L-2 SWOT ANALISIS SWOT
A. Analisa SWOT Air Limbah No.
Skor
Faktor Internal
1
2
3
4
Angka
KEKUATAN (STRENGHTS) 1 1.1 1.2 1.3 1.4 2 2.1 2.2 3 3.1 3.3 3.4 4 4.1 4.2 5 5.1 5.2 5.3
Aspek Kelembagaan Pokja AMPL terbentuk Terdapat UPTD pengelola IPLT Terdapat sanitarian di masing masing kecamatan Adanya KSM sanitiasi di tingkat masyarakat Aspek Keuangan Tersedianya APBD dalam pengelolaan sanitasi air limbah Penganggaran Penganggaran APBD untuk sanitasi meningkat setiap tahun Aspek Teknis Operasional Adanya program sanitasi berbasis masyarakat terdapat IPLT yang masih baru ketersedian truk tinja cukup Aspek Komunikasi terdapat media lokal untuk mendukung kegiatan sanitasi media sosialisasi dari skpd terkait PHBS SDM POKJA AMPL yang berkualitas peningkatan kapasitas pokja melalui pelatihan sanitarian yang berkompeten di bidnag sanitasi
4 3 2 2 2 3
2 3
3 3
3 3
2 2 2
2 2
3 3
3 3 2
2
JUMLAH NILAI KEKUATAN
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1 1.1 1.2 1.3 1.4 2 2.1 2.2 3 3.1
3.3 4 4.1 5
5.1
4 3 2 2
34
Aspek Kelembagaan sinkronisasi Pokja AMPL belum terjalin belum adanya masterplan Koordinasi antar instansi belum maksimal belum tersedia peraturan khusus dalam penanganan lumpur tinja Aspek Keuangan Anggaran sektor sanitasi belum menjadi prioritas Rasio anggaran sanitasi dalam APBD masih kecil Aspek Teknis Operasional IPLT belum beroperasi Kurangnya kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Aspek Komunikasi Kegiatan komunikasi belum berkelanjutan SDM Kemampuan personil terkait pengelolaan air limbah belum maksimal.
JUMLAH NILAI
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
3 4 2 4 3 3
3 4 2 4 3 3
4
4
2
2
2
2
3
3 30
L2-1
No.
Skor
Faktor Internal
1
2
3
4
Angka
KELEMAHAN
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
4
No. PELUANG (OPPORTUNITIES) 1 1.1
1.2 1.3 1.4 1.5 2
2.1
2.2 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4 4.1 4.2 5 5.1 5.2
5.3 6 6.1
Skor
Faktor Eksternal
1
Aspek Kelembagaan dukungan Pokja AMPL Nasional dan Provinsi dukungan peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan air limbah Adanya komitmen pusat untuk universal acces (RPJMN) Pembangunan Subsektor Air Limbah Domestik terpapar dalam visi dan misi RPJMD 2014 - 2019 Kelembagaan di tingkat desa sudah sebagian terbentuk (BP SPAM, KPP, KSM, BKM) Aspek Keuangan potensi pendanaan dari berbabagi asumber seperti APBN, Tugas Perbantuan, Belanja Kementrian, DAK Sanitasi, APBD Propinsi, serta sumber dana internasional dari lembaga multilateral (world bank, Asian Development Bank, Ausaid), CSR dan partisipasi masyarakat peluang swadaya masyarakat Aspek Komunikasi Berkembangnya media sosial, cetak dan elektronik akses masyarakat terhadap teknologi informasi/ internet Peran Media lokal (cetak, radio dan televisi) yang dapat digunakan kegiatan sosialisasi dan kampanye Pengurus RT, RW, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama mempunyai tingkat partisipasi yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai penyebaran sumber informasi adanya even kesenian budaya dan kerakyatan Aspek Teknis Operasional Tersedianya teknologi penanganan air limbah domestik Adanya kontribusi masyarakat dalam pemeliharaan dan pemanfaatan ipal komunal yang dikelola kelompok masyarakat secara mandiri, Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Adanya peran masyarakat dalam sistem pengelolaan air limbah Adanya perusahaan sedot tinja swasta Adanya organisasi Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), PKK dan Kader Pos Yandu Aspek Sosial Budaya kerja bakti sebagai kearifan lokal
2
3
4
Angka
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
3 3
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3 4
4
4
3
3
3
JUMLAH NILAI PELUANG
60
ANCAMAN (THREATS) 1 1.1
1.2 1.3 2
Aspek Kelembagaan Program Sanitasi antar SKPD belum terintegrasi Belum sseluruhnya memahami dan berpihak kepada program sanitasi di tingkat pengambil kebijakan Kemitraan antara Pemda dan pihak swasta belum terjalin Aspek Keuangan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
3
3
4 3
L2-2
4 3
No.
