BAB I PENDAHULUAN
Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timb timbul ulny nyaa
berb erbagai agai macam acam geja gejala la,,
sala salah h
satu satuny nyaa
adal adalah ah mata ata
mera merah. h.
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya lensa kontak.1,2 Dua bentuk konjungtivitis bakterial, yaitu konjungtivitis bakterial akut dan kron kronik ik..
Konj Konjun ungt gtiv ivit itis is
Coryne Corynebac bacteri terium um
bakt bakter erii
akut akut
dise diseba babk bkan an
dipthe diptherica rica,, pseudomonas, pseudomonas,
oleh oleh
neisseria, neisseria,
dan
Stre Strept ptok okok okus us,, hemo emophilu ilus.
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disert ai dengan dengan sekret purulen. purulen. Konjungtivis Konjungtivis gonore disebabkan disebabkan oleh bakteri bakteri Neisseria gonorrhoeae. gonorrhoeae. Konjungtivitis gonore merupakan penyakit menular seksual yang dapat dapat ditula ditularkan rkan secara secara langsu langsung ng dari dari transmis transmisii genita genital-m l-mata, ata, kontak kontak genital genital-tangan-mata, atau tansmisi ibu-neonatus selama persalinan.1- !ambar !ambaran an klinis klinis konjun konjungti gtivit vitis is gonore gonore pada pada bayi bayi dan anak anak ditemuk ditemukan an kelainan kelainan bilateral dengan sekret kuning kuning kental, sekret dapat bersi"at serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan tebal. Pada orang de#asa gambaran klinisnya mirip dengan konjungtivitis gonore pada bayi dan anak, tetapi mempunyai perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. 2 Diagnosis pasti konjungtivitis gonore, yaitu pemeriksaan sekret dengan pe#arnaan metilen biru dimana akan terlihat diplokok di dalam sel leukosit. Dengan Dengan pe#arnaan pe#arnaan !ram akan terdapat sel intraselular intraselular atau ekstraselular ekstraselular dengan si"at !ram negati".2 Pengobatan Pengobatan untuk konjungti konjungtivitis vitis gonore, ialah pasien dira#at dan diberi antibiotik sistemik dan dapat juga diberikan secara topikal. Pada pasien yang resisten terhadap penisillin dapat diberikan ce"tria$one. %e"tria$one merupakan golongan se"alosporin generasi . Salep eritromisin, basitrasin, gentamisin, dan 1
cipro"loksasin direkomendasikan untuk terapi topikal. &rigasi mata dengan normal salin setiap '-(' menit untuk membuang debris, sel in"lamasi dan protease. Pengobatan dihentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan kali berturut-turut hasil negati". 1,2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Konjungtiva2,3
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata )konjungtiva palpebralis* dan permukaan anterior sklera )konjungtiva bulbaris*. Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu + •
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar
•
digerakkan dari tarsus. Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di
•
ba#ahnya. Konjungtiva "orniks yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan "orniks berhubungan dengan sangat longgar dengan
jaringan diba#ahnya sehingga bola mata mudah bergerak. Konjungtiva di vaskularisasi oleh arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis
dengan bebas dan bersama vena konjungtiva yang umumnya
mengikuti pola arterinya membentuk jaring-jaring vaskuler konjungtiva yang
2
sangat banyak. Pembuluh lim"e konjungtiva tersusun didalam lapisan super"isial dan pro"undus, bergabung dengan pembuluh lim"e palpebra membentuk pleksus lim"atikus. Konjungtiva menerima persara"an dari percabangan nervus trigeminus yaitu nervus o"talmikus. Sara" ini memiliki serabut nyeri yang relati" sedikit.
