LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
ACARA 4
INDRA PERABA KULIT
Disusun oleh:
NAMA : RENA DWI HUMAIROH ULYA
NIM : E1A013041
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016
ACARA 4
INDRA PERABA KULIT
Pelaksanaan Praktikum
Tujuan praktikum : Mahasiswa mampu memahami jenis dan fungsi indra
peraba kulit.
Hari, tanggal : Rabu, 4 Mei 2016
Tempat pratikum : Laboratorium Biologi, FKIP Universitas Mataram.
Landasan Teori
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang berambut kasar terdapat pada kepala. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (Perdanakusuma, 2007: 5).
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan asap knalpot. Kulit yang sebenarnya yaitu lapisan penutup yang umumnya terdiri dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang meliputi otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivateintegumen yaitu struktur tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu ataukedua lapisan kulit sebenarnya. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak, seperti kelenjar eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini, dinamakan eksoskelet. Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, bagian tengah mesodermis, dan dan tekanan. Subcutan merupakan indera peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit (Pearce, 1979: 324).
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira-kira 16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital vserta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan (Setiadi, 2008: 89).
Alat dan Bahan
Alat
Gelas beker
Penggaris
Stopwatch
Alat tulis
Bahan
Praktikan
Air panas
Air dingin
Air biasa
Langkah Kerja
Adapun langkah kerjanya antara lain sebagai berikut:
Penempatan tekanan dan sentuhan dasar
Menutup kedua mata praktikan,
Menempatkan ujung pulpen pada kulit telapak tangan praktikan dengan menekannya sampai dirasakan oleh praktikan dan mencabutnya,
Meminta praktikan untuk menunjukkan tempat tadi dengan menunjukkan ujung pulpen dengan menggerakkannya secara perlahan di permukaan kulit sampai menemukan titik yang dituju,
Mengukur jarak kesalahannya dengan penggaris,
Mengulangi langkah a-d sebanyak 3 kali
Mengulangi langkah a-e pada kulit lengan bawah dan tengkuk, dan
Menyajikan data dalam tabel hasil pengamatan.
Rasa panas dingin
Mengisi gelas beker sebanayak 2 buah dengan air biasa dan sisanya dengan air panas dan air dingin,
Meletakkan gelas beker dengan urutan dari kiri ke kanan yakni air dingin, air biasa, air biasa, dan air panas.
Memasukkan tangan kiri pada air dingin dan tangan kanan pada air panas,
Mendiamkannya selama 1 menit dan merasakan apa yang terjadi pada tangan,
Mengangkat dan memasukkan kedua tangan ke dalam air biasa dan merasakan apa yang terjadi pada tangan,
Menyajikan data dalam tabel hasil pengamatan.
Penilaian bentuk
Menyiapkan alat dan bahan,
Meminta praktikan mengenali bentuk 5 buah benda seperti, tisu, penggaris, hp, dan pulpen,
Meminta praktikan menutup kedua matanya,
Menggoreskan setiap benda pada bagian lengan bawah praktikan percobaan satu per satu dan kemudian praktikan percobaan menyebut nama benda tersebut, dan
Mencatat benar atau salahnya praktikan dalam menebak benda yang digoreskan pada tabel hasil pengamatan.
Hasil Pengamatan
Data kelas
Penempatan tekanan dan sentuhan dasar
Telapak tangan
No
Nama
Percobaan Ke-
Rata-rata Jarak Kesalahan (cm)
1.
Aini
1-3
1,23
2.
Rena
1-3
0,47
3.
Ani
1-3
0,27
4.
Dani
1-3
0,83
5.
Ja'ah
1-3
0,93
6.
Aidil
1-3
1,16
7.
Sigit
1-3
1,53
8.
Ratih
1-3
0,67
9.
Ros
1-3
0,57
10.
Tuti
1-3
0,47
11.
Nisa
1-3
0,6
12.
Isma
1-3
0,67
13.
Arilda
1-3
0,47
14.
Eva
1-3
1,5
15.
Sahanim
1-3
0,53
16.
