BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kelainan hematologik dapat terjadi pada setiap sistem hematopoetik, yaitu pada sistem eritropoetik, granulopoetik, trombopoetik, limfoetik, sistem retikulo endotelial (RE (RES). S).
Sel Selain ain
pemb pembag agia ian n
secar ecaraa
morf orfolog ologis isny nyaa
(ane (anem mia
mikr mikrsk skop opik ik,,
normositik normositik,makro ,makroskopik skopik), ), klasifikasi klasifikasi lebih praktis praktis ialah menurut menurut etiologinya etiologinya dan berdasarkan sering nya keluhan terjadi keluhan dari penderita yaitu pucat (anemia).
Anemia Anemia adalah berkurangnya berkurangnya jumlah jumlah eritrosit eritrosit serta jumlah hemoglobin hemoglobin dalam mm! darah atau berkurangnya "olume sel yang didapat dalam ## ml darah ($gastia, %%& ' !%). Anemia adalah berkurangnya berkurangnya "olume eritrosit eritrosit di kadar * di ba+ah batas nilainilai yang dijumpai pada orang sehat ($elson' !) -enurut -enurut definisi, definisi, anemia adalah pengurangan pengurangan julmal julmal sel darah merah, kuantitas kuantitas hemoglobin dan "olum pada sel darah merah (hematokrit) ## ml darah (price, %%/).
B. Klasifikasi
) Anemia Aplastik -erupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel darah dalam darah tepi , sebagai sebagai akibat akibat terhent terhentiny inyaa pembent pembentukan ukan sel hemopoe hemopoetik tik dalam dalam sumsu sumsum m tulang tulang belakang. Sistem limfopoetik dan RES sebenarnya dalam keadaan aplastik juga, tetapi relatif lebih ringan dibandingkan dengan ketiga sistem hemopoetik lainya. Aplasia Aplasia yang mengenai mengenai sistem sistem eritropoet eritropoetik ik disebut disebut eritroblas eritroblastopeni topenia(anem a(anemia ia hipoplastik), yang mengenai sistem granulopoetik disebut agranulositosis(penyakit schult0) sedangkan yang mengenai sistem trombopoetik di sebut amegakariositik trombositopenik, sedangkan jika mengenai seluruh sistem disebut panmieloloptisis
la0imnya disebut anemia aplastik. a.
1enyebab 1enyinaran yang berlebihan Sumsum tulang yang yang tidak mampu memproduksi sel darah merah.
b.
2ejala Klinis 1ucat penurunan kadar * 3epat lelah 4emah 2ejala 5cokopenia trombositopeni anoreksia
c.
1em 1emeriksaan pen penunj unjang 6erdapat pensitopenia sumsum tulang kosong diganti lemak, neotrofil kurang dari !## ml, trombosit kurang dari 7#.###ml, retikulosit kurang dari 8 dan kepadatan seluler sumsum tulang kurang dari 7#8.
d.
