1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan tercapainya pembangunan nasional, karena dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan pada era globalisasi pemerintah harus menetapkan strategi yang dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan penduduk dengan cara peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan meningkatkan derajat kesehatan (Depkes, 2006). enurut Depkes (2006), untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap
peningkatan
derajat
kesehatan
maka
Departemen
Kesehatan
!"
menuangkannya dalam #isi !encana $trategis tahun 20%0&20%' yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. #isi ini akan di *ujudkan melalui enam rencana strategi, di antaranya meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya promotif dan pre+entif. paya penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik secara promotif, kuratif maupun
rehabilitatif
dilakukan
dengan
mengacu
pada
$embilan
syarat
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik, yakni tersedia ( avalable), menyeluruh ( comprehensive), berkesinambungan ( continous), terpadu ( integrated), *ajar ( appropriate), dapat diterima ( acceptable), bermutu ( quality), tercapai (accessible) serta terjangkau (affordable).
2
$ebagai bagian integral dari system penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kepera*atan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia, dilakukan dengan cara memberikan asuhan kepera*atan kepada indifidu, keluarga dan masyarakat dimana keberhasilan penyelenggaraannya bergantung pada partisipasi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan asuhan kepera*atan tersebut (!ohmah, 200-). nemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang di butuhkan dalam pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. nemia merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan petofisiologis yang mendasar yang diuraukan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium (!obins, 200/) enyakit anemia masih merupakan masalah yang cukup serius bagi kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang baik di daerah tropis maupus sub tropis, juga pada pendatang yang menetap. 1erdasarkan laporan 34, setiap tahun terdapat -5 juta penderita anemia , %26 juta orang sebag ai carrier dan 2 milyar atau 25 penduduk dunia selalu kontak dengan anemia. enanggulangan anemia dilakukan dengan upaya kuratif dan pre+entif hal ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah kejadian luar biasa (Depkes !", 2006)
3
Diperkirakan sekitar %,2 & 2,5 juta ji*a meninggal setiap tahunya akibat penyakit ini. Dan berdasarkan sur+ey kesehatan rumah tangga tahun 200%, di perkirakan %2 juta kasus anemia dengan 2- ribu kematian setiap tahunnya penyakit ini menduduki urutan ke 6 dari %0 besar penyakit utama di "ndonesia (Depkes !", 2006). 1erdasarkan data statistik yang penulis peroleh dari !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon jumlah penderita anemia selama tiga tahun terakhir dari tahun 200- sampai dengan tahun 20%% dapat di lihat pada table % di ba*ah ini7 TABEL. 1 DAFTAR PRESENTASE JUMLAH PENDERITA ANEMIA SELAMA TIGA TAHUN TERAKHIR 8o. 9umlah enderita nemia :iga :ahun :erakhir ersentase
:ahun 20%0 20%% 9anuari&9uni 20%2 :otal
% 2 5
9umlah %/2 %56 <56<
'%,' ; 5<,0 ; 2%,6 ; %00 ;
$umber7 !ekam edik !$D dr. . 3aulussy mbon
:able di atas menunjukan bah*a jumlah penderita anemia secara keseluruhan di !$D dr. . 3aulussy mbon selama tiga tahun terakhir. ada tahun 20%0 sebanyak %/2 orang ('%,' ;), tahun 20%% sebanyak %56 orang (5<,0 ;), dan pada tahun 20%2 hingg a bulan 9uni sebanyak <- orang (2%,6 ;). Dapat disimpulkan bah*ah presentase penderita anemia di !$D dr. . 3aulussy mbon ber+ariasi setiap tahun. 1ertolak dari uraian diatas maka upaya promotif dan pre+entif perlu dilakukan untuk memberi gambaran tentang pera*atan di rumah dan pencegahan komplikasi
4
lanjutan bagi penderita anemia sehingga penulis termoti+asi dan tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul suhan Kepera*atan pada :n. = dengan nemia di !uangan "nterna >aki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon. B. Rumusan Ma salah 1erdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka rumusan
masalah yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan asuhan kepera*atan pada :n. = dengan anemia di ruangan interna laki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon? C. Tujuan Pen l!an %. :ujuan mum ntuk mengetahui bagaimana penerapan asuhan kepera*atan pada tn. =
dengan anemia di ruangan interna laki !$D dr. . 3aulussy mbon. 2. :ujuan Khusus dapun tujuan khusus dari penelitianpada ini adalah 7 a. Dapat melakukan pengkajian :n. =
dengan anemia di ru angan
interna laki !$D dr. . 3aulussy mbon. b. Dapat merumuskan diagnosa kepera*atan pada :n. = dengan anemia di ruangan interna laki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon c. Dapat membuat inter+ensi kepe ra*atan pada :n. = dengan anemia di ruangan interna laki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon d. Dapat melakukan implementasi kepera*atan pada :n. = dengan anemia di ruangan interna laki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon e. Dapat melakukan e+aluasi pada :n. = deng an anemia di ruan gan interna laki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon D. Man"aa! Penel!an
%. anfaat teoritis
5
3asil enelitian ini di harapkan dapat menambah *a*asan serta sebagai bahan masukan dalam ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan asuhan kepera*atan pada pasien dengan anemia. 2. anfaat praktis a. 1agi "nstitusi ( endidikan ) $ebagai bukti keterlibatan pendidikan makasis*a dalam membantu pelayanan kesehatan di masyarakat. b. 1agi "nstitusi !umah $akit 3asil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan edukasi bagi pera*at untuk menjalankan tugas dan tanggung ja*abnya, terutama sebagai fasilitator bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi dan mempersiapkan diri untuk proses penyembuhan. c. 1agi enulis %) $ebagai bahan acuan dalam mengetahui pera*atan pasien anemia, sehingga setelah lulus dapat menjalankan tugas secara professional dalam melihat masalah yang di anggap sepele, namun berdampak besar terhadap tingginya angka penyakit anemia. 2) Dapat dijadi kan sebag ai pengal aman ilmiah dalam mela ksanakan tugas di masyarakat. d. 1agi masyarakat terutama pasien $ebagai bahan informasi dan masukkan bagi pasien agar kebutuhan bio& psiko&sosial&spiritual sesuai dengan kebutuhan dasar manusia dapar terpenuhi melalui tindakan kepera*atan yang diberikan. E. Ss!ema!#a Penulsan
>aporan penelitian akan dilaporkan pada Karya :ulis "lmiah dan disajikan kedalam tiga bagian utama yang saling berkaitan yaitu, bagian a*al yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, kata pengantar dan daftar isi.
6
1agian utama yang terdiri dari tiga bab, yaitu bab " yang berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1ab "" yang berisi konsep dasar teoritis, dan bab """ berisi metode penelitian. 1ab "# yang berisi hasil penelitian untuk karya tulis ilmiah dan bab # yang berisi kesim pulan dan saran. 1agian akhir yang berisi daftar pusta ka dan lampiran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. K$nse% Dasa & Anema 1. Pen'e&!an nemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit diba*ah normal. $ecara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (1runner, 200%) nemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit diba*ah normal. nemia bukan merupakan penyakit melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. $ecara fisiologi anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (8ursalam dkk., 200-).
7
nemia adalah berkurangnya hingga diba*ah nilai normal sel darah merah berkualitas hemoglobin dan +olume packed red bloods cells (hematokrit) per %00 ml darah (rice,200/). Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bah*a anemia bukan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patofisiologi yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
(. E!$l$'
enyebab tersering dari anemia adalah kekurangan @at gi@i yang diperlukan untuk sintesis eritrosit antara lain besi, +itamin 1%2 dan asam folat. $elebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetic, penyakit kronik, keracunan obat dan sebagainya (8ursalam, 200-). ). Klas"#as
enurut 8ursalam (200-), klasifikasi anemia berdasarkan pendekatan fisiologi 7 a. nemia hipoproliferatif yaitu anemia difisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, melipui 7 %) nemia plastik nemia plastik, adalah kondisi dimana sumsum tidak dapat berproduksi maksimal sehingga sel darah baru tidak mencukupi untuk proses penggantian sel darah lama.
8
enyebabnya yaitu agen neoplastiksitoplastik, terapi radiasi, antibiotic tertentu, obat anti kon+ulsan, tyroid, senya*a emas, fenilbutaso, ben@ene dan infeksi +irus (khususnya hepatitis). Aejala&gejalanya antara lain 7 Aejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll) defisiensi trombosit 7 ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, pendarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat, morfologis.
2) nemia ada enyakit Ainjal Aejala B gejalanya yaitu 7 nitrogen urea darah (18) lebih dari %0 mgdl, hematokrit turun 20&50;, sel darah merah tampak normal pada pemeriksaan daarah tepi. enyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoiton. 5) nemia pada penyakit kronis. 1erbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik Kelainan ini meliputi artistis rematoid, abses paru, asteomilitis, tuberkolosis, dan berbagai keganasan. ') nemia defisiensi besi enyebabnya yaitu 7 asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi, gangguan absorbs (post gastrektomi), kehilangan darah yang menetap (neoplasmas, polip, gastritis, +arises oesophagus, hemoroid, dll). Aejalanya 7 atropi papilla lidah, lidah pucat,
9
merah, meradang, stomatitis angularis, sakit disudut mulut. orfologi 7 anemia mikrositik hipokromik. /) nemia megaloblastik nemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh sintesis D8 yang terganggu.$el B sel yang dipengaruhi terutama sel B sel a*al hematopoietik dan epitel gastrointestinal . enyebabnya yaitu 7 defisiensi +itamin 1%2 dan defisiensi asam folat,
malnutrisi,
gastrektomi)
malabsorbsi,
infeksi
parasit,
penurunan penyakit
usus
( anemis
intristik
factor
dan
keganasan,
agen
kemoteraupetik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alcohol. a. nemia hemolitik. nemia hemolitik yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah antara lain 7 engaruh obat&obat tertentu, penyakit hodkin, limfosarkoma, myeloma multiple, leukemia limfositik kronik, defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase, proses autoimun, reaksi transfuse dan malaria. *. Man"es!as Klns Aejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai system dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologic (syaraf) yang dimenifestasikan dalam perubahan perilaku, anoreCia (badan kurus kerempeng), serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. $ering pula terjadi abnormalitas pertumbahan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung.ara mudah mengenal anemia dengan />, yakni lemah, letih,
10
lesu, lelah, lalai.Kalau muncul / gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Aejala lain adalah muncul sclera (*arna pucat pada bagian kelopak mata ba*ah). nemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.9ika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung (!obins,200/). +. Pa!$"s$l$'
:imbulnya
anemia
mencerminkan
adanya
kegagalan
sumsum
atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, in+asi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.$el darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.>isis sel darah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. 3asil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. $etiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal E % mgdl, kadar diatas %,/ mgdl mengakibatkan ikterik pada sclera). pabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi (pada kelainan
hemolisis)
maka
hemoglobin
akan
muncul
dalam
plasma
(hemoglobinemia). pabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
11
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urine (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar 7 %. 3itung retikulosit dalam sirkulasi darah F 2. Derajat profilerasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsyF dan ada tidaknya hiperbilirubinea dan hemoglobinema (!obins, 200/). ntuk menggambarkan perjalanan penyakit nemia akan di jelaskan dalam bagan patofisiologi pada halaman %2 di ba*ah ini 7
12
e-a$!sis aktiitas siste- retiku %!eri+!te$ia$ ,ang ber$ebi)an kekurangan k!takt!r eritr!p!esis *u-su- u$ang ertekan $e) u-!r tau bat 'e"siensi B 12 Berkurangn,a ju-$a se$ +ara) -era) ne-ia Kekurangan eritr!p!etin 'e"siensi sa- F!$at bn!r-a$itas *e$ 'ara) era) 'e"siensi besi Ke)i$angan 'ara) akut+an kr!nis
*e+ikit !ksigen ,ang +i kiri-kan ke jaringan
ip!ksia Jaringan -ekanis-e k!-pensasi tubu) peningkatan ura) jantung +an pernafasan -eningkatkan pe$epasan !ksigen +an B -enge-bangkan f!$u-e p$as-a /e+istribusi a$iran +ara) ke !rgan!rgan "ta$
Penurunan Perfusi Ke *a$uran (erna Penurunan Perfusi Jantung ningkatan Frekuansi Jantung Peningkatan Frekuensi Pe pernafasan Beban Kerja Jantung
a$iran ti+akke a+ekuat ke jantung +an!tak a$iran +ara) ti+ak a+ekuat siste-atik n!reksia nausea /esik! inggi p!$a nafas ti+ak efektif k!nstipasi atau +iare. st!-atitis Pengisian %# %#&'P Ke$e-a)an "siksakit kepa$a BB -enurun iske-ia -i!kar+ K!n+isi +an pr!gn!sis(ura) pen,akit Jantung ipertr!" #entrike$
gangguan pe-enu)an :ang akti"tas guan se)ari)ari perfusi jaringan Pe-enu)an nutrisi kurang +arikebutu)
Kee-asan
/esik! tinggi str!ke +an iske-ia -i!kar+ n,eri +a+a
13
:B/. 1 PF;*;%:; B&/'*/K< P&<=;P<:< K' ,. Peme&#saan %enunjan'
enurut 8ursalam (200/) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien anemia yaitu7 a. Kadar 3b, hematokrit, indeks sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Ge, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, +itamin 1%2, hitung trombosit, *aktu perdarahan, *aktu protombin, dan *aktu tromboplastin parsial. b. spirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum. c. emeriksaan diagnostic untuk mene ntukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis. -. Pen'$a!an enurut 8ursalam (200/), penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang7 a. nemia plastik 7 :ransplantasi sumsum
tulang,
pemberian
terapi
imunosupresif dengan globulin antitimosit (:A), b. nemia pada penyakit ginjal 7 pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat, ketersediaan eritropin rekombinan. c. nemia pada penya kit kronis 7 kebany akan pas ien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk anemianya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga 3b meningkat.
