MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN KONSEP DASAR ETIKA MANAJEMEN
DISUSUN OLEH : DIMAS JOKO S. TAUFIKUR RAHMAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI TAHUN AKADEMIK 2016 UNIVERSITA UNIVERSI TAS S ANTAKUSUMA ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN
1
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentan tentang g Konsep Konsep Pemasar Pemasaran an dan Perilak Perilaku u Konsum Konsumen en untuk untuk memenu memenuhi hi Pokok Pokok Bahasan. an juga kami !erterima kasih pada "!u #iti Khotimah, #E., MM selaku osen osen mata kuliah kuliah Pengan Pengantar tar manajeme manajemen n
yang yang telah mem!erika mem!erikan n tugas tugas ini
kepada kami. Kami sangat !erharap !erharap makalah makalah ini dapat !erguna !erguna dalam rangka rangka menam!ah menam!ah $a$asan serta pengetahuan kita mengenai Pengantar manajemen dalam Pokok Bahasan. Kami juga menyadari sepenuhnya !ah$a di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. %leh se!a! itu, kami !erharap adanya kritik, saran dan usulan demi per!aikan makalah yang telah kami !uat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang mem!angun. #emoga #emoga makalah makalah sederhana sederhana ini dapat dapat dipaham dipahamii !agi !agi siapapu siapapun n yang yang mem!a&anya. #ekiranya laporan yang telah disusun ini dapat !erguna !agi kami sendiri maupun orang yang mem!a&anya. #e!elumnya kami mohon maaf apa!ila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang !erkenan dan kami memohon kritik dan saran yang mem!angun demi per!aikan di masa depan.
2
DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAAN
'. (atar Belakang Belakang B.
*umus umusan an Masa Masala lah h
.
Tujuan
.......... ............... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ................. ................... ...............) ......) + ........................................................................................+
BAB II : PEMBAHASAN
'. Pengertian Pengertian etika etika B. imensi imensi etika dalam manajemen... manajemen........ .......... .......... .......... .......... .......... ........... ................ ............/ ../ . Nilai personal se!agai standar etika ............ ................. .......... .......... .......... .......... .......... .........01 ....01 BAB III : PENUTUP
'. Kesimpulan ............................................ ...................................................................................23 .......................................23 B. #aran ............................................ ................................................................... ..................................... .......................... ............41 41 aftar Pustaka .............................................. ..................................................................... .............................................. ...........................40 ....40
BAB I PENDAHULUAN
3
A. Latar Bea!a"#
Etika merupakan ilmu pengetahuan normati5e yang !ertugas mem!erikan pertim!angan perilaku manusia dalam masyarakat apakah !aik atau !uruk serta !enar atau salah. Etika memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan !ukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. #e!uah organisasi juga akan menjadi le!ih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi se!uah organisasi dan meningkatkan moti5asi karya$an serta dapat mengurangi !er!agai kerugian aki!at perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karya$an. Perilaku yang tidak etis seperti minum-minuman keras, penggunaan o!at-o!atan terlarang di temapt kerja, penyalahgunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karya$an lain kepada manajemen, serta !er!agai pelanggaraan etika lainnya. 6al ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, naik finansial maupun nonfinansial. Banyak se!a! yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan karya$an terse!ut mun&ul. 6al ini tidak terkait pada indi5idu karya$an saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. alam hal ini manajemen sum!er daya manusia etika mempunyai peran penting untuk menjamin !ah$a organisasi !ertindak se&ara adil, efektif dan efisien. Manajemen sum!er daya manusia memainkan suatu peran penting dalam mem!antu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karya$an agar mempunyai etika yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di &egah. 7ungsi manajemen sum!er daya manusia adalah melindungi organisasi dari tindakan yang tidak etis dari karya$an. Manajemen sum!er daya manusia juga !ertanggung ja$a! dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi penggerak dalam organisasi dan menanggani isu-isu etika, serta !ertanggung ja$a! dalam pengem!angan dan pelatihan mengenai pentingnya peningkatan moral karya$an.
4
B. RUMUSAN MASALAH 'pa yang dimaksud dimensi etika dalam manajemen 8 • 'pa saja nilai personal se!agai standar etika 8 • $. TUJUAN 9ntuk mengetahui dimensi etika dalam manajemen 9ntuk mngetahui nilai personal
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN ETIKA
5
Etika didefinisikan se!agai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi. #edangkan menurut :riffin, Etika adalah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang !aik dan !uruk, !enar dan salah. Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. #elain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal !erdasarkan agama atau filosofi. #alah satu penye!a! perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang !erlaku !agi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku !isnis. #edangkan norma dan nilai-nilai !udaya !er!eda-!eda untuk setiap negara dan !ahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara. #elain fa&tor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri, super5ise dan !udaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkem!angan moral dan &irri-&iri kepro!adian lainnya. #ama seperti hirarki ke!utuhan Maslo$, perkem!angan moral ter!entuk dari keinginan pri!adi untuk memperhatikan nilai-nilai uni5ersal. 9ntuk memahami apakah ; etika ; maka perlu mem!andingkannya dengan moralitas. Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit per!edaan. Moral atau moralitas dipakai untuk per!uatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai-nilai
6
yang ada. ontoh <0= Per!utan itu !ermoral, <2= #esuai dengan norma- etika. Etika !erasal dari !ahasa Yunani “ Ethos “ !erarti adat istiadat atau ke!iasaan. #ehingga dalam pengertian ini, etika !erkaitan dengan ke!iasaan hidup yang !aik, !aik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. 6al ini !erarti etika !erkaitan dengan nilai-nilai, tata &ara hidup yang !aik, aturan hidup yang !aik, dan segala ke!iasan yang dianut dan di$ariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Pengertian terse!ut relatif sama dengan moralitas. Perta%a moralitas !erasal dari !ahasa latin “Mos” yang dalam !entuk jamaknya “ Mores” !erarti adat istiadat atau ke!iasaan. >adi pengeertai se&ara umum , etika dan moralitas ,sama-sama !erarti sistem nilai tentang !agaimana manusia harus hidup !aik se!agai manusia yang telah di institusinalisasikan dalam se!uah adat ke!iasaan yang kemudian ter$ujud dalam pola perilaku yang konsisten dan !erulang dalam kurun $aktu yang lama se!aimana layaknya se!uah ke!iasaan. Kedua, etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus !er!eda dengan moralitas. alam pengertian kedua ini etika mempunyai pengertian yang jauh le!ih luas dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama diatas. Etika dalam pengertian kedua ini se!agai filsafat moral , atau ilmu yang mem!ahas nilai dan noerma yang di!erikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama. engan demikian, etika dalam pengertian yang pertama !erisikan nilai dan norma-norma konkrit yang menjadi pedoman dan
pegangan hisup manunia dalam kehidupanya. 6al ini !erkaitan dengan
7
perintah dan larangan langsung yang nyata. #ehingga etika le!ih normatif dan mengikat setiap pri!adi manusia. engan demikian, etika dalam pengertian kedua dapat dirumuskan se!agai sesuatu yang rasional mengenai ? a. Nilai dan norma yang menyangkut !agaimana manusia harus hidup !aik se!agai manusia . !. Masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma moral yang umum diterima. Menurut Magnis Suseno , Etika adalah #e!uah ilmu dan !ukan ajaran, yang mem!er kita norma tentang !agaimana kita harus hidup adalah moralitas. #ehingga dimensi
etika dianalogikan dengan sistem sensor didalam
administrasi pu!lik dimana imensi ini dapat !erpengaruh pada dimensidimensi lain, dan sangat mempengaruhi ter&apai tidaknya tujuan administrasi pu!lik pada umumnya, dan tujuan organisasi pu!lik pada khususnya. Kerena itu dimensi ini dianggap se!agai dimensi strategis dalam administrasi pu!lik. >ohn '. *ohr <03/3? @1= yang mendasarkan pendapatnya pada !uku Morality and
Administration
in
Democratic
Goverment karya
Paul
'pple!y,
menyatakan !ah$a diskresi administrasi menjadi ;starting pointA !agi masalah moral atau etika dalam dunia administrasi pu!lik. 9paya per!aikan moralitas dalam ke!ijakan , organisasi dan manajemen sangat potensial dalam mem!antu penghematan !iaya !aik dalam pelayanan pu!lik maupun pem!angunan. Ber!agai !entuk tindakan amoral diantara para administrator dan peja!at pu!lik yang hanya menguntungkan mereka dan
8
kroni-kroninya, telah merugukan negara selama !e!erapa dasa$arsa, dan mem!uat perekonomian negara !ertam!ah terpuruk dengan !e!an utang yang semakin mem!engkak. Para&'#%a Et'!a
Menurut handler dan Plano <03//= dalam etika terdapat empat aliran yaitu? 0.
Empiri&al theory? Melihat !ah$a etika diturunkan dari pengalaman
manusia dan persetujuan umum. 2.
*ational theory ? Melihat !ah$a !ah$a !aik atau !uruk sangat tergantung
dari alasan dan logika yang melatar!elakangi suatu per!uatan, !ukan pengalaman. 4.
"ntutiti5e theory? Melihat !ah$a etika tidak harus !erasal dari pengalaman
dan logika, tetapi diri manusia se&ara ilmiah memiliki pemahaman tentang apa yang !enar dan salah, !aik atau !uruk. ).
*ele5ation theory? Melihat !ah$a yang !enar atau yang salah !erasal dari
kekuasaan diatas manusia yaitu tuhan sendiri. isamping empat aliran utama diatas, yang sering dipertentangkan dalam administrasi pu!lik karena pengaruhnya kepada administrator adalah pendekatan teologis, utilitarianisme, dentologis, dan 5irtue etni&s. Pendekatan teologis dan utilitarianisme merupakan pendekatan yang !erorientasi kepada tujuan dan difokuskan kepada aki!atnya. Teologis se&ara khusus !erkenaan dengan maksud dan tujuan, sementara utilitarian !erkenaan dengan aki!at yang dirasakan. #edangkan pendekatan eontologi merupakan salah satu
9
&a!ang etika yang menekankan ke$aji!an, tugas, tanggung ja$a! dan prinsip prinsip yang harus diikuti. #erta pendekatan irtue Ethni&s yang menyatakan !aik atau !uruk ditentukan dari ;the eC&elen&es of &hara&terA yang ditunjukan dari integritas. engan kata lain, su!stansi aktual dari etika atau moral ini tidak dapat dipahami dan memprediksi hasil atau aki!at atau kesesuaian dengan ke$aji!an tetapi dipahami dari ;internal imperati5e to do rightA. Dayne '.*.(eys <033)= menyatakan !ah$a ke!iasaan dan tradisi terse!ut harus ;digoyangA dengan standar etika yang ada dimana etika, katanya, harus dilihat se!agai sour&e of dou!t. %leh enhardt <03//= ini dise!ut se!agai model " the 03)1Fs. 6urst '. 'nderson ditahun 03+4 mengungkapkan dalam suatu pidatonya dengan judul Et&hni&al alues in 'dministration
10
mempertanyakan standard, atau asumsi yang melandaskan pem!uatan keputusan administratif. alam model ke after *ohr, dimana dikatakan !ah$a untuk dapat dise!ut etis maka seorang administrator harus se&ara independen masuk dalam proses menguji dan mempertanyakan standard-standard yang digunakan dalam mem!uat keputusan. alam model ke " menggam!arkan pemikiran ooper !ah$a antara administrator, organisasi, dan etika terdapat hu!ungan penting !ah$a etika para administrator justru ditentukan oleh konteks organisasi dimana ia !ekerja <enhardt, 03//?2@=
K(")e* Et'!a B+!a" Se!e&ar K(&e Et'!
Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk tanggung-ja$a! professional, pengem!angan professional, kepemimpinan yang etis, kejujuran dan keadilan, konflik kepentingan, dan megunakan informasi. Banyak organisasi yang mempunyai kode etik yang formal dalam organisasi tetapi pengaruh kode etik dalam
perilaku anggotanya
perlu
dipertanyakan.
Banyak anggota
yang
menganggap kode etik hanya se!agai hiasan saja. Kode etik perusahaan tidak akan efektif jika tidak didukung dengan norma-norma informal yang !erlaku. Bagaimanapun juga kode etik harus sesuai dengan norma-norma dalam organisasi , dise!arluaskan kepada karya$an dan !enar-!enar dijalankan. Kode etik perusahaan !elum !isa mampu mem!angun se!uah peusahaan etis. %leh s e!a! itu
11
perlu adanya konsep etika yang matang yang tidak hanya mampu mengurangi kerugian yang !eraki!atkan perilaku karya$ann yang tidak etis, tetapi juga mem!uat suatu konsep etika yang mampu mem!angun !udaya etis organisasial. #alah satu prinsip dasar dari kode etik perhimpunan Manajer #M dan #tandar Profesional dalam M#M ditetapkan !ah$a A #e!agai Profesioanl #M, mempunyai tanggung-ja$a! untuk mem!erikan nilai tam!ah pada organisasi yang dilayani dan mem!erikan kontri!usi !agi ke!erhasilan etika organisasiA. Manajer #M dapat mem!antu mendorong !udaya etis, artinya le!ih dari sekedar menggantung poster kode etik di dinding. #e!aliknya, karena pekerjaan utama profesional #M adalah !erhu!ungan dengan orang, mereka harus mem!antu untuk mempraktekkan etika ke dalam !udaya perusahaan. Mereka perlu mem!antu mem!angun lingkungan di mana karya$an !ekerja di seluruh organisasi untuk mengurangi penyimpangan etika. A*'!a)' Et'!a &a" M(ra
'plikasi etika dan moral dalam praktek dapat dilihat dari kode etik yang dimiliki oleh administrator pu!lik. Kehadiran kode etik le!ih !erfungsi se!agai kontrol langsung sikap dan perilaku dalam !ekerja diatur se&ara lengkap melalui aturan atau tata terti! yang ada. Kode etik tidak hanya sekedar ada, tetapi juga diimplementasikan dalam !ekerja, dinilai tingkat implementasinya melalui mekanisme monitoring, kemudian die5aluasi, dan diupayakan per!aikan melalui konsensus. Komitmen terhadap
12
per!aikan etika ini perlu ditunjukan, agar masyarakat pu!lik semakin yakin !ah$a pemerintah sungguh-sungguh akunta!el. i 'merika, nilai-nilai yang dijadikan kode etik !agu administrator pu!liknya adalah menjaga integritas, ke!enaran, kejujuran, keta!ahan, respek, !eri perhatian, keramahan, &epat tanggap, mengutamakan kepentingan pu!lik diatas kepentingan lain, !ekerja profesional, pengem!angan profesionalsime, komunikasi ter!uka, kreatif, dedikasi, kasih sayang, penggunaan keleluasaan untuk kepentingan pu!lik, !eri perlindungan terhadap informasi yang sepatutnya dirahasiakan, dukungan terhadap sistim ;meritA dan progran ;affirmati5e a&tionA. 9ntuk mem!antu menerapkan prinsip-prinsip etika dan moral di indonesia, pengalaman dinegara-negara lain perlu ditim!a. Tidak dapat disangkal !ah$a pada saat ini "ndonesia yang dikenal se!agai negara koruptor nomor muda, perlu !erupaya keras menerapkan prinsip-prinsip etika dan moral. Etika administrator pu!lik atau manajer pu!lik, etika peren&anaan pu!lik, etika pega$ai negeri sipil, dan se!againya, harus diprakarsai dan mulai diterapkan se!elum !erkem!angnya !udaya yang !ertentangan dengan moral dan etika. Se,a, Per'a!+ -a"# T'&a! Et')
Penye!a! perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu? karya$an memiliki kemampuan kognitif yang rendah menye!a!kan tingkat penerimaan yang kurang !aik, adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial menjadi le!ih menentukan dalam mempengaruhi perilaku karya$an, adanya ethi&al dilemma yaitu situasi yang menye!a!kan adanya pilihan-pilihan yang mun&ul yang
13
!erpotensi menghasilkan perilaku yang tidak dapat diterima, ethi&al dilemma mun&ul dikarena adanya ketidaksesuaian antara personel, organisasional dan profesional. K(")e!+e")' Dar' Per'a!+ -a"# T'&a! Et')
Perilaku etis sangat penting dalam kesuksesan !isnis jangka panjang. Tapi apa!ila yang tim!ul dan tum!uh adalah perilaku yang tidak etis maka akan !eraki!at yang tidak inginkan. ilihat dari dua perspektif yaitu perspektif mikro dan perspeltif makro. Perspektif mikro etika diasosiasikan dengan adanya keper&ayaan. Keper&ayaan yang di!angun melalui perilaku etika akan mempengaruhi hu!ungan perusahaan dengan supplier, &ustomer maupun dengan karya$an.'pa!ila keper&ayaan di!angun melakui perilaku yang tidak etis maka keper&ayaan &ustomer akan !erkurang kepada karya$an maupun organisasi. #edangkan perspektif makro etika meliputi suap-menyuap, paksaan, penyalahgunaan informasi, pen&urian dan diskriminasi akan mengaki!atkan inefisiensi dalam pengalokasian sum!erdaya.
Be,era*a I)+ Pe"t'"#
14
Menurut enis Thimpson <#hafritG H 6yde, 033=, di dalam administrasi pu!lik terdapat isu etika yang kontro5ersialis dan dilematis, yaitu etika netralitas dan etika struktur. Etika netralitas menuntut seseorang administrator untuk netral, artinya menerapkan prinsip etikasesuai ke!ijakan organisasi atau se!agaimana diputuskan oleh organisasi, dan tidak !oleh menerapkan prinsip etika yang dianutnya. #ementara itu, etika struktur menyatakan !ah$a organisasilah atau pimpinan organisasilah yang !ertanggung ja$a! akan semua keputusan dan ke!ijakan yang di!uat, !ukan indi5idu aparat. "su lain menyangkutnorma-norma yang !ersifat a!solut dan relatif. norma-norma yang !ersifat a!solut &enderung diterima dimana-manadan dianggap se!agai ;uni5ersal rulesA. Nilai-nilai dalam pan&asila dan pem!ukaan 99 )+ merupakan &ontoh kongret dari nilai-nilai terse!ut. Mereka yang yakin dengan kenyataan ini dapat digolongkan se!agai kaum a!solutis. alam hal lain kaum relati5is !erpendapat !ah$a nilai-nilai yang !ersifat uni5ersal !aru dapat diterima se!agai sesuatu yang etis !ila diuji dengan kondisi atau situasi tertentu. Konflik paradigmatis yang sering terjadi antara kaum relati5is dengan a!solutis merupakan hal yang sering !iasa terjadi. 2.@ Pengertian Manajemen #um!er aya Manusia Manajemen #M
15
tenaga kerja lainnya, untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi men&apai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang !iasanya mengurusi #M adalah departemen sum!er daya manusia atau 6*
7ungsi Pengadaan, yaitu proses penarikan seleksi, penempatan, orientasi,
dan induksi untuk mendapatkan karya$an yang sesuai ke!utuhan perusahaan
7ungsi
Pengem!angan,
yaitu
proses
peningkatan
ketrampilan
teknis,teoritis,konseptual, dan moral karya$an melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang di!erikan harus sesuai dengan ke!utuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 4.
7ungsi Kompensasi, yaitu pem!erian !alas jasa langsung dan tidak
lansung !er!entuk uang atau !arang kepada karya$an se!agai im!al jasa
16
yang di!erikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung ja$a! karya$an terse!ut. ).
7ungsi Pengintegrasian, yaitu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan ke!utuhan kar ya$an, sehingga ter&ipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. imana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit dalam Manajemen #M, karena mempersatukan dua aspirasiIkepentingan yang !ertolak !elakang antara karya$an dan perusahaan. +.
7ungsi Pemeliharaan, yaitu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental dan loyalitas karya$an agar ter&ipta hu!ungan jangka panjang. Pemeliharaan yang !aik dilakukan dengan program K4
17
selalu terjadi di lingkungan !isnis. "a juga harus mengantisipasi peru!ahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki !isnis, aki!at informasi yang !erkem!ang &epat. Peru!ahan paradigma dari manajemen #M terse!ut telah mem!erikan fokus yang !er!eda dalam melaksanakan fungsinya didalam organisasi. 'da ke&enderungan untuk mengakui pentingnya #M dalam organisasi dan pemusatan perhatian pada kontri!usi fungsi #M !agi ke!erhasilan pen&apaian tujuan strategi perusahaan. 6al ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pem!uatan keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi #M. engan demikian, maka akan semakin !esar kesempatan untuk memperoleh ke!erhasilan. Berdasarkan uraian pengertian etika dan manajemen sum!er daya manusia maka etika manajemen sum!er daya manusia
dapat diartikan se!agai
ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hunungan dengan sum!er daya manusia dan kegiataannya.
Pere"a"aa" Strate#' K(")e* Et'!a
Manajemen sum!er daya manusia tidak hanya !erperan se!agai penyusunan kode etik perusahaan, mern&anakan sum!er daya manusia yang etis yang mampu men&iptakan nilai tam!ah ekonomi juga harus !erperan se!agai peren&anaan strategi konsep etika.langkah-langkahnya? 0.
Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.
18
2.
Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam
mendorongnya konsep etika perusahaan. 4.
Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensiyang diperlukan.
).
Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi !isnis yang dilakukan.
+.
Mengem!angkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam
mengimplementasikan,
menga$asi dan
menge5aluasi konsep etika yang
dijalankan.
I%*e%e"ta)' K(")e* Et'!a S+%,er Da/a Ma"+)'a
Manajemen sum!er daya manusia, konsep etika dapat di implementasikan dalam !entuk penga$asan organisasaional yang didasarkan pada sosialisasi aturanaturan, memonitor perilaku dan disilpin karya$an, serta mempengaruhi perilaku melalui pem!erian hukuman !agi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan yang terlalu kuat pada konsep etika yang !erorentasi pada pemenuhan etika terse!ut, mempunyai aki!at yang kurang !aik pada out&ome yang dihasilkan, karena perhatian karya$an akan tertumpu pada usaha-usaha untuk menghindari hukuman saja. engan demikian, hanya akan ter&ipta atmosfir dimana karya$an !erusaha untuk tidak tekena hukuman, sedangkan keinginan ataupun &ita-&ita untuk meningkatkan mentalitas yamg le!ih etis dan !ermoral mungkin kurang dapat di$ujudkan. Pemenuhan etika se&ara umum dapat mem!antu mengurangi pelanggaran etika meskipun tidak mempunyai derajat yang sama dengan konsep etika yang !erorentasi pada penanaman nilai-nilai etika.
19
Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini !ukan untuk kedisiplinan, tetapi le!ih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karya$an terhadap perkem!angan nilai-nilai etika yang le!ih !erarti. Tujuan terse!ut disosialiasasikan dengan adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. alam hai ini setiap anggota organisasi mempunyai status yang sama. engan !egitu organisasi mem!a$a komitmen !ersama yamg diaplikasikan se&ara sama pada semua anggota. Karena karya$an mendapat perhatian atas kontri!usinya, maka mereka akan merasa !angga dengan nilai-nilai etika dalam organisasi. Konsep penanaman nilai-nilai etika le!ih menekankan pada akti5itas-akti5itas yang mem!antu karya$an dalam pem!uatan keputusan, menyediakan nasihatnasihat dan konsultasi etika, serta mendukung konsensus mengenai etika !isnis. Manajemen sum!er daya manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseim!angan antara penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika terse!ut. "mplementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam setiap akti5itas manajemen sum!er daya manusia. 'danya konsistensi antara ke!ijakan dan praktek diharapkan dapat menghindari persepsi yang am!igu yang diterima karya$an. #e!agai &ontoh, jika karya$an didorong untuk melaksanakan suatu standar etiak tertentu, tetapi standar terse!ut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja, re$ard, sistem kompensasi serta sistem manajemen sum!er daya manusia lainnya, maka akan menim!ulkan perasaan ketidakadilan !agi karya$an. engan mengintegrasikan program etika ke dalam fungsi-fungsi
20
organisasional diharapkan akan menjadikan pelaksanaan konsep etika menjadi le!ih efektif. 6ak-hak yang harus dipenuhi se!agai seorang karya$an agar konsep etika dapat menghasilkan keputusan yang etis setiap le5el manajemen sum!er daya manusia adalah 0.
6ak atas pekerjaan , kerja merupakan hak asasi manusia karena dengan
hak akan hidup. 2. 6ak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskrimanitif dalam pem!erian upah. 4.6ak untuk !erserikat dan !erkumpul, dapat menjadi media ad5okasi !agi pekerja. ). 6ak untuk perlindungan keamanan dan kesehatan. +. 6ak untuk diproses hukum se&ara sah, hak untuk diperlakukan sama. @. 6ak atas rahasia pri!adi. . 6ak atas ke!e!asan suara hati. Dalaupun hak-hak para pekerja telah di penuhi kadang terjadi suatu permasalahan-permasalahan yang di alami oleh para pekerja yaitu 0.Kolusi !entuk penyogokan yang terjadi pada &alon karya$an yang ingin naik ja!atan
21
2. (amaran peluang kerja yang men&antumkan agama dan ras suku pada media massa. 4. Pelatihan-pelatihan
adi pelatihan dilaksanakan tidak !erdasarkan ke!utuhan yang ada. ). Pem!erian hasil penilaian psikologis
Pem!eritahuan !esaran nominal jumlah gaji kepada pihak yang tidak
!er$enang. Penjelasan dari permasalahan diatas,
pro!lem
pertama
termasuk dalam
permasalahan etika terkait dengan satu diantara tiga pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa "ndonesia <03//=, yaitu nilai mengenai !enar dan salah yang dianut suatu golongan atau !ermasyarakat. Perilaku kolusi menyogok jelas sekali merupakan tindakan jalur pintas demi men&apai tujuannya. >alan pintas yang dilakukan se!enarnya tidak akan menjadi masalah jika dilakukan dalam kerangka norma ke!aikan yang dapat diterima oleh masyarakat. Namun, permasalahannya adalah jalan pintas yang digunakan !ertentangan dengan norma ke!aikan yang semestinya tertera dalam kehidupan !ermasyarakat. Perjalanan untuk men&apai suatu tujuan yang !aik haruslah pula menggunakan &ara yang !aik. ara yang !aik itu adalah dengan mem!erikan usaha yang optimal melalui kemampuan
22
dirinya sendiri. #ehingga, promosi ja!atan itu didapat melalui keringatnya sendiri !ukan !erdasarkan unsur lain yang menyalahi noma ke!aikan yang !erlaku. Pro!lem etika yang kedua !erkaitan erat dengan pengertian etika yang lain adi, pelatihan hanya formalitas kegiatan saja. 6al itu tentu saja merendahkan marta!at.pelatihan itu sendiri. Berkaitan dengan hal itulah menurut kelompok kami, kode etik itu ditetapkan. Permasalahan keempat ini juga termasuk dalam etika dalam kategori pengertian kumpulan asas atau nilai yang !erkenaan dengan akhlak. Tidak etis ketika sum!er data mengenai deskripsi psikologis yang dimiliki oleh seseorang diketahui oleh
23
!anyak pihak. Pengetahuan
akan deskripsi
psikologis
terse!ut
haruslah
mempertim!angkan iGin dari orang !ersangkutan yang memiliki deskripsi psikologis terse!ut dan tujuan yang jelas kenapa data terse!ut di!utuhkan. #elama kedua pertim!angan terse!ut tidak ada, maka tindakan mengetahui hasil data deskripsi psikologis terse!ut tidak di!enarkan
24
"ntegrasi Konsep Etika engan 7ungsi Manajemen #um!er aya manusia Manajemen sum!er daya manusia yang mempunyai peran dalam mendukung dan mem!erikan inisiatif dalam pelaksanaan konsep etika perusahaan mempunyai tugas dalam mengontrol dan mengintegrasikannya ke dalam fungsi-fungsi organisasional yang diem!annya. "mplementasi konsep etika ke dalam fungsifunsi manajemen sum!er daya manusia yaitu 0. #eleksi, perilaku karya$an tidak terlepas pada karakter pri!adi yang di!a$anya.#eperti &ontoh karya$an dengan kemampuan perkem!angan moral yang tinggi akan menunjukkan perilaku dan pemikiran yang le!ih etis. 6al ini menjadi penting dalam proses seleksi karya$an karena jika &alon karya$an memiliki kemampuan perkem!angan moral yang tinggi maka akan le!ih mudah menerima prinsip-prinsip moral uni5ersal di!anding karya$an yang memiliki kemampuan perkem!angan moral yang rendah. alam hal ini !iasanya manajemen mengunakan tes untuk mengukur kemampuan perkem!angan moral untuk menentukan kejujuran dan personalitas serta se!agia alat untuk melihat karakteristik karya$an. 6al yang penting juga dalam prosse seleksi karya$an yang le!ih meniti!eratkan pada penanaman nilai-nilai etika. Karya$an harus mempunyai komitmen pada etika dan menjadi nyaman !er!i&ara mengenai etika. >ika konsep etika diintegrasikan dalam organisasi, maka &alon karya$an yang
25
di!utuhakan adalah orang-orang yang menginginkan standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan. 2. %rientasi Karya$an, tujuan yang penting dalam konsep orientasi karya$an adalah mengajarkan mereka norma-norma, attitude, dan !eliefs yang !erlaku dalam organisasi. Nilai-nilai organisasi dapat dikomunikasikan melalui presentasi formal dan se&ara implisit melalui sejarah dan mitos organisasi. 4. Training, dalam integrasi training menanamkan nilai-nilai etika agar karya$an memilki le!ih luas pengem!angannya dan akti5itas training untuk karya$an memiliki fokus yang !er!eda-!eda. Kareana karya$an diharuskan untuk tahu mengenai aturan- aturan regulasi maupun ke!ajikan, maka penanaman nilai-nilai etika juga harus memfokuskan pada sharing etika antar organisasi. Training juga dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan karya$an dan manajer mengenai kemampuan dalam
mengaplikasikan frame$ork etika dalam
peme&ahan masalah. ). Penilaian Kinerja, proses penilaian kinerja juga dapat diartika se!agai per$ujudan proses keadilan yang mempunyai kriteria seperti konsisten, !e!as dari !ias, didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi dan merupakan representasi dari kinerja yang se!enarnya.. penilaian kinerja seharusnya dikomunikasikan dalam &ara penyampaian informasi mengenai keadilan antar indi5idu. Karya$an seharusnya di!erikan
keterangan, khususnya untuk hasil
yang negatif dan mereka seharusnya diperlakukan sesuai marta!at dan rasa hormat.
26
+. *e$ard dan 6ukuman, pendekatan yang kompleks dapat dilakukan dengan pem!erian re$ard untuk perlakuan yang etis dan hukuman untuk perlakukan kurang etis. engan adanya re$ard, diharapkan !ah$a tuntunan adanay perilaku yang le!ih !eretika tidak dianggap se!agai suatu tam!ahan !e!an. Tentunya re$ard untuk perilaku yang etis dapat menjadi sesuatu yang !erle!ih-le!ihan. Manajemen sum!er daya manusia harus menunjukkan dukungan kepada karya$an yang menginginkan standar etika yang tinggi. #ehingga melalui dukungan terse!ut aspirasi program penanaman nilai-nilai etika dapat di!i&arakan sungguh-sungguh dan le!ih !erarti. 6ukuman menyediakan pem!elajaraan sosial yang penting !agi karya$an untuk menjadi le!ih sadar dan mempunyai kemauan dalam menegakkan nilai-nilai dan etika organisasi. >ika perlu tidak etis tidak perlu di!erkan sanksi, maka karya$an akan !eranggapan !ah$a mereka juga dapat terhindar dari hukuman.
B. D'%e")' Et'!a &aa% Ma"ae%e"
•
Etika adakah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang !aik dan !uruk, !enar dan salah <:riffin=.
•
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika.
$. N'a' Per)("a )e,a#a' Sta"&ar Et'!a
•
Nilai
27
•
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan &ara pandang,
&ara
pikir,
dan
keyakinan
yang
dipegang
oleh
seseorangsehu!ungan dengan segala kegiatan yang di lakukannya
•
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan &ara !erfikir seseorang yang ter$ujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan &ara !erfikir seseorang yang !erlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak se!agai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
BAB III PENUTUP A . KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pem!ahasan diatas maka dapat disimpulkan !ah$a etika sum!er daya manusia merupakan ilmu yamg menerapkan prinsip-prinsip etika dalam hu!ungannya dengan manusia dan kegiatannya. Perlu adanya suatu
28
konsep etika yang terintegrasi ke dalam fungsi-fungsi dalam organisasi. Manajemen sum!er daya manusia dalam hal ini mempunyai peranan yang sangat penting, mengingat manajemen sum!er daya
manusia !ukan
!ertanggungja$a! dalam men&egah perilaku yang tidak etis tetapi juga !ertanggungja$a!
dalam
pengem!angan
moralitas
karya$an
dan
pem!entukkan nilai-nilai etika organisasi. Melalui konsep etika , manajemen sum!er daya manusia tidak hanya harus !ertindak se!agai ethi& $ork tetapi juga se!agai ethi& !roker. engan terintegrasikan konsep etika ke dalam fungsi seleksi, orientasi karya$an, penilaian kinerja, pem!erian re$ard dan hukuman, diharapkan !ah$a konsep etika tidak hanya terlihat se!agai usaha sesaat saja tetapi le!ih pada upaya peningkatan nilai-nilai etika organisasi yang terus-menerus dan !erkelanjutan.
B . SARAN
engan selesainya makalah ini yang mem!ahas tentang Konsep dasar etika manajemen kami mengharapkan !anyak saran dan kritikan dari !er!agai pihak !aik dari pihak dosen, mahasis$a ataupun pem!a&a makalah ini. #emoga makalah yang kami susun ini dapat !ermanfaat !agi kita semua.
29
DAFTAR PUSTAKA
http?IIlista.staff.gunadarma.a&.idIo$nloadsIfilesI410)1IPertemuanJketigaJTang gungJ>a$a!J#osialJdanJEtikaJManajemen.pdf http?IImajour.maranatha.eduIindeC.phpIjurnal-manajemenIarti&leI5ie$I221Ipdf https?IIpengantarmanajemen2104.files.$ordpress.&omI2104I01I!ahan-kuliah).pdf
30