konsep dasar dan penatalaksanaan keracunan makanan dan minuman
MAKALAH
Oleh M Tutus Prasetyo NIM 122310101071 122310101071
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
konsep dasar dan penatalaksanaan keracunan makanan dan minuman
MAKALAH
Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Toksikologi Fasilitator : Ns. Lantin sulistyorini, M.Kes.
Oleh M Tutus Prasetyo NIM 122310101071
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
a.definisi
Keracunan ialah kesan kemasukan bahan "substance" sama ada semulajadi atau sintetik ke dalam tubuh manusia. Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Keracunan adalah masuknya zat atau subtansi ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan ketidak normalan mekanisme dalam tubuh. seseorang dicurigai menderita keracunan bila : 1. Seorang yang sehat mendadak sakit. 2. Gejalanya tak sesuai dengan suatu kadaan patologik tertentu. 3. Gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar. 4. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam waktu yang lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia.
Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk : Padat, misalnya obat-obatan, makanan Gas, misalnya CO Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia. Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara : a. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman. b. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO c. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia Berikut ini adalah Macam-Macam Keracunan yang sering terjadi di masyarakat 1.Keracunan Alkohol Gejala keracunan alkohol : a. Kekacauan mental b. Pupil mata dilatasi (melebar)
c. Sering muntah-muntah d. Bau alkohol Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal : 1. Upayakan muntah bila pasien sadar 2. Pertahankan agar pernapasan baik 3. Bila sadar, beri minum kopi hitam 4. Bawa ke sarana kesehatan 2. Keracunan asetosal/aspirin/naspro Gejala keracunan asetosal/aspirin/naspro : a. Nafas dan nadi cepat b. Gelisah c. Nyeri perut d. Muntah (sering bercampur darah) e. Sakit kepala Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien 2. Bila sadar beri minum air atau susu 3. Bawa ke sarana kesehatan 3. Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya : a. Refleks berkurang b. Depresi pernapasan c. Pupil kecil à akhirnya dilatasi (melebar) d. Shock à bisa koma Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan Pertama : 1. Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntah 2. Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasan 3. Penderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat
4.Keracunan arsen/racun tikus : a. Gejala keracunan arsen/racun tikus : b. Perut dan tenggorokan terasa terbakar c. Muntah, mulut kering d. Buang air besar seperti air cucian beras. e. Nafas dan kotoran berbau bawang f. Kejang syok Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Usahakan agar dimuntahkan 2. Beri minum hangat /susu atau larutan norit 3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit 5.Keracunan bensin/minyak tanah Gejala keracunan bensin/minyak tanah : Inhalasi : nyeri kepala, mual,lemah, sesak nafas Ditelan : Muntah,diare, sangat berbahaya jika terjadi aspirasi (terhisap saluran pernafasan) Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Jangan lakukan muntah buatan 2. Beri minum air hangat 3. Segera kirim kepuskesmas/rumah sakit 6.Keracunan makanan laut Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan keracunan ; Gejala : a. Masa laten 1/3 – 4 jam b. Rasa panas disekitar mulut c. Rasa baal pada ekstremitas d. Lemah
e. Mual, muntah f. Nyeri perut dan diare Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama: 1. Netralisir dengan cairan 2. Upayakan muntah
7.Keracunan jengkol Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya. Gejala : a. Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol b. Sakit pinggang yang diserta sakit perut c. Nyeri waktu buang air kecil d. Buang air kecil disertai darah. Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama: 1. minum air putih yang banyak 2. Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya. 3. Segera kirim ke puskesmas / rumah sakit 8.Keracunan jamur Gejala alam yang muncul dalam jarakbeberapa menit sa mpai 2 jam. Gejala : a. Sakit perut b. Muntah c. Diare d. Berkeringat banyak Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:
1. Netralisasi dengan cairan 2. Upayakan pasien muntah 3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit 9.Keracunan Makanan Penyebab adalah staphylococcus. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam. Gejala : a. Mual, muntah b. Diare c. Nyeri perut d. Nyeri kepala, demam e. Dehidrasi f. Dapat menyerupai disentri Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Muntah buatan 2. Beri minuman yang banyak 3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit b. Penyebab
Banyak hal yang bisa menjadi penyebab keracunan makanan, yaitu: Norovirus. Norovirus masuk kedalam tubuh melalui air, sayuran serta kerang yang terkontaminasi feses/kotoran tinja. Rotavirus. Rotavirus merupakan penyebab utama kasus keracunan makanan pada bayi dan anak-anak. Rotavirus dapat masuk kedalam tubuh melalui kontaminasi feses/tinja pada makanan ataupun saat mereka berbagi tempat bermain. Salmonella.
Bakteri salmonella dapat masuk ketubuh melalui makanan yang tidak dimasak hingga matang, seperti telur unggas, makanan laut ataupun produk susu. Campylobacter. Bakteri campylobacter masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah, susu mentah ataupun air yang terkontaminasi kotoran hewan. Escherichia coli/E. Coli. Bakteri Escherichia coli/E. Coli masuk kedalam tubuh melalui konsumsi daging yang kurang matang, susu yang tidak ter-pasteurisasi atau air minum yang terkontaminasi tinja. Listeria Monocytogenes. Bakteri Listeria Monocytogenes masuk kedalam tubuh bersama sajian yang tidak di masak, misalnya lalapan. Clostridium Botulinum/Botulism. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan dalam kemasan kale ng yang mengandung toksin. Apabila
keracunan
makanan
sudah
terlanjur
terjadi, penanggulangan
keracunan
makanan dapat dilakukan dengan cara: Konsumsi Norit. Konsumsi norit merupakan cara efektif sebagai salah satu penyerap apapun dalam perut karena bersifat arang aktif. Konsumsi norit hanya efektif untuk keracunan makanan yang terjadi didalam usus atau lambung saja, namun tidak efektif pada racun yang sudah terlanjur menyebar pada aliran darah. Selain itu norit juga menyerap sari-sari makanan yang diperlukan tubuh, yang tentu saja merugikan. Konsumsi air kelapa hijau. Konsumsi air kelapa hijau dimaksudkan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang keluar bersama muntah dan diare. Minum susu.
Susu bersifat mengikat racun dalam tubuh agar tidak beredar lebih jauh, selain itu susu bisa memicu muntah agar dapat mengeluarkan racun dalam makanan lebih banyak. Namun perlu diketahui bahwa susu tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa ataupun alergi laktosa. Tidak memberikan makanan padat kepada penderita. Sebaiknya tidak memberikan makanan padat kepada penderita, terutama jika penderita masih mual/muntah. Akan lebih baik jika penderita diberikan cairan sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah/diare. Makanan boleh diberikan kepada penderita jika penderita berhenti mual/muntah. Makanan yang diberikan hendaknya yang bersifat lunak dan dalam porsi kecil agar mudah dicerna, misalnya bubur. Hindari memberikan minuman berkafein dan yang terlalu manis. Hindari memberikan makanan dan minuman yang memicu alergi penderita. C. klasifikasi a.botollium Racun yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum adalah neurotoksin/botulinin. Bakteri Clostridium botulinum dapat membentuk spora yang sangat tahan panas. Bakteri ini ditemukan pada makanan kaleng yang proses pemanasannya tidak memadai. Makanan kaleng yang sering menyebabkan botulism adalah makanan yang berasam rendah dan sedang seperti buncis, jagung manis, bit, asparagus dan bayam. Botulism mungkin juga terjadi pada ikan asap. Berdasarkan
perbedaan
sifat
antigenik
dari
racun
botulinin
yang
dihasilkan, C.
botilinum dibedakan menjadi 7 tipe, yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Galur yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah tipe A, B, E, dan tipe F, sedan gkan tipe C dan D menyebabkan penyakit pada bangsa burung dan mamalia selain manusia. Tipe G belum diketahu apakah menyebabkan penyakit. Dosis yang fatal dari racun botulinin biasanya ditetapkan secara relative berdasarkan dosis yang mematikan (lethal dose) dari tikus yaitu MLD (Mouses Lethal Dose) per kg berat badan, manusia umumnya lebih sensitif daripada kera.
