Pemeriksaan Feses Ns. Lia Mulyati, M.Kep
Pengertian Feses Feses adalah sisa makanan yang telah dicerna dan belum dicerna oleh usus yang dikeluarkan tubuh dalam bentuk benda padat. Pada keadaan abnormal atau adanya kelainan di dalam saluran cerna, feses dapat menunjukkan perubahan bentuk serta hasil pemeriksaan yang abnormal. Maka dari itu feses dapat dijadikan salah satu parameter yang digunakan untuk membantu dalam penegakan diagnosis suatu penyakit serta menyelidiki suatu penyakit secara lebih mendalam. Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit
Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit yang memerlukan pemeriksaan feses, cara pengumpulan sampel yang benar serta pemeriksaan dan interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan diagnosis. Sehingga feses merupakan spesimen yang penting untuk diagnosis adanya kelainan pada system traktus gastrointestinal seperti diare, infeksi parasit, pendarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan sindroma malabsorbsi.
Spesimen Feces Pemeriksaan feses dilakukan untuk
◦
◦
◦
◦
Melihat ada tidaknya darah. !nalisa produk diet dan sekresi saluran cerna Mendeteksi telur cacing dan parasit.. Mendeteksi "irus dan bakteri.
Sebelum pengambilan spesimen, pera#at perlu mengingatkan klien akan hal$hal berikut
%efekasi pada bedpan yang bersih &ila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi 'angan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
◦
◦
◦
&ahan pemeriksaan feses sebaiknya berasal dari defekasi spontan, Feses hendaknya diperiksa dalam keadaan segar (ntuk pemeriksaan feses, #adah yang sebaiknya ialah yang terbuat dari kaca. Kalau konsistensi feses keras, dos karton berlapisan para)n juga boleh dipakai dan #adah harus bermulut lebar. 'ika akan memeriksa feses, pilihlah selalu sebagian dari feses itu yang memberi kemungkinan sebesar$besarnya untuk menemui kelainan, umpamanya bagian yang bercampur darah atau lendir, dsb
*ont+.. asil pemeriksaan mikroskopik tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi tanda
◦
◦
◦
◦
negatif -$ , /, //, /// saja.
Pemeriksaan Feses Pemeriksaan feses dibagi menjadi 0 macam pemeriksaan yaitu
◦
◦
◦
pemeriksaan makroskopis, mikroskopis kimia.
Pemeriksaan Makroskopis Pemeriksaan makroskopis terdiri dari
◦
◦
◦
◦
◦
◦
◦
Pemeriksaan jumlah, pemeriksaan #arna, pemeriksaan bau, pemeriksaan konsistensi, pemeriksaan lendir, pemeriksaan darah, pemeriksaan nanah, pemeriksaan adanya sisa makanan.
Pemeriksaan Kimia 1 Mikroskopis Pemeriksaan kimia meliputi pemeriksaan darah samar, urobilin, urobilinogen dan bilirubin. Pemeriksaan mikroskopis feses terdiri dari pemeriksaan terhadap proto2oa, telur cacing, epitel, kristal, makrofag, amilum, lemak, sel ragi, dan jamur selain itu juga leukosit, eritrosit apabila ada
!lasan paling umum pengujian feses adalah untuk menentukan apakah ada satu jenis bakteri atau parasit yang menginfeksi usus. &anyak organisme sangat kecil yang hidup di dalam usus. al ini normal saja karena organisme ini memang diperlukan untuk pencernaan. 3etapi, kadang usus dapat terinfeksi oleh bakteri atau parasit jahat yang menjadi penyebab beberapa macam kondisi seperti diare berdarah. 'ika begitu, mungkin akan diperlukan pemeriksaan terhadap feses di ba#ah mikroskop, membiakkannya -kultur, dan melakukan tes$tes lain untuk mencari penyebab dari masalah yang terjadi.
Syarat pengumpulan feces Syrat pengumpulan feses
3empat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 04564 menit sejak dikeluarkan. &ila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es. !da 7 metode penga#etan tinja sebagai bahan pemeriksaan parasitologi, yaitu
◦
◦
◦
8. Penga#etan kimia#i Penga#et formalin 849 :ang dapat dia#etkan kista proto2oa, telur dan tempayak elminthes, Lebih baik dipertahankan pada suhu ;4o* agar telur tidak terus bertumbuh. Penga#et M.<.F-Merthiolate
*ara Pengambilan Spesimen Pasien dilarang menelan barium, bismuth, dan minyak dalam > hari sebelum pemeriksaan. %iambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan. Paling baik dari defekasi spontan -boleh menggunakan pencahar atau ?ectal 3oucher -pemeriksaan tinja se#aktu
!lur pemeriksaan pengumpulan bahan Pemeriksaan, pengiriman dan penga#etan bahan tinja, pemeriksaan tinja, serta pelaporan hasil pemeriksaan. Mengambil sediaan feses 3idak seperti kebanyakan tes laboraturium lain, dapat dilakukan oleh keluarga
!lat pengumpul ini dapat dengan cepat diletakkan di atas toilet atau di dubur anak untuk mengambil feses. Menggunakan alat pengumpul seperti ini dapat mencegah feses terkontaminasi oleh air atau kotoran lain. 'ika feses terkontaminasi dengan urin maka pengambilan contoh feses perlu diulang Mengambil feses yang sudah masuk ke dalam toilet tidak memberikan sediaan tinja yang bersih untuk dianalisa
Koleksi sample feses Minta pasien untuk mengeluarkan sampel tinja langsung ke karton atau cangkir plastik bertutup. $ Sekitar 74$64 gram Menelan obat -3etrasiklin, sulfonamid,antiproto2oal agen, pencahar, antasida, minyak jarak, hidroksida magnesium, barium sulfat, senya#a kaolin bismut dan garam hipertonik dll sebelum koleksi feses dapat mengganggu deteksi parasit. Semua spesimen harus diberi label dengan nama pasien, usia, jenis kelamin, dan tanggal pengumpulan. Spesimen harus mencapai laboratorium dalam #aktu 04 menit karena trofo2oit amuba mati dan menjadi sulit dikenali setelah itu.
