfungsi menyatukan acuan kolom sekaligus menopang tekanan samping beton, sehingga semua gayagaya yang disebabkan oleh pengaruh pengecoran dapat dieliminasi dan tidak perlu sekur penyangga. Jika dipasang sekur penyangga, hanya dipakai agar acuan dan perancah dapat berdiri dengan kokoh dan tegak. Bahan pengaku dipotong sepanjang yang diperlukan, dipasang tepat pada klam papan acuan deng dengan an jara jarak-j k-jar arak ak tert terten entu tu di seke sekeli lili ling ngny nya, a, mene menemp mpel el lang langsu sung ng pada pada pengaku tegak serta diperkuat dengan paku agar papan acuan tidak lepas dari kedudukannya dan kuat mendukung gaya-gaya horizontal. 5. Sekur terbuat dari bahan kaso 4/6 atau 5/7 yang dipasang pada bagian ujung
atas dan bawah bawah acuan acuan dan peranc perancah ah kolom. kolom. Apabil Apabilaa kolom kolom menggu menggunak nakan an acuan dan perancah tunggal dalam arti tidak mengkombinasikan dengan acuan dan perancah balok maupun lantai, maka sekur perlu dipasang. Tetapi, jika kolom dikombinasi dikombinasikan kan dengan acuan dan perancah perancah balok dan laitai, maka tidak perlu memasang sekur, karena antara acuan dan perancah perancah kolom dan balok serta lanti merupakan satu kesatuan dan dilengkapi dengan sekur-sekur peran perancah cah,, sehing sehingga ga cukup cukup memper memperkok kokoh oh kedudu kedudukan kan acuan acuan dan peranc perancah ah kolom. Pada ujung bagian bawah sekur dipasang balok beton atau balok kayu yang sudah diperkokoh sebagai tumpuan sekur yang ada. Dalam pelaksanaan
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
pemasangan acuan selalu berkaitan dengan pekerjaan pembesian, agar tidak saling saling tergan tergangg ggu, u, maka maka acuan acuan yang yang akan akan dipasa dipasang ng dirang dirangkai kai pada pada ketiga ketiga sisinya (khusus acuan kolom segi empat), kemudian apabila pembesian kolom sudah berdiri baru dipasang sisi satunya lagi. l agi. Pada bagian dasar kolom yang pengecorannya dilaksanakan di lantai dua ke atas atas,, dipa dipasa sang ng mal mal atau atau pene penent ntu u (sem (semac acam am proi proil) l) yang yang bert bertuj ujua uan n untu untuk k memudahkan pemasangan papan acuan, menempatkan as kolom dan mencegah gaya geser. Acuan kolom yang diabuat dengan ketinggian tertentu sangat sulit diambil jika ada kotoran yang masuk kedalamnya, apalagi acuan mempunyai ukuran yang terbatas dan banyak tulangan tulangan yang telah dirangkai. Bahan lain selain bahan beton merupakan bahan asing, jika ikut serta dalam pencampuran dapat mengurangi kekuatan kekuatan atau kalau berhubungan berhubungan dengan udara luar akan menjadi menjadi peratara peratara yang dapat menghantark menghantarkan an pengaruh-p pengaruh-pengaru engaruh h yang mempunyai mempunyai sifat merusak merusak besi bet beton on,, cont contoh ohny nyaa kayu kayu.. Oleh Oleh kare karena na itu itu bend bendaa-be bend ndaa sepe sepert rtin in ini ini haru haruss dihilangkan. Berdasarkan PBI 1971 halaman 48 disyaratkan bahwa pada cetakan kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan - perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Suatu Suatu syarat syarat yang yang harus harus dipenu dipenuhi hi dalam dalam dalam dalam pengec pengecora oran n adalah adalah bila bila bidan bidang g kontak kontak beton beton (acuan (acuan dalam) dalam) sudah sudah bebas bebas dai bahanbahan-bah bahan an yang yang tidak tidak dibutuhkan, misalnya adanya serbuk gergaji, potongan-potongan atau sisa kayu, dan adanya peralatan yang jatuh ke dasr kolom. Keadaan seperti itu tidak boleh terjadi terjadi sampai sampai saat pengecoran dilaksanakan, dilaksanakan, maka untuk untuk mengatasin mengatasinya ya harus dibuat lubang sementara dibagian samping dasr kolom, yang nantinya setelah bagian bagian dasar kolom dibersihkan, dibersihkan, lubang lubang pembersih pembersih tersebut ditutup ditutup kembali kembali dan diperkuat. Lubang tersebut berukuran 15 x 15 cm yang dibuat dengan digergaji dan harus dipersiapkan penutupnya. Pengecoran kolom, balok dan lantai biasanya dilaku dilakukan kan secara secara terpisa terpisah h dengan dengan urutan urutan pengec pengecora oran n pertam pertamaa adalah adalah kolom, kolom, setelah bekisiting kolom dibongkar dilakukan pengecoran kedua yaitu pengecoran balok dan lantai yang menumpang di ujung kolom (sisi balok bagian bawah) secara secara bersam bersamaan aan.. Dengan Dengan dilaks dilaksana anakan kan pengec pengecora oran n sacara sacara bertah bertahap ap terbeut terbeut berarti kolom dicor dua tahap yang dapat memperpendek tinggi jatuh pengecoran. Pekerjaan Pekerjaan acuan dan perancah kolom segi empat merupakan merupakan bentuk bentuk kolom kolom yang
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
sering dilaksanakan karena mudah dalam pelaksanaan baik pembuatan acuan dan perancah perancah nya maupun maupun pekerjaan pekerjaan finishingny finishingnya. a. Selain itu, ditinjau ditinjau dari analisis stru strukt ktur urny nyaa juga juga lebih lebih meng mengun untu tung ngka kan. n. Apab Apabil ilaa pena penamp mpan ang g kolo kolom m buka bukan n meru merupa paka kan n segi segi empa empat, t, yang yang perl perlu u mend mendap apat at perh perhat atia ian n adala adalah h pada pada wakt waktu u penyetelan acuannya, bentuk tersebut akan mempunyai posisi tersendiri. Papan acuan selain dari papan 2/20 dapat juga dari kayu lapis 18 mm yang dipotong potong sesuai kebutuhan. Pekerjaan Pekerjaan acuan dan perancah perancah kolom segi delapan delapan perlu diperhitungk diperhitungkan an lebih dahulu lebar setiap sisinya setelah diketahui diagonal terpanjangnya. Setiap bagian acuan dibelah miring pada kedua sisi panjangnya menuju titik pusat (as) kolom kolom dan diperhitungkan diperhitungkan pula bahwa beton yang akan dicetak berada di bagian bagian dalam. Klam dibentuk dari papan 3/20 memuat 2 lembara acuan, dalam sekeliling acuan ada 4 bagian klam yang dibuat seemikian rupa, sehingga setelah dirangkai akan membentuk membentuk bidang bidang bujur bujur sangkar sangkar bagian dalamnya dalamnya terisi oleh acuan kolom segi delapan. Hubungan antara klam dengan oapan acuan dipaku dari arah dalam acuan minimum 2 buah pku. Untuk menyatukan klam yang ada dipakai papan 2/10 yang sudah dipotong pendek, dipasang di atas klam tegak lurus ter hadap arah sambungan. Sebagai pengaku digunakan kaso 4/6 atau 5/7 yang dipasang pada tepi klam minimum 2 batang di sepanjang acuan kolom. Dari bentuk kolom berpenamp berpenampang ang segi delapan, delapan, maka dapat dikembangkan dikembangkan kolom berpenampang berpenampang segi banyak beraturan lainnya. Pekerjaan Pekerjaan acuan dan perancah kolom lingkaran lingkaran terdiri atas sususan papan tebal 2 cm dan lebar 3 cm yang disusun pada klam membentuk lingkaran. Klam ini sama halnya dengan acuan kolom segi delapan yaitu dipotong-potong dan dibe dibent ntuk uk
leng lengku kung ngan anny nya. a.
Bagi Bagian an
lengk lengkun ung g
memb memben entu tuk k
busu busurs rsep epere eremp mpat at
lingka lingkaran ran merupa merupakan kan sisi sisi luar luar acuan acuan dan tumpua tumpuan n papanpapan-pap papan an terseb tersebut ut serta serta dipaku dari arah dalam.
2.1.2 Balok
Struktur Struktur balok beton adalah konstruksi konstruksi yang menghubungk menghubungkan an satu kolom deng dengan an kolo kolom m lain lainny nyaa untu untuk k meno menopa pang ng lant lantai ai dan dan beba bebann-be beba ban n yang yang ada ada diatasnya. Bentuk penopang balok beton umumnya persegi panjang dengn posisi berdiri. Berikut langkah kerja pelaksanaan acuan dan perancah balok, dengan bentuk acuan dan perancah balok persegi panjang :
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
1. Pemb Pembua uata tan n (bui (build ld)) a. Persiapan Persiapan material material kontak kontak acuan dan perancah perancah balok berupa berupa multiplek multiplek atau papan yang dipotong sesuai dengan ukuran balok yang akan dikerjakan. Perl Perlu u dipe diperh rhat atik ikan an meto metode de pemo pemoto tong ngan an agar agar tida tidak k terj terjad adii bany banyak ak pemborosan material. b. b. Pemb Pembua uata tan n pane panell pipi pipi balo balok k dan dan alas alas (bod (bodem eman an)) deng dengan an pemo pemoto tong ngan an rangka rangka panel panel sesuai sesuai dengan dengan ukuran ukuran dan jarak pemasa pemasanga ngan n yang yang telah telah direncanakan. Apabila menggunakan rangka kayu, maka sebaiknya diserut terl terleb ebih ih dahu dahulu lu untu untuk k mema memast stik ikan an kera kerata taan an perm permuk ukaa aan n kayu kayu dan dan memudahkan perangkaian.
1. Pema Pemasa sang ngan an (er (erec ect) t) a. Menent Menentuka ukan n dan mengukur mengukur ketingg ketinggian ian dasar dasar acuan dan perancah perancah balok, balok, kemudian menarik dari dua buah titik yang sudah diukur dengan waterpass sebagai dasar acuan dan perancah. b. Memasang Memasang papan papan alas alas sebagai sebagai tempat berdirinya berdirinya peranca perancah h (tiang). (tiang). c. Memasa Memasang ng peranca perancah h / stempe stempell kaso atau balok balok dengan dengan jarak jarak antar antar tiang sesuai sesuai dengan dengan gambar gambar kerja. kerja. Pemasa Pemasanga ngan n pengak pengaku u antar antar tiang tiang apabil apabilaa diperlukan. d. Mema Memasa sang ng gela gelaga garr mema memanja njang ng (bal (balok ok engk engkel) el) deng dengan an posi posisi si gelag gelagar ar bagian atas menyentuh benang yang sudah di wate rpass. e. Pem Pemasan asang gan balo balok k suri uri di atas atas gelag elagar ar meman emanja jan ng deng dengan an jara jarak k pemasangan sesuai gambar rencana. f. Pemasa Pemasanga ngan n rangka rangka alas balok balok (bode (bodeman man)) dengan dengan mengacu mengacu pada pada titik as balok yang telah ditandai dengan benang dan untingunting. g. Setela Setelah h alas alas balok balok terpasan terpasang g dengan dengan benar, benar, maka dilaku dilakukan kan perangk perangkaian aian panel pipi-pipi balok. Diusahakan agar posisi pipi balok tegak lurus alas balok. h. Pemasa Pemasanga ngan n skoor skoor penahan penahan untuk untuk memper mempertaha tahanka nkan n ketega ketegakan kan pipi balok dan menahan beban pada saat pengecoran terjadi.