!ambar 1. natomi Konjungtiva
B. Konjungtivis Gono! ". D!#inisi
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai dengan sekret purulen. Konjungtivitis gonore adalah penyakit menular seksual yang dapat ditularkan secara langsung dari transmisi genitalmata, kontak
genital-tangan-mata,
atau
tansmisi ibu-neonatus
selama
persalinan.1- 2. Etio$ogi
Konjungtivis gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. !onokok merupakan bakteri yang sangat patogen, virulen, dan bersi"at invasi" sehingga reaksi radang terhadap bakteri ini sangat berat.2 or"ologi Neisseria
Gonorrhoeae
1. %iri rganisme Secara umum ciri Neisseriae gonorrhoeae ialah bakteri !ram negati", diplokokus non motil, berdiameter / ',0 m. asing-masing kokus berbentuk ginjal. Ketika bakteri ini berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan. 2. Karakteristik Pertumbuhan Neisseriae gonorrhoeae paling baik tumbuh pada kondisi aerob. ereka membutuhkan syarat pertumbuhan yang kompleks. Neisseria gonorrhoeae menghasilkan oksidase dan memberikan reaksi oksidase positi", tes oksidase merupakan kunci dalam mengidenti"ikasi bakteri tersebut. Ketika bakteri terlihat pada kertas "ilter yang telah direndam dengan tetrametil para"enilenediamin hidroklorida )oksidase*, Neisseria gonorrhoeae akan dengan cepat berubah #arna menjadi ungu tua. !onokokus paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein he#an dan dalam ruang udara yang mengandung 34 % 2. Pertumbuhannya dapat dihambat oleh beberapa bahan beracun dari media seperti asam lemak dan garam. rganisme dapat cepat mati dengan pengeringan, penjemuran, pemanasan, dan desin"ektan. ereka menghasilkan en5im autolitik yang dihasilkan dari pembengkakan yang cepat dan lisis in vitro pada suhu 236% dan pada p7 alkalis. rganisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu 3-8 o% dan p7 8,2-8,(. !ram negati" diplokokus biasa terlihat didalam neutro"il. !onokokus terdiri dari mor"ologi, tipe 1 dan 2 bersi"at patogenik dan tipe dan tidak bersi"at patogenik. 9ipe 1 dan 2 memiliki vili yang bersi"at virulen dan terdapat pada permukaannya, sedangkan tipe dan tidak memiliki vili dan bersi"at non-virulen. :ili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang. 1,
%. Pato#isio$ogi
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. &ritasi apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi. &ritasi yang terjadi ketika mata terin"eksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. Sel darah putih dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai discharge yang tebal kuning kehijauan. Perjalanan penyakit ini pada orang de#asa secara umum, terdiri atas stadium+ 1. &n"iltrati" ;erlangsung < hari, ditemukan kelopak dan konjungtiva yang kaku disertai rasa sakit pada perabaan. Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar dibuka. 9erdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior, konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan menebal. Pada orang de#asa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol, mata terasa nyeri, dan dapat disertai dengan tanda-tanda in"eksi umum. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu. 2. Supurati" atau purulenta ;erlangsung 2- minggu. !ejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra
masih
bengkak,
hiperemis,
tetapi
tidak
begitu
tegang.
