Lamproglena sp. Lamproglena sp. merupakan salah satu parasit pada ikan dari filum arthropoda yang bekerja dengan menyerang bagian insang dari ikan. Parasit ini tidak membutuhkan inang yang spesifik sehingga da[at di temukan di beberapa spesies ikan. Menurut capart (1944) lamproglena dapat ditemukan pada spesies Serranochromis thumbergi, Haplochromis macrops, Haplochromis eduardii, H. moffati, H. serridens dan H. dan H. fasciatust. Menurut ibraheem dan izawa (2000) parasit ini dapat dotemukan pada spesies ikan Oreochromis niloticus, Sarotherodon galilaeus dan Tilapia zilli. Van As (2007) mengklasifikasikan lamproglena sp. sebagai sp. sebagai berikut : Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Hexanauplia
Ordo
: Cyclopoida
Famili
: Lemaeidae
Genus Spesies
: Lamproglena : Lamproglena : Lamproglena sp. sp.
Morfologi Lamproglena sp.
Lamprogena betina pada umumnya memiliki panjang sebesar 3,6 mm. Cephalotoraxnya sebesar 0.6 mm atau sekitar 18% dari panjang tubuhnya permukaan dorsal datar dan permukaan ventral yang memiliki dua lobus dan thorax yang terbagi tiga. Thorax yang pertama panjangnya 0.6, yang kedua sepanjang 0.7 dan yang ketiga sebesar 0.75. lamproglena betina juga memiliki sepasang kantung telur yang besar dan memanjang yang dapat menampung telur sebanyak 28-30 butir. Caudal ramus bercabang dan bercampur dengan abdomen, ramus di bagian dalam berbentuk kerucut dan dihentikan oleh tiga papila kecil. Ramus yang berada diluar lebih panjang dan lebih tajam dari ramus yang didalam. Antennanya bercabang kuat dan terbagi menjadi tiga segmen. Bagian yang segmen basalnya luas tidak terlalu panjang dan bagian segmen yang sempit cukup panjang,. segmen distal berakhir dengan empat distal yang berukuran berbeda. Segmen basal sangat lebar dan terdapat 17 setae sedangkan segmen distal membulat dengan 9 setae. Anterior cephalotorax memiliki maxila yang kuat yang diakhiri dengan cakar yang tajam dan melengkung. Cakar tersebut berfungsi sebagai jangkar agar lamproglena dapat menempel pada pada ikan (Capart 1944).
Gambar . Morfologi Lamproglena dari Marx dan Avenant 1996 Lamproglena memiliki maxiliped dengan dua segmen dengan dasar segmen yang luas. Segmen kedua berakhir ke bagian interior dan diakhiri dengan tiga cakar. Lamproglena memiliki empat pasang kaki biramous. Eksopoda lebih besar dari endopodanya dan keduanya terdegulasi sepasang kaki pertama endopoda berakhir dengan empat setae, pasangan kedua kedua kaki yang berakhir dalam tiga setae dan pasangan ketiga dan keempat kaki yang berakhir dalam dua setae dan endopoda dari pasangan kaki pertama, ketiga dan keempat yang berakhir dalam empat setae dan pasangan kedua kedua yang mengakhiri dalam tiga setae. Terdapat sepasang kaki kelima yang belum sempurna. Lamproglena jantan masih belum diketahui secara jelas morfologinya (Capart 1944).
Siklus Hidup Lamproglena Sp.