1. Pemb Pembon ongk gkara aran n (str (strip ip)) a. Pembongkar Pembongkaran an diawali diawali dengan dengan pelepasan pelepasan skoor-s skoor-skoor koor penahan penahan pipi balok. balok.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
b. Pembongkar Pembongkaran an pipi-pipi pipi-pipi balok balok dengan dengan metode metode kerja yang yang efisien efisien agar tidak tidak terjadi kerusakan terhadap panel-panel pipi acuan dan perancah tersebut. c. Pemb Pembon ongk gkar aran an alas alas balo balok k dila dilaku kuka kan n bers bersam amaa aan n deng dengan an pemb pembon ongk gkar aran an balok suri dan gelagar memanjang. d. Stembe Stembell (tiang (tiang)) penyan penyangga gga dibuka dibuka dan ditempat ditempatkan kan secara secara teratur teratur untuk untuk memudahkan penggunaan selanjutnya. Bentuk penampang balok umumnya berbentuk segi empat dengan posisi berdiri. Bagian-bagian dari acuan dan perancah balok terdiri dari : a) Acuan Acuan dan dan peranca perancah h kontak kontak pipi pipi dan dan bodem bodeman an Acuan dan perancah kontak adalah bagian dari acuan dan perancah yang berhubun berhubungan gan langsung langsung dengan dengan beton. beton. Material Material yang digunakan adalah materia materiall plat plat yang yang
memili memiliki ki sifat tahan tahan air dan tahan aus. Fungsi Fungsinya nya
sebagai pemberi bentukan pada balok dan juga menerima langsung beban yang yang beke bekerj rjaa dari dari beto beton. n. Kete Keteba bala lan n dari dari plat plat ini ini terg tergan antu tung ng dari dari perhitungan beban yang ditanggungnya. b) Rangka Rangka alas dan pipi pipi vertikal vertikal dan horisontal horisontal Rangka Rangka ini berfungsi sebagai penerima beban yang disalurkan disalurkan dari acuan dan perancah kontak kemudian disalurkan kepada komponen acuan dan perancah di bawahnya. Material yang digunakan biasanya adalah kayu ukuran 2/3, 4/6, 5/7 dan 5/10 atau juga dari material yang lebih kuat seperti besi hollow atau plat siku. Penggunaan material tersebut tergantung dari penentuan sistem metode yang akan dipakai dan juga dari perhitungan kekuatan bahan. c) Balok su suri Balok suri berfungsi berfungsi menyebarkan menyebarkan beban yang diperoleh diperoleh dari rangka rangka alas balok balok kepada kepada gelaga gelagarr memanj memanjang ang yang yang ada di bawah bawahnya nya.. Balok Balok suri suri dipasa dipasang ng arah arah berlaw berlawana anan n dengan dengan panjan panjang g balok. balok. Sedang Sedangkan kan panjan panjang g balok suri tergantung dari kebutuhan. Untuk posisi balok yang berada di tepi bangunan biasanya akan lebih panjang karena berfungsi juga sebagai penahan dinding pipi bebas balok. Tetapi untuk efisiensi bahan biasanya balok suri ini di buat panjang 2 m sehingga dari 1 batang panjang 4 m balok dipotong menjadi 2 buah balok suri tanpa ada sisa material yang
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
terbuang. Material balok suri biasanya dari kayu ukuran 5/10, 6/12, 6/15 dan 8/15 tergantung dari perhitungan kekuatan yang dilakukan. d) Balok Balok engk engkel el (gelag (gelagar ar meman memanjan jang) g) Balo Balok k engk engkel el pada pada kons konstr truk uksi si balo balok k dime dimens nsii kecil kecil jara jarang ng dipa dipaka kai. i. Fungsinya adalah menyalurkan beban dari konstruksi di atasnya kepada stempel atau penopang di bawahnya. e) Stem Stempe pell / pen penop opan ang g Stempel adalah bagian yang menahan beban dari beban di atasnya dan menyal menyalurk urkann annya ya pada pada tanah tanah atau atau lantai lantai yang yang ada di bawah. bawah. Kekuat Kekuatan an daripada daripada stempel stempel ini yang menentukan menentukan kestabilan kestabilan dari keseluruhan keseluruhan acuan dan perancah. Material stempel ini biasanya dari balok-balok kayu atau yang lebih modern lagi telah dibuat alat-alat standar stempel yang telah banya banyak k macamn macamnya ya seperti seperti;; standard scaffolding , ring scaffold scaffolding scaffold , pipe dan lain lain-la -lain in.. Selai Selain n lebih lebih muda mudah h dala dalam m pema pemasa sang ngan an dan dan support dan pembongkaran, kekuatan dari stempel fabrikasi ini juga dapat disesuaikan dengan beban yang ada. f) Skoor Skoo Skoorr adal adalah ah peno penopa pang ng pipi pipi balo balok. k. Fung Fungsi siny nyaa meny menyeb ebar arka kan n gaya gaya horisontal yang
diterima pipi balok kepada balok suri atau kayu memanjang
yang ada dipangkaln dipangkalnya. ya.
Skoor Skoor biasanya biasanya terbuat terbuat dari potonga potongan-pot n-potonga ongan n
kayu atau yang lebih mekanis mekanis lagi
berupa berupa alat fabrikasi yang didesain sebagai sebagai
penahan pipi balok biasanya terbuat dari
besi siku latai pipa hollow segiempat.
2.1. 2.1.2 2 Slab Slab (pl (plat at lan lanta tai) i)
Acuan dan perancah lantai merupakan acuan dan perancah yang terdiri atas sebuah bidang yang rata dan mendatar, yang didukung oleh tiang yang memadahi serta mempunyai kekuatan yang cukup dalam mendukung beban yang ada pada saat pelaksanaan. Kekakuan acuan dan perancah ini tidak boleh diabaikan karena beban pelaksanaan pengecoran sangat bervariasi, misalnya terjadi penumpukan material beton segar yang dituangkan dari bucket maupun pompa beton, sehingga terjadi konsentrasi pembebanan. Apabila acuan dan perancah tidak cukup kaku, maka akan berakibat runtuhnya ke arah samping acuan dan perancah tersebut karena pada suatu titik mengalami pembebanan yang melampaui kapasitas dan di lain tempat dengan beban yang sangat minim atau bahkan tanpa ada beban.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Papa Papan n acua acuan n lant lantai ai meru merupa paka kan n bagi bagian an dari dari acua acuan n dan dan peran peranca cah h yang yang mempun mempunyai yai kontak kontak langsu langsung ng dengan dengan beton beton terutam terutamaa pada pada sisi sisi bawah bawah lantai lantai.. Dengan adanya kontak langsung ini perlu dipersiapkan secara khusus terhadap permukaan acuan agar didapat hasil akhir yang memuaskan. Hasil akhir yang diharapkan merupakan cerminan dari permukaan acuan dan akan tampak jelas dari ruangan di bawahnya. Apabila permukaan acuan kasar, maka hasil akhir perm permuk ukaan aan beto beton n juga juga kasa kasar. r. Perm Permuk ukaan aan yang yang demi demiki kian an bias biasan anya ya tida tidak k di diperuntu ntukka kkan n pada pada ruang ruangan an yang yang ditutu ditutup p plafon plafon pada pada bagian bagian finishing dan diperu atasnya, sehingga tidak tampak lagi dari bawahnya. Untuk ruangan yang tidak ditutup plafon perlu disiapkan bahan-bahan yang cukup rata dan halus, sehingga hasil akhir permukaan beton tidak perlu difinishing atau walaupun difinishing tida tidak k meme memerl rluk ukan an pena penamb mbah ahan an peke pekerj rjaan aan yang yang berar berarti ti.. Fini Finish shin ing g secar secaraa tradisional dengan memplester akan mengalami banyak kesulitan karena selain posisinya yang tidak menguntungkan juga permukaan yang rata serta bahan beton akan sedikit sulit untuk dilaksanakan.
Pada umumnya lantai dicor bersama-sama dengan balok. Konstruksi acuan dan perancah lantai harus dapat menahan beban-beban yang bekerja diatasnya agar memenuhi syarat sebagai acuan dan perancah dan tidak melebihi lendutan yang diijinkan. Bagian-bagian pada acuan dan perancah lantai yang menerima beban beban terdir terdirii dari dari balok balok kayu kayu yang yang dihubu dihubungk ngkan an satu satu dengan dengan lainny lainnyaa dengan dengan dibantu oleh papan pengokoh dan selur-selur yang terdiri dari kayu papan agar konstruksi lebih stabil a) Acua Acuan n dan dan peran perancah cah kont kontak ak Sama halnya seperti pada acuan dan perancah balok fungsi acuan dan perancah kontak ini menyalurkan
beban dari beton ke anak balok yang
ada di bawahnya. b) b) Anak Anak balo balok k / rang rangka ka pla platt Rangka plat inilah yang menjadi tulangan dari acuan dan perancah plat. Jara Jarak k prak prakti tiss pema pemasa sang ngan an anak anak balo balok k ini ini anta antara ra 25 samp sampai ai 50 cm tergan tergantun tung g dari dari pembeb pembebana anan n dan
juga juga jenis jenis dan tebal tebal materi material al plat plat
yang dipakai sebagai acuan dan perancah kontak. c) Balo Balok k peny penyan angg ggaa
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Balok Balok penyan penyangga gga ini berfun berfungsi gsi sepert sepertii balok balok engkel engkel pada pada acuan acuan dan perancah balok. Beban yang diterima dai anak balok diteruskan kepada stempel yang ada di bawahnya. d) Stem Stempe pell /pen /penop opan ang g Stempel adalah bagian yang menahan beban dari beban di atasnya dan menyal menyalurk urkann annya ya pada pada tanah tanah atau atau lantai lantai yang yang ada di bawah. bawah. Kekuat Kekuatan an daripada daripada stempel stempel ini yang menentukan menentukan kestabilan kestabilan dari keseluruhan keseluruhan acuan dan perancah. Material stempel ini biasanya dari balok-balok kayu atau yang lebih modern lagi telah dibuat alat-alat standar stempel yang telah banya banyak k macamn macamnya ya seperti seperti;; standard scaffolding , ring scaffold scaffolding scaffold , pipe dan lain lain-la -lain in.. Selai Selain n lebih lebih muda mudah h dala dalam m pema pemasa sang ngan an dan dan support dan pembongkaran, kekuatan dari stempel fabrikasi ini juga dapat disesuaikan dengan beban yang ada.
Tebal Tebal lantai lantai beton beton yang yang dipaka dipakaii untuk untuk strukt struktur ur umumny umumnyaa acuan acuan dan perancah antara 12 – 15 cm, sedangkan untuk atap beton tebalnya antara 8 – 12 cm. Berikut ini adalah langkah kerja pelaksanaan acuan dan perancah plat/lantai : 1. Pemb Pembua uata tan n (bui (build ld)) Pers Persia iapa pan n mater material ial kont kontak ak acua acuan n dan dan peran perancah cah balo balok k beru berupa pa multiplek multiplek atau papan yang
dipotong dipotong sesuai sesuai dengan ukuran balok balok yang
akan dikerjakan. dikerjakan. Perlu diperhatikan diperhatikan alur penghampara penghamparan n material material kontak kontak agar tidak terjadi pemborosan material 2) Pema Pemasa sang ngan an (erec (erect) t) 1. Menentukan Menentukan dan menguk mengukur ur ketinggi ketinggian an elevasi elevasi acuan acuan dan perancah perancah plat lantai, kemudian menarik dari dua buah titik yang sudah diukur dengan waterpass sebagai dasar acuan dan perancah. 2. Memasang Memasang papan papan alas sebaga sebagaii tempat tempat berdirinya berdirinya perancah perancah (tiang). (tiang). 1. Memasa Memasang ng peranca perancah h / stempe stempell kaso atau balok balok dengan dengan jarak jarak antar antar tiang sesuai sesuai dengan dengan gambar gambar kerja. kerja. Pemasa Pemasanga ngan n pengak pengaku u antar antar tiang tiang apabil apabilaa diperlukan. 2. Mema Memasa sang ng gela gelaga garr mema memanja njang ng (bal (balok ok engk engkel) el) deng dengan an posi posisi si gelag gelagar ar bagian atas menyentuh benang yang sudah di wate rpass. 3. Pema Pemasa sang ngan an anak anak balo balok k / rang rangka ka plat plat deng dengan an jara jarak k pema pemasa sang ngan an sesu sesuai ai gambar rencana.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
1. Pengha Penghampa mparan ran acuan acuan dan peranca perancah h kontak kontak yang kemudi kemudian an dipaku dipaku ke rangka rangka plat lantai. 2. Pengecekan Pengecekan kerataan kerataan dan elevasi elevasi permukaan permukaan acuan dan perancah perancah..
3) Pemb Pembon ongk gkara aran n (stri (strip) p) 1. Pembon Pembongka gkaran ran diawali diawali dengan dengan pelepasan pelepasan acuan acuan dan perancah perancah kontak kontak dan rangka plat lantai. 2. Pembon Pembongka gkaran ran balok balok suri suri dan gelaga gelagarr memanjan memanjang. g. 3. Stempel Stempel (tiang) (tiang) penyangga penyangga dibuka dibuka dan dan ditempatkan ditempatkan secara secara teratur teratur untuk untuk memudahkan penggunaan selanjutnya.
2.2 Dasar Perencanaan Acuan dan Perancah
Perencanaan sebuah sistem serta metode kerja acuan dan perancah menjadi sepenuhnya tanggung jawab dari pihak pemborong kerja. Sehingga segala resiko dalam pekerjaan pekerjaan tersebutsuda tersebutsudah h pasti menjadi menjadi hal yang harus harus ditekan serendah serendah mungkin. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan yang sematang mungkin dengan memperhatikan segala faktor yang menjadi pendukung atau yang malah malah menjad menjadii kendal kendalaa dalam dalam pelaks pelaksana anaan an nantin nantinya. ya. Pada Pada pokokn pokoknya ya sebuah sebuah konstruksi bekisting menjalani tiga fungsi : a. Acuan dan perancah perancah menentukan menentukan bentuk dari acuan perancah beton yang
akan dibuat. Bentuk Bentuk sederhana sederhana dari sebuah konstruks konstruksii beton menuntut menuntut acuan dan perancah yang sederhana. b. b. Acua Acuan n dan dan peran perancah cah harus harus dapa dapatt meny menyera erap p deng dengan an aman aman beba beban n yang yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta geteran. Dalam hal hal ini ini peru peruba baha han n bent bentuk uk yang yang timb timbul ul dan dan gese gesera rann-ge gese sera ran n dapa dapatt diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransi-toleransi tertentu. c. Acuan Acuan dan peranca perancah h harus dapat dapat dengan dengan cara sederha sederhana na dipasan dipasang, g, dilepas dilepas dan dipindahkan.
