Konsep Dasar dan Filosofi Pendidikan Nilai Diposkan oleh Pendidikan adalah hidupku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nilai berperanan penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia yang utuh. Pembinaan nilai sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dapat menjadi sarana ampuh dalam menangkal pengaruh-pengaruh negatif baik pengaruh yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. !ejalan dengan derap laju pembangunan dan laju perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni "IP#$%!& serta arus reformasi sekarang ini pembinaan nilai semakin dirasa penting sebagai salah satu alat pengendali bagi ter'apainya tujuan pendidikan nasional se'ara utuh. (amun sekarang ini tampak ada gejala di kalangan anak muda bahkan orang tua yang menunjukkan bahwa mereka mengabaikan nilai dan moral dalam tata krama pergaulan yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat yang beradab "'i)il so'iety&. Dalam era reformasi sekarang ini seolah-olah orang bebas berbuat apa saja sesuai dengan kehendaknya. Misalnya perkelahian massal penjarahan pemerkosaan pembajakan kendaraan umum penghujatan perusakan tempat ibadah lembaga pendidikan kantor-kantor pemerintahan dan sebagainya yang menimbulkan korban jiwa dan korban kemanusiaan. Bangsa Indonesia saat ini tidak hanya mengalami proses pendangkalan nilai yang seharusnya dimiliki serta dihayati dan dijunjung tinggi. (ilai-nilai itu kini bergeser dari kedudukan dan fungsinya serta digantikan oleh keserakahan ketamakan kekuasaan kekayaan dan kehormatan. Dengan pergeseran fungsi dan kedudukan nilai itu kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dirasakan semakin hambar dan keras rawan terhadap kekerasan ke'emasan bentrok fisik "kerusuhan& dan merasa tidak aman. Dekadensi Dekade nsi moral juga ter'ermin dalam sikap dan perilaku masyarakat yang tidak dapat menghargai orang lain hidup dan perikehidupan bangsa dengan manusia sebagai indikator harkat dan martabatnya. (ilai-nilai moral menempatkan hak asasi manusia "*AM& sebagai ukuran pen'egahan pelanggaran-pelanggaran berat seperti pembunuhan pemerkosaan perkelahian pen'ulikan pembakaran perusakan dan lain-lain. Dengan demikian salah satu problematika kehidupan bangsa yang terpenting di abad ke-+, adalah nilai moral dan akhlak. %emerosotan nilai-nilai moral yang mulai melanda masyarakat kita saat ini tidak lepas dari ketidakefektifan penanaman nilai-nilai moral baik di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat se'ara keseluruhan. $fekti)itas paradigma pendidikan nilai yang berlangsung di jenjang pendidikan formal hingga kini masih sering diperdebatkan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka kami menyusun sebuah makalah sederhana yang berjudul Makna dan ilosofi Pendidikan (ilai dalam Pendidikan /mum0 sebagai sebuah atensi dalam membumikan Pendidikan (ilai di Indonesia pada umumnya dan khususnya di lembaga-lembaga pendidikan itu sendiri. B. 1umusan Masalah Pembahasan makalah ini dibatasi oleh beberapa beb erapa rumusan masalah sebagai berikut2 ,. Apakah yang dimaksud dengan nilai3 +. Bagaimana klasifikasi nilai3 4. Bagaimana hierarki nilai3 5. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan (ilai3
6. Apa #ujuan Pendidikan (ilai3 7. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan /mum3 8. Bagaimana filosofi Pendidikan (ilai3 9. #ujuan Penulisan !e'ara umum penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan makna Pendidikan (ilai dan filosofinya. !edangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk2 ,. Mengetahui definisi nilai +. Mengetahui klasifikasi dan hierarki nilai 4. Mengetahui definisi Pendidikan (ilai 5. Mengetahui tujuan Pendidikan (ilai 6. Mengetahui definisi Pendidikan /mum 7. Mengetahui filosofi Pendidikan (ilai D. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode analisis deskriftif dan kajian pustaka. $. !istematika /raian Dalam bab I dijelaskan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah rumusan masalah tujuan penulisan metode penulisan dan sistematika uraian. !ementara dalam bab II dibahas mengenai definisi nilai klasifikasi nilai hierarki nilai definisi Pendidikan (ilai tujuan Pendidikan (ilai definisi Pendidikan /mum dan filosofi Pendidikan (ilai. !ed angkan dalam bab III berisi kesimpulan.
