KONSEP EKOHIDROLOGI
Nama
: Arif Ardwiantoro
NIM
: M0409009
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011.
PENDAHULUAN Ekohidrologi adalah suatu konsep baru di dalam pemecahan masalah lingkungan
yang yang didasa didasarka rkan n usulan usulan bahwa bahwa pengem pengemban bangan gan sumber sumberday dayaa air yang yang berday berdayaa dukung dukung bergantung pada kemampuan untuk memelihara secara evolusioner proses sirkulasi air dan energi serta aliran energi yang sudah mapan dalam lingkup basin. Hal ini tergantung pada suatu pemahaman pemahaman yang mendalam atas proses-pro proses-proses ses yang terjadi terjadi secara keseluruhan, keseluruhan, yang mempunyai sifat dua dimensi (Arif,2010).
Dimensi yang pertama bersifat sementara : memutar bingkai waktu masa lalu, kondisi paleohidrologis saat ini dengan mempertimbangkan masa mendatang, skenario perubahan global. Dimensi yang kedua adalah keruangan: pemahaman peran dinamis biota perairan dan daratan dalam skala molekuler hingga skala basin. Kedua dimensi tersebut bertindak sebagai suatu sistem acuan untuk peningkata peningkatan n kemampuan kemampuan sangga sangga ekosistem ekosistem terhadap pengaruh pengaruh manu manusi siaa deng dengan an peng penggu guna naan an keka kekaya yaan an ekos ekosis iste tem m seba sebaga gaii pira pirant ntii mana mana-je -jeme men. n. Pada Pada gilirannya nanti, tergantung pada pengembangan, penyebaran, dan pelaksanaan prinsip dan pengetahuan yang interdisipliner; berdasar pada kemajuan ilmu lingkungan terkini. Konsep ekohidrologi didasarkan pada tiga prinsip, yaitu: 1.
Pengintegrasian kerangka pemikiran daerah tangkapan dan biotanya ke dalam
Hal ini ini menc mencak akup up organi organism smee super super (supe (superor rorga ganis nism) m) Platon Platonian ian seca secara ra utuh utuh . Hal beberapa aspek: (i) SKALA – siklus peredaran air pada skala meso di dalam suatu basin basin (perpa (perpadua duan n ekosis ekosistem tem darata daratan/p n/perai erairan) ran) menyed menyediak iakan an suatu suatu wadah wadah bagi bagi kuantifikasi proses ekologis; (ii) DINAMIKA – air dan temperatur telah menjadi daya penggerak untuk ekosistem daratan dan air tawar; dan (iii) HIRARKI FAKTOR – selagi proses abiotik dominan (misalnya proses hidrologis), interaksi faktor biotik boleh bolehjad jadii menjel menjelma ma kembal kembalii pada pada saat saat kondis kondisii dalam dalam keadaa keadaan n stabil stabil dan dapat dapat diprediksi (Zalewski and Naiman, 1985). 2.
Target untuk memahami perubahan evolusioner yang tidak bisa dipungkiri oleh orga organi nism smee supe superr yang yang resi resist sten en terh terhad adap ap teka tekana nan. n. Aspe Aspek k ekoh ekohid idro rolo logi gi ini ini menyatakan menyatakan pendekatan proaktif secara rasional terhadap manajemen sumberdaya
berasumsi msi bahwa bahwa tidakl tidaklah ah cukup cukup melind melindung ungii air tawar tawar yang berkelanjuta berkelanjutan n. Ini berasu ekosistem secara sederhana, tetapi dalam menghadapi peningkatan perubahan global yang diwujudkan diwujudkan dalam peningkatan peningkatan populasi, populasi, konsumsi konsumsi energi energi dan materi, serta
aspirasi manusia; dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kapasitas ekosistem dalam menyerap dampak yang diakibatkan oleh manusia. 3.
Metodologi; Pemanfaatan kekayaan ekosistem sebagai piranti manajemen dengan pengguna penggunaan an biota untuk mengontro mengontroll proses proses hidrologis hidrologis dan sebalikny sebaliknya a dengan dengan penggunaan ilmu hidrologi untuk mengatur biota. biota. Potensi Potensi besar dari pengetahua pengetahuan n
yang yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh rancan rancangba gbangu ngun n ekolog ekologis is yang yang berkem berkemban bang g secara secara dinami dinamis, s, secara serius akan mempercepat implementasi konsep di atas (Anwar,2008).