Dalam Dalam mene menent ntuk ukan an sist sistem em serta serta meto metode de kerj kerjaa yang yang akan akan dipa dipaka kai, i, dari dari beb beber erap apaa alte altern rnati atiff yang yang ada ada past pastii terle terlebi bih h dahu dahulu lu dili diliha hatt kele kelema mahan han dan dan keungg keunggula ulan n dari dari pada pada masing masing-ma -masin sing g metode metode.. Dalam Dalam kenyat kenyataan aan di lapang lapangan, an, faktor pengambilan keputusan mengenai penentuan metode ini tergantung juga dari pengalaman dan jam terbang dari si pemborong kerja tersebut.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Ada Ada 3 tuju tujuan an pent pentin ing g yang yang haru haruss dipe dipert rtim imban bangk gkan an dala dalam m memb memban angu gun n dan dan merancang acuan dan perancah, yaitu : 1. Kualitas : Acua Acuan n dan dan pera peranc ncah ah haru haruss dide didesa sain in dan dan dibu dibuat at deng dengan an
kekakuan ( stiffness ) dan keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi dan penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan. 2. Keselamatan : Acuan dan perancah harus didirikan dengan kekuatan yang
cukup dan faktor keamanan keamanan yang memadai sehingga sehingga sanggup sanggup menahan / menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton. 3. Ekonomis
:
Acuan
dan
peranc ancah
harus
dibuat
secara
efis fisien, en,
meminimalisasi waktu dan biaya dalam proses pelaksanaan dan skedul demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik).
Ada beberapa beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan mengenai metode acuan dan perancah yang akan dipakai yaitu: a) Kondis Kondisii strukt struktur ur yang yang akan akan diker dikerjak jakan an Hal ini menjadi pertimbangan utama sebab sistem perkuatan acuan dan peran perancah cah menjad menjadii kompon komponen en utama utama keberh keberhasi asilan lan untuk untuk mengha menghasil silkan kan kualitas dimensi struktur seperti yang direncanakan dalam bestek. Metode acuan acuan dan peranc perancah ah yang yang diterap diterapkan kan pada pada bangun bangunan an dengan dengan dimens dimensii strukt struktur ur besar besar tentu tentu tidak tidak akan akan efisien efisien bila bila diterap diterapkan kan pada pada dimens dimensii struktur kecil. b) Luasan Luasan bangun bangunan an yang yang akan akan dipak dipakai ai Pekerja Pekerjaan an acuan acuan dan peranc perancah ah merupa merupakan kan pekerja pekerjaan an yang yang materia materialny lnyaa bersifat pakai ulang (memiliki siklus perpindahan material). Oleh karena itu, itu, luas luas bangun bangunan an ini menjad menjadii salah salah satu satu pertim pertimban bangan gan utama utama untuk untuk penentuan n x siklus pemakaian material acuan dan perancah. Hal ini juga akan akan berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap tinggi tinggi rendah rendahnya nya pengaj pengajuan uan harga harga satuan satuan pekerjaan. c) Kete Keters rsed edia iaan an mate materi rial al dan dan alat alat Faktor Faktor lainny lainnyaa yang yang perlu perlu dipert dipertimb imbang angkan kan adalah adalah kemuda kemudahan han atau kesulitan untuk memperoleh material atau alat bantu dari sistem acuan dan perancah yang akan diterapkan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Selain Selain faktor faktor-fak -faktor tor tersebu tersebutt masih masih banyak banyak pertim pertimban bangan gan lain lain termasu termasuk k waktu waktu penger pengerjaa jaan n proyek proyek (work-time schedule ), harga harga materia material, l, tingka tingkatt upah upah pekerja, sarana transportasi dan lain sebagainya. Setelah melakukan pertimbangan seca secara ra matan matang g terh terhad adap ap fakto faktor-f r-fak akto torr ters terseb ebut ut maka maka diam diambil bilah ah kepu keputu tusa san n mengenai metode bekisting yang akan diterapkan. ditera pkan. Pada pekerjaan konstruksi acuan dan perancah menjalankan 5 fungsi yaitu : a. Acuan Acuan dan perancah perancah menent menentuka ukan n bentuk bentuk dari konstru konstruksi ksi beton beton yang akan akan dibuat dibuat.. Bentuk Bentuk sederh sederhana ana dari dari sebuah sebuah konstr konstruks uksii beton beton menghe menghenda ndaki ki sebuah bekisting yang sederhana. b. b. Acua Acuan n dan dan peran perancah cah harus harus dapa dapatt meny menyera erap p deng dengan an aman aman beba beban n yang yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal hal ini ini peru peruba baha han n bent bentuk uk yang yang timb timbul ul dan dan gese gesera rann-ge gese sera ran n dapa dapatt diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransi-toleransi tersebut. c. Acua Acuan n dan dan pera peranc ncah ah haru haruss dapa dapatt deng dengan an cara cara sede sederh rhan anaa dipa dipasa sang ng,, dilepaskan dan dipindahkan. d. Mencegah Mencegah hilangny hilangnyaa basahan basahan dari dari beton beton yang yang masih masih baru. baru. e. Memb Member erik ikan an iso isola lasi si ter termi mis. s.
2.3 Siklus Pekerjaan Acuan dan Perancah
Pelaksanaan acuan dan perancah merupakan bagian terintegrasi dari suatu proses konstruksi beberapa terminologi digunakan dalam pekerjaan beton dan acuan dan perancah. Proses penyediaan acuan dan perancah dan beton merupakan integrasi yang mutlak dibutuhkan. Siklus pada bagian kiri pada Gambar . menggambarkan siklus siklus dari pekerja pekerjaan an acuan dan perancah perancah.. Sedang Sedangkan kan yang bagian bagian
kanan kanan
menggambarkan siklus pekerjaan beton. 2 intersection menggambarkan awal dan akhir dari siklus pekerjaan beton. Siklus acuan dan perancah dimulai dengan pemilihan metode acuan dan perancah. Aktifitas siklus acuan dan perancah ini digambarkan dengan langkahlangkah sebagai berikut : (1). Fabrikasi acuan dan perancah , (2). Pemasangan, (3). Pembongkaran. Sedangkan siklus pekerjaan beton dimulai setelah fabrikasi acuan acuan dan peranc perancah ah dan selesai selesai sebelu sebelum m pembon pembongka gkaran ran acuan acuan dan peranc perancah. ah. Fungsi dari siklus pekerjaan acuan dan perancah untuk menyediakan kebutuhan struktur untuk bentuk dan ukuran yang berbeda. Sedangkan fungsi dari siklus
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
pekerjaan beton untuk menyediakan kebutuhan sturktur akan kekuatan,durabilitas dan bentuk permukaan. 2.3.1
Pemilihan Metode Acuan dan Perancah
Pemili Pemilihan han sistem sistem bekist bekisting ing termas termasuk uk proses proses pemili pemilihan han sistem sistem untuk untuk elemen elemen strukt struktur ur yang yang berbed berbeda. a. Itu juga juga termasu termasuk k pemili pemilihan han akseso aksesori, ri, bracin bracing g dan keters ketersedi edian an kompon komponen en untuk untuk sistem sistem acuan acuan dan peranc perancah ah terseb tersebut. ut. Ada bebera beberapa pa bentuk bentuk sistem sistem yang yang dipaka dipakaii dalam dalam konstr konstruks uksii struktur struktur beton bertulang. bertulang. Sebagai Sebagai contoh, contoh, sistem sistem bekisting bekisting untuk pelat lantai lantai dapat dapat diklas diklasifi ifikas kasika ikan n sebaga sebagaii sistem sistem konve konvensi nsiona onall atau atau buatan buatan tangan dan sistem yang dikerjakan dengan bantuan alat angkat atau crane. Sistem Sistem konven konvensio sional nal masih masih merupa merupakan kan sistem sistem yang yang biasa biasa diguna digunakan kan pekerjaan konstruksi. Karena sistem ini dapat disesuaikan dengan segala ben bentu tuk k
dan dan
ukur ukuran an stru strukt ktur ur..
Wala Wa laup upun un sist sistem em
konv konven ensi sion onal al
ini ini
menghasilkan biaya yang tinggi akan material dan tenaga kerjanya.
2.3.2
Fabrikasi Acuan dan Perancah
Langkah kedua dari siklus acuan dan perancah adalah fabrikasi bekisting. Kegi Kegiat atan an ini ini term termas asuk uk pene peneri rima maan an mate materi rial al acua acuan n dan dan pera peranc ncah ah,, pem pemot oton onga gan n dan dan pene penemp mpat atan an mate materi rial al menu menuru rutt tipe tipe dan dan ukur ukuran an,, pemas pemasang angan an bagian bagian-bag -bagian ian sesuai sesuai bentuk bentuk dan ukuran ukuran yang yang dimint diminta, a, pen penem empa pata tan n acua acuan n dan dan pera peranc ncah ah deka dekatt deng dengan an alat alat angk angkat at.. Piha Pihak k kontraktor pelaksana juga harus memilih area fabrikasi pada lokasi kerja guna dapat memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan akan mobilisasi mobilisasi alat dan material material acuan dan perancah pada pelaksanaan pekerjaan.
2.3.3
Pemasangan acuan dan perancah, penempatan dan perkuatan
Meto Metode de dan dan urut urutan an kerj kerjaa dari dari peke pekerja rjaan an acua acuan n dan dan eran erancah cah sang sangat at dipengaruh dipengaruhii oleh ketersediaan ketersediaan alat angkat angkat dan ketersediaan ketersediaan perkuatan. perkuatan. Acuan dan perancah biasaya diangkat secara manual dengan derek atau Pemasa sang ngan an acua acuan n dan dan pera peranc ncah ah term termas asuk uk peke pekerj rjaa aan n small small crane crane. Pema pengangkatan, positioning , pengaturan penempatan elemen-elemen yang berbeda dari acuan dan perancah. Siklus pekerjaan beton dimulai setelah pemasangan acuan dan perancah dan berakhir dengan pemasangan besi
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
tulangan serta pengecoran. Gambar 2.4 adalah area kerja yang telah siap dicor setelah pemasangan acuan dan perancah dan pembesian.
Gambar 2.1. Area kerja (balok & pelat) siap cor setelah pemasangan Acuan dan perancah dan pembesian.
2.3.4
Konsolidasi Beton
Konsol Konsolida idasi si merupa merupakan kan proses proses vibras vibrasii atau atau pemada pemadatan tan adukan adukan beton beton masuk masuk kedalam kedalam bekist bekisting ing melalui melalui rongga rongga-ro -rongg nggaa yang yang tersisa tersisa setela setelah h pemasanga pemasangan n pembesian pembesian supaya didapatkan didapatkan penyatuan penyatuan yang baik antara bes besii tula tulang ngan an dan dan beto beton n sehi sehing ngga ga syar syarat at keku kekuat atan an stru strukt ktur ur yang yang direncanakan dapat tercapai.
2.3.5
Finishing beton
Finishing Finishing beton merupakan merupakan langkah langkah perataan perataan permukaan permukaan beton setelah pengecoran. Langkah ini biasanya dilakukan dengan bantuan mistar kayu pan panja jang ng
yang yang
luru luruss
dire dirent ntan angk gkan an
dipe diperm rmuk ukaa aan n
beto beton n
kemu kemudi dian an
dipindahkan dengan menarik disepanjang permukaan beton sesuai dengan elevasi yang diminta untuk permukaan beton tersebut.
2.3.6
Bahan tambahan beton
Pengerasan beton merupakan proses kimia yang membutuhkan temperatur dan kadar air. Aktifitas ini termasuk penambahan zat aditif pada beton dengan dengan air, uap, atau metode lain untuk mencegah mencegah penyusutan penyusutan dan untuk memberikan kekuatan awal yang baik untuk beton.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
2.3.7
Penambahan perkuatan acuan dan perancah
Bekist Bekisting ing harusl haruslah ah cukup cukup kuat kuat menaha menahan n tegang tegangan an awal awal atau lendut lendutan an akibat berat sendiri serta akibat beban tambahan lainnya. Selama pekerjaan pen penge geco coran ran,, perk perkua uata tan n beki bekist stin ing g haru haruss teta tetap p dipe dipert rtah ahan anka kan n deng dengan an melakukan penambahan-penambahan elemennya selama proses tersebut. Pembon Pembongka gkaran ran pada pada acuan acuan dan peranc perancah ah beton beton hanya hanya boleh boleh dilaku dilakukan kan apabila beton telah mencapai 70 % kekuatan rencananya.
2.3.8 Reshoring/Backshore
Reshoring atau backshore adalah proses penyediaan temporary peyangga verti vertika kall untu untuk k pena penamb mbah ahan an elem elemen en stru strukt ktur ur yang yang belu belum m menc mencap apai ai kekuatan penuh rancangannya. Juga menambahkan perkuatan pada elemen struktur setelah penyangga awalnya dipindahkan atau dibongkar.
2.3.9
Pembongkaran Pembongkaran Reshoring
Reshoring dapat dipindahkan apabila beton sudah cukup umur dan kuat untuk
menahan
Pembongkaran
sega egala
beban
renc encana ana
haruss dila dilaku kuka kan n reshoring haru
yang ang
akan
ditaha ahannya.
deng dengan an hati hati-h -hat atii
untu untuk k
menghindari struktur dari dampak-dampak pembebanan.
