REFERAT ILMU PENYAKIT MATA
KONJUNGTIVITIS
DISUSUN OLEH : KESUMA LARASATI 406100116
PEMBIMBING :
dr. Siti Fatimah, Sp. M
Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta RS Sumber Waras
2011 BAB I PENDAHULUAN
Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berb berbaga agaii maca macam m geja gejala la,, sala salahh satu satuny nyaa adala adalahh mata mata mera merah. h. Konj Konjun ungt gtiv ivit itis is dapat dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa. Konjungtivi Konjungtivitis tis virus biasanya mengenai satu mata. Pada konjungtivi konjungtivitis tis ini, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit. Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair. Konjungtivitis papiler raksasa adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak. Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata. Konjungtivitis virus biasanya tidak diobati, karena akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Walaupun demikian, beberapa dokter tetap akan memberikan larutan astringen agar mata senantiasa bersih sehingga infeksi sekunder oleh bakteri tidak terjadi dan air mata buatan untuk mengatasi kekeringan dan rasa tidak nyaman di mata. Obat Obat tete tetess atau atau sale salepp anti antibi biot otik ik bias biasan anya ya digu diguna naka kann untu untukk meng mengob obat atii konjungtivitis bakteri. Antibiotik sistemik juga sering digunakan jika ada infeksi di bagian tubuh lain. Pada konjungtivitis bakteri atau virus, dapat dilakukan kompres hangat di daerah mata untuk meringankan gejala. Tablet atau tetes mata antihistamin cocok diberikan pada konjungtivitis alergi. Selain itu, air mata buatan juga dapat diberikan agar mata mata tera terasa sa lebi lebihh nyam nyaman an,, sekal sekalig igus us meli melindu ndungi ngi mata mata dari dari papa papara rann aler alergen gen,, atau atau mengencerkan alergen yang ada di lapisan air mata. Untuk konjungtivitis papiler raksasa, pengobatan utama adalah menghentikan paparan dengan benda yang diduga sebagai penyebab, misalnya berhenti menggunakan lensa kontak. Selain itu dapat diberikan tetes mata yang berfungsi untuk mengurangi peradangan dan rasa gatal di mata. Pada dasarnya konjungtivitis adalah penyakit ringan, namun pada beberapa kasus dapat berlanjut menjadi penyakit yang serius. Untuk itu tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter mata jika terkena konjungtivitis.
2
BAB II KONJUNGTIVITIS 2.1 Definisi
Konju Konjung ngti tivi viti tiss lebi lebihh diken dikenal al seba sebagai gai pink pink eye, eye, yait yaituu adany adanyaa infl inflam amas asii pada pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasan biasanya ya menyeb menyebabka abkann mata mata rusak. rusak. Bebera Beberapa pa jenis jenis konjun konjungti gtivit vitis is dapat dapat hilang hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan. 2.2. Gejala dan Tanda klinis
Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing, yaitu tergores atau panas, sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia. Jika ada rasa sakit agaknya kornea terkena. Sakit pada iris atau corpus siliaris mengesankan terkenanya kornea. Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemia, berair mata, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papiler, kemosis (edem stroma konjungtiva), folikel (hipertrofi lapis limfoid stroma), pseudomembranosa dan membran, granuloma, dan adenopati pre-aurikuler.¹ Hiperemia adalah tanda paling mencolok pada konjungtiva akut. Kemerahan paling nyata nyata pada pada fornik fornikss dan mengur mengurang ang ke arah arah limbu limbuss diseba disebabkan bkan dilata dilatasi si pembul pembuluhuh pembul pembuluh uh konjun konjungti gtiva va poster posterior ior.. Warna Warna merah merah terang terang menges mengesank ankan an konjungt konjungtivi iviti tiss bakteri dan keputihan mirip susu mengesankan konjungtivitis alergika. Berair mata (epiphora) sering mencolok, diakibatkan oleh adanya sensasi benda asing, asing, terbak terbakar ar atau atau gatal. gatal. Kurangn Kurangnya ya sekres sekresii airmat airmataa yang yang abnorm abnormal al menges mengesank ankan an keratokonjungtivitis sicca. Eksudasi adalah ciri semua jenis konjungtivitis akut. Eksudat berlapis-lapis dan amorf pada konjungtivitis bacterial dan dapat pula berserabut seperti pada konjungtivitis alergika,yang biasanya menyebabkan tahi mata dan saling melengketnya palpebra saat bangun tdr pagi hari, dan jika eksudat berlebihan agaknya disebabkan oleh bakteri atau klamidia. Pseudo Pseudopto ptosis sis adalah adalah turunny turunnyaa palpebr palpebraa superi superior or karena karena infilt infiltras rasii ke muskul muskullus lus muller (M. Tarsalis superior). Keadaan ini ddijumpai pada konjuntivitis berat. Mis. Trachoma dan konjungtivitis epidemica. Pseud Pseudom omem embr bran an dan memb membra rann adal adalah ah hasi hasill pros proses es eksu eksuda dati tiff dan berb berbed edaa derajatnya. Sebuah pseudomembran adalah pengentalan di atas permukaan epitel. Bila 3
diangkat, epitel tetap utuh. Sebuah membran adalahpengentalan yang meliputi seluruh epitel dan jika diangkat akan meninggalkan permukaan yang kasar dan berdarah. 2.3 Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dcngan kulit pada lepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva terdiri dari tiga bagian: 1. Konjungtiva Konjungtiva palpebrali palpebraliss (menutupi permukaan permukaan posterior posterior dari palpebra). palpebra). 2. Konjungtiva Konjungtiva bulbaris bulbaris (menutupi (menutupi sebagian sebagian permukaan anterior anterior bola mata). 3. Konjun Konjungti gtiva va fornik fornikss (bagia (bagiann transi transisi si yang yang membent membentuk uk hubunga hubungann antara antara bagian bagian posterior palpebra dan bola mata) Konjungtiva palbebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forn fornic ices es super superio iorr dan dan infe inferi rior or)) dan dan memb membung ungku kuss jari jaring ngan an epis episkl kler eraa dan dan menj menjad adii konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berk berkal alii-kal kali. i. Peli Pelipa pata tann ini ini memu memung ngki kink nkan an bol bolaa mata mata berg berger erak ak dan memp memper erbes besar ar permuk permukaan aan konjun konjungti gtiva va sekret sekretori orik. k. (Duktu (Duktus-d s-dukl uklus us kelenj kelenjar ar lakrim lakrimali aliss bermua bermuara ra ke forniks temporal superior.) Kecuali di limbus (tempat kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sejauh 3 mm), konjungtiva bulbaris melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di bawahnya. Lipatan konjungtiva bulbaris yang tebal, mudah bergerak dan lunak (plika semilunaris) terlelak di kanthus internus dan membentuk kelopak mata ketiga pada beberapa binatang. Struktur epidermoid kecil semacam daging (karunkula) menempel super superfi fisi sial al kc bagi bagian an dala dalam m plik plikaa semi semilu luna nari riss dan dan meru merupa paka kann zona zona tran transi sisi si yang yang mengandung clemen kulit dan membran mukosa. Konju Konjung ngti tiva va forn fornik ikss stru strukt ktum umya ya sama sama denga dengann konju konjungt ngtiv ivaa palp palpeb ebra ra.. Teta Tetapi pi hubungan dengan jaringan dibawahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-lekukan. Juga mengandung banyak pembuluh darah. Oleh karena itu, pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi bila terdapat peradangan mata. Jika dilihat dari segi histologinya, lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lima lapi lapisa sann sel sel epite epitell sili silinde nderr berti berting ngkat kat,, supe superf rfis isia iall dan dan basa basal. l. Lapi Lapisa sann epit epitel el konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa. Sel-sel epitel superfisial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata di seluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung pigmen.
4
Stroma Stroma konjungt konjungtiva iva dib dibagi agi menjad menjadii satu satu lapisa lapisann adenoi adenoidd (super (superfis fisial ial)) dan satu satu lapisa lapisann fibros fibrosaa (profu (profundus ndus). ). Lapisa Lapisann adenoi adenoidd mengand mengandung ung jaring jaringan an lim limfoi foidd dan di beb beber erap apaa temp tempat at dapa dapatt meng mengan andu dung ng stru strukt ktur ur sema semaca cam m foli folike kell tanp tanpaa sent sentru rum m germinativum. Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada nconatus bersifat papiler bukan folikuler folikuler dan mengapa mengapa kemudian kemudian menjadi menjadi folikuler. folikuler. Lapisan fibrosa tersusun tersusun dari Jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata. Kelenj Kelenjar ar airmat airmataa asesor asesorii (kelen (kelenjar jar Krause Krause dan Wolfr Wolfring ing), ), yang yang strukt struktur ur dan funginya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar Krause berada di forniks atas, dan sedikit ada di forniks bawah. Kelenjar Wolfring terletak di tepi atas tarsus atas. ¹
2.4 Klasifikasi 2.4.1 Konjungtivitis Karena agen infeksi A. Konjungtivitis Bakterial
Terdapat dua bentuk konjungtivitis bacterial: akut (dan subakut) dan menahun. Penyebab konjungtivitis bakteri paling sering adalah Staphylococcus, Pneumococcus, dan Haemophilus. Konjungtivi Konjungtivitis tis bacterial akut dapat sembuh sendiri sendiri bila disebabkan mikroorganisme seperti Haemophilus influenza. Lamanya penyakit dapat mencapai 2 minggu jika tidak diobati dengan memadai. Konjungtivitis akut dapat menjadi menahun. Pengobatan dengan salah satu dari sekian antibacterial yang tersedia biasanya mengenai keadaan ini dalam beberapa hari. Konjun Konjungti gtivit vitis is purule purulenn yang yang diseba disebabkan bkan Neisser Neisseria ia gonorroe gonorroeae ae atau Neisseria meningitides dapat menimbulkan komplikasi berat bila tidak diobati secara dini. •
Tanda dan Gejala - Iritasi mata, - Mata merah, - Sekret mata, - Palpebra terasa lengket saat bangun tidur - Kadang-kadang edema palpebra
5
- Infeksi biasanya mulai pada satu mata dan menular ke sebelah oleh tangan. Infeksi dapat menyebar ke orang lain melalui bahan yang dapat menyebarkan kuman seperti seprei, kain, dll.1,5 •
Pemeriksaan Laboratorium Pada kebanyakan kasus konjungtivitis bacterial, organism dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa; pemeriksaan ini mengungkapkan banyak neutrofil neutrofil polimorfonu polimorfonuklear klear..1,2,3 Kerok Kerokan an konj konjun ungt gtiv ivaa untu untukk pemer pemerik iksa saan an mikroskopik dan biakan disarankan untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakit itu purulen, bermembran atau berpseudomembran. Studi sensitivitas antibiotika juga baik, namun sebaiknya harus dimulai terapi antibiotika empiric. Bila hasil sensitifitas antibiotika telah ada, tetapi antibiotika spesifik dapat diteruskan.
•
C. Komplikasi dan Sekuel Blefaritis marginal menahun sering menyertai konjungtiva stafilokokus kecua kecuali li pada pada pasie pasienn sang sangat at mu muda da yang yang bukan bukan sasa sasara rann blef blefar arit itis is.. Paru Parutt konjungt konjungtiva iva dapat dapat terjad terjadii pada konjungt konjungtivi iviti tiss pseudom pseudomemb embran ranosa osa dan pada pada kasus kasus terten tertentu tu yang yang diikut diikutii ulsera ulserasi si kornea kornea dan perfor perforasi asi.. Ulsera Ulserasi si kornea kornea marginal dapat terjadi pada infeksi N gonorroeae, N konchii, N meningitides, H aegyptus, S gonorrhoeae berdifusi melalui kornea masuk camera anterior, dapat timbul iritis toksik.1,3
•
Terapi Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bacterial tergantung temuan agen mikrobiologiknya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat mulai dengan terapi topical antimikroba. Pada setiap konjungtivitis purulen, harus dipilih antibiotika yang cocok untuk mengobati infeksi N gonorroeae, dan N meningitides. Terapi topical dan sistemik harus segera dilkasanakan setelah materi untuk pemeriksaan laboratorium telah diperoleh. Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus konjungtiva haru haruss dibi dibila lass deng dengan an laru laruta tann gara garam m agar agar dapa dapatt meng menghi hila lang ngka kann secr secret et konjungtiva. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan secara khusus hygiene perorangan.
•
Perjalanan dan Prognosis Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri, infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari; jika diobati dengan memadai, 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus (yang dapat berlanjut menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap mnehun) dan konjungtivitis gonokokus (yang bila tidak 6
diobati dapat berakibat perforasi kornea dan endoftalmitis). Karena konjungtiva dapat dapat menj menjad adii gerba gerbang ng masu masukk bagi bagi meni mening ngoko okoku kuss ke dalam dalam darah darah dan dan mening meninges, es, hasil hasil akhir akhir konjun konjungti gtivit vitis is mening meningokok okokus us adalah adalah septic septicemi emiaa dan 1,4 meningitis. Konjungtivitis bacterial menahun mungkin tidak dapat sembuh sendiri dan menjadi masalah pengobatan yang menyulitkan. B.
Konjungtivitis Vi Virus 1. Konjungtivitis Folikuler Virus Akut a) Demam Faringokonjungtival •
Tanda dan gejala
Demam Faringokonjungtival ditandai oleh demam 38,3-40 °C, sakit tengg tenggor orok okan, an, dan dan konj konjung ungti tivi viti tiss foli foliku kule lerr pada pada satu satu atau atau dua mata mata.. Foliku Fol ikuler ler sering sering sangat sangat mencol mencolok ok pada kedua kedua konjun konjungti gtiva va dan pada pada mukosa faring. Mata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadangkada kadang ng sedi edikit kit keke kekerruhan uhan daer daerah ah subep ubepiitel tel. Yang Yang khas khas adal adalah ah 1 limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan). •
Laboratorium
Demam faringokonj faringokonjungti ungtival val umumnya umumnya disebabkan disebabkan oleh adenovirus adenovirus tipe 3 dan kadang – kadang oleh tipe 4 dan 7. Virus itu dapat dibiakkan dalam sel HeLa dan dit ditetapkan kan oleh tes net netralisasi. Dengan berkembangnya penyakit, virus ini dapat juga didiagnosis secara serologic dengan meningkatnya titer antibody penetral virus. Diagnosis klinis adalah hal hal mu muda dahh dan dan jela jelass lebi lebihh prak prakti tis. s. Kerokan Kerokan konjungt konjungtiva iva teruta terutama ma mengandung sel mononuclear, dan tak ada bakteri yang tumbuh pada biakan. Keadaan ini lebih sering pada anak-anak daripada orang dewasa dan sukar menular di kolam renang berchlor. 1,3,6 •
Terapi
Tidak Tidak ada pengobat pengobatan an spesif spesifik. ik. Konjungt Konjungtivi ivitis tisnya nya sembuh sembuh sendir sendiri,i, 1 umumnya dalam sekitar 10 hari.
b) Keratokonjungtivitis Epidemika •
Tanda dan gejala
7
Keratokonjungtivitis epidemika umumnya bilateral. Awalnya sering pada satu mata saja, dan biasanya mata pertama lebih parah. Pada awalnya pasien merasa ada infeksi dengan nyeri sedang dan berair mata, kemudian diikuti dalam 5-14 hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat. Sensai kornea normal. Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalah khas. Edema palpebra, palpebra, kemosis, dan hyperemia hyperemia konjungtiva konjungtiva menandai fase akut. Folikel dan perdarahan konjungtiva sering muncul dalam 48 jam. Dapat membentuk pseudomembran dan mungkin diikuti parut datar atau pembentukan symblepharon. 1,3,4 Konjun Konjungti gtivit vitis is berlan berlangsu gsung ng paling paling lama lama 3-4 min minggu. ggu. Kekeru Kekeruhan han subepitel terutama terdapat di pusat kornea, bukan di tepian, dan menetap berbulan-bulan namun menyembuh tanpa meninggalkan parut. 1 Keratokonjungtiva epidemika pada orang dewasa terbatas pada bagian luar luar mata. mata. Namun, Namun, pada pada anak-an anak-anak ak mungki mungkinn terdapa terdapatt gejala gejala sistem sistemik ik infeksi virus seperti demam, sakit tenggorokan, otitis media, dan diare. •
Laboratorium
Keratokonjungtiva epidemika disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37 (subgroub D dari adenovirus manusia). Virus-virus ini dapat diisol diisolasi asi dalam dalam biakan biakan sel dan diident diidentifi ifikas kasii dengan dengan tes netral netralisa isasi. si. Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi radang mononuclear primer; bila terbentuk pseudomembran, juga terdapat banyak neutrofil. 1 •
Penyebaran
Transmisi Transmisi nosokomial selama pemeriksaan pemeriksaan mata sangat sering terjadi terjadi melalui jari-jari tangan dokter, alat-alat pemeriksaan mata yang kurang steril, atau pemakaian larutan yang terkontaminasi. Larutan mata, terutama anes aneste teti tika ka topi topica cal, l, mu mung ngki kinn terk terkont ontam amin inas asii saat saat ujung ujung penet penetes es obat obat menyedot materi terinfeksi dari konjungtiva atau silia. Virus itu dapat bertahan dalam larutan itu, yang menjadi sumber penyebaran. 1,3 •
Pencegahan
Bahaya Bahaya kontami kontaminas nasii bot botol ol laruta larutann dapat dapat dih dihind indari ari dengan dengan dengan dengan memakai memakai penetes penetes steril steril pribadi atau memakai tetes mata dengan kemasan unit unit-d -dos ose. e. Cuci Cuci tang tangan an seca secara ra tera teratu turr di anta antara ra peme pemeri riks ksaa aann dan dan pembersihan serta sterilisasi alat-alat yang menyentuh mata khususnya tonometer juga suatu keharusan. Tonometer aplanasi harus dibersihkan dengan alcohol atau hipoklorit, kemudian dibilas dengan air steril dan dikeringkan dengan hati-hati. 4,6 •
Terapi 8
Sekarang ini belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala. Kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan kornea sehingga harus dihindari. Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bacterial. 1 c) Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks •
Tanda dan gejala Konjungtivitis virus herpes simplex biasanya merupakan penyakit anak kecil, adalah keadaan yang luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah unilateral, unilateral, iritasi, iritasi, bertahi mata mukoid, mukoid, sakit, sakit, dan fotofobia ringan. Pada kornea tampak lesi-lesi epithelial tersendiri yang umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus epithelial yang bercabang banyak (dendritik (dendritik). ). Konjungtivi Konjungtivitisny tisnyaa folikuler. folikuler. Vesikel Vesikel herpes kadang-kadang kadang-kadang munc mu ncul ul di palp palpebr ebraa dan tepi tepian an palpe palpebr bra, a, dise disert rtai ai edem edemaa hebat hebat pada pada palpebra. palpebra. Khas terdapat terdapat sebuah nodus preaurikuler preaurikuler yang terasa terasa nyeri jika 1,3 ditekan.
•
Laboratorium Tidak ditemukan bakteri di dalam kerokan atau dalam biakan. Jika konjungt konjungtivi ivitis tisnya nya foliku folikuler ler,, reaksi reaksi radang radangnya nya teruta terutama ma mononu mononucle clear, ar, namun jika pseudomembran, reaksinya terutama polimorfonuklear akibat kemotaksis dari tempat nekrosis. Inklusi intranuklear tampak dalam sel konj konjun ungt gtiv ivaa dan dan korn kornea ea,, ji jika ka dipa dipaka kaii fiks fiksas asii Boui Bouinn dan dan pula pulasa sann Papanicolaou, tetapi tidak terlihat dengan pulasan Giemsa. Ditemukannya sel – sel epithelial raksasa multinuclear mempunyai nilai diagnostic.3 Virus mudah diisolasi dengan mengusapkan sebuah aplikator berujung kain kering di atas konjungtiva dan memindahkan sel-sel terinfeksi ke jaringan biakan.3
•
Terapi Jika konjungtivitis terdapat pada anak di atas 1 tahun atau pada orang dewasa, dewasa, umunya umunya sembuh sendiri sendiri dan mungkin tidak perlu terapi. Namun, anti antivi viru russ loca locall maupu maupunn sist sistem emik ik harus harus dibe diberi rika kann unt untuk uk menc mencega egahh terkenanya kornea. Untuk ulkus kornea mungkin diperlukan debridemen kornea dengan hati-hati yakni dengan mengusap ulkus dengan kain kering, mene menete tesk skan an obat obat anti antivi viru rus, s, dan menu menutu tupk pkan an mata mata sela selama ma 24 jam. jam. Antivirus topical sendiri harus diberikan 7 – 10 hari: trifluridine setiap 2 jam jam sewa sewakt ktuu bangu bangunn atau atau sale salepp vida vida rabi rabine ne lima lima kali kali seha sehari ri,, atau atau idoxuridine 0,1 %, 1 tetes setiap jam sewaktu bangun dan 1 tetes setiap 2 jam di waktu malam. Keratitis herpes dapat pula diobati dengan salep
9
acyclovir 3% lima kali sehari selama 10 hari atau dengan acyclovir oral, 400 mg lima kali sehari selama 7 hari.3 Untuk ulkus kornea, debridmen kornea dapat dilakukan. Lebih jarang adalah pemakaian vidarabine atau idoxuridine. Antivirus topical harus dipakai 7-10 hari. Penggunaan kortikosteroid dikontraindikasikan, karena makin memperburuk infeksi herpes simplex dan mengkonversi penyakit dari proses sembuh sendiri yang singkat menjadi infeksi yang sangat panjang dan berat. 1,3 d) Konjungtivitis Hemoragika Akut •
Epidemiologi Semu Semuaa benua benua dan dan keba kebany nyak akan an pul pulau au di dunia dunia pern pernah ah menga mengala lami mi epidemic besar konjungtivitis konjungtivitis hemoregika akut ini. Pertama kali diketahui di Ghana dalam tahun 1969. Konjungtivitis ini disebabkan oleh coxackie virus A24. Masa inkubasi virus ini pendek (8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari). 5
•
Tanda dan Gejala Mata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata, merah, edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival. Kadangkadang terjadi kemosis. Hemoragi subkonjungtiva umumnya difus, namun dapat berupa bintik-bintik pada awalnya, dimulai di konjungtiva bulbi supe superi rior or dan dan meny menyeb ebar ar ke bawa bawah. h. Keba Kebany nyak akaa pasi pasien en meng mengal alam amii limfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva, dan keratitis epithelial. Uveitis anterior pernah dilaporkan, demam, malaise, mialgia, umum pada 25% kasus. 1,5
•
Penyebaran Virus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan oleh fomi fomite te sepe sepert rtii spre sprei, i, alat alat-a -ala latt opti opticc yang yang terk terkon onta tami minas nasi, i, dan dan air. air. Penyembuhan terjadi dalam 5-7 hari
•
Terapi Tidak ada pengobatan yang pasti.
2. Konjungtivitis Virus Menahun a) Blefarokonjungtivitis
10
Molluscum Contagiosum
Sebuah nodul molluscum pada tepian atau kulit palpebra dan alis mata dapat dapat menimb menimbulk ulkan an konjungt konjungtivi ivitis tis foliku folikuler ler menahun menahun uni unilat latera eral,l, kerati keratitis tis superior, dan pannus superior, dan mungkin menyerupai trachoma. Reaksi radang yang mononuclear (berbeda dengan reaksi pada trachoma), dengan lesi bulat, berombak, putih mutiara, non-radang dengan bagian pusat, adalah khas moll mo llus uscu cum m kont kontag agio iosu sum. m. Biop Biopsy sy mena menamp mpak akka kann inkl inklus usii sito sitopl plas asma ma eosinofilik, yang memenuhi seluruh sitoplasma sel yang membesar, mendesak inti ke satu sisi.3 Eksi Eksisi si,, ins insisi isi sede sederrhana hana nodu nodull yang yang mem memungk ungkin inka kann dar darah tepi tepi memasukinya, atau krioterapi akan menyembuhkan konjungtivitisnya.
b) Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster •
Tanda dan gejala Hyperemia dan konjungtivitis infiltrate disertai dengan erupsi vesikuler khas sepanjang penyebaran dermatom nervus trigeminus cabang oftalmika adalah khas herpes zoster. Konjungtivitisnya biasanya papiler, namun pernah ditemukan folikel, pseudomembran, dan vesikel temporer, yang kemudian berulserasi. Limfonodus preaurikuler yang nyeri tekan terdapat pada awal penyakit. parut pada palpebra, entropion, dan bulu mata salah arah adalah sekuele. 1
•
Laboratorium Pada zoster maupun varicella, kerokan dari vesikel palpebra mengandung sel raksasa dan banyak leukosit leukosit polimorfonu polimorfonuklear klear;; kerokan kerokan konjungtiva konjungtiva pada varic varicel ella la dan dan zost zoster er meng mengan andun dungg sel sel raks raksas asaa dan mo mono nosi sit. t. Viru Viruss dapat dapat 1 diperoleh dari biakan jaringan sel – sel embrio manusia. •
Terapi Acyclovir oral dosis tinggi (800 mg oral lima kali sehari selama 10 hari), jika diberi pada awal perjalanan perjalanan penyakit, penyakit, agaknya akan mengurangi mengurangi dan 1 menghambat penyakit.
c) Keratokonjungtivitis Morbilli •
Tanda dan gejala 11
Pada awal penyakit, konjungtiva tampak mirip kaca yang aneh, yang dalam beberapa hari diikuti pembengkakan pembengkakan lipatan lipatan semiluner. semiluner. Beberapa hari sebe sebelu lum m erup erupsi si kuli kulit, t, ti timb mbul ul konju konjungt ngtiv ivit itis is eksu eksudat datif if denga dengann secr secret et mukopurulen, dan saat muncul erupsi kulit, timbul bercak-bercak Koplik pada konjungtiva dan kadang-kadang pada carunculus.1,3 Pada Pada pasi pasien en imuno imunoko komp mpet eten, en, kerat keratok okon onju jung ngti tivi viti tiss campa campakk hanya hanya meninggalkan sedikit atau sama sekali tanpa sekuel, namun pada pasien kurang gizi atau imunokompeten, penyakit mata ini seringkali disertai infeksi HSV atau infeksi bacterial sekunder oleh S pneumonia, H influenza, dan organism lain. Agen ini dapat menimbulkan konjungtivitis purulen yang disertai ulserasi kornea dan penurunan penglihatan yang berat. Infeksi herpes dapat menimbulkan ulserasi kornea berat dengan perforasi dan kehilangan penglihatan pada anak-anak kurang gizi di Negara berkembang. 1,3 Kerokan konjungtivitis menunjukkan reaksi sel mononuclear, kecuali jika ada ada pseu pseudo dome memb mbra rann atau atau infe infeks ksii seku sekund nder er.. Sedi Sedian an terp terpul ulas as giem giemsa sa mengandung sel-sel raksasa. Karena tidak ada terapi spesifik, hanya tindakan penunjang saja yang dilakukan, kecuali jika ada infeksi sekunder. 1 C.
Konjungtivitis Klamidia Trachoma
Tanda dan gejala Trachoma mulanya adalah konjungtivitis folikuler menahun pada masa kanakkanak, yang berkembang sampai pembentukan parut konjungtiva. Pada kasus berat , pembalikan bulu mata kedalam terjadi pada masa dewasa muda sebagai akibat parut konjungtiva yang berat. Abrasi terus – menerus oleh bulu mata yang membalik itu dan gangguan pada film air air mata berakibat parut pada kornea, ummnya setelah usia usia 50 tahun. Masa inkubasi trachoma rata – rata 7 hari, namun bervariasi dari 5 sampai 14 hari .pada bayi atau anak biasanya timbulnya timbulnya diam – diam, dan penyakit itu itu dapat sembuh dengan sedikit atau tampa konplikasi. Pada orang dewasa, timbulnya sering akut atau subakut, dan komplikasi cepat berkembang. Pada saat timbulnya.trachoma sering mirip konjungtivitis bacteria, tanda dan gejala biasanya berair mata, fotofobia, sakit, eksudasi, edema palpebra, kemosis konjungtiva bulbi, hyperemia, hipertrofi papiler, folikel tarsal dan limbal, keratititis superior, pembentukan pannus dan nodus preaurikuler kecil dan nyeri tekan. Pada trachoma yang sudah terdiagnosis, mungkin juga terdapat keratitis epitel superior, keratitis subepitel, panus, folikel limbus superior, dan akhirnya sisa katriks patognomotik pada folikel- folikel ini, yang dikenal sebagai sumur – sumur Herbert , depresi kecil dalam jaringan ikat di batas limbus – kornea ditutupi epitel. Pannus 12
terkait adalah membrane fibrovaskuler yang timbul dari limbus, dengan lengkung – lengkung vaskuler meluas ke atas kornea. Semua tanda trachoma lebih berat pada konjungtiva dan kornea bagian atas dari pada bagian bawah. Untuk pengendalian, World Health Organization telah mengembangakn cara sederhana untuk memeriksakan penyakit itu. Ini mencakup tanda – tanda sebagai berikut : TF : Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal atas. TI : Infitrasi difus dan hipertrofi papil konjungtiva atas yang sekurang kurangnya menutupi 50% pembuluh profunda normal. TS : Parut konjungtiva trachomatosa. TT : Trikiasis atau entropion ( bulu mata terbalik ke dalam ). CO : Kekeruhan kornea. Adanya TF dan Ti menunjukan trachoma infeksiosa aktif yang harus diobati. TS adalah bukti cedera akibat penyakit ini. TT berpotensi membutakan dan merupakan indikasi untuk tindakan operasi kokreasi palpebra. CO adalah lesi yang terakhir membutakan dari trachoma. Laboratorium Inkulasi klamida dapat ditemukan pada kerokan konjungtiva yang di pulas dengan Giemsa, namun tidak selalu ada. Inklusi ini pada sediaan dipulas Giemsa tampak sebagai massa sitoplasma sitoplasma biru atau ungu gelap yang sangat halus , yang yang menutupi inti dari sel epitel. Pulasan antibody fluorescein dan tes immuno – assay enzim tersedia dipasaran dan banyak dipakai dilabotarium klinik. Tes baru ini telah menggantikan pulasan Giemsa untuk sediaan hapus konjungtiva dan isolasi agen klamidial dalam biakan sel. Secara morfologik, agen trachoma mirip dengan agen konjungtivitis inkulasi, namun keduanya dapat dibedakan secara serologic dengan mikroimunofluorescence. Trachoma disebabkan oleh Chalmydia trachomatis seroipe A,B,Ba atau C. Komplikasi dan sequele Parut di konjungtiva dalah komplikasi yang sering terjadi pada trachoma dan dapat merusak duktuli kelenjar lakmal tambahan dan menutupi muara kelejar lakrimal.hal ini secara drastis mengurangi komponen air dalam d alam film air mata prekornea, dan komponen mukus film mungkin berkurang karena hilangnya sebagian sel goblet. Luka parut itu itu juga mengubah bentuk palpebra superior superior dengan membalik bulu mata kedalam (trikiasis) atau seluruh tepian palpebra (entropion), sehingga bulu 13
mata terus –menerus menggesek kornea.ini berakibat ulserasi pada kornea, infeksi bacterial kornea, dan parut pada kornea. Ptosis, obstrusi doktus nasolakrimalis, dan dakriosistitis adalah komplikasi umum lainnya pada trachoma. Terapi Perbaikan klinik mencolok umumnya dicapai dengan tetracycline,1-1,5 g/ hari per os dalam empat dosis selama 3-4 minggu ; doxycycline,100 mg per os 2 kali sehari selama 3 minggu; atau erythromycin, 1 g / hari per os dibagi dalam empat dosis selama 3-4 minggu. Kadang-kadang diperlukan beberapa kali kur ( pengobatan) agar benar –benar sembuh. Tetracycline sistemik jangan diberi pada anak dibawah umur 7 tahun atau untuk wanita hamil. Karena tetracycline mengikat kalsium pada gigi yang berkembang dan tulang yang tumbuh dan dapat berakibat gigi permanen menjadi kekuningan dan kelainan kerangkan (mis, clavicula). Salep atau tetes topikal, termasuk preparat sulfonamide, tetracycline, erythromycin dan rifampin, empat kali sehari selama enam minggu, sama efektifnya. Saat mulai terapi, efek maksimum biasanya belum dicapai selama 10 – 12 minggu. Karena itu, tetap adanya folikel pada trasesus superior selama beberapa minggu setelah terapi berjalan jangan dipakai sebagai bukti kegagalan terapi. Koreksi bulu mata yang membalik kedalam melalui bedah adalah esensial untuk mencegah parut trachoma lanjut di Negara berkembang. Tindakan bedah ini kadang –kadang dilakukan oleh dokter bukan ahli mata atau orang yang dilatih kusus.
2.4.2 Konjungtivitis Imunologik (Alergik) Reaksi Hipersensitivitas Humoral Langsung 1) Konjungtivitis Demam Jerami (Hay Fever) •
Tanda dan gejala Radang konjungtivitis non-spesifik ringan umumnya menyertai demam jerami (rhinitis alergika). Bianya ada riwayat alergi terhadap tepung sari, rumput, bulu hewan, dan lainnya. Pasien mengeluh tentang gatal-gatal, berair mata, mata merah, dan sering mengatakan bahwa matanya seakan-akan “tenggelam dalam jaringan sekitarnya”. Terdapat sedikit penambahan pembuluh pada palpebra dan konjungtiva bulbi, dan selama serangan akut sering terdapat kemosis berat (yang menjadi sebab “tenggelamnya” tadi). Mungkin terdapat sedikit tahi mata, khususnya jika pasien telah mengucek matanya.
14
•
Laboratorium Sulit ditemukan eosinofil dalam kerokan konjungtiva.
•
Terapi Meneteskan Meneteskan vasokonstri vasokonstriktor ktor local pada tahap akut (epineprin, (epineprin, larutan 1:1000 yang diberikan secara topical, akan menghilangkan kemosis dan gejalanya dalam 30 menit). Kompres dingin membantu mengatasi gatal-gatal dan antihistamin hanya sedikit manfaatnya. Respon langsung terhadap pengobatan cukup baik, namun sering kambuh kecuali anti-gennya dapat dihilangkan. 2) Konjungtivitis Vernalis
•
Definisi Penyakit ini, juga dikenal sebagai “catarrh musim semi” dan “konjungtivitis musiman” atau “konjungtivitis musim kemarau”, adalah penyakit alergi bilateral yang jarang.1,3 Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada di daerah dingin. Penyakit ini hamper selalu lebih parah selama musim semi, musim panas dan musim gugur daripada musim gugur.
•
Insiden Biasanya mulai dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5 – 10 tahun. Penyakit ini lebih banyak pada anak laki-laki daripada perempuan. 5
•
Tanda dan gejala Pasien Pasien mengel mengeluh uh gatalgatal-gat gatal al yang yang sangat sangat dan bertah bertahii mata mata berser berseratat-ser serat. at. Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan lainnya). Konjun Konjungti gtiva va tampak tampak put putih ih sepert sepertii susu, susu, dan terdapa terdapatt banyak banyak papilla papilla halus halus di konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papilla raksasa berbentuk polygonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler. 1,2,3
•
Laboratorium Pada Pada eksudat eksudat konjun konjungti gtiva va yang yang dip dipula ulass dengan dengan Giemsa Giemsa terdapa terdapatt banyak banyak 1 eosinofil dan granula eosinofilik bebas.
•
Terapi
15
Penyakit ini sembuh sendiri tetapi medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya member hasil jangka pendek, berbahaya berbahaya jika dipakai dipakai untuk jangka panjang. steroi steroidd sisre sisremik mik,, yang yang mengur mengurangi angi rasa rasa gatal, gatal, hanya hanya sediki sedikitt mempen mempenghar gharuhi uhi penyakit kornea ini, dan efek sampingnya (glaucoma, katarak, dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan. Crmolyn Crmolyn topical topical adalah agen profilakti profilaktikk yang baik untuk kasus sedang sampai berat. Vasokonstriktor, kompres dingin dan kompres es ada manfaatnya, dan tidur di tempat ber AC sangat menyamankan pasien. Agaknya yang paling baik adalah pindah ke tempat beriklim sejuk dan lembab. Pasien yang melakukan ini sangat tertolong bahkan dapat sembuh total. 1,3 3) Konjungtivitis Atopik •
Tanda dan gejala Sens Sensas asii terb terbak akar ar,, berta bertahi hi mata mata berl berlen endi dir, r, mera merah, h, dan dan foto fotofo fobi bia. a. Tepi Tepian an palpebra eritemosa, dan konjungtiva tampak putih seperti susu. Terdapat papilla halus, namun papilla raksasa tidak berkembang seperti pada keratokonjungtivitis vernal, dan lebih sering terdapat di tarsus inferior. Berbeda dengan papilla raksasa pada keratokonjungtivitis vernal, yang terdapat di tarsus superior. Tanda-tanda kornea yang berat muncul pada perjalanan lanjut penyakit setelah eksaserbasi konjungtivitis terjadi berulangkali. Timbul keratitis perifer superficial yang diikuti deng dengan an vask vaskul ular aris isas asi. i. Pada Pada kasu kasuss bera berat, t, selu seluru ruhh korn kornea ea tamp tampak ak kabur kabur dan 1,3 bervaskularisasi, dan ketajaman penglihatan. Biasanya Biasanya ada riwayat riwayat alergi (demam jerami, jerami, asma, atau eczema) eczema) pada pasien atau keluarganya. Kebanyakan pasien pernah menderita dermatitis atopic sejak bayi. Parut pada lipatan-lipatan fleksura lipat siku dan pergelangan tangan dan lutut sering ditemukan. Seperti dermatitisnya, keratokonjungtivitis atopic berlangsung ber berllarut arut-l -lar arut ut dan dan seri sering ng meng mengal alam amii eksa eksase serrbasi basi dan dan rem remisi. isi. Sepe Sepert rtii keratokonjungtivitis vernal, penyakit ini cenderung kurang aktif bila pasien telah berusia 50 tahun.
•
Laboratorium Kerokan konjungtiva menampakkan eosinofil, meski tidak sebanyak yang terlihat sebanyak pada keratokonjungtivitis vernal. 1
•
Terapi Atihistamin oral termasuk terfenadine (60-120 mg 2x sehari), astemizole (10 mg empat kali sehari), atau hydroxyzine (50 mg waktu tidur, dinaikkan sampai 200 mg) ternyata bermanfaat. Obat-obat antiradang non-steroid yang lebih baru, seperti ketorolac dan iodoxamid, ternyata dapat mengatasi gejala pada pasien-pasien ini. Pada kasus berat, plasmaferesis merupakan terapi tambahan. Pada kasus lanjut dengan komplikasi kornea berat, mungkin diperlukan transplantasi kornea untuk mengembalikan ketajaman penglihatannya. 1,3 16
Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat 1) Phlyctenulosis •
Definisi Keratokonjun Keratokonjungtivi gtivitis tis phlcytenul phlcytenularis aris adalah adalah respon hipersensi hipersensitivit tivitas as lambat lambat terhadap protein mikroba, termasuk protein dari basil tuberkel, Staphylococcus spp, Candida albicans, Coccidioides immitis, Haemophilus aegyptus, dan Chlamydia trachomatis serotype L1, L2, dan L3. 1
•
Tanda dan Gejala Phlyctenule konjungtiva mulai berupa lesi kecil yang keras, merah, menimbul, dan dikelilingi zona hyperemia. Di limbus sering berbentuk segitiga, dengan apeks mengarah ke kornea. Di sini terbentuk pusat putih kelabu, yang segera menjadi ulkus dan mereda dalam 10-12 hari. Phlyctenule pertama pada pasien dan pada kebanyakan kasus kambuh terjadi di limbus, namun ada juga yang di kornea, bulbus, dan sangat jarang di tarsus. 1 Phlyctenule konjungtiva biasanya hanya menimbulkan iritasi dan air mata, namu namunn phly phlyct ctenu enule le korn kornea ea dan dan li limb mbus us um umum umny nyaa dise disert rtai ai foto fotofo fobi biaa heba hebat. t. Phlyctenulosis sering dipicu oleh blefaritis aktif, konjungtivitis bacterial akut, dan defisiensi diet.
•
Terapi Phlyctenulosis yang diinduksi oleh tuberkuloprotein dan protein dari infeksi sistemik sistemik lain berespon secara dramatis terhadap kortikoster kortikosteroid oid topical. topical. Terjadi Terjadi reduk reduksi si seba sebagi gian an besar besar gejal gejalaa dala dalam m 24 jam jam dan dan lesi lesi hila hilang ng dala dalam m 24 jam jam berikutnya. Antibiotika topical hendaknya ditambahkan untuk blefarikonjungtivitis stafilokokus aktif. Pengobatan hendaknya ditujukan terhadap penyakit penyebab, dan steroid bila efektif, hendaknya hanya dipakai untuk mengatasi gejala akut dan parut kornea yang menetap. Parut kornea berat mungkin memerlukan tranplantasi. 1 2) Konjungtivitis Ringan Sekunder terhadap Blefaritis kontak
Blefar Blefariti itiss kontak kontak yang yang disebab disebabkan kan oleh oleh atropi atropine, ne, neomyc neomycin, in, antibi antibioti otika ka spectrum luas, dan medikasi topical lain sering diikuti oleh konjungtivitis infiltrate ringan ringan yang yang menimb menimbuka ukann hypere hyperemia mia,, hip hipert ertrop ropii papile papilerr ringan ringan,, bertah bertahii mata mata mukoid ringan, dan sedikit iritasi. Pemeriksaan kerokan berpulas giemsa sering hanya menampakkan sedikit sel epitel matim, sedikit sel polimorfonuklear dan mononuclear tanpa eosinofil. 1 Pengobatan diarahkan pada penemuan agen penyebab dan menghilangkannya. Blefaritis kontak dengan cepat membaik dengan kortikosteroid 17
topical, namun pemakaiannya harus dibatasi. Penggunaan steroid jangka panjang pada pada palpebr palpebraa dapat dapat menimb menimbulk ulkan an glaucom glaucomaa steroi steroidd dan atropi atropi kul kulit it dengan dengan telangiektasis yang menjelekkan.
2.4.3 Konjungtivitis Akibat Penyakit Autoimun Keratokonjungtivitis Sicca
Berkaitan dgn. Sindrom Sjorgen (trias: keratokonj. sika, xerostomia, artritis). Gejala: - Khas: hiperemia konjungtivitis bulbi dan gejala iritasi yang tidak sebanding dengan tanda-tanda radang. - Dimulai dengan konjungtivitis kataralis - Pada pagi hari tidak ada atau hampir tidak ada rasa sakit, tetapi menjelang siang atau malam hari rasa sakit semakin hebat. - Lapisan air mata berkurang (uji Schirmer: abnormal) - Pewarnaan Rose bengal Ù uji diagnostik. Pengobatan: - air mata buatan - obliterasi pungta lakrimal.
2.4.4 Konjungtivitis Kimia atau Iritatif 1) Konjungtivitis Iatrogenik Pemberian Obat Topikal
Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non-spesifik infiltrate, yang yang diikut diikutii pembent pembentukan ukan parut, parut, sering sering kali kali terjad terjadii akibat akibat pember pemberian ian lama lama dipivefrin, miotika, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain yang disiapkan dalam bahanpengawet atau vehikel toksik atau yang menimbulakan iritasi. Perak nitrat yang diteteskan ke dalam saccus conjingtiva saat lahir sering menjadi penyebab konjungtivitis kimia ringan. Jika produksi air mata berkurang akibat iritas iritasii yang yang kontin kontinyu, yu, konjun konjungti gtiva va kemudi kemudian an akan cedera cedera karena karena tidak tidak ada
18
pen pengen gence cera rann terh terhad adap ap agen agen yang yang meru merusa sakk saat saat dite ditete tesk skan an kedal kedalam am sacc saccus us conjungtivae. Kero Keroka kann konj konjun ungt gtiv ivaa seri sering ng meng mengand andun ungg selsel-se sell epite epitell berk berker erat atin in,, beber beberapa apa neutrof neutrofil il pol polimo imorfo rfonukl nuklear ear,, dan seseka sesekali li ada sel berben berbentuk tuk aneh. aneh. Pengobatan Pengobatan terdiri atas menghentikan menghentikan agen penyebab penyebab dan memakai tetesan tetesan yang lembut atau lunak, atau sama sekali tanpa tetesan. Sering reaksi konjungtiva menet menetap ap samp sampai ai berm bermin ingg gguu-mi ming nggu gu atau atau berbu berbula lann-bul bulan an lama lamany nyaa sete setela lahh penyebabnya dihilangkan. 2) Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia dan Iritans
Asam, alkali, asap, angin, dan hamper setiap substansi iritan yang masuk ke saccus saccus conjungtiva conjungtiva dapat menimbulkan menimbulkan konjungtivitis konjungtivitis.. Beberapa Beberapa iritan iritan umum adalah pupuk, sabun, deodorant, spray rambut, tembakau, bahan-bahan make-up, dan berbagai asam dan alkali. Di daerah tertentu,asbut (campuran asap dan kabut) menjadi menjadi penyebab penyebab utama konjungtiviti konjungtivitiss kimia ringan. Iritan spesifik spesifik dalam asbut belum dapat ditetapkan secara positif, dan pengobatannya non-spesifik. Tidak ada efek pada mata yang permanen, namun mata yang terkena seringkali merah dan terasa mengganggu secara menahun. 1 Pada luka karena asam, asam itu mengubah sifat protein jaringan dan efek langsung. Alkali tidak mengubah sifat protein dan cenderung cepat menyusup kedalam jaringan dan menetap di dalam jaringan konjungtiva. Disini mereka terus meneru meneruss merusa merusakk selama selama berjam berjam-ja -jam m atau atau berhar berhari-h i-hari ari lamany lamanya, a, tergan tergantun tungg konsen konsentra trasi si mol molar ar alkali alkali terseb tersebut ut dan jum jumlah lah yang yang masuk. masuk. Perlek Perlekata atann antara antara konjungtiva bulbi dan palpebra dan leokoma kornea lebih besar kemungkinan terjadi jika agen penyebabnya adalah alkali. Pada kejadian manapun, gejala utama luka luka baha bahann kimi kimiaa adala adalahh saki sakit, t, pele peleba bara rann pemb pembul uluh uh dara darah, h, foto fotofo fobi bia, a, dan dan blefarospasme. Riwayat kejadian pemicu biasanya dapat diungkapkan. Pembilasan segera dan menyeluruh saccus conjungtivae dengan air atau larutan garam sangat penting, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara mekani mekanik. k. Jangan Jangan memaka memakaii antido antidotum tum kim kimiaw iawi.i. Tindaka Tindakann simtom simtomati atikk umum umum adalah kompres dingin selama 20 menit setiap jam, teteskan atropine 1% dua kali sehari, dan beri analgetika sistemik bila perlu. Konjungtivitis bacterial dapat diobati dengan agen antibakteri yang cocok. Parut kornea mungkin memerlukan transp transplan lantas tasii kornea kornea,, dan symbl symblepha epharon ron mungki mungkinn memerl memerlukan ukan bedah bedah plasti plasticc terhadap konjungtiva. Luka bakar berat pada kojungtiva dan kornea prognosisnya buruk meskipun dibedah. Namun jika pengobatan memadai dimulai segera, parut yang terbentuk akan minim dan prognosisnya lebih baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, Vaughan, Daniel Daniel G. dkk. Oftalmolog Oftalmologii Umum. Widya Widya Medika. Medika. Jakart Jakarta. a. 2000 2. James, James, Brus, Brus, dkk. Lecture Lecture Notes Notes Oftalmo Oftalmologi. logi. Erlangg Erlangga. a. Jakarta. Jakarta. 2005 Ilmu Penyaki Penyakitt Mata. Mata. Fakult Fakultas as Kedokt Kedokteran eran Univers Universita itass 3. Ilyas lyas DSM, Sidar darta,. a,. Ilmu Indonesia. Jakarta. 1998
4. www.dcmsonline.org, tentang conjunctivitis 5. www.eyepathologisyt.com/disease 6. www.aafp.org/afp//AFPprinter/980215ap/morrow.html
20