1engobatan
*erikan *erikan transfusi transfusi darah darah 91acked cell:, cell:, bila diberikan diberikan trombosit trombosit
berikan darah segar platelet concentrate. Atasi komplikas komplikasii (infeksi) (infeksi) dengan antibioti antibiotic, c, hygiene yang baik baik perlu untuk mencegah timbulnya infeksi. ;ntuk anemia anemia yang disebabkan disebabkan logam berat berat dapat diberika diberikan n *A3 (*ritis Antile+isite
oral endaknya memperhatikan fungsi hati
Iktisar gejala klinis dan hematologis anemia aplastik
Sumsum tulang
2ejala klinis
Keterangan
Aplasia eritropoesis
retikulositopenia
Anemia (pucat)
Akibat kadar
retikulositopenia hb,hematokrit
dan
jumlah eritrosit rendah. Akibat anemia > anoreksia, Aplasia granulopresis
2ranulositopenia,
1anas (demam)
leukopenia
pusing, gagal jantug,dll *ila leukost normal, periksa hutung jenis. 1anas terjadi karna
Aplasia trombopoetik
trombositopenia
infeksi
sekunder
akibat granulositopenia 1erdarahan berupa ekomosis,epitaksis,
Relatif aktif limfopoesis Relatif aktif RES
limfositosis
-ungkin terdapat sel
perdarahan gusi 4imfosit tidak lebih dari #8
plasma,monosit bertambah 2ambaran umum > se sangat
6ambahan
kurang
,limpa,kel.getah
,banyak
jaringan
penyokong dan lemak
>
hepar bening
tidak membesar dan tidak ada ikterus
7) Anemia
pertama
kehidupan,
karena
relatif
sedikit
makanan
yang
mengandungbesi dipasok, maka sering sulit dicapai jumlah besi yang cukup. Atas alasan ini maka diet harus meliputi makanan seperti bubur bayi atau formula yang telah diperkya besi, keduaduanya sangat efektif untuk mencegah defisiensi besi. @ormulan dengan &7 mg @e4 untuk bayi cukup bulan dan formula bayi prematur dengan = mg4 bagi bayi berat lahir kurang dari .## g amat efektif. *ayi yang sematamata mendapat AS5 harus mendapat tambahan besi sejak umur bulan . 1aling banyak , bayi berada dalam situasi ra+an dari segi besi. *ila diet tidak adekuat atau kehilangan darah cukup banyak terjadi, anemia akan muncul dengan cepat.
b. 1atofisiologi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang paling banyak menyerang anakanak di Amerika ;tara. *ayi cukup bulan yang lahir dari ibu
nonanemik dan bergi0i baik, memiliki cukup persediaan 0at besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat, umumnya saat berusia sampai / bulan. Anemia defisiensi basi biasanya tidak terlihat jelas sampai usia % bulan. Sesudah itu, 0at besi harus tersedia dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan anak. Bika asupan 0at besi dari makanan tidak mencukupi, terjadi anemia defisiensi 0at besi. Ketidakcukupan ini paling sering di sebabkan oleh pengenalan makanan padat yang terlalu dini (sebelum usia sampai / bulan), dihentikannya susu formula bayi yang di perkaya 0at besi atau AS5 sebelum usia tahun, dan minum susu sapi berlebihan tanpa tambahan makanan padat kaya besi pada todler. *ayi yang tidak cukup bulan, bayi dengan perdarahan perinatal yang berlebihan, atau bayi dari ibu yang kurang 0at besi dan kurang gi0i, juga tidak memiliki cadangan 0at besi yang adekuat.bayi ini berisiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia / bulan.
Anemia defisiensi besi dapat juga terjadi karena kahilangan darah yang kronis. 1ada bayi, hal ini terjadi karena perdarahan usus kronis yang disebabkan oleh protein dalam susu sapi yang tidak tahan panas. 1ada anak semua usia, kehilangan darah sebanyak & ml dari saluran cerna setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi 0at besi. 1enyebab anemia defisiensi besi lainnya meliputi defisiensi nutrisi, seperti defisiensi folat ("itamin *7), anemia sel sabit, talasemia mayor, infeksi, dan inflamasi kronis. 1ada remaja putri, anemia defisiensi besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan.
c. -anifestasi klinis .
Konjungti"a pucat (hemoglobin CbD / sampai # gdl).
7.
6elapak tangan pucat (b di ba+ah gdl)
!.
5ritabilitas dan anoreksia (b = gdl atau lebih rendah)
.
6akikardia, murmur sistolik.
=.
1ika
/.
4atergi, kebutuhan tidur meningkat
&.
Kehilangan minat terhadap mainan atau akti"itas bermain.
d. Komplikasi .
Keterlambatan pertumbuhan (sejak lahir sampai usia = tahun)
7.
1erkembangan otot buruk (jangka panjang)
!.
.
5nteraksi sosial menurun
=.
1enurunan prestasi pada uji perkembangan
/.
Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun.
&.