2.3.10 Perbaikan dan penggunaan penggunaan kembali acuan dan dan perancah
Setelah pembongkaran acuan dan perancah, biasanya harus ada langkah perbaikan perbaikan akibat akibat pemasangan pemasangan pembongkaran pembongkaran sebelumny sebelumnya. a. Langkah Langkah ini dila dilaku kuka kan n supa supaya ya acua acuan n dan dan pera peranc ncah ah dapa dapatt dipa dipaka kaii kemb kembal alii untu untuk k pekerjaan selanjutnya.
2.4 Syarat dan Ketentuan Dalam Pekerjaan Acuan dan Perancah
Untuk memenuhi fungsinya, menurut American Concrete Institute ( ACI ACI ) dalam buku FORMWORK menyebutkan an bahwa acuan acuan dan FORMWORK FOR CONCRETE CONCRETE menyebutk perancah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Kuat, dalam dalam hal ini mampu mampu menopang menopang dan menduk mendukung ung beban-b beban-beban eban yang yang terjadi baik sebelum ataupun setelah masa pengecoran berton.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
b. Stabil Stabil (kokoh), (kokoh), dalam hal hal ini maksudn maksudnya ya adalah adalah tidak terjadi terjadi goyangan goyangan dan dan geseran ran
yang
mampu
mengubah
bentukan
struktur
ataup aupun
membahayakan sistem acuan dan perancah itu sendiri (ambruk). c. Kak Kaku, teru teruta tam ma pad pada acua acuan n dan dan peran eranca cah h
kont kontak ak sehi sehin ngga gga dap dapat
menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa peruba perubahan han dimens dimensi, i, buntin bunting g atau keropo keroposs pada pada struktur beton.
Peranc Perancang angan an suatu suatu acuan acuan dan peranc perancah ah dimula dimulaii dengan dengan membua membuatt konsep konsep sistem yang akan digunakan untuk membuat cetakan dan ukuran dari beton segar hingga dapat menanggung berat sendiri dan beban-beban sementara yang terjadi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Kekuatan acuan dan perancah harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja dan peralatan kerja pada penempatan dan pemadatan.
2. Kekakuan Lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi 0,3% dari dimensi permukaan beton beton.. Perawat Perawatan an perlu perlu dilaku dilakukan kan untuk untuk memast memastika ikan n bahwa bahwa lendu lendutan tan kumulatif dari acuan dan perancah lebih kecil dari toleransi struktur beton.
3. Ekonomis Acua Acuan n dan dan pera peranc ncah ah haru haruss sede sederh rhan anaa dan dan ukur ukuran an komp kompon onen en sert sertaa pemilihan material harus ditinjau dari segi pembiayaan. 4. Mudah dipasang dan dibongkar tanpa merusak beton atau bekisting
Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan dipelajari sebagai bagian dari perencanaan acuan dan perancah, terutama metode pemasangan dan levelling elevasi.
5. Ti Tida dakk Bol Boleh eh Bo Boco cor r Mempengaruhi fas beton
Ada 3 tujuan penting yang harus dipertimbangkan dalam membangun dan merancang acuan dan perancah, yaitu : 1. Kualitas : acuan dan perancah harus didesain dan dibuat dengan kekakuan
( stiffness stiffness )
dan dan
keaku eakura rasi sian an sehi sehin ngga gga
bent bentu uk, ukur ukuran an,,
posis osisii
dan dan
penyelesai penyelesaian an dari pengecoran pengecoran dapat dilaksanakan dilaksanakan sesuai sesuai dengan dengan toleransi toleransi yang diinginkan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
2. Keselamatan : acuan dan perancah perancah harus didirikan didirikan dengan kekuatan yang
cukup dan faktor keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan / menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton. 3. Ekonomis
:
acuan
dan
perancah
haru arus
dibuat
secara
efis fisien, en,
meminimalisasi waktu dan biaya dalam proses pelaksanaan dan skedul demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik).
2.5
Jenis dan Tipe Acuan dan Perancah
Pada umumnya bekisting secara garis besar dibagi menjadi 3 tipe yaitu : 1) Acuan Acuan dan dan peran perancah cah trad tradisi ision onal al Yang dimaksud dimaksud dengan dengan acuan dan perancah perancah tradisional tradisional adalah acuan dan perancah yang setiap kali setelah dilepas dan dibongkar menjadi bagian bagian dasar, dapat disusun kembali menjadi sebuah bentuk lain. Pada umumnya acuan dan perancah kontak terdiri dari kayu papan atau material plat, sedangkan konstruksi penopang disusun dari kayu balok dan (pada lantai) lantai) dari dari stempe stempel-st l-stemp empel el baja. baja. Acuan Acuan dan peranc perancah ah tradis tradision ional al ini memung memungkin kinkan kan pember pemberian ian setiap setiap bentuk bentuk yang yang diingi diingink nkan an pada pada kerja kerja beton. 2) Acuan Acuan dan dan peran perancah cah sete setenga ngah h sistem sistem Yang Yang dima dimaks ksud ud deng dengan an acua acuan n dan dan peran perancah cah seten setenga gah h sist sistem em adala adalah h satuan-satuan acuan dan perancah yang lebih besar, yang direncanakan untuk sebuah obyek tertentu. Untuk ini mereka pada prinsipnya digunakan untuk berulang kali dalam bentuk tidak diubah. Pada umumnya acuan dan perancah kontak terdiri dari material plat. Konstruksi penopang disusun dari komponen-komponen baja yang dibuat di pabrik atau gelagar-gelagar kayu yang tersusun. Setelah usai, komponenkomponen ini dapat disusun kembali menjadi sebuah acuan dan perancah setengah sistem untuk sebuah obyek yang lain. Sebagai contoh : Elemen-elemen panel dinding . 3) Acua Acuan n dan dan pera peranc ncah ah sist sistem em Yang dimaksud dengan acuan dan perancah sistem adalah elemen-elemen acuan dan perancah perancah yang dibuat di pabrik, pabrik, sebagian sebagian besar komponen-kom komponen-komponen ponen yang terbuat dari baja.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Acuan dan perancah sistem dimaksudkan untuk penggunaan berulang kali. Ini berart berartii bahwa bahwa tipe tipe acuan acuan dan peranc perancah ah ini dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk sejuml sejumlah ah pekerjaan. Acuan dan perancah sistem dapat pula disewa dari penyalur alat-alat acuan dan peran perancah cah.. Contoh Contoh : acuan acuan dan peranc perancah ah panel panel untuk untuk terowon terowongan gan,, acuan acuan dan perancah untuk beton precast.
2.6
Perbandingan Biaya Material dari Ketiga Acuan dan Perancah
Laju Laju biaya biaya untuk untuk acuan acuan dan peranc perancah ah tradisi tradisiona onal, l, acuan acuan dan peranc perancah ah setengah sistem dan acuan dan perancah sistem, dalam hubungan terhadap satuansatuan yang akan dilaksanakan pada sebuah proyek saling berbeda satu sama lain. Dalam Dalam grafik grafik-gr -grafik afik beriku berikutt diperli diperlihat hatkan kan sifat sifat dari dari ketiga ketiga metode metode kaitan kaitannya nya terh terhad adap ap biay biayaa mate materi rial al untu untuk k acua acuan n dan dan peran perancah cah lant lantai ai.. Dalam Dalam biay biayaa ini ini mencakup : Untuk acuan dan perancah tradisional : a. Biaya Biaya angkuta angkutan n untuk untuk bagian-b bagian-bagi agian an yang tahan lama (stempe (stempel-st l-stemp empel el baja) b. Penyus Penyusuta utan n nilai nilai kayu kayu akibat akibat pemaka pemakaian ian c. Acua Acuan n dan dan pera peranc ncah ah tepi tepi d. Peny Penyew ewaa aan n alat alat ban bantu tu Untuk acuan dan perancah setengah sistem a. Biaya Biaya angkutan angkutan untuk untuk bagian bagian-ba -bagia gian n yang yang tahan tahan lama (stemp (stempel-s el-stem tempel pel baja) b. Penyus Penyusuta utan n nilai nilai kayu akib akibat at pemaka pemakaian ian c. Acua Acuan n dan dan per peran anca cah h tepi tepi d. Peny Penyew ewaa aan n alat alat ban bantu tu Untuk acuan dan perancah sistem a. Biaya Biaya angkutan angkutan untuk untuk bagian bagian-ba -bagia gian n yang yang tahan tahan lama (stemp (stempel-s el-stem tempel pel baja) b. Penyus Penyusuta utan n nilai nilai kayu akib akibat at pemaka pemakaian ian c. Acua Acuan n dan dan per peran anca cah h tepi tepi d. Penyewaan Penyewaan alat bantu bantu untuk untuk kemungk kemungkinan inan pemakaia pemakaian n lebih dari dari 1 lantai. lantai.
2.7
Zona Pelaksanaan Acuan dan Perancah
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Pene Penent ntua uan n zona zona-zo -zona na peke pekerj rjaan aan pada pada bang bangun unan an gedu gedung ng bert bertin ingk gkat at dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor sebagai berikut : a. Kete Keters rsed edia iaan an laha lahan n b. b. Bent Bentuk uk stru strukt ktur ur c. Meto Metod de peke pekerj rjaa aan n d. Sche Schedu dule le pela pelaks ksan anaa aan n e. Kete Keters rsed edia iaan an sumb sumberd erday ayaa Pada Pada konstr konstruks uksii bangun bangunan an yang yang besar, besar, biasan biasanya ya area area pekerja pekerjaan an dibagi dibagi menjadi zona-zona guna memudahkan dalam sirkulasi pekerjaan dan transportasi alat serta material. Ketersediaan alat angkut terutama untuk jenis tower crane biasanya dipertimbangkan juga jangkauannya terhadap area pekrjaan. Hal ini juga dipert dipertmba mbangk ngkan an terhad terhadap ap volume volume pengec pengecora oran n yang yang akan akan dikerja dikerjakan kan karena karena pengecoran dengan volume yang besar akan membutuhkan perencanaan tambahan akan akan mobili mobilisas sasii alat alat angkut angkut adukan adukan beton beton karena karena akan akan berpen berpengar garuh uh kepada kepada kualitas hasil pengecoran akibat efek waktu terhadap sifat-sifat campuran beton itu sendiri.
2.8
Pemasangan Minimal Acuan dan Perancah
Pema Pemasa sang ngan an sebu sebuah ah beki bekist stin ing g dite ditent ntuk ukan an oleh oleh perb perban andi ding ngan an masa masa perputaran atau siklus pembangunan – kasar / satuan. Masa perputaran bekisting adalah periode dimana bekisting dari sebuah satuan sedang dipergunakan atau beton beton hasil hasil pengec pengecora oran n dalam dalam masa masa penger pengerasa asan n sehing sehingga ga acuan acuan dan peranc perancah ah belum bisa dibongkar. Periode ini mencakup jangka waktu untuk : a. Peny Penyet etel elan an acua acuan n dan dan pera peranc ncah ah b. b. Pema Pemasa sang ngan an tula tulang ngan an c. Penge engeco cora ran n Beto Beton n d. Masa Masa peng penger eras asan an e. Pembongkar Pembongkaran an acuan acuan dan perancah perancah atau sebagian sebagian elemen-ele elemen-elemenn mennya. ya. f. Peng Pengan angk gkut utan an acu acuan an dan dan pera peranc ncah ah
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK PEMBANGUNAN STIKES SANTO BORROMEUS 3.1 Latar Belakang Proyek
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Keny Kenyam aman anan an dan dan menc mencip ipta taka kan n efekt efektifi ifita tass dala dalam m pros proses es bela belajar jar mengaj mengajar ar di suatu suatu kampus kampus tentun tentunya ya sangat sangat diperl diperluka ukan n sekali sekali.. Lokasi Lokasi yang yang berad beradaa di tengah tengah kota kota sangat sangat rawan rawan sekali sekali kemace kemacetan tan,, akibat akibatnya nya kegiat kegiatan an bel belaj ajar ar meng mengaj ajar ar menj menjad adii tida tidak k efek efekti tiff akib akibat at serin seringn gnya ya kete keterla rlamb mbat atan an.. Sehingga Sehingga lokasi lokasi merupakan merupakan salah satu faktor pendukung pendukung produktifit produktifitas as belajar belajar mahasiswa. Kampus STIKes SANTO BORROMEUS yang sekarang ini berlokasi di Jl. Djuanda sudah tidak mungkin lagi dapat dikembangkan, baik itu secara fisik maupun pendidikannya. Deng Dengan an berb berbag agai ai kesu kesuli lita tan n yang yang ada ada untu untuk k peng pengem emba bang ngan an kamp kampus us tersebut, maka Perhimpunan Perkumpulan Santo Borromeus bermaksud untuk memindahkan memindahkan kampus ke lokasi lokasi yang memungkinkan memungkinkan untuk pengembangan pengembangan kampus. Lokasi yang dipilih untuk membangun kampus baru tersebut adalah di Kota Baru Parahyangan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Keterangan: A : Gedung Administrasi B : Gedung Asrama C : Ground Water Tank (GWT) D : Power House E : Lapangan Basket
Gambar 3.1 Siteplan proyek
3.2 Data Proyek
Nama Proyek
: Kampus STIKes SANTO BORROMEUS
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Lokasi Proyek
: Kota Baru Parahyangan Padalarang – Jawa
Barat Pemilik (Owner)
: Perhimpunan SANTO BORROMEUS
Konsultan Konsultan MK
: PT. Module Tri Arba
Konsultan Konsultan Perencana Perencana : PT. PT. Penta Penta Rekayas Rekayasaa
Kontraktor Pelaksana Kontraktor Utama
: PT. Pulauintan
Sub Kontraktor
: PT. BES (Pekerjaan. Bekisting)
Sistem Pelelangan
: Lelang Terbatas
Manajer Proyek Jenis Kontrak
: Ir. Turjaya : Lumpsum Fixed Price : 5045 m 2
Luas Bangunan Jumlah Lantai
: 4 lantai
Fungsi Bangunan Struktur Bangunan
: Gedung Administrasi : Beton Bertulang
Konstruksi Atap
: Atap Baja Ringan
Konstruksi Tangga
: Tangga Beton Bertulang
Konstruksi Dinding
: Pasangan Bata ½ bata
Tipe Pondasi bangunan
: Tiang Pancang
Produsen Beton
: PT. Pionir Beton
Mutu Beton
: K-300 (untuk Kolom, Balok, dan Pelat) : Ø ≥ 12 mm BJTP -
Mutu baja
Ø ≤ 12 mm
BJTP –
Pendanaan proyek “Kampus STIKes SANTO BORROMEUS” berasal dari Perkumpulan “Perhimpunan SANTO BORROMEUS”, berikut adalah data mengenai administrasi proyek.