Kesalahan dalam pemeriksaan feses Kesalahan$kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemeriksaan feses diantaranya adalah
◦
◦
Kesalahan pemeriksa=praktikan -human error Kesalahan yang termasuk antara lain kesalahan saat melakukan pemeriksaan=melaksanakan praktikum, kesalahan dalam menggunakan alat dan bahan, dan kesalahan dalam pengambilan feses.
*ont+kesalahan+ Kesalahan saat a#al pengambilan feses yakni kesalahan saat pengambilan feses dari manusia=hospes, apakah diambil pada tempat pembuangan=kloset atau tidak langsung dari perianal, apakah tercampur dengan urin. Kesalahan penyimpanan feses Kemungkinan kesalahan saat proses penyimpana feses tidak dalam suhu rendah dan ruangan yang tidak steril.
Karakteristik Feses 3inja normal mempunyai konsistensi agak lunak dan berbentuk. 3inja yang cair seperti bubur atau tajin selalu patologis. 'uga lembek seperti spon dapat mengandung proto2oa blastocyste, yeast sel dll. jika disertai lendir dan darah menunjukkan adanya amoebiasis, thypus abdominalis, cholera. 'ika cair seperti tajin dijumpai pada penyakit cholera.
*ont+karakteristik 3inja yang keras atau skibala didapatkan pada konstipasi disebabkan karena absorbs cairan yang meningkat, intake cairan yang tidak adekuat atau karena defekasi ditahan. *air dan bergas dijumpai pada gastroenteritis oleh Salmonella dll. Feses yang sangat besar dan berminyak menunjukkan malabsorpsi usus. 'ika seperti adonan tepung disebabkan karena lemak yang berlebihan.
@arna 3inja Normal ber#arna kuning coklat Selain urobilin #arna tinja dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, juga dipengaruhi oleh kelainan dalam saluran pencernaan dan obat yang dimakan. 3inja yang ber#arna hijau dapat disebabkan oleh sayuran yang mengandung khloro)l atau pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh bili"erdin dan porphyrin dalam mekonium.
*ont+#arna feses Kelabu mungkin Feses disebabkan karena tidak ada urobilinogen dalam saluran pencernaan yang didapat pada ikterus obstruktif, tinja tersebut disebut akholis.
Keadaan tersebut mungkin didapat pada de)siensi en2im pankreas seperti pada steatorrhoe yang menyebabkan makanan mengandung banyak lemak yang tidak dapat dicerna dan juga setelah pemberian garam barium setelah pemeriksaan radiologik.
*ont..@arna 3inja 3inja yang ber#arna merah dapat disebabkan oleh perdarahan yang segar dibagian distal atau kaudal, mungkin pula oleh makanan seperti bit atau tomat. @arna coklat mungkin disebabkan adanya perdarahan dibagian proksimal saluran pencernaan atau karena makanan seperti coklat, kopi dan lain$lain. @arna coklat tua disebabkan urobilin yang berlebihan seperti pada anemia hemolitik. Sedangkan #arna hitam seperti teer dapat disebabkan obat yang yang mengandung besi, arang atau bismuth dan mungkin juga oleh melena ataupun akibat perdarahan usus dibagian atas. Faeces yang ber#arna abu$abu sampai putih seperti dempul atau tak ber#arna menunjukkan tentang adanya sesuatu kelainan penyakit hati atau saluran empedu tersumbat
&au &au
%arah dan Nanah Perhatikan apa darah itu segar -merah muda, cokelat, atau hitam dan apakah bercampur$baur atau hanya di bagian luar tinja sajaAA Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah akan bercampur dengan tinja dan semakin proksimal terjadi perdarahan maka, #arna merah tersebut akan semakin menghitam #arnanya pada tinja tersebut. @arna hitam, ini disebut melena seperti pada tukak lambung atau "arices dalam oesophagus. Sedangkan pada perdarahan di bagian distal saluran pencernaan darah terdapat di bagian luar tinja yang ber#arna merah muda yang dijumpai pada hemoroid atau karsinoma rektum. Pemeriksaan Nanah Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan nanah al ini terdapat pada pada penyakit Kronik ulseratif Kolon, Fistula colon sigmoid, Lokal abses
Parasit %iperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan lain$lain yang mungkin didapatkan dalam tinja. Sisa makanan Secara makroskopis, sisa makanan dapat dilihat berupa serat atau sayur yang tidak tercerna.
Pemeriksaan Mikroskopi Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan proto2oa, telur cacing, leukosit, eritosit, sel epitel, kristal makrofag, sel ragi dan sisa makanan. %ari semua pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap proto2oa -terutama amoeba dan telur cacing. Sediaan hendaknya tipis agar unsur$unsur jelas terlihat dan dapat dikenal, meskipun begitu selalu akan dijumpai unsur$unsur yang telah rusak sehingga sukar=tidak mungkin lagi diidenti)kasi