14
d. nemia pada defis iensi besi 7 dicari penyebab defi siensi besi, menggunakan preparat besi oral7 sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus. e. nemia megal oblastik 7 defisiensi +itamin 1%2 ditan gani dengan pembe rian +itamin 1%2, bila defisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsic dapat diberikan +itamin 1%2 dengan
injeksi ".
ntuk mencegah kekambuhan anemia terapi +itamin 1%2 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi. nemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat % mghari, secara " pada pasien dengan gangguan absorbsi. B. K$nse% Dasa& Ke%e&a/a!an 1. Pen'e&!an Kepera*atan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat kepera*atan
yang
berbentuk
pelayanan
bio&psiko&sosio&spiritual
yang
komprehensif yang ditujukan kepada indi+idu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia ($etiadi, 200H).
(. P&$ses Ke%e&a/a!an a. Pen'e&!an
roses kepera*atan adalah serangkaian tindakan yang sistematis dan berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah
15
kesehatan indi+idu atau kelompok baik yang aktual maupun potensial, kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan kepera*atan serta menge+aluasi keberhasilan dari tindakan yang dilakukan (!ohmah dan alid, 200-). roses
kepera*atan
merupakan
pendekatan
ilmiah
dalam
menyelesaikan suatu masalah. Dengan pendekatan ini pera*at harus mampu melakukan identifikasi data dari klien.$etelah itu, pera*at harus mampu membuat diagnosa kepera*atan dari data fokus yang ada.$elanjutnya pera*at membuat perencanaan penyelesaian masalah dan melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana, serta menge+aluasi keberhasilan dari rencana yang sudah dikerjakan. . Tujuan dapun tujuan dari proses kepera*atan menurut !ohmah dan alid (200-), adalah 7 %). enggunakan metode pemecahan masalah F pendekatan proses kepera*atan memungkinkan pera*at untuk mengidentifikasi seluruh kebutuhan yang diperlukan klien. Kebutuhan ini menggambarkan masalah yang terjadi pada klien, baik aktual maupun resiko."dentifikasi masalah kepera*atan yang ada merupakan dasar bagi pera*at untuk menetapkan desain pemecahan masalahnya sehingga tindakan yang dilakukan pera*at terhadap klien merupakan tindakan yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada klien, 2). enggunakan standar untuk praktikkepera*atan Fstandar praktik diperlukan untuk menjaga mutu asuhan kepera*atan yang diberikan pada klien. era*at yang bertugas di tempat
16
pelayanan dengan strata apapun, dan mera*at klien dengan berbagai macam kasus selalu menggunakan standar yang sama yaitu proses kepera*atan. $tandar ini sangat pent ing untuk menjamin bah*a klien tel ah mendapatkan pelayanan yang memadai, 5). emperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional (logis) dan sistematis (urut dan rapi) F desain rencana tindakan kepera*atan dalam pendekatan proses kepera*atan selalu ditetapkan berdasarkan prinsip&prinsip yang ilmiahrasional. Ifek samping dari tiap tindakan yang akan dilakukan juga dipertimbangkan dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga. Kerja yang urut dan sistematis juga dapat dilihat pada setiap langkah dari proses kepera*atan. Karena sifatnya yang interdependen (saling tergantung) menjadikan
kinerja
pera*at
yang
menggunakan
pendekatan
proses
kepera*atan menjadi rapi, terstruktur dengan setiap langkah yang saling berurutan dan tidak dapat ditinggalkan atau diloncati satu sama lain, '). emperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi F sifat dari proses kepera*atan yang fleksibel memungkinkan dipakainya pendekatan ini dalam segala situasi. Klien dalam kondisi ga*at, darurat, ga*at darurat, akut, kronis, cito, maupun elektif dapat menggunakan pendekatan ini, /). empunyai hasil asuhan kepera*atan yang berkualitas tinggi F hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi pada klien dapat diidentifikasi, kemudian dari masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat membantu mencegahmengurangimengatasinya. endekatan proses kepera*atan membantu pera*at secara lebih teliti melaksanakan tugas
17
identifikasi masalah dan penetapan desain perencanaan yang ilmiah sehingga hasil asuhan kepera*atan yang dilaksanakan dapat berkualitas. 0. Man"aa! enurut !ohmah dan alid (200-), manfaat dari proses kepera*atan
dapat ditinjau dari beberapa aspek 7 %) spek administrasi 7 aspek ini dibagi menjadi dua yaitu aspek langsung dan aspek tidak langsung. spek yang pertama secara langsung dapat meningkatkan kualitas asuhan kepera*atan. $ebagaimana yang telah dijelaskan dalam tujuan dari proses kepera*atan, bila asuhan kepera*atan dilaksanakan secara sungguh&sungguh dengan pendekatan ini, tentu mutu asuhanakan dapat ditingkatkan secara langsung. $ementara pada aspek yang kedua, aspek tidak langsung yaitu pera*at akan mendapatkan nilai satuan kredit poin dari asuhannya. 8ilai ini berkaitan dengan dokumentasi asuhan kepera*atan, secara tidak langsung dari asuhan yang dikerjakan pera*at dapat mengajukan kenaikan kepangkatan dengan perhitungan tertentu. 2) spek hukum 7 tindakan yang dikerjakan meru pakan tindakan rasional. Dalam melaksanakan asuhan, pera*at juga mematuhi standar asuhan yang berlaku (standar asuhan kepera*atan, etika kepera*atan, lafal sumpah) dan menghormati hak klien. 9ika ada keluhan dari klien, pera*at akan mendapat perlindungan hukum apabila ia sudahbekerja sesuai standar dan menghormati hak klien. kti+itas pera*at dan respon klien dapat dilihat dalam dokumentasi asuhan kepera*atan yang dibuat oleh pera*at. 5) spek ekonomi 7 pelayanan kepera*atan yang diberikan merupakan pelayanan yang efektif dan efisien. $etiap tindakan merupakan tindakan
18
yang direncanakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. $ehingga biaya yang diperlukan benar&benar biaya untuk penyembuhan klien. :idak satupun pera*atyang diperkenankan melakukan tindakan yang tidak direncanakan. palagi saat ini sudah dimulai dikembangkan sistem "8 D!A
pada
pelayanan
kesehatan.
$ehingga
dengan
proses
kepera*atan, pera*at melakukan tindakan secara efektif dan efisien. ') spek pendidikan dan penelitian 7 proses keper a*atan dipel ajari dalam masa pendidikan selama mahasis*a mengikuti program pendidikan kepera*atan. roses ini akan diaplikasikan pada saat memberikan asuhan kepera*atan pada klien secara langsung. Dokumentasi asuhan kepera*atan juga memungkinkan pera*at melakukan penelitian dari data&data yang ada dalam status kesehatan klien. Data yang bersifat pribadi ini betul&betul harus dijamin kerahasiaannya dan hanya dipakai untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu kepera*atan.
). S"a!s"a! %&$ses #e%e&a/a!an
enurut !ohmah dan alid (200-), sifat&sifat proses kepera*atan antara lain 7 a. Dinamis 7 proses kepera*atan dapat berubah bila kondisi klien berubah. Dalam rangkaian asuhan, seorang klien se*aktu&*aktu akan mengalami suatu perubahan, baik perubahan ke arah positif atau ke arah negatif. erubahan&perubahan ini dapat di+alidasi dengan semakin beratbanyaknya gejala dan tanda yang terjadi atau juga sebaliknya. Dari perubahan ini, masalah kepera*atan, rencana dan tindakan kepera*atan juga akan mengalami perubahan.
19
b. $iklikal 7 proses kepera*atan berjalan secara siklus yang berurutan dimulai dari pengkajian, diagnosa kepera*atan, perencanaan, pelaksanaan dan e+aluasi. $iklus ini akan berjalan terus&menerus sampai seluruh masalah klien dapat teratasi atau klien meninggal dunia. c. "nterdependen 7 tahap&tahap dari prose s kepera*atan meru pakan tahapa n yang saling bergantung. Diagnosa kepera*atan yang muncul tergantung dari data& data yang diperoleh saat pengkajian. !encana tindakan juga baru bisa disusun setelah diagnosa kepera*atan ditegakkan. elaksanaan juga harus berpedoman dari rencana yang sudah ditetapkan, demikian seterusnya. $ehingga, apabila dalam pengkajian pera*at kurang mampu mendapatkan data yang akurat atau kurang tepat dalam menegakkan diagnosa, maka tahapan yang berikutnya jelas akan terpengaruh. d. Gleksibeltidak kaku 7 proses kepera*atan dapat dipakai pada klie n sebagai indi+idu, kelompok, keluarga maupun dalam cakupan yang lebih luas yaitu komunitas. roses ini juga dapat dipakai untuk memberikan pera*atan pada seluruh rentang kehidupan, yang dimulai sejak janin masih di dalam kandungan ibu sampai usia lanjut. roses kepera*atan juga dapat dipakai pada seluruh tata layanan kesehatan, mulai dari puskesmas sampai dengan rumah sakit pusat. $emua kasus juga dapat dira*at dengan menggunakanpendekatan ini, kasus ga*at darurat, intensive care, penyakit dalam, bedah, ji*a dan lain sebagainya. *. Taha%!aha% %&$ses #e%e&a/a!an
enurut !ohmah dan alid (200-), adapun tahap&tahap dalam proses kepera*atan ini meliputi 7 a. engkajian %) engertian dan kegi atan dalam pe ngkajian
20
engkajian adalah tahap a*al dan dasar dalam proses kepera*atan. engkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya, kemampuan mengidentifikasi masalah kepera*atan dan menentukan diagnosa kepera*atan. Diagnosa yang diangkat akan menentukan desain perencanaan yang ditetapkan selanjutnya, tindakan kepera*atan dan e+aluasi mengikuti perencanaan yang dibuat. 4leh karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan pera*atan pada klien dapat diidentifikasi. Kegiatan dalam pengkajian adalah pengumpulan data. engumpulan data adalah kegiatan untuk menghimpun informasi tentang status kesehatan klien. Data yang diperoleh saat pengumpulan merupakan data dasar yang diperoleh dari klien dan dikategorikan atas dua macam yaitu data subjektif dan data objektif . $tatus kesehatan klien yang normal maupun yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan dan hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan klien, baik yang efektif, optimal maupun yang bermasalah. $ecara teoritis, (Doengoes, 2000) mengemukakan data Bdata yang didapat
saat
pengkajian
pada
pasien
dengan
anemia
adalah7
(%)akti+itasistirahat dengan gejalaF keletihan, kelemahan, kehilangan produkti+itas,
penurunan
semangat
untuk
bekerja.