ISI A.
Ekohidrologi Perkotaan (rural ecohydrology) dalam mengatasi penyediaan air bersih di Perkotaan.
Teknologi ekohidrologi sebagai solusi solusi berbiaya rendah yang yang tepat untuk mengatasi krisis air bersih, terutama terutama di perkotaan. perkotaan. Tempat penampung penampungan an air ini berfungsi berfungsi untuk mengatur mengatur kuantitas air sehingga warga kota tidak perlu mengalami kebanjiran saat musim hujan atau kelang kelangkaa kaan n air saat saat musim musim kemarau kemarau.. Tempat Tempat penamp penampung ungan an air ini juga juga dapat dapat menjag menjagaa kual kualit itas as air air yang yang terc tercem emar ar polu polusi si.. Hal Hal ini ini karen karenaa tempa tempatt pena penamp mpun unga gan n air air ters terseb ebut ut menerapkan sistem ekohidrologi, yaitu sistem pengolahan air hujan atau limbah menjadi air bersih secara alam i(Arif,2010). Idenya Idenya adalah adalah menyed menyediak iakan an ruang ruang bagi bagi air hujan hujan di perkot perkotaan aan.. Jadi, Jadi, air hujan hujan dapat dapat mengalir ke dataran rendah dan membentuk danau buatan. Tidak hanya itu, saat musim kemarau, danau buatan ini dapat menjadi sumber air dan menjaga level air tanah. Seperti di Belanda, pemerintah membeli lahan dari petani dan membuka bendungan sehingga air sungai dapat mengalir dan dengan metode ekohidrologi dapat mengolah air tersebut menjadi air bersih secara alami (Arif,2010). Ecohydrology Programme (EHP) perlu mendapat perhatian serius karena program ini berfokus pada pengetahuan yang lebih baik tentang hubungan timbal balik antara siklus hidrologi hidrologi dan ekosistem ekosistem yang bisa memberikan memberikan kontribusi kontribusi terhadap pengelolaan pengelolaan biaya yang efektif dan ramah lingkungan. Tujuan EHP adalah untuk mengurai kesenjangan pengetahuan dalam penanganan masalah yang berkaitan dengan sistem air kritis (Arif,2010). LIPI membuat unit pengolahan air bersih dan layak minum dengan sistem water purification (pemurnian air) sehingga dapat menghasilkan air sesuai dengan kualitas yang
memenuhi memenuhi standar standar Per-menkes Per-menkes N0.907 N0.907 /2OO2 . Proses Proses pemurnian pemurnian dilanjutka dilanjutkan n dengan dengan ultrafiltrasi (UFI serta proses filtrasi reverse os-mosis (RO) guna menjamin tingkat kemurnian air yang lebih baik lagi (Arif,2010). B.
Fito teknologi untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan perkotaan.
