BAB I PENDAHULUAN A. Land Landas asan an Te Teori
Mikroba terdapat hampir disemua tempat. Mulai dari permukaan tanah sampai pada lapisan atmosfer paling tinggi. Bahkan pada obat-obatan tradisional yang kita konsumsi juga terdapat mikroorganisme. Dalam proses pembuatan obat tradisional tidak menutup kemungkinan terj terjad adiny inya a pe pence ncema mara ran n oleh oleh mikr mikrob oba, a, sehi sehing ngga ga pe perl rlu u dila dilakuk kukan an pengujian cemaran mikroba. Sampel dilakukan uji cemaran mikroba, dalam hal ini bakteri dan kapang/khamir dengan metode uji cemaran angka lempeng total dan angka kapang/khamir total. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka empeng !otal "A!#. $ji Angka empeng !otal !otal "A!# "A!# dan lebih tepatnya A! aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa kolo koloni ni yang yang da dapa patt diam diamat atii seca secara ra %isu %isual al be beru rupa pa an angk gka a da dala lam m koloni"cfu# per ml/g atau koloni/&''ml. (ara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar.
)rinsi )rinsip p penguji pengujian an Angka Angka empen empeng g !otal menurut menurut Metode Metode Anali Analisis sis Mikrobiologi yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan cuplikan diinokulasikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan da n diin diinku kuba basi si pa pada da suhu suhu yan ang g sesu sesuai ai.. )ada )ada pe peng nguj ujan an Ang ngka ka emp e mpeng eng !otal tal digu digunak nakan an )D* )D* ")ept ")epton on Dilu Diluti tion on *lui *luid# d# sebaga sebagaii pengencer sampel dan menggunakan )(A ")late (ount Agar# sebagai media padatnya
Metode M)+ biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang bebentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat. M)+ "Most )robable +umber# +umber# adalah pemeriksaan pemeriksaan angka bakteri dengan perkiraan perkiraan jumlah jumlah terd erdekat ekat..
)emer emerik iksa saan an
M)+
(olilifo (o form rm
met metod ode e
tabu tabung ng ga gan nda
didasa didasarkan rkan baha baha bakteri bakteri golonga golongan n coli coli dapat dapat meragi meragikan kan laktos laktosa, a, membentuk asam atau gas. $ntuk itu digunakan metode ini a. $ji Duga Duga "")resu "")resumti mti%e %e !e !est# )erb )erben enih ihan an yang yang dipe diperl rluk ukan an ad adal alah ah lact lactos ose e broth broth.. $ji $ji ini ini bertuj bertujuan uan untuk untuk menget mengetahu ahuii ada adanya nya bakter bakterii colifo coliform rm dalam dalam contoh air serta memperkirakan M)+ "Most )robable +umber# dari jasad renik yang ada di dalam sampel air. b. $ji )eneg )enegasan asan "(onfi "(onfirma rmatory tory !e !est# )emb )emben eniha ihan n yang yang dipa dipaka kaii ad adal alah ah B.. B... .B. B. Ada dapu pun n yang yang diperiksa diperiksa adalah semua tabung yang positif "keruh gas# pada
)rinsi )rinsip p penguji pengujian an Angka Angka empen empeng g !otal menurut menurut Metode Metode Anali Analisis sis Mikrobiologi yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan cuplikan diinokulasikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan da n diin diinku kuba basi si pa pada da suhu suhu yan ang g sesu sesuai ai.. )ada )ada pe peng nguj ujan an Ang ngka ka emp e mpeng eng !otal tal digu digunak nakan an )D* )D* ")ept ")epton on Dilu Diluti tion on *lui *luid# d# sebaga sebagaii pengencer sampel dan menggunakan )(A ")late (ount Agar# sebagai media padatnya
Metode M)+ biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang bebentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat. M)+ "Most )robable +umber# +umber# adalah pemeriksaan pemeriksaan angka bakteri dengan perkiraan perkiraan jumlah jumlah terd erdekat ekat..