(2)
$irkulasi
dengangejala7 ri*ayat kehilangan darah kronik, ri*ayat endokarditis. (5)integritas ego dengan gejalaF keyakinan agamabudaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfuse darah. (')Iliminasi dengan gejalaF ri*ayat pielonefritis, gagal ginjal.(/)akanan dan cairan
21
dengan gejala7 penurunan masukan diet protein he*ani rendah masukkan produk sereal tinggi. (6) 8eurosensori dengan gejalaF sakit kepala, berdenyut, pusing, +ertigo, ketidakmampuan berkosentrasi.(<)8yeri dan ketidaknyamanan dengan
gejalaFnyeri pada abdomen,
sakit
kepala.
(H)ernapasan dengan gejala F nafas pendek pada istirahat dan akti+itas. -) keamanan dengan gejala F ri*ayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, radiasi baik terhadap pengobatan atau kecelakaan. b. acam dan sumber data dapun macam data yang dikaji ada empat macam antara lain 7 (%). Data dasar F data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien. Data dasar ini meliputi data umum, data demografi, ri*ayat kepera*atan, pola fungsi kesehatan dan pemeriksaan.Data dasar yang menunjukkan pola fungsi kesehatan efektifoptimal merupakan data yang dipakai dasar untuk menegakkan diagnosa kepera*atan sejahtera.(2). Data fokus F adalah informasi tentang status kesehatan klien yang menyimpang dari keadaan normal. Data fokus dapat berupa ungkapan klien maupun hasil pemeriksaan langsung oleh pera*at.Data ini nantinya mendapat porsi lebih banyak
dan
menjadi
dasar
timbulnya
masalah
kepera*atan.$egala
penyimpangan yang berupa keluhan hendaknya dapat di+alidasi dengan data hasil pemeriksaan.$edangkan untuk bayi atau klien yang tidak sadar, banyak menekankan pada data fokus yang berupa hasil pemeriksaan.(5). Data subjektif F merupakan ungkapan keluhan klien secara langsung maupun tak langsung melalui orang lain yang mengetahui keadaan klien secara langsung dan menyampaikan masalah yang terjadi kepada pera*at berdasarkan keadaan
22
yang terjadi pada klien. ntuk mendapatkan data ini dilakukan anamnesis, contoh 7merasa pusing, mual, nyeri dada dan lain&lain. ('). Data objektif Fdata yang diperoleh pera*at secara langsung melalui obser+asi dan pemeriksaan pada klien. Data objektif harus dapat diukur dan diobser+asi, bukan merupakan interprestasi atau asumsi dari pera*at.ontoh, tekanan darah %20H0 mm3g, konjungti+a anemis dan seterusnya. $ementara sumber data dibagi menjadi dua antara lain 7 (%). $umber data primer F sumber data primer adalah klien. $ebagai sumber data primer, bila klien dalam keadaan tidak sadar, mengalami gangguan bicara atau pendengaran, klien masih bayi atau karena beberapa sebab klien tidak dapat memberikan data subjektif secara langsung, maka pera*at menggunakan data objektif untuk menegakkan diagnosa kepera*atan.8amun bila diperlukan klarifikasi data subjektif, hendaknya pera*at melakukan anamnesis pada keluarga. (2). $umber data sekunder 7 selain klien seperti keluarga, orang terdekat, teman dan orang lain yang tahu tentang status kesehatan klien. $elain itu tenaga kesehatan yang lain seperti dokter, ahli gi@i, ahli fisioterapi, laboratorium, radiologi juga termasuk sumber data sekunder. c. :eknik pengumpulan data %) namnesis 7 adalah tanya ja*abkomunikasi secara langsung dengan klien (auto anamnesis ) maupun tidak langsung ( allo anamnesis) dengan keluarganya untuk menggali informasi tentang status kesehatan klien. Komunikasi yang digunakan disini adalah komunikasi terapeut ik, yaitu suatu pola hubungan interpersonal antara klien dan pera*at yang bertujuan untuk menggali informasi mengenai status kesehatan klien dan membantu menyelesaikan masalah yang terjadi.
23
Dalam melakukan anamnesis atau komunikasi ini pera*at harus mempunyai kemampuan yang baik, karena pera*at dalam berinteraksi dengan klien harus memperhatikan aspek +erbal dan perilaku non+erbal. era*at
yang
terlatih
akan
dapat
melakukan
komunikasi
yang
menyenangkan untuk membangun kepercayaan diri klien, sehingga klien akan merasa nyaman dalam berbagi perasaan. dengan demikian, diharapkan data yang diinginkan dapat tergali secara komprehensif. 2) 4bser+asi 7 pada tahap ini dila kukan pengamatan secara umum ter hadap perilaku dan keadaan klien. 4bser+asi memerlukan ketrampilan, disiplin dan praktik klinik. a) emeriksaan fisik, yakni den gan menggunakan empat cara 7 pertama inspeksi F proses obser+asi yang dilakukan dengan cara melihat. "nspeksi
digunakan
untuk
mendeteksi
tanda&tanda
fisik
yang
berhubungan dengan status fisik. Gokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, *arna, bentuk, posisi, simetris, luka, perubahan yang terjadi pada kulit, kelainan anatomi. ontoh Fsklera ikterus, conjungti+a anemis, *ajah pucat. Kedua palpasi F suatu bentuk pemeriksaan dengan cara perabaan. :angan dan jari&jari adalah instrument yang sensitif untuk merasakan adanya suatu perubahan yang terjadi pada tubuh. alpasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk dan ukuran, massa, kelembaban, +ibrasi dan tekstur. ontoh F akral hangat, kulit kering dan kasar, turgor kembali lambat. Ketiga perkusi 7 metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. :ujuannya adalah untuk menentukan batas&batas organ atau bagian
24
tubuh dengan cara merasakan +ibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke ba*ah jaringan, dengan perkusi dapat membedakan apa yang ada diba*ah jaringan (udara, cairan, @at padat). Keempat auskultasi 7 metode pemeriksaan dengan cara mendengar yang dibantu dengan stetoskop. b) emeriksaan penunjang 7 yakni dilakukan sesuai dengan indikasi, contoh F pemeriksaan laboratorium, rekam jantung dan lain&lain. ntuk
mendokumentasikan
hasil
pengkajian
digunakan
format
pengkajian.1eberapa format yang telah ada selama ini sangat ber+ariasi.3al ini pada umumnya disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebijakan setempat. 8amun, pada dasarnya format pengkajian berisi tiga hal pokok yaitu identitas klienkeluarga, ri*ayat kepera*atan (keluhan utama sampai dengan pola fungsi kesehatan), pemeriksaan, yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. ,.
Da'n$sa #e%e&a/a!an
%) engertian dan :ujuan Diagnosa Kepera*atan enurut !ohmah dan alid (200-), diagnosa kepera*atan merupakan pernyataan yang menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktifitaspotensial) dari indi+idu atau kelompok ketika pera*at secara legal megidentifikasi dan dapat memberikan inter+ensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan atau mencegah perubahan.
25
$elain itu diagnosa kepera*atan juga diartikan sebagai penilaian klinis tentang respon indi+idu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan actual ataupun potensialsebagai dasar pemilihan inter+ensi kepera*atan untuk mencapai hasil dimana pera*at bertanggung ja*ab. :ujuan dari diagnosa kepera*atan ini adalah 7 (%). emungkinkan pera*at untuk menganalisis dan mensintesis data yang telah dikelompokkan di ba*ah pola kesehatan, (2). ntuk mengidentifikasi masalah, faktor penyebab
masalah,
kemampuan
klien
untuk
dapat
mencegah
atau
memecahkan masalah. 2) >angkah&langkah menentukan diagnosa kepera*atan a) Klasifikasi data 7 adalah mengel ompokkan data&data klien atau keadaan tertentu
ketika
klien
mengalami
permasalahan
kesehatan
atau
kepera*atan berdasarkan kriteria permasalahannya. Klasifikasi ini berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia yang dikelompokkan dalam data subjektif dan data objektif. b) "nterprestasi data 7 membuat interprestasi atas data yang sudah dikelompokkan dalam bentuk masalah kepera*atan atau masalah kolaboratif. c) enentukan hubu ngan sebab akibat 7 setelah masalah keper a*atan telah ditentukan,
kemudian
pera*at
menentukan
faktor&faktor
yang
berhubungan atau faktor resiko yang kemungkinan menjadi penyebab dari masalah yang terjadi. Kemungkinan penyebab harus mengacu pada kelompom data yang sudah ada.
26
d) erumuskan diagnose kepera*atan 7 perumusan diagn osa keper a*atan didasarkan pada identifikasi masalah dan kemungkinan penyebab. 5) ernyataan Diagnosis Kepera*atan a) Problemmasalah 7 menjelaskan status kesehatan dengan singkat dan jelas. b) Etiologipenyebab 7 penyebab masalah yang meliputi faktor penunjang dan faktor resiko yang terdiri dari 7 (a). Patofisiologi F yaitu semua proses penyakit yang dapat menimbulkan tandagejala yang menjadi penyebab timbulnya masalah kepera*atan. (b). Situasional F yaitu situasi personal (berhubungan
dengan
klien
sebagai
indi+idu)
dan
environment
(berhubungan dengan lingkungan yang berinteraksi dengan klien). (c).
Medication/treatment F yaitu pengobatan atau tindakan yang diberikan yang memungkinkan terjadinya efek yang tidak menyenangkan yang dapat diantisipasi atau dicegah dengan tindakan kepera*atan. (d). Maturasional F yaitu tingkat kematangan atau kede*asaan klien, dalam hal ini berhubungan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. c) Symptomtanda 7 yaitu defenisi karakteristik tentang data subjektif dan data objektif sebagai pendukung diagnosa aktual. Diagnosa kepera*atan yang muncul pada pasien dengan anemia (Doenges, %---) meliputi7 %) !esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
27
2) erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makananabsorbs nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. 5) "ntoleransi akti+itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai (pengiriman) dan kebutuhan. ') oksigen erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigennutrient ke sel. /) !esiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist. 6) Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet F perubahan proses pencernaan F efek samping terapi obat. <) Kurang penget ahuan sehubungan dengan kuran g terpajanmengingat F salah interpretasi informasi F tidak mengenal sumber informasi. '. erencanaan erencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis kepera*atan, dalam perencanaan digambark an sejauh mana pera*at mampu menetapkan cara penyelesaian masalah dengan efektif dan efisien (!ohma J alid, 200-). "nter+ensi kepera*atan menurut Des*ani (200-), harus spesifik dan di nyatakan dengan jelas, dan terdiri atas inter+ensi mandiri dan kolaboratif .:ahap perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasil, membuat instruksi kepera*atan dan mendokumentasikan rencana asuhan kepera*atan.