b. Tempe bongkrek Pseudomonas cocovenenans Bakteri Pseudomonas
cocovenenans sering
menyebabkan
keracunan
karena
mengkonsumsi tempe bongkrek. Tempe bongkrek adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kelapa dan difermentasi dengan jamur tempe (Rhizopus sp). Bakteri ini dapat menghasilkan 2 macam racun, yaitu toksoflavin dan asam bongkrek.Pseudomonas cocovenenans dapat memecah minyak kelapa dengan memproduksi enzim yang dapat menghidrolisa gliserida menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol selanjutnya diubah menjadi toksoflavin, sedangkan asam lemak, terutama asam oleat diubah menjadi asam bongkrek yang tidak berwarna. Toksin yang dihasilkan bakteri ini bersifat antibiotik terhadap jamur tempe, sehingga kontaminasi bakteri ini dapat ditandai dengan hasil fermentasi tempe yang tidak baik, karena pertumbuhan jamur terganggu. Toksoflavin merupakan suatu antibiotika yang keaktifannya telah terbukti terhadap beberapa mikroba. Toksoflavin sangat efektif menghambat pertumbuhan beberapa bakteri seperti E.
coli,
S.
aureus,
Shigella, dan Bacillus
subtilis,
tetapi
kurang
efektif
terhadap Pseudomonas dan Proteus. Tikus yang disuntik dengan 5 – 10 mg toksoflavin ke dalam tubuhnya akan mati dalam waktu satu jam, tetapi jika toksoflavin tersebut diberikan melalui mulut (per oral) ternyata kurang beracun. Kera dengan berat badan 1 kg yang diberi 1 – 2 mg toksoflavin hanya akan merasa pusing dan mengantuk, kemudian akan normal kembali setelah 12 jam. LD-50 secara oral 8,4 mg/kg. Toksin asam bongkrek merupakan toksin yang tidak berwarna dan sangat berbahaya bagi manusia. Di samping itu asam bongkrek merupakan antibiotik yang sangat aktif terhadap kapang Rhizopus sp, P. glaucum, Cladosporium cucumerinum, S. cerevisiae dan B. subtilis. Kera dengan berat badan 1 – 2 kg yang diberi 1 – 1,5 mg asam bongkrek dalam bentuk garam natrium yang tidak murni, melalui mulut dapat menyebabkan kematian. Asam bongkrek lebih beracun daripada toksoflavin. Asam bongkrek dapat mengganggu metabolisme glikogen dengan mobilisasi glikogen dari hati sehingga terjadi hiperglikemia (peningkatan kadar gula di dalam darah). Setelah
persediaan glikogen di dalam hati dan otot habis, akan menjadi hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun) dan akhirnya menimbulkan kematian. Konsumsi toksin dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 4 hari. Dosis fatal (LD50) adalah 1 – 1,5 mg/kg bb monyet atau 1,41 mg/kg bb tikus. Untuk mencegah pertumbuhan Pseudomonas cocovenenans dapat dilakukan dengan menurunkan pH ampas kelapa yang akan difermentasi menjadi 5,5 atau di bawahnya, dan menambahkan daun cilincing. Di samping itu pencegahan sebelum pengolahan dengan penggunaan bahan-bahan mentah yang bersih dan bebas dari kontaminasi mikroba, dan perlu diperhatikan kebersihan ruang, peralatan dan higiene perorangan. c. sianida Sianida terkadang masih suka digunakan di pertambangan untuk mengekstraksi emas dan perak. Hal ini yang masih menjadi kontroversi terhadap keselamatan pertambangan emas dan perak, karena kebocoran sianida bisa mempengaruhi kesehatan manusia dan makhluk hidup disekitarnya. Sianida merupakan racun yang berpotensi mematikan, karena zat ini membuat tubuh tidak dapat menggunakan oksigen untuk mempertahankan tubuhnya. Zat ini bisa berbentuk gas seperti hidrogen sianida atau dalam bentuk kristal s eperti potasium sianida atau sodium sianida. Gas sianida dapat diserap melalui inhalasi (paru-paru), kulit atau ingesti (mulut menuju perut) dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Jika zat ini masuk ke dalam tubuh bisa menghambat kerja enzim tertentu di dalam sel, mengganggu penggunaan oksigen oleh sel dan dapat menyebabkan kematian sel. Pada dosis tertentu, zat ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu 15 menit saja akibat kekurangan oksigen. Racun sianida biasanya dioleskan pada pinggir gelas, botol minum atau disuntikkan ke dalam batu es. Sianida hanya bereaksi sebagai hidrogen sianida bebas, oleh karena itu garam-garam yang ditelan harus bertemu dengan air atau asam lambung sebelum membebaskan asam hidro-sianida, proses ini hanya butuh waktu beberapa detik. Penggunaan racun sianida untuk bunuh diri digunakan tokoh kontroversial Nazi, Hitler, yang diduga minum kapsul sianida sebelum menembakkan kepalanya. d. golongan ikan Histamin Racun histamin terdapat pada ikan scombroid seperti i kan tuna, mackerel dan tongkol. Histamin yang ada merupakan hasil peruraian asam amino histidin oleh aktivitas bakteri yang