Penyelesaian Penyelesaian masalah pencemaran pencemaran terdiri terdiri dari langkah langkah pencegahan pencegahan dan pengendalia pengendalian. n. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak dampak lingku lingkunga ngan n yang yang lebih lebih berat. berat. Di lingku lingkunga ngan n yang yang terdek terdekat, at, misaln misalnya ya dengan dengan mengurangi mengurangi jumlah sampah sampah yang dihasilkan, dihasilkan, menggunak menggunakan an kembali kembali (reuse) (reuse) dan daur ulang (recycle) (Anwar,2008). Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), Toxic), dan berangsur-an berangsur-angsur gsur menggantinya menggantinya dengan dengan Green Chemistry. Green chemistry chemistry merupa merupakan kan segala segala produk produk dan proses proses kimia kimia yang yang mengur mengurang angii atau atau menghi menghilan langka gkan n zat berbahaya (Anwar,2008). Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau atau baha bahan n baka bakarr kend kendar araan aan berm bermot otor or deng dengan an baha bahan n yang yang lebi lebih h rama ramah h ling lingku kung ngan an.. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, pengg pengguna unaan an alat alat transpo transporta rtasi si altern alternati atif, f, dan pemban pembangu gunan nan berkel berkelanj anjuta utan n (susta (sustaina inable ble development) (Anwar,2008). Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain (Anwar,2008). Berdasarkan hasil pengalaman dari berbagai kegiatan studi dan pengamatan berbagai pilot plant , serta pengalaman dalam dalam melakukan rekomendasi teknis teknis teknologi teknologi PPA yang berupa berupa IPAL, maka disimpulkan beberapa hal diantaranya: Berbagai upaya PPA telah dilakukan oleh berbagai berbagai pemangku pemangku kepentingan kepentingan melalui pendekatan pendekatan kelembagaan, hukum dan khusus Pusat Litbang SDA melalui pendekatan teknologi,Prinsip dasar pengendalian pencemaran air adalah melakukan melakukan reduksi reduksi kadar atau beban pencemaran pencemaran sampai dengan tingkat tingkat baku mutu limbah limbah cair cair
(efflue (effluent nt standar standard) d)
yang yang ditetap ditetapkan kan,, atau divers diversifi ifikas kasii kegiatan kegiatan denga dengan n
menggunaka menggunakan n peralatan yang menghasilk menghasilkan an limbah cair
sedikit, sedikit, ataupun menggun menggunakan akan
sistem industri bersih, mengurangi mengurangi perluasan perluasan atau peningkatan peningkatan sistem produksi produksi industri, industri, revitalisasi revitalisasi infrastruktur infrastruktur pengendali pengendalian an pencemaran pencemaran air yang telah ada, pengetatan sistem perizinan pembuangan limbah, Dalam rangka memenuhi baku mutu air ( stream standard) dari sung sungai ai sebag ebagai ai bada badan n air air pena penamp mpun ung, g, perl perlu u memp memper erha hati tika kan n daya daya tamp tampun ung g beba beban n pencemaran pencemarannya nya pada ruas ruas sungai sungai tersebut tersebut dengan dengan menyesuaik menyesuaikan an titik pembuang pembuangan an yang mempun mempunyai yai kemamp kemampuan uan
self self purifi purificati cation on yang yang tinggi tinggi atau relokas relokasii titik titik buang buang sumbe sumber r
pencemarannya ataupun sumber pencemarnya terkait dengan sistem perijinan yang berlaku, Untuk menunjang pelaksanaan pengendalian pencemaran, perlu dilakukan penegakan hukum yang lebih lebih tegas, tegas, peningkata peningkatan n upaya konservas konservasii kawasan, kawasan, review penataan penataan ruang ruang kawasan kawasan ataupu ataupun n perunt peruntuka ukan n lokasi lokasi,, dan sosia sosiall isasi isasi progra program m serta serta sistem sistem pengaw pengawasa asanny nnya,B a,Balai alai Lingku Lingkunga ngan n Keairan Keairan merasa merasa perlu perlu melaku melakukan kan pemuta pemutahir hiran an kembal kembalii Buku Buku Teknol Teknologi ogi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air dengan menambahkan berbagai perbaikan sistem untuk beberapa teknologi proses pengolahan air limbah serta melengkapi dengan sistem PPA Ekoteknol Ekoteknologi ogi yang diharapkan diharapkan merupakan merupakan teknologi teknologi PPA alternatif dengan dengan biaya OP yang murah (Anwar,2008).
C.
peni pening ngka kata tan n kema kemamp mpua uan n rete retens nsii air air terk terkai aitt ling lingku kung ngan anny nya a banj banjir ir dan dan kekeringan didaerah pasang surut air.
Banjir adalah tergenangnya lahan pertanian selama periode genangan dengan kedalaman tertent tertentu, u, sehing sehingga ga menuru menurunka nkan n produk produksi si pertan pertanian ian.. Sedang Sedangkan kan kekerin kekeringan gan adalah adalah tidak tidak terpenuhinya kebutuhan air mendukung proses produksi pertanian secara optimal, sehingga menurunkan produksi pertanian (Diwyanto,2009). Secara faktual faktor determinan penyebab banjir dan kekeringan adalah kondisi iklim ekstrim, terganggunya keseimbangan hidrologis, dan penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukannya. Besaran banjir dan kekeringan sangat ditentukan jumlah, intensitas faktor penyebab serta durasi terjadinya (Diwyanto,2009). Penyimpangan iklim akibat ENSO, IOD dan MJO menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari ekstrimitas tinggi ke rendah atau sebaliknya, sehingga menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Interaksi ketiga faktor tersebut sangat menentukan besaran faktor klimatologis yang terjadi (Diwyanto,2009).