28
"nter+ensi kepera*atan yang dapat dilakukan pada pasien dengan anemia menurut (Doengoes %---) adalah sebagai berikut 7
%) !esikotinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia), atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan). :ujuan 7 setelah dilakukan tindakan kepera*atan diharapkan resiko infeksi teratasi dengan criteria tidak terdapat tanda tanda infeksi. "nter+ensi 7 a) 4bser+asi tanda tanda infeksi dan perad angan (demam, kemerahan, pus, luka). !asional 7 memastikan kondisi pasien pada periode peradangan atau sudah terjadi infeksi sehingga infeksi dapat dicegah lebih a*al. b) :ingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan, memakai handscoen, masker, kebersihan lingkungan. !asional 7 meminimalkan in+asi mikroorganisme. c) ertahankan teknik aseptic dan sterilisasi alat pada prosedur in+asi+e. !asional 7 in+asi alat dapat menjadi mediator masuknya mikroorganisme terutama pada pasien kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman. 2) erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makananabsorbs nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. :ujuan 7 dapat menunjukan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria peningkatan berat badanberat badan ideal, pasien tidak lemah. "nter+ensi 7 a) :imbang berat badan setiap harinya
29
!asional
7
mengkaji
indikasi
terpenuhinya
kebutuhan
nutrisi
dan
menentukan jumlah kalori yang harus dikonsumsi penderita anemia. b) :entukan program diet dan pola makan sesuai dengan kadar gula yang dimiliki. !asional 7 menyesuaikan antara kebutuhan kalori dan kemampuan sel untuk mengambil glukosa. c) >ibatkan keluarga pasien dalam memantau *aktu makan dan nutrisinya !asional 7 meningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol masukan nutrisi sesuai dengan kemampuan pasien. d) kolaorasi dengan tim gi@i tenta ng pemenu han diet ting gi kalori dan tinggi protein. !asional 7 Dapat meninggkatkan pemenuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan klien. 5) "ntoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan. :ujuan 7 dapat menunjukan intoleransi aktifitas teratasi dengan kriteri pasien mengalami peningkatan energi, tidak menunjukan kelemahan. "nter+ensi 7 a) Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktifitas. !asional 7 meningkatkan motifasi dan partisipasi untuk dapat mencapai kebutuhan aktifitas. b) 1uat jad*al perencanaan akti+itas pasien dan batasi akti+itas yang menimbulkan kelelahan. !asional 7 akti+itas akan lebih terarah dan menghindari kelelahan yang berlebihan. c) 1erikan akti+itas alternati+e dengan periode istirahat, yang cukup atau tanpa gangguan. !asional 7 memberi kesempatan untuk mencukupkan produksi energy untuk akti+itas.
30
d) antau akti+itas pasien dengan jumlah energy yang masuk. !asional 7akti+itas yang tidak sesuai dengan jumlah energi yang dapat diproduksi dapat meningkatkan kelemahan. ') erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigennutrient ke sel. :ujuan 7 setelah dilakukan tindakan kepera*atan di harapkan pasien akan menunjukan perubahan perfusi jaringan teratasi dengan kriteria hasil konjungti+a tidak anemis, membrane mukosa lembab, dan ::# dalam batas normal "nter+ensi 7 a) *asi tanda +ital, *arna kulit, membrane mukosa, dan dasar kuku. !asional 7 memberikan informasi tentang derajat perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan inter+ensi. b) :inggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. !asional 7 meningkatkan ekspensi paru dan memaksimalkan oksigenisasi untuk kebutuhan seluler. c) *asi upaya pernafasan F auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi ad+entisius. !asional 7 dispnea, menunjukkan gangguan jantung karena regangan jantung lamapeningkatan kompensasi curah jantung. d) Kolaborasi penga* asan hasil pemeriksaan laboratorium. 1erikan sel darah merah lengkap sesuai indikasi !asional 7 mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatanrespon terhadap terapi. /) !esiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist. :ujuan 7 dapat mempertahankan integritas kulit dengan criteria hasil mengidentifikasi factor resiko untuk mencegah cidera dermal.
31
"nter+ensi 7 a) Kaji integritas kulit , catat perubahan pada turgor, *arna, eritema, dan suhu. !asional 7 kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan mobilisasi. 9aringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak. b) njurkan klien untuk menjaga kebersihan permukaan kulit dan batasi penggunaan sabun. !asional 7 area lembab memberikan media yang sangat baik untuk petumbuhan organisme patogenik, dan sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan. c) 1antu untuk latihan rentang gerak. !asional 7 meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis. 6) Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet F perubahan proses pencernaan F efek samping terapi obat. :ujuan 7 membuat pola normal dari fungsi usus. Kriteria hasil 7 menunjukkan perubahan perilakupola hidup, yang diperlukan sebagai penyebabfactor pemberat. "nter+ensi 7 a) 4bser+asi *arna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah. !asional 7 membantu mengidentifikasi penyebabfactor pemberat dan inter+ensi yang tepat. b) uskultasi bunyi usus. !asional 7 bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi c) *asi intake dan output (makanan dan cairan) !asional 7 dapat mengidentifikasi dehidrasi, dan defisiensi diet. d) 3indari makanan yang mengandung gas. !asional 7 menurunkan distress gastric dan distensi abdomen e) Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai kerusakan. >akukan pera*atan perianal setiap defekasi bila terjadi diare. !asional 7 mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan. f) Kolaborasi ahli gi@i untuk diet seimbang dengan tinggi serat.
32
!asional 7 serat menahan en@im pencernaan dan mengabsorbsi air dalam aliran sepanjang traktus intestinal yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi. g) 1erikan pelembek feses, stimulant ringan sesuai indikasi. !asional 7 mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi. h) 1erikan obat anti diare, misalnya DefenoCilat 3idroklorida dengan atropine (>omotil) dan obat mengabsorbsi air, misalnya etamucil (kolaborasi) !asional 7 menurunkan motilitas usus bila diare terjadi. <) Kurang penget ahuan berhubungan dengan kurang terp ajan atau meningkat F salah interpretasi informasi F tidak mengenal sumber informasi :ujuan 7 pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostik dan rencana pengobatan dengan kriteria hasil pasien menyatakan pemahaman proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit, mengidentifikasi factor penyebab dan melakukan tindakan yang perlu atau peubahan pola hidup. "nter+ensi 7 a) 1erikan informasi tenta ng anemia, spesi fik. Diskusikan kenyataan bah*ah terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia. !asional 7 memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. enurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program therapy. b) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya . !asional 7 mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya, c) 1erikan penjelasan terhadap klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
33
!asional 7 dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas. d) inta klien dan keluarga mengulangi kem bali tentang materi yang telah diberikan. !asional 7 mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dan tindakan yang dilakukan.
/. "mplementasi "mplementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetepkan (!oman dan alid, 200-). :ahap implementasi dimulai setelah rencana inter+ensi di susun dan di tunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. 4leh karena itu rencana iter+ensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor&faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien (8ursalam, 200-). :ujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegah penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. $elama tahap implementasi pera*at harus terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan kepera*atan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien 6. I+aluasi ikinson dalam 8urjanah (20%0), mengemukakan bah*a e+aluasi adalah proses yang disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas,
34
nilai atau kelayakan yang sesuai dengan kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya. Dalam proses kepera*atan, e+aluasi adalah suatu aktifitas yang direncanakan terus menerus, aktifitas yang di sengaja klien, keluarga dan pera*at serta tenaga professional lainnya menentukan kemajuan klien terhadap outcome yang di capai dan keefektifan dari rencana asuhan kepera*atan (8urjanah, 20%0). :ujuan e+aluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan, hal ini dilakukan dengan melihat respon klien terhadap asuhan kepera*atan yang diberikan sehingga pera*at dapat mengambil keputusan untuk 7 a) engakhiri rencana asuha n kepera*atan (jika klien telah mencap ai tujuan yang di tetapkan) b) emodifikasi rencana asuhan kepera*atan (jika klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan). c) eneruskan rencana asuhan kepera*atan (jika klien memerlukan *aktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan)
35
C. Ke&an'#a K$nse% Penel!an
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (8otoatmodjo, 200/).1erdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini7 !esti terhadap infeksi
erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
:n. = dengan anemia
%. 2. 5. '. /.
suhan Kepera*atan7 engkajian Diagnosa Kepera*atan "nter+ensi "mplementasi I+aluasi
"ntoleransi akti+itas erubahan perfusi jaringan !esti terhadap kerusakan integritas kulit Konstipasi Kurang pengetahuan
7 #ariabel Dependen 7 #ariabel "ndependen
GAMBAR. ( KERANGKA K2NSEP PENELITIAN
36
BAB III MET2DE PENELITIAN A Jens 3an Desan Penel!an
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus dimana peneliti ingin memberi gambaran penerapan asuhan kepera*atan dengan pola proses asuhan kepera*atan.
1 (
B 4a#!u 3an L$#as Penel!an 4a#!u Penel!an enelitian ini dilakukan pada tanggal 06&0H 9uni 20%2. L$#as Penel!an enelitian dilaksanakan pada ruang ra*at interna laki di !umah $akit
mum Daerah dr. . 3aulussy mbon. C Suje# Pe nel!an dapun subjek penelitian ini adalah klien :n. = dengan Anemia yang dira*at ruang interna laki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon. D 5a&ael 3an De"ens 2%e&as$nal 1erdasarkan penelitian, maka penulis menentukan yang menjadi +ariabel bebas
(independent ) yaitu proses kepera*atan yang meliputi 7 pengkajian, diagnosa, inter+ensi, implementasi, dan e+aluasi. $edangkan yang menjadi +ariable tergantung (dependen) adalah klien dengan anemia. De"ens $%e&as$nal %. suhan Kepera*atan adalah suatau proses yang digunakan peneliti dalam
memberikan tindakan kepera*atan kepada klien yang terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa, inter+ensi, implementasi, dan e+aluasi.
37
2. engkajian adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data status kesehatan pada klien :n. = dengan anemia yang menggunakan format pengkajian kepea*atan. 5. Diagnosa kepera*atan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah aktual atau resiko yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya masalah kepera*atan pada klien :n. = dengan anemia dapat ditanggulangi. '. erencanaan adalah penetapan prioritas diagnosa kepera*atan, penetapan sasaran dan tujuan, penetapan kriteria hasil dan merumuskan inter+ens i kepera*atan pada klien :n. = dengan anemia /. "mplementasipelaksanaan adalah inter+ensi yang dilaksanakan sesuai dengan rencana kepera*atan yang telah dibuat. 6. I+aluasi adalah langkah terakhir dalam proses kepera*atan dimana peneliti menilai keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien. <. :n. = adalah seorang yang mengalami masalah kesehatan dan harus mendapatkan pera*atan yang intensif di rumah sakit. H. !esiko tinggi infeksi adalah suatu akibat yang ditimbulkan karena adanya pera*atan atau keadaan yang tidak aseptik. -. erubahan nutr isi kurang dari kebu tuhan tubuh adal ah suatu kead aan dimana seseorang mengalami penurunan nafsu makan yang disebabkan karena kondisi penyakit yang dialami. %0. "ntoleransi akti+itas adalah ketidakcukupan energy secara fisiologis dalam pemenuhan aktifitas sehari&hari yang dibutuhkan. %%. !esiko tinggi terhadap kerusakan integ ritas kulit adalah suatu keadaan dimana terjadinya perubahan pada dimana strukturseseor kulit. ang mengalami gangguan pada system %2. Konstipasi dalah keadaan pencernaan.