-emperberat keracunan timbal (penurunan besi memungkinkan
saluran .
gastrointestinal mengabsorbsi logam berat lebih mudah)
1eningkatan insidens stroke pada bayi dan anakanak
e. 1enatalaksanaan ;saha pengobatan ditujukan pada pencegahan dan inter"ensi. 1encegahan tersebut meliputi menganjurkan ibuibu untuk hanya memberikan AS5 antar usia samapi / bulan, makan makanan kaya 0at besi, dan minum "itamin pranatal yang diperkaya besi (suplementasi dengan perkiraan mgkg besi per hari). Suplementasi besi harus di mulai ketika bayi akan di berikan susu pengganti. 6erapi untuk mengatasi anemia defisiensi besi terdiri atas program pengobatan berikut.
.
7.
;ntuk bayi yang mendapatkan AS5 yang lahir prematur atau mangalami berat badan lahir rendah, direkomendasikan mendapat tetesan 0at besi 7 mgkg (maksimum = mg) setiap hari yang dimulai sejak usia sampai 7 bulan.
!.
Sampai usia 7 bulan, hanya AS5 atau formula bayi yang diperkaya 0at besi yang harus diberikan.
.
Antara usia sampai = tahun, anakanak tidak boleh mengonsumsi susu kedelai, kambing, atau sapi lebih dari /# gr per hari.
=.
Antara usia sampai / bulan, bayi harus mendapatkan sereal yang diperkaya 0at besi sebanyak dua kali atau lebih.
/.
1ada usia / bulan, anak harus mendapatkan makanan seharihari yang kaya "itamin 3 untuk meningkatkan absorpsi besi.
?at besi diberikan melalui mulut. Semua besi yang dibentuk sama efektif (ferous sulfat, ferous fumarat, ferous suksinat,ferous glukonat). itamin 3 harus diberikan secara stimultan dengan 0at besi ( asam askorbat meningkatkan absorbsi besi).besi paling baik diabsorbsi bila dikonsumsi jm sebelum makan. 6erapi besi harus dilanjutkan minimal untuk / minggu setelah anemia dikoreksi untuk mengisi cadangan 0at besi. ?at besi yang dapat diinjeksikan jarang digunakan hanya jika terdapat penyakit malabsorbsi usus halus. Remaja putri harus dianjurkan untuk memakan makanan yang kaya 0at besi. Strategi pencegahan lain meliputi penapisan komprehensif, diagnosis, dan penanganan defisiensi besi Sumber besi *ayi baru lahir yang sehat telah mempunyai persediaan besi yang cukup sampai ia berusia / bulan, sedangkan bayi prematur (neonatus kuang bulan) persediaan besinya hanya cukup sampai ia berusia ! bulan. -akanan yang mengandung banyak besi ialah hati, ginjal, daging, telur, buah dan sayur yang mengandung klorofil. ;ntuk menghindari anemia defisiensi besi, ke dalam susu buatan, tepumg umtuk makanan bayi dan beberapa jenis makanan lainnya ditambahkan besi. Akhirakhir ini telah banyak dibicarakan bahaya hemokromatosis sebagai akibat penambahan besi ke dalam makanan.
a. 1enyebab masukan kurang (defisiensi diet relatif disertai pertumbuhan yang
cepat) absorbsi kurang (diare kronis, malabsorbsi) infeksi pengeluaran berlebih (perdarahan)
b. 2ejala klinis Anak tampak lelah dan lekas lelah, pucat, sakit kepala, iritabe dan anak tidak tampak sakit karena perjalanan penyakit menahun, tampak pucat terutama pada inukosa bibir, faring, telapak tangan dan dasar kuku, konjungti"a okuler ber+arna kebiruan atau ber+arna putih mutiara dan jantung agak membesar.
c. 1emeriksaan penunjang @erritin serum rendah kurang dari !# mgl, -3 menurun ditemukan gambaran sel mikrositik hipokrom, b F# g8' -3 F&% c' -33 F!78, hipokromik,poikilositosis,pemeriksaan sumsum tulang belakang menunjukan sistem eritropoetik hiperaktif dengan
sel
normoblas polikromatofilyang predominan dan eritrosit menurun, (4A*)
d. 1engobatan -akanan yang adekuat, dan dengan pemberian garamgaram sederhana peroral (sulfat ferosus ! kali # mgkgbbhari, glukonat, fumarat), preparat, besi secara parenteral besi dekstram, jika anak sangat anemis dengan b di ba+ah gmdl diberi 7! mlkg packed cell, jika terjadi gagal jantung kongestif maka pemberian modifikasi transfusi tukar packed eritrosis yang segar, dapat pula diberi antelmintik bila ada cacing penyebab defisiensi besi,diberikan ! kapsul dengan selang +aktu jam sebelum anak dipuasakan dan diberika laksan setelah jam pemberian kapsul ketiga diberikan, piranti pamoate # mgkgbb dosis tunggal dan antibiotik bila perlu.