Kekeringan dan banjir juga dipengaruhi faktor hidrologis yang diindikasikan dari perbedaan debit debit sungai sungai maksim maksimum um dan minimu minimum. m. Kerusak Kerusakan an hidrol hidrologi ogiss umumny umumnyaa terjad terjadii akibat akibat degrad degradasi asi Daerah Daerah Aliran Aliran Sunga Sungaii (DAS) (DAS) terutam terutamaa bagian bagian hulu hulu yang yang lereng lerengnya nya terjal terjal dan mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang tidak meloloskan air (impermeable). Menurut data Departemen Kehutanan, dari 470 DAS di Indonesia, 62 DAS diantaranya diantaranya kritis, sehingga sehingga seringkali seringkali mengalami banjir banjir dan kekeringan kekeringan.. Sesuai Sesuai dengan dengan kesepakatan tiga menteri (Menteri PU, Kehutanan, dan Pertanian) tanggal 9 Mei 2007 di Bogor, maka dalam rangka penyelamatan sumber daya air, DAS-DAS kritis tersebut menjadi prioritas penanganan antar sektor (DAS kritis prioritas terlampir). Produksi sedimen yang tinggi akan mendangkalkan waduk, sungai dan saluran, sehingga menurunkan kinerja layanan irigasi. Laju kerusakan yang jauh lebih tinggi dibandingkan rehabilitasinya, menyebabkan masalah banjir dan kekeringan di wilayah hilir semakin besar (Diwyanto,2009). Secara sistematis langkah penanganan pengelolaan banjir dan kekeringan memuat dua strategi yaitu strategi umum dan dan strategi khusus.
1. Strategi Umum Masing masing daerah menyusun pola tanam yang lebih ditail berdasarkan masukan seluruh pemangku kepentingan dengan memperhitungkan prakiraan iklim, keandalan debit, jenis jenis komodi komoditas tas yang yang diusah diusahaka akan, n, dan aspek aspek lainny lainnya. a. Selanj Selanjutn utnya ya pola pola tanam tanam terseb tersebut ut dievaluasi secara reguler 2 (dua) mingguan agar dapat disesuaikan network planningnya dan diketahui periode kritisnya. Untuk itu diperlukan data dan informasi peramalan iklim yang semakin akurat, penyuluh yang giat di lapangan, penyusunan pola tanam dan jenis komoditas yang ketat serta perilaku petani yang taat terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama, cont contoh oh netw networ ork k diag diagra ram m plan planni ning ng opti optima malis lisas asii laha lahan n sawa sawah h tekn teknis is pada pada Lamp Lampir iran an (Diwyanto,2009). 2. Strategi Khusus Masing Masing masing masing wilaya wilayah h banjir banjir dan atau kekeri kekeringa ngan, n, kelomp kelompok ok tani/P tani/P3A 3A besert besertaa petugas Dinas pertanian dan Dinas Pengairan setempat harus melakukan work through di wilayah kerja masing masing sebelum tanam untuk melakukan pengecekan kembali kesiapan saluran dalam mendukung pelaksanaan pola tanam (Diwyanto,2009).