38
%5. Kurang pengetahuan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu mengenal sumber informasi tentang penyakit yang diderita. E. Te#n# Pen'um%ulan Da!a :eknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah7 %. a*ancara (anamnesa) 7 yakni pengumpulan data dengan cara tanya ja*ab
langsung dengan pasien, tim kesehatan lain dan dari pihak keluarga untuk mendapatkan data&data yang akurat serta dapat menunjang penulisan usulan penelitian. 2. 4bser+asi 7 penulisi mengadakan pengamatan secara langsung pada pasien kemudian menginterpretasikannya, dari hasil obser+asi dapat diperoleh gambaran perkembangan kemajuan dari masalah yang dihadapi pasien. 5. emeriksaan fisik 7 pemeriksaan yang difokuskan secara langsung pada pasi en, pemeriksaan secara menyeluruh yang berkaitan dengan sistem fisiologi tubuh menggunakan metode " yaitu melalui
inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. F. Ins!&umen Penel!an
"nstrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah format pengkajian dan alat bantu penelitian yang digunakan seperti tensimeter untuk mengukur tekanan darah, thermometer untuk mengukur suhu, arloji, timbangan berat badan, serta alat tulis untuk dokumentasi. G. Jalann6a Penel!an
%. :ahap persiapan
39
ada tahap ini peneliti mengikuti undian setelah itu menyiapkan surat&surat yang berhubungan dengan ijin melakukan penelitian dan format pengkajian K1. Kemudin melaporkan diri ke " selaku pembimbing karya tulis ilmiah sekaligus penguji " dan : selaku pembimbing ruangan sekaligus penguji "" pada ujian akhir program tahap ". 2. :ahap pelaksanaan ada tahap ini peneliti melakukan tahapan asuhan kepera*atan yaitu pengkajian, diaknosa kepera*atan, interfensi, implementasi dan e+aluasi. Dalam tahap pengkajian penulis melakukan pengumpulan data selanjutnya di kelompokkan dan di analisa sesuai masalah kepera*atan. $etelah itu merumuskan diagnosa kepera*atan sesuai dengan masalah yang di temukan kemudian dilanjutkan dengan membuat inter+ensi sesuai dengan prioritas masalah, menetapkan tujuan kriteria hasil dan disertai rasionalisasi dari rencana tindakan yang di buat. ada tahap pelaksanaan peneliti melakukan tindakan kepera*atan yang dibuat sesuai kondisi pasien serta sarana dan prasarana yang ada di rumahsakit setelah itu menge+aluasi tindakan yang di berikan sesuai dengan tujuan criteria hasil yang dibuat. H. Pen'$lahan 3an Analsa Da!a
etode pengolahan dan analisa data yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah pendekatan proses kepera*atan. >angkah&langkah yang diambil adalah 7
40
%
emeriksa catatan dan hasil rekam medic selama pelaksanaan obser+asi,
2
*a*ancara dan dokumentasi kepera*atan. engelompokkan hasil pemeriksaan fisik, *a*ancara dan obser+asi serta
5
dokumentasi berdasarkan karakteristik data menjadi data subjektif dan objektif. enganalisa dan mengelompokkanmengklasifikasikan data untuk merumu skan
'
diagnosa kepera*atan. elakukan diagnosa kepera*atan pada kl ien :n. = yang dis esuaikan dengan masalah kepera*atan yang ada pada saat pengkajian dan disesuaikan dengan
/
kondisi klien. elakukan rencana
6
masalahdiagnosa kepera*atan. elaksanakanmengaplikasikan
<
melakukan hubungan kerjasama dengan pera*at ruangan, dokter, dan tim gi@i. enge+aluasi proses kepera*atan selama dilakukannya penelitian, yaitu selama
tindakan
kepera*atan
rencana
yang
tindakan
disesuaikan
dengan
kepera*atan
dengan
5C2' jam. I. Pen6ajan Da!a
Data yang disajikan dalam bentuk tekstular disertai penjelasan dengan menggunakan bahasa yang benar, ringkas tetapi efektif serta didukung dengan berbagai referensi untuk melengkapi dan memperjelas data yang ada.
41
BAB I5 HASIL PENELITIAN A. Hasl Penel!an
%. engkajian a. "dentitas Klien 1erdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 06 9uni 20%2, maka didapatkan data bah*a Klien berinisial7 :n. =, 1erjenis kelamin7 laki laki, usia7 2H :ahun, $tatus erka*inan7 belum nikah, gama7 Kristen rotestan, $uku7 mbon, 1angsa7 "ndonesia, 1ahasa7 daerah (mbon), endidikan terakhir7 $, ekerjaan7 tidak ada, lamat7 aso, $umber biaya7 9amkesda. b. !i*ayat $ebelum $akit Klien mengatakan selama ini klien belum pernah menderita sakit parah seperti yang di derita saat ini, dan klien juga mengatakan dirinya belum pernah masuk rumah sakit. c. !i*ayat penyakit sekarang ada tanggal 2% ei 20%2 :n = mengatakan setelah pulang ke rumah, :n = mengeluh tubuhnya terasa lemas, pandangannya berkunang&kunang,
42
kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, kepalanya terasa sakit, kemudian keluarga :n = menganjurkan klien untuk beristirahat, keesokan harinya pada tanggal 22 ei 20%2 kondisi :n = semakin memburuk dan keluarga langsung memba*a :n = ke "AD !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon untuk mendapat pemeriksaan, setelah mendapatkan pemeriksaan, dokter menganjurkan :n = untuk mendapatkan pera*atan intensif dan harus di ra*at inap. d. Keluhan utama Klien mengeluh tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, kepalanya terkadang terasa sakit, pandangannya sering berkunang&kunang, klien juga mengatakan nafsu makannya berkurang, dan tidak suka makan. Klien mengatakan merasa gelisah dengan keadaannya dan belum mengetahui secara pasti tentang penyakit anemia yang di deritanya. e. Aenogram
Keterangan7 7 >aki&laki 28 7 erempuan 7 Klien 7 eninggal & & & 7 :inggal serumah %) enyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga7 Klien mengatakan keluarganya belum pernah menderita penyakit berat. 2) enyakit yang sedang di derita oleh anggota keluarga7
43
Klien mengatakan saat ini keluarganya sehat&sehat saja dan tidak ada yang menderita sakit f. engkajian Gisik ersistem %) $istem ernafasan ( reathing 1%) 1entuk dada simetris kiri dan kanan, batuk tidak mengeluarkan sputum, tidak terdapat nyeri saat bernafas baik inspirasi maupun ekspirasi, (pola napas) dengan frekuensi napas 2-Cmenit, pernapasan interkostal, tanpa menggunakan otot&otot bantu pernapasan, bunyi napas normal. 2) $istem Kardio+askuler ( ledding 12) :ekanan darah %%0<0 mm3g, 8adi HHCmenit, bunyi jantung normal, tidak terdapat pembesaran jantung, tidak terdapat clubbing finger. 5) $istem ersyarafan ( rain 15) Kesadaran compos mentis ,A$7 Eye7 ' , !erbal7 / , Motorik7 6 , refle" normal (abin#ky, klien mengalami pusing dan kelemahan. ') $istem enginderaan a) ata 7 1entuk mata sim etris kiri dan kan an, penglihatan terkadang berkunang&kunang, medan penglihatan normal, reaksi pupil isokor,
b.
konjungti+a anemis. 3idung 7 1entuk hidung simetris, penciuman normal, tidak terdapat
c.
kelainan pada hidung. :elinga 7 1entuk aurikel simetris kanan dan kiri, tidak terdapat kelainan, membrane timpani normal, tidak terdapat masalah dengan
d.
pendengaran. ulut dan lidah 7 ukosa bibir lembab, tidak terdapat caries pada gigi, lidah kotor, klien dapat membedakan antara rasa manis, asam, asin dan
pahit. e. eraba 7 Klien dapat merasakan ketika disentuh. /) $istem erkemihan (1leder 1')
44
1ak 2&5Chari, jumlah urine %000&%%00cc2' jam, tidak terdapat distensi kandung kemih, tidak ada masalah dengan kandung kemih. 6) $istem encernaan&al+i (1o*el 1/) ulut dan tenggorokan7 $elaput lendir mulut lembab, lidah kotor, tidak ada masalah dengan fungsi menelan, abdomen kenyal, tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen. asalah usus besar dan rectumnus7 1ab %Chari, konsistensi lembek, bau khas, *arna kuning (tidak ada masalah) <) $istem musculoskeletal dan integument (1one 16) Kemampuan pergerakan terbatas dan lemas, tidak terdapat fraktur, "ntegumen7 turgor kulit elastis, akral hangat, *arna kulit sa*o matang.
H) !eproduksi :idak terdapat pembesaran kelenjar prostat, tidak terdapat kelainan pada organ reproduksi. -) Indokrin. :idak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat alergi obat&obatan maupun makanan. %0) ola kebiasaan sehari&hari. $ebelum di rumah sakit %. akan7 5Chari (8asi, ikan, sayur, buah) 2. inum7 air putih 6&H gelas hari 5. 1ab 2&5Chari, 1ak 6Chari '. andi 2Chari, Aosok gigi 2Chari. /. emotong kuku %&Cminggu 6. Aanti pakaian 2Chari <. :idur malam7 6&H jam :idur siang 7 Kadang&kadang
$elama di rumah sakit a) akan7 2Chari, (bubur, telur, tempe, tahu, sayur, buah) b) inum7 kurang dari 6&< gelashari c) 1ab %&2Chari, 1ak 5Chari d) andi %Chari, gosok gigi %Chari e) emotong kuku %&2Cminggu f) Aanti pakaian %Chari g) :idur malam7 /&6 jamhari :idur siang 7 % jam
45
Kebiasaan
merokok,
minum
alcoholjamu7
klien
mengatakan
sesekali
mengkonsumsi rokok dan minuman ber alcohol. %%)
emeriksaan enunjang 9enispemeriksaan 3aemoglobin 7 <,2 >eucosit 7 <,H00 $A4:: 7 /6/% Aula darah 7 -%
8ilainormal %%,<&%/,/ gdl '000&%0000 5&'/ ul 0&5/ ul &%%/
g) :herapy saat ini7 "#GD !> 20 tetesmenit, efotaksim amp 2C% gram, etro nida@ole amp 2C0,/, Gurosemid amp 2C%, urcuma 5C% tab, itiason 2C% tab, mrodipin tab %C% gram. h) Data Gokus %) Data $ubjektif :n = mengatakan tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, kepalanya terkadang terasa sakit, pandangannya sering berkunang&kunang, klien juga mengatakan nafsu makannya berkurang, dan tidak suka makan. Klien mengatakan merasa gelisah dengan keadaannya dan belum mengetahui secara pasti tentang penyakit nemia yang di derita. Data 4bjektif :n = tampak keadaan umum lemas, kesadaran composmentis, *arna kulit tampak pucat, konjungti+a anemis, porsi makan tidak dihabiskan, tinggi badan %<5 cm, berat badan sebelum sakit 65 kg, berat badan setelah sakit /' kg, klien dan keluarga tampak cemas dan sering bertanya tentang kondisi klien, klien. terpasang "#GD !> 20 tetesmenit
46
::#7 :D7 %%0<0 mm3g, 87 HHCmenit, $7 56 ℃ , 2-C menit. emeriksaan >aboratorium terakhir7 317 <,2 gdl.
i) nalisa data
Data
Itiologi
asalah
D$7 %. :n = mengatakan tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing jika beraktifitas atau duduk, dan pandangannya sering berkunang& kunang D47 %. :n = tampak K lemas 2. arna kulit tampak pucat 5. Konjungti+a anemis '. ::#7 :ekanan darah%%0<0 mm3g, 8adi
enurunan komponen seluler darah
erubahan perfusi jaringan
"ntake "n dekuat
erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kurang pengetahu an
nsietas
HHCmenit,
$uhu
56
℃
,
ernapasan
2-Cmenit. /. 31 terakhir <,2 gdl D$7 %. :n = me ngatakan nafsu ma kannya berkurang, dan tidak suka makan. D47 %. :n = tampak keadaan umum lemas. 2. porsi maka n tidak per nah di hab iskan, kur ang lebih L porsi. 5. :ingi badan %<5 cm, berat badan sebelum sakit 65 kg, berat badan setelah sakit /' kg. '. terpasang "#GD !> 20 tetesmenit. D$7 %. :n = mengatakan merasa gelisah dan cemas dengan keadaannya keadaannya dan belum mengetahui secara pasti tentang penyakit yang di derita. D47 %. :n = tampak klien dan keluarga tampak
47
cemas dan sering bertanya tentang kondisi klien. 2. Klien tampak kurang mengetahui tentang penyakitnya.