Tia
1-3
1,2
17.
Nung
1-3
0,63
18.
Dian
1-3
0,9
19.
Rohmi
1-3
0,57
Lengan bawah
No
Nama
Percobaan Ke-
Rata-rata Jarak Kesalahan (cm)
1.
Aini
1-3
2,17
2.
Rena
1-3
1,1
3.
Ani
1-3
1,13
4.
Dani
1-3
2
5.
Ja'ah
1-3
1,6
6.
Aidil
1-3
2,6
7.
Sigit
1-3
1,5
8.
Ratih
1-3
0,8
9.
Ros
1-3
0,7
10.
Tuti
1-3
1,13
11.
Nisa
1-3
1
12.
Isma
1-3
1,43
13.
Arilda
1-3
2,23
14.
Eva
1-3
0,67
15.
Sahanim
1-3
1,23
16.
Tia
1-3
1,37
17.
Nung
1-3
1,07
18.
Dian
1-3
2,07
19.
Rohmi
1-3
1,67
Tengkuk
No
Nama
Percobaan Ke-
Rata-rata Jarak Kesalahan (cm)
1.
Aini
1-3
1,77
2.
Rena
1-3
0,7
3.
Ani
1-3
1,47
4.
Dani
1-3
0,9
5.
Ja'ah
1-3
1,2
6.
Aidil
1-3
1,6
7.
Sigit
1-3
1,03
8.
Ratih
1-3
1,03
9.
Ros
1-3
1,1
10.
Tuti
1-3
0,93
11.
Nisa
1-3
2,07
12.
Isma
1-3
1
13.
Arilda
1-3
1,17
14.
Eva
1-3
1,4
15.
Sahanim
1-3
0,9
16.
Tia
1-3
1,73
17.
Nung
1-3
1,03
18.
Dian
1-3
1,57
19.
Rohmi
1-3
0,93
Rasa panas dingin
No
Nama
Air Panas
(kanan)
Air Dingin
(kiri)
Air Biasa
Kanan
Kiri
1.
Aini
Panas
Dingin
Dingin
Panas
2.
Rena
Panas
Dingin
Dingin
Panas
3.
Ani
Panas
Dingin
Dingin
Panas
4.
Dani
Panas
Dingin
Dingin
Panas
5.
Ja'ah
Panas
Dingin
Dingin
Panas
6.
Aidil
Panas
Dingin
Dingin
Panas
7.
Sigit
Panas
Dingin
Dingin
Panas
8.
Ratih
Panas
Dingin
Dingin
Panas
9.
Ros
Panas
Dingin
Dingin
Panas
10.
Tuti
Panas
Dingin
Dingin
Panas
11.
Nisa
Panas
Dingin
Dingin
Panas
12.
Isma
Panas
Dingin
Dingin
Panas
13.
Arilda
Panas
Dingin
Dingin
Panas
14.
Eva
Panas
Dingin
Dingin
Panas
15.
Sahanim
Panas
Dingin
Dingin
Panas
16.
Tia
Panas
Dingin
Dingin
Panas
17.
Nung
Panas
Dingin
Dingin
Panas
18.
Dian
Panas
Dingin
Dingin
Panas
19.
Rohmi
Panas
Dingin
Dingin
Panas
Penilaian bentuk
No
Nama
Nama Benda
Benar / Salah
1.
Aini
Pulpen
Hp Rena
Hp Ani
Tissue
Penggaris
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
2.
Rena
Pulpen
Hp Rena
Hp Ani
Tissue
Penggaris
Salah
Benar
Benar
Benar
Salah
3.
Ani
Pulpen
Hp Rena
Hp Ani
Tissue
Penggaris
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
4.
Dani
Pensil
Pipet
Stick
Gunting
Pulpen
Salah
Salah
Salah
Salah
Benar
5.
Aidil
Pensil
Pipet
Stick
Gunting
Pulpen
Salah
Salah
Salah
Salah
Salah
6.
Ja'ah
Pensil
Pipet
Stick
Gunting
Pulpen
Benar
Salah
Benar
Salah
Salah
7.
Sigit
Pensil
Pipet
Stick
Gunting
Pulpen
Salah
Salah
Salah
Salah
Salah
8.
Tutik
Gunting
Steples
Rautan
Jangka
Spidol
Benar
Benar
Salah
Benar
Benar
9.
Ratih
Gunting
Steples
Rautan
Jangka
Spidol
Benar
Salah
Salah
Salah
Salah
10.
Ros
Gunting
Steples
Rautan
Jangka
Spidol
Salah
Benar
Benar
Salah
Benar
11.
Nisa
Gunting
Steples
Rautan
Jangka
Spidol
Salah
Salah
Benar
Salah
Benar
12.
Isma
Gunting
Pensil
Penggaris
Tip ex
Rautan
Benar
Benar
Salah
Benar
Benar
13.
Arilda
Gunting
Pensil
Penggaris
Tip ex
Rautan
Benar
Salah
Benar
Salah
Benar
14.
Sahanim
Gunting
Pensil
Penggaris
Tip ex
Rautan
Benar
Salah
Benar
Salah
Benar
15.
Eva
Gunting
Pensil
Penggaris
Tip ex
Rautan
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
16.
Tia
Spidol
Pulpen
Hp
Permen
Absen
Benar
Salah
Benar
Benar
Benar
17.
Nung
Spidol
Pulpen
Hp
Permen
Absen
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
18.
Dian
Spidol
Pulpen
Hp
Permen
Absen
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
19.
Rohmi
Spidol
Pulpen
Hp
Permen
Absen
Salah
Salah
Salah
Salah
Salah
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami jenis dan fungsi indra peraba kulit. Kulit merupakan salah satu organik terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit terbuka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kapiler dan jaringan ikat akan melakukan regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang bergenerasi sehingga terbentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel. Kulit dapat merasakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu, dan tekanan kulit dari jaringan subkutan, dan ditransmisikan melalui saraf sensoris ke medula spinalis atau otak, juga rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda menurut ujung saraf yang dirangsang (panas, dingin, dan lain-lan). Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda, misanya mengenai suatu otot dan tulang atau sendi. Kulit mempunyai banyak ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari luar diteruskan kepusat saraf otak. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan reflek vaskuler yang penting dalam komunikasi.
Pada permukaan kulit, distribusi reseptor berbeda dan tidak merata.reseptor dingin lebih banyak dibandingkan dengan reseptor panas dan reseptor nyeri lebih banyak dibandingkan dengan reseptor sentuh/tekan.Reseptor untuk sensasi tekanan terletak langsung di bawah kulit. Sensasi serupa terjadi jika kandung kemih atau ruktum diisi urin atau feces (sensasi kepenuhan). Ujung jari dan ujung lidah lebih peka terhadap tekanan. Hilangnya sensasi disebabkan oleh kenyataan bahwa reseptor beradaptasi terhadap stimuli. Dengan demikian tidak membentuk impuls saraf sampai terjadi perubahan stimulus. Nyeri acuan adalah fenomena asing penerimaan nyeri dalam satu cara tubuh jika area lain menerima stimulus.
Eksteroreseptor merupakan reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang dari lingkungan luar tubuh. Korpuskula ujung saraf terbuka (tanpa selaput) sebagai perasa rasa nyeri. Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang telah kehilangan pembungkus atau selaputnya. Korpusker ini tersusun atas serat saraf yang seringkali bercabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis. Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus.
Korpuskula Ruffini sebagai reseptor panas. Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonnya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
Korpuskula Krause sebagai reseptor dingin. Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
Korpuskula Meissner sebagai reseptor sentuhan. Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tegak lurus dengan permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Korpuskel ini merupakan kapsul jaringan ikat tipis yang menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mengandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
Korpuskula Pacini sebagai reseptor tekanan. Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan selaput sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
Kemampuan sensori taktil dikategorikan dalam dua hal yaitu diskriminasi intensitas dan diskriminasi spasial. Diskriminasi intensitas (misal sensitivitas) merujuk kepada kemampuan menilai kekuatan simulus; diskriminasi spasial merupakan kemampuan membedakan lokasi atau titik asal rangsang. Basis saraf dari sensitivitas membedakan taktil terletak pada jumlah cabang sensori dan unit sensori pada setiap area di kulit.