Membangun jaringan tingkat usaha tani dan atau jaringan tata air mikro di setiap lokasi untuk perba perbaiki iki efisie efisiensi nsi keters ketersedi ediaan aan air. Untuk Untuk daerah daerah yang yang mengal mengalami ami banjir banjir dan kekeri kekeringa ngan n introduksi tanaman yang tahan genangan dan atau kekurangan air perlu dilakukan sambil menung menunggu gu perbai perbaikan kan DAS hulu hulu dan perbai perbaikan kan infras infrastru truktu kturr penang penanggul gulang angan an banjir banjir dan kekeringan (Diwyanto,2009). Ditail langkah penanganan penanganan banjir dan kekeringan kekeringan dapat dilakukan dilakukan berdasarkan berdasarkan menu pilih pilihan an yang yang tersed tersedia ia dengan dengan menyes menyesuai uaikan kan kondis kondisii dan permas permasala alahan han yang yang dihada dihadapi pi setempat. Pilihan menu jangka pendek, menengah dan panjang disajikan sebagai berikut: Jangka pendek
1) Klimatologis
Pen Pening ingkata katan n
kemam emamp puan uan
prak prakir iraa aan n
ikli iklim m
dan dan
peng engamat amatan an
peru erubah bahan
ikli iklim, m,
Sosialisasi/diseminasi hasil prakiraan iklim, Pemetaan wilayah rawan banjir dan kekeringan. 2)Hidrologis
Mencari sumber air alternatif alternatif atau membuat sumur, Rehabilitas Rehabilitasii dan pemeliharaan Jaringan irig irigas asii dan dan drai draina nase sePe Peng ngem emba bang ngan an bang bangun unan an kons konserv ervas asii air, air, Peng Pengem emba bang ngan an irig irigas asii partisipati partisipatif;, f;, Pemanfaatan Pemanfaatan pompa pompa air, (pompanisas (pompanisasi) i) dengan dengan energi energi angin, Pengembangan Pengembangan usahatani konservasi, reklamasi dan optimasi lahan. 3) Agronomis
Pengat Pengatura uran n dan pengawal pengawalan an pola pola tanam tanam yang yang baik baik dengan dengan jadual jadual tanam tanam yang yang ketat ketat dan pemilihan pemilihan komoditas komoditas yang tepat Khusus Khusus untuk untuk kekeringan kekeringan dapat memanfaatka memanfaatkan n rawa lebak (terlampir peta potensi rawa lebak) Pengembangan SRI/PTT/varietas padi hemat air di lahan sawah untuk efisiensi penggunaan air. 4) Kelembagaan Peningkata Peningkatan n kemampuan kemampuan dan kemandirian kemandirian P3A/kelomp P3A/kelompok ok tani Pengembang Pengembangan an Sekolah Sekolah Lapang (SL) pertanian yang merupakan integrasi SL iklim, SL pengendalian hama terpadu dan dan
SL
hema hematt
air air
Sosi Sosial alis isas asi, i,
peny penyul uluh uhan an,,
dise disemi mina nasi si
info inform rmas asii
dan dan
tekn teknol olog ogii
Peningkatan kinerja posko & pokja iklim (pusat & daerah) Jangka Menengah
1) Klim Klimat atol olog ogis is
Meningkatkan
kemampuan
pengamatan
perubahan
iklim,
Mengoptimalkan
sosialisasi sosialisasi/desi /desiminasi minasi hasil prakiraan prakiraan iklim, Evaluasi dan pembaharua pembaharuan n (up dating) dating) peta,m wilayah rawan banjir dan kekeringan 2) Hidr idrolo ologis gis
Memb Memban angu gun n
jari jaring ngan an
drai draina nase se dan dan
irig irigas asi,R i,Reh ehab abil ilit itas asii
dan dan
peme pemeli liha haraa raan n
jarin jaringa gan, n,
drainase/irigasi, Pengembangan irigasi partisipatif;, Pengembangan bangunan konservasi air, Pengem Pengemban bangan gan pompan pompanisa isasi, si, Konser Konservas vasii das hulu, hulu, Pengem Pengemban bangan gan usahat usahatani ani konser konservas vasi, i, Pengembangan reklamasi dan optimasi lahan, Gerakan nasional kemitraan penyelamatan air (gnkpa) Gerakan gemar menanam. 3) Agronomis
Pengaturan dan pengawalan pola tanam yang baik dengan jadual tanam yang ketat serta pemilihan komoditas yang tepatKhusus untuk kekeringan dapat memanfaatkan rawa lebak dan pengem pengemban bangan gan sri/pt sri/ptt/v t/varie arietas tas padi padi hemat hemat air di lahan lahan sawah sawah untuk untuk mening meningkat katkan kan efisiensi penggunaan air. 4) Kelem lembag bagaan aan
Pening Peningkat katan an kemamp kemampuan uan dan kemand kemandiri irian an P3A/k P3A/kelo elompo mpok k tani, tani, Pengem Pengemban bangan gan sekola sekolah h lapang (SL) pertanian yang merupakan integrasi SL iklim, SL pengendalian hama terpadu dan SL hemat air. Sosialisas Sosialisasi, i, penyuluhan penyuluhan,, diseminasi diseminasi informasi dan teknologi teknologi pengelolaan pengelolaan air. Pelatihan petugas lapangan lanjutan. Jangka Panjang