;le"arospasme masih ada. Sekret campur darah keluar terus-menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensi "ibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak, sehingga harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa. . Konvalesen )penyembuhan* ;erlangsung 2- minggu. !ejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak in"iltrati". Pada konjungtiva bulbi masih ada injeksi konjungtiva, tapi tidak kemotik, dan sekret jauh berkurang. ;ila tidak diobati, biasanya tidak tercapai stadium &&&, meskipun ada yang mengatakan bah#a penyakit ini dapat sembuh dengan spontan. 2
D. Gam&aan K$inis
3
Pada bayi dan anak ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersi"at serous, tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan tebal. Pada orang de#asa gambaran klinis meskipun mirip dengan o"talmia neonatorum, tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertro"i papiler yang besar. Konjungtiva bulbi superior paling sering mengalami in"eksi karena pada konjungtiva bulbi superior tertutup oleh palpebra dan suhunya sama dengan suhu tubuh yang mengakibatkan bakteri akan lebih mudah berkembang biak. Pada orang de#asa in"eksi ini dapat terjadi berminggu-minggu. 1-
E. P!m!i'saan P!nunjang
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan pe#arnaan !ram atau !iemsa untuk mengetahui bakteri penyebab dan uji sensitivitas untuk perencanaan pengobatan. Pada pemeriksaan sekret dengan pe#arnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan konjungtiva, yang diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan di#arnai dengan metilen biru 14 selama 1 < 2 menit. Setelah dibilas dengan air, dikeringkan dan diperiksa di ba#ah mikroskop. Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang intraseluler, sel epitel, dan lekosit, disamping diplokok ekstraseluler yang menandakan bah#a proses sudah berjalan menahun. ;ila pada anak didapatkan hasil positi" gonokok, maka kedua orang tua harus diperiksa. =ika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera diobati. 1,3 Pemeriksaan pe#arnaan !ram pada konjungtivitis gonore akan ditemukan gonokokus !ram negati". ( %ara pemeriksaan + •
Siapkan preparat dari sekret atau kerokan konjungtiva diatas gelas objek. Setelah itu di"iksasi di atas api bunsen sebanyak kali. >alu didinginkan
•
9etesi preparat tersebut dengan 5at #arna Karbol !entian :iolet. Diamkan selama ' detik - 1 menit. ;ilas dengan air mengalir.
(
•
9ambahkan >ugol selama ' detik - 1 menit. Kemudian cuci dengan air.
•
;ilas preparat dengan alkohol ?(4 selama 2 detik hingga 5at #arna larut kemudian bilas dengan akuades. 9etesi preparat dengan karbol "uhsin@sa"ranin. Diamkan selama ' detik.
•
;ilas dengan akuades. Keringkan preparat dan diatasnya diberi satu tetes minyak imersi. mati di
•
ba#ah mikroskop. 7asilnya, yaitu bakteri !ram positi" ber#arna ungu, bakteri !ram negati"
•
ber#arna merah Kultur >empeng agar modi"ikasi 9hayer-artin yang telah diinokulasi harus diinkubasi pada suhu 3o% dalam udara lembab yang diperkaya dengan karbon dioksida )stoples lilin*, dan harus diobservasi tiap hari selama 2 hari. >aboratorium yang mengerjakan sejumlah besar spesimen untuk Neisseria gonorrhoeae sering kali lebih suka menggunakan agar coklat non-selekti" yang diperkaya dengan &so vitale$, atau suplemen yang setara, selain media 9 yang selekti", karena sebanyak -1'4 galur gonokokus di daerah tertentu mungkin peka terhadap konsentrasi vancomycin yang digunakan dalam media selekti". Koloni gonokokus mungkin masih belum tampak setelah 2 jam. Koloni tersebut timbul setelah 0 jam sebagai koloni kelabu sampai putih, opak, menonjol, dan berkilau, dengan ukuran dan mor"ologi yang berbeda. 8 Aji Besistensi &solat Neisseria gonorrhoeae harus diskrining secara rutin untuk melihat produksi B-laktamase dengan salah satu dari uji-uji yang disarankan, seperti uji nitroce"in. Antuk uji nitroce"in, dibuat suspensi pekat dari beberapa koloni dalam tabung kecil berisi ',2 ml larutan saline, kemudian ','23 ml nitroce"in ditambahkan ke dalam suspensi dan dicampur selama satu menit. Perubahan #ama yang cepat dari kuning menjadi merah muda atau merah, menunjukkan bah#a jalur tersebut menghasilkan B-laktamase.8
(. P!ngo&atan
8
Pengobatan dimulai bila terlihat diplokok batang intraseluler pada pe#arnaan !ram negati" dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore. •
Pasien dira#at dan diberi antibiotik sistemik dan dapat juga diberikan secara topikal. Pada pasien yang resisten terhadap penisillin dapat diberikan ce"ria$one. %e"tria$one merupakan golongan se"alosporin generasi . Konjungtivitis gonokokus tanpa ulkus kornea diberikan injeksi ce"tria$one 1g intramuskular. Pasien dengan ulkus kornea diobati dengan intravena ce"tria$one 1g setiap 12 jam untuk hari. Salep eritromisin, basitrasin, gentamisin, dan cipro"lo$acin direkomendasikan untuk terapi topikal.
•
&rigasi mata dengan normal salin setiap '-(' menit untuk membuang debris, sel in"lamasi dan protease.
•
Pengobatan dihentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan kali berturut-turut hasil negati". 1-
G. Kom)$i'asi
Komplikasi yang dapat terjadi ialah tukak kornea marginal terutama bagian atas, yang dimulai dengan in"iltrat, kemudian menjadi ulkus. Keadaan ini bisa terjadi pada stadium 1 dan 2, dimana terdapat ble"arospasme dengan pembentukan sekret
yang banyak, sehingga sekret
menumpuk diba#ah
konjungtiva palpebra superior, ditambah lagi bakteri gonokok mempunyai en5im proteolitik yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis tanpa didahului kerusakan epitel kornea. Komplikasi lebih lanjut dapat terjadi per"orasi kornea yang dapat mengakibatkan endo"talmitis dan pano"talmitis sehingga terjadi kebutaan total.1,
0
BAB III LAP*+AN KASUS
Seorang penderita perempuan, usia ' tahun, bangsa &ndonesia, suku inahasa, agama Kristen Protestan, alamat ;ahu >ingkungan &&, masuk rumah sakit tanggal 23 =uli 2'13 dengan keluhan utama mata kiri merah dan nyeri.
ANANESIS
ata kiri merah dan nyeri dialami penderita sejak / 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini disertai juga dengan mata berbelek, mata terasa seperti terkena bulu mata, dan kelopak mata bengkak dan sukar dibuka. Bi#ayat trauma
?
atau terkena sesuatu pada mata disangkal. Bi#ayat alergi disangkal. Bi#ayat menggosok mata dengan tangan )C*.
PEE+IKSAAN (ISIK Status G!n!a$is
Keadaan umum
+ 9ampak sakit sedang
Kesadaran
+ %ompos entis
9ekanan darah
+ 12'@0' mm7g
adi
+ ?2 kali@menit
Bespirasi
+ 2 kali@menit
Suhu
+ (,0 ⁰%
Kepala
+ dalam batas normal
9horaks
+ jantung dan paru dalam batas normal
bdomen
+ abdomen dalam batas normal
Ekstrimitas
+ de"ormitas )-*, edema )-*, akral hangat, capillary refill time F2G
Status Psi'iati
Sikap penderita kooperati", selama pera#atan diruangan ekspresi #ajah dan sikap yang ditunjukkan baik. Status N!uo$ogis
otorik dan sensorik normal, re"leks "isilogis )C*, re"leks patologis )C* Status *#ta$mi'us
a. Pemeriksaan subjekti" •
:isus okulus dekstra + (@(
9&D + @palpasi
•
:isus okulus sinistra + (@(
9&S + @palpasi
b. Pemeriksaan bjekti" Segmen nterior •
&nspeksi D
+
Palpebra
+ Adem )-*
Konjungtiva+ sekret )-*, injeksi konjungtiva dan siliar )-*, kemosis )-* Kornea
+ erosi )-*
%
+ normal
1'
&ris@pupil + normal >ensa •
&nspeksi S
+ Palpebra
+ jernih + Adem )C*
Konjungtiva
+ sekret purulen )C*, injeksi konjungtiva )C*, injeksi siliar )C*, kemosis )C*
Kornea
+ erosi )-*
%
+ normal
&ris@pupil
+ normal
>ensa
+ jernih
•
Palpasi D
+ nyeri tekan )-*, tumor )-*, 9& normal per palasi
•
Palpasi S
+ nyeri tekan )C*, tumor )-*, 9& normal per palpasi
PEE+IKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sekret dengan pe#arnaan !ram + bakteri diplokokus !ram negati".