)emer emerik iksa saan an
M)+
(olilifo (o form rm
met metod ode e
tabu tabung ng ga gan nda
didasa didasarkan rkan baha baha bakteri bakteri golonga golongan n coli coli dapat dapat meragi meragikan kan laktos laktosa, a, membentuk asam atau gas. $ntuk itu digunakan metode ini a. $ji Duga Duga "")resu "")resumti mti%e %e !e !est# )erb )erben enih ihan an yang yang dipe diperl rluk ukan an ad adal alah ah lact lactos ose e broth broth.. $ji $ji ini ini bertuj bertujuan uan untuk untuk menget mengetahu ahuii ada adanya nya bakter bakterii colifo coliform rm dalam dalam contoh air serta memperkirakan M)+ "Most )robable +umber# dari jasad renik yang ada di dalam sampel air. b. $ji )eneg )enegasan asan "(onfi "(onfirma rmatory tory !e !est# )emb )emben eniha ihan n yang yang dipa dipaka kaii ad adal alah ah B.. B... .B. B. Ada dapu pun n yang yang diperiksa diperiksa adalah semua tabung yang positif "keruh gas# pada
act a ctos ose e Broth Broth.. )ind )indahk ahkan an de deng ngan an jaru jarum m ose ose dari dari tiaptiap-ti tiap ap tabung yang positif ke B...B kemudian masukkan ke dalam incu incubat bator or 01-02 01-02o( selama & 3 45 jam. !abung yang menunjukkan keruh dan gas dianggap positif. $ji )enegasan bert be rtuj ujuan uan un untu tukk menu menunj njukk ukkan an ad adany anya a bakte bakteri ri coli colifo form rm da dan n bukan bakteri lain dalam sampel air. c. $ji engkap engkap "(ompl "(omplete ete !est# !es ini ini ditu ditunj njuk ukkan kan un untu tukk mene menent ntuk ukan an jeni jeniss da dari ri colif coliform orm misa misalny lnya a 6. (o (olili,, A.aer .aeroge ogene nesi sis, s, 6. freu freund ndiiii,, da dan n lain lain-la -lain in dengan melihat hasil peragian kuman "test biokimia#.
Mikrobiologi farmasi terapan adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan serta kehidupan mikroorganisme dalam bidang
farmasi atau
juga dapat diartikan sebagai sala satu cabang dari mikrobiologi yang mempunyai tujuan pengenalan dan identifikasi mikroorganisme yang menyebabkan menyebabkan kerusakan kerusakan pada sedian farmasi,makanan, farmasi,makanan, minuman, kosmetika dan alat kesehatan. "7arasati,4''5# )rosedu )rosedurr mikrobi mikrobiolo ologis gis untuk untuk pemeri pemeriksa ksaan an bahan bahan makana makanan n teknik teknik mikroskopik dan metode pembiakan. Bermacam-macam media selektif dan diferensial digunakan secara ektensif untuk memudahkan isolasi dan perhitungan tipe mikroorganisme tertentu. Macam pemeriksaan yang yang dila dilaku kuka kan n dite ditent ntuk ukan an oleh oleh tipe tipe prod produk uk pa pang ngan an yang yang akan akan
diperiksa dan tujuan pemeriksaan. Misalnya, suatu contih makanan yang diselidiki untuk menjajaki kemungkinan adanya kontaminasi oleh (lostrdidium botulinium akan diuji denagn menggunakan penelitian laboratories yang berbede daripada yang digunakan untuk memeriksa danya organism coliform. Makin pentingnya peranan salmonella dalam penyakit asal makanan telah mengharuskan dikembangkannya metode yang lebih cepat, dapat diandalkan, dan bila diulang akan memberikan hasil yang sama. )enggunaan teknik anti bodi florenses merupakan suatu kemungkinan yang menarik. "8arri, 4''9#. :ualitas dari mikrobiologi dari sedian koemetik
merupakan suatu
masalah yang sangat penting untuk diperhatikan karena sediaan tersebut daapt memakan aktu yang cukup lama, baik dalam penyiapan ataupaun dalam peredaran sebelum sampai kepada konsumen. )ada aktu penyimpanan dan peredaran tersebut kemungkinan ada terjadi pertumbuhan mikroorganisme tertentu didalamnya, terutama bila ditunjang dengan pemakaian bahan-bahan yang terkontaminasi oleh mikroorganiosme dan juga syarat-ayarat higines dan sanitasi tidak atau kurang diperhatikan"M. +atsir Djide,4''0, hal &;1# Adanya mikroorganisme tertentu dalam sediaan kosmetik tidak dikendaki karena dapat menyebabkan infeksi kepada konsumen hal ini
disebabkan karena pada umunya semua sediaan kosmetik kontak langsung dengan kulit konsumen " Djide,4''0,#. :ebanyakan
bahan
makanan
merupakan
media
yang
baik
pertumbuham banyak mcam mikroorganisme. )ada keadaan fisk yang menguntungkan terutama pada kisaran suhu 2o sampai 1'o ( organisme akan tumbuh dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam hal penampilan ,rasa, bau, serta sifat-sifat lain pada bahan makanan "
mikroorganisme
yang
bersifat
pathogen
berarti
dapat