2.1 2.2 2.3 2.4 3
3.1 3.2 3.3 3.4 4
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 5 5.1 5.2 6 6.1
6.2 6.3
Skor
Faktor Eksternal
1
Kebutuhan biaya atau anggaran pengelolaan air limbah sangat besar Pertambahan penduduk yang cukup tinggi memerlukan peningkatan anggaran untuk sektor sanitasi Perhatian masyarakat dan swasta terhadap penganggaran sektor air limbah belum menjadi prioritas Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan berupa swadaya masyarakat dan partisipasi swasta. Aspek Komunikasi Peran media belum optimal dalam memberikan informasi pengelolaan air limbah kepada masyarakat. Sosialisasi tentang air limbah belum maksimal Isu air limbah belum menjadi topik yang menarik Adanya hambatan proses komunikasi dan promosi sanitasi dari Pemerintah kepada Pelaku Bisnis Aspek Teknis Operasional Terbatasnya lahan untuk pembangunan IPAL Komunal di masyarakat Tangki septik belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan (suspek tidak aman tinggi) Kebiasaan masyarakat membuang air limbah tanpa pengolahan Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat Ada beberapa bangunan MCK/IPAL Komunal yang belum berfungsi optimal banyaknya WC cemplung dan plengsengan Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan pentingnya pengelolaan air limbah Kondisi sosial budaya masyarakat yang masih mengutamakan prestise atau gengsi, tidak adanya keterlibatan aktif masyarakat untuk mengelola sanitasi lingkungannya; Aspek Sosial Budaya perilaku masyarakat terkait BABS masih tinggi Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan air limbah masih rendah banyaknya WC cemplung dan plengsengan
2
3
4
3
Angka 3
4
4
2
2
2
2
3
3
3 3
3 3
3
3
4 3
4 3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
JUMLAH NILAI ANCAMAN
71
SELISIH NILAI PELUANG ANCAMAN
-11
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-3
Sumber: Review Analisis SWOT, diolah, 2016 B. Analisa SWOT Persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Batang dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebesihan. Volume sampah rata-rata perhari 300,16 m3 dan yang terangkut sebanyak 4,62% m3. Selebihnya pengelolaan sampah masih ada yang dibakar, dikubur bahkan di buang ke sungai. Sistem Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Kabupaten Batang terbagi atas 3 (tiga) wilayah, akan tetapi kondisi eksisting hanya ada 1 TPA yang dioptimalkan untuk tempat pemrosesan sampah yang melayani seluruh wilayah Kabupaten Batang yaitu TPA berada di Dukuh Randukuning desa Tegalsari kecamatan Kandeman. TPA Masih Open dumping, Dengan minimnya penganggaran maka operasionalisasi TPA masih bersifat open dumping bukan sanitary landfill Serta Kapasitas TPA mempunyai daya tampung terbatas yang sudah overload; Sarana dan prasarana pengelolaan sampah belum memadai pada daerah pelayanan (TPS dan armada), Sarana TPS dan pengangkutan masih terbatas sehingga kurang mampu menjangkau ke seluruh wilayah Wilayah Kabupaten Batang; Cakupan pelayanan pengangkutan dan pengelolaan persampahan masih terbatas, Dengan anggaran yang terbatas maka pengelolaan persampahan hanya menjangkau di beberapa wilayah dan pada daerah IKK maupun perkotaan; Belum adanya dukungan kebijakan daerah dalam pengelolaan sampah, Belum tersedianya design perencanaan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-4
pengelolaan sampah yang dapat mengatasi masalah persampahan di Kabupaten Batang termasuk perda persampahan; Belum adanya master plan pengelolaan persampahan, Arah pengembangan pengelolaan persampahan belum mempunyai arahan yang jelas karena belum memiliki master plan pengelolaan persampahan.
No.