BAB II MAKNA DAN FILOSOFI PENDIDIKAN NILAI DALAM PENDIDIKAN UMUM A. Definisi (ilai Menurut Baier "Mulyana +::52 ;& nilai sering kali dirumuskan dalam konsep yang berbeda beda hal tersebut disebabkan oleh sudut pandangnya yang berbeda-beda pu la. 9ontohnya seorang sosiolog mendefinisikan nilai sebagai suatu keinginan kebutuhan dan kesenangan seseorang sampai pada sanksi dan tekanan dari masyarakat. !eorang psikolog akan menafsirkan nilai sebagai suatu ke'enderungan perilaku yang berawal dari gejala-gejala psikologis seperti hasrat motif sikap kebutuhan dan keyakinan yang dimiliki se'ara indi)idual sampai pada tahap wujud tingkah lakunya yang unik. !ementara itu seorang antropolog melihat nilai sebagai harga yang melekat pada pola budaya masyarakat seperti dalam bahasa adat kebiasaan keyakinan hukum dan bentuk-bentuk organisasi sosial yang dikembangkan manusia. Perbedaan pandangan mereka dalam memahami nilai telah berimplikasi pada perumusan definisi nilai. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi nilai yang masing-masing memiliki tekanan yang berbeda. Allport "Mulyana +::52 <& mendefinisikan nilai sebagai sebuah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. !ebagai seorang ahli psikologi kepribadian Allport menyatakan bahwa nilai terjadi pada wilayah psikologis yang disebut keyakinan. %eyakinan merupakan wilayah psikologis tertinggi dari wilayah lainnya seperti hasrat motif sikap keinginan dan kebutuhan. =leh karenanya keputusan benar-salah baik-buruk indah-tidak indah pada wilayah ini merupakan hasil dari sebuah rentetan proses psikologis yang kemudian
mengarahkan indi)idu pada tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan nilai pilihannya. %upperman "Mulyana +::52 <& menafsirkan nilai sebagai patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara 'ara-'ara tindakan alternatif. Ia memberi penekanan pada norma sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku manusia. !ebagai seorang sosiolog %upperman memandang norma sebag ai salah satu bagian terpenting dari kehidupan sosial. =leh karena itu salah satu bagian terpenting dalam proses pertimbangan nilai ")alue judgement& adalah pelibatan nilai-nilai normatif yang be rlaku di masyarakat. !edangkan %lu'khohn "Brameld ,<68& mendefinisikan nilai sebagai konsepsi "tersirat atau tersurat yang sifatnya membedakan indi)idu atau 'iri-'iri kelompok& dari apa yang diinginkan yang mempengaruhi pilihan terhadap 'ara tujuan antara dan tujuan akhir tindakan. Menurut Brameld pandangan %ul'hohn tersebut memiliki banyak implikasi terhadap pemaknaan nilainilai budaya dan sesuatu itu dipandang bernilai apabila dipersepsi sebagai sesuatu yang diinginkan. Makanan uang rumah memiliki nilai karena memiliki persepsi sebagai sesuatu yang baik dan keinginan untuk memperolehnya memiliki mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang. (amun tidak hanya materi yang memiliki nilai gagasan dan konsep juga dapat menjadi nilai seperti2 kejujuran kebenaran dan keadilan. %ejujuran misalnya akan menjadi sebuah nilai bagi seseorang apabila ia memiliki komitmen yang dalam terhadap nilai itu yang ter'ermin dalam pola pikir tingkah laku dan sikap. !ementara itu Mulyana "+::52 ,,& menyederhanakan definisi nilai sebagai suatu rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Menurutnya definisi ini dapat mewakili definisi-definisi yang dipaparkan di atas walaupun 'iri-'iri spesifik seperti norma keyakinan 'ara tujuan sifat dan 'iri-'iri nilai tidak diungkapkan se'ara eksplisit. B. %lasifikasi (ilai Dalam teori nilai yang digagasnya !pranger "Mulyana +::52 4+& menjelaskan ada enam orientasi nilai yang sering dijadikan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya. Dalam pemun'ulannya enam nilai tersebut 'enderung menampilkan sosok yang khas terhadap pribadi seseorang. %e-enam nilai tersebut adalah sebagai berikut2 ,. (ilai teoretik2 (ilai ini melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan dan membuktikan kebenaran sesuatu. (ilai teoretik memiliki kadar benar-salah menurut pertimbangan akal. =leh karena itu nilai erat dengan konsep aksioma dalil prinsip teori dan generalisasi yang diperoleh dari sejumlah dan pembuktian ilmiah. %omunitas manusia yang tertarik pada nilai ini adalah para filosof dan ilmuwan. +. (ilai ekonomis2 (ilai ini terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung-rugi. =bjek yang ditimbangnya adalah harga0 dari suatu barang atau jasa. %arena itu nilai ini lebih mengutamakan kegunaan sesuatu bagi kehidupan manusia. =leh karena pertimbangan nilai ini relatif pragmatis !pranger melihat bahwa dalam kehidupan manusia seringkali terjadi konflik antara kebutuhan nilai ekonomis ini dengan nilai lainnya. %elompok manusia yang tertarik nilai ini adalah para pengusaha dan ekonom. 4. (ilai estetik2 (ilai estetik menempatkan nilai tertingginya pada bentuk dan keharmonisan. Apabila nilai ini ditilik dari subyek yang memiliknya maka akan mun'ul kesan indah-tidak indah. (ilai estetik berbeda d engan nilai teoretik. (ilai estetik lebih mengandalkan pada hasil penilaian pribadi seseorang yang bersifat subyektif sedangkan nilai teroretik lebih melibatkan penilaian obyektif yang diambil dari kesimpulan atas sejumlah fakta kehidupan. (ilai estetik banyak dimiliki oleh para seniman seperti musisi pelukis atau peran'ang model.
