Laporan Audit Lingkungan RS dr. Sardjito Yogyakarta
May 17
2013
Oleh: Yunan Helmi l Absen no 021
Final Report
Page 1 of 100
Disclaimer Laporan audit ini didasarkan atas bukti-bukti yang terverifikasi, pada waktu (tanggal, bulan, tahun) audit dilakukan.
Halaman Pengesahan Laporan Audit Oleh Klien
______________________
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 2 of 100
Pernyataan Kerahasiaan
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi yang ada dalam laporan audit lingkungan ini tidak boleh dibuka/ diketahui oleh pihak manapun, kecuali oleh pihak-pihak yang mendapat persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup, atau apabila Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa laporan audit lingkungan ini dinyatakan terbuka untuk public. Kami akan menjaga kerahasiaan laporan audit ini, dan apabila kami telah melakukan pelanggaran dalam pernyataan ini, maka kami bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku di wilayah republik Indonesia.
Auditor Utama
:……………………………………….. Tanda Tangan:……………………………..
Auditor
: ……………………………………… Tanda Tangan:……………………………..
Auditor
: ……………………………………… Tanda Tangan:……………………………..
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 3 of 100
Kata Pengantar
Ucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kemurahan hati-NYa, kelompok III dari peserta pelatihan Auditor Lingkungan yang dilaksankan oleh PUsat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitar Gajah Mada (UGM) sudah berhasil menyusun laporan audit lingkungan yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2013 di rumah sakit dr. Sardjito Yogyakarta. Audit Lingkungan dilaksanakan sebagai proses evaluasi terhadap system pengelolaan lingkungan yang diterapkan oleh RS. Sardjito Yogyakarta sebagai salah satu rumah terbesar dan rujukan di daerah Jawa Bagian Tengah. Proses pelaksanaan audit tentu saja tidak terlepas dari partisipasi aktif dari pihak rumah sakit sebagai pihak yang diaudit. Perlunya dilaksanaan evaluasi/ audit secara berkala terhadap system yang diterapkan oleh rumah sakit sangat diperlukan guna melihat efektitas suatu system dijalankan dan memberikan rekomendasi tindaklanjut yang diperlukan untuk perbaikan pengelolaan rumah sakit dalam bidang lingkungan. Kepada pihak rumah sakit, PSLH UGM dan tim audit diucapkan terimakasih selama proses audit berlansung maupun dalam masa pelatihan auditor lingkungan.
Salam,
Yunan Helmi, S.Pi
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 4 of 100
Daftar Isi
PERNYATAAN KERAHASIAAN…………………………………………………………………………. 3 DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………. 5 DAFTAR GAMBAR DAN FOTO……………………………………………………………………….. 7 DAFTAR TABLE…………………………………………………………………………………………… 8 RINGKASAN……………………………………………………………………………………………….. 9 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………….. 10 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………. 10 TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT………………………………………………………..... 11 PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA..……………………………………………. 12 PENGELOLAAN LIMBAH B3……………………………………………………………… 12 PENGENDALIAN BAHAN B3………………………………………………………………. 13 IDENTITAS KLIEN, AUDITI DAN AUDITOR…………………………………………………… 13 DESKRIPSI SINGKAT USAHA/ KEGIATAN……………………………………………………… 15 SEJARAH.………………………………………………………………………………………… 15 VISI DAN MISI…………………………………………………………………………………. 18 STRUKTUR ORGANISASI…………………………………………………………………… 18 LAYANAN & FASILITAS……………………………………………………………………… 19 PENGHARGAAN………………………………………………………………………………… 21 DESKRIPSI SINGKAT RONA LINGKUNGAN…………………………………………………….. 22 PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR……………………………………………………………… 23 PENGANTAR PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR.………………………………… 23 KRITERIA AUDIT………………………………………………………………………………. 23 TEMUAN AUDIT………………………………………………………………………………… 24 PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA…………………………………………………………… 28 PENGANTAR PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA……………………………… 28 KRITERIA AUDIT……………………………………………………………………………….. 29 TEMUAN AUDIT………………………………………………………………………………… 30 PENGELOLAAN LIMBAB BERBAHAYA DAN BERACUN……………………………………. 35 PENGANTAR PENGELOLAAN LIMBAH B3.………………………………………….. 35 KRITERIA AUDIT……………………………………………………………………………… 36 TEMUAN AUDIT……………………………………………………………………………….. 36 PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN………………………………………. 38 PENGANTAR PENGELOLAAN BAHAN B3……………………………………………… 38 KRITERIA AUDIT……………………………………………………………………………… 39 TEMUAN AUDIT……………………………………………………………………………….. 39 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………………………………………………….. 50 KESIMPULAN…………………………………………………………………………………… 50 REKOMENDASI………………………………………………………………………………… 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 5 of 100
Daftar Gambar dan Foto FOTO NO 1 PENYERAHAN PENGHARGAAN KEPADA KARYAWAN RS. DR. SARDJITO ............................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. FOTO NO 2 IZIN SEMENTARA PEMBUANGAN LIMBAH CAIR RS. SARDJITO .....................................................................................23 FOTO NO 3 KEBOCORAN AIR DARI BAK PENAMPUNG I UJI ..........................................................................................................24 FOTO NO 4 SALURAN BAK CONTROL TIDAK DILENGKAPI PENUTUP UNTUK KESELAMATAN .................................................................24 FOTO NO 5 LAPORAN PEMANTAUAN LIMBAH CAIR RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA.......................................................................25 FOTO NO 6 HASIL PEMANTAUAN KUALITAR UDARA AMBIENT RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA .........................................................28 FOTO NO 7 HASIL PEMANTAUAN EMISI GAS BUANG RS DR. SARDJITO YOGYAKARTA.......................................................................29 FOTO NO 8 CEROBONG EMISI BOILER RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA .......................................................................................30 FOTO NO 9 HASIL PENGUKURAN EMISI GAS BUANG BOILER RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA............................................................30 FOTO NO 10 GENERATOR LISTRIK YANG BELUM MEMILIKI LUBANG SAMPLING ...............................................................................31 FOTO NO 11 HASIL PEMANTAUAN EMIS GAS BUANG SUMBER TIDAK BERGERAK .............................................................................32 FOTO NO 12 KELAYAKAN TEKNIS TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ...........................39 FOTO NO 13 PERSYARATAN TEKNIS TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH B3 ......................................................................................40 FOTO NO 14 SIMBOL LIMBAH B3 YANG SUDAH MEMUDAR DI TPS LIMBAH B3 .............................................................................41 FOTO NO 15 TPS LIMBAH B3 NON INFEKSIUS BELUM MEMILIKI SALURAN DAN BAK UNTUK MENAMPUNG ..........................................42 FOTO NO 16 BENTUK, UKURAN, DAN JENIS BAHAN KEMASAN LIMBAH B3 NON INFEKSIUS YANG DIGUNAKAN BELUM SEPENUHNYA COCOK DENGAN KARAKTERISTIK LIMBAH B3 YANG DISIMPAN ......................................................................................................43 FOTO NO 17 KEMASAN LIMBAH B3 NON INFEKSIUS SEBAGIAN BESAR BELUM DILENGKAPI DENGAN SIMBOL & LABEL LIMBAH B3 ............44 FOTO NO 18 PENEMPATAN LIMBAH B3 NON INFEKSIUS MASIH BERCAMPUR DAN TIDAK SESUAI DENGAN ALOKASI BLOK UNTUK MASINGMASING JENIS ..........................................................................................................................................................45 FOTO NO 19 KONDISI DRUM KEMASAN LIMBAH B3 CAIR (OLI BEKAS) TERLIHAT BERKARAT DAN BERPOTENSI KEBOCORAN ......................46 FOTO NO 20 KEBERSIHAN / HOUSEKEEPING DI TPS LB3 RS SARJITO BELUM TERKELOLA DENGAN BAIK ..............................................47
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 6 of 100
Daftar Table TABEL NO 1 FASILITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT DR. SARDJITO YOGYAKARTA ............................................................................19
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 7 of 100
Ringkasan RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI melalui
Dir.Jen.Yan.Med.
Tugas
utamanya
adalah
melakukan
pelayanan
kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.
Pengelolaan lingkungan rumah sakit dalam lingkup meminimalisir potensi cemaran lingkungan kegiatan sudah dilakukan oleh rumah sakit dr. Sardjito
dengan
melakukan
pengelolaan
terhadap
sumber
pencemar;
pengelolaan limbah cair, pengelolaan pencemaran udara, pengelolaan limbah B3 dan pengelolaan bahan B3. Dokumen lingkungan, perizinan, persyaratan teknis, pelaporan pemantuan, pengecekan fisik merupakan bagian proses audit yang sudah dilakukan oleh tim di rumah sakit dr. Sardjito.
Hasil audit lingkungan di RS dr. Sardjito mendapatkan 26 temuan tidak taat dan 3 temuan dengan status observasi. Temuan tidak taat agar disiapkan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan temuan tersebut sebagaimana batas waktu yang sudah disebutkan. Temuan-temuan tersebut meliputi audit terhadap pengelolaan
sumber
pencemaran
dari
limbah
cair,
pencemaran
udara,
pengelolaan limbah B3 dan bahan B3.