mnimbulkan penyakit, maka untuk mengatasinnya para ahli farmasi atau apoteker harus berusaha untuk memperoleh sediaan atau obat yang dapat mengendalikan mikroorganisme penyeabab oenyakit tersebut, seperti obat-obat anti mikroba "misalnya antibotika, antiseptika, desinfektansia dan
>at->at
yang bersifat sebagai
preser%ati%e#. Dalam hal ini dibutuhkan sediaan farmasi atau obat bagi konsumen yang memperlukan control kualitas yang cukup ketat serta kuantitas mikroorganisme yang memenuhi syarat. Bila hal ini tidak diperhatikan akan menyebabkan hal-hal yang tidak diingikan seperti yang disebutkab tadi dan menyebabkan bahay bagi konsumen lainnya. Demikian pula hanya dengan alat-alat kesehatan yang berhubungan langsung dengan bagian tubuh manusia perlu dilakukan
control kualitas terutama yang berhubungan dengan sterilitasnya. at pengental atau pensuspensi. Adanya en>im menyebabkan depolimerisasi. (ontoh polimer organic adalah amylase, pektinase, dan protease. Minyak dan lemak Serangan mikroorganisme terjadi apabila terdapat kandungan air alaupun hanya satu tetes, dan terjadi proses lipolitik, seperti yang terjadi pada gliserol dan asam lemak yang mengalami oksidasi sehingga menyebabkan timbulnya bau. :ebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu kerja lokal dan yang semacam itu, diformula untuk
melengkapi kerja lokal yang diperpanjang dengan absorpsi yang paling sedikit. @bat-obat yang dipakai pada kulit, untuk kerja lokal, termasuk antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit dan pelindung yang melaan keadaan yang disebabkan lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama dan >at->at kimia yang merangsang. $ntuk maksud-maksud ini obat paling umum diberikan dalam bentuk salepdan sediaan setengah padat seperti krim dan pasta, sebagai bubuk kering padat, semburan aerosol, atau sebagai sediaan cair seperti solutio atau lotio "Ansel, 4''1#. Standar plate (ount "Angka empeng !otal# adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya
dan masing-masing
bakteri yang dihasilkan akan
membentuk koloni yang tunggal "Djide, 4''0#. )ada tahun-tahun terakhir ini sediaan kosmetik oleh para industri dibuat secara besar-besaran. Dengan demikian sediaan dapat memakan aktu yang cukup lama baik dalam penyimpanan maupun dalam peredarannya. Sehingga dengan demikian akan memberi kemungkinan timbulnya beberapa mikroba di dalamnya. Adanya mikroba tersebut dalam kosmetik tidak dikehendaki, karena dapat
menyebabkan terjadi perubahan-perubahan karakter organoleptis, atau terjadi perubahan bahan. Selain itu juga dari jenis mikroba patogen dapat menyebabkan penyakit infeksi pada konsumen. Apabila ditinjau dari pengaruhnya terhadap sediaan stabilitas kosmetik, maka kontaminasi
mikrobiologis
dapat
menurunkan
kualitas sediaan
kosmetik tersebut. Atau terjadi perubahan rasa, arna, bau spesifik, bercak-bercak miselium, kekeruhan arna, perubahan p8, dan lainlain "Djide.4''0# B. !ujuan )raktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(orned Beef atau :ornet, adalah salah satu jenis produk olahan daging sapi yang banyak digunakan dalam resep masakan ndonesia. :ornet daging sapi diolah dengan cara diaetkan dalam air garam
"brine#, yaitu air yang dicampur dengan larutan garam jenuh. :emudian dimasak dengan cara simmering, yaitu direbus dengan api kecil untuk menghindari hancurnya tekstur daging sapi. !ujuan pembuatan kornet daging sapi adalah untuk tetap dapat memperoleh produk daging sapi yang berarna merah, aet dan praktis. Dengan diproses menjadi kornet, masalah penyimpanan daging sapi segar dapat diatasi. Agar aet, daging sapi segar memang harus disimpan pada suhu dingin atau suhu beku, akibatnya menjadi tidak praktis apabila akan digunakan. Sedangkan daging sapi segar yang telah diproses menjadi kornet kemudian dikalengkan, dapat disimpan pada suhu kamar sekitar dua tahun.Daging kornet dapat dihidangkan sebagai campuran perkedel, telur dadar, mi rebus, pengisi roti, serta makanan lain. (orned beef atau daging kornet semakin menjadi pilihan bagi banyak orang. )roduk olahan daging ini juga cepat dan mudah diolah. Meski nilai gi>inya cukup baik, perlu kecermatan dalam memilih, supaya jangan mengonsumsi makanan yang sudah rusak. Salah satu kelemahan daging segar adalah daya simpannya yang rendah pada suhu kamar, sehingga harus disimpan pada suhu dingin atau suhu beku. :elemahan lainnya adalah tidak praktis dalam
penggunaannya, terutama bagi mereka yang selalu sibuk dengan kegiatan di luar rumah. $ntuk itu diperlukan kehadiran produk olahan daging yang bisa diolah menjadi berbagai hidangan hanya dalam aktu singkat.
Bahan Baku )embuatan :ornet Sapi
Bahan baku/dasar pembuatan kornet adalah daging sapi yang digiling. Daging tersebut kaya protein yang mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan membentuk emulsi yang baik. Bahan tambahan yang diperlukan adalah garam dapur, nitrit, alkali fosfat, bahan pengisi, air, lemak, gula, dan bumbu. aram dapur "+a(# merupakan bahan penolong dalam proses pembentukan emulsi daging kornet. aram mampu memperbaiki sifatsifat fungsional produk daging dengan cara mengekstrak protein miofibriler dari serabut daging selama proses penggilingan dan pelunakan daging. aram berinteraksi dengan protein daging selama pemanasan, sehingga protein membentuk massa yang kuat, dapat menahan air, dan membentuk tekstur yang baik. Selain itu, garam memberi cita rasa asin pada produk, serta bersamasama senyaa fosfat, berperan dalam meningkatkan daya menahan air dan meningkatkan kelarutan protein serabut daging. aram juga
bersifat
bakteriostatik
dan
bakteriosidal,
sehingga
mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroba pembusuk lainnya. *ungsi nitrit adalah menstabilkan arna merah daging, membentuk fla%or yang khas, menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan beracun, serta memperlambat terjadinya ketengikan. umlah nitrit yang dii>inkan tersisa pada produk akhir adalah 1' ppm "mg/kg#. :emampuan nitrit dalam mempertahankan arna merah daging adalah dengan cara bereaksi dengan pigmen mioglobin "pemberi arna merah daging# membentuk nitrosomioglobin berarna merah cerah yang bersifat stabil. )enambahan senyaa alkali fosfat pada daging akan meningkatkan daya ikat air dan protein daging dan mengurangi pengerutan kornet yang
dihasilkan.
Alkali
fosfat
akan
meningkatkan
p8
dan
menyebabkan terbukanya ikatan-ikatan antargugus protein daging yang akan memudahkan pengikatan air. Bersama-sama dengan asam askorbat, senyaa fosfat dapat menghambat proses ketengikan oksidatif, dan bisa memperbaiki tekstur. *osfat dapat meningkatkan keempukan dan juiciness daging kornet, meningkatkan daya terima arna, keseragaman dan stabilitas produk, serta melindungi dari kemungkinan pencokelatan selama penyimpanan.
Air yang ditambahkan ke dalam massa daging berfungsi untuk membantu melarutkan garam-garam yang ada, sehingga dapat tersebar dan terserap dengan baik dalam massa produk. Selain itu, air juga dapat memperbaiki sifat fluiditas emulsi dan meningkatkan tekstur "kekenyalan# produk akhir. )enambahan bahan pengisi dan pengikat pada produk daging adalah untuk meningkatkan stabilitas, daya ikat air, fla%or dan karakteristik irisan produk, serta untuk mengurangi pengerutan selama pemasakan dan mengurangi biaya formulasi. Bahan pengisi yang dapat ditambahkan adalah tepung tapioka, terigu, atau susu skim. )enambahan bahan pengisi pada produk daging harus tidak melebihi 0,1 persen dari produk. )enambahan lemak pada pembuatan daging kornet berfungsi untuk membentuk produk yang kompak dan empuk, serta memperbaiki rasa dan aroma. Bertambahnya kadar air dan lemak di dalam kornet akan menambah juiciness dan keempukannya. *ungsi utama gula dalam pembuatan kornet adalah untuk memodifikasi rasa, menurunkan kadar air, dan sebagai pengaet. Bumbu merupakan bahan aromatik yang diperoleh dari tumbuhan atau diproduksi secara sintetis. Bumbu memberikan cita rasa enak yang diinginkan dalam kornet.
)eralatan yang diperlukan antara lain &. chopper untuk menggiling daging, sehingga dihasilkan daging
cincang. 4. mi3er untuk mencampur adonan, sehingga menjadi homogeny. 0. alat pengukus untuk memasak adonan daging. 5. e3hauster untuk menyedot dan menghampakan udara di dalam kaleng. 1. mesin penutup kaleng untuk menutup kaleng secara hermetis "kedap udara#. 9. retort untuk memanaskan kaleng dan isinya, sehingga tercipta kondisi yang steril.
)rosedur (ara )embuatan
Daging sapi digiling dengan chopper pada suhu rendah sehingga selama penggilingan, suhu dapat dipertahankan tetap di baah &9C(. 8al tersebut dilakukan dengan menambahkan es batu atau air dingin. 8asil gilingan berupa daging cincang yang masih kasar. Setelah dicincang, daging dimasukkan ke dalam mi3er untuk mencampur daging, bumbu, dan bahan lainnya menjadi adonan yang homogen. Agar emulsi tetap terjaga stabilitasnya, pencampuran harus dilakukan pada suhu rendah "&'-&9C(#. 6mulsi daging yang telah terbentuk selanjutnya diisikan ke dalam kaleng yang sebelumnya telah disterilkan dengan panas. )engisian dilakukan dengan menyisakan sedikit ruang kosong di dalam kaleng, disebut head space. :aleng yang telah diisi, kemudian di%akum
"e3hausting# dengan cara meleatkannya melalui ban berjalan ke dalam e3hauster bo3 bersuhu ;'-;1C( selama &1 menit. Setelah keluar dari e3hauster bo3, kaleng dalam keadaan panas langsung ditutup dengan mesin penutup kaleng. Setelah ditutup, kaleng beserta isinya disterilisasi dengan cara memasukkan kaleng ke dalam retort dan dimasak pada suhu &4'C( dan tekanan ',11 kg/cm4, selama &1 menit. Agar daging tidak mengalami pemanasan yang berlebihan, kaleng yang telah disterilkan harus segera didinginkan di dalam bak pendingin yang berisi air selama 4'-41 menit. Setelah permukaan kaleng dibersihkan dengan lap hingga kering, produk siap untuk diberi label dan dikemas.