5. (ilai sosial2 (ilai tertinggi dari nilai ini adalah kasih sayang di antara manusia. %arena itu kadar nilai ini bergerak pada rentang kehidupan yang indi)idualistik dengan yang altruistik. !ikap yang tidak berpraduga jelek terhadap orang lain sosiabilitas keramahan serta perasaan simpati dan empati merupakan kun'i keberhasilan dalam meraih nilai sosial. (ilai sosial ini banyak dijadikan pegangan hidup bagi orang yang senang bergaul suka berderma dan 'inta sesama manusia. 6. (ilai politik2 (ilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. %arena itu kadar nilainya akan bergerak dari intensitas pengaruh yang rendah sampai pengaruh yang tinggi "otoriter&. %ekuatan merupakan faktor penting yang berpengaruh pada diri seseorang. !ebaliknya kelemahan adalah bukti dari seseorang kurang tertarik pada nilai ini. Dilihat dari kadar kepemilikannya nilai politik memang menjadi tujuan utama orang-orang tertentu seperti para politisi dan penguasa. 7. (ilai agama2 !e'ara hakiki sebenarnya nilai ini merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai sebelumnya. (ilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari #uhan. (ilai tertinggi yang harus di'apai adalah kesatuan "unity&. %esatuan berarti adanya keselarasan semua unsur kehidupan antara kehendak manusia dengan kehendak #uhan antara u'apan dengan tindakan antara i>tikad dengan perbuatan. ! pranger melihat bahwa pada sisi nilai inilah kesatuan filsafat hidup dapat di'apai. Di an tara kelompok manusia yang memiliki orientasi kuat terhadap nilai ini adalah para nabi imam atau orang-orang sholeh.
9. *irarki (ilai Menurut !'heler "Mulyana +::52 4;& nilai dalam kenyataannya ada yang lebih tinggi dan ada juga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan yang lainnya. =leh karena itu nilai menurut !'heler memiliki hierarki yang dapat dikelompokkan ke dalam empat tingkatan yaitu2 ,. (ilai kenikmatan. Pada tingkatan ini terdapat sederet nilai yang menyenangkan atau sebaliknya yang kemudian orang merasa bahagia atau menderita. +. (ilai kehidupan. Pada tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang penting bagi kehidupan misalnya kesehatan kesegaran badan kesejahteraan umum dan lain-lain. 4. (ilai kejiwaan. Pada tingkatan ini terdapat nilai kejiwaan yang sama sekali tidak bergantung pada keadaan jasmani atau lingkungan. (ilai-nilai sema'am ini adalah keindahan kebenaran dan pengetahuan murni yang di'apai melalui filsafat. 5. (ilai %erohanian. Pada tingkatan ini terdapat nilai yang su'i maupun tidak su'i. (ilainilai ini terutama lahir dari ketuhanan sebagai n ilai tertinggi. *ierarki nilai tersebut ditetapkan !'heler dengan menggunaka n empat kriteria yaitu2 semakin lama semakin tinggi tingkatannya? semakin dapat dibagikan tanpa mengurangi maknanya semakin tinggi nilainya? semakin tidak tergantung pada nilai-nilai lain semakin tinggi esensinya? semakin membahagiakan semakin tinggi fungsinya. D. Definisi Pendidikan (ilai %ohlberg et al. "Djahiri ,<<+2 +8& menjelaskan bahwa Pendidikan (ilai adalah rekayasa ke arah2
"a& Pembinaan dan pengembangan struktur dan potensi@komponen pengalaman afektual "affe'ti)e 'omponent eperien'es& atau jati diri0 atau hati nurani manusia "the 'onsiense of man& atau suara hati "al-Colb& manusia dengan perangkat tatanan nilai-moral-norma. "b& pembinaan proses pelakonan "eperien'ing& dan atau transaksi@interaksi dunia afektif seseorang sehingga terjadi proses klarifikasi niai-moral-norma ajuan nilai-moral-norma "moral judgment& atau penalaran nilai-moral-norma "moral reasoning& dan atau pengen dalian nilai-moral-norma "moral 'ontrol&. !edangkan menurut ine'off ",<;82 ,-4& jika kita membahas tentang Pendidikan (ilai maka minimalnya berhubungan dengan tiga dimensi yakni2 identifi'ation of a 'ore of personal so'ial )alues philosopy and rational inCuiry into the 'ore and de'ision making related to the 'ore based on inCuiry and response. Ia juga mengungkapkan "hakam +::62 6& bahwa Pendidikan (ilai adalah pendidikan yang mempertimbangkan objek dari sudut pandang moral yang meliputi etika dan norma-norma yang meliputi estetika yaitu menilai objek dari sudut pandang keindahan dan selera pribadi serta etika yaitu menilai benar@salahnya dalam hubungan antar pribadi. Dahlan "+::826& mengartikan Pendidikan (ilai sebagai suatu proses kegiatan yang dilaksanakan se'ara sistematis untuk melahirkan manusia yang memiliki komitmen kognitif komitmen afektif dan komitmen pribadi yang berlandaskan nilai-nilai agama. !ementara itu !oelaeman ",<;82 ,5& menambahkan bahwa Pendidikan (ilai adalah bentuk kegiatan pengembangan ekspresi nilai-nilai yang ad a melalui proses sistematis dan kritis sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas kognitif dan afektif peserta didik. !enada dengan hal di atas *asan ",<<72 +6:& memiliki persepsi bahwa Pendidikan (ilai merupakan suatu konsep pendidikan yang memiliki konsep umum atribut fakta dan data keterampilan antara suatu atribut dengan atribut yang lainnya serta memiliki label "nama diri& yang dikembangkan berdasarkan prinsip pemahaman penghargaan identifikasi diri penerapan dalam perilaku pembentukan wawasan dan kebiasaan terhadap nilai dan moral. Adapun !umantri ",<<42 ,7& beliau memahami Pendidikan (ilai sebagai suatu akti)itas pendidikan yang penting bagi orang dewasa dan remaja baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah karena penentuan nilai0 merupakan suatu akti)itas penting yang harus kita pikirkan dengan 'ermat dan mendalam. Maka hal ini merupakan tugas pendidikan "masyarakat didik& untuk berupaya meningkatkan nilai-moral indi)idu dan masyarakat. $. #ujuan Pendidikan (ilai Dalam Li)ing Ealues $du'ation "+::52 ,& dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan (ilai adalah2 to help individual think about and reflect on different values and the practical implications of expressing them in relation to them selves, other, the community, and the world at large, to inspire individuals to choose their own personal, social, moral and spiritual values and be aware of practical methods for developing anf deepening them0. Lorraine ",<<72 <& pun berpendapat2 in the teaching learning of value education should emphasizing on the establishing and guiding student in internalizing and practing good habits and behaviour in their everyday life as a citizen and as a member of society0. Adapun tujuan Pendidikan (ilai menurut Apnie)e-/($!9= ",<<72 ,;5& adalah untuk membantu peserta didik dalam mengeksplorasi nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis
sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas berfikir dan perasaannya. !ementara itu *ill ",<<,2 ;:& meyakini bahwa Pendidikan (ilai ditujukan agar siswa dapat menghayati dan mengamalkan nilai sesuai dengan keyakinan agamanya konsesus masyarakatnya dan nilai moral uni)ersal yang dianutnya sehingga menjadi karakter pribadinya. !e'ara sederhana !uparno "+::+2 86& melihat bahwa tujuan Pendidikan (ilai adalah menjadikan manusia berbudi pekerti. *akam "+:::2 ;& dan Mulyana "+::52 ,,<& menambahkan bahwa pendidikan nilai bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami dan menempatkan nilainilai se'ara integral dalam kehidupan mereka. Dalam proses Pendidikan (ilai tindakan-tindakan pendidikan yang lebih spesifik dimaksudkan untuk men'apai tujuan yang lebih khusus. !eperti dikemukakan komite AP$ID "Asia and #he Pasifi' Programme of $du'ation Inno)ation for De)elopment& Pend idikan (ilai se'ara khusus ditujukan untuk2 "a& menerapkan pembentukan nilai kepada anak "b& menghasilkan sikap yang men'erminkan nilai-nilai yang diinginkan dan "'& membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian tujuan Pendidikan (ilai meliputi tindakan mendidik yang berlangsung mulai dari usaha penyadaran nilai sampai pada perwujudan perilaku-perilaku yang bernilai "/($!9= ,<<5&. . Definisi Pendidikan /mum Menurut 9ohen Arthur ",<<;& yang dimaksud dengan Pendidikan /mum adalah the pro'ess of de)eloping a framework on whi'h to pla'e knowledge stemming from )arious souer'e. Pendidikan /mum adalah proses pembangunan suatu kerangka kerja yang tekanannya pada pengetahuan dari berma'am-ma'am sumber. 