!) Anemia emolitik 1ada anemia heAnemia hemolitik dapat diklasifikasikan sebagai > .
Selular, akibat dari kelainan intrinsik membran,en0im, atau
hemoglobin 7.
Ekstarseluler, akibat dari anti bodi, faktor mekanik, atau faktor
plasma. Kebanyakan kelainan seluler di +ariskan (hemoglobinuria nokturnal proksimal adalah akuisita), dan kebanyakan defek ekstraseluler adalah akuisita (abetalipoproteinemia dengan akantosisi adalah herediter).
Anemia Hemolitik oleh karena kekurangan enzim
Setiap gangguan metabolisme dalam eritrosit (yang terutama hanya bergantung pada metabolisme karbohidrat), akan menyebabkan umur eritrosit menjadi pendek dan timbul anemia hemolitik.
a. . Hbatobatan (asetosal,piamidon,sulfa,obat anti malaria dan lainlain.) 7. -emakan kacang babi (icia faba), dapat menyebabkan hemolisis yang hebat. Kadangkadang gejala hemolisis timbul akibat masuknya serbuk bunga ke dalam jalan nafas.
sehingga diperlukan transfusi tukar (eksanguinasi).
b.
disertai kelainan neurologis. c.
d.
!#8), sedangkan pada bentuk hetero0igot tidak demikian berat. Khas untuk penyakit ini adanya peninggian kadar 7,! difosfogliserat (7,! <12). 2ejala klinisnya ber"ariasi dari yang ringan sampai yang berat sekali sehingga pada bayi baru lahir tidak jarang haus dilakukan transfusi tukar. 1ada anak besar dan pada penyakit yang telah lama berlangsung dapat ditemukan kelainan radiologis tulang. 1ada keadaan yang berat diperlukan transfusi darah. e.
h.
Ketiga jenis penyakit yang disebut terakhir ini mungkin diturunkan secara resesif dan diagnosisnya hanya ditegakkan dengan pemeriksaan biokimia molitik, umur eritrosit menjadi lebih pendek (normal umur eritrosit ## 7# hari).
A. 2olongan dengan penyebab hemolisis yang terdapat dalam eritrosit sendiri. ;mumnya penyebab hemolisis dalam golongan ini ialah kelainan ba+aan (kongenital). *. 2olongan dengan penyebab hemolisis ektraseluler. *iasanya penyebabnay merupakan faktor yang didapat (acIuired). 2ejala umum penyakit ini disebabkan oleh adanya penghancuran eritrosit dan keaktifan sumsum tulang untuk mengadakan kompensasi terhadap penghancuran tersebut. *ergantung kepada fungsi hepar, akibat pengancuran eritrosit yang berlebihan itu dapat menyebabkan peninggian kadar bilirubin atau tidak. Sumsum tulang dapat membentuk / kali lebih banyak sistem eritrpoetik daripada biasa, sehingga dalam darah tepi dijumpai banyak sekali eritrosit berinti, jumlah retikulosit meninggi, polkromasi. *ahkan sering terjadi eritropoesis ekstramedular. Kekurangan bahan untuk pembentukan sel darah seperti "itamin, protein dan lainlain atau adanya infeksi dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan antar penghancuran dan pembentukan sistem eritropoetik, sehingga keadaan ini dapat menimbulkan krisis aplastik. 4impa
umumnya
membesar
karena
organ
ini
menjadi
tempat
penyimpanan eritrosit yang dihancurkan dan tempat pembuatan sel darah ekstramedular. 1ada anemia hemolitik yang kronis terdapat kelainan tulang rangka akibat hiperplasia sumsum tulang.
A. 2angguan intrakorpuskuler (kongenital) Kelainan
ini
umumnya
disebabkan
oleh
karena
adanya
gangguan
metabolisme dalam eritrosit itu sendiri. Keadaan ini dapat dibagi menjadi ! golongan, yaitu > . 2angguan pada struktur dinding eritrosit 7. 2angguan en0im yang mengakibatkan kelainan metabolisme dalam eritrosit !. emoglobinopatia
angguan struktur dinding eritrosit
A. Sferositosis Kelainan kongenital yang dominan dan kronis ini jarang ditemukan pada orang Asia. 4ebih sering ditemukan pada orang Eropa barat. 1ada penyakit ini uumur eritrosit pendek, bentuknya kecil, bundar dan resistensinya terhadap $a3l hipotonis menjadi rendah. 4impa membesar dan sering kali disertai ikterus. Bumlah retikulosit dalam darah tepi meningkat. 1enyebab hemolisis pada penyakit ini diduga disebabkan oleh kelainan membran eritrosit. Kadangkadang penyakit ini berlangsung ringan sehingga sukar dikenal. 1ada anak gejala anemianya lebih menyolok dibandingkan dengan ikterusnya, sedangkan pada orang de+asa sebaliknya. Suatu infeksi yang ringan saja sudah dapat menimbulkan krisis aplastik. Kelainan radiologis tulang dapat ditemukan pada anak yang telah lama menderita kelainan ini. 1ada #=#8 penderita sferositosis ditemukan kolelitiasis.
Pengo!atan
6ransfusi darah terutama dalam keadaan krisis. 1engangkatan limpa pada keadaan yang ringan dan anak yang agak besar (7! tahun). Sebaiknya diberikan roboransia. *. H"alositosis (eliptositosis) 1ada penyakit ini =#8%#8 dari eritrositnya berbentuk o"al (lonjong).
<. 2angguan pembentukan nukleotida Kelainan ini dapat menyebabkan dinding eritrosit mudah pecah, misalnya pada panmielopatia tipe @anconi.
Ada pula anemia hemolitik karena kelainan intrakorpuskuler yang penyebabnya didapat (acIuired). -isalnya pada defisiensi "itamin E yang kadangkadang ditemukan pada bayi. Kelainan ini juga menyebabkan umur eritrosit menjadi pendek.
"AN#ASAN AS$HAN KEPE%A&A'AN
A. PENKA(IAN
*iodata . Keluhan utama > 4emah badan, pusing anak re+el 7. Ri+ayat penyakit sekarang Adanya lemah badan yang diderita dalam +aktu lama, terasa lemah setelah akti"itas, adanya pendarahan, pusing, jantung berdebar, demam,selera makan menurun. !. Ri+ayat penyakit keluarga Ada anggota keluarga yang menderita penyakit hematologis . Ri+ayat penyakit dahulu a. b.
Antenatal > 1enggunaan sinarG yang berlebihan
$atal c.
> Hbatobat 1ostnatal > 1endarahan, gangguan sistem pencernaan
d.
Acti"ity daily life
e.
$utrisi
f.
> nafsu makan menurun, badan lemah Acti"ity > Bantung berdebar, lemah badan, sesak nafas, penglihatan kabur
g.
6idur h.
