PERKEMBANGAN ISLAM DI TIMUR TENGAH DAN BARATFull description
Full description
teluk banten
Full description
yesDeskripsi lengkap
Buku berjudul Harta Karun dari Timur Tengah – Kisah Bijak Para Sufi karangan Idries Shah ini merupakan catatan harian para sufi yang akan diwedarsabdakan bagi para murid mereka. Dalam buku i…Full description
diambil dari website terminal teluk lamong
perangDeskripsi lengkap
Luka lama di jawaFull description
Tugas Sejarah Perang Aceh, Perlawanan Indonesia Terhadap Penjajah.Full description
The Art of WarFull description
a. Perang Irak – Iran (1980 – 1988)
Perang Irak – Iran dilatarbelakangi permasalahan lama yaitu perebutan hegemoni sebagai penguasa di kawasan Teluk Persia. Selain itu juga adanya keinginan Irak untuk menguasai Shaat Al Arab yaitu jalur perairan strategis yang memisahkan Iran-Irak menuju teluk Persia. Kedua negara mengekspor minyak melalui jalur tersebut. Hal ini ditambah dengan berlangsungnya revolusi Islam di Iran pada Januari 1979. Revolusi Islam berhasil menjatuhkan rejim Shah Iran (Shah Reza Pahlevi) yang didukung AS. Pemerintahan selanjutnya dipegang kaum ulama yang dipimpin Ayatollah Khomeini.
Perang diawali dengan insiden peledakan bom di Universitas Mustansyiriah Baghdad pada 1 April 1980. Pada saat itu berkumpul mahasiswa se Asia untuk menghadiri Konferensi Ekonomi Internasional. Kegiatan mengalami kegagalan, dan dijadikan alasan oleh Irak sebagai tantangan berperang.
Pada tanggal 4 September 1980, Iran melancarkan serangan ke perbatasan Irak. Irak mencoba membalas dengan menyerang Iran pada tanggal 22 September 1980. Sejak saat itu berlangsunglah perang Irak – Iran sampai tahun 1988. Perang selama delapan tahun tersebut, juga melibatkan pihak asing, dimana negara Barat mendukung Irak dengan suplai peralatan militer dan dana. Sedangkan Iran didukung oleh Uni Sovyet dengan bantuan sejenis. Dalama perang tersebut tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Namun rakyat menjadi korban yang konon hampir menyamai korban perang dunia I dan ekonomi kedua negara menjadi hancur. Perang diakhiri dengan gencatan senjata pada tanggal 20 Agustus 1988.
b. Invasi Irak ke Quwait (2 Agustus 1990)
Setelah reda dengan perang Irak – Iran, maka kawasan teluk kembali menjadi perhatian dunia internasional. Perang Teluk II dilatarbelakangi krisis yang terjadi di Teluk Persia sebagai akibat pendudukan Irak atas Kuwait. Irak mencoba melakukan aneksasi terhadap negara Quwait pada tanggal 2 Agustus 1990. Perselisihan Irak – Quwait disebabkan masalah :
1) perbatasan kedua negara yang memang belum jelas.
2) sengketa ladang minyak Rumeila yang kebetulan berada di perbatasan kedua negara.
3) pelanggaran yang dilakukan Quwait dan UEA yaitu masalah kuota produksi minyak dfan menurunkan harga minyak dibawah ketetapan dalam OPEC. Hal ini dianggap merugikan Irak (menurut Irak sejumlah US $ 14 milyar).
4) ambisi Saddam Hussein yang ingin menjadi pemimpin dunia Arab atau Timur Tengah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka menjelang fajar tanggal 2 Agustus 1990 Irak dibawah pemerintahan Saddam Hussein menyerbu Quwait dengan pasukan sebesar 100.000 orang. Dengan perbandingan militer yang jauh tidak seimbang (Kuwait hanya memiliki sekitar 20.000 orang), maka dalam waktu singkat Irak dapat menguasai seluruh Quwait. Penguasa Quwait terpaksa melarikan diri ke negara tetangga, Arab Saudi.
Invasi Irak tersebut menimbulkan reaksi dunia internasional. Liga Arab dalam konferensi di Cairo mengeluarkan pernyataan bahwa Irak harus segera menarik mundur pasukannya dari Kuwait. Pada tanggal 8 Agustus 1990, AS, Inggris, Perancis, Australia dan negara Liga Arab melakukan Operasi Perisai Gurun (Desert Shield Operation). Operasi ini belum melakukan penyerbuan terhadap Irak di Kuwait. Dan sejak 17 Januari 1991, operasi diubah menjadi Operasi Badai Gurun (Desert Storm Operation) dibawah jendral Norman Schwarzkopf (AS).
PBB turun tangan dan melalui Dewan Keamanan (DK) PBB telah dikeluarkan 12 resolusi terhadap Irak. Resolusi pada tanggal 29 Nopember 1990 berisi ultimatum terhadap Irak agar meninggalkan Kuwait pada tanggal 15 Januari 1991. Irak diberi alternatif/ pilihan :
1) Irak harus menarik pasukan dari Kuwait
2) atau Irak dihancurkan oleh pasukan multinasional pimpinan AS.
Ternyata Irak menolak resolusi tersebut, sehingga pasukan multinasional dipimpin AS menyerang Irak pada tanggal 16 Januari 1991. Serangan militer dalam skala besar selama 100 jam terhadap Irak memaksa Saddam Husein meminta gencatan senjata pasukan Irak mundur dari Kuwait pada 26 Pebruari 1991. Selanjutnya presiden Bush (AS) memerintahkan penghentian sewrangan terhadap Irak. Tujuan penarikan mundur pasukan Irak tersebut untuk memenuhi resolusi DK PBB nomor 660 dan desakan dari Gorbachev. Irak pada akhirnya menerima semua syarat yang diajukan multinasional dan mencapai gencatan senjata secara permanen di kawasan teluk. Irak mendapat sanksi yang berat yaitu embargo dalam segala bidang, kecuali ekspor minyak untuk mendapat bahan makanan dan obat-obatan (Oil for Food). Embargo berlangsung cukup lama, sehingga sarana dan prasarana vital di Irak mengalami kelumpuhan.
Invasi Irak ke Kuwait membawa dampak yang luar biasa baik positif maupun negatif. Adapun dampak menguntungkan bagi Amerika Serikat dan Israel adalah :
1) peranan Amerika Serikat semakin dominan dalam politik Timur Tengah.
2) Amerika Serikat berhasil mendapatkan pangkalan militer di Dahran (Arab Saudi) yang lebih mudah bagi AS untuk melindungi Israel, sekutu terpenting di Timur Tengah.
Dampak positif konflik teluk adalah :
1) Keterlibatan AS yang sangat intens dalam konflik teluk, makin memperjelas sikap mendua politik luar negerinya terhadap masalah Timur Tengah.
2) Konflik teluk mempercepat proses perdamaian Iran – Irak yang sebelumnya berjalan tersendat-sendat, karena sebelumnya Baghdad bersikeras mempertahankan pendiriannya.
3) Konflik teluk telah membuka kembali perhatian dunia tentang perlunya penyelesaian segera seluruh masalah Timur Tengah.