Nama Proyek
: Kampus STIKes SANTO BORROMEUS
Pemi Pemili lik k Proye royek k/Own /Owner er
: Perk Perku umpul mpulan an Perh Perhim impu puna nan n SANT SANTO O
BORROMEUS Konsultan MK
: PT. Module Tri Arba
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Konsultan Perencana : PT. Penta Rekayasa Rekayasa Kontraktor Utama Nilai Kontrak
: PT. PULAUINTAN : 24 miliyar
3.3 Struktur Organisasi Proyek PERHIMPUNAN PERKUMPULAN SANTO BORROMEUS (OWNER)
PT. PENTA REKAYASA
PT. MODULE TRI ARBA
(KONSULTAN PERENCANA)
KONSULTAN MK
PT. PULAUINTAN KONTRAKTOR UTAMA
PT. BES CITRA…. (SUB. KONTRAKTOR BEKISTING
(SUB. KONTRAKTOR ME
: Hubungan Kontrak : Hubungan Kerja/Koordinasi
BAB III TINJAUAN ALAT, BAHAN, DAN TENAGA KERJA
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
1.1 Mobilisasi Alat, Bahan, dan Tenaga Kerja Kerja
Mobi Mobili lisa sasi si disu disuat atu u proy proyek ek sang sangat at pent pentin ing g seka sekali li demi demi menu menunj njan ang g keteraturan keteraturan dan kemudahan kemudahan dalam pekerjaan. pekerjaan. Terutama Terutama dalam pekerjaan pekerjaan yang memelukan alat dan bahan dengan jumlah yang banyak, salah satunya adalah pada pekerjaan acaun dan perancah. Mobilisasi alat, bahan dan tenaga kerja di proyek pembangunan STIKES Santo Borromeus masih konvensio konvensional. nal. Proses Proses pengangku pengangkutan tan material material dari tempat yang lebih bawah hingga ke atas menggunakan tangga kaso melalui scaffolding dan melalui katrol, tergantung kesulitan saat pemidahan. .
Gambar 3.1 Pengangkutan material secara manual
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat pada pekerjaan acuan dan perancah harus sesuai dengan yang tertulis dalam persyaratan. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik dan tidak cacat, sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan. Bahan Bahan dan alat bekist bekisting ing disimp disimpan an disebu disebuah ah gudang gudang dan terdap terdapat at site site office berupa container. Site office ini berfungsi untuk mengontrol kepentingan logistik dan bahan yang akan digunakan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 3.2 Site Office Untuk bekisting bekisting konvensio konvensional nal terdapat terdapat tempat tempat khusus khusus untuk untuk fabrikasi. fabrikasi. Tetapi untuk kolom yang berbentuk bulat tidak di pabrikasi di lokasi proyek, dikare dikarenak nakan an keterb keterbata atasan san alat yang yang tersed tersedia. ia. Kegiat Kegiatan an fabrik fabrikasi asi termasu termasuk k penerimaan penerimaan material bekisting, bekisting, pemotongan pemotongan dan penempatan penempatan material material menurut menurut tipe tipe dan ukuran ukuran,, pemasa pemasanga ngan n bagian bagian bagian bagian sesuai sesuai bentuk bentuk dan ukuran ukuran yang yang dimi dimint nta, a, pene penemp mpat atan an beki bekist stin ing g deka dekatt deng dengan an alat alat angk angkat. at. Piha Pihak k kont kontak akto tor r pela pelaks ksan anaa juga juga haru haruss memi memili lih h area area fabr fabrik ikas asii pada pada loka lokasi si kerj kerjaa guna guna dapa dapatt memenuhi kebutuhan dan mobilitas alat dan material bekisting pada pelaksana pekerjaan.
Gambar 3.2
3.3 Tenaga Kerja
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Tenaga Tenaga kerja kerja pada pada pekerj pekerjaan aan bekist bekisting ing yang yang dibutu dibutuhka hkan n pada pada proyek proyek pembangunan STIKES Santo Borromeus terdiri dari 65 orang. Dapat diuraikan sebagai berikut : 1. 1 ora orang ng waki wakill mand mandor or 2. 2 orang orang reger, reger, yaitu yaitu tukan tukang g menaik menaikan an materia materiall 3. 2 oran orang g rev revis isii mat materi erial al 4. 12 oran orang g untuk untuk peke pekerja rjaan an pembo pembongk ngkaran aran 5. 6 orang orang tukang tukang angkut angkut-ang -angkut kut 6. 6 ora orang ng team team kolo kolom m 7. 35 tukang
Para Para pekerj pekerjaa diberi diberi fasili fasilitas tas berupa berupa bedeng bedeng pekerja pekerja dan toilet toilet pekerja pekerja.. Bedeng pekerja berfungsi untuk tempat pekerja beristirahat dan tempat tinggal selama proyek berlangsung.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 3.3 Fasilitas Pekerja
3.3.1 Keselamatan Tenaga Kerja
Tujua Tujuan n ditera diterapka pkanny nnyaa K3 dalam dalam suatu suatu proyek proyek konstr konstruks uksii adalah adalah zero
accident atau tidak ada korban jiwa. Oleh karena itu semua yang terlibat didalam proyek harus mematuhi peraturan yang ada. Untuk dapat menciptakan zero accident maka diberikanlah rambu-rambu meng mengen enai ai kese keseha hata tan n dan dan kese kesela lamat matan an kerj kerjaa di proy proyek ek,, yang yang meli melipu puti ti alat alat pelindung diri, ketersediaan fasilitas keselamtan kerja, dan safety induction. 1. Alat Alat Pel Pelin indu dung ng Diri Diri Alat pelindung diri adalah sarana perlengkapan kerja yang harus disediakan oleh perusahaan dan wajib digunakan oleh setiap pekerja sebelum melakukan pekerjaannya. Alat pelindung diri yang terdapat dalam Proyek antara lain : •
Topi keselamatan (helmet), digunakan sebagai pelindung kepala.
•
Kacamata keselamatan, digunakan sebagai pelindung muka dan penglihatan.
•
Masker las, digunakan sebagai pelindung muka saat melakukan pengelasan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
•
Masker, digunkaan sebagai pelindung dari bahaya debu ataupun partikel.
•
Sarung tangan, digunakan sebagai pelindung kerja.
•
Sepatu keselamtan, digunakan sebagai pelindung kerja
•
Sabuk Sabuk kesela keselamat matan, an, diguna digunakan kan sebaga sebagaii pelind pelindung ung diri diri agar agar tidak tidak jatuh jatuh dari dari ketinggian.
•
Penutup Penutup telinga, telinga, digunkan digunkan sebagai pelindung pelindung telinga untuk untuk mengurang mengurangii kadar kebisingan.
2. Keters Ketersedi ediaan aan Fasil Fasilita itass Keselam Keselamatan atan Kerj Kerjaa Fasilitas keselamatan kerja yang terdapat dalam Proyek Hotel Holiday Inn sunter antara lain : •
Alarm tanda darurat kebakaran
•
Radio atau alat komunikasi
•
Alat pemadam api
•
Perlengkapan dan obat P3K
•
Alamat dan nomor telepon penting seperti rumah sakit dan kantor polisi.
2. Peri Pering ngat atan an Kesel Keselam amata atan n Peringatan keselamatan sangat penting di dalam suatu proyek konstruksi, karena dengan adanya peringatan atau rambu-rambu keselamatan tersebut kecelakaan kerja dapat diminimalisasi dan menjadi suatu hal yang wajib ditaati oleh seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek konstruksi.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar sekian 3.4 Rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Gambar 3.5 Tanda Peringatan Keselamtan di proyek Konstruksi
1.4 Spesifika Spesifikasi si Bahan Bahan
Tabel 3.1 Nama Alat dan Material Nama
Gambar
Keterangan
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
bondek
Terbuat dari galvalum
Tripod
Balok UNP
Sebagai balok suri suri
Brace kecil
Leader frame
Ukuran lebar Leader
Frame adalah 125 cm sedangkan ukuran tinggi leader frame adalah 40 cm, 50 cm, dan 90 cm.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
telescopic
Base jack
Fungsinya adalah sebagai tempat dudukan
Main Frame. Jack Base memiliki ukuran tinggi 40 cm dan 60 cm.
Join pin
berfungis untuk
menghubungkan atau menyambung antara
frame yang satu dengan frame berikutnyaUkuran join
pin adalah 5 cm Wingnut
Braces besar
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Besi hollow
Main frame
Ukuran
main
lebar
adalah ah 125 125 cm, cm, frame adal sedangkan tinggi
ukuran
main
frame
adalah 170 cm dan 190 cm Cross brace
berfungsi sebagai konstruksi sehingga tidak goyang dan sebagai penghubung antara scaffholding satu dengan yang lainnya.
U Head
Berfungsi sebagai tempat dudukan balok balok kayu penyanggah bekisting. Ukuran tinggi
U-Head adalah 40 cm dan 60 cm.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
BAB IV TINJAUAN PEKERJAAN ACUAN DAN PERANCAH DI PROYEK PEMBANGUNAN STIKES SANTO BORROMEUS
4.1 Spesifikasi Teknis Acuan dan Perancah 4.1.1 Perencanaan Acuan dan perancah
1. Tang anggung gung Jaw Jawab ab Perencanaan formwork, shoring, dan pembongkarannya serta keamanan konstruksinya dari setiap bagian formwork dan setiap bagian dari perancah menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2. Keku Kekuat atan an men menah ahan an beb beban an.. Perencanaan konstruksi formwork harus dapat menahan pembebanan pada kombin kombinasi asi terburu terburuk k dari dari Berat Berat total total formwo formwork rk + penula penulanga ngan n + beton beton dengan : a) Beban selama masa konstruksi termasuk efek dinamik dari pemasangan, pemadatan, dan lalu lintas konstruksi. b) Beban angin 3. Lendutan Formwork yang diijinkan. Lendutan maximum formwork harus <1/400 x bentang (untuk beton ekspos) dan < 1/360 x bentang (untuk struktur beton lainnya.
4.1.2 Bahan cetakan beton
Cetakan beton untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal 12 mm atau plywood tebal 15 mm, atau pelat besi atau fiberglass sesuai kebu kebutu tuha han n ceta cetaka kan n untu untuk k eleme elemen-e n-ele leme men n kons konstr truk uksi si.. Ceta Cetaka kan n haru haruss diperk diperkuat uat agar agar mendap mendapatka atkan n kekuat kekuatan an dan kekaku kekakuan an yang yang sempur sempurna. na. Khusus Khusus untuk untuk cetaka cetakan n kolom kolom harus harus dipasa dipasang ng sabuk sabuk dari dari besi besi atau atau kayu kayu sesuai kebutuhan.
4.1. 4.1.3 3
Kese Ke sera rasi sian an Be Bent ntuk uk Ce Ceta taka kan n
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
1.
Cetakan Cetakan harus harus sesuai sesuai dengan dengan bentuk, bentuk, dan ukuran ukuran yang dikehendak dikehendakii menuru menurutt gambar gambar rencan rencana. a. Kontrak Kontraktor tor bertan bertanggu ggungj ngjawa awab b terhad terhadap ap kekuatan dan keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin akan timbul pada waktu pemakaian
2)
Direksi Lapangan/MK Lapangan/MK dapat mengafkir mengafkir suatu suatu bagian bagian dari cetakan yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera membuang bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
4.1.4
Konstruksi Cetakan
1) Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya
sehi sehing ngga ga dapa dapatt dice dicega gah h peng pengem emba bang ngan an atau atau gera geraka kan n lain lain sela selama ma penuangan beton sampai dengan cetakan beton tersebut dilepas. 2) Semua Semua cetakan cetakan beton beton harus kuat kuat dan kaku sehingg sehinggaa tidak dapat dapat bergerak bergerak secara berlebihan, baik kearah vertikal maupun kearah horizontal.