Skor
Faktor Internal
1
2
3
4
Angka
KEKUATAN (STRENGHTS) 1
1.1 1.2 1.3 1.4 2 2.1 2.2 3 3.1 3.2 3.2 4.2 4 4.1 4.2 5 5.1 5.2 5.3
Aspek Kelembagaan Adanya Perda mengenai Retribusi sampah atau kebersihan dan Pengelolaan sampah Adanya tupoksi SKPD yang sudah jelas dalam pengelolaan persampahan Terdapat sanitarian di masing masing kecamatan Pokja AMPL terbentuk Aspek Keuangan Tersedianya APBD dalam pengelolaan sanitasi air limbah Penganggaran APBD untuk sanitasi meningkat setiap tahun Aspek Teknis Operasional terdapat 1 TPA Randukuning, Calon TPA dliseng dan TPA candiareng Adanya sarana prasarana persampahan Memiliki TPST 3R (pengelolaan individu, kelompok, badan usaha) Tersedianya pengangkutan persampahan dari TPS ke TPA Aspek Komunikasi terdapat media lokal untuk mendukung kegiatan sanitasi media sosialisasi dari skpd terkait PHBS SDM POKJA AMPL yang berkualitas peningkatan kapasitas pokja melalui pelatihan sanitarian yang berkompeten di bidnag sanitasi
3
3
3
3
2
2
4 2
2 3
3 4 4 4 4 2 2
2 2
3 3
3 3 2
2
JUMLAH NILAI KEKUATAN
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
1.1 1.2 1.3 1.4 2 2.1
2.2 2.3 3 3.1 3.2 3.3
4 4 4 4
36
Aspek Kelembagaan Belum semua desa memiliki kelembagaan dan regulasi bidang persampahan Monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan belum dilakukan. Belum adanya masterplan pengelolaan persampahan Belum adanya dukungan kebijakan daerah dalam pengelolaan sampah Aspek Keuangan PAD dari retribusi sampah masih sangat rendah Kesadaran masyarakat tentang iuran retribusi ke bersihan masih kurang. Anggaran dalam pengelolaan persampahan di bawah kebutuhan riil Aspek Teknis Operasional Dalam pelayanan persampahan belum secara berkesinambungan. Masih terbatasnya Program/Kegiatan TPS 3R yang berbasis masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemda. Cakupan pelayanan pengangkutan dan pengelolaan persampahan masih terbatas
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-5
2
2
2
2
4
4
4
4
3
3
2
2
2
2
3
3
2
2
4
4
No.
3.4 3.5 4 4.1 4.2 4.3 5 5.1 5.2 5.3 JUMLAH NILAI KELEMAHAN
Skor
Faktor Internal
1
2
Sarana dan prasarana pengelolaan sampah belum memadai pada daerah pelayanan (TPS dan armada) TPA Masih Open dumping. Aspek Komunikasi Media kurang dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran informasi persampahan Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan komunikasi program ke berbagai pihak Kurangnya sosialisasi pemahaman tentang persampahan SDM Belum optimalnya kuantitas dan kualitas tenaga operasional untuk pelayanan langsung ke masyarakat Lemahnya kapasitas SDM manajemen bidang persampahan Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah
3
Angka
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2 3
3
49
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
-13
No PELUANG (OPPORTUNITIES) 1
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 2
2.1 2.2 3 3.1 3.2 3.3 3.4
Skor
Faktor Eksternal
1
Aspek Kelembagaan Adanya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; Program Adi Pura dari Pemerintah Pusat Adanya penghargaan bagi sekolah yang berwawasan lingkungan (Adiwiyata) Adanya kelompok masyarakat PKK, kader lingkungan yang melaksanakan pengolahan dan pengelolaan sampah Terdapat perlombaan sanitasi/kebersihan di berbagai tingkatan masyarakat dan instansi Adanya program 3 R, Bank Sampah, Kampung ramah lingkungan dukungan Pokja AMPL Nasional dan Provinsi dukungan peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan air limbah Adanya komitmen pusat untuk universal acces (RPJMN) Pembangunan Subsektor Air Limbah Domestik terpapar dalam visi dan misi RPJMD 2014 - 2019 Kelembagaan di tingkat desa sudah sebagian terbentuk (BP SPAM, KPP, KSM, BKM) Aspek Keuangan potensi pendanaan dari berbabagi asumber seperti APBN, Tugas Perbantuan, Belanja Kementrian, DAK Sanitasi, APBD Propinsi, serta sumber dana internasional dari lembaga multilateral (world bank, Asian Development Bank, Ausaid), CSR dan partisipasi masyarakat peluang swadaya masyarakat Aspek Komunikasi Berkembangnya media sosial, cetak dan elektronik