+ilai i>i kornet cukup baik
Syarat mutu daging kornet telah ditentukan berdasarkan Standar +asional ndonesia "S+#. +amun, dalam praktiknya masih ada produk yang tidak sesuai dengan standar tersebut. Membaca secara seksama label pada kemasan produk merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. :omposisi >at gi>i kornet dalam kaleng sangat beragam, tergantung pada jenis daging yang digunakan, mutu bahan baku sebelum diolah,
cara pengolahan, cara dan lama penyimpanan produk serta kondisi kaleng selama penyimpanan. Secara umum dapat dikatakan baha daging kornet dalam kaleng mempunyai nilai gi>i yang cukup baik, khususnya protein, %itamin, dan mineral.
(iri-ciri kerusakan kornet
Daging kornet yang ada di pasaran umumnya dikemas dengan kaleng. :aleng mempunyai sifat yang baik sebagai pengemas karena mampu menahan gas, uap air, jasad renik, debu, dan kotoran. :aleng juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrem, dan toksisitasnya relatif rendah. $mur simpan daging kornet dalam kaleng dapat mencapai 4 tahun atau lebih, tergantung proses pengolahan, jenis kaleng, penyimpanan, dan distribusi. :ebusukan kornet dalam kaleng dapat disebabkan oleh proses pembuatan yang tidak benar, kebocoran adah karena penutupan yang kurang baik, atau penyimpanan pada suhu yang tidak tepat dan terlalu lama. :ebusukan tersebut tidak selalu dapat dideteksi dari penampakan adah karena tidak selalu diikuti oleh perubahan bentuk adah.
Secara umum, ciri-ciri yang dapat digunakan untuk menilai kualitas kornet dalam kaleng adalah sebagai berikut •
*lat Sour - Apabila produk di dalam kaleng memberikan cita rasa asam karena adanya akti%itas mikroba tanpa memproduksi gas, kebusukan tersebut dikenal dengan sebutan flat sour "kaleng tetap datar, tidak menggembung, tetapi produk menjadi asam#. enis kebusukan ini disebabkan oleh akti%itas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi. 8al tersebut bisa terjadi akibat sanitasi selama pengolahan yang buruk atau karena proses pengolahan tidak tepat.
•
)enggembungan :aleng "Sells# - :aleng yang gembung dapat terjadi akibat terbentuknya gas di dalam adah karena adanya pertumbuhan
dan
akti%itas
mikroba.
Adanya
gas
tersebut
menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam kaleng, sehingga kaleng menjadi gembung pada bagian tutup dan dasar kaleng. :aleng yang gembung dapat juga disebabkan oleh penuhnya pengisian kornet, sehingga tidak cukup adanya ruang kosong di dalam kaleng. •
StackBurn - Stack burn terjadi akibat pendinginan yang tidak sempurna, yaitu kaleng yang belum benar-benar dingin sudah
disimpan. Biasanya produk di dalam kaleng menjadi lunak, berarna gelap, dan menjadi tidak dapat dikonsumsi lagi. •
:aleng yang penyok - :aleng yang penyok dapat mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil yang merupakan sumber masuknya mikroba pembusuk. )enyoknya kaleng dapat disebabkan oleh benturan-benturan mekanis akibat perlakukan kasar, baik selama proses pembuatan, penyimpanan, pengangkutan, atau pemasaran. Sebagai konsumen yang kritis, sebaiknya Anda tetap aspada dengan tidak memilih sotiap produk yang kalengnya dalam keadaan tidak normal.
•
:aleng yang bocor - Bocornya kaleng disebabkan deh sambungan kaleng yang kurang rapat, penyolderan kurang sempurna, atau tertusuk oleh benda tajam. :aleng yang bocor ditandai dengan tumbuhnya mikroba dan timbulnya bau kurang sedap. :aleng o%al umumnya lebih jarang mengalami kebocoran daripada yang berbentuk silinder.
•
:aleng yang berkarat - :aleng yang berkarat dapat mencerminkan baha produk tersebut telah lama diproduksi atau disimpan pada tempat yang kurang tepat "keadaan lembab#.
