1
1
24
24
i
i
MAKALAH
AUDIT 1
Laporan Audit
Oleh :
Baiq Khalfia Nurtaqwima (A1C015014)
Dianira Milla Astri (A1C015024)
Eliana Natarina (A1C015027)
Hesti Marliani (A1C015041)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang tidak terhingga kepada kami selaku kelompok kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah audit 1 ini.
Makalah audit 1 ini disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah audit 1 ini juga merupakan sebagai output dari mata kuliah audit 1 yang telah dipelajari dalam proses belajar mengajar di kampus.
Kami menyadari bahwa makalah audit 1 ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pihak pembaca demi penyempurnaan makalah yang akan datang.
Mataram, 31 Mei 2017
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
Pengertian Laporan Audit 3
Tujuan Laporan Audit4
Syarat – Syarat Laporan Audit4
Opini Audit 5
Laporan Audit 8
Kriteria Laporan Audit 10
Contoh Laporan Audit 13
BAB III PENUTUPAN 25
Kesimpulan 25
DAFTAR PUSTAKA 26
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Audit adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Berikut ini adalah pengertian auditor yang dinyatakan oleh UK Audithing Practise Board (Diane Walters and John Dunn,2000 dalam Martina,2010): "Pernyataan Audit Keuangan adalah Pernyataan yang bertujuan untuk memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat di mana laporan keuangan, memberikan pandangan yang benar dan adil. Modern Auditing saat ini penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi organisasi secara keseluruhan Hal ini dilakukan secermat mungkin agar area-area kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep yang digunakan untuk maksud tersebut.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan :asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
Laporan auditor adalah langkah terakhir dan paling penting dari keseluruhan proses audit. Secara umum laporan auditor dapat didefinisikan sebagai laporan yang menyatakan pendapat auditor yang independen mengenai kelayakan atau ketepatan pernyataan klien bahwa laporan keuangannya disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Dalam menyiapkan dan menerbitkan sebuah laporan audit, auditor harus berpedoman pada empat standar pelaporan yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Melihat pentingnya audit bagi pihak eksternal,maupun internal maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan dan laporan uadit. Namun dewasa ini, masyarakat cenderung kurang memahami tentang tujuan dan tata cara pelaporan audit secara menyeluruh. Maka dari itu penulis memutuskan untuk membahas tujuan audit dan laporan uadit yang dimana akan membahas secara mendetail.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
Apa pengertian dan tujuan laporan audit ?
Bagaimana syarat – syarat dalam laporan audit ?
Apa saja jenis-jenis opini audit ?
Apa saja unsur – unsur laporan audit ?
Bagaimana kriteria laporan audit ?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
Untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Audit yang bermuatan softskill.
Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi audit
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Laporan Audit
Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang di audit.
Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.
Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat (qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa memberikan pendapat sama sekali (disclaimer).
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf :
Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku. Terdapat 3 fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar ;
Tipe jasa yang diberikan auditor
Objek yang diaudit
Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya.
Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan auditor. Dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan.
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan oleh auditor untuk menyataka n pendapatnya mengenai laporan keuangan yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan , dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Tujuan Laporan Audit
Laporan audit memiliki tiga tujuan utama. Jika auditor tidak dapat mencapai tujuan ini, laporan mereka hanya akan membuang-buang waktu saja. Di dalam laporannya, auditor hendaknya berusaha untuk :
Menginformasikan, yaitu menceritakan hal-hal yang mereka temui.
Mempengaruhi, yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validasi dari temuan audit.
Memberikan hasil, yaitu mengerakkan menajemen kearah perubahan dan perbaikan.
Syarat – syarat Laporan Audit
Pada setiap akhir pelaksanaan audit, auditor harus menyiapkan konsep Laporan Audit. Isi konsep Laporan Audit tersebut harus mudah dimengerti dan bebas dari penafsiran ganda serta memenuhi standar pelaporan yaitu:
Lengkap. Laporan harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan audit, meningkatkan pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi laporan.