akses masyarakat terhadap teknologi informasi/ internet Peran Media lokal (cetak, radio dan televisi) yang dapat digunakan kegiatan sosialisasi dan kampanye Pengurus RT, RW, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama mempunyai tingkat partisipasi yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-6
2
3
4
3
Angka
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3 3
3 3
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3 3
3
3
3
3
3
3
No
3.5 4 4.1 4.2 4.3 4.5 5
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 6 6.1 6.2
Skor
Faktor Eksternal
1
penyebaran sumber informasi adanya even kesenian budaya dan kerakyatan Aspek Teknis Operasional Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/ kecamatan telah melibatkan masyarakat setempat Penambahan luas lahan TPA randukuning Berkembangnya metode pengolahan sampah dengan Sistem 3R Adanya SPM Bidang Pelayanan Persamapahan yang harus dicapai Pemerintah Daerah Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Ada inisiasi kerjasama antara Pemerintah daerah dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah Tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan sampah (3R) Banyak pelaku usaha pengepul rongsok/ sampah non organik Tumbuhnya komunitas peduli lingkungan Adanya organisasi Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), PKK dan Kader Pos Yandu Aspek Sosial Budaya Tumbuhnya industri kreatif berbasis sampah kerja bakti sebagai kearifan lokal
2
3
4
Angka
3 3
3
3 3
3 3
2
2
3
3
3
2 2 3
2 2 4 3 3
4
3 3
JUMLAH NILAI PELUANG
87
ANCAMAN (THREATS) 1
1.1 2 2.1
2.2 2.3 2.4 2.5 3 3.1 3.2 3.3 4
4.1 4.2 4.3 4.4 5
5.1 5.2 6 6.1
Aspek Kelembagaan Pemahaman dan keperpihakan program sanitasi di tingkat pengambil kebijakan Aspek Keuangan Kebutuhan biaya atau anggaran pengelolaan sampah sangat besar Mekanisme dan persyaratan pembiayaan APBN sektor sampah cukup rumit Alokasi anggaran APBN dan DAK masih rendah Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Teknologi pengelolaan sampah berbiaya tinggi/mahal Aspek Komunikasi Media komunikasi yang terlibat dalam mempromosikan pemilahan dan pengurangan tentang sampah masih sangat terbatas Terbatasnya efektifitas media dalam menyampaikan pesan (berkaitan dengan jam tayang dan oplah) Rubrik khusus tentang sanitasi belum tersedia di media cetak lokal, karena pemda kurang memanfaatkan media Aspek Teknis Operasional Pengelolaan sampah dengan sistem sanitary landfill dilaksanakan dengan controlled landfill karena terkendala besarnya biaya operasional Industri makanan/mainan kebanyakan menggunakan plastik sebagai pembungkus Masih banyaknya pemakaian produk kemasan yang tidak ramah lingkungan Penyediaan lahan untuk persamapahan terkendala ijin masyarakat (HO) Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Sungai masih dijadikan sarana untuk membuang sampah oleh masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup yang berakibat pada meningkatnya jumlah timbulan sampah dan karakteristik sampah yang dihasilkan Aspek Sosial Budaya Kondisi sosial budaya masyarakat yang masih mengelola sampah
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-7
3
3
3
3
3
3
3 3
3 3 2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
4
4
4
4
3
No
Skor
Faktor Eksternal
1
2
3
secara sederhana Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan
6.2
4
4
Angka
4
JUMLAH NILAI ANCAMAN
50
SELISIH NILAI PELUANG ANCAMAN
37
Sumber: Review Analisis SWOT, diolah, 2016 C. Analisa SWOT Drainase Drainase perkotaan Kabupaten Batang sebenarnya pemanfaatannya lebih kepada fungsi irigasi atau pengairan. Pembanguan drainase perkotaan saat ini sanagt minim dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Batang. Dikarenakan keterbatasan dana APBD . Penataan system drainase kota belum mempertimbangkan “basic need” maupun
development need yang mengikuti perkembangan tata guna lahan yang ada. Demikian juga pemeliharaan sarana prasarana yang ada dilakukan dengan posisi anggaran yang belum optimal. Masterplan DED drainase per kecamatan belum tersedia sehingga terdapat potensi pekerjaan yang masih cukup besar untuk dikerjakan di Pemerintah Kabupaten Batang; Alokasi anggaran pembangunan drainase di Kabupaten Batang masih minim karena