Siklus hidup lamproglena sp. Terbagi menjadi beberapa tahapan. Bermulai dari telur yang menetas menjadi nauplius kemudian berkembang menjadi copepodite lalu menjadi cyclopoid hingga akhirnya menjadi dewasa. Telur dari lamproglena berbentuk bulan dan berwarna kuning dengan diameter kurang dari 0,1 mm. Telur dari laproglena menetas setelah beberapa saat setelah dilepaskan oleh lamproglena betina. Telur yang telah menetas kemudian menjadi nauplius (Fryer 1956). Nauplius lamproglena berbentuk lonjong dengan badan tembus diisi dengan massa kuning, yang berkurang karena nauplius berkembang. Tahap pertama memiliki tiga pasang pelengkap; yang antennules uniramous, antena biramous dan rahang biramous. Semua pelengkap ini menanggung setae halus. Tahap kedua dan ketiga memiliki tambahan sepasang pelengkap mungkin, maxillule, muncul sebagai papila dengan sepasang setae halus. Mereka juga memiliki mata yang diposisikan pertengahan naupliar anterior dan ada peningkatan jumlah setae pada pelengkap karena mereka meranggas dari satu tahap ke tahap berikutnya. Pada saat istirahat, antennules danantena diarahkan ke depan dan menutupi satu sama lain; rahang terletak miring ke depan dan membungkuk untuk sisi (Fryer 1956).
Gambar .Diagram siklus hidup lamproglena sp menurut Fryer 1956 Tahap copepodite memiliki tiga somit tubuh; cephalothorax, thorax gratis dan perut. Cephalothorax dihasilkan dari penggabungan embel toraks, maxillipede ke wilayah cephalic. Oleh karena itu, empat anggota badan yang diamati pada cephalothorax, dan jumlah segmen dan pelengkap pada thorax bebas dan perut berbeda dari satu tahap ke tahap berikutnya. Tubuh transparan dengan warna, usus hampir hitam gelap. Mata naupliar terlihat seluruh tahapan copepodite dan diposisikan di garis tengah di tepi tubuh anterior (Fryer 1956). Tahap cyclopoid lamproglena bertumbuh semakin besar tergan segmen yang makin terlihat batasannya. Tahap dewasa tubuh sudah terlihat memiliki tiga somit; cephalothorax, dada dan perut. Antennules, antena, maksila dan maxillipedes adalah satu-satunya pelengkap diamati pada wilayah cephalothorax pada tahap ini. thorax memiliki empat pasang kaki dan segmen genital, tidak ada pelengkap yang diamati pada bagian perut tiga tersegmentasi. Segmentasi kabur pada tahap ini, tidak sejelas dalam tahap sebelumnya (Fryer 1956)
Gejala Pada Ikan
Lamproglena merupakan ektoparasit yang menyerang bagian dari insang ikan. Ikan yang terserang parasit tersebut akan mengalami sulit bernapas dan apabila tidak ditangangani dengan segera dapat menyebabkan kematian pada ikan. Pada umumnya ikan yang terserang lamproglena akan terlihat memiliki semacam serabut berwarna putih yang menempel pada bagian operculum, insang dan dada dari ikan. Bagian serabut putih tersebut diikuti oleh bekas pendarahan atau luka di bagian yang bersentuhan dengan ikan. Hal tersebut terjadi karena cakar lamproglena menancap pada permukaan tubuh ikan.adapun tanda tanda umum yang dapat terlihat pada ikan jika terserang lamproglena sebagai berikut : 1. Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan pada bagian yang terdapat lamproglena 2. Terdapat serabut putih pada bagian yang mengalami pendarahan. 3. Nafsu makan mulai berkurang. 4. Ikan menjadi kurang aktif. 5. Insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas.
Ikan yang sering dijadikan inang oleh lamproglena antara lain ikan dari keluarga cichlidae seperti ikan nila. Parasit ini banyak menyerang ikan nila terutama di negara afrika. Parasit ini dapat ditemukan pada bagian luar insang dari ikan yang menjadi inangnya.