> Kebutuhan istirahat dan tidur berkurang banyak
Eliminasi > Kadangkadang terjadi konstipasi
=. 1emeriksaan
a)
1emeriksaan umum
b) Keadaan umum lemah, terjadi penurunan tekanan sistol dan diastole, pernafasan takipnea, dipsnea, suhu normal, penurunan berat badan. c)
1emeriksaan fisik
Kepala > Rambut kering, menipis, mudah putus, +ajah pucat, konjungti"a pucat, penglihatan kabur, pucat pada bibir, terjadi perdarahan pada gusi, telinga berdengung 4eher > B1 melemah 6horaJ >
Sesak nafas, jantung berdebardebar, bunyi jantung murmur sistolik
Abdomen > Sistem abdomen, perdarahan saluran cerna, hepatomegali dan kadangkadang splenomegali EJtrimitas > 1ucat, kaku mudah patah, telapak tangan basah dan hangat d) 1emeriksaan penunjang 1emeriksaan darah lengkap (4A*) 1emeriksaan fungsi sumsum tulang
). #IAN*SA KEPE%A&A'AN
) 1erubahan perfusi jaringan bd perubahan komponen seluler yang diperlukan untuk mengirim oksigen atau nutrien ke sel 7) 5ntoleransi akti"itas bd ketidakseimbangan antara pengirim dengan kebutuhan oksigen !) $utrisi kurang dari kebutuhan bd ketidakmampuan untuk mencerna makan atau absorbsi nutrisi yang diperlukan ) Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit bd perubahansirkulasi dan neurologis gangguan mobilitas. =) Resiko tinggi terjadi bd perubahan sekunder tidak adekuat (menurunnya b)
+. %EN,ANA KEPE%A&A'AN
) 1erubahan perfusi jaringan bd perubahan komponenkomponen seluler
yang diperlukan untuk mengirim oksigen atau nutrien ke sel 6ujuan > 1erfusi jaringan adekuat Kriteria hasil > 6anda "ital -embran mukosa merah Akral hangat 5nter"ensi A+asi 66, kaji +arna kulit atau membran mukosa dasar kulit R -emberikan informasi tentang denyut perfusi jaringan dan membantu menentukan inter"ensi selanjutnya. Atur posisi lebih tinggi R -eningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi Hbser"asi pernafasan R
Kaji untuk respon "erbal melambatkan mudah terangsang gangguan
memori R -engindikasikan definisi dan kebutuhan pengobatan Kolaborasi dalam pemberian transfusi R -eningkatkan jumlah sel pemba+a oksigen, memperbaiki defisiensi, menurunkan resiko tinggi pendarahan 7. 5ntoleransi akti"itas bd ketidakseimbangan antara pengirim dengan kebutuhan oksigen 6ujuan > -elaporkan peningkatan toleransi akti"itas -enunjukkan penurunan tandatanda "ital 5nter"ensi Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan jaya jalan atau kelemahan otot R -enunjukkan perubahan neorologi karena defisiensi "itamin *7 mempengaruhi keamanan pasien atau resiko cidera.
A+asi 6<, nadi, pernafasan selama dan sesudah akti"itas R -anifestasi kardiopulmunal dari upaya jantung dan paru untuk memba+a jumlah oksigen adekuat ke jaringan. ;bah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing R ipotensi atau hipoksia dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cidera *erikan bantuan dalam akti"itas atau ambulasi bila perlu R -embantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri. *erikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila diindikasikan R -eningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru !. $utrisi kurang dari kebutuhan bd ketidak mampuan untuk mencerna makanan atau absorbsi nutrisi yang diperlukan 6ujuan > Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi Kriteria hasil > -enunjukkan peningkatan berat badan selera makan meningkat 1asien tidak mual dan muntah 5nter"ensi Kaji ri+ayat nutrisi termasuk makan yang disukai R -engidentifikasi defisiensi Hbser"asi dan catat masukan makanan klien R menga+asi masukan kalori atau kualitas kekurangan makanan 6imbang berat badan tiap hari R -enga+asi penurunan berat badan atau efekti"itas inter"ensi *erikan makanan sedikit tapi sering R -enurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan mencegah disiensi gaster 1antau pemeriksaan b, albumen protein dan 0at besi serum R -eningkatkan efekti"itas program pengobatan termasuk diet nurtrisi yang
diberikan . Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit bd perubahan sirkulasi dan neurologis gangguan mobilitas 6ujuan > 5ntegritas kulit adekuat Kriteria hasil > -empertahankan integritas kulit -engidentifikasi faktor resiko perilaku indi"idu untuk mencegah cedera dermal