Perbaikan
terhadap
pengelolaan
lingkungan
berdasarkan
temuan
audit
lingkungan akan meningkatkan efektitas dan efisiensi dalam pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 8 of 100
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untu melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan limbahnya). Upaya pengelolaan limbah rumah sakit telah dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat lunaknya yang berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit. Di samping itu secara bertahap dan berkesinambungan Departemen Kesehatan mengupayakan instalasi pengelolaan limbah rumah sakit. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat nginap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatan hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial, Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 9 of 100
budaya dan dalam menyelenggarakan upaya dimaksud dapat mempergunakan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar terhadap lingkungan. Yang termasuk limbah medis adalah limbah infeksius, limbah radiologi, limbah sitotoksis, dan limbah laboratorium. Sementara itu, Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Sudin Kesmas Jaktim menduga, buruknya pengelolaan limbah rumah sakit karena pengelolaan limbah belum menjadi syarat akreditasi rumah sakit. Sedangkan peraturan proses pembungkusan limbah padat yang diterbitkan Departemen Kesehatan pada 1992 pun sebagian besar tidak dijalankan dengan benar. Padahal setiap rumah sakit, selain harus memiliki IPAL, juga harus memiliki surat pernyataan pengelolaan lingkungan (SPPL) dan surat izin pengolahan limbah cair. Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan dengan memilah-milah limbah ke dalam pelbagai kategori. Untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. B. Tujuan dan Lingkup Audit a. Upaya untuk meningkatkan penataan perusahaan/organisasi terhadap peraturan perundangan di bidanglingkungan, misalnya standar emisi udara, limbah. b. Dokumen suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar proseduroperasi, prosedur pengelolaan lingkungan termasuk rencana tanggap darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan pada proses produksi. c. Jaminan untuk menghindari terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. d. Upaya perbaikan dalam penggunaan sumberdaya melalui efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penolong, identifikasi melalui proses daur ulang atau penerapan produksi bersih dan efisiensi energy. Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 10 of 100
C. Kriteria Audit a. Pengelolaan Limbah Cair i. UU No. 32/ 2009 Pasal 2 (1)dan Ps. 73. Tentang dokumen lingkungan ii. PP 27/2012 Tentang dokumen lingkungan iii. Kepmen LH No. 111/2003 Tentang IPAL iv. UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b Tentang izin pembuangan limbah cair v. Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal7 Tentang Persyaratan Teknis IPAL vi. Kepmen LH No. 45 Tahun 2005 Tentang penyampaian laporan Pelaksanaan RKL RPL b. Pengendalian Pencemaran Udara i. Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 Tentang Penaatan Baku Mutu Udara Ambient ii. Pasal 26 Ayat 1 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan SOP pengendalian pencemaran udara iii. Pasal 29Ayat 2 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan personal pengendalian pencemaran udara iv. Lampiran 4 Permen LH 07 Tahun 2007 Tentang Baku sumber emisi tidak bergerak jenis boiler v. Kepda 205 Tahun 1996 Tentang persyaratan teknis cerobong gas buang vi. Lampiran I A
Permen LH 13
Tahun 2009 Tentang sumber
emisi sumber tidak bergerak c. Pengelolaan Limbah B3 i. PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 11 of 100
ii. PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3pasal 40 ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara perijinan iii. Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan Pengelolaan LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 ttg tata cara dan persyaratan teknis penyimpan dan pengumpul limbah B3 iv. PP 18 1999 Pasal 11 ayat 2 Tentang penyampaian laporan neraca limbah B3 v. Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang pengelolaan limbah B3 dengan incinerator vi. PP 18 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3 Ps. 40 ayat 1 huruf a terkait perizinan incinerator vii. Lampiran Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang persyaratan teknis incinerator d. Pengendalian Bahan B3 i. PP 74 tahun 1999 tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun ii. keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983 iii. SK Menprind No. 148/M/SK/4/1985 iv. Kep Menaker No. 187/1999
D. Identitas Klien, Auditi dan Auditor Klien pada pelaksanaan audit lingkungan tanggal 17 Mei 2013 adalah RSUP dr. Sardjito di Yogyakarta. RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI melalui Dir.Jen.Yan.Med. Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 12 of 100
kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.
Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/ Men.Kes/SKB/X/81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan penggabungan RS UGM ke dalam
RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan
fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait. Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh Presiden RI Soeharto.
Sebagai auditi adalah dari bagian instalasi sanitasi lingkungan RSUP Dr. Sardjito yang dikepalai oleh ibu Nur Farichah, Bpk Budi Harjo, ibu Yohana, bpk Agung Saptobudi dan Bpk Mujahid. Dan adapun sebagai auditor adalah sebagai berikut: 1.
Yunan Helmi PT. Energi Mega Persada, tbk
2.
Didik Triwibowo PT. Adaro Energi, tbk
3.
Joko Susanto BLH Kab. Penajam Utara
4.
Franklin Situmean BLH Prop. Papua
5.
Smardi Smoli BLH Kab. Belitung
6.
Yaconias Maintindon BLH Prop. Papua
7.
Anjar Wijaya BLH Kota Batam
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 13 of 100
II. Deskripsi Singkat Usaha/ Kegiatan
A. Sejarah Sejarah, Gagasan mendirikan Rumah Sakit Umum dan Pendidikan pada satu lokasi guna pendidikan calon dokter dan dokter ahli serta untuk pengembangan penelitian, pertama kali dicetuskanoleh Prof. Dr. Sardjito pada tahun 1954, dan karena dirasakan pula adanya kebutuhan mendesak perlunya Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) guna mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Tengah Bagian Selatan.
Perjuangan tersebut baru berhasil tahun anggaran 1970/1971 menggunakan biaya dari Departemen Kesehatan RI dengan lokasi di Pingit, sayangnya setelah ditinjau oleh Departemen
Kesehatan RI dianggap tidak memadai. Setelah
pembicaraan lebih lanjut maka pembangunan RSUP dipindahkan
ke daerah
Sekip dengan nama RSUP Dr. Sardjito. Penggunaan nama tersebut adalah untuk mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr. Sardjito.
RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI melalui
Dir.Jen.Yan.Med.
Tugas
utamanya
adalah
melakukan
pelayanan
kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.
Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/ Men.Kes/SKB/X/81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan penggabungan RS UGM ke dalam
RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan
fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 14 of 100
Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait. Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh Presiden RI Soeharto.
RS Dr. Sardjito Sebagai RS Pendidikan Tipe B RS Dr. Sardjito sebagai RSUP Pendidikan membantu memberikan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan pendidikan profesi calon dokter dan dokter spesialis serta menjadi lahan praktek dari Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan baik di wilayah Prop. DIY maupun dari luar Propinsi DIY bahkan ada dari luar negeri.
RS Dr. Sardjito Sebagai RS Rujukan RS Dr. Sardjito merupakan rujukan tertinggi untuk daerah DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan. Rujukan yang diberikan adalah rujukan pelayanan medis, rujukan pengetahuan maupun ketrampilan medis dan non medis. Dengan didukung oleh tenaga medis yang berkualitas serta tersedianya peralatan yang canggih dengan penanganan medis yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran, maka RS Dr. Sardjito akan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan rujuan yang prima.
Dalam kegiatan rujukan ini RS Dr. Sardjito berifat pro aktif mengikuti perkembangan dan menjalin hubungan kerja dengan rumah sakti di DIY, luar DIY maupun luar negeri dan juga dengan FK UGM maupun instansi pelayanan kesehatan dan pendidikan dalam dan luar negeri.
RS Dr. Sardjito Sebagai RS Swadana dan PNBP Dalam kurun waktu 20 tahun, status RS Dr. Sardjito mengalami 4 kali perubahan pada tahun 1982 -1993/1994 berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT). Tahun 1993/1994 – 1997/1998 RS Dr. Sardjito berstatus Unit Swadana dan pada tahun 1997/1998 – 2002 status menjadi Unit/ Instansi PNBP (Pendapatan Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 15 of 100
Negara Bukan Pajak). Dalam ketiga status tadi terdapat perbedaan dalam penerimaan maupun pembiayaan rumah sakit. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2005 RS Dr. Sardjito berstatus Perusahan Jawatan/ Perjan.
RS Dr. Sardjito Sebagai RS Perjan Sebagaimana diketahui dengan Keputusan Menteri KesehatanNomor 1131/ Menkes/ SK/ XII/ 1993 RSUP Dr. Sardjito ditetapkan sebagai rumah sakit unit swadana. Namun dengan berlakunya Undang-Undang No. 20 tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), praktis rumah sakit sebagai unit swadana menjadi gugur atau batal. Perkembangan selanjutnya RSUP Dr. Sardjitobersama 12 rumah sakit rumah sakit vertical melalui Peraturan Pemerintah No. 121 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 yang ditandatangani Presiden Abdurrahman Wahid RSUP Dr. Sardjito resmi menjadi Perusahaan Jawatan, yang selanjutnya penulisan rumah sakit menjadi RUMAH SAKIT (RS) DR. SARDJITO. Dalam statusnya sebagai unit mandiri atau PERJAN ini, diharapkan otonomi yang luas dalam pengelolaan sumberdaya akan lebih nyata. Hal ini akan mendorong dan menciptakan fleksibilitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya sekaligus pengeluaran yang efektif, ekonomis dan produktif serta mensosialisasikan pelayanan prima.
RS Dr. Sardjito Sebagai RS PendidikanTipe A Meskipun RS Dr. Sardjito mengalami berbagai macam perubahan status, tidak mempengaruhi kinerja RS Dr. Sardjito dalam mengemban misi dan visi nyabahkan
penyelenggaraan
pelayanandan
SDM
yang
dimiliki
semakin
berkualitas, hal ini dapat dibuktikan dengan turunnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1174/MENKES/SK/2204 pada tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan Kelas RS Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai RS Umum Kelas A yang merupakan rujukan untuk daerah Propinsi DIY dan Jawa Tengah Bagian Selatan.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 16 of 100
RS Dr. Sardjito Sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Perkembangan status RS Dr. Sardjito masih terus berjalan seiring waktu dengan berakhirnya status PERJAN. Sejak ditetapkannya PP RI No. 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) maka RS Dr. Sardjito termasuk salah satu dari 13 rumah sakit status perjan yang berubah menjadi BLU.