)roduk cornet beff *ray Bentos merupakan produksi dari Amerika Selatan. 8asil dari metode hitungan caan menggunakan suatu standar yang disebut dengan Standart Plate Counts (SPC) . Standar tersebut adalah caan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumllah koloni antara 0'-0'', beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar yang jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, dan satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni
"Ealuyo
4''2#. Plate
count agar ")(A#
adalah
mikrobiologi medium pertumbuhan umum digunakan untuk menilai atau memonitor FtotalF atau layak pertumbuhan bakteri dari sampel. )(A adalah bukan media selektif. :omposisi agar-agar pelat menghitung dapat ber%ariasi, tetapi biasanya mengandung "b/%# yaitu ',1G pepton, ',41G ekstrak ragi, ',&G glukosa, &,1G agar-agar , dan p8 disesuaikan "Atlas 4''5#. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui baha semakin tinggi tingkat pengenceran maka jumlah koloni bakteri semakin sedikit. 8al ini dapat dilihat pada pengenceran &' -1 memiliki jumlah koloni yang terbanyak dan pengenceran &'-2 memiliki jumlah koloni paling sedikit dan tidak memenuhi S)(. umlah koloni yang berkurang seiring
dengan peningkatan pengenceran disebabkan karena jumlah bakteri yang terkandung dalam tiap ',& m %olume inokulan yang dipindahkan semakin berkurang akibat pengenceran yang dilakukan. Jika didapat jumla koloni kuran! dari "# maka$
-
:esalahan statistik tinggi. Sangat sensitif terhadap
kontaminan
"jumlah
bakteri
kontaminan yang tidak sengaja masuk, besar pengaruhnya
-
terhadap jumlah akhir koloni per caan#. Membutuhkan kerja aseptis yang lebih teliti.
solusi memperbesar ukuran sampel. Jika didapat jumla koloni le%i %esar dari "## maka $
-
Dimungkinkan ada sifat antagonisme antar spesies, misalnya bakteri A menghambat bakteri B dengan mengeluarkan metabolit tertentu "antibiotik# sehingga bakteri B tidak tumbuh
-
sedangkan keduanya berada diposisi yang berdekatan. )erebutan nutrisi/ kompetisi sangat tinggi yang lama-kelamaan
-
menimbulkan keterbatasan nutrisi. :emungkinan dua koloni bergabung menjadi satu lebih besar sehingga mengaburkan jumlah sebenarnya karena dua koloni yang bergabung tetap dihitung satu koloni.
Memperbesar
kemungkinan
kesalahan
"human
error #
dalam
menghitung koloni Solusi memperkecil ukuran sampel atau diencerkan. :isaran 0'-0'' koloni ini dijadikan titik tumpu dalam menentukan semua faktor yang mempengaruhi hasil akhir ini, seperti berapa ukuran sampel yang harus dianalisa dan metode apakah yang cocok untuk sampel tersebut. Disarankan sebelum menghitung atau menganalisa yang sebenarnya, dilakukan perkiraan "analisa pendahuluan# terlebih dahulu dengan mencoba memplatingnya pada ukuran sampel atau pengenceran yang berbeda-beda. Misalnya &. Sampel H tidak dapat diperkirakan jumlah densitas selnya, tetapi sepertinya jumlah ml/caan adalah lebih dari 0''. )erlu dilakukan pemplatingan aal dahulu supaya diperoleh tingkat pengenceran yang cocok sehingga menghasilkan 0'-0'' koloni per caan. (ontohnya, didapatkan &'-5 yang menghasilkan koloni dengan kisaran tersebut, maka selanjutnya dengan sampel yang sama kita dapat mengulanginya dengan tingkat
pengenceran yang sama "tanpa sampai pengenceran yang lebih tinggi#. 4. Sample H diperkirakan memiliki jumlah mikroba yang sangat sedikit /-0' koloni/&''ml. )erlu dilakukan penentuan sample size yang tepat terlebih dahulu supaya dihasilkan 0'-0'' koloni
per caan atau paling tidak mendekati. Misal, jika dengan ukuran sampel &'' ml dihasilkan &' koloni, 4'' ml dihasilkan 44 koloni, 1'' ml dihasilkan 5; koloni,
maka sample
size yang
paling
sesuai
adalah
1''
ml
atau
lebih. )enentuan sample size ini juga dipengaruhi sifat sampel itu sendiri dan keterbatasan metode yang dipakai. Selanjutnya dengan sampel yang sama kita dapat menganalisa dengan sample size 1'' ml atau lebih. Iang dimaksud JmendekatiK disini adalah jika misalnya ditemukan data analisa pendahuluan seperti berikut 1' ml dihasilkan ' koloni/caan, &'' ml dihasilkan & koloni/caan,
4'' ml dihasilkan 1 koloni/caan, 5'' ml dihasilkan && koloni/caan, 1'' dihasilkan &9 koloni/caan, Berbagai metode umum untuk uji enumerasi bakteri yang ditanamkan dalam caan petri antara lain
Plate count ?dengan teknik penanaman spread plate dan pour
plate. Membrane filtration
)emilihan metode yang benar tergantung kepada
enis sampel. Densitas sel "perkiraan dari analisa pendahuluan#. Spesifikasi standar baku / standar lolos uji.