5nter"ensi Kaji integritas kulit catat perubahan pada turgor, gangguan +arna, hangat lokal, eritema R Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan mobilisasi ;bah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau tidur di tempat tidur R-eningkat sirkulasi kesemua area kulit membatasi iskemia jaringan atau mempengaruhi hipoksia seluler Anjuran permukaan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun RArea lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogen, sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan dapat meningkatkan iritasi. =. Resiko tinggi terjadi infeksi bd perubahan sekudner tidak adekuat (penurunan b) 6ujuan > 6idak adanya infeksi pada sistem tubuh Kriteria hasil > -engidentifikasi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi -eningkatkan penyembuhan luka, eritema dan demam 5nter"ensi 6ingkatkan cuci tangan yang baik untuk pemberi pera+atan dan pasien R -encegah kontaminasi silang atau kolonisasi bakteri 1ertahankan teknik aseptik tepat pada prosedur pera+atan luka
R -enurunkan resiko kolonisasi atau infeksi bakteri 1antau atau batasi pengunjung berikan isolasi bila memungkinkan R -embatasi pemajaran pada bakteri infeksi 1antau suhu catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam R5ndikator proses inflamasi atau infeksi membutuhkan e"aluasi atau pengobatan
-. PE"AKSANAAN KEPE%A&A'AN
-elakukan sesuai dengan inter"ensi atau perencanaan kepera+atan yang telah dibuat
. E/A"$ASI KEPE%A&A'AN
) 1erubahan perfusi jaringan bd perubahan komponenkomponen seluler yang diperlukan untuk mengirim oksigen atau nutrien ke sel 6anda "ital dalam batas normal -embran mukosa merah tidak sianosi Akral hangat
7) 5ntoleransi akti"itas bd ketidakseimbangan antara pengirim dengan kebutuhan oksigen keluarga atau klien -elaporkan peningkatan toleransi akti"itas hasil obser"asi tandatanda "ital dalam batas normal
!) $utrisi kurang dari kebutuhan bd ketidak mampuan untuk mencerna makanan atau absorbsi nutrisi yang diperlukan berat badan dipertahankan selera makan anak meningkat
1asien tidak mual dan muntah
) Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit bd perubahan sirkulasi dan neurologis gangguan mobilitas integritas kulit dapat dipertahankan -engidentifikasi faktor resiko perilaku indi"idu untuk mence gah cedera dermal
=) Resiko tinggi terjadi infeksi bd perubahan sekudner tidak adekuat (penurunan b) resiko infeksi tidak terjadi -eningkatkan penyembuhan luka, eritema dan demam tidak ada tandatanda infeksi
#A0'A% P$S'AKA
$gastiah. %%&. Perawatan anak sakit , E23, Bakarta $elson. 7##!. Ilmu keperawatan anak, E23, Bakarta 3ecily lynn bet0. 7##%. Kepera+atan anak, E23, Bakarta 1aulette ha+s. 7##. Asuhan neonatus, E23, Bakarta Staf @K uni"ersitas indonesia. %=. Buku ajar ilmu kesehatan anak, 5nfomedika, Bakarta
+.
ANEMIA HEM*"I'IK
!. 1enyebab !.. @aktor instrinsik
Karena kekurangan bahan untuk membuat eritrosit
Kelainan eritrosit yang bersifat congenital seperti hemoglobinopati
Kelainan dinding eritrosit
Abnormalita dari en0ym dalam eritrosit
!..7 @aktor ekstrinsik
Akibat reaksi non immunitas (akibat bahan kimia atau obatobatan, bakteri)
Akibat reaksi immunitas (karena eritrosit diselimuti anti body yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri)
!.7 2ejala klinis *adan panas, menggigil, lemah, mual muntah, pertumbuhan badan yang terganggu, adanya ikhterus dan spelenomegali. !.! 1emeriksaan penunjang 6erjadi penurunan t' penggian bilirubin inderik dalam darah dan peningkatan bilirubin total sampai mgdl dan peninggian urobilin. !. 1enatalaksanaan 6ergantung dari penyakit dasarnya, splenoktomi merupakan tindakan yang harus dilakukan. 5ndikasi dan splenoktomi adalah >
Sferositosis konginital
ipersplenisme
4imia yang terlalu besar sehingga menimbulkan gangguan mekanisme
*erikan kortikosteroid pada anemia hemolisis autoimum, transfusi darah dapat diberikan jika keadaan berat.