Akurat. Laporan harus menyajikan bukti yang benar dan menggambarkan temuan dengan tepat. Satu ketidakakuratan dalam laporan dapat menimbulkan keraguan atas validitas sebuah laporan dan dapat mengalihkan perhatian pembaca dari substansi laporan tersebut. Laporan harus memasukkan hanya informasi, temuan, dan simpulan yang didukung bukti kompeten dan relevan dalam KKP. Bukti yang dilaporkan harus mencerminkan kebenaran logis atas masalah yang dilaporkan.
Obyektif. Laporan harus disajikan secara seimbang dalam isi dan nada. Ini berarti auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan melebih-lebihkan atau terlalu menekankan kinerja yang kurang.
Meyakinkan. Laporan audit harus menjawab tujuan audit, temuan disajikan secara persuasif, dan kesimpulan serta rekomendasi disusun secara logis berdasarkan fakta yang disajikan.
Jelas. Laporan audit harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin, sepanjang hal ini dimungkinkan. Jika digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak begitu dikenal, hal itu harus didefinisikan dengan jelas. Penggunaan akronim diusahakan seminimal mungkin. Pengorganisasian materi laporan seara logis dan keakuratan serta ketepatan dalam menyatakan fakta dan dalam mengambil simpulan, adalah penting untuk kejelasan dan pemahaman bagi pembaca Laporan Audit.
Ringkas. Laporan audit harus disajikan secara ringkas tidak lebih panjang dari yang diperlukan untuk mendukung pesan. Jika terlalu rinci, dapat menurunkan kualitas laporan bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu juga harus dihindari.
Opini Audit
Langkah terakhir dalam proses audit adalah merumuskan opini audit dan membuat laporan audit dengan kalimat yang tepat. Untuk merumuskan
opini, auditor harus telah memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku atau yang bertujuan umum. Kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum, terdiri dari:
(i) Kerangka pelaporan yang wajar (fair presentation framework), yaitu
kerangka pelaporan keuangan yang mewajibkan kepatuhan terhadap syarat-syarat dalam kerangka tersebut. Kerangka juga mengakui secara eksplisit atau implisit, bahwa dalam penyajiannya manajemen perlu menyajikan pengungkapan-pengungkapan (disclosures) diluar syarat-syarat yang secara spesifik ditetapkan dalam kerangka tersebut, dan mengakui secara eksplisit bahwa kemungkinan perlu bagi manajemen untuk menyimpang dari ketentuan pelaporan yang wajar.
(ii) Kerangka pelaporan kepatuhan (Compliance framework). Adalah suatu kerangka pelaporan yang mengharuskan kepatuhan terhadap syarat-syarat dalam kerangka tersebut, selain dari ketentuanketentuan dalam pelaporan keuangan yang wajar.
Alur auditor untuk merumuskan opini berdasarkan kerangka tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Alur Keputusan opini auditor, berdasarkan kerangka laporan keuangan bertujuan umum, diarahkan oleh jawaban-jawaban atas pertanyaan:
1. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah 'fair presentation', pertanyaan yang digunakan adalah; apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka laporan keuangan yang berlaku? Jika di jawab 'Ya', maka auditor dapat memberikan opini tanpa modifikasi atau opini bentuk baku ( standard audit opinion).
2. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah 'compliance', auditor dapat menjawab pertanyaan; 'apakah laporan keuangan taat atau patuh terhadap ketentuan/persyaratan dalam kerangka pelaporannya?' Jika dijawab 'ya', maka auditor dapat memberikan opini bentuk baku.
3. Jika jawaban atas pertanyaan 1 atau 2 adalah 'tidak', maka auditor
akan diarahkan untuk 'melaporkan masalah ke manajemen dan TCWG'. Jika auditor melakukan hal ini, dan masalah terkait dapat diselesaikan, maka dapat diberikan opini bentuk baku. Sebaliknya, jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, maka dapat diberikan opini modifikasian.