B. Visi dan Misi Menjadi salah satu Rumah Sakit unggulan dalam bidang Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian di Asia Tenggara di tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian; 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau masyarakat, 2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, 3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEKDOKKES yang berwawasan global, 4. Meningkatkan kesejahteran karyawan, dan 5. Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian RS C. Struktur Organisasi Direksi : Direktur Utama
Direktur Medik & Keperawatan
Dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp. A
Dr. Sutanto Maduseno, Sp. PD., KGEH
Direktur Keuangan
Direktur Umum & Operasional
Dr. Stephani M. Nainggolan, M.Kes
Dr. Rochman Arif, M.Kes
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 17 of 100
Direktur SDM & Pendidikan Dr. Herry Budhi Waluya, MMR
D. Layanan & Fasilitas RS Pendidikan Klas A RS Rujukan DIY dan Jawa Tengah Selatan 23 SMF (Staf Medis Fungsional) 29 Instalasi Jumlah tempat tidur: 750 tempat tidur VVIP
: 2 TT
VIP
: 93 TT
Klas Utama
: 48 TT
Klas I
: 88 TT
Klas II
: 244 TT
Klas III
: 275 TT
JAM PELAYANAN RSUP Dr. Sardjito:
Jam Kerja RSUP Dr. Sardjito Menerapkan Pola Lima Hari Kerja. - Hari Senin sampai Kamis Pukul 7.30 WIB s.d 15.45 WIB - Hari Jum'at Pukul 7.30 WIB s.d 15.30 WIB
PendaftaranPoliklinik: (5 Hari Kerja)
Senin-Kamis : 07.30 - 14.00 WIB Jumat
: 07.30 - 14.00 WIB
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 18 of 100
JAM BESUK Pagi: 10.00 - 12.00 WIB Sore: 17.00 - 18.30 WIB Fasilitas lainnya
- Pathologi Klinik
- Urine Rutin
- PelayananAmbulan
- Gamma
- Albumin
- Radiologi
- Trglyceride
- Alkali Fosfatase
- Thorax
- CulturDarah
- AsamUratDarah
- Kepala
- SensitifitasTes
- AsamUratRutin
- Cervical
- K, Na, Cl (AVL)
- Bilirubin Direct
- Abdomen
- DarahRutin
- Bilirubin Total
- Thoracal
- Analisa Gas Darah
- Calcium
- Lumbal
- CPK
- Colesterol
- Mammografi
- Anti HBC
- Creatinin
- Appendicogram
- Anti HBS
- GulaDarah 2 jam pp
- Oesophagogafi
- HBS Ag
- GulaDarahPuasa
- Bone Survey
- ASTO
- HDL-LDL
- OPG
- Cholinesterase
- LDH
- USG
- AFP
- Protein Total
- BNO IVP
- CEA
- SGOT
- Colon Inloop
- CKMB
- SGPT
- Cystografi
- CMV
- Urea
- Urethrografi
- Free T4
RehabilitasiMedik
- HSG
- HIV
- OMD
- HSV
- Sialografi
- Ig G
- Fistulografi
- Rubella
- Arthografi
- T3
- Head CT Scan
- T4
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Fisiotherapi
Okupasitherapi
Terapiwicara
Page 19 of 100
- Whole Body CT Scan
- H TsH
- MyelografiLumbal
- ToxoIg G
Psikologi
-ToxoIg M - Widal
OrtotikProstetik
Tabel no 1 Fasilitas pelayanan rumah sakit dr. Sardjito Yogyakarta
E. Penghargaan ”RS Sardjito raih penghargaan PSBH” RS Dr. Sardjito menjadi rumah sakit kedua di dunia yang meraih penghargaan untuk problem solving for better hospitals. Penghargaan yang diberikanThe Dreyfus Health Foundation dari Amerika Serikat, Kamis (29/3). Hal itu didasarkan penilaian rumah sakit tersebut mampu meningkatkan mutu pelayanannya. Menurut pendiri Problem Solving for Better Hospitals, Barry Smith, melalui perwakilan di Indonesia Charles Dean Conrad mengatakan RS Sardjito telah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan denganbaik. (Hr. Kompas 30/3/07) TONGGAK PRESTASI RSUP DR. SARDJITO •
Penghargaan Citra Pelayanan Prima olehPresiden RI
•
OperasiKembar Siam (11 Februari 2004)
•
Penghargaan Pembina Tim Klinis Tk. Nasional: Tim Infertilitas
•
Peresmian Pusat Jantung Tertier
•
Peningkatan Pelayanan Stroke
•
Inovasi Sistem Pengadaan Barang & Jasa
•
Inovasi Sistem Keuangan (One Day Cash & By Name)
•
Terakreditasi 16 Pelayanan
•
Penghargaan Konvensi PSBH Tingkat Nasional
•
Penghargaan sbg Pengelola Limbah/ Sanitasiter baik DIY
•
Peningkatan Predikat RS Tipe A Pendidikan (18 Okt 2004
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 20 of 100
III. Deskripsi Singkat Rona Lingkungan
Rumah sakit dr. Sardjito terletak di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah sakit dr. Sardjito merupakan rumah sakit terbesar Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan terletak di pinggir sungai Code yang merupakan sungai yang mengalir dari Gunung Merapi.
RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI melalui
Dir.Jen.Yan.Med.
Tugas
utamanya
adalah
melakukan
pelayanan
kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.
Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/ Men.Kes/ SKB/ X/ 81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan penggabungan RS UGM ke dalam
RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan
fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait. Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh Presiden RI Soeharto. Jumlah tempat tidur: 750 tempat tidur yaitu VVIP: 2 TT, VIP: 93 TT, Klas Utama: 48 TT, Klas I: 88 TT, Klas II: 244 TT, Klas III: 275 TT.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 21 of 100
IV. Pengendalian Pencemaran Air
A. Pengantar Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
kepada
masyarakat
menghasilkan air limbah yang berasal dari aktifitas kegiatannya, diantaranya yaitu dari aktifitas rawat inap, dapur, laundry dan fasilitas lainnya.
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.
Ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan yang berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pencegahan dan penanggulangan pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan
kesehatan
kepada
masyarakat.
Upaya
perbaikan
kesehatan
masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan limbahnya), yaitu:
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 22 of 100
1. Pemrakarsa atau penanggung jawab rumah sakit 2. Pengguna jasa pelayanan rumah sakit. 3. Para ahli, pakar dan lembaga yang dapat memberikan saran-saran. 4. Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana dan fasilitas yang diperlukan.
Upaya pengelolaan limbah rumah sakit telah dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat lunaknya yang berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit. Di samping itu secara bertahap dan berkesinambungan Departemen Kesehatan mengupayakan instalasi pengelolaan limbah rumah sakit. Sehingga sampai saat ini sebagian rumah sakit pemerintah telah dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan limbah, meskipun perlu untuk disempurnakan.
B. Kriteria Audit UU No. 32/ 2009 Pasal 2 (1) dan Ps. 73. Tentang dokumen lingkungan PP 27/2012 Tentang dokumen lingkungan Kepmen LH No. 111/2003 Tentang IPAL UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b Tentang izin pembuangan limbah cair Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal7 Tentang Persyaratan Teknis IPAL Kepmen LH No. 45 Tahun 2005 Tentang penyampaian laporan Pelaksanaan RKL RPL
C. Temuan Audit Temuan; Menurut UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b Tentang izin pembuangan limbah cair Rumah sakit dr. Sardhito sudah memiliki Izin pembuangan
Limbah
Cair
sementara
No.
660/315
oleh
Kantor
Lingkungan Hidup (KLH) Sleman tgl 13 Mei 2013. Namun ijin sementara
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 23 of 100
tersebut setiap 3 bulan sekali harus diperpanjang, karena parameter ammonia & phospat masih melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
Foto no 1 Izin sementara pembuangan limbah cair RS. Sardjito
Kategori temuan; tidak taat. Rekomendasi; Rumah sakit dr. Sardjito agar mengurus izin IPLC permanent kepada mengurus IPLC ke Bupati. Temuan; menurut Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7 Tentang Persyaratan Teknis IPAL. Terjadi kebocoran air dari bak penampung I uji biologi karena adanya retakan pada bagian pojok dekat pipa inlet dan pada pipa saluran dari sand filter tank.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 24 of 100
Foto no 2 kebocoran air dari bak penampung I uji
Kategori temuan; tidak taat Rekomendasi; Segera melakukan perbaikan retakan untuk memastikan tidak ada kebocoran air dari bak penampung I uji biologi. Untuk pipa saluran dari sand filter tank dlm jangka pendek mengganti pipa PVC pada segmen yg mengalami kebocoran dan dlm jangka panjang mengganti seluruh pipa PVC dengan pipa. Temuan; Bak kontrol dari laundry tidak ada penutupnya terdapat potensi sebagai sumber bau dan masuknya air hujan ke dalam saluran limbah.
Foto no 3 Saluran bak control tidak dilengkapi penutup untuk keselamatan
Kategori temuan; Observasi. Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 25 of 100
Rekomendasi; Segera memasang penutup pada bak kontrol. Temuan; menurut SK Gub DIY No 65 Tahun 1999 Limbah cair yang dibuang pada lingkungan ada yang tidak memenuhi Baku Mutu. Limbah
Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Prov DIY sesuai SK Gub DIY No 65 Tahun 1999 yang dipersyaratkan yaitu phospat (>0, 1 mg/l) pada bulan Agustus, September 2012 dan ammonia (>2 mg/l) pada bulan Agustus, Septermber, Oktober, November 2012.
Foto no 4 Laporan pemantauan limbah cair RS. Dr. Sardjito Yogyakarta
Kategori temuan; Tidak taat. Rekomendasi; Mengevaluasi sistem IPAL saat ini dengan cara: memonitor debit & kualitas air inlet utk parameter phospat & ammonia; menetapkan prosedur berapa lama retention time di bak lumpur aktif; memastikan volume lumpur aktif selalu mencukupi. Membuat & melaksanakan SOP pemakaian lumpur aktif.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 26 of 100
V. Pengendalian Pencemaran Udara
A. Pengantar Pengendalian pencemaran udara berasal dari aktifitas pembangkit listrik yang biasanya digunakan oleh rumah sakit sebagai tenaga cadangan, manakala suplai listrik dari PT. PLN persero terkendari. Dan juga berasal dari kegiatan menghasilkan air panas yaitu berupa boiler.
Untuk kualitas udara ambient RS. Sardjito melakukan pada 5 titik sampling yaitu: 1) Dekat boiler; 2) Depan Instalasi gawat darurat; 3) Dekat genset; 4) OK I lantai 4 dan 5) OK I lantai 5. RS. Sardjito memiliki 2 sumber emisi dari cerobong boiler. masing-masing mempunyai kapasitas 2,5 ton/ hari dan 0,5 ton/meter. Boiler ini menghasil uang panas dan air panas yang dialirkan kefasilitas binatu dan kamar-kamar rawat inap. Rumah sakit memiliki 4 sumber emisi tidak bergerak lainnya yaitu untuk generator pembangkit tenaga listrik cadangan, masing-masing mempunyai kapasitas 200 KVA, 501 KVA, 949 KVA dan 1000 KVA.
Rumah sakit dr. Sardjito memiliki satu unit incinerator yang berkapasitas 300-400 kg/ hari untuk memusnahkan limbah B3 klinis. Sejak 2009 incinerator ini tidak difungsikan lagi karena belum mendapatkan izin pengoperasian incinerator dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Pengukuran kualitas udara ambient dan emisi gas buang untuk boiler dan genset dilakukan oleh laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Yogyakarta. Pelaksanaan pemantaun sudah dilakukan secara berkala 1 kali dalam 6 bulan dan dilaporkan kepada instansi terkait.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 27 of 100
B. Kriteria Audit Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 Tentang Penaatan Baku Mutu Udara Ambient Pasal 26 Ayat 1 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan SOP pengendalian pencemaran udara Pasal 29Ayat 2 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan personal pengendalian pencemaran udara Lampiran 4 Permen LH 07 Tahun 2007 Tentang Baku sumber emisi tidak bergerak jenis boiler Kepda 205 Tahun 1996 Tentang persyaratan teknis cerobong gas buang Lampiran I A Permen LH 13 Tahun 2009 Tentang sumber emisi sumber tidak bergerak
C. Temuan Audit Temuan; Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 Tentang Penaatan Baku Mutu Udara Ambient. RS. Sardjito sudah melakukan pemantauan udara ambient pada 5 titik sampling yaitu: 1) Dekat boiler; 2) Depan Instalasi gawat darurat; 3) Dekat genset; 4)OK I lantai 4 dan 5) OK I lantai 5. Dari hasil audit ditemukan parameter fisika udara ambient melewati baku mutu untuk parameter suhu (>30oC), kelembaban (>60 %) dan Kebisingan (>45 DB).