!elah diuraikan didepan baha sebagai patokan sebaiknya didapatkan 0'-0'' koloni per caan dengan alasan utama adalah kesalahan statistik. :ita tidak perlu mengetahui secara dalam mengenai mengapa harus dalam kisaran itu, atau mengapa tidak &''-1'' koloni per caan,
dan
alasan-alasan
berbau
statistik
lainnya.
+amun
sebagai microbiologist yang baik, seharusnya mampu memilih metode yang tepat berdasarkan acuan kisaran itu, karena kisaran 0'-0'' koloni ini digunakan secara internasional.
Pour Plate
teknik pour plate adalah teknik penanaman dengan cara
mencampurkan sampel yang mengandung sel mikroba dengan media pertumbuhan "agar# sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar. :onsekuensinya adalah tidak semua jenis mikroorganisme dapat tumbuh di dalam agar "bersifat mikroaerofilik#. Lolume yang dipakai pada umumnya adalah &-4 ml pada caan dengan diameter ; cm dan dengan penambahan media 1-&' ml. Sebaiknya sampel yang dipakai untuk teknik ini memiliki densitas sel 0' sel/ml sehingga didapatkan kisaran 0'-0'' koloni/caan. Semakin besar ukuran sampel berarti semakin kecil konsentrasi komposisi media semakin encer# dengan penambahan media yang semakin berkurang jika digunakan ukuran caan yang sama. Selain itu, semakin besar ukuran sampel dan jika ditambah dengan %olume media yang sama maka pada saat pencampuran "swirl # dapat beresiko tumpah dan membasahi celah antara tutup dan dasar caan petri yang akhirnya mempertinggi kontaminasi karena bakteri kontaminan yang menempel pada tempat itu dapat tumbuh. :etiga alasan inilah yang menjadi keterbatasan metode pour plate. 8al-hal penting yang harus dipikirkan matang sebelum menganalisa sampel untuk diketahui jumlah mikroorganismenya adalah
&. Memperkirakan jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel per satuan %olum. 4. Memilih metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang akurat. 0. Mengetahui jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung, misalnya bermaksud akan menghitung yeast , bakteri, atau bakteri genus tertentu saja. 5. Menentukan media pertumbuhan yang cocok. 1. Benar-benar
mengetahui
perbedaan
morfologi
koloni
antara
bakteri, yeast dan molds. 9. Mencari tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman jika sample yang dianalisa memerlukan referensi tersebut.
BAB III &ET'DE P(AKTIKU& A. Alat dan %aan Alat$ • • • • • • • • • • •
Bunsen )ipet tetes spoit elas kimia abu ukur (orong Magnetic strick 6rlemeyer +eraca analitik Autoclack nkubasi
Baan $
- :apas - ANuadest
• • • •
Batang pengaduk Sendok tanduk (aan porselin (aing )etridis
-
Media )(A. kan
B. P(INSIP
)rinsip dari metode hitungan caan adalah menumbuhkan sel mikrobia yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung
dengan
mata
tanpa
menggunakan
mikroskop,kemudian dihitung bayaknya koloni yang tumbuh Metode hitungan caan dapat dibedakan atas dua cara yaitu &. Metode tuang "pour plate# 4. Metode permukaan "surface / spread plate# (ara menghitung koloni pada caan adalah sebagai berikut &. (aan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 0' sampai 0''. 4. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni. 0. suatu deretan "rantai# kolini yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. Sedangkan data yang dilaporkan sebagai S)( harus mengikuti peraturan sebagai berikut &. 8asil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama dibelakang koma dan angkan kedua dibelakang koma. ika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari 1, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua. 4. ika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka kurang dari 0' pada caan petri, hanya jumlah koloni pada
pengenceran yang terendah yang dihitung. 8asilnya dilaporkan sebagai kurang dari 0' dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. 0. ika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih besar dari 0'' pada caan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. 8asilnya dilaporkan sebagai lebih dari 0'' dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. 5. ika caan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 0' dan 0'', dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 4, yang digunakan adalaha rata-ratanya. ika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih besar dari 4, yang dilaporkan hanya hasil terkecil. 1. ika digunakan dua caan )etri "duplo# per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua caan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi syarat diantara 0' dan0''. ). P('SEDU( KE(JA *. Pem%uatan &edia P)A
a. Di siapkan alat dan bahan yang akan digunakan b. Ditimbang media )(A sebanyak =,5 gr dengan menggunakan neraca analitik. c. Setelah ditimbang dimasukkan ke dalam erlemenyer kemudian ditambahkan aNuadest sebanyak 0'' ml kemudian homogenkan dengan menggunakan magnetic strireng.
d. :emudian di stelirkan dengan menggunakan autocla%e selama &1 menit pada suhu &4' ℃ . e. Dimasukkan masing- masing ke caang petridisk. f. Setelah mengeras kemudian di masukkan kedalam kulkas.