2. Diagnosa Kepera*atan 8o %.
Diagnosa Kepera*atan erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di tandai dengan 7 :n = mengatakan tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, dan pandangannya sering berkunang&kunang, tampak keadaan umum lemas, arna kulit tampak pucat,
:gl ditemukan 06&06&20%2
:gl teratasi
Konjungti+a anemis, ::#7 :ekanan darah %%0<0 mm3g, 8adi HHCmenit, $uhu
56,/
℃
,
ernapasan
2-Cmenit, 31 terakhir <,2 gdl 5.
'.
erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan "ntake in adekuat yang ditandai dengan 7 :n = mengatakan nafsu makannya berkurang, dan tidak suka makan, keadaan umum tampak lemas, porsi makan tidak pernah di habiskan, kurang lebih L porsi, :ingi badan %<5 cm, berat badan sebelum sakit 65 kg, berat badan setelah sakit /' kg, terpasang "#GD !> 20 tetesmenit. Kurang pengetahuan berhubungan
06&06&20%2
06&06&20%2
0<&06&20%2
48
dengan kurang terpajan atau mengingat F salah interpretasi informasi F tidak mengenal sumber informasi yang di tandai dengan 7 :n = mengatakan merasa gelisah dengan keadaannya, selalu bertanya tentang kondisinya, :n = tampak gelisah, kurang mengetahui tentang penyakitnya.
. "8:I!#I8$" KII!:8 8 Diagnosa o Kepera*atan % erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan enurunan komponen seluler yang di tandai dengan 7 :n = mengatakan tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, dan pandangannya sering berkunang& kunang, :n = tampak K lemas, arna kulit tampak pucat, Konjungti+a anemis, ::#7 :ekanan darah%%0<0 mm3g, 8adi <0Cmenit,
:ujuan dan Kriteria 3asil $etelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 5C2' jam di harapkan pasien akan menunjukan perubahan perfusi jaringan teratasi dengan kriteria hasil7 konjungti+a tidak anemis, membran mukosa lembab, ::# dalam batas normal, 31 dalam batas normal, pusing berkurang.
"nter+ensi Kepera*atan
!asionalisasi
%. *asi tanda +ital, *arna kulit, membrane mukosa, dan dasar kuku.
%. memberikan informasi tentang derajat perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan inter+ensi
2. :inggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
5. *asi upaya pernafasan F auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi ad+entisius.
'. Kolaborasi penga*asan hasil pemeriksaan laboratorium. 1erikan sel darah merah lengkap sesuai indikasi
2. meningkatkan ekspensi paru dan memaksimalkan oksigenisasi untuk kebutuhan seluler. 5. dispnea, menunjukkan gangguan jantung karena regangan jantung lamapeningkatan kompensasi curah jantung. '. mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatanrespon terhadap terapi.
49
$uhu
56
℃
,
ernapasan 2-Cmenit., 31 terakhir <,2 gdl 2 erubahan kurang
nutrisi dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan "ntake in adekuat yang ditandai dengan 7 :n = mengatakan nafsu makannya berkurang, dan tidak suka makan, :n = tampak keadaan umum lemas, porsi makan tidak pernah di habiskan, kurang lebih L porsi, :inggi badan %<5 cm, berat badan sebelum sakit 65 kg, berat badan setelah sakit 60 kg, terpasang "#GD !> 20 tetesmenit. 5 kurang pe ngetahuan berhubungan dengan kurang terpajan atau meningkatF salah interpretasi informasiF tidak mengenal sumber informasi yang di tandai denga n 7 :n = mengatakan merasa gelisa dengan keadaannya, selalu bertanya tentang kondisinya, :n = tampak
$etela tindakan
dilakukan kepera*atan
selama 5C2' jam diharapkan klien Dapat menunjukan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil7 peningkatan berat badanberat badan ideal, pasien tidak lemah, porsi makan dapat di habiskan, klien menyatakan dapat makan dengan enak.
%. :imbang berat badan atau ukur lingkar lengan
%. mengkaji indikasi terpenuhinya kebutuhan
atas setiap hari dengan indikasi.
nutrisi dan menentukan jumlah kalori yang harus dikonsumsi penderita anemia.
sesuai
2. :entukan program diet dan pola makan sesuai dengan kadar gula yang dimiliki. 5. >ibatkan keluarga pasien dalam memantau *aktu makan dan nutrisinya '. kolaborasi dengan tim gi@i tentang pemenuhan diet tinggi kalori dan tinggi protein.
2. menyesuaikan antara kebutuhan kalori dan kemampuan sel untuk mengambil glukosa. 5. meningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol masukan nutrisi sesuai dengan kemampuan pasien. '.
meningkatkan
pemenuhan nutrisi sesuai dengan kondisi klien.
$etela dilakukan tindakan kepera*atan selama 5C2' jam diharapkan klien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostik dan rencana pengobatan dengan kriteria hasil7 pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit, mengidentifikasi faktor penyebab dan
%. 1erikan informasi tentang anemia, spesifik. Diskusikan kenyataan bah*ah terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia 2. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya . 5. 1erikan penjelasan terhadap klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
%. memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. enurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program therapy. 2. mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. 5.
dengan
mengetahui
50
gelisah, kurang mengetahui tentang penyakitnya.
melakukan tindakan yang perlu atau perubahan pola hidup.
'. inta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas. '. mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dan tindakan yang dilakukan.
D. "mplementasi Kepera*atan 8o Diagnosa Kepera*ata n
:gl9am
"mplementasidan3asil
araf
51
%
06&06&%2 9am %0750 *it
9am %075/ *it
9am %0756 *it
9am %075H *it
9am %%720 *it
9am %5.00 *it
2
06&06&%2 9am %0750 *it
9am %075/ *it
%. emantau tanda&tanda +ital setiap pagi dan malam. 3asil7 tanda&tanda +ital :D7 %%0<0 mmhg, nadi7 HHCmenit, pernafasan7 2-Cmenit, suhu7 56,/M. 2. engkaji *arna kul it, membrane mukosa dan dasar kuku. 3asil7 *arna kulit, membrane mukosa kering, dasar kuku tampak pucat 5. eninggikan kepala tempat tdur sesuai toleransi. 3asil7 :n = merasa lebi nyaman dan rileks. '. emantau upaya pernafasanF auskultasi bunyi nafas. 3asil7 bunyi nafas normal /. Kolaborasi 7 pem berian sel darah merah lengkap sesuai indikasi. 3asil7 untuk sementara klien blm mendapat pendonor. 6. emberikan obat oba tan sesuai indikasi. 3asil7 efotaksim amp 2C% gram, etro nida@ole amp 2C0,/, Gurosemid amp 2C%, urcuma 5C% tab, itiason 2C% tab, mrodipin tab %C% gram. %. emantau pola makan klien setiap hari. 3asil7 klien makan hanya dua kali sehari, namun porsi makan tidak pernah di habiskan. 8afsu makan berkurang 2. enimbang dan memantau ber at badan setiap harinya. 3asil7 berat badan terakhir /' kg 5. engkaji je nis makanan yang di
52
9am %075< *it
9am %075H *it
9am %%720 *it
9am %%750 *it
5
06&06&%2 9am %5750 *it
9am %575/ *it
9am %5756 *it
sukai :n =. 3asil7 klien tdak suka makan. '. enganjurkan klien dan mengajarkan keluarga untuk memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering. 3asil7 klien dan keluarga mengikuti instruksi yang di berikan. /. emberikan obat penambah nafsu makan. 3asil7 curcuma :ab 5C%. 6. berkolaorasi dengan tim gi@i tentang pemenuhan diet tinggi kalori dan tinggi protein 3asil7 jenis makanan yang di berikan antaralain bubur, telur, tempe, tahu, sayur dan buah, di tambah dengan susu dan kue setip paginya. %. engkaji tingkat kecemasan klien dan keluarga. 3asil7 klien dan keluarga merasa gelisah dengan keadaan klien, klien juga selalu bertanya tentang kondisinya, 2. engkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang di derita klien. 3asil7 klien dan keluarga belum memahami dengan benar tentang penyakit yang di derita oleh klien. 5. emberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang penyakit 3asil7 :nanemia. = dan keluarga masih tampak bingung dengan
53
9am %575H *it
%
0<&06&20%2 9am %0750 *it
9am %075/ *it
9am %0756 *it
9am %075H *it
9am %%720 *it
9am %5.00 *it
penjelasan yang di berikan. '. eminta klien dan keluarga untuk kembali menjelaskan secara singkat tentang apa yang di jelaskan oleh pera*at. 3asil7 klien dan keluarga masih bingung dan belum bisa mengulangi materi yang di berikan. %. emantau tanda&tanda +ital setiap ' jam. 3asil7 tanda&tanda +ital :D7 %20H0 mmhg, nadi7 H/Cmenit, pernafasan7 25Cmenit, suhu7 56,6M. 2. engkaji *arna kul it, membrane mukosa dan dasar kuku. 3asil7 *arna kulit tampak pucat, membrane mukosa kering, dasar kuku tampak pucat 5. empertahankan tinggi kepala tempat tdur sesuai toleransi. 3asil7 :n = merasa lebi nyaman dan rileks. '. emantau upaya pernafasanF auskultasi bunyi nafas. 3asil7 bunyi nafas normal, frekuensi 25Cmenit /. Kolaborasi 7 pem berian sel darah merah lengkap sesuai indikasi. 3asil7 belum dapat di lakukan dikarnakan klien belum mendapat pendonor. 6. emberikan obat oba tan sesuai indikasi. 3asil7 efotaksim amp 2C% gram, etro nida@ole amp 2C0,/, Gurosemid amp 2C%, urcuma
54
5C% tab, itiason 2C% mrodipin tab %C% gram. 2
0<&06&20%2 9am %0750 *it
9am %075/ *it
9am %075< *it
9am %075H *it
9am %%720 *it
9am %2750 *it
tab,
%. emantau pola makan klien setiap hari. 3asil7 klien makan dua kali sehari, porsi makan tidak di habiskan. 2. enimbang dan memantau ber at badan setiap harinya. 3asil7 berat badan terakhir /' kg 5. engkaji je nis makanan yang di sukai :n =. 3asil7 klien hanya ingin makan makanan yang lunak. '. enganjurkan klien dan mengajarkan keluarga untuk memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering. 3asil7 keluarga klien memberikan makan setiap %&2 menit sekali, dengan porsi % sampai 2 sendok makan. /. emberikan obat penambah nafsu makan. 3asil7 curcuma tab 5C% 6. terus memantau diet tinggi kalori dan tinggi protein yang di berikan tim gi@i 3asil7 jenis makanan yang di berikan antaralain bubur, telur, tempe, tahu, sayur dan buah, di tambah dengan susu dan kue setip paginya.