Peraturan rujukan untuk udara ambient hanya merujuk kepada kualitas lingkungan rumah sakit Permen Kes no 1204 tahun 2004.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 28 of 100
Foto no 5 Hasil pemantauan kualitar udara ambient RS. Dr. Sardjito Yogyakarta
Kategori temuan; Tidak taat. Rekomendasi; Pengukuran udara ambient berikutnya perlu mengacu kepada Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 sebagai acuan udara ambient. Temuan; menurut lampiran 4 Permen LH 07 Tahun 2007 Tentang Baku sumber emisi tidak bergerak jenis boiler. Dari 2 cerobong sumber emisi pada semester 1 tahun 2012 hanya dilakukan pengukuran emisi 1 cerobong boiler.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 29 of 100
Foto no 6 Hasil pemantauan emisi gas buang RS dr. Sardjito Yogyakarta
Kategory temuan; tidak taat. Rekomendasi; agar pemantauan dan pelaporan emisi gas buang sumber tidak bergerak (boiler).
Temuan; Kepda 205 Tahun 1996 Tentang persyaratan teknis cerobong gas buang. RS Sardjito memiliki tinggi cerebong belum memenuhi 2-2,5 x dari tinggi bangunan tertinggi di sekitarnya. Kategori temuan; tidak taat. Rekomendasi; Disarankan agar meninggikan cerobong sesuai dengan Kepda 205 tahun 1996 dan pertimbangan teknis lain.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 30 of 100
Foto no 7 Cerobong Emisi Boiler RS. Dr. Sardjito Yogyakarta
Temuan; RS Sardjito belum mengetahui kecepatan aliran cerobong lebih besar dari 20 m/det. Kategori temuan; Observasi. Rekomendasi; Dalam pemantauan emisi ceborong agar dimintakan kepada lab untuk mengukur laju alir 20 m/dtk.
Foto no 8 Hasil pengukuran emisi gas buang boiler RS. Dr. Sardjito Yogyakarta
Temuan; RS. Sardjito memiliki satu genset tambahan yang belum memiliki lubang sampling dan belum dilakukan pemantauan emisi. Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 31 of 100
Rekomendasi; Perlu dibuat lubang sampling emisi sesuai dengan Kepdal 205 tahun 1996 dan melakukan pemantauan emisi. Kategori temuan; Tidak taat.
Foto no 9 Generator listrik yang belum memiliki lubang sampling
Temuan; Lampiran I A Permen LH 13 Tahun 2009 Tentang sumber emisi sumber tidak bergerak. Hasil pemantauan sudah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan dalam per PerMen Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2009. Namun di dalam laporan semester 1 tahun tahun 2012 tidak menyebutkan kapasitas dan identitas genset.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 32 of 100
Foto no 10 Hasil pemantauan emis gas buang sumber tidak bergerak
Rekomendasi; Laporan pencemaran udara perlu diperbaiki dan diperinci dengan kapasitas dan identitas genset. Kategori temuan; Observasi.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 33 of 100
VI. Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
A. Pengantar Meningkatnya penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada berbagai kegiatan antara lain kegiatan perindustrian, kesehatan, maupun kegiatan rumah tangga dapat dipastikan akan menghasilkan limbah B3. Limbah tersebut akan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia bila tidak dikelola dengan benar. Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya (PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun). Sedangkan definisi menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan. Dari kata sifat dan kosentrasinya sudah dapat kita simpulkan bahwa bahan berbahaya dan beracun merupakan bahan kimia, baik bahan kimia organik maupun anorganik. Rumah sakit dr. Sardjito sebagai fasilitas kesehatan milik pemerintah tentu saja banyak menggunakan material B3 untuk operational. Untuk memastikan penggunaan, penyimpanan dan pembuangan sisa hasil kegiatan B3 perlu dilakukan audit terhadap penggunaan material B3 ini.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 34 of 100
B. Kriteria Audit 1. PP 74 tahun 1999 tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun 2. keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983 3. SK Menprind No. 148/M/SK/4/1985 4. Kep Menaker No. 187/1999
C. Temuan Audit 1. PP 74 tahun 1999 tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun 2. keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983 3. SK Menprind No. 148/M/SK/4/1985 4. Kep Menaker No. 187/1999 a.
Pada kegiatan rumah sakit terdapat beberapa isntalasi yang menggunakan
bahan-bahan
tergolong
B3,
diantaranya
laboratorium, laundry, dan fasilitas IPAL. b.
Instalasi laboratorium RSUP Dr. Sarjito sejak tahun 2009 telah melakukan modernisasi teknologi analisa di laboratorium dengan pola kerjasama operasi (KSO). Perubahan teknologi ini, dari manual menjadi otomatis, berkontribusi terhadap penggunaan bahan kimia yang jauh lebih hemat di instalasi laboratorium. Saat ini, reagen yang digunakan sudah diformulasi dalam bentuk sediaan (kit) oleh pabrikan. Stok reagen juga terjaga dalam jumlah sesuai kebutuhan laboratorium selama satu minggu hingga tidak ada penumpukan stok yang berlebihan.
c.
Penggunaan bahan kimia umum, seperti methanol, juga semakin hemat dan instalasi hanya menyediakan stok sesuai kebutuhan per minggu. Oleh sebab itu tidak ada penanganan khusus di laboratorium, karena stok dimintakan dari gudang bahan kimia.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 35 of 100
d.
Pada instalasi laundry mengolah rata-rata 2 ton cucian kering per hari yang membutuhkan deterjen sebanyak 450 ml/kg kering cucian. Bahan kimia yang digunakan tidak termasuk B3 yang dilarang atau yang terbatas dipergunakan. Diantaranya Launtex & Avenger
(deterjen),
Softy (fragrance),
Senty, dan Ozonia
(bleaching). Instalasi laboratorium dan laundry di RSUP Dr. Sarjito tidak mengelola B3 yang diatur dalam lingkup PP 74/2001. e.
Akan tetapi, auditor belum mendapatkan kesempatan berkunjung ke instalasi gudang untuk melihat penyimpanan B3 untuk memastikan bahwa RSUP Sarjito telah menaati ketentuan dalam PP 74/2001 pasal 12, 14, 15, 16, 17, & 18.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 36 of 100
VII. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
A. Pengantar Permasalahan limbah B3 dalam konteks lingkungan hidup di Indonesia menjadi focus Kementrian Negara Lingkungan Hidup saat ini. Berbagai aktivitas industry telah menimbulkan lahan terkontaminasi oleh limbah B3. Kejadian tersebut antara lain disebabkan oleh adamya pembuangan limbah B3 ke lingkungan walaupun sesungguhnya peraturan Perundangan telah mengatur larangan membuang limbah B3 ke lingkungan. Beban biaya yang tinggi untuk mengolah limbah B3 sering menjadi alasan membuang limbah B3 ke lingkungan tanpa diolah terkebih dahulu. Banyak industri yang tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori limbah B3, sehingga dengan mudah limbah dibuang ke sistem perairan tanpa adanya pengolahan. Pada hakekatnya, pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan (konsentrat) belum tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3 (termasuk yang masih bersifat potensial) perlu dikelola antara lain melalui pengolahan limbah B3. Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan oemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 37 of 100
fungsinya kembali. Dalam UU No. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, terminologi pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan limbahnya).
B. Kriteria Audit i.
PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3
ii.
PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3pasal 40 ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara perijinan
iii.
Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan Pengelolaan LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis penyimpan dan pengumpul limbahB3
iv.
PP 18 1999 Pasal 11 ayat 2 Tentang penyampaian laporan neraca limbah B3
v.
Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang pengelolaan limbah B3 dengan incinerator
vi.
PP 18 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3 Ps. 40 ayat 1 huruf a terkait perizinan incinerator
vii.
Lampiran Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang persyaratan teknis incinerator
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 38 of 100
C. Temuan Audit i.
Temuan; PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3pasal 40 ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara perijinan. RSUP Dr Sarjito telah memiliki Surat Keterangan nomor 660/316 tanggal 13 Mei 2013 tentang Kelayakan Teknis
Tempat Penyimpanan Sementara
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang diberikan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sleman. Perusahaan belum dapat menunjukkan salah satu persyaratan pengelolaan limbah B3 sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 59 ayat 4 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Pasal 40 ayat 1 (a) PP 18/1999 jo. PP 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; dan Pasal 3 ayat 2 Permen LH 18/2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Rekomendasi; Agar RSUP Dr. Sarjito segera berkoordinasi dengan Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sleman untuk perizinan penyimpanan sementara limbah B3 rumah sakit. Kategori temuan; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3. Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 39 of 100
Foto no 11 Kelayakan Teknis Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
ii.
Temuan; Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan Pengelolaan LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis penyimpan dan pengumpul limbah B3;
1.
Bagian luar bangunan telah diberi papan nama yang menyatakan bahwa bangunan tersebut adalah TPS LB3 beserta koordinat lokasi nya. RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3. Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 40 of 100
Foto no 12 Persyaratan teknis tempat penyimpanan limbah B3
2.
Belum seluruh simbol yang mewakili karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3 ditempel pada bagian luar bangunan TPS LB3 RSUP Dr. Sarjito. Hanya ditemukan 2 (dua) jenis simbol yang ada, yaitu simbol limbah infeksius dan limbah campuran pada bagian luar. Blok segilima pada kedua simbol telah pudar hingga warnanya menjadi kuning yang seharusnya berwarna merah. Pemasangan simbol limbah campuran pada bagian luar bangunan kurang tepat karena tidak terdapat limbah B3 dengan klasifikasi campuran antara beberapa jenis limbah dalam satu wadah/ kemasan. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3. Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 41 of 100
Foto no 13 Simbol limbah B3 yang sudah memudar di TPS Limbah B3
3.
Lantai TPS LB3 RS Sarjito sudah dibuat kedap air, namun pada ruang limbah B3 non infeksius belum memiliki saluran dan bak untuk menampung apabila ada tumpahan limbah B3 fasa cair, khususnya untuk oli bekas. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3. Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 42 of 100
Foto no 14 TPS limbah B3 non infeksius belum memiliki saluran dan bak untuk menampung
4.
Bentuk, ukuran, dan jenis bahan kemasan limbah B3 non infeksius yang digunakan belum sepenuhnya cocok dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan. Sehingga tidak mampu menjamin keamanan limbah yang disimpan agar tidak tercecer keluar dari kemasan.
Kemasan kantong
plastik, karung plastik, dan ember menyulitkan housekeeping sehingga blok penyimpanan terlihat berantakan. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3. Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 43 of 100
limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Foto no 15 Bentuk, ukuran, dan jenis bahan kemasan limbah B3 non infeksius yang digunakan belum sepenuhnya cocok dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan
5.
Kemasan limbah B3 non infeksius sebagian besar belum dilengkapi dengan simbol & label limbah B3, terutama untuk limbah B3 yang dikemas dalam kantong plastik, karung plastik, dan ember. Akan tetapi, untuk menandakan karakteristik LB3 yang ditempatkan pada suatu blok maka dinding blok penyimpanan ditempel simbol LB3 tertentu. Sedangkan untuk limbah B3 infeksius ada beberapa sanitary bin yang simbol dan labelnya sudah rusak. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 44 of 100
Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Foto no 16 Kemasan limbah B3 non infeksius sebagian besar belum dilengkapi dengan simbol & label limbah B3
6.
Penempatan limbah B3 non infeksius masih bercampur dan tidak sesuai dengan alokasi blok untuk masing-masing jenis, serta banyak penempatan limbah non LB3 dalam TPS LB3, seperti bekas kursi, pecahan kaca, dan limbah padat lainnya. Bercampurnya limbah non LB3 membuat tata penyimpanan menjadi tidak teratur karena kapasitas TPS LB3 tidak mencukupi untuk menampung semua limbah rumah sakit. Masih dijumpai limbah padatnon B3 pada blok limbah B3 cair. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 45 of 100
Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Foto no 17 Penempatan limbah B3 non infeksius masih bercampur dan tidak sesuai dengan alokasi blok untuk masing-masing jenis
7.
kondisi drum kemasan limbah B3 cair (oli bekas) terlihat berkarat dan berpotensi kebocoran. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3. Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 46 of 100
Foto no 18 kondisi drum kemasan limbah B3 cair (oli bekas) terlihat berkarat dan berpotensi kebocoran
8.
Kebersihan / housekeeping di TPS LB3 RS Sarjito belum terkelola dengan baik. Penyimpanan LB3 masih bercampur dengan limbah non B3 dalam ruang limbah non infeksius. Penggunaan kemasan yang tidak cocok dengan jenis limbah menyulitkan penanganan penyimpanan limbah sehingga kondisi ruangan menjadi berantakan yang di tambah dengan penyimpanan limbah non LB3 sepanjang gang antar blok. Selain itu, masih dijumpai limbah B3 berada di luar TPS LB3 karena ruang LB3 non infeksius terkunci. Kategori; tidak taat. Rekomendasi; RS dr. Sardjito perlu meningkatkan kebersihan dan housekeeping khususnya diarea TPS limbah B3.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 47 of 100
Foto no 19 Kebersihan / housekeeping di TPS LB3 RS Sarjito belum terkelola dengan baik
iii.
Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang pengelolaan limbah B3 dengan incinerator. Rumah sakit dr. Sardjito memiliki satu unit incinerator yang berkapasitas 300-400 kg/ hari untuk memusnahkan limbah B3 klinis. Sejak 2009 incinerator ini tidak difungsikan lagi karena belum mendapatkan izin pengoperasian incinerator dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 48 of 100
VIII. Kesimpulan Dan Rekomendasi
A.
Kesimpulan
Rumah sakit RS. Dr. Sardjito merupakan rumah sakit terbesar yang berada di Propinsi daerah istimewa Yogyakarta. Sebagai fasilitas untuk melayani kesehatan RS
dr.
Sardjito
mempunyai
dampak
samping
yang
bisa
menimbulkan
pencemaran bagi lingkungan. Sebagai penanggungjawab kegiatan tentu saja rumah sakit ini berkewajiban untuk meminimalisir segala jenis kegiatan memiliki Nampak sekecil-kecilnya terhadap lingkungan. Dari kegiatan rumah sakit ada 3 sumber pokok potensi pencemaran yang bisa dihasilkan oleh rumah sakit; 1. Pengelolaan limbah cair; 2. Pengelolaan pencemaran udara; 3. Pengelolaan limbah b3. Dalam pelaksanan audit lingkungan, tim yang merupakan peserta pelatihan auditor lingkungan di Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gajah Mada Yogyakarta telah menyelesaikan satu hari kegiatan audit. Meliputi pengelolaan terhadap potensi pencemar seperti yang disebutkan diawal. Rumah sakit dr. Sardjito telah melakukan pengelolan dampak negative dari kegiatan yaitu pengelolaan limbah cair; dengan melengkapi persyaratan seperti yang disebutkan dalam peraturan pembungan limbah cair, baik persyaratan teknis, perizinan dan pelaporan ke instansi terkait. Pengelolaan pencemaran udara sudah dilakukan dengan pemantauan sumber emisi dan kualitas udara ambien. Persyaratan teknis, perizinan dan pelaporan sudah dilaksanakan sebagai bagiand ari penaaatan terhadap peraturan yang berlaku. Limbah B3 sudah dikelola dengan baik dengan menempatkan di tempat penampungan sementara dan telah ditempatkan sesuai aturan penyimpanan. Tempat penyimpanan pun sudah disiapkan sesuai dengan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan. Secara keseluruhan rumah sakit dr. sardjito sudah melakukan pengelolaan lingkungan rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 49 of 100
berlaku. Temuan-temuan laporan, hal teknis dan perizinan perlu ditindak lanjuti sebagai ketaatan dalam pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan peraturan. Dengan memenuhinya berarti rumah sakit sudah mempunyai itikad baik dalam pengelolaan lingkungan secara efektif dan efisien.
B. Dari
Rekomendasi temuan-temuan
yang
sudah
dipaparkan
dalam
BAB
Pengendalian
pencemaran air, Pengendalian Pencemaran Udara dan Pengelolaan limbah B3. Masing-masing
perlu
ditindaklanjuti
agar
pengelolaan
lingkungan
yang
diterapkan oleh rumah sakit dr. Sardjito semakin baik dan taat terhadap peraturan lingkungan tentang rumah sakit. Dari temuan tersebut sudah dikategorikan dan diberikan waktu untuk melakukan perbaikan dari temuantemuan yang dipaparkan dalam BAB sebelumnya.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 50 of 100
Lampiran-Lampiran 1.
Check list lapangan pengendalian pencemaran air
2.
Check list lapangan pengendalian pencemaran udara
3.
Check list lapangan pengelolaan limbah B3
4.
Checklist lapangan pengelolaan bahan B3
5.
Temuan audit lingkungan pengendalian pencemaran air
6.
Temuan audit lingkungan pengendalian pencemaran udara
7.
Temuan audit lingkungan pengelolaan limbah B3
8.
Temuan audit lingkungan pengelolaan bahan B3
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 51 of 100
Check List Audit Limbah Cair RSUD.Dr.Sardjito Nama Auditor : Nama Auditi
:
Tanggal Audit : Arahan Auditor/ No.
Rujukan/Refference
• 1.
UU No. 32/2009. Pasal 2 (1) dan Ps. 73.
•
PP 27/2012
2.
•
Kepmen LH No. 111/2003
3.
• •
UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b
• 4.
Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7
Kewajiban/Larangan/Persyaratan
Ya
Tidak
Verifikasi/Observasi/ Pemeriksa
Apakah RS sudah memiliki Dokumen Lingkungan ?
Verifikasi
Apakah RS telah memiliki IPAL ?
Verifikasi
Apakah telah RS memiliki Izin pembuangan Limbah Cair ?
Verifikasi
a. Apakah limbah cair yang dibuang pada lingkungan memenuhi Baku Mutu yang dipersyaratkan ? b. Apakah saluran limbah cair dibuat kedap air ? c. Apakah terdapat alat ukur debit limbah cair dan bagaimana cara pengukurannya ? d. Apakah melakukan pengenceran limbah cair ? e. Apakah melakukan pemeriksaan kualitas air secara rutin atau berkala ? f. Apakah saluran Limbah Cair terpisah dengan saluran air hujan? g. Apakah melakukan pencatatan produksi limbah cair (volume) setiap hari/bulan ? h. Apakah menyampaikan pelaporan tentang debit harian, kadar parameter baku mutu, produksi bulanan minimal 1 kali 3 bulan ?
a.
Verifikasi
b. c.
Observasi Observasi
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
d. Observasi e. Verifikasi f. Observasi g. Verifikasi h. Verifikasi
Keterangan
Page 52 of 100
CHEKLIST Audit Pencemaran Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito
No
Rujukan/Referensi
Kewajiban/Larangan/Persyaratan Apakahtelahmemilikiijin boiler (Sertifikasi )
C.
SumberTidakBergerak ( Genset , Pembangkit Termal berbahanbakar Solar )
1
Lampiran I A Permen LH 13 Tahun 2009
2
Kepda 205 Tahun 1996
Ya
Tidak
Arahan Verifikasiijin
Apakah parameter yang dipantausesuaidengan yang dipersyaratkan (Partikulat, SO2, NO2, Opasitas)
Verifikasilaporan
Apakah hasil pemantauanmemenuhi bakumutu yang dipersyaratkan
Verifikasilaporan
Apakahpemantauandilakukansetiap 6 bulansekali
Verifikasilaporan
Apakah tinggicerebong 2x daritinggibangunantertinggi di sekitar
Observasi Lapangan
Apakahkecepatanalirancerobonglebihbesardari 20 m/det
Observasi Laporan
Apakah diameter cerobonglebihkecildari 5 feet dantinggikurangdari 200 feet
Observasi Laporan
Apakah sudah dilengkapi tangga safety standar
Observasi Laporan
Apakah daya 270 kVA dan operasional 1000 jam
Observasi Laporan
Apakahtelahmemilikiijin Genset (Sertifikasi )
Verifikasiijin
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Keterangan
Page 53 of 100
CHECK LIST AUDIT LIMBAH B3 LOKASI
: TPS 1
TGL AUDIT
:
TIM AUDIT
:
NO
RUJUKAN / REFERENSI
KEWAJIBAN / LARANGAN/ PERSYARATAN
YA
TIDAK
ARAHAN Observasi TPS LB3
1
2
3
PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3
apakah sudah memiliki TPS LB 3
PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3pasal 40 ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara perijinan
apakah sudah memiliki izin TPS LB 3
Pemeriksaan izin TPS LB3 (No. Izin dan meminta dok. Dari perusahaan)
apakah ijin sudah kadaluwarsa
Pemeriksaan izin TPS LB3 (No. Izin dan meminta dok. Dari perusahaan)
Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan Pengelolaan LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 ttg tata cara dan persyaratan teknis penyimpan dan pengumpul limbahB3
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
BANGUNAN DAN PENYIMPANAN
KET
Page 54 of 100
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
apakah bagian luar bangunan diberi papan nama?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah bagian luar diberi simbol limbah B3 sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah limbah B3 terlindung dari hujan dan sinar matahari?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah bangunan mempunyai sistem ventilasi?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah bangunan memiliki saluran dan bak penampung tumpahan (jika menyimpan limbah B3 cair)?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah penyimpanan menggunakan sistem blok / sel
Observasi TPS LB3 (Foto)
Page 55 of 100
apakah masing-masing blok/sel dipisahkan gang/tanggul?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah kemasan/limbah limbah B3 diberi alas / pallet?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah tumpukan limbah B3 maksimal 3 lapis?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah limbah B3 disimpan sesuai dengan masa penyimpanan dalam izin?
Observasi TPS LB3 (Foto)
PENGEMASAN
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan bentuk limbah B3?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan
Observasi TPS LB3 (Foto)
Page 56 of 100
karakteristik limbah B3?
apakah pengemasan limbah B3 dilengkapi dengan simbol label limbah B3?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah penempatan limbah B3 disesuaikan dengan jenis dan karakteristik limbah B3?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah kondisi kemasan limbah B3 bebas karat?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak bocor?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak meluber?
Observasi TPS LB3 (Foto)
PENGEMASAN
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 57 of 100
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan bentuk limbah B3?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah B3?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah pengemasan limbah B3 dilengkapi dengan simbol label limbah B3?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah penempatan limbah B3 disesuaikan dengan jenis dan karakteristik limbah B3?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah kondisi kemasan limbah B3 bebas karat?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak bocor?
Observasi TPS LB3 (Foto)
Page 58 of 100
apakah kondisi kemasan limbah B3 tidak meluber?
Observasi TPS LB3 (Foto)
PEMANTAUAN adakah logbook/catatan untuk mencatat keluar masuk limbah limbah B3?
pemeriksaan dokumen
apakah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan yang tercatat di logbook/catatan?
pemeriksaan dokume dan observasi
PENGELOLAAN LANJUTAN apakah melakukan pengelolaan lanjutan terhadap limbah B3 yang disimpan? (diserahkan ke pihak ketiga/dimanfaatkan internal) Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
pemeriksaan & observasi
Page 59 of 100
LAIN-LAIN
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
tersediakah alat tanggap darurat yang mudah dijangkau?
Observasi TPS LB3 (Foto)
tersediakah fasilitas P3K yang mudah dijangkau?
Observasi TPS LB3 (Foto)
apakah memiliki SOP penyimpanan?
Pemeriksaan SOP
apakah memiliki SOP tanggap darurat?
Pemeriksaan SOP
tersediakah pagar, pintu darurat dan rute evakuasi? (sesuai dengan SOP penyimpanan dan tanggap darurat)
Observasi TPS LB3
apakah kebersihan / housekeeping terkelola dengan baik?
Observasi TPS LB3
Page 60 of 100
4
PP 18 1999 Pasal 11 ayat 2
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Apakah perusahaan sudah menyampaikan laporan neraca LB3 kepada Bupati & KLH setiap 6 bulan sekali
Verifikasi dokumen
Page 61 of 100
CHECK LIST AUDIT INCENERATOR LOKASI
:
TGL AUDIT
:
TIM AUDIT
:
NO
RUJUKAN / REFERENSI
KEWAJIBAN / LARANGAN/ PERSYARATAN
1.
Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C
Apakah RS melakukan pengolahan LB3 dengan incenerator?
2.
PP 18 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3 Ps. 40 ayat 1 huruf a
apakah sudah memiliki Ijin?
3.
Lampiran Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C
Apakah lokasi incenerator aman dari banjir?
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Apakah incenerator memiliki sistem keamanan memadai? (pagar,
YA
TIDAK
ARAHAN Observasi
Verifikasi dokumen
KET
Page 62 of 100
penjagaan, tanda bahaya, penerangan, tanda dilarang masuk) Apakah incenerator memiliki sistem pencegahan thd kebakaran? (sistem arde, tanda peringatan mudah terbakar, pendeteksi kebakaran, alat pemadam kebakaran dst) Apakah ada sistim tanggap darurat? (koordinator petugas, jaringan komunikasi, prosedur evakuasi, peralatan STD dst) Apakah ada sistem pengujian peralatan incinerator?
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 63 of 100
Temuan Audit Pengelolaan B3 dan Limbah B3 RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta Nama Auditor : Kelompok III Nama Auditi
: Bp. Budiharjo
Tanggal Audit : 17 Mei 2013
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori Temuan
Lokasi
Taat
Instalasi Pengolahan Air Limbah RS Sardjito berada di bagian belakang area RS di tepi sungai Code
Kesimpulan
Rekomendasi
RS telah memiliki IPAL
5.
Kepmen LH No. 111/2003
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Memastikan pengoperasian & maintenance secara rutin terhadap fasilitas IPAL
Prioritas
Waktu
Page 64 of 100
RS memiliki Izin pembuangan Limbah Cair No. 660/315 oleh Kantor LH Sleman tgl 13 Mei 2013. RS dapat menunjukkan ijin sementara setiap 3 bulan sekali harus diperpanjang, karena untuk parameter ammonia & phospat masih melebihi baku mutu
6.
UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b; PP 82/2001 PS 40
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Tidak taat
R. Administrasi RS Sardjito
RS. Sardjito belum izin IPLC permanent
Agar RS mengurus IPLC ke Bupati
1
3bulan
Page 65 of 100
Limbah cair yang dibuang pada lingkungan ada yang tidak memenuhi Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Prov DIY sesuai SK Gub DIY
SK Gub DIY No 65 Tahun 1999
No 65 Tahun 1999 yang dipersyaratkan yaitu phospat (>0,1 mg/l) pada bulan Agustus, September 2012 dan ammonia (>2 mg/l) pada bulan Agustus, Septermber, Oktober, November 2012
7.
8.
Tidak taat
Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7
Saluran limbah cair dibuat kedap air berupa saluran terbuat dari beton dan sistem perpipaan.
Taat
R. Administrasi RS Sardjito
Halaman R. Inap bag Selatan RS Sardjito Sump Pit Zona tengah RS Sardjito
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Baku mutuphospat (>0,1 mg/l) pada bulan Agustus, September 2012 dan ammonia (>2 mg/l) pada bulan Agustus, Septermber, Oktober, November 2012 belum memenuhi baku mutu
Mengevaluasi sistem IPAL saat ini dengan cara: memonitor debit & kualitas air inlet utk parameter phospat & ammonia; menetapkan prosedur berapa lama retention time di bak lumpur aktif; memastikan volume lumpur aktif selalu mencukupi. Membuat & melaksanakan SOP pemakaian lumpur aktif
Tetap melakukan pemeliharaan rutin
I
3 bulan
Page 66 of 100
Auditor menemukan bukti bahwa RS memiliki jarinan saluran limbah yg terbuat dari beton & pipa utk dialirkan ke bak kontrol sebelum dialirkan dan dipompa ke IPAL. Fasilitas IPAL di terdapat alat ukur debit di outlet titik pentaatan.
9.
Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Taat
IPAL RS Sardjito
Memastikan flow meter berfungsi baik. Untuk improvement, RS Sardjito perlu memasang flow meter pada bagian inlet IPAL mengingat adanya
Page 67 of 100
fluktuasi debit air di inlet.
Saluran outlet sudah dipasang flow meter yg berfungsi baik
Saluran inlet belum dilengkapi pengukur debit
10.
11.
Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7 Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7
RS tidak melakukan pengenceran limbah cair RS telah melakukan pemeriksaan kualitas air secara rutin atau berkala setiap bulan sekali
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Taat
Sistem plumbing & saluran IPAL
Taat
R.Administrasi RS Sardjito
Page 68 of 100
Saluran Limbah Cair terpisah dengan saluran air hujan.
Sump Pit Zona tengah RS Sardjito 12.
Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7
Taat
RS memiliki 5 sumur resapan diameter 0.6 m dengan dalam 8 m, dimana air hujan dialirkan ke sumur2 resapan ini.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Halaman di samping koridor walk way RS Sardjito bagian selatan
Untuk improvement agar RS Sardjito melakukan perhitungan potensi serapan air ke dalam sumur resapan utk aspek kriteria konservasi lingkungan hidup
Page 69 of 100
RS melakukan pencatatan produksi limbah cair (volume) setiap hari/bulan.
13.
Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7
Taat
IPAL RS Sardjito
Taat
R. Administrasi RS Sardjito
Logbook pemantauan harian IPAL RS telah menyampaikan pelaporan tentang debit harian, kadar parameter baku mutu, produksi bulanan minimal 1 kali 3 bulan.
14.
Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Untuk improvement agar RS Sardjito me
3
6 bulan
Page 70 of 100
Terjadi kebocoran air dari bak penampung I uji biologi karena adanya retakan pada bagian pojok dekat pipa inlet dan pada pipa saluran dari sand filter tank.
15.
16.
Kepmen LH No. 45 Tahun 2005 pasal 7 ayat 2
Kepmen LH No. 45 Tahun 2005 pasal 7 ayat 2
Permen 30 Tahun 2009 17. Tata Laksana Perijinan & Pengawasan
Segera melakukan perbaikan retakan untuk memastikan tidak ada kebocoran air dari bak penampung I uji biologi.
Tidak taat
Bak kontrol dari laundry tidak ada penutupnya terdapat potensi sebagai sumber bau dan masuknya air hujan ke dalam saluran limbah.
RS telah melakukan pengelolaan lanjutan terhadap limbah B3 yaitu menyerahkan limbah padat sludge ke pihak ketiga berijin (PT Arah Environmental Indonesia).
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Taat
IPAL RS Sardjito
Bak penampung IPLC ada yang bocor
Bak kontrol di belakang gedung laundry RS Sardjito
Observasi
IPAL RS Sardjito
Untuk pipa saluran dari sand filter tank dlm jangka pendek mengganti pipa PVC pada segmen yg mengalami kebocoran dan dlm jangka panjang mengganti seluruh pipa PVC dengan pipa besi.
Segera memasang penutup pada bak kontrol.
2
1 bulan
2
1 bulan
Page 71 of 100
Pengelolaan LB3
Sebelumnya dilakukan proses pengeringan dengan drying beds & filter press.
Temuan Audit Pengelolaan Pencemaran Udara RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta Lokasi
: Area Boiler & Genset
Auditee
: Yohana
Auditor
: Franklin Situmean; Yunan Helmi Kategori
No
Kriteria Audit
A 1.
Udara Ambien Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999
Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999
Temuan
RS Sardjito telah melakukan pemantauan udara ambient setiap 6 bulan sekali dan melaporkan di dalam laporan pelaksanaan RKL RPL setiap 6 bulannnya RS. Sardjito sudah melakukan pemantauan udara ambient pada 5 titik sampling yaitu: 1) Dekat boiler; 2)Depan Instalasi gawat darurat; 3) Dekat genset; 4)OK I lantai 4 dan 5) OK I lantai 5. Dari hasil
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Lokasi
Taat
RS. Sardjito
Tidak taat
1) Dekat boiler; 2)Depan Instalasi gawat darurat; 3) Dekat genset; 4)OK I lantai 4 dan 5) OK I lantai 5
Kesimpulan (Ringkasan dari temuan)
RS. Sardjito perlu menambah rujukan peraturan dalam pemantau kualitas udara
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Pengukuran udara ambient berikutnya perlu mengacu kepada Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 sebagai acuan udara
3
Waktu mengiku ti jadwal pemant auan (3 bulan)
Page 72 of 100
audit ditemukan parameter fisika udara ambient melewati baku mutu untuk parameter suhu (>30oC), kelembaban (>60 %) dan Kebisingan (>45 DB). Peraturan rujukan untuk udara ambient hanya merujuk kepada kualitas lingkungan rumah sakit Permen Kes no 1204 tahun 2004
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
ambien
ambient
Page 73 of 100
B 1
Sumber Tidak Bergerak (KetelUapberbahan bakar solar) Lampiran 4 RS Sardjito memiliki 2 Permen LH 07 sumber emisi dari Tahun 2007 cerobong boiler. masingmasing mempunyai kapasitas 2,5 ton/ hari dan 0,5 ton/meter. Untuk genset masing-masing kapasitas 200 KVA, 501 KVA, 949 KVA dan 1000 KVA.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
taat
Area boiler RS. Sardjito
Page 74 of 100
2
Dari 2 cerobong sumber emisi pada semester 1 tahun 2012 hanya dilakukan pengukuran emisi 1 cerobong boiler.
Tidak tat
Area boiler dan genset RS. Sardjito
3
Pemantauan sudah dilakukan setiap 6 bulan
Taat
Area boiler dan genset RS.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Pemantauan seluruh emisi cerobong perlu dilakukan
Agar pemantauan dan pelaporan emisi gas buang sumber tidak bergerak (boiler)
1
Waktu mengiku ti jadwal pemant auan (3 Bulan)
Page 75 of 100
sekali
4
Kepda 205 Tahun 1996
RS Sardjito memiliki tinggi cerebong belum memenuhi 2-2,5x dari tinggi bangunan tertinggi di sekitarnya
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Sardjito
observasi
Area boiler dan genset RS. Sardjito
Ketinggian cerobong emisi gas buang perlu ditinggikan
Disarankan agar meninggikan cerobong sesuai dengan Kepda 205 tahun 1996 dan pertimbangan teknis lain
3
6 bulan
Page 76 of 100
5
C 1
RS Sardjito belum mengetahui kecepatan aliran cerobong lebih besar dari 20 m/det
SumberTidakBergerak (Genset berbahanbakar Solar) Lampiran I A Parameter yang dipantau
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
observasi
Taat
Area boiler dan genset RS. Sar djito
RS. Sardjito belum tahu lajut alir cerobong emisinya
Dalam pemantauan emisi ceborong agar dimintakan kepada lab untuk mengukur laju alir 20 m/dtk
3
6 bulan
Page 77 of 100
Permen LH 13 Tahun 2009
2
sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan (Partikulat, SO2, NO2, Opasitas) dalam PerMen Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2009
Hasil pemantauan sudah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan dalam per PerMen Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2009. Namun di dalam laporan semester 1 tahun tahun 2012 tidak menyebutkan kapasitas dan identitas genset
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Tidak taat
Area genset
Spesifikas mesin hasil jelas dalam laporan pencemaran udara
Laporan pencemaran udara perlu diperbaiki dan diperinci dengan kapasitas dan identitas genset
3
6 bulan
Page 78 of 100
3
4
Kepda 205 Tahun 1996
RS Sardjito belum memiliki tinggi cerebong 2x dari tinggi bangunan tertinggi di sekitarnya
Observasi
Area genset RS. Sar djito
Cerobong emisi tidak bergerak (genset) sudah
Observasi
Area genset RS. Sar djito
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Tinggi cerobong perlu ditinggikan
Disarankan agar meninggikan cerobong sesuai dengan Kepda 205 tahun 1996 dan ketentuan teknis lainnya
3
6 bulan
Agar memenuhi persyaratan
3
6 bulan
Page 79 of 100
dilengkapi lubang sampling namun belum memenuhi aturan teknis lubang samping 8 bagian dari bawah dan 2 bagian dari atas
5
Area lubang sampling sudah dilengkapi oleh tangga untuk keselamatan selama sampling emisi dilakukan
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
teknis lubang sampling
Taat
Area genset RS. Sar djito
6 bulan
Page 80 of 100
6
D 1
RS. Sardjito memiliki satu genset tambahan yang belum memiliki lubang sampling dan belum dilakukan pemantauan emisi
S Sumber Emisi TIdak Bergerak (Incinerator) Lampiran no. RS. Sardjito memiliki
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Tidak taat
observasi
Area genset RS. Sar djito
Genset baru belum memiliki lubang sampling
Perlu dibuat lubang sampling emisi sesuai dengan Kepdal 205 tahun 1996 dan melakukan pemantauan emisi
2
6 bulan
6 bulan
Page 81 of 100
4 huruf c, bagian no. 3 Kepka 03 Tahun 1995
incinerator namun sejak tahun 2009 tidak dioperikan lagi, Untuk pemusnahan limbah B3 medis di berikan kepada pihak ketiga untuk dimusnahkan
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 82 of 100
Temuan Audit Pengelolaan B3 dan Limbah B3 RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta Nama Auditor : Kelompok III Diklat Auditor Lingkungan Angkatan -09 PSLH UGM Nama Auditi
: Bp. Mujahid
Tanggal Audit : 17 Mei 2013 No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Agar RSUP Dr. Sarjito tetap mengelola limbah B3 yang dihasilkan dengan menyimpan sementara dalam TPS LB3 sesuai masa simpan sebelum diserahkan kepada pengangkut / pengumpul / pengolah / pemanfaat/ penimbun yang berizin untuk dikelola lebih lanjut.
-
-
Agar RSUP Dr. Sarjito segera berkoordinasi dengan Kantor
1
3 bulan
Pengelolaan Limbah B3 1
2
PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3 Pasal 29 ayat 1 & 2
RSUP Dr. Sarjito telah memiliki TPS LB3 untuk menyimpan sementara limbah B3 infeksius dan non infeksius yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit. Limbah B3 yang teridentifikasi sebanyak 10 jenis sebagaimana tercantum dalam izin maupun tercatat dalam logbook pada TPS LB3. Perusahaan telah memenuhi ketentuan Pasal 59 ayat 1 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Pasal 29 ayat 1 & 2 PP 18/1999 jo. PP 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt
RSUP Dr Sarjito telah memiliki Surat Keterangan nomor 660/316 tanggal 13 Mei 2013 tentang Kelayakan Teknis
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
TAAT
Sentral Pengolahan Limbah RSUP Dr. Sarjito
Kantor Administrasi RSUP Dr.
OBSERVASI
Page 83 of 100
No.
Kriteria Audit Pengelolaan Limbah B3 Pengelolaan Limbah B3 pasal 40 ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara perijinan pasal 3 ayat 2
Temuan
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang diberikan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sleman. Perusahaan belum dapat menunjukkan salah satu persyaratan pengelolaan limbah B3 sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 59 ayat 4 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Pasal 40 ayat 1 (a) PP 18/1999 jo. PP 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; dan Pasal 3 ayat 2 Permen LH 18/2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Kategori
Lokasi
Sarjito
Kesimpulan
Rekomendasi
Lingkungan Hidup Kab. Sleman untuk perizinan penyimpanan sementara limbah B3 rumah sakit
Prioritas
Waktu
Page 84 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Pengelolaan Limbah B3
3
Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan Pengelolaan LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 ttg tata cara dan persyaratan teknis penyimpan dan pengumpul limbahB3
1.BANGUNAN DAN PENYIMPANAN
Bagian luar bangunan telah diberi papan nama yang menyatakan bahwa bangunan tersebut adalah TPS LB3 beserta koordinat lokasi nya.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
TPS Limbah B3
OBSERVASI
RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3. Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti.
2
1 bulan
Page 85 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Pengelolaan Limbah B3
Belum seluruh simbol yang mewakili karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3 ditempel pada bagian luar bangunan TPS LB3 RSUP Dr. Sarjito. Hanya ditemukan 2 (dua) jenis simbol yang ada, yaitu simbol limbah infeksius dan limbah campuran pada bagian luar. Blok segilima pada kedua simbol telah pudar hingga warnanya menjadi kuning yang seharusnya berwarna merah. Pemasangan simbol limbah campuran pada bagian luar bangunan kurang tepat karena tidak terdapat limbah B3 dengan klasifikasi campuran antara beberapa jenis limbah dalam satu wadah/kemasan.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Dan perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan terbesar.
Prioritas
Waktu
Page 86 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Pengelolaan Limbah B3
Limbah B3 yang disimpan dalam TPS LB3 RSUP Dr. Sarjito telah terlindung dari hujan dan sinar matahari . selain itu, ruangan dibuat tanpa plafon, memiliki sistem ventilasi udara yang baik, dan pada bagian depan dilengkapi kawat ram untuk mencegah masuknya binatang kecil ke dalam TPS LB3 dan menjamin penerangan dari cahaya matahari selain sistem penerangan lampu listrik yang ada.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Page 87 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Pengelolaan Limbah B3
Lantai TPS LB3 RS Sarjito sudah dibuat kedap air, namun pada ruang limbah B3 non infeksius belum memiliki saluran dan bak untuk menampung apabila ada tumpahan limbah B3 fasa cair, khususnya untuk oli bekas.
Ruang penyimpanan limbah B3 non infeksius yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 (satu) jenis limbah B3 telah dibangun dengan sistem blok/sel dan dipisahkan oleh dinding pembatas pada ruang penyimpanan limbah B3 non infeksius
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Page 88 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Pengelolaan Limbah B3
Penyimpanan kemasan limbah B3 non infeksius pada karung dan drum telah menggunakan alas pallet yang terbuat dari plastik
Kegiatan penyimpanan limbah B3 non infeksius RSUP Dr. Sarjito belum melampaui masa penyimpanan yang tertera dalam izin selama 180 hari. Dan, untuk limbah B3 infeksius diangkut setiap hari oleh pengangkut PT Arah Environmental Indonesia. Pada lokasi TPS LB3 tersedia logbook keluar masuk limbah. (FOTO IZIN)
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Page 89 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Pengelolaan Limbah B3
TPS Limbah B3 2.PENGEMASAN Bentuk, ukuran, dan jenis bahan kemasan limbah B3 non infeksius yang digunakan belum sepenuhnya cocok dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan. Sehingga tidak mampu menjamin keamanan limbah yang disimpan agar tidak tercecer keluar dari kemasan. Kemasan kantong plastik, karung plastik, dan ember menyulitkan housekeeping sehingga blok penyimpanan terlihat berantakan.
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
OBSERVASI
Bentuk, ukuran, dan jenis bahan kemasan perlu diganti dengan kemasan yang sesuai untuk menampung limbah B3 sesuai persyaratan pada lampiran permen LH 30/2009 huruf D. Pengemasan. Seluruh kemasan limbah B3 semestinya dipasangi simbol dan label sesuai
2
1 bulan
Page 90 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Pengelolaan Limbah B3
Kemasan limbah B3 non infeksius sebagian besar belum dilengkapi dengan simbol & label limbah B3, terutama untuk limbah B3 yang dikemas dalam kantong plastik, karung plastik, dan ember. Akan tetapi, untuk menandakan karakteristik LB3 yang ditempatkan pada suatu blok maka dinding blok penyimpanan ditempel simbol LB3 tertentu. Sedangkan untuk limbah B3 infeksius ada beberapa sanitary bin yang simbol dan labelnya sudah rusak.
Penempatan limbah B3 non infeksius masih bercampur dan tidak sesuai dengan alokasi blok untuk masing-masing jenis,
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
karakteristiknya, dan symbol & label yang rusak segera diganti. Limbah non B3 sebaiknya tidak ditempatkan dalam TPS LB3. Apabila kemasan drum terlihat mulai berkarat sebaiknya segera diganti dengan yang tidak berkarat.
Prioritas
Waktu
Page 91 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Pengelolaan Limbah B3 serta banyak penempatan limbah non LB3 dalam TPS LB3, seperti bekas kursi, pecahan kaca, dan limbah padat lainnya. Bercampurnya limbah non LB3 membuat tata penyimpanan menjadi tidak teratur karena kapasitas TPS LB3 tidak mencukupi untuk menampung semua limbah rumah sakit. Masih dijumpai limbah padatnon B3 pada blok limbah B3 cair.
kondisi drum kemasan limbah B3 cair (oli bekas) terlihat berkarat dan berpotensi kebocoran
3.PEMANTAUAN
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
TPS limbah B3
RSUP Dr. Sarjito
2
1 bulan
Page 92 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Pengelolaan Limbah B3 Logbook/catatan untuk mencatat keluar masuk limbah B3 telah tersedia di lokasi TPS LB3. Neraca limbah B3 infeksius dan non infeksius ada, untuk infeksius keluarnya harian (300-400 kg/hari); non infeksius keluar 6 bulan sekali Manifest limbah B3 infeksius dan non infeksius lengkap untuk seluruh jenis limbah, akan tetapi manifest lembar ke tujuh yang ditandatangani pengolah/pemanfaat/pengumpul belum diterima oleh RSUP Dr. Sarjito dari PT. Arah Environmental Indonesia. Semestinya manifest lembar ke_7 telah diterima penghasil dari pengangkut selambatnya 120 hari.
Jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan yang tercatat di logbook/catatan dan izin, yaitu limbah infeksius, elektronik, obat kadaluarsa, sludge IPAL, lampu TL, filter bekas, batere bekas, accu bekas, oli bekas, limbah elektronik
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
OBSERVASI
dan kantor administrasi RSUP dr. Sarjito
sebaiknya menanyakan kembali kepada pengangkut PT Arah Environmental Indonesia mengenai lembar ke-7 manifest limbah B3, untuk memastikan bahwa limbah tersebut telah diolah lebih lanjut oleh perusahaan yang berizin
Prioritas
Waktu
Page 93 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Pengelolaan Limbah B3
4.PENGELOLAAN LANJUTAN
RS Sarjito melakukan pengelolaan lanjutan terhadap limbah B3 dengan menyerahkan kepada pengangkut PT Arah Environmental Indonesia yg telah memiliki rekomendasi dari KLH dan izin pengangkutan darat dari Kementerian Perhubungan ke mitra PT Wastex Indonesia yg sudah berizin pengolah dan pemanfaat LB3
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
OBSERVASI
TPS limbah B3 dan kantor administrasi RSUP dr. Sarjito
Meminta kembali manifest limbah B3 lembar ke-7 kepada pihak pengangkut
2
1 bulan
Page 94 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Pengelolaan Limbah B3
5.LAIN-LAIN
Tersedia alat tanggap darurat yang mudah dijangkau dan tersedia di TPS LB3 RSUP Dr. Sarjito yaitu APAR dan emergency shower
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
TPS LB3
OBSERVASI
RSUP Dr. sarjito sebaiknya meningkatkan housekeeping dan tidak menempatkan limbah non B3 yang tidak tercantum dalam izin pada TPS LB3
2
1 bulan
Page 95 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Pengelolaan Limbah B3
Tersedia fasilitas P3K di lokasi TPS LB3 RSUP Dr. Sarjito
TPS LB 3 RSUP Dr. Sarjito telah memiliki SOP penyimpanan limbah B3
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Page 96 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Pengelolaan Limbah B3 TPS LB 3 RSUP Dr. Sarjito telah memiliki SOP tanggap darurat
Pintu darurat untuk evakuasi telah tersedia di lokasi TPS LB 3 RSUP Dr. Sarjito
Kebersihan / housekeeping di TPS LB3 RS Sarjito belum terkelola dengan baik. Penyimpanan LB3 masih bercampur dengan limbah non B3 dalam ruang limbah non infeksius. Penggunaan kemasan yang tidak cocok dengan jenis limbah menyulitkan penanganan penyimpanan limbah sehingga kondisi ruangan menjadi berantakan yang di tambah dengan penyimpanan limbah non LB3 sepanjang gang antar blok. Selain itu, masih dijumpai limbah B3 berada di luar TPS LB3 karena ruang LB3
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Page 97 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Pengelolaan Limbah B3 non infeksius terkunci.
4 PP 18 1999 Pasal 11 ayat 2
RS sarjito sudah menyampaikan laporan neraca LB3 kepada Bupati Sleman cq. Kantor Lingkungan Hidup Pemkab. Sleman untuk triwulan III tahun 2012 (FOTO laporan LB3)
TAAT
Kantor Administrasi RSUP Dr. Sarjito
Agar RSUP Sarjito tetap melaporkan neraca limbah B3 kepada KLH, Bupati Sleman, BLHD Prop. DIY secara periodik setiap 3 bulan sekali
-
-
Pada kegiatan rumah sakit terdapat beberapa isntalasi yang menggunakan bahan-bahan tergolong B3, diantaranya laboratorium, laundry, dan fasilitas IPAL. Instalasi laboratorium RSUP Dr. Sarjito sejak tahun 2009 telah melakukan modernisasi teknologi analisa di laboratorium dengan pola kerjasama operasi (KSO). Perubahan teknologi ini , dari manual menjadi otomatis, berkontribusi terhadap penggunaan bahan kimia yang jauh lebih hemat di instalasi laboratorium. Saat ini, reagen yang digunakan sudah diformulasi dalam bentuk sediaan (kit) oleh pabrikan.
OBSERVASI
Instalasi laboratorium, Instalasi laundry
Agar RSUP Dr. Sarjito mengkaji ulang penyimpanan B3 umum yang dilakukan di instalasi gudang untuk memastikan bahwa penyimpanannya telah memenuhi ketentuan PP 74/2001 pasal 12, 14, 15, 16, 17, & 18. Agar menambah personil yang bertanggung jawab untuk mengelola penyimpanan B3
3
1 bulan
Pengelolaan Bahan B3 1
PP 74/2001 Pasal 3
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Page 98 of 100
No.
Kriteria Audit
Temuan
Pengelolaan Limbah B3 Stok reagen juga terjaga dalam jumlah sesuai kebutuhan laboratorium selama satu minggu hingga tidak ada penumpukan stok yang berlebihan. Penggunaan bahan kimia umum, seperti methanol, juga semakin hemat dan instalasi hanya menyediakan stok sesuai kebutuhan per minggu. Oleh sebab itu tidak ada penanganan khusus di laboratorium, karena stok dimintakan dari gudang bahan kimia. Pada instalasi laundry mengolah rata-rata 2 ton cucian kering per hari yang membutuhkan deterjen sebanyak 450 ml/kg kering cucian. Bahan kimia yang digunakan tidak termasuk B3 yang dilarang atau yang terbatas dipergunakan. Diantaranya Launtex & Avenger (deterjen), Softy (fragrance), Senty, dan Ozonia (bleaching). Instalasi laboratorium dan laundry di RSUP Dr. Sarjito tidak mengelola B3 yang diatur dalam lingkup PP 74/2001. Akan tetapi, auditor belum mendapatkan kesempatan berkunjung ke instalasi gudang untuk melihat penyimpanan B3 untuk memastikan bahwa RSUP Sarjito telah menaati ketentuan dalam PP 74/2001 pasal 12, 14, 15, 16, 17, & 18
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi
Kategori
Lokasi
Kesimpulan
Rekomendasi
Prioritas
Waktu
Page 99 of 100
Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi