GONORHEA
SOP
UPT PUSKESMAS MEJAYAN
No Dokumen : 445/C.VII.0166/SOP/402.102.08/12/2016 No Revisi :0 TglTerbit : 22 Desember 2016 Halaman : 1/3
dr.LILIK PUJI RESTINI,M.MKes NIP.19621026 198901 2 001
1. Pengertian
Tatalaksana Gonore adalah penanganan terhadap semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan termasuk Penyakit Menular Seksual (PMS) yang memiliki insidensi tinggi.
2. Tujuan
Sebagai bahan acuan petugas dalam Tatalaksana Gonore
3. Kebijakan
Surat keputusan kepala UPT Puskesmas Mejayan nomor 445/C.VII.0001/SK/402.102.08/12/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Mejayan
4. Referensi
5. Prosedur
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 1. Petugas menanyakan keluhan a. Pada laki-laki 1) Kencing nanah 2) Gejala diawali oleh rasa panas dan gatal di distal uretra, disusul dengan disuria, polakisuria dan keluarnya nanah dari ujung uretra yang kadang disertai darah. Selain itu, terdapat perasaan nyeri saat terjadi ereksi. Gejala terjadi pada 2-7 hari setelah kontak seksual. 3) Apabila terjadi prostatitis, keluhan disertai perasaan tidak enak di perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing hingga hematuri, serta retensi urin, dan obstipasi. b. Pada wanita 1) Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina, disertai dengan disuria, dan nyeri abdomen bawah. 2) Keluhan selain di daerah genital yaitu : rasa terbakar di daerah anus (proktitis), mata merah pada neonatus dan dapat terjadi keluhan sistemik (endokarditis, meningitis, dan sebagainya pada gonore diseminata – 1% dari kasus gonore). 2. Petugas menanyakan faktor resiko a. Berganti-ganti pasangan seksual. b. Homoseksual dan Pekerja Seks Komersial (PSK). c. Wanita usia pra pubertas dan menopause lebih rentan terkena gonore. d. Bayi dengan ibu menderita gonore.
GONORHEA UPT PUSKESMAS MEJAYAN
SOP
3.
4.
5.
6.
No Dokumen : 445/C.VII.0166/SOP/402.102.08/12/2016 No Revisi :0 TglTerbit : 22 Desember 2016 Halaman : 2/3
dr.LILIK PUJI RESTINI,M.MKes NIP.19621026 198901 2 001
e. Hubungan seksual dengan penderita tanpa proteksi (kondom). Petugas melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan Fisik Patognomonis Tampak eritem, edema dan ektropion pada orifisium uretra eksterna, terdapat duh tubuh mukopurulen, serta pembesaran KGB inguinal uni atau bilateral. Apabila terjadi proktitis, tampak daerah anus eritem, edem dan tertutup pus mukopurulen. Pada pria: Pemeriksaan rectal toucher dilakukan untuk memeriksa prostat: pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan bila terdapat abses akan teraba fluktuasi. Pada wanita: Pemeriksaan in speculo dilakukan apabila wanita tesebut sudah menikah. Pada pemeriksaan tampak serviks merah, erosi dan terdapat secret mukopurulen. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan mikroskopis sediaan langsung duh tubuh dengan pewarnaan gram untuk menemukan kuman gonokokus gram negarif, intra atau ekstraseluler. Pada pria sediaan diambil dari daerah fossa navikularis, dan wanita dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum. Pemeriksaan lain bila diperlukan: a. Kultur b. Tes oksidasi dan fermentasi c. Tes beta-laktamase d. Tes Thomson dengan sediaan urine Petugas menegakkan diagnose Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Klasifikasi : Berdasarkan susunan anatomi genitalia pria dan wanita: a. Uretritis gonore b. Servisitis gonore (pada wanita) Diagnosis Banding a. Infeksi saluran kemih. b. Faringitis. c. Uretritis herpes simpleks. d. Arthritis inflamasi dan septik. e. Konjungtivitis, endokarditis, meningitis dan uretritis non gonokokal. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif a. Memberitahu pasien untuk tidak melakukan kontak seksual hingga dinyatakan sembuh dan menjaga kebersihan genital. b. Pemberian farmakologi dengan antibiotik: Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal, atau ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal, atau Kanamisin 2 gram Intra Muskular (I.M) dosis tunggal, atau spektinomisin 2 gram I.M dosis tunggal.
GONORHEA UPT PUSKESMAS MEJAYAN
SOP
No Dokumen : 445/C.VII.0166/SOP/402.102.08/12/2016 No Revisi :0 TglTerbit : 22 Desember 2016 Halaman : 3/3
dr.LILIK PUJI RESTINI,M.MKes NIP.19621026 198901 2 001
Catatan: tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak dan dewasa muda. 7. Petugas menentukan kriteria rujukan a. Apabila tidak dapat melakukan tes laboratorium b. Apabila pengobatan di atas tidak menunjukkan perbaikan dalam jangka waktu 2 minggu, penderita dirujuk ke dokter spesialis karena kemungkinan terdapat resistensi obat. Menanyakan keluhan
6. Bagan Alir
Menanyakan faktor resiko Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan penunjang Menegakkan diagnosa Melakukan penatalaksanaan komprehensif Menentukan kriteria rujukan
7. Unit Terkait 8. Dokumen Terkait 9. Rekaman histori perubahan
Rekam Medis
No
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggalmulaidi berlakukan