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-8
keterbatasan anggaran APBD. Diperlukan tambahan anggaran dari Pusat maupun Provinsi untuk membangun jaringan drainase yang ada di Kabupaten Batang terutama untuk drainase primer; Dengan jaringan drainase yang sudah ada untuk melayani wilayah yang luas dan pengembangan jaringan yang terbatas maka jaringan yang ada sekarang kurang mampu menampung kapasitas yang semakin bertambah sehingga di beberapa daerah terjadi genangan walaupun cuma beberapa jam saja; Jaringan drainase Kabupaten Batang pada saat ini di beberapa tempat mengalami sumbatan-sumbatan diakibatkan banyaknya kotorankotoran hasil pembangunan karena kurangnya kesadaran membuang sampah pada tempat yang disediakan. Sehingga diperlukan pengawasan yang meluas terhadap jaringan yang sudah terbangun; Jaringan drainase yang dibangun dekat bangunan perumahan ditutup, sehingga dengan semakin berkembangnya penduduk dan pemukimannya maka akan bisa menutupi jaringan drainase yang sudah ada serta perilaku masyarakat yang belum berubah yaitu buang sampah sembarangan terutama di s aluran drainase
No. KEKUATAN (STRENGHTS) 1 1.1 1.2
2.2
Aspek Kelembagaan Terdapat sanitarian di masing masing kecamatan Pokja AMPL terbentuk Adanya Perda RTRW dan dokumen perencanaan wilayah lainnya (RDTR, SPPIP, KLHS, RPIJM) Aspek Keuangan Tersedianya APBD dalam pengelolaan drainase Penganggaran APBD untuk sanitasi meningkat setiap tahun
3 3.1 3.2 4 4.1 4.2 5 5.1 5.2 5.3
Aspek Teknis Operasional Adanya sarana prasarana drainase Adanya sungai sebagai drainase primer Aspek Komunikasi terdapat media lokal untuk mendukung kegiatan sanitasi media sosialisasi dari skpd terkait PHBS SDM POKJA AMPL yang berkualitas peningkatan kapasitas pokja melalui pelatihan sanitarian yang berkompeten di bidnag sanitasi
1.3 2 2.1
Skor
Faktor Internal
1
2
3
4
2 4 3
1.1 1.2 1.3
2 4 3
2
2
3
3
4 3 2 2
4 3 2 2
3 3
3 3 2
2
JUMLAH NILAI KEKUATAN KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
Angka
28
Aspek Kelembagaan
Belum adanya Perda tentang pengelolaan drainase lingkungan Belum terkoordinasi dengan baik pengelolaan drainase lingkungan yang dilakukan oleh pemda dan y ang berbasis masyarakat. Penanganan sistem drainase masih bersifat parsial tidak dalam skala perwilayahan dan belum dikelola secara terintegrasi dengan instansi terkait.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-9
3
3
4 2
4
2
Skor
No.
Faktor Internal
1.4
Kelembagaan di tingkat desa belum optimal Koordinasi pengelolaan drainase belum optimal (pelimpahan kewenangan) Masterplan drainase belum update Aspek Keuangan Rasio anggaran sanitasi dalam APBD KabupatenTegal masih kecil Alokasi Biaya yang terbatas untuk Pembangunan Aspek Teknis Operasional Perencanaan Pengelolaan Drainase kurang detil/spesifik Belum berfungsinya sistem drainase yang ada karena Leveling yang tidak baik ataupun ditimbun warga Cakupan Pelayanan Drainase masih rendah Kapasitas saluran drainase masih kurang sehingga berakibat terjadinya luapan Penanganan sistem drainase masih bersifat parsial dan tidak dalam skala kewilayahan Pengelolaan drainase belum terintegrasi secara optimal Masterplan Pengelolaan Drainase perlu diupdate Masih terdapat genangan di beberapa wilayah Greywater masih dibuang secara langsung ke saluran drainase Data terkait dengan drainase masih sangat minim Aspek Komunikasi Media kurang dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran informasi persampahan Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan komunikasi program ke berbagai pihak Kurangnya sosialisasi pemahaman tentang persampahan SDM Lemahnya kapasitas SDM Kurangnya kesadaran dalam pemanfaatan dan pemeliharaan drainase oleh Masyarakat Masih lemahnya pemahaman pengelolaan sistem drainase lingkungan
1.5 2 2.1 3 3.1
3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 4 4.1 4.2 4.3 5 5.1 5.2 5.3 JUMLAH NILAI KELEMAHAN
1
2
3
4
2
2
2
2
4
4
4
3 4
3
3
3
3
3
4 3 2
2
2
2
2 4 0 4 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4 4
63
-35
No.