4.1.5 4.1.5
Konstr Konstruks uksii Peran Perancah cah / steige steigerr / scaffo scaffoldi lding ng
1) Baha Bahan n Pera Peranc ncah ah Perancah harus dibuat dari pipa baja/besi yang bermutu baik sesuai standar pabrik dan tidak diperkenankan makai kayu atau bambu. 2) Pera Peranc ncan anga gan n Pera Peranc ncah ah Kontraktor harus menyerahkan gambar rancangan konstruksi perancah dan sist sistem em pend penduk ukun ungn gnya ya atau atau sist sistem em lain lainny nyaa seca secara ra deta detail il term termas asuk uk per perhi hitu tung ngan anny nyaa
kepa kepada da
Dire Direks ksii
Lapa Lapang ngan an/M /MK K
untu untuk k
mend mendap apat at
persetujuan. Pekerjaan pergecoran beton tidak boleh dilaksanakan sebelum gambar rancangan konstruksi perancah tersebut disetujui. 3) Beba Bebann-be beba ban n untu untuk k pera peranc ncan anga gan n pera peranc ncah ah haru haruss dida didasa sark rkan an pada pada ketentuan ACI-347 4) Pera Peranc ncah ah haru haruss meru merupa paka kan n suat suatu u kons konstr truk uksi si yang yang kuat kuat dan dan kaku kaku yang yang bertumpu pada landasan yang baik dan kuat sehingga tidak akan timbul kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan pekerjaan beton. 5) Kont Kontra rakt ktor or haru haruss memp memper erhi hitu tung ngka kan n dan dan memb membua uatt lang langka kahh-la lang ngka kah h persiapan persiapan yang perlu sehubungan sehubungan dengan dengan lendutan lendutan perancah perancah akibat gayagaya yang bekerja padanya sedemikian rupa sehingga pada akhir pekerjaan
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton harus sesuai dengan bentuk dan kedudukan yang direncanakan. 6) Bila Bila konst onstru ruk ksi peran eranca cah h
pad pada
saat saat peke pekerj rjaa aan n
peng engeco ecoran ran
beton eton
berla berlangs ngsung ung menunj menunjukk ukkan an tanda-t tanda-tand andaa penuru penurunan nan sehing sehingga ga menuru menurutt pendapat Direksi Lapangan/MK hal itu akan menyebabkan kedudukan dan peil akhir permukaan beton tidak sesuai dengan gambar rencana atau dapat membahayakan keamanan konstruksi, maka Direksi Lapangan/MK dapat meme memeri rint ntah ahka kan n
untu untuk k
memb membon ongk gkar ar
peke pekerj rjaa aan n
beto beton n
yang yang
sudah udah
dilaksanakan dan mengharuskan Kontraktor untuk memperbaiki konstruksi peran perancah cah tersebu tersebutt sampai sampai betul-b betul-betu etull kuat kuat untuk untuk kemudi kemudian an dilaku dilakukan kan pengecoran kembali. Biaya yang timbul akibat hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
4.1.6 Penyimpanan cetakan dan material cetakan
Material cetakan dan cetakan yang belum dipasang harus disimpan di lokasi yang bersih dari tanah.
4.1.7 Bahan Pelepas Cetakan
Sebe Sebelu lum m aduk adukan an beto beton n ditu dituan ang g keda kedala lam m ceta cetaka kan, n, selu seluru ruh h perm permuk ukaan aan cetaka cetakan n harus harus dilapi dilapisi si dengan dengan nonsta nonstaini ining ng oil (bahan (bahan pelepa pelepas) s) sehing sehingga ga dapa dapatt menc menceg egah ah secar secaraa efekt efektif if leka lekatn tnya ya beto beton n pada pada cetak cetakan an dan dan akan akan memudahkan melepas cetakan beton. Bahan ini jangan sampai mengenai baja tulangan atau dek beton karena dapat mengakibatkan berkurangnya daya lekat antara tulangan dengan beton.
4.1.8 Logam Yang Tertanam dalam beton
Logam yang tertanam sebagai angkur untuk peralatan atau barang-barang lain pada konstruksi beton harus disediakan sesuai dengan kebutuhan. 1) Logam berulir yang tertanam harus terbuat dari besi tempa, dilengkapi baut dengan panjang penuh sesuai persetujuan Direksi Lapangan/MK. 2) Angkur-angkur Penggantung untuk konstruksi plafon, langit-langit harus digalvanisir, dari suatu tipe yang disetujui oleh Direksi Lapangan/MK. 3) Angkur-ang Angkur-angkur kur untuk pasangan pasangan batuan (kalau ada) harus dipasang dipasang sesuai sesuai kebutuhan pekerjaan pasangan batuan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
4.1.9 Construction Joints
Kontraktor harus menyediakan cetakan baja dengan detil sambungan kunci dengan dengan Vulcan screed, screed, Burke Keyed Cold Joint form atau bahan lain yang sejenis. 4.1.10 Control Joints
Control joints harus dapat dipotong atau disiapkan dengan menggunakan Keyed Cold joint form atau alat-alat lain yang disetujui. Kontraktos harus meniia meniiapka pkan n joint joint sebaga sebagaima imana na tertera tertera pada pada gambar gambar rencana rencana atau atau sesuai sesuai petunjuk Direksi Lapangan/MK.
4.1.11 Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Formwork Formwork Secara Umum Umum
1) Dala Dalam m peke pekerj rjaan aan pera peranc ncan anga gan, n, pema pemasa sang ngan an,, dan dan peng pengan angk gkat atan an formwork, harus harus mengik mengikuti uti ACI 301, 301, ACI 318, 318, dan ACI 347. 347. Kontra Kontrakto ktorr harus harus melaku melakukan kan
peranc perancang angan, an,
melaks melaksana anakan kan
pengan pengangka gkatan tan,,
membua membuatt
penunjang penunjang atau pengaku pengaku serta menyiapkan menyiapkan pendukun pendukung g formwork formwork dan shori shoring ng sehing sehingga ga dapat dapat menduk mendukung ung seluru seluruh h beban. beban. Kontrk Kontrktor tor harus harus menempatka menempatkan n formwork formwork dengan tepat dan teliti yang dibantu dibantu dengan dengan menggunakan peralatan ukur survei sehingga beban beban dari formwork dan pendukungnya bisa ditahan oleh struktur beton dengan aman. 2) Pada saat pengangkatan rangkaian rangka tulangan beton, Kontraktor harus yaki yakin n bahw bahwaa tida tidak k ada ada bagi bagian an dari dari unsu unsurr verti vertika kall yang yang kelu keluar ar dari dari toleransi kelurusan lebih dari 10 mm. 3) Apabila dikehendaki permukaan beton yang berprofil, pasanglah dalam cetakan potongan kayu, blocking, nailers, dan sebagainya, sehingga dapat menghasilkan permukaan-permukaan yang sesuai dengan gambar rencana. Lapisi dengan bahan pelepas cetakan. Cetakan harus menghasilkan tekstur yang seragam jika digunakan untuk permukaan beton yang diekspos. 4) Cetakan kolom dapat dibentuk dan ditempatkan sampai dengan elevasi bawah balok, segera setelah pelat penyangga mencapai seting awal.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
5) Pengikat cetakan harus berada pada tempat dan interval yang secara aman dapat menahan cetakan pada posisinya selama pengecoran beton, dan dapat menahan berat dan tekanan dari beton basah. 6) Buat cetakan untuk setiap dan semua hal dari pekerjaan beton yang disyar disyaratk atkan an untuk untuk atau dalam dalam hubung hubungan an dengan dengan penyel penyelesa esaian ian yang yang memuaskan dari proyek, apakah setiap hal tersebut ditunjukkan (mengacu secara spesifik) ataupun tidak. 7) Jangan Jangan menemp menempatk atkan an lubang lubang pipa pipa pada pada kolom kolom atau atau balok balok kecual kecualii dinyatakan dalam gambar struktur. 8) Lapisi permukaan kontak cetakan dengan bahan lapisan nonstaining oil sebelum penulangan dipasang, tulangan jangan sampai terlapisi oleh bahan lapisan ini. Lakukan pekerjaan pelapisan ini sesuai rekomendasi pabrik pembuat. Cetakan yang mempunyai bercak karat tidak dapat diterima. 4.1.12 Toleransi Pelaksanaan.
Hasil pekerjaan akhir harus sesuai dengan toleransi dari ACI 301 dan ACI 347 yang diuraikan sebagai berikut : 1) Toleransi Untuk Struktur Beton bertulang a) Variasi dari plumb/kelurusan vertikal • Pada Pada garis garis dan permu permukaa kaan n kolom, kolom, tiang, tiang, dindin dinding, g, dan bagian bagianbag bagian ian dalam yang muncul/menonjol : Seti Setiap ap 3 mete meterr : maks maksim imum um 6 mm. mm. Untu Untuk k panj panjan ang g kese keselu luru ruha han n : maksimum 25 mm. • Untuk kolom sudut yang diekspos : alur control joint grooves, dan garisgaris lainnya yang ditonjolkan : Setiap 6 meter : maksimum 6 mm. Untuk panjang keseluruhan : maksimum 12 mm. b) Variasi dari tingkat yang disebutkan dalam gambar rencana. • Pada sisi bawah pelat, atap, sisi bawah balok diukur sebelum penyangga dilepas : Setiap 3 meter : maksimum 6 mm. Setiap bentang atau setiap 6 meter : maksimum 10 mm. Untuk panjang keseluruhan : maksimum 19 mm. • Pada kolom/balok praktis, sills, parapet, alur yang diekspos horisontal, dan garis lainnya yang diekspos : Setiap bentang atau setiap 6 meter : maksimum 6 mm. Untuk panjang keseluruhan : maksimum 12 mm.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
c) Variasi pada garis lurus gedung terhadap posisinya yang ditetapkan pada denah dan posisi yang berkaitan dari kolom, dinding, dan partisi : • Setiap bentang : maksimum 12 mm. • Setiap 6 meter lari : maksimum 12 mm. • Untuk panjang keseluruhan : maksimum 12 mm d) Varias Variasii pada pada ukuran ukuran dan lokasi lokasi sleeve sleeve,, bukaan bukaan lantai lantai,, dan bukaan bukaan dinding : maksimum 6 mm. e) Variasi pada ukuran penampang kolom, balok, tebal pelat, dan dinding : • Minus : maksimum 6mm. • Plus : maksimum 12mm. f) Variasi dalam injakan tangga : • Pada injakan tangga : Tanjakan : maksimum 3 mm. Injakan : maksimum 6 mm. • Pada anak tangga yang berurutan : Tanjakan : maksimum 1.5 mm. Injakan : maksimum 3 mm. 2) Toleransi dalam struktur beton massa : a) Variasi dari garis lurus konstruksi dari posisi yang telah ada dalam rencana • setiap panjang 6 meter : maksimum 12 mm. • Setiap panjang 12 meter : maksimum.19 mm. b) Variasi dari dimensi dimensi dari tampilan tampilan struktur secara tersendiri tersendiri dari posisi posisi yang ada: • Pada panjang 24 meter : maksimum 32 mm. • Pada konstruksi yang tertanam : maksimum Dua kali dari angka diatas (64 mm). 2.3.13) Pelaksanaan Formwork Dengan Chamber
1) Cetakan-cetakan dengan chamber untuk pelat dan balok harus sesuai dengan pedoman ACI 301, ACI 347. Toleransi chamber harus sesuai dengan persyaratan dpada butir 2.3.9, juga harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada gambar rencana bila ada. 2) Apabila tidak disebutkan dalam gambar rencana, besaran dari chamber cetakan
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
harus mengikuti tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Pengukuran Chamber BAGIAN CHAMBER KE ATAS
DIUKUR DI
(% DARI BENTANG) Pelat 0,10
Tengah
Balok 0,10
Tengah
Balok dan Pelat
Ujung Bebas
Kantilever 0,30 3) Berat dari konstruksi beton basah harus dipertimbangkan baik-baik didalam memperhitungan lendutan formwork. 4) Permukaan atas beton juga harus dibentuk anti lemdut untuk menjaga ketebalan dan profil beton. 2.3.14) Kerusakan-kerusakan pada permukaan cetakan yang harus dihindari. 1) Cetakan harus bebas dari cacat permukaan untuk menjaga agar permukaan beton bebas dari kerusakan. Pada sudut yang terekspos agar dipasang chamfer/kayu siku-siku ukuran 20 mm. 2) Untuk Untuk menceg mencegah ah keboco kebocoran ran pada pada cetaka cetakan, n, gunaka gunakan n karet/g karet/gask asket, et, sumbat sumbat luba lubang ng-lu -luba bang ng pada pada ceta cetaka kan n dan dan pada pada samb sambun unga gann-sa samb mbun unga gan n coak coak dala dalam m formwork agar dapat mencegah rembesan/keluarnya air semen dari cetkan pada waktu pengecoran beton. 2.3.15) Benda Yang tertanam.