1) Klim Klimat atol olog ogis is
Meningkatk Meningkatkan an kemampuan kemampuan pengamatan pengamatan perubahan perubahan iklim.,Peman iklim.,Pemanfaatan faatan dana mitigasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,Pembaharuan (up dating) database spasial dan analisa spasial peta, wilayah rawan banjir dan kekeringan, Sosialisasi/desiminasi hasil prakiraan iklim. 2) Hidr idrolo ologis gis
Pemban Pembangun gunan an dan pemeli pemelihara haraan an jaringa jaringan n draina drainase, se, Pembua Pembuanga ngan n kelebi kelebihan han air melalu melaluii pompanis pompanisasi, asi, Pengemban Pengembangan gan bangunan bangunan konservasi konservasi air, Pengemban Pengembangan gan irigasi irigasi partisipati partisipatif f Konservasi Konservasi das hulu, Pengembangan Pengembangan usahatani usahatani konservasi konservasi,, Pengemban Pengembangan gan reklamasi reklamasi dan optimasi optimasi lahan, Gerakan nasional kemitraan penyelamata penyelamatan n air (GNKPA), (GNKPA), Gerakan gemar menanam 3) Agronomis
Pengat Pengatura uran n dan pengawal pengawalan an pola pola tanam tanam yang yang baik baik dengan dengan jadual jadual tanam tanam yang yang ketat ketat dan pemilihan pemilihan komoditas komoditas yang tepat Khusus Khusus untuk untuk kekeringan kekeringan dapat memanfaatka memanfaatkan n rawa lebak dan pengembangan sri/ptt/varietas padi hemat air di lahan sawah untuk efisiensi penggunaan air. 4) Kele elembag mbagaa aan n
Pening Peningkat katan an kemamp kemampuan uan dan kemand kemandiri irian an P3A/k P3A/kelo elompo mpok k tani, tani, Pengem Pengemban bangan gan sekola sekolah h lapang (SL) pertanian yang merupakan integrasi SL iklim, SL pengendalian hama terpadu dan SL hemat air, Sosialisas Sosialisasi, i, penyuluhan penyuluhan,, diseminasi diseminasi informasi dan teknologi teknologi pengelolaan pengelolaan air, Pelatihan petugas lapangan (Diwyanto,2009). D. Pengembangan daerah Riparian di badan sungai. berfungsi gsi untu untuk k menja menjaga ga kelest kelestarian arian fungsi sung sungai ai denga dengan n cara Penyangga riparian berfun menahan atau menangkap tanah (lumpur) yang tererosi serta unsur-unsur hara dan bahan kimia termasuk pestisida yang terbawa., dari dari lahan di bagian kiri dan kanan sungai agar tidak sampai masuk ke sunPenyangga riparian juga menstabilkan tebing sungai. Pohonan yang ditan di tanam am di se sepa panj njan ang g su sung ngai ai ju juga ga le lebi bih h me mend ndin ingi gink nkan an air su sung ngai ai ya yang ng me menc ncip ipta takan kan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan berbagai jenis binatang air air (Gunawan,2007). (Gunawan,2007). Menetapkan adanya garis sempadan sungai yang tujuannya adalah: (1) agar fungsi sungai termasuk danau dan waduk tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya, (2) agar kegiatan kegiatan pemanfaatan dan upaya upaya peningkatan peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga fungsi sungai, dan (3) agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi (Kepmen Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993, 63/PRT/1993, Pasal 3). Pada prinsipnya prinsipnya tujuan garis sempadan sungai sungai sama dengan tujuan riparian. Adalah sangat sejalan jika garis sempadan sungai sungai tersebut ditanami berbagai jenis vegetasi sehingga benar-benar menjadi jalur hijau hijau (Gunawan,2007). Di berbagai negara bagian Amerika Serikat lebar strip riparian untuk Sungai Kelas I (sungai yang digunakan untuk air minum dan banyak ikan) lebar penyangga riparian adalah sekitar 75 kaki (24,6 m dibulatkan 25 meter) dengan kisaran antara 66 – 100 kaki, sedangkan untuk Sungai Kelas II (tidak untuk air minum dan tidak cukup banyak ikan) lebarnya adalah 5 kaki (1,6 m). Secara ideal, untuk sungai kelas I, strip riparian terdiri atas 4 sampai 5 baris pohonan ditanam berdekatan dan sejajar dengan sungai, kemudian satu atau dua baris semaksemak, dan selebar 20 – 24 kaki (6,5 – 8 m) rumput asli (Gunawan,2007).
E. Pengelol Pengelolaan aan Danau Berbas Berbasis is Ekohidrolo Ekohidrologi gi : Studi Kasus di Danau Danau Limboto Limboto Danau Limboto yang terletak di Propinsi Gorontalo merupakan salah satu danau yang
dianggap kritis di Indonesia disebabkan oleh masalah sedimentasi. Saat ini luas danau tinggal kurang dari 3000 ha dengan kedalaman rata-rata 2,5 m (Balitbangpedalda Gorontalo, 2006).
Laju sedimentasi sedimentasi yang mencapai 39.864,60 39.864,60 ton/tahun ton/tahun terkait terkait dengan dengan luas daerah tangkapan tangkapan air danau yang mencapai 91.004 ha (BP DAS Bone-Bolango, 2004) serta 23 sungai yang mengalir masuk ke dalam danau. Sedimentasi dipacu oleh karakteristik curah hujan tinggi, struktur tanah muda serta kerusakan tata guna lahan di kawasan hulu danau (BP DAS BoneBolango, 2004). Dampak lanjutan dari permasalahan tersebut adalah terjadinya kerusakan habitat perairan danau yang mengakibatkan menurunnya keragaman hayati dan produktivitas perikanan. Saat ini seluruh komunitas tumbuhan tenggelam di D. Limboto telah menghilang, sement sementara ara setida setidakny knyaa satu satu jenis jenis ikan ikan juga juga telah telah dilapo dilaporka rkan n punah. punah. Upaya Upaya penyel penyelama amatan tan lingkungan perairan danau perlu dilakukan, mencakup upaya pengendalian laju sedimentasi serta serta perbai perbaikan kan lingku lingkunga ngan n peraira perairan n danau danau sebaga sebagaii sumber sumber daya daya habita habitatt berbag berbagai ai biota biota perairan (Hidayatullah,2005). Perlu dilakukan upaya pemulihan kerusakan lingkungan perairan D. Limboto, khususnya masalah masalah pendan pendangka gkalan lan dan penyus penyusuta utan n luas luas genang genangan an air danau danau yang yang berdam berdampak pak luas luas terhada terhadap p ekosis ekosistem tem perair perairan an danau danau secara secara keselu keseluruh ruhan. an. Beberap Beberapaa altern alternatif atif upaya upaya yang yang direkomendasikan adalah sebagai berikut: 1. Rehabi Rehabilita litasi si daerah daerah tangk tangkap ap air D. D. Limbot Limboto; o; 2. Penetapan Penetapan batas danau dan kawasa kawasan n sempadan sempadan danau; danau; 3. Pembangun Pembangunan an pintu pintu air keluara keluaran n D. Limbot Limboto o yang ramah lingku lingkungan; ngan; 4. Pemban Pembangun gunan an cek dam penge pengenda ndali li sedimen sedimentas tasi; i; 5.
Pengembangan kawasan lahan basah buatan di sekitar aliran air masuk danau (Hidayatullah,2005).