+ESUE
Seorang penderita perempuan ' tahun datang ke Bumah Sakit Amum Pro". B. D. Kandou dengan keluhan utama merah pada mata kiri disertai nyeri sejak /1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lainnya, yaitu mata berbelek, mata terasa seperti terkena bulu mata, kelopak mata bengkak dan sukar dibuka. Bi#ayat menggosok mata dengan tangan )C*. Pemeriksaan "isik generalis, psikiatri dan neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan o"talmikus okulus dekstra tidak didapati kelainan. Pemeriksaan o"talmikus okulus sinistra didapatkan visus normal )(@(*, tekanan intraokuler normal@palpasi. Pada inspeksi mata kiri didapati sekret purulen, injeksi konjungtiva, injeksi siliar, kemosis, dan edema palpebra. Pada palpasi ditemukan
11
nyeri tekan pada mata kiri. Pada pemeriksaan sekret dengan pe#arnaan !ram didapatkan hasil adanya bakteri diplokokus !ram negati".
GABA+
DIAGN*SIS
D
+ Emetropia
S
+ Konjungtivitis gonore
PENANGANAN •
%e"tria$one 2$1 gr &:
•
:igamo$ )mo$i"lo$acin 7%l* ED tetes@jam S
•
!entamisin eye zalf 3 dd app S
•
&rigasi S dengan a%l ',?4
P+*GN*SIS
Huo ad vitam
+ bonam
Huo ad sanationam
+ bonam
Huo ad "unctionam
+ bonam
12
BAB III PEBAHASAN
Dasar diagnosis konjungtivitis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan
"isik
o"talmologi,
dan
pemeriksaan
penunjang.
;erdasarkan anamnesis, keluhan utama penderita, yaitu mata kiri merah dan nyeri sejak /1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini disertai juga dengan mata berbelek, mata terasa seperti terkena bulu mata, dan kelopak mata bengkak dan sukar dibuka. 7al ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bah#a gejala klinis konjungtivis gonore pada orang de#asa, berupa mata merah, kelopak mata
1
nyeri, bengkak, kaku, dan sukar dibuka. Pada orang de#asa juga dapat disertai tanda-tanda in"eksi umum.2 Pemeriksaan "isik generalis, psikiatri dan neurologis dalam batas normal. 7asil pemeriksaan o"talmikus okulus dekstra tidak didapati kelainan. Pada pemeriksaan o"talmikus okulus sinistra didapatkan visus normal )(@(*, tekanan intraokuler normal@palpasi. Pada inspeksi mata kiri didapati sekret purulen, injeksi konjungtiva, injeksi siliar, kemosis, dan edema palpebra. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan pada mata kiri. ;erdasarkan kepustakaan tanda-tanda konjungtivitis gonore, yaitu konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan menebal, edema palpebra, pseudomembran pada konjungtiva tarsal, dan adanya sekret purulen. 1, Pemeriksaan penunjang pada kasus ini ialah pemeriksaan sekret dengan pe#arnaan !ram. 7asilnya didapatkan adanya bakteri diplokokus !ram negati". Secara umum ciri Neisseriae gonorrhoeae ialah bakteri !ram negati", diplokokus non motil, berdiameter mendekati ',0 m. asing-masing kokus berbentuk ginjal. Pengobatan yang diberikan pada penderita ini adalah injeksi ce"tria$one 1gr intravena setiap 12 jam, vigamo$ )mo$i"lo$acin 7%l* tetes mata 1 tetes per jam, gentamisin salep mata 3 kali pemberian, dan irigasi mata dengan normal salin. ;erdasarkan kepustakaan pengobatan dimulai bila terlihat !ram negati" diplokok batang intraseluler pada pe#arnaan dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore. Pasien dira#at dan diberi antibiotik sistemik dan dapat juga diberikan secara topikal. Pada pasien yang resisten terhadap penisillin dapat diberikan ce"tria$one.
