c.Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan or ang lain sebagai salah satu kegiatan harian B. Strategi Pelaksanaan 1. Fase Orentasi a. Salam Terapeutik “ Selamat Pagi Bu!” masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya suster zian... b. Validasi “ Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin saya ajarkan?” c. Kontrak - Topik “ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara berkenalan dengan satu...” -Waktu “ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita aka n melakukannya selama 15 menit... bagaimana menurut ibu? - Tempat “kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras depan... apakah ibu setuju?” - Tujuan “Agar ibu dengan orang lain dapat saling kenal” 2. Fase kerja “sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik... sekaran g, mari kita melakukannya dengan satu orang yang ibu belum kenal!! Bagus... ibu dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai dengan apa yang saya ajarkan.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian? 3. Fase Terminasi a. Evaluasi 1. Evaluasi Subyektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Siapa nama orang yang ibu ajak berkenalan tadi?” 2. Evaluasi Objektif “klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 1 orang” b. Tindak Lanjut “ibu saat saya tidak ada ibu dapat melakukan hal se perti yang ibu lakukan tadi dengan orang yang belum ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau bisa ibu catat di buku saat berkenalan.” c. Kontrak yang akan datang - Topik “baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan melakukan interaksi/ berkenalan dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih? -W aktu “berapa lama ibu punya waktu untuk interaksi dengan orang lain? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15 menit?” - Tempat “ di mana ibu bisa melakukannya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di tempat ini lagi?...
selamat siang ibu!!!”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hari : Kamis, 16 desember 2010 Pertemuan : 3 Sp/Dx : III/ Isolasi Sosial Ruangan : Saraswati Nama Klien : Ny M A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Data subjektif: •Klien mengatakan sudah dapat berinteraksi dengan orang lain •Klien mengatakan sudah mengajak beberapa untuk berkenalan Data objektif: •Klien tampak sudah mau keluar kamar •Klien dapat melakukan aktivitas di ruangan 2. Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial : Menarik diri 3. Tujuan •Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih •Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan a. mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien b. memberikan kesempatan pada klien berkenalan c. menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. B. Strategi Pelaksanaan 1. Fase Orentasi a. Salam Terapeutik “ Selamat Pagi Bu!” masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya suster zian... b. Validasi “ Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin ibu lakukan?” c. Kontrak - Topik “ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini ibu akan melakukan interaksi d engan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih pada orang yang tidak ibu kenal atau orang baru...” -W aktu “ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita aka n melakukannya selama 15 menit... bagaimana menurut ibu? - Tempat “kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras... apakah ibu setuju?” - Tujuan
“Agar ibu dengan orang lain dapat saling kenal dan mempunyai teman yang banyak” 2. Fase kerja “sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik... sekar ang, mari kita melakukannya dengan orang lain yang ibu tidak kenal sebanyak 2 orang atau lebih!! Bagus... ibu dapat mempraktekkan dengan baik dan mulai berkembang dalam berinteraksi dengan orang lain.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian? 3. Fase Terminasi a. Evaluasi 1. Evaluasi Subyektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Siapa-siapa saja nama orang yang ibu ajak berkenalan tadi? ” 2. Evaluasi Objektif “klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 3 orang” b. Tindak Lanjut “nah.. saat saya tidak ada, ibu dapat melakukannya hal seperti yang ibu lakukan tadi dengan orang yang baru ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau bisa ibu catat di buku saat berkenalan.” c. Kontrak yang akan datang - Topik “baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa yang telah kita pelajari dari kemarin ya bu.. apakah ibu bersedia? -Waktu “berapa lama ibu mau melakukannya? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15 menit?” - Tempat “ di mana ibu bisa melakukannya besok? Baiklah kita melakukannya di sini saja.... selamat siang i bu!!!”
Pemeriksaan a. Pemeriksaan Umum - Suhu tubuh lebih dari 38 C. - Nadi cepat, tapi jika terjadi peningkatan tekanan intra kranial nadi menjadi cepat. - Nafas lebih dari 24 x/menit b. Pemeriksaan Fisik - Kepala dan leher : Ubun-ubun besar dan menonjol, strabismus dan nistagmus (gerakan bola mata capat tanpa disengaja, diluar kemauan), pada wajah ptiachiae, lesi purpura, bibir kering,sianosis serta kaku kuduk. - Thorak / dada : Bentuk simetris, pernafasan tachipnea, bila koma pernafasan cheyne stokes, adanya tarikan otot-otot pernafasan, jantung S1-S2. - Abdomen : Turgor kulit menurun, peristaltik usus menurun. - Ekstremitas : pada kulit ptiachiae, lesi purpura dan ekimosis, reflek Bruzinsky dan tanda Kernig positif, tanda hemiparesis. - Genetalia : Inkontinensia uria pada stadium lanjut. c. Pemeriksaan Penunjang - Pungsi lumbal.
-
2.1 2.2 2.3 2.4
Kultur darah. CT-scan DIAGNOSA KEPERAWATAN Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan kelelahan, kelemahan dan penurunan tingkat kesadaran. Perubahan perfusi jaringan (otak) berhubungan dengan proses inflamasi adanya peningkatan tekanan intra kranial. Perubahan volume cairan (defisit) berhubungan dengan inadekuatnya intake dan kehilangan yang abnormal. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan anoreksia, kelemahan, mual, muntah. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas, diaforesis dan defisit neurologis. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan istirahat yang lama dan infasi meningeal. PERENCANAAN
2.5 2.6 3. 3.1 3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN III Tujuan : Tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit dalam darah. Kriteria Hasil : 1. Keadaan serum dan elektrolit darah dalam batas normal. 2. TTV normal. 3. Kulit lembab, turgor kulit kembali dalam waktu 1 detik. 4. Suhu normal (36,5 C-37,5C). Rencana Tindakan : 1. Obsevasi TTV tiap 4 jam. R/: Perubahan suhu tubuh dan peningkatan nadi merupakan salah satu tanda terjadi dehidrasi 2. Deteksi tanda-tanda dari dehindrasi seperti membran mukosa kering,rasa haus , penurunan BB, penurunan produksi urine. R/: Pengawasanan terjadi dehidrasi sangat membantu menentukan output yang abnormal dan kriteria beratnya dehidrasi. 3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN IV 3.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN V Tujuan : Tidak terjadi kerusakan kulit. Kriteria Hasil : 1. Perubahan posisi secara teratur. 2. Dapat mengidentifikasi kerusakan kulit. 3. Kulit selalu dalam keadaan kering. Rencana tindakan : 1. Jaga kulit dalam keadaan bersih dan kering. R/: Keadaan kulit yang kotor dan basah mempengaruhi sirkulasi yang menyebabkan kematian jaringan dan terjadi ulkus 2. Ubah posisi tidur pasien setiap 2 jam. R/: Penekanan yang lama pada kulit akan mempengaruhi sirkulasi yang menyebabkan kematian jaringan dan terjadi ulkus. 3. Gunakan pakaian tipis dan menyerap panas. R/: Pakaian yang tipis dan tidak menyerap panas akan membantu. 4. Lakukan masase pada daerah kulit yang terjadi penekanan tiap 4 jam. R/: Masase pada daerah kulit yang terjadi penekanan akan membantu sirkulasi darah. 3.6 DIAGNOSA KEPERAWATAN VI Tujuan : Pasien menunjukkan peningkatan rasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA Adele Pelliteri. (2001). Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC. Brunner & Suddarth. (1984). Medical Surgical Nursing . Philadelphia : JB Lippincot Company. Brunner & Suddarth. (2000). Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta : EGC. Doenges, Marilyn E, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien . Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC. Donnad. (1991). Medical Surgical Nursing . WB Saunders. Harsono. (1996). Buku Ajar Neurologi Klinis . Ed.I. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Kapita Selekta Kedokteran FKUI. (1999). Jakarta : Media Aesculapius. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan. Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. Price, Sylvia Anderson. (1994). Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes . Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth . Alih bahasa, Agung Waluyo, dkk. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Ed.8. Jakarta : EGC. Suriadi. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: PT. Fajar Interpratama. Suriadi & Yuliani, Rita. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi pertama. Jakarta : KDT. Tucker, Susan Martin et al. (1998). Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC. JIKA semua orang menyikat gigi secara benar, maka gigi berlubang dapat lenyap hingga dua generasi ke depan. Pendapat ini disampaikan para ahli World Health Organization (WHO).
Jadi, bagaimana cara menyikat gigi yang benar? Disarankan para ahli, tek anan sikat gigi pada gusi dan gigi sebaiknya lembut. Jika terlalu kasar, sikat gigi dapat merusak jaringan luar gusi. Berikut cara benar menyikat gigi menurut ahli, seperti disitat Genius Beauty, Rabu (18/1/2012). 1. Sebelum menyikat gigi, kumur-kumur terlebih dulu menggunakan air hangat untuk menghilangkan lendir.
2. Gosok secara vertikal permukaan gigi bawah. 3. Lakukan gerakan singkat membersihkan gusi dan leher gigi, ulangi di permukaan gigi lain. 4. Sikat gigi bagian atas secara vertikal dengan sudut kemiringan 45 derajat, pastikan ujung sikat gigi mengenai gusi. 5. Bersihkan permukaan lidah dengan gerakan menyapu pelan. (tty)