1. =. *and P. B. Bibna ",<<:2 87& menjelaskan bahwa2 General Education is the making of: 1) complete man, ) mental physical heart, !) social ad"ustment, understanding of other people, responsivenes to other need with is cou nterpart of good manners, #) personal ad"ustment, the individual understanding of himselves, his poises and ade$uence in copying with real situation.0 olf %lafki ",<;62 4+,& mengatakan2 General Education is the development of human power , the comprehensive education of man, the education of head, heart and hand, general education for all .0 P. *. Pheni ",<752 8& pun memiliki definisi sendiri. Menurutnya Pendidikan (ilai adalah2 General Education should develope in everyone, general education is the process of engineering essential meaning, to lead to fulfillment of human live the entargement and deeping of meaning .0 !ementara itu Draper $. ",<;:2 +6& menyebutkan2 0General Education is that every one must have for satisfactory and efficient living, regardless of what one plans to make his life work 0. Dalam Eentura 9ollege "+::52 ,& Pendidikan /mum diartikan sebagai berikut2 General Education: % program of courses in the arts and sciences that provides students with a broad educational experience& 'ourses typically are introductory in nature and provide students with fundamental skills and knowledge in mathematics, English, arts, humanities, and physical, biological, and social sciences& (ransfer students often take these classes while attending a community college& 'ompletion of a general education program is re$uired for a baccalaureate degree.0 Dalam !% Mendiknas (o.::;-$@/@,<86 disebutkan bahwa Pendidikan /mum ialah pendidikan yang bersifat umum yang wajib diikuti oleh semua siswa dan men'akup program Pendidikan
Moral Pan'asila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik. Mulyana ",<<<2 ,+,& mengatakan bahwa Pendidikan /mum merupakan pendidikan yang harmonis yang mengembangkan aspek kogitif afektif dan psikomotorik. (amun penekannya lebih besar pada aspek afektif "nilai moral sikap dsb&. aridah ",<<+2 66& menyatakan bahwa Pendidikan /mum adalah program pendidikan yang membina kepribadian warga negara peserta didik menjadi manusia seutuhnya melalui pembinaan nilai-nilai untuk men'apai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. *al ini sejalan dengan tujuan dari Pendidikan /mum yaitu membina manusia indonesia seutuhnya. !umaatmadja "+::+2 <4-<5& mengungkapkan bahwa tujuan Pendidikan /mum di Indonesia dalam ketetapan MP1 II@MP1@,<;; sangat rin'i yakni? aspek kognitif "ke'erdasan ino)atif dan kreatif& aspek afektif "beriman bertaCwa berbudi pekerti berkepribadian disiplin tangguh tanggung jawab kesetiakawanan sosial dan per'aya diri& dan aspek psikomotornya "bekerja keras tangguh terampil sehat jasmani dan rohani&. Bila dikaitkan dengan bobot nalarnya dapat disimpulkan bahwa tujuan yang hendak di'apai adalah nalar intelektual emosional sosial dan spiritual. Djahiri "+::52 ,& mengatakan tujuan Pendidikan /mum sebagai pembelajaran adalah salah satu kebutuhan dasar manusia baik se'ara kodrati Ilahiyyah maupun sebagai insan sosial-politikekonomi. !ebagai insan kodrati Allah melengkapi potensi ragawi dan pan'a indera manusia dengan akal pikiran dan hati nurani "al-Falb& berikut fungsi dan perannya. !ikun Pribadi ",<;,2 ,,& Pendidikan /mum itu mempunyai tujuan? "a& membiasakan siswa berpikir obyektif kritis dan terbuka "b& memberikan pandangan tentang berbagai jenis nilai hidup seperti kebenaran keindahan kebaikan? "'& menjadi manusia yang sadar akan dirinya sebagai makhluk sebagai manusia dan sebagai pria dan wanita dan sebagai warga negara? "d& mampu menghadapi tugasnya bukan saja karena menguasai bidang profesinya tetapi karena mampu mengadakan bimbingan dan hubungan sosial yang baik dalam lingkungannya. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa makna pendidikan nilai dalam Pendidikan /mum adalah suatu sistem pendidikan yang membantu peserta didik dalam mengembangkan nilai-nilai kognitif dan afektif agar ia mampu menjadi manusia seutuhnya manusia yang tidak hanya 'erdas akalnya namun juga lembut hatinya dan terampil tangannya. G. ilosofi Pendidikan (ilai !e'ara filosofis pendidikan adalah sebuah tindakan fundamental yaitu perbuatan yang menyentuh akar-akar hidup kita sehingga mengubah dan menentukan hidup manusia. Hadi mendidik adalah suatu perbuatan yang fundamental karena mendidik itu mengubah dan menentukan hidup manusia. Pendidikan itu me-manusia-kan manusia "Driyarkara ,<<,&. Pendidikan adalah untuk kehidupan bukan untuk memenuhi ambisi-ambisi yang bersifat pragmatis. Pendidikan bukan non )itae sed s'holae dis'imus "belajar bukan untuk kehidupan melainkan untuk sekolah&. Pendidikan harus ber'orak non s'holae sed )itae dis'imus kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk kehidupan. Dalam pendidikan untuk kehidupan hal utama yang dilakukan adalah menenamkan nilai-nilai. Pendidikan nilai bukan saja perlu karena dapat mengembalikan filosofi dasar pendidikan yang seharusnya non s'holae sed )itae dis'imus namun juga perlu karena 'iri kehidupan yang baik terletak dalam komitmen terhadap nilai-nilai2 nilai kebersamaan kejujuran kesetiakawanan kesopanan kesusilaan dan lain-lain. Menurut Piet G.= nilai adalah sifat yang be rharga dari suatu hal benda atau pribadi yang memenuhi kebutuhan elementer manusia yang memang serba butuh atau menyempurnakan
manusia yang memang tak kunjung selesai dalam pengembangan dirinya se'ara utuh menyeluruh dan tuntas "Piet G= ,<<:&. !elaras dengan pemikiran-ini *ans Honas mengatakan bahwa nilai adalah the addresse of a yes nilai adalah sesuatu yang selalu kita setujui "Adimassana +::,&. Hadi pendidikan nilai adalah manifestasi dari non s'holae sed )itae dis'imus. (ilai merupakan kebenaran atau realitas sejati yang akan terus di'ari oleh setiap indi)idu. !ejak manusia lahir ia mulai melakukan pen'arian. Ia ingin berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ia sentuh benda-benda memasukan benda ke dalam mulut melemparkan dan mengamati hasilnya. %etika ia mulai dapat berbi'ara ban yak hal yang ia tanyakan2 apa ini3 Apa itu3 Ia terus berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya "(a-Ayudhya +::;2 ;-< %neller ,<<8,2 +&. Apa sesungguhnya yang disebut dengan kebenaran sejati itu3 %ebenaran sejati adalah sesuatu yang tak berubah dan tidak tergantung pada ruang dan waktu serta bersifat uni)ersal. Hika sesuatu benar di sini maka iapun harus benar di mana saja. Hika sesuatu benar hari ini maka ia juga harus benar besok. Hika ia benar besok maka iapun harus benar lusa. Hika ia benar ,:: tahun yang lalu maka iapun harus benar ,::: tahun kemudian dan seterusnya "(a-Ayudhya +::;2 ;-<&. Lalu dimana sesungguhnya kebenaran sejati itu dapat ditemukan3 %ebenaran sejati hanya dapat ditemukan dengan memulai melakukan pen'arian di dalam diri. Pen'arian sesuatu dalam diri merupakan awal dari pen'arian kebenaran sejati. Inilah yang disebut dengan pen'arian pengetahuan diri sejati self-knowledge atau pengetahuan tentang diri atau kesadaran jati diri self-realiation "(a-Ayudhya +::;2 ;-<&. an arafa nafsahu fa$ad arafa rabbahu siapa yang mengerti dirinya ia akan menemukan #uhannya. #uhan adalah sumber dan sekaligus k ebenaran sejati. Pen'arian pengetahuan diri sejati atau pengembangan kesadaran jati diri merupakan topik utama dalam wa'ana kajian filsafat pendidikan nilai. Berpijak pada pola kandungan filsafat maka Pendidikan (ilai juga mengandung tiga unsur utama yaitu ontologis Pendidikan (ilai epistemologis Pendidikan (ilai dan aksiologis Pendidikan (ilai. ,. Dasar =ntologis Pendidikan (ilai Pertama-tama pada latar filsafat diperlukan dasar ontologis dari Pendidikan (ilai. Adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan Pendidikan (ilai melalui pengalaman pan'a indera adalah dunia pengalaman manusia se'ara empiris. =bjek materil Pendidikan (ilai adalah manusia seutuhnya manusia yang lengkap aspek-aspek kepribadiannya. =bjek formal Pendidikan (ilai dibatasi pada manusia seutuhnya di dalam fenomena atau situasi pendidikan. Di dalam situasi sosial manusia sering kali berperilaku tidak utuh hanya menjadi mahluk berperilaku indi)idual dan@atau mahluk sosial yang berperilaku kolektif. !istem nilai harus terwujud dalam hubungan inter dan antar pribadi yang menjadi syarat mutlak "'onditio sine Cua non& bagi terlaksananya mendidik dan mengajar. *al itu terjadi mengingat pihak pendidik yang berkepribadian sendiri se'ara utuh memperlakukan peserta didik se'ara terhormat sebagai pribadi pula. Hika pendidik tidak bersikaf afektif utuh demikian maka menurut Gordon ",<86& akan menjadi mata rantai yang hilang "the missing link& atas faktor hubungan peserta didik-pendidik atau antara siswa-guru. Dengan begitu pendidikan hanya akan terjadi se'ara kuantitatif sekalipun bersifat optimal sedangkan kualitas manusianya belum tentu utuh. +. Dasar $pistemologis Pendidikan (ilai Dasar epistemologis diperlukan oleh Pendidikan (ilai atau pakar Pendidikan (ilai demi mengembangkan ilmunya se'ara produktif dan bertanggung jawab. Pendidikan (ilai
memerlukan pendekatan fenomenologis yang akan menjalin studi empirik dengan studi kualitatif fenomenologis. %arena penelitian tidak hanya tertuju pada pemahaman dan pengertian melainkan untuk men'apai kearifan fenomena pendidikan. Inti dasar epistemologis ini adalah agar dapat ditentukan bahwa dalam menjelaskan objek formalnya telaah Pendidikan (ilai tidak hanya mengembangkan ilmu terapan melainkan menuju kepada telaah teori dan Pendidikan (ilai sebagai ilmu otonom yang mempunyai objek formal sendiri atau problamatikanya sendiri sekalipun tidak hanya menggunakan pendekatan kuantitatif atau pun eksperimental "9ampbell !tanley ,<74&. Dengan demikian uji kebenaran pengetahuan sangat diperlukan se'ara korespodensi se'ara koheren dan sekaligus se'ara praktis dan atau pragmatis "1andall Bu'hler ,<5+& 4. Dasar Aksilogis Pendidikan (ilai %emanfaatan teori Pendidikan (ilai tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia se'ara beradab. =leh karena itu nilai Pendidikan (ilai tidak hanya bersifat intrinsik sebagai ilmu seperti seni untuk seni melainkan juga nilai ekstrinsik. Dan ilmu digunakan untuk menelaah dasar-dasar kemungkinan bertindak dalam praktek melalui kontrol terhadap pengaruh yang negatif dan meningkatkan pengaruh yang positif dalam pendidikan. Dengan demikian Pendidikan (ilai tidak bebas nilai mengingat hanya terdapat batas yang sangat tipis antar pekerjaan Pendidikan (ilai dan tugas pendidik sebagai pedagok. Dalam hal ini sangat rele)an sekali untuk memperhatikan Pendidikan (ilai sebagai bidang yang sarat nilai. Itulah sebabnya Pendidikan (ilai memerlukan teknologi pula tetapi pendidikan bukanlah bagian dari iptek. (amun harus diakui bahwa Pendidikan (ilai belum jauh pertumbuhannya dibandingkan dengan kebanyakan ilmu sosial dan ilmu perilaku.