Kont Kontra rakt ktor or luba lubang nglu luba bang ng
haru haruss slee sleeve ve,,
meny menyed edia iaka kan n angk angkur ur
dan dan
sisi sisipa pann-si sisi sipa pan, n, lain lain-la -lain in..
gant gantun unga gann-ga gant ntun unga gan, n,
Temp Tempat atka kan n
angk angkur ur
deng dengan an
menggunakan pelat dudukan dengan dua buah mur untuk menjaga posisinya agar tetap stabil. 2.3.16) Pelat-pelat baja yang terbenam
Untuk detai-detail dimana terdapat plat baja yang harus terbenam dalam beton, pasang dan stabilkan pelat yang terbenam, pasang bearing plate dan angkur sesuai
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
gambar rencana agar tidak terjadi pergerakan/pergeseran pada waktu pelaksanaan pengecoran. 2.3.17) Construction dan Control Joints
1) Construction joints dan control joints harus dipasang sesuai dengan peraturan ACI 318. 2) Pasa Pasang ng jarak jarak samb sambun unga gan n pada pada slab slab-o -onn-gr grad adee di bawa bawah h part partis isii apabi apabila la memungkinkan dan tidak boleh lebih dari 6.0 meter antara satu dengan yang lainnya, kecuali jika ditentukan lain. 3) Kontraktor harus menyediakan menyediakan constructio construction n joint tipe kunci dengan dalam 38 mm pada setiap tepi pelat, balok, dinding, dan elemen bagian bawah. 2.3.18) Pembersihan
Kontraktor harus menyediakan lubang yang cukup pada bagian dasar dari cetakan vertikal dan semua cetakan lainnya yang diperlukan untuk menyediakan tempat pembersihan dan observasi dari bagian cetakan sebelum dilakukan pengecoran beton. Lokasi pembersihan ditentukan oleh Direksi Lapangan/MK. 2.3.19) Pembongkaran Bekisting dan Support
1) Cetakan sudah bisa dibongkar jika bagian struktur beton pada cetakan tersebut sudah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan berat sendiri dan beban konstruksi yang dipikulnya. Kekuatannya harus ditunjukan dari hasil tes beton sesuai sesuai dengan dengan uraian uraian Rencan Rencanaa Kerja Kerja dan Syarat Syarat-sy -syarat arat dalam dalam buku buku ini yang yang dibuktikan dengan perhitungan. 2) Pada elemen struktur yang menerima beban melampaui beban rencana dan/atau apabila pembongkaran cetakan dilakukan lebih awal akan menyebabkan elemen struktur mengalami bahaya yang lebih besar dengan apa yang sudah diperkirakan, maka cetakan yang demikian sebaiknya tidak dibongkar dibongkar dulu selama selama kondisi kondisi ini tetap berlangsun berlangsung. g. Pembongkar Pembongkaran an bekisting bekisting pada bagian struktur yang terbebani oleh beban yang mendekati beban rencana, harus dilakukan dengan tindakan sangat hati-hati. 3) Harus tersedia alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan beton tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai 4) Period Periodee minimu minimum m cetakan cetakan sebelu sebelum m dilaku dilakukan kan pembon pembongka gkaran ran tidak tidak boleh boleh kurang dari tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Periode Pembongkaran
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
PERIODE MINIMUM JENIS FORMWORK
SEBELUM FORMWORK DIBONGKAR
Form Formwo work rk
verti ertik kal
untu untuk k
kolo olom,
24 jam
dinding dan balok-balok besar Dasar pada formwork pelat dengan
3 hari
penumpu ditinggalkan Dasa Dasarr pada pada form formwo work rk untu untuk k balo balok k
3 hari
dengan penumpu ditinggalkan Penumpu pada pelat
10 hari
Penumpu pada balok
14 hari
Penumpu
pada
balok
dan
pelat
17 hari
kantilever
. 2.3.20) Ketentuan-ketentuan bukaan pada formwork.
Kontraktor harus menyediakan/menyiapkan bukaan-bukaan pada formwork beton untuk mengakomodasi pekerjaan dari disiplin lain sesuai gambar rencana atau sesuai sesuai petunj petunjuk uk Direks Direksii Lapang Lapangan/ an/MK. MK. Apabil Apabilaa harus harus membua membuatt bukaan bukaan yang yang tidak terdapat dalam gambar rencana, terlebih dulu harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan/MK. 2.3.21) Pembersihan cetakan
Sebelum pengecoran dilakukan, seluruh permukaan cetakan yang akan diisi adukan beton harus dibersihkan dari serpihan-serpihan kayu, kotoran, puing-puing
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
atau benda-benda lainnya yang dapat merusak kekuatan beton. 2.3.22) Reshoring
Segera setelah pembongkaran cetakan, pelat dan balok harus di support penuh (reshore) sampai beberapa lantai dibawahnya, sebaiknya dilakukan sistem 1 lantai di shore dan 2 lantai reshore. Reshore dapat tetap dilakukan sampai beton mencapai tegangan tekan 28 hari 4.1 Waktu ktu Sik Siklu luss
Pelaks Pelaksana anaan an bekist bekisting ing merupa merupakan kan bagian bagian terinte terintergr rgrasi asi dari dari suatu suatu proses proses konstruks konstruksii beberapa beberapa cara digunakan dalam pekerjaan pekerjaan beton dan bekisting. bekisting. Proses Proses penyediaan penyediaan bekisting dan beton merupakan merupakan integrasi integrasi yang mutlak dibutuhkan. Siklus pada bagian kiri Gambar . menggambarkan siklus dari peker pekerjaan jaan bekist bekisting ing di proyek proyek pemban pembangun gunan an STIKES STIKES Santo Santo Borrom Borromeus eus.. Sedangkan bagian kana menggambarkan siklus pekerjaan beton. Intersection menggambarkan awal dan akhir siklus pekerjaan beton. Siklus bekisting dimulai dengan pemilihan metode bekisting. Aktifitas siklus bekisting ini digambarkan dengan langkah-langkah berikut : 1. fabr fabrik ikas asii beki bekist stin ing g 2. pemasa asangan 3. pem pembong bongka kara ran n Sedangkan siklus pekerjaan beton dimulai setelah fabrikasi bekisting dan selesa selesaii sebelu sebelum m pembon pembongka gkaran ran bekist bekisting ing.. Fungsi Fungsi dari dari siklus siklus pekerja pekerjaan an bekisting untuk menyediakan kebutuhan struktur untuk bentuk dan ukuran yang yang berb berbed eda. a. Seda Sedang ngka kan n fung fungsi si dari dari sikl siklus us peke pekerj rjaa aan n beto beton n untu untuk k menyed menyediak iakan an kebutu kebutuhan han strukt struktur ur akan akan kekuat kekuatan, an, durabi durabilit litas as dan bentuk bentuk permukaan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.1 Alur Pekerjaan Beton
4.1 Zona Pelaksan Pelaksanaan aan Peker Pekerjaan jaan Acuan dan Pera Perancah ncah
Diproyek pembangunan STIKES Santo Borromeus terbagi kedalam 3 zona seperti pada gambar sekian gambar sekian.. Diantaranya 1. Zona Zona 1 (gedun (gedung g admini administr strasi asi)) 2. Zona Zona 2 (gedun (gedung g admini administr strasi asi)) 3. Zona Zona 3 (ge (gedu dung ng asram asrama) a) Misalkan luas suatu gedung 1500 m² dibagi 3 zone dengan 1 zone = 500 m 2. Waktu siklus setiap lantai adalah 7 hari (4 hari untuk pekerjaan bekisting, 2 hari untuk pembesian dan 1 hari untuk checklist). Waktu pembongkaran 7 hari hari setelah setelah pengecor pengecoran an . Maka, Maka, alat alat dan materia materiall yang yang harus harus disedi disediaka akan n minimal 1½ lantai. Wase (untuk mengantisipasi kerusakan material) adalah 3%.
Berikut diagram waktu silkus yang dilaksanakan di proyek pembangunan STIKES Santo Borromeus
Tabel 4.3 Waktu Siklus Proyek Material yang disediakan 1½ lantai
Lantai
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Zona I Hari 13 Hari 45 Hari 67 Hari 810 Hari 11-12 Hari 13-14 Hari 15-17
Zona II
Zona III
Persiapan awal
-
-
Pengecoran
Pemasangan awal
-
-
Pengecoran
Pemasangan awal
-
-
Pengecoran
Pembongkaran
-
-
-
Pembongkaran
-
-
-
Pembongkaran
Lantai
Zona I Hari 810 Hari 11-12 Hari 13-14 Hari 15-17 Hari 18-19 Hari 20-21 Hari
Zona II
Zona III
Pemasangan awal
-
-
Pengecoran
Pemasangan awal
-
-
Pengecoran
Pemasangan awal
-
-
Pengecoran
Pembongkaran
-
-
-
Pembongkaran
-
-
-
Pembongkaran
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
22-24
Gambar 4.2 Layout zonning Pembagian Pembagian zona dimaksudk dimaksudkan an untuk untuk membagi membagi pekerjaan pekerjaan bekisting bekisting agar mempermudah sirkulasi penggunaan material dan alat. 4.1 4.1 Peke Pekerj rjaa aan n Kolo Kolom m
Kolom merupakan bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi menahan beban vertical, horizontal, dan momen. Perencanaan dimensi kolom disesuaikan disesuaikan dengan beban yang akan dipikul dipikul dan juga mutu beton bertulang
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
yang digunakan. Besarnya beban bangunan juga menentukan dimensi kolom. Semakin besar beban kolom, maka semakin besar pula dimensi kolomnya. Ketepatan dimensi kolom ditentukan pada saat membuat cetakannya yaitu bekisting. Alat yang digunakan pada pembutan acuan dan perancah kolom yang dipakai di proyek STIKES Santo Borromeus sebagai berikut : 1) Besi esi hollo ollow w 2) Weller 3) Terrot 4) Wingnut 5) Brac Bracin ing g besa besarr dan dan keci kecill 6) Sepa Sepatu tu brac bracin ing g Berikut adalah langkah-langkah pemasangan bekisting kolom : 1. Pemb Pembua uata tan n (bui (build ld)) a. persiapan material kontak bekisting balok berupa multiplek atau papan
yang yang dipoto dipotong ng sesuai sesuai dengan dengan balok balok yang yang akan akan dikerj dikerjaka akan. n. Perlu Perlu dipe diperh rhat atik ikan an
meto metode de
pemo pemoto tong ngan an
agar agar
tida tidak k
terj terjad adii
bany banyak ak
pemborosan material. 2. Pema Pemasa sang ngan an (er (erec ect) t) a) Rakit penolite sesuai dengan gambar kerja b) Pasang Pasang besi besi hollow hollow dengan dengan ketent ketentuan uan setiap setiap 30 cm lebar lebar penoli penolite te
maka dipasang 2 buah hollow memanjang. Jika lebih dari 60cm maka dipasang 3 buah buah hollow.
Gambar 4.3 Pemasangan Besi hollow c) Pasang weller disekeliling cetakan dengan jarak 20cm-60cm-80cm-
80cm (dengan tinggi kolom 3m)
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
d) Kemudian Kemudian dikunci dikunci dengan dengan menggunaka menggunakan n terrot dan dan diperkuat diperkuat dengan dengan wingnut
Gambar 4.4 Pemasangan weller berjarak 20cm dari lantai
e) Dirikan Dirikan cetakan cetakan kolom kolom sesuai sesuai dengan dengan gambar gambar kerja
Gambar 4.5 Pendirian Cetakan Kolom f) Perikasa Perikasa tegak lurusnya lurusnya acuan dengan dengan unting-unti unting-unting. ng. g) Perkua Perkuatt cetakan cetakan kolom kolom menggu menggunak nakan an bracin bracing g pada pada tiang tiang cetakan cetakan
hingga keadaannya tidak bergerak.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.6 Penggunaan Bracing pada cetakan Dibawah Dibawah ini adalah adalah denah denah lokasi lokasi kolom kolom pada pada bangu bangunan nan asrama asrama mahasi mahasiswa swa STIKES Santo Borromeus.