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Dikriminasi titik adalah Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dpt dibedakan pada ujung jari tangan. Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jebis serat tipe A mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A.
Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spinal, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusat-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sistem anterolateral.
Pada percobaan penempatan tekanan dan pengenalan sentuhan dasar, mulanya mata praktikan di tutup kemudian praktikan mengambil pulpen yang telah di sediakan. Setalah itu teman dari praktikan memberikan tanda pada kulit praktikan menggunakan pulpen dan praktikan mengikuti tanda tersebut setelah itu di ukur jarak dari kedua tanda pulpen sebagai jarak kesalahannya. Bila jarak kurang dari 5 cm berarti syaraf raba baik dan bila jarak lebih dari 5 cm menunjukkan syaraf raba kurang baik. Berdasarkan data kelas diperoleh pada telapak tangan, lengan bawah, dan tengkuk jarak antara titik tekan dan titik yang ditunjuk berdasarkan data kelas dan data pribadi berada dalam batas normal (di bawah 5cm). Hal ini menunjukkan bahwa persyarafan kulit praktikan yang diuji masih dalam keadaan baik.
Pada percobaan rasa panas dan dingin, ketika tangan kanan di celupkan ke air panas akan terasa panas dan tangan kiri di celupkan ke air dingin maka tangan kiri akan terasa dingin. Akan tetapi ketika kedua tangan kanan dan kiri setelah di celupkan ke air panas dan dingin segera di celupkan ke air biasa, akan terasa kebalikannya dimana tangan kanan yang terasa panas setelah di celupkan ke air panas menjadi terasa dingin saat di celupkan di air biasa, tetapi ketika tangan kiri yang sebelumnya di celupkan ke air dingin akan terasa dingin kemudian di celupkan ke air biasa akan terasa panas. Hal ini karena kulit sebagai thermoreseptor mendeteksi panas dan dingin. Tangan kanan terasa dingin karena ada pengurangan kalor dari hangat ke netral, dan tangan kiri terasa hangat karena adanya penambahan kalor dari dingin ke netral.
Untuk membuktikan kepekaan syaraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekerasan benda; serta bentuk-bentuk benda (streognostik). Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan. Pada percobaan ini praktikan diberikan 5 benda berbeda dan diminta menebak nama bendanya pada saat matanya ditutup. Apabila praktikan menjawab benar maka hal tersebut menandakan bahwa system peraba praktikan masih berfungsi dengan baik. Berdasarkan data hasil pengamatan, terdapat sebagian besar jawaban perkiraan praktikan yang masih salah. Apabila ditemukan kesalahan penafsiran kekasaran maupun kemampuan deskriminasi bentuk dapat disebabkan oleh variabel pengganggu seperti ketidak fokusan atau waktu yang terlalu singkat berkontak dengan benda.
Kesimpuan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Eksteroreseptor pada kulit terdiri dari korpuskula paccini, meisner, ruffini, crause, dan ujung saraf bebas.
Jarak kesalahan penempatan tekanan dan sentuhan normalnya adalah di bawah 5 cm dan semua praktikan memiliki jarak kesalahan yang masih normal.
Rasa panas dan dingin yang dirasakan merupakan hasil kerja kulit sebagai termoreseptor dan semua praktikan yang diuji memiliki termoreseptor yang bekerja dengan baik.
Pada saat tangan dicelupkan di air panas maka akan terasa panas, pada saat tangan dicelupkan di air dingin maka akan terasa dingin dan pada saat keduanya dicelupkan ke dalam air biasa maka akan terasa kebalikannya.
Kesalahan penafsiran dalam kemampuan deskriminasi bentuk dapat disebabkan ketidakfokusan atau waktu yang terlalu singkat berkontak dengan benda.
Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Perdanakusuma, David. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Surabaya: Airlangga University School of Medicine-Dr. Soetomo General Hospital.
Setiadi. 2008. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.