1.1 1.2 1.3 2
2.1
4 3
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1
Angka
Skor
Faktor Eksternal
1
Aspek Kelembagaan Adanya tupoksi SKPD dan d ukungan program pembangunan pengelolaan drainase Peluang terbentuknya kelembagaan di tingkat desa sebagai implementasi UU desa. Adanya program 100 0 100, yang menyebutkan 0 % permukiman kumuh. Aspek Keuangan potensi pendanaan dari berbabagi asumber seperti APBN, Tugas Perbantuan, Belanja Kementrian, DAK Sanitasi, APBD Propinsi, serta sumber dana internasional dari lembaga multilateral (world bank, Asian Development Bank, Ausaid), CSR dan partisipasi masyarakat
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-10
2
3
4
Angka
3
3
3
3
4
4
4
4
No.
3 3.1 3.2
3.3 3.4 3.5 4 4.1 4.2 4.3 5
5.1 5.2 6
6.1
Skor
Faktor Eksternal
1
peluang swadaya masyarakat Aspek Komunikasi Berkembangnya media sosial, cetak dan elektronik akses masyarakat terhadap teknologi informasi/ internet Peran Media lokal (cetak, radio dan televisi) yang dapat digunakan kegiatan sosialisasi dan kampanye Pengurus RT, RW, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama mempunyai tingkat partisipasi yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai penyebaran sumber informasi adanya even kesenian budaya dan kerakyatan Aspek Teknis Operasional Pengelolaan pembangunan drainase lingkungan berbasis masyarakat Adanya sungai sebagai potensi saluran drainase primer Adanya SNI Drainase Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Adanya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase di lingkungan masing-masing Tersedianya ajang perlombaan sanitasi/kebersihan di berbagai tingkatan masyarakat dan instansi Aspek Sosial Budaya kerja bakti sebagai kearifan lokal
2
3
4
2
2
3 3
3 3
3
3
3
3
3
3
4 3
4 3 2
3
3
3
3
3
3
2
JUMLAH NILAI PELUANG
ANCAMAN (THREATS) 1
1.1 1.2 2 2.1
2.2 3
3.1 3.2 4
4.1 4.2 4.3 4.4 4.6 4.7 4.8 5 5.1 5.2 5.3
Angka
49
Aspek Kelembagaan Belum ada lembaga kemasyarakatan yang berpartisipasi dalam pengelolaan drainase Belum ada inisiasi kerjasama antara Pemerintah dengan pihak swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan Aspek Keuangan Rendahnya skala prioritas penganggaran baik ditingkat pemerintah pusat maupun daerah pengelolaan drainase lingkungan Terjadinya rasionalisasi anggaran yang berdampak pada kurang sesuainya kecukupan anggaran dengan kebutuhan riil di lapangan sehingga berpengaruh dalam pelaksanakan kegiatan fisik yang harus memenuhi standar teknis perencanaan Aspek Komunikasi Kurangnya advokasi dan informasi kondisi pengelolaan Drainase di masyarakat kepada pemangku kepentingan Belum adanya program khusus di media lokal (radio, televisi) dan videotron tentang pengelolaan drainase Aspek Teknis Operasional Ketersediaan lahan terbatas dalam menyesuaikan dimensi saluran drainase dengan debit air hujan maksimal. Semakin berkurangnya lahan untuk resapan air hujan karena kebutuhan tempat tinggal semakin tinggi Tingkat sendimentasi saluran cukup tinggi Pendangkalan sungai utama menyebabkan daya tampung limpasan air semakin berkurang Kapasitas Jaringan Sudah Overload (topografi, sampah, teknis) Banyak Drainase yang tersumbat Jaringan Drainase di tutup Bangunan Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Sebagian masyarakat membuang limbah cair ke badan air dan saluran drainase Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan drainase Proses pembangunan yang menimbun secara masif mengakibatkan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-11
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3
4 4 4
4 4 4
4
4 3 3
No.
5.4 6 6.1 6.2 6.3
Skor
Faktor Eksternal
1
pola tata air drainase tidak sesuai dengan rencana awal Pembangunan kota yang tidak memperhatikan alur air Aspek Sosial Budaya Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke saluran drainase/Sungai Kebiasaan masyarakat perkotaan menutup saluran drainse dengan bangunan permanen. Perilaku masyarakat yang masih memanfaatkan drainase sebagai pembuangan sampah dan limbah
2
3
4
Angka
3
3
3
3
3
3
4
4
JUMLAH NILAI ANCAMAN
64
SELISIH NILAI PELUANG ANCAMAN
-15
Sumber: Review Analisis SWOT, diolah, 2016
Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang
L2-12