Gambar 4.7 Denah Lokasi Kolom
4.1 4.1 Peke Pekerj rjaa aan n Balo Balok k
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Struktur balok adalah konstruksi yang menghubungkan satu kolom dengan lainnya untuk menopang lantai dan beban-beban yang ada diatasnya. Bentuk penopang beton umumnya persegi panjang dengan posisi berdiri. Berikut langkah kerja pelaksanaan bekisting balok, dengan bentuk bekisting balok persegi panjang. 1. pemb pembua uata tan n (bui (build ld)) a) persiapan material kontak bekisting balok berupa penolfelm atau
papan papan dengan dengan permuk permukaan aan yang yang halus halus pada pada kedua kedua sisiny sisinyaa yang yang dipotong sesuai dengan balok yang akan dikerjakan. b) Pembua Pembuatan tan panel panel pipi balok balok ( dindin dinding g balok) balok) dan alat (bodeman (bodeman)) dengan pemotongan rangka panel sesuai dengan ukuran dan jarak pemas pemasang angan an yang yang telah telah direnc direncana anakan kan.. Apabil Apabilaa menggu menggunak nakan an rangk rangkaa kayu kayu,, maka maka seba sebaik ikny nyaa dise diseru rutt terl terleb ebih ih dahu dahulu lu untu untuk k memastikan kerataan kayu dan memudahkan perangkaian. 1. pema pemasa sang ngan an ( ere erect ct)) a) menent menentuka ukan n dan menguk mengukur ur keting ketinggia gian n dasar dasar bekist bekisting ing balok, balok,
kemudian kemudian menarik dari dua buah titik yang sudah diukur diukur dengan dengan waterpass sebagai dasar bekisting b) memasang memasang papan papan alas alas sebagai sebagai tempat tempat berdiriny berdirinyaa perancah perancah ( tiang) tiang) c) memasang perancah / stempel kaso atau balok dengan jarak antar
tiang tiang sesuai sesuai dengan dengan gambar gambar kerja. kerja. Pemasa Pemasanga ngan n pemaku pemaku antar antar tiang apabila diperlukan.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.8 Pemasangan scaffolding
d) Mema Memasa sang ng gela gelaga garr mema memanj njan ang g ( balo balok k engk engkel el)) deng dengan an posi posisi si gelagar bagian atas menyentuh benang yang sudah diwaterpass. e) Pemasan Pemasangan gan balok balok suri diatas diatas gelagar gelagar memanjan memanjang g dengan dengan jarak jarak pemasangan sesuai gambar rencana. f) Pemasan Pemasangan gan rangka rangka alas alas balok balok (bodeman (bodeman)) dengan dengan mengacu mengacu pada titis titis as balok balok yang yang telah telah ditand ditandai ai dengan dengan benang benang dan unting unting-unting.
Gambar 4.9 Balok suri dan gelagar memanjang telah terpasang
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
g) Sete Setela lah h alas alas balo balok k terp terpas asan ang g deng dengan an bena benar, r, maka maka dila dilaku kuka kan n peran perangka gkain in panel panel pipi-p pipi-pipi ipi (dindi (dinding ng balok) balok).. Diusah Diusahaka akan n agar agar posisi pipi-pipi balok tegak lurus dengan alas a las balok.
Gambar 4.10 Proses pemasangan pipi-pipi balok h) Pemasangan Pemasangan skoor skoor penahan penahan untuk mempertahan mempertahankan kan ketegakan ketegakan
pipi pipi balok balok dan menaha menahan n beban beban pada pada saat saat pengec pengecora oran n terjad terjadi. i. Skoor tersebut menggunakan PPM (perancah plat modif).
Gambar 4.11 penggunaan PPM sebagai skoor
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.12 contoh gambar kerja Menggunakan scaffolding
Menggunakan Metode Telescopic 1. Pem Pemasan asanga gan nnya nya sang sangat at sede sederh rhan anaa dan cepa cepat. t. Dan Dan tin tingkat gkat kerusakan /kehilangan sangat sedikit bahkan bisa 0 % 2. Untuk Untuk elev elevasi asi bisa bisa dari dari 2,5 2,5 m s/d 4 m 3. Untuk Untuk pemasan pemasangan gan tripot tripot pada telesco telescopic pic dipasa dipasang ng dengan dengan cara diseling
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
1.
Pembongkaran a) Pembon Pembongka gkaran ran diawal diawalii dengan dengan pelepa pelepasan san PPM PPM penaha penahan n pipi pipi
(didnding) balok. b) Pembon Pembongka gkaran ran pipi-pip pipi-pipii balok balok dengan dengan metode metode kerja efisien efisien agar tida tidak k terj terjad adii keru kerusa saka kan n terh terhad adap ap pane panel-p l-pan anel el pipi pipi beki bekist stin ing g tersebut. c) Pembongkaran
alas
balok
dilakukan
bersam rsamaaan
pembongkaran balok suri dan gelagar memanjang.
dengan
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
d) Stembel Stembel (tiang ) penyangga penyangga dibuka dibuka dan dan ditempatka ditempatkan n secara teratur teratur untuk memudahkan penggunaan selanjutnya.
Gambar 4.13 Denah Bekisting Balok
Gambar 4.14 contoh gambar kerja Menggunakan telescopic
4.1 4.1 Peke Pekerj rjaa aan n Plat Plat Lan Lanta taii
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Tebal lantai beton yang dipakai untuk struktur umumnya bekisting antara 1215 cm, sedangkan untuk atap beton tebalnya antara 8-12 cm. Alat yang digunakan sebagai berikut: a) PPM PPM (pera (peranc ncah ah Plat Plat Modi Modif) f) b) U head c) Balo Balok k Suri Suri-s -sur urii Sedangkan material yang digunakan sebagai berikut : a) Balok kayu b) Kaso c) Triplek d) penofelm Berikut adalah langkah kerja pelaksanaan bekisting plat lantai. 1) Pemb Pembua uata tan n (buil (built) t) Persiapan Persiapan material kontak kontak bekisting bekisting plat lantai yang dipotong sesuai ukuran ukuran yang yang akan akan dikerj dikerjaka akan. n. Perlu Perlu diperh diperhati atikan kan alur alur pengha penghampa mparan ran material kontak agar tidak terjadi pemborosan material 2) Pema Pemasa sana naga gan n (erec (erect) t) a) Menentukan Menentukan dan menguk mengukur ur ketinggian ketinggian elevasi elevasi bekisting bekisting plat plat lantai, lantai, kemu kemudi dian an mena menarik rik dari dari buah buah titi titik k yang yang suda sudah h diuk diukur ur deng dengan an waterpass sebagai dasar bekisting. b) Memasang Memasang penggan pengganti ti perancah perancah (scaffoldin (scaffolding) g) dengan dengan menggun menggunakan akan PPM PPM dan U head head yang yang dipasa dipasang ng diatas diatas suri-s suri-suri uri balok balok dengan dengan persyaratan maksimal 3m antara balok dengan balok. Penggunaan PPM dan U head dimaksud dimaksudkan kan untuk untuk mengurangi mengurangi penggun penggunaan aan scaffolding.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.15 penggunaan PPM pada pemasangan plat lantai c) Memasang perancah balok kayu yang diletakan melintang diatas U
head. d) Memasang gelagar memanjang dan besi hollow diatas balok kayu
melintang . e) Penghamparan penolfelm (triplek) kemudian dipaku ke rangka plat
lantai. f) Pember Pemberian ian perku perkuata atan n dengan dengan menggu menggunak nakan an sapot. sapot. g) Pengecekan Pengecekan kerataan kerataan elevasi elevasi permukaan permukaan bekisting. bekisting. 1) Pemb Pembon ongk gkar aran an (st (strip rip)) a) Pemb Pembon ongk gkara aran n diaw diawal alii deng dengan an pele pelepa pasa san n beki bekist stin ing g kont kontak ak dan dan rangka plat lantai. b) Pembongak Pembongakaran aran balok suri dan gelagar gelagar memanjang memanjang.. c) Stempe Stempell (tiang (tiang)) penyan penyangga gga dibuka dibuka dan ditemp ditempatka atkan n secara secara teratur teratur untuk memudahkan penggunaan selanjutnya.
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.16 embongkaran bekisting plat lantai
Gambar 4.17 pengaturan penyimpanan material
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.18 gambar kerja sistem telescopic
Gambar 4.19 gambar kerja sistem scaffolding
4.1 Peker Pekerjaa jaan n Bekisti Bekisting ng Rete Retenin ning g Wall Wall
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Metode Bekisting Retening Wall dengan sistim Konpensional 1. Phenol Phenolic ic film 15 mm kita kita pabrikas pabrikasii menjadi menjadi panel panel dengan dengan rangka rangka holow 50 x 50 x 2.8 mm dikombinasikan dengan balok 5/10 cm 2. Dibela Dibelakan kang g rangka rangka panel panel ditambah ditambah weler weler untuk untuk menyatu menyatukan kan panel panel yang yang satu satu dengan dengan yang yang lainya lainya.. Sekali Sekaligus gus untuk untuk penaha penahan n tierod tierod bahan material weler yang digunakan yaitu siku 50 x 50 x 4 mm dan juga digunakan untuk tumpuan dari pada bracing. Contoh Gambar Methode Kerja :
Gambar 4.20 gambar kerja ratening wall
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Gambar 4.21 gambar kerja Ratening Wall
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
BAB V CONTOH ANALISIS PERHITUNGAN BAHAN PERHITUNGAN MATERIAL BALOK
1. Misalkan : Sebuah bentang dengan panjang 8 m, Balok 40 x 70 dengan tebal lantai 12 cm dan panjang hollow hollow 3 m. Hitung Hitung material yang harus digunakan digunakan Dik : • •
p=8m Balok 70 cm
•
40 cm Hollow 3 m
70 cm
5 cm
40 cm
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Dinding balok
Tinggi balok- tebal lantai 70 cm – 12 cm = 58 cm 58 cm + 5 cm = 63 cm = 0,63 m 0,63 m x panjang bentang x jumlah sisi 0,63 x 8 m x 2 = 10,08 m² 10,08 : hitungan efektif triplek 10,08 : 2,88 = 3,55
Jadi triplek yang dibutuhkan adalah 3,55 lembar Bodeman Lebar balok x panjang bentang 0,4 m x 8 m = 3,2 m² 3,2 m : hitungan efektif triplek 3,2m : 2,88 m = 1,1 lembar le mbar
Jadi bodeman yang diperlukan : 1,1 lembar
Dinding balok + jumlah bodeman 3,5 m + 1,1 = 4,6 = 5 lembar
Jadi jumlah bodeman yang diperlukan secara keseluruhan adalah : 5 lembar Hollow
(panjang bentang : panjang hollow) x sisi kiri dan kanan (8m : 3 m) x 2 = 5,3 5,3 + 5,3 = 10,6 10,6 : panjang hollow 10,6 : 3 = 3,5 batang
Jadi hollow yang diperlukan adalah 3,5 batang Kaso Horizontal
10,6 : panjang kaso = 10,6 m : 4 m = 2,6 batang 63 – tebal lantai = 63-12 = 51
Kaso Vertikal Rangka vertikal –(kaso atas+kaso bawah) 63 – (7 + 5) = 63 – 12 = 51 (Panjang bentang : lebar balok) + 1 =
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
(8m : 0,4) + 1 = 21 21 x 2 sisi = 42 42 x 0,51 = 21,42 21,42 : panjang kaso = 21,42 : 4m = 5,355 5,355 + 2,6 = 7,9 = 8 batang
PERHITUNGAN MATERIAL LANTAI 1. Misalkan : Suatu gedung 3 x 6 , berapa luas lantai, alat yang diperlukan dengan jarak antar tepi pertama 50 cm. Jawab : Luas gedung = 3 x 6 = 18 m² 3m
Triplek = Luas : luas triplek = 18 m² : 2,88 m² = 6,25 = 7 lembar triplek
6m Jadi triplek yang dibutuhkan adalah : 7 lembar triplek
PERHITUNGAN MATERIAL KOLOM 1. Misalkan : Suatu kolom 50 x 30 , tinggi 3 m dengan luas 50 x 30. Jarak antar tarot untu untuk k pema pemasa sang ngan an shear shear wall wall (din (dindi ding ng pena penaha han n tana tanah h deng dengan an jarak jarak pemasangan ) minimal 15 mm. Setiap pemasangan Hollow vertikal jarak 30 yang menempel di penolit , jarak tarot 60 cm, bracing 1,5 m kalu dari tepi 1 m
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
Laporan Laboratorium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan
Peke Pekerja rjaan an acua acuan n dan dan pera peranc ncah ah haru haruss dipe diperh rhat atik ikan an seka sekali li dari dari mulai mulai perencanaan sampai dengan pembongkarannya. Hasil pekerjaan pembetonan ber berga gant ntun ung g pada pada peke pekerj rjaan aan acua acuan n dan dan peran perancah cah yang yang selan selanju jutn tnya ya akan akan berpengaruh dari segi bentuk dan mutu betonnya. Pada pemilihan metode pun harus ditentukan dengan baik dikarenakan 60% 60% biay biayaa pemb pembet eton onan an adal adalah ah biay biayaa pemb pembua uatan tan acua acuan n dan dan peran perancah cah.. Sehingga Sehingga pemakain acuan dan perancah yang digunakan digunakan di proyek proyek STIKES STIKES Borromeus menggunakan metoda konvensional yang dirancang sendiri agar dapat mereduksi biaya penggunaan bahan dan alat. Agar Agar proyek proyek berjal berjalan an tepat tepat pada pada waktun waktunya, ya, pemaka pemakaian ian bekist bekisting ing dari dari pemasangan hingga pembongkaran di proyek ini memiliki waktu siklus 7 hari yang terbagai menjadi 3 zona. Penggunaan alat dan bahan akan berputar di tiga zona tersebut. 6.2 Saran
Selama Selama prakti praktikum kum acuan acuan dan peranc perancah ah dilabo dilaborato ratoriu rium m sebaik sebaiknya nya diberi penjelasan yang lebih detail tentang penggunaan motode penggunaan di lapa lapang ngan an lang langsu sung ng,,
dika dikare rena naka kan n
dila dilapa pang ngan an
terk terkad adan ang g
kont kontra rakt ktor or
menggunaka menggunakan n bekisting bekisting yang dirancang dirancang sendiri sendiri sehingga sehingga kami tidak terpaku dengan apa yang dipelajari di laboratorium.