Pencegahan dan Pengobatan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah agar parasit ini tidak menyerang ikan yang sedang dibudidaya. Cara tersebut dapat dilakukan dengan tiga metode antara lain seperti metode mekanik, kimia dan biologis. Metode pencegahan mekanik dapat dilakukan dengan alat-alat mekanis seperti penyaringan air dan pensterilan air dengan panas. Metode kimia dapat dilakukan dengan cara menambahkan zat kimia seperti dengan cara pembilasan wadah dengan kaporit dan metode biologis menggunakan makhluk hidup sebagai alatnya seperti memasukkan
predator alami dari parasit tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya lamproglena antara lain sebagai berikut : 1. pembersihan kolam Pembersihan kolam ditujukan agar menghilangkan organisme parasit yang ada pada kolam media budidaya. Pembersihan kolam dapat dilakukan dengan cara mensterilisasi air dengan disaring dan dijemur di bawah sinar matahari. Cara lain untuk membersihkan kolam dengan cara membilas kolam dengan zat kimia seperti kaporit agar tidak ada organismie parasitik yang hidup di kolam tersebut. 2. karantina benih ikan Benih ikan yang baru didapat dari produsen benih ada baiknya dilakukan karantina. Karantina ditujukan agar tidak terdapat benih-benih parasit yang terbawa oleh benih ikan. Karantina dapat dilakukan dengan merendam ikan di salinitas tinggi selama beberapa menit agar parasit dan organisme pengganggu lainnya lalu ikan dapat dikembalikan ke kolam 3. penggunaan zat anti parasit Penggunaan zat tersebut dapat dilakukan sesekali pada kolam. Biasanya penggunaan zat yang dilakukan adalah dengan menambahkan garam kasar ke air dengan jumlah tertentu sehingga parasit tidak dapat hidup. 4. meningkatkan kesehatan ikan Ikan yang sehat akan sulit terserang penyakit. Meningkatkan kondisi ikan dapat dilakukan dengan pemberian mikroorganisme probiotik sehingga ikan akan lebih terjaga kondisinya. Cara lainnya adalah dengan menjaga kualitas air sehingga ikan tidak terganggu kesehatannya.
Sedangkan cara pengobatan ikan yang terserang penyakit adalah sebagai berikut: 1. pemberian obat anti parasit Pemberian obat dapat dilakukan dengan mengkarantina ikan yang berparasit ke media yang lebih bersih lalu ditambahkan garam kasar dengan jumlah tertentu atau dengan pemberian methylene blue ke media air karantina agar parasit mati. Zat lain yang dapat digunakan biasanya berupa Kalium Permanganat (PK) yang merupakan obat kulit yang juga bisa didapatkan pada toko kimia atau apotik.
2. meningkatkan suhu dan oksigen terlarut Meningkatkan suhu dapat mempercepat proses metabolisme dari ikan sehingga ikan akan lebih cepat sembuh dari penyakit. Meningkatkan oksigen terlarut bertujuan agar ikan lebih mudah bernapas karena insang yang digunakan untuk bernapas terganggu oleh parasit sehingga ikan akan lebih kesulitan bernapas.
Daftar Pustaka
Capart, A. 1944. Notes sur les copépodes parasites. III.- Copépodes parasites des poissons d`eau douce du Congo Belge. Bull Musée Royal d`Histoire Nat Belgique.
Ibraheem MH,Izawa K. 2000. On the morphology of Lamproglena monodi Capart, a parasitic copepod on the gills of Tilapia in Egypt. Zool Middle East.
Marx, H. M. & Avenant Oldewage, A. 1996. Redescription of Lamproglena clariae Fryer, 1956 (Copepoda, Lernaeidae), with notes on its occurence and distribution. Crustaceana.
Fryer, G. 1956. Areport on the parasitic Copepoda and Branchiura of the fishes of the lake Nyasa. Proceedings of the Zoological Society, London.
Van As, L.L. & J.G. Van As. (2007). Lamproglena hepseti n. sp. (Copepoda: Lernaeidae), a gill parasite of the African pike Hepsetus odoe (Bloch) from the Okavango River and Delta, Botswana. Systematic Parasitology.