4.
&etode uji An!ka Lempen! Total +ALT, atau SP) +Standard Plate )ount,
a. Dipipet ; m larutan pengencer dan dimasukkan ke dalam ku%et &' m. :emudian sterilkan. b. Dipipet & m ikan yang suda diencerkan dan dimasukkan ke dalam ku%et yang telah berisi larutan pengencer steril "lakukan di depan api#. 8omogenkan dan inilah pengenceran &'-& c. Setelah itu, dipipet & m larutan dari pengenceran &'-& dan dimasukkan ke dalam ku%et lain yang telah berisi larutan pengencer. 8omogenkan dan inilah pengenceran &'-4. d. :emudian dipipet & m larutan dari pengenceran &'-4 dan dimasukkan ke dalam ku%et yang ketiga, yang telah berisi larutan pengencer steril. alu homogenkan dan inilah pengenceran &'-0 e. Setelah itu, dipipet pengenceran &'-4 dan &'-0 masing ? masing & m dan dimasukkan ke dalam caan petri yang telah disterilkan f. alu, diambil caan petri "pengenceran &'-4 dan &'-0#.:emudian dituangkan media )(A pada masing ? masing caan. akukan di depan api dan homogenkan. g. lalu, tabung 5 di masukkan kedalam caang petri &'-5. Dan pada tabung 1 dimasukkan ke dalam media )(A &'-1 h. Bungkus caan dan masukkan ke dalam inkubator dalam keadaan terbalik. Amati mikroba selam 4 3 45 jam.
BAB IHASIL DAN PE&BAHASAN A. A&BA(
B. TABEL PENA&ATAN
8asil perhitungan koloni bakteri pada media sampel :A+ (@<+6!
)engenceran A! &'-&
&'-4
&'-0
&'-5
!B $D
!B $D
!B $D
!B $D
S)( &'-1 &40
&,0 H &'O1 &,0 H &'O2
). PE&BAHASAN
$ji angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan untuk menghitung adanya bakteri yang terhadap dalam sediaan yang diperiksa. $ji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik caan tuang " pour plate# dan teknik sebaran " spread
plate#. )ada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang
diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar. umlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan aktu yang sesuai. )erhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 0'-0''. Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer. Dalam praktikum ini pertama dilakukan )embuatan Media )(A yaitu di siapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu timbang media )(A sebanyak =,5 gr dengan menggunakan neraca analitik. Setelah ditimbang dimasukkan ke dalam erlemenyer kemudian ditambahkan aNuadest
sebanyak
0''
ml
kemudian
homogenkan
dengan
menggunakan magnetic stirel selanjutnya di stelirkan dengan menggunakan autocla%e selama &1 menit pada suhu &4'
℃
dan
dimasukkan masing- masing ke caang petridisk kemudian setelah mengeras di masukkan kedalam kulkas. Selanjutnya digunakan Metode uji Angka empeng !otal "A!# atau S)( "Standard )late (ount# pertama dipipet ; m larutan pengencer dan dimasukkan ke dalam ku%et &' m. :emudian sterilkan selanjutnya dipipet & m daging
cornet dan dimasukkan ke dalam ku%et yang telah berisi
larutan pengencer steril "lakukan di depan api#. 8omogenkan dan
inilah pengenceran &'-&. Setelah itu, dipipet & m larutan dari pengenceran &'-& dan dimasukkan ke dalam ku%et lain yang telah berisi larutan pengencer. 8omogenkan dan inilah pengenceran &'-4. :emudian dipipet & m larutan dari pengenceran &'-4 dan dimasukkan ke dalam ku%et yang ketiga, yang telah berisi larutan pengencer steril. alu homogenkan dan inilah pengenceran &'-0 Setelah itu, dipipet pengenceran &'-4 dan &'-0 masing ? masing & m dan dimasukkan ke dalam caan petri yang telah disterilkan alu, diambil caan petri "pengenceran &'-4 dan &'-0#. :emudian dituangkan media )(A pada masing ? masing caan. akukan di depan api dan homogenkan dan tabung 5 di masukkan kedalam caang petri &'-5. Dan pada tabung 1 dimasukkan ke dalam media )(A &'-1, Bungkus caan dan masukkan ke dalam inkubator dalam keadaan terbalik. Amati mikroba selam 4 3 45 jam.
BAB -
PEN UTUP A. KESI&PULAN
Dari hasil praktikum yang didapatkan dapat ditarik kesimpulan baha pada percobaan daging cornet dengan menggunakan metode A! didapatkan hasil adalah S)( &,0 H &'O1 dan &,0 H &'O2.
A)@
@68 +AMA
7$*AEA! M$SA
+M
&0 0&51 510 '5'
:6AS
A. A+A:6S
P('(A& DIII ANALIS KESEHATAN STIKes &EA (E/K0 &AKASSA( TAHUN AJA(AN 1#*"21#*3