mengkontaminasi ikan. Gejala keracunan adalah sakit kepala hebat, diare, mual, muntahmuntah, sulit menelan dan bentol-bentol pada kulit. Gejala timbul dalam waktu beberapa menit sampai satu jam setelah mengkonsumsi ikan dan akan hilang kurang lebih 12 jam. Pencegahan keracunan dapat dilakukan dengan segera memasak dan mengkonsumsi ikan setelah ditangkap dan ikan segera didinginkan dengan proses yang memadai. e. zat tambahan makanan Zat Adiktif Makanan a. Antioksidan yaitu bahan untuk mencegah/menghambat oksidasi (ketengikan). Contoh : BHA(Butil Hidroksi Anisol), BHT (Butil Hidroksi Toluena), TBHQ (Tersier Butil Hidroksi Quinolin) b. Pengatur keasaman adalah bahan untuk mengatur keasaman. Contoh : Asam asetat(asam cuka), asam sitrat, asam tartrat. c. Pemanis sintetis untuk mengatur rasa manis atau menggantikan gula. Contoh : Sakarin, siklamat dan Aspartam. d. Pengawet adalah bahan untuk mencegah atau menghambat penguraian(kerusakan) makanan oleh mikroorganisme. Contoh : Asam benzoate, asam sorbat e. Pewarna digunakan untuk memperbaiki atau member warna pada makanan. Contoh : beta karoten , turmeric, tartrazin, karmoisin. f. Penyedap rasa untuk mempertegas rasa. Contoh : Vetsin (MSG), HPV (Hydrolisis Vegetable Protein), garam guanilat dan garam inosilat. D. Patofisiolgi
Keracuanan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung,gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat da bahan kimia ). Terjadi mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat . Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat ( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh – KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat – tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp ( menimbulakan stimulasi kemudian depresi SSP ) E. Manifestasi Klinis
1. Gejala yang paling menonjol meliputi a. Kelainan Visus b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat c. Gangguan Saluran pencernaan d. Kesukaran bernafas 2. Keracunan ringan a. Anoreksia b. Nyeri kepala c. Rasa lemah d. Rasa takut e. Tremor pada lidah dan kelopak mata f. Pupil miosis 3. Keracunan sedang a. Nausea b. Muntah – muntah
c. Kejang dan kram perut d. Hipersalifa e. Hiperhidrosis f. Fasikulasi otot g. Bradikardi 4. Keracunan berat a. Diare b. Reaksi cahaya negatif c. Sesak nafas d. Sianosis e. Edema paru f. Inkontinensia urine dan feses g. Kovulsi h. Koma i. Blokade jantung akhirnya meninggal G. Komplikasi 1. Syok Neurogenik 2. CHF 3. Gagal ginjal
F. Penatalaksanaan
1. Tindakan Emergensi Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan inkubasi
Breathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau pernafasan tidak adekuat Circulasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan perbaiki perfusi jaringan. 2. Resusitasi Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Infus dextrose 5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran pernafasan, hindari obat – obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut ke mulut, sebab racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong. Pernafasan buatan hanya di lakukan dengan meniup face masuk atau menggunakan alat bag – valve – mask. 3. Identifikasi penyebab Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari penyebab keracunan tidak sampai menunda usaha – usaha penyelamatan penderita yang harus segera di lakukan. 4. Mengurangi absorbsi Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan dengan merangsang muntah, menguras lambung, mengabsorbsi racun dengan karbon aktif dan membersihkan usus 5. Meningkatkan eliminasi Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau asam, dosis multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfusi.
DAFTAR PUSTAKA
Halim Mubin A..2001.Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosa dabn Terapi. Jakarta :EGC Panitia Pelantikan Dokter FK-UGM.1987. Penatalaksanaan Medik, Senat Mahasiswa Fak.Kedokteran.: UGM Purnawan J., Atiek S.S.1982.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius. Arisman. 2009. Keracunan Makanan:Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC. Emerton, D M. 1989. Principle And Practise Of nursing. Australia: University of Quennsland Press. Phipps. 1999. Medikal Surgical Nursing: Consept dan Clinical Pratise. Toronto: Mosby Year Book