BAB III KESIMPULAN
#erpuruknya bangsa dan negara Indonesia dewasa ini tidak hanya disebabkan oleh krisis ekonomi melainkan juga oleh krisis nilai dan akhlak. =leh karena itu perekonomian bangsa menjadi ambruk korupsi kolusi nepotisme dan perbuatan-perbuatan yang merugikan bangsa merajalela. Perbuatan-perbuatan yang merugikan dimaksud adalah perkelahian perusakan perkosaan minum minuman keras dan bahkan pembunuhan. %eadaan seperti itu terutama krisis nilai dan akhlak terjadi karena kesalahan dunia pendidikan atau kurang berhasilnya dunia pendidikan dalam menyiapkan generasi muda bangsanya. Dunia pendidikan telah melupakan tujuan utama pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan se'ara simultan dan seimbang. Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan tetapi melupakan pengembangan sikap@nilai dan perilaku dalam pembelajarannya. Dunia pendidikan sangat meremehkan mata-mata pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa. Di sisi lain tidak dimungkiri bahwa pelajaran-pelajaran yang mengembangk an karakter bangsa seperti Pendidikan Pan'asila dan %ewarganegaraan "PP%(& Pendidikan Agama Ilmu Pengetahuan !osial dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak menekankan pada aspek kognitif daripada aspek afektif dan psikomotor. Di samping itu penilaian dalam mata-mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan nilai belum se'ara total mengukur sosok utuh pribadi siswa. Memperhatikan hal-hal tersebut terjadi gugatan dan hujatan terhadap dunia pendidikan kepada
guru dan terhadap proses pembelajaran. Di samping itu terjadi pembi'araan dan diskusi tentang perlunya pemberian pelajaran nilai budi pekerti se'ara terpisah dari mata-mata pelajaran yang sudah ada atau se'ara terintegrasi ke dalam mata-mata pelajaran yang sudah ada "PP%( Pendidikan Agama dan sejenisnya& kepada para siswa sekolah dasar pada khususnya. =leh karena itu reposisi re-e)aluasi dan redefinisi terhadap JrumpunJ P endidikan (ilai khususnya dipandang perlu agar tujuan kurikuler dan tujuan nasional pendidikan yang bermaksud menyiapkan generasi bangsa yang berwatak luhur dapat ter'apai. Penyusun2 irman 1obiansyah #eni Maryatin dan Ahmad !arbini "Mahasiswa !+ dan !4 P/ /PI& DAFTAR PUSTAKA Anonimous. +::;. Dari (on Eitae sed !'holae Dis'imus Menuju (on !'holae sed Eitae Dis'imu. http2@@krisnaster.blogspot.'om ,: =ktober +::;. $lmubarok K. "+::;&. embumikan *endidikan +ilai. Bandung2 Alfabeta. George . %eneller. tt. ntroduction to (he *hilosophy of Education. Hohn iley !ons In'. (ew ork. (a-Ayudhya Art-=ng Humsai. +::;. odel *embela"aran +ilai -emanusian (erpadu ./uman 0alues ntegrated ntructional odel &. ayasan Pendidikan !athya !ai Indonesia. Hakarta. %urniawan %. +::;. Paradigma Baru Pendidikan Moral. http2@@groups.google.'o.id +8 Agustus +::;. Mulyana 1. +::5. engartikulasikan *endidikan +ilai. Bandung2 Alfabeta. !omad M.A. "+::8&. *engembangan odel *embinaan +ilainilai -eimanan dan -eberagamaan 2iswa di 2ekolah .2tudi -asus di 2%+ 3andung)& Disertasi Doktor pada !Ps /PI2 tidak diterbitkan. !udrajat A. "+::;& -onsep, 4uang 5ingkup dan 2asaran *endidikan 6mum& =nlineN. #ersedia2 http2@@akhmadsudrajat.wordpress.'om@+::;@,,@:;@ konsep-ruang-lingkup-dan-sasaran pendidikan-umum. ,, (o) +::;N #iweng #. "+::;&. *enanaman *endidikan +ilai. =nlineN. #ersedia2 http2@@www. freelists.org@ar'hi)es@ppi@:<-+::6@msg::++6.html. ,, (o)ember +::; N
#rimo. "+::8&. *endekatan *enanaman +ilai dalam *endidikan& =nlineN. #ersedia2 http2@@resear'hengines.'om@:;:8trimo.html. ,7 !ept +::;N Kakaria #.1. "+::;& *endekatanpendekatan *endidikan +ilai dan mplementasi dalam *endidikan 3udi *ekerti. =nlineN. #ersedia2 http2@@groups.yahoo. 'om @group@pakguruonline@message@,4,. ,, (o)ember +::;&