55
5
0<&06&20%2 9am %5750 *it
%. engkaji tingkat kecemasan klien dan keluarga. 3asil7 klien dan keluarga masi sedikit merasa gelisah dengan keadaan klien. 2. engkaji tingkat pengetahuan
9am %575/ *it
pasien dan keluarga tentang penyakit yang di derita klien. 3asil7 klien dan keluarga sudah mulai memahami dengan benar tentang penyakit yang di derita oleh klien. 5. emberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang penyakit anemia. 3asil7 :n = dan keluarga suda dapat memahami tentang penjelasan yang di berikan. '. eminta klien dan keluarga untuk kembali menjelaskan secara singkat tentang apa yang di
9am %5756 *it
9am %575H *it
%
0H&06&20%2 9am %0750 *it
9am %075/ *it
9am %0756 *it
jelaskan oleh pera*at. 3asil7 klien dan keluarga dapat mengulangi atau menjelaskan secara umum tentang materi yang di berikan. %. emantau tanda&tanda +ital setiap ' jam. 3asil7 tanda&tanda +ital :D7 %50-0 mmhg, nadi7 H2Cmenit, pernafasan7 26Cmenit, suhu7 56,6M. 2. engkaji *arna kul it, membrane mukosa dan dasar kuku. 3asil7 *arna kulit masi tampak pucat, membrane mukosa kering, dasar kuku tampak pucat 5. empertahankan tinggi kepala
56
9am %075H *it
9am %%720 *it
'.
/.
6. 9am %5.00 *it
2
0H&06&20%2 9am %0750 *it
9am %075/ *it
9am %075< *it
9am %5720 *it
9am %2750 *it
%.
tempat tdur sesuai toleransi. 3asil7 :n = merasa lebih nyaman dan rileks. emantau upaya pernafasanF auskultasi bunyi nafas. 3asil7 bunyi nafas normal, frekuensi 26Cmenit Kolaborasi 7 pem berian sel darah merah lengkap sesuai indikasi. 3asil7 klien blm mendapat pendonor. emberikan obat oba tan sesuai indikasi. 3asil7 efotaksim 2C% gram, etro nida@ole 2C0,/, Gurosemid 2C% ampul, urcuma 5C%, itiason 2C%, mrodipin %C% gram. emantau pola makan klien setiap hari. 3asil7 klien makan 5Chari, porsi
makan dapat dan di habiskan. 2. enimbang memantau ber at badan setiap harinya. 3asil7 berat badan terakhir /' kg '. enganjurkan klien dan keluarga untuk mempertahankan pemberian makanan dalam porsi sedikit tapi sering. 3asil7 keluarga klien memberikan makan setiap %&2 menit sekali, dengan porsi % sampai 2 sendok makan. /. emberikan obat penambah nafsu makan. 3asil7 curcuma :ab 5C%. 6. terus memantau diet tinggi kalori dan tinggi protein yang di
57
berikan tim gi@i 3asil7 jenis makanan yang di berikan antaralain bubur, telur, tempe, tahu, sayur dan buah, di tambah dengan susu dan kue setip paginya.
I. I+aluasi ( $4 ) 8o Diagnosa Kepera*ata n %
:gl9am
06&06&%2 %-.00 *it
I+aluasi($4)
araf
$7 :n = mengatakan kepalanya masih terasa pusing dan lemas. 47:n = masih tampak pucat, konjungti+a masih anemis, kulit masih tampak pucat. :anda&tanda +ital7 tekanan darah %%0<0 mmhg, nadi HHCmenit, pernafasan 2-Cmenit, suhu 56 ℃ .
2
06&06&%2 %-.0< *it
5
06&06&%2 %-.%0 *it
embrane mukosa kering, kulit tampak pucat, dasar kuku masih terlihat pucat. 7 masalah belum teratasi. 7 lanjutkan inter+ensi %, 2, 5, ', /, dan 6. $7 :n= mengatakan tidak ada nafsu makan dan tidak suka makan. 47 keadaan umum lemah, porsi makan tidak di habiskan, berat badan 60 kg. 7 masalah belum teratasi. 7 pertahankan inter+ensi %, 2, 5, ', / dan 6. $7 :n = mengatakan masih sedikit cemas dengan keadaannya dan masih bisa memahami dengan pasti tentang penyakit yang dideritanya.
58
47 :n = masih tampak gelisah dan masih sering bertanya tentang kondisinya. Klien dan keluarga masih belum dapat memahami tentang penyakit yang diderita klien. 7 masalah belum teratasi. 7 lanjutkan inter+ensi %, 2, 5, dan '. 8o Diagnosa Kepera*ata n %
:gl9am
0<&06&%2 %H.00 *it
I+aluasi($4)
araf
$7 :n = mengatakan kepalanya masih sedikit terasa pusing. 47:n = masih tampak pucat, konjungti+a masih anemis, kulit masih tampak pucat. :anda&tanda +ital7 tekanan darah %20<0 mmhg, nadi H/Cmenit, pernafasan 25Cmenit, suhu 56 ℃ .
2
0<&06&%2 %H.50 *it
5
0<&06&%2 %H.5/ *it
embrane mukosa kering, kulit masih tampak pucat, dasar kuku masih terlihat pucat. 7 masalah belum teratasi. 7 lanjutkan inter+ensi %, 2, 5, ', /, dan 6. $7 :n = mengatakan nafsu makannya sudah mulai membaik, dan sudah mulai makan dengan enak. 47 keadaan umum lemah, porsi makan mulai di habiskan (setengah dari porsi yang di berikan), berat badan masih tetap 60 kg. 7 masalah belum teratasi. 7 pertahankan inter+ensi %, 2, ', dan /. $7 :n = mengatakan sudah mulai memahami dengan pasti tentang penyakit yang dideritanya.
59
47 :n = tidak tampa k gelisah lagi. Klien dan keluarga sudah dapat memahami tentang penyakit yang diderita klien. 7 masalah teratasi. 7 interfensi di hentikan.
8o Diagnosa Kepera*ata n %
:gl9am
0H&06&%2 %%.00 *it
I+aluasi($4)
araf
$7 :n = mengatakan kepalanya masih sedikit terasa pusing. 47 :n = masih tampak pucat, konjungti+a masih anemis, kulit masih tampak pucat. :anda&tanda +ital7 tekanan darah %20<0 mmhg, nadi H2Cmenit, pernafasan 26Cmenit, suhu 56
,
5℃
.
embrane mukosa kering, kulit masih
2
0H&06&%2 %%.00 *it
tampak pucat, dasar kuku masih terlihat pucat. 7 masalah belum teratasi. 7 lanjutkan inter+ensi %, 2, 5, ', /, dan 6. $7 :n = mengatakan nafsu makannya sudah mulai membaik, dan sudah mulai makan dengan enak. 47 keadaan umum lemah, porsi makan mulai di habiskan (setengah dari porsi yang di berikan), berat badan masih tetap 60 kg. 7 masalah belum teratasi. 7 pertahankan inter+ensi %, 2, ', dan /.
60
B. Pemahasan
1erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien :n.= dengan anemia di !uang "nterna >aki !$D dr. . 3aulussy mbon selama tiga hari (5 C 2' jam, mulai dari tanggal 06&06&20%2 sampai dengan tanggal 0H&06&20%2) maka pada bagian ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori yang ada dengan kenyataan yang ditemukan dari hasil pelaksanaan studi kasus, juga menganalisa faktor
pendukung
dan
penghambat
selama
asuhan
kepera*atan.
Dalam
melaksanakan asuhan kepera*atan pada :n.= penulis menggunakan metode proses kepera*atan yang komprehensif meliputi pengkajian, diagnosa kepera*atan, perencanaan, pelaksanaan dan e+aluasi. a. engkajian engkajian merupakan
dasar utama atau lang kah a*al dari pros es
kepera*atan secara keseluruhan. ada tahap ini, semua data informasi tentang klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa unutk menentukan diagnose kepera*atan. $ebelum melaksanakan tahap pengkajian ini, maka penulis menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan pengkajian data. Data yang diperoleh adalah data subjektif dan data objektif. ada tahap ini peneliti tidak menemukan hambatan dan kendala yang berat karena data&data yang didapatkan adalah dari klien, keluarga serta petugas ruangan secara jelas. engkajian pada klien :n.= yang di ra*at di !uangan "ntena >elaki !$D dr. . 3aulussy mbon pada tanggal 06&06&20%2 sampai dengan tanggal 0H&06&20%2.
61
Dlam pengkajian pada dasarnya, data yang diperoleh pada tinjauan kasus tidak banyak perbedaan dengan tinjauan pustaka hal ini disebabkan karena pada umumnya klien mempunyai gejala dan keluhan yang hampir sama antara teori dan kasus yang ditamukan. %) enurut !obins (200/), :anda dan Aejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologic (syaraf) yang dimenifestasikan dalam perubahan perilaku, anoreCia (badan kurus kerempeng), serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. $ering pula terjadi abnormalitas pertumbahan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. ara mudah mengenal anemia dengan />, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lunglai. Kalau muncul / gejala ini, bisa dikategorikan seseorang terkena anemia. Aejala lain adalah muncul sclera (*arna pucat pada bagian kelopak mata ba*ah). nemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. 9ika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. 8amun pada tinjauan kasus pada tanggal 6 juni sampai pada tanggal H juni 20%2 keluhan utama yang di temukan yaitu7 klien masuk rumah sakit dengan keluhan tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing
jika
berdiri
atau
duduk,
kepalanya
terkadang
terasa
sakit,
pandangannya sering berkunang&kunang, klien juga mengatakan nafsu makannya berkurang, dan tidak suka makan, keadaan umum lemas, *arna kulit tampak pucat, konjungti+a anemis. Data yang di temukan pada :n.=
62
terdapat perbedaan antara teori yang di kemukakan dengan tinjau*an kasus hal ini dikarenakan kondisi :n.= belum sampai pada tahap anemia berat sehingga belum muncul komplikasi lain yang lebih serius yang di jelaskan pada teori. 2) ada pengkajian nyeriketidaknyamanan di jelaskan menurut Doengoes (%---), gejala yang paling sering muncul pada pasien dengan anemia yaitu nyeri pada bagian abdomen dan sakit kepala, sedangkan pada tinjauan kasus yang penulis dapatkan :n.= terkadang merasa sakit kepala namun tidak merasa nyeri pada abdomen. 3al ini dikarenakan penyakit anemia yang di derita oleh :n.= belum sampai pada tahap anemia yang berat sehingga gejala yang muncul pada :n.= merupakan gejala klinis yang sering muncul pada penyakit anemia. b. Diagnosa Kepera*atan Diagnosa kepera*atan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual dan potensial yang merupakan kunci darai proses kepera*atan karena merupakan respon Klien terhadap adanya masalah kesehatan. 4leh karena itu, diagnose kepera*atan berorientasi pada kebutuhan dasar menusia menurut asslo*. ada tahap menentukan dignosa kepera*atan peneliti tidak banyak menemukan kesulitan, hal ini di karena data yang di temukan pada klien sangad jelas dan dapat di kelompokkan untuk menentukan diagnosa kepera*atan berdasarkan masalah, dan peneliti juga di arahkan oleh pembimbing dalam menentukan diagnose kepera*atan.
63
1erdasarkan teori untuk kasus anemia yang terdapat dalam (Doengoes %---) terdapat tujuh diagnosa kepera*atan di antaranya 7 %)
!esiko tinggi terhadap
infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan), 2) erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makananabsorbs nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, 5) "ntoleransi akti+itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan, ') erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigennutrient ke sel, /) !esiko tinggi terhadap kerusakan integrita s kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist, 6) Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet F perubahan proses pencernaan F efek samping terapi obat, <) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajanmengingat F salah interpretasi informasi F tidak mengenal sumber informasi. 8amun berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada pasien :n.= dengan anemia
pada tanggal 6 juni 20%2, peneliti hanya menemukan
tiga diagnosa
kepera*atan, hal ini dikarnakan penyakit anemia yang diderita oleh klien belum sampai pada tahap anemia berat sehingga belum banyak di temukan masalah& masalah yang dapat mengakibatk an munculnya diagnose kepera*atan lainnya. Kedua dari ketiga diagno sa kepera*atan tersebut menunjukkan
kesesuaian
dengan teori yang terdapat pada (Doengoes %---), namun pada tinjauan kasus,
64
diagnosa ke dua yang ditemukan pada :n.= yaitu erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat, disini terdapat perbedaan antara diaknosa kebutuhan nutrisi pada teori. ada teori di jelaskan bah*a kurangnya nutrisi di sebabkan karena terjadinya kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makananabsorbs nutrient sedangkan pada tinjauan kasus, peneliti menemukan bah*a :n.= mengalami kekurangan nutrisi yang disebabkan karena masukan nutrisi kurang sesuai dengan yang di butuhkan tubuh atau intake in adekuat dan terjadi penurunan nafsu makan, bukan karena terjadi kegagalan dalam mencerna makanan sesuai dengan teori, dikarnakan pada saat peneliti melakukan pengkajian tidak di temukan data yang memperkuat kurangnya nutrisi di sebabkan oleh kegagalan untuk mencerna makanan, hal ini di perkuat dengan kondisi pencer naan klien dalam keadaan baik yang di tandai dengan klien tidak mengalami konstipasi atau diare, 11 klien per hari masi dalam batas normal yakni % sampai 2Chari. c. erencanaan e) ada diag nosa " erubahan perfusi jaringan berh ubungan denga n penurunan komponen seluler menurut Doengoes (%---), antara lain yaitu7 a). *asi tanda +ital, *arna kulit, membrane mukosa, dan dasar kuku, b). :inggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi, c). *asi upaya pernafasan F auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi ad+entisius, d). Kolaborasi penga*asan hasil pemeriksaan laboratorium, e). 1erikan sel darah merah lengkap sesuai indikasi.
65
8amun pada tinjauan kasus perencanaan yang dilakukan pada diagnosa " sebagai berikut7 a). emantau tanda&tanda +ital setiap pagi dan malam, b). engkaji *arna kulit, membrane mukosa dan dasar kuku, c). eninggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi, d). emantau upaya pernafasanF auskultasi bunyi nafas, e). Kolaborasi 7 pemberian sel darah merah lengkap sesuai indikasi, f). emberikan obat obatan sesuai indikasi. f) erencanaan pada pasien untuk diagnosa "" 8utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan menurut Doengoes (%---) antara lain yaitu7 a) :imbang berat badan setiap hari, b) :entukan program diet dan pola makan sesuai dengan kadar gula yang dimiliki, c) >ibatkan keluarga pasien dalam memantau *aktu makan dan nutrisinya, d) kolaorasi dengan tim gi@i ten tang pemenuhan diet tinggi kalori dan tinggi protein. 8amun pada tinjauan kasus perencanaan yang dilakukan pada diagnosa "" sebagai berikut7 a) emantau pola makan klien setiap hari, b) enimbang dan memantau berat badan setiap harinya, c) engkaji jenis makanan yang di sukai :n =, d) enganjurkan klien dan mengajarkan keluarga untuk memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering, e) emberikan obat penambah nafsu makan, f) berkolaorasi dengan tim gi@i tentang pemenuhan diet tinggi kalori dan tinggi protein. 5) enurut Doengoes (%---), perencanaan pada pasien anemia untuk diagnosa """, Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan atau meningkat F salah interpretasi informasi F tidak mengenal sumber informasi antara lain yaitu7
66
a) 1erikan informasi tentang anemia, spesifik. Diskusikan kenyataan bah*a terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia, b) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya , c) 1erikan penjelasan terhadap klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang, d) inta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. 8amun pada tinjauan kasus perencanaan yang dilakukan pada diagnosa """ sebagai berikut7 a) engkaji tingkat kecemasan klien dan keluarga, b) engkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang di derita klien, c) emberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang penyakit anemia, d) eminta klien dan keluarga untuk kembali menjelaskan secara singkat tentang apa yang di jelaskan oleh pera*at. d. "mplementasi "mplementasi merupakan pelaksanaan perencanaan kepera*atan oleh pera*at dank klien. 3al&hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah penguasaan ketrampilan interpersonal, intelektual pada teknikal, inter+ensi harus dilaksanakan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan dan efisiensi pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis dilindungi dan dokumentasi kepera*atan berupa pencatatan dan pelaporan. "mplementasi dapat dilakukan dengan inter+ensi independent atau mandiri, dependen atau tidak mandiri serta independen atau sering disebut interaksi kolaborasi. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti banyak mendapat
67
hambatan
dan
kendala
antaralain
kurangnya
partisipasi
klien
dalam
menjalankan instruksi yang di berikan oleh pera*at, dan kurangnya fasilitas yang memadai, namun peneliti dapat berkolaborasi dan melibatkan petugas kesehatan
!umah
$akit
mum
Daerah
Dr.
.
3aulussy
dalam
mengaplikasikan tindakan kepera*atan. ntuk Diagnosa " sampai Diagnosa """, implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai
dengan rencana
inter+ensi yang dibuat, namun pada
hari
berikutnya mengalami perubahan untuk implementasi tambahan yang akan disesuaikan dengan kebutuhan klien. e.
I+aluasi ada penelitian ini, penulis menggunakan komponen $4 dalam melakukan e+aluasi. I+aluasi yang didapatkan pada klien :n.= dengan pera*atan selama tiga hari, yaitu untuk diagnosa kepera*atan yang teratasi sebanyak satu diagn osa,
antara lain 7 %) kurang penge tahuan berhu bungan
dengan kurang terpajan atau meningkat F salah interpretasi informasi F tidak mengenal sumber informasi. Diagnosa kepera*atan yang belum teratasi adalah7 %) erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan enurunan komponen seluler, 2) nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat. $eperti yang dikemukakan oleh !ohmah dan alid (200-) yang menjelaskan salah satu tujuan dari e+aluasi, yaitu untuk meneruskan rencana
68
tindakan kepera*atan. aka, penulis bekerjasama dengan keluarga dan pera*at ruangan untuk meneruskan inter+ensi yang dibuat.
BAB 5 PENUTUP
A. Kesm%ulan
69
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab "#, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut7 %. engkajian merupakan suatu tahap a*al dalam proses kepera*atan yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang keadaan pasien. engkajian yang dilakukan pada tanggal 06&06&20%2 didapatkan data yaitu :n. = tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, kepalanya terkadang terasa sakit, pandangannya sering berkunang&kunang, klien juga mengatakan nafsu makannya berkurang,
dan
tidak
suka
makan.
Keadaan
umum
lemas,
kesadaran
composmentis, *arna kulit tampak pucat, konjungti+a anemis, porsi makan tidak dihabiskan, berat badan sebelum sakit 65 kg, berat badan setelah sakit /' kg, klien mengatakan merasa gelisah dengan keadaannya dan belum mengetahui secara pasti tentang penyakit anemia yang di deritanya. terpasang "#GD !> 20
tetesmenit. :D7 %%0<0 mm3g, 87 <0Cmenit, $7 56
℃
, 20C menit. 317 <,2
gdl. 2. Diagnosa kepera*atan yang didapatkan berdas arkan pengkajian yaitu erub ahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler, erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat, nsietas berhubungan dengan kurangnya informasi atau pengetahuan. 5. erencanaan kepe ra*atan (inter+ensi) yang dibuat pada :n. = dengan anemia yang dira*at di ruang interna laki !$D dr. . 3aulussy mbon berdasarkan konsep teoritis dengan tujuan untuk mengatasi masalah kepera*atan yang dialami oleh :n. =.
70
'. elaksanaan tindakan kepera*atan (implementasi) dilakukan selama 5C2' jam dari tanggal 06 juni 20%2 sampai tanggal 0H juni 20%2, berdasarkan rencana kepera*atan yang disusun dengan melibatkan :n. =, keluarga, dan tim kesehatan lain dengan memperhatikan sarana dan prasarana penunjang untuk pelaksanaan tindakan. /. I+aluasi yang didapatkan dari pelaks anaan tindakan kepera*atan yaitu masalah yang dapat teratasi antara lain, ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan masalah yang belum teratasi yaitu perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat. B. Sa&an
Demi kesempurnaan Karya :ulis "lmiah ini, adapun saran yang dapat penulis buat sebagai berikut7 a. 1agi rumah sakit endidikan kesehatan harus diberikan oleh pera*at kepada pasien dan keluarga sebelum melakukan tindakan kepera*atan, sehingga pasien dan keluarga memahami tentang keadaan pasien setelah tindakan. b. 1agi institusi Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan keter ampilan kepada mahasis*a dan lebih mempertimbangkan *aktu penelitian demi keefektifan tindakan kepera*atan yang akan diberikan. c. 1agi pasien dan keluarga Diharapkan untuk terus meningkatkan kesehatannya secara mandiri dan dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik sesuai dengan fungsinya sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan.
71
d. 1agi pera*at erlu membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan kepera*atan sehingga kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan dapat berhasil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA limul . 3idayat,200'. Pengantar $onsep %asar $epera&atan. $alemba edika. $urabaya. rief uttaNin J Kumala $ari, 200-. edika. 9akarta.
Asuhan $epera&atan Perioperatif. $alemba
1runner J $uddarth, 200%. uku A'ar $epera&atan Medikal edah edisi ke #""" +ol "", IA7 9akarta or*in 9. Ili@abeth. 200% uku Saku Patofisiologi. IA. 9akarta. Doengoes, I. J orhouse, .G, %---. (encana Asuhan $epera&atan edisi ke "" 1uku Kedokteran. IA. 9akarta.
72
Doengoes, I. J orhouse, .G, 2000. (encana Asuhan $epera&atan edisi ke """ 1uku Kedokteran. IA. 9akarta. edical !ecord !$D dr. . 3aulussy, 20%2, %ata Penyakit Anemia ) *ahun *erakhir, (:idak Dipublikasikan) 8ursalam, 200-. Proses dan %okumentasi $epera&atan+ $onsep dan Praktik edisi "" $alemba edika, 9akarta. rice,.$yl+ia, 200/. Patofisiologi $onsep $linis+ Proses-Proses Penyakit edisi 6 9akarat IA. !obins dan Kumar, 200/, Dasar&Dasar atologi enyakit. IA. 9akarta. !ohma dan alid, 200-, roses Kepera*atan 7 :eori dan plikasi, $alemba edika. =ogyakarta. $etiadi, 200H. $onsep %asar $epera&atan, buku kedokteran. IA. 9akarta http7icncreatif.*ordpres.com20%20'%6asuhan kepera*atan&klien&dengan&anemia http7nursing begin.comaskep&anemia, diunggah pada 9uli 20%2.
DAFTAR K2NSULTASI KAR7A TULIS ILMIAH
8ama
7 !ifaldi Kaimudin
8"
7 &0<%20%0-0/6
9udul
7 suhan Kepera*atan pada Klien :n.= dengan nemia di !uangan "nterna >elaki !umah $akit mum Daerah dr. . 3aulussy mbon
8ama embimbing
78s. $uratno Kaluku, . Kes
ari>
Bagian,ang+i
*asaran
Paraf
73
angga$
k!nsu$kan