Untuk optimasi pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya perairan D. Limboto juga perlu dike dikemb mban angk gkan an
tekn teknik ik-t -tek ekni nik k
mani manipu pula lasi si
ling lingku kung ngan an
yang yang
dapa dapatt
seca secara ra
lang langsu sung ng
diaplikasikan di lingkungan perairan danau tersebut, seperti perpanjangan garis pantai dan penge pengelol lolaan aan tumbuh tumbuhan an air untuk untuk rumpon rumpon ikan ikan (bibil (bibilo), o), namun namun impleme implementa ntasin sinya ya harus harus memperhatik memperhatikan an azas kehati-hatian kehati-hatian secara ekologis. ekologis. Pengembang Pengembangan an sistem informasi serta kegiatan monitoring dan evaluasi lingkungan perairan D. Limboto perlu dilakukan sebagai land landas asan an
penti entin ng
(Hidayatullah,2005).
dari ari
upaya paya
pen pengelo gelola laan an
pera perair iran an
dana danau u
secar ecaraa
berk berkel elan anju juta tan n
PENUTUP 1.
Ekohidrologi adalah suatu konsep baru di dalam pemecahan masalah lingkungan
yang didasarkan usulan bahwa pengembangan sumberdaya air yang berdaya dukung bergantung pada kemampuan untuk memelihara secara evolusioner proses sirkulasi air dan energi serta aliran energi yang sudah mapan dalam lingkup basin. 2. Konsep Konsep ekohidro ekohidrologi logi didasa didasarkan rkan pada pada tiga tiga prinsip, prinsip, yaitu: yaitu:
Pengint Pengintegra egrasian sian kerangka kerangka pemikira pemikiran n daerah daerah tangkapa tangkapan n dan biotanya biotanya ke dalam dalam organisme super (superorganism) Platonian secara utuh.
Target untuk untuk memahami memahami perubaha perubahan n evolusio evolusioner ner yang tidak bisa dipungk dipungkiri iri oleh Target organisme super yang resisten terhadap tekanan. Aspek ekohidrologi ini menyatakan pendeka pendekatan tan proakti proaktiff secara secara rasional rasional terhadap terhadap manajeme manajemen n sumberda sumberdaya ya air tawar tawar yang berkelanjutan. Metodologi; Pemanfaatan kekayaan ekosistem sebagai piranti manajemen dengan
pengg pengguna unaan an biota biota untuk untuk mengon mengontro troll proses proses hidrol hidrolog ogis is dan sebal sebalikn iknya ya dengan dengan penggunaan ilmu hidrologi untuk mengatur biota. 3.
Penerapan Ekohidrologi dalam mengatasi permasalahan global antara lain:
Ekohidrologi Perkotaan (rural ecohydrology) dalam mengatasi penyediaan air bersih di Perkotaan
Fito teknologi untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan diperkotaan. pen penin ingk gkata atan n kema kemamp mpua uan n rete retens nsii air air terk terkai aitt ling lingku kung ngan anny nyaa banj banjir ir dan dan kekeringan didaerah pasang surut air.
Pengembangan daerah Riparian di badan sungai.
Pengelolaan Danau Berbasis Ekohidrologi : Studi Kasus di Danau Limboto
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.2008. Fito teknologi untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan perkotaan
.Jurnal Pencemaran Lingkungan . ISSBN. 138-146(4). Arif. A.A,2010. Ekohidrologi Perkotaan (rural ecohydrology) dalam mengatasi penyediaan
air bersih di Perkotaan . Limnologi Perkotaan. Pustaka Jaya : Surabaya.
Diwyanto,Kusuma dan Atien Priyanti. 2009. Pengelolaan Danau Berbasis Ekohidrologi :
Studi Kasus di Danau Limboto . Pengembangan Inovasi Ekohidrologi 2(3), 2009:
208-228. Gunawan,2007. Pengembangan daerah Riparian di badan sungai dengan pengembangan
konsep EkoHidrologi : ITB Press: Bandung. Hidayatullah, Gunawan, Kooswardhono Mudikdjo, dan Erliza, N. 2005. peningkatan kemampuan retensi air terkait lingkungannya banjir dan kekeringan didaerah pasang surut air.. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Pengembangan Teknologi Perairan. Perairan. Vol. 8, No.1,
Maret 2005 : 124-136.