%e"tria$one
merupakan
golongan
se"alosporin
generasi
.
Konjungtivitis gonore tanpa ulkus kornea diberikan injeksi ce"tria$one 1g intramuskular. Pasien dengan ulkus kornea diobati dengan injeksi ce"tria$one 1g intravena setiap 12 jam untuk hari. Salep eritromisin, basitrasin, gentamisin, dan cipro"lo$acin direkomendasikan untuk terapi topikal. &rigasi mata dengan normal salin setiap '-(' menit untuk membuang debris, sel in"lamasi dan protease. Pengobatan dihentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan kali berturut-turut hasil negati". 1- Komplikasi yang dapat terjadi bila tidak diobati, berupa, tukak kornea marginal terutama bagian atas, yang dimulai dengan in"iltrat, kemudian menjadi
1
ulkus. Keadaan ini bisa terjadi pada stadium 1 dan 2, dimana terdapat ble"arospasme dengan pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk diba#ah konjungtiva palpebra superior, ditambah lagi bakteri gonokok mempunyai en5im proteolitik yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis tanpa didahului kerusakan epitel kornea.1, Prognosis dari ulkus kornea tergantung dari cepat lambannya penderita mendapat pengobatan, imunitas penderita, dan adanya penyulit atau komplikasi. 1- Prognosis pada kasus ini ialah bonam, karena pasien cepat datang berobat ke rumah sakit, dan belum ada komplikasi yang terjadi.
BAB IPENUTUP
7asil
anamnesis,
pemeriksaan
"isik,
dan
pemeriksaan
penunjang
membuktikan pasien didiagnosis dengan konjungtivitis gonore okulus sinistra. Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.1 !ejala konjungtivitis gonore pada bayi dan anak ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersi"at serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan tebal. Pada orang de#asa gejala klinisnya mirip dengan gejala pada bayi dan anak, tetapi mempunyai perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental.2,
13
Pengobatan konjungtivitis gonore, yaitu pasien dira#at dan diberi antibiotik sistemik dan dapat juga diberikan secara topikal, serta irigasi mata dengan normal salin setiap '-(' menit untuk membuang debris, sel in" lamasi dan protease.1- Prognosis pada kasus ini ialah bonam, karena pasien cepat datang berobat ke rumah sakit, dan belum ada komplikasi yang terjadi.
DA(TA+ PUSTAKA
1. >iesegang 9=, Skuta !>, %antor >;, editors. &n + E$ternal disease and corneal. Section 0 2''8-2''0. &n"ectious disease o" the e$ternal eyes + ;asic %oncepts. San Irancisco+ merican cademy o" phthalmology. p. 11-?1. 2. &lyas S7, Julianti SB. &lmu penyakit mata. =akarta+ IKA& 2'12. h.1-12,11(8. . :oughan D!, sbury 9, Eva PB. "talmologi Amum )Edisi 18*. =akarta+ E!%. 2'1'. h. 1'-1?. . eisseria !onorrhoeae Lserial onlineM. 2''0. Lcited 2'13 =ul 23M. vailable "rom+ http+@@mikrobia."iles.#ordpress.com@2''0@'3@devina-'81111.pd" . 3. &ndriatmi N. Duh 9ubuh !enital Lserial onlineM. 2'11. Lcited 2'13 =ul 23M. vailable"rom+http+@@repository.ui.ac.id@contents@koleksi@11@'cdd"23"2a8c c30(((0e(b"(eae'dbd0.pd" .
1(
(. 9eknik Pe#arnaan !ram &denti"ikasi ;akteri Lserial onlineM. 2'11. Lcited 2'13 =ul 23M. vailable "rom+ http+@@mikrobiolaut."iles.#ordpress.com@2'11@'@modul-.pd". 8. Jerhaegen =:, Engbaek K, Bohner P, Piot P, 7euck !%. Prosedur >aboratorium Dasar Antuk ;akteriologi Klinis + Penyakit enular Seksual. Edisi 2. 2''. p+82-88.
18