Berdasarkan alur keputusan tersebut, audit dapat merumuskan opini audit
atas laporan keuangan sebagai berikut:
a) Opini bentuk baku atau opini tanpa modifikasi. Opini ini diberikan apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Opini bentuk baku ini disebut dengan opini wajar tanpa pengecualian (WTP).
b) Opini dengan modifikasi. Opini ini diberikan jika auditor;
(i) Menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji material, atau
(ii) Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material. SA.705 menetapkan tiga tipe opini modifikasi, yaitu: opini wajar dengan pengecualian (WDP), opini tidak wajar (TW) dan opini tidak menyatakan pendapat (TMP). Keputusan tentang ketepatan penggunaan tipe opini modifikasi tergantung pada (a) sifat dari hal hal yang menyebabkan dilakukannya modifikasi, serta (b) seberapa pervasif dampaknya atau kemungkinan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Dampak yang pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut pertimbangan auditor:
Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan
Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial dari laporan keuangan, atau
Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat undamental bagi pemahaman pengguna laporan keuangan.
Tabel berikut mengilustrasikan keputusan auditor dalam menggunakan tiga tipe opini modifikasian:
Sifat hal-hal yang menyebabkan modifikasi opini
Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasif dampaknya atau kemungkinan dampaknya terhadap laporan keuangan
Material tetapi tidak pervasif
Material dan pervasif
Laporan keuangan mengandung salah saji material.
WDP
TW
Ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
WDP
TMP
Laporan Auditor
Laporan auditor harus dinyatakan dalam bentuk tertulis, mencakup laporan-laporan yang diterbitkan dalam format kertas dan elektronik .
Unsur-unsur laporan auditor untuk audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar audit, harus mencakup:
i. Judul. Laporan auditor harus memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
ii. Pihak yang dituju. Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sebagaimana yang diharuskan menurut ketentuan perikatan.
iii. Paragraf pendahuluan. Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor
harus:
a. Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit;
b. Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit;
c. Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan;
d. Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya; dan
e. Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan.
iv. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul "Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan". Deskripsi tersebut harus mencakup suatu penjelasan bahwa manajemen bertanggungjawab untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan atas pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
v. Tanggung jawab Auditor. Laporan auditor harus menyatakan bahwa;
(a) tanggungjawab auditor adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit.
(b) Bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar audit yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), \
(c) standar audit mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika,
(d) auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.
vi. Opini auditor. Ketika auditor menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus menggunakan frasa: "laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, ……sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia".
vii. Tanggungjawab pelaporan lainnya. Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan tambahan terhadap tanggungjawab auditor berdasarkan SA untuk melaporkan laporan keuangan, maka tanggungjawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu bagian terpisah laporan auditor yang berjudul "Pelaporan lain atas Ketentuan Hukum dan Regulasi", atau judul lain yang dianggap tepat menurut isi bagian ini.
viii. Tanda tangan auditor. Tanda tangan auditor sdilakukan dalam nama rekan yang telah memiliki izin untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik. Selain itu, laporan auditor harus mencantumkan nama KAP, nama rekan yang menandatangani laporan auditor, nomor registrasi/ijin KAP, nomor registrasi/ijin rekan yang menandatangani laporan auditor, dan alamat KAP.
ix. Tanggal laporan auditor. Tanggal laporan auditor menginformasikan
kepada pengguna laporan auditor bbahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh peristiwa dan transaksi yang disadari oleh auditor dan yang terjadisampai dengan tanggal tersebut. Tanggal laporan auditor adalah tanggal ketika prosedur audit telah secara substansial selesai dilaksanakan dan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat telah ditarik. Sebelum auditor menerbitkan laporannya, auditor harus menerima surat pernyataan direksi dari entitas yang diauditnya tentang tanggung jawab manajemen, yang menyatakan bahwa seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catata n atas laporan keuangan, yang telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Surat pernyataan direksi juga memuat persetujuan atas diterbitkannya laporan keuangan. Tanggal surat pernyataan direksi tidak boleh melewati tanggal laporan auditor.
Kriteria Laporan Audit
Pertimbangan Dalam Merumuskan Opini
Materialitas
Simpulkan:
Apakah materialitas masih tepat dalam konteks hasil keuangan entitas yang sebenarnya?
Apakah salah saji yang tidak dikoreksi (termasuk yang berasal dari periode yang lalu), secara terpisah atau tergabung dapat menyebabkan salah saji material?
Bukti Audit
Apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh?
Apakah estimasi akuntansi yang dibuat manajemen sudah layak?
Pakah prosedur analitikal yang dilakukan pada atau mendekati akhir tahun menguatkan kumpulan yang diambil selama audit?
Kebijakan Akuntansi
Apakah laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang signifikan yang dipilih dan ditetapkan?
Apakah kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan adalah konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan (memang) tepat?
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan
Apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku?
Apakah semua pengungkapan dalam laporan keuangan telah dibuat sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku?
Apakah terminologi dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan sudah tepat?
Apakah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dapat dipahami, dan cukup?
Apakah laporan keuangan memberikan cukup disclosure yang memungkinkan pemakai memahami dampak transaksi dan peristiwa yang material terhadap informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan?
Fair Prentation Framework
Apakah presentasi, struktur, dan isi secara keseluruhan dari laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan, mencerinkan dengan benar transaksi dan peritiwa yang mendasarinya, sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku? Jika tidak, apakah auditor perlu memberikan disclosure tambahan untuk memastikan tercapainya fair presentation?
Apakah laporan keuangan sesudah memasukan penyesuaian yang dibuat manajemen sebagai bagian dari proses audit, konsisten dengan pemahaman auditor mengenai entitas dan lingkungannya?
Compliance Framewoks
Apakh laporan keuangan menyesatkan?
Bentuk Opini
Bentuk laporan auditor dipengaruhi oleh:
Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
Persyaratan tambahan yang mungkin ada, seperti yang ditetapkan oleh ketentuan perundangan
Adanya informasi tambahan
Adapun bentuk opini auditor ini terdiri atas 2 yaitu:
Opini tanpa modifikasian
Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (ISA 700.15). Auditor wajib memberikan opini yang tidak dimodifikasi (WTP) ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700.35 menjelaskan bahwa ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian wajar, pendapat auditor harus, kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan, menggunakan rasa, yang dipandang ekuivalen dengan:
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau
Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700. 46, Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan, pendapat auditor harus menyatakan laporan keuangan yang dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Opini modifikasian (ISA 705)
Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tidak mencapai penyajian yang wajar, auditor wajib membahas ini dengan manajemen dan tergantung pada persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana masalah itu diselesaikan, auditor wajib menentukan apakah perlu memodofikasi opini sesuai dengan ISA 705. Opini modifikasian terdiri dari 3 jenis yaitu:
Opini wajar dengan pengecualian
Kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah material, tetapi tidak perpasif, terhadap laporan keuangan.
Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak pervasif.
Opini tidak wajar
Auditor, berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat yang telah diperoleh, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah material, tetapi pervasif, terhadap laporan keuangan.
Opini tidak menyatakan pendapat
Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dan bersifat material dan pervasif.
Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari satu ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, adalah tidak mungkin untuk merumuskan opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dengan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastiantersebut terhadap laporan keuangan.
. Contoh Laporan Audit
Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian(laporan audit baku)
(a) Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
(b) Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
( c) Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
(d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
(e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
(f) Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
(g) Tanggal, 13 Maret 2002
Contoh 2.1. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya pengungkapan yang tidak cukup.
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2001. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
Contoh 2.2. Laporan audit dengan pendapat dengan pengecualian karena penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp. 12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
Contoh 4. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai akibat ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang lingkup.
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat (qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa memberikan pendapat sama sekali (disclaimer).
DAFTAR PUSTAKA
Atikah, Siti & Intan, Rakhmawati (2016).Pengantar Audit Berbasis Risiko:Audit atas laporan keuangan.
Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing). Jakarta : Salemba Empat.
http://flower93mufaa.blogspot.co.id/2013/09/langkah-langkah-penyusunan-laporan-audit.html diakses 22 Mei 2017.
http://falahbilayudha.blogspot.com/2013/04/laporan-audit.html diakses 22 Mei 2017.
http://ayunieblog.blogspot.co.id/2014/12/laporan-audit.html